You are on page 1of 19

FILSAFAT PENDIDIKAN MATEMATIKA

KARAKTERISTIK MATEMATIKA

2012 A

Oleh :
Mutamima

(12030174016)

Apriska Yoga A. P (12030174019)

Matematika
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Universitas Negeri Surabaya

Karakteristik Matematika

Matematika mempunyai banyak definisi yang telah disepakati.


Setelah masing-masing definisi yang berbeda tersebut didalami,
terdapat ciri-ciri khusus atau karakteristik yang dapat merangkum
pengertian matematika secara umum. Selain itu, matematika juga
selalu

berkembang

dan

berubah

seiring

dengan

kemajuan

peradaban manusia. Matematika semakin melebar ke segala arah.


Tetapi

justru

inilah

yang

sebenarnya

dapat

menunjukkan

keeksistensian Matematika itu sendiri. Dalam setiap keragaman


yang

dimiliki

Matematika

terdapat

ciri

atau

karakteristik

Matematika yang secara umum disepakati bersama. Beberapa


karakteristik tersebut meliputi:
1. Memiliki Objek Abstrak
Objek dasar matematika merupakan objek abstrak kendati
tidak semua objek abstrak merupaka matematika, beberapa
matematikawan menganggap objek matematika adalah
konkret sehingga kita dapat menganggap

matematika

sebagai objek pikiran atau objek mental. Objek-objek


matematika meliputi fakta, konsep, operasi atau relasi, dan
prinsip.
a. Fakta
Fakta

adalah

pemfaktaan

atau

konvensi

yang

diungkapkan lewat simbol tertentu.


Contoh fakta:
Simbol bilangan 1 secara umum telah dipahami
sebagai bilangan tiga. Jika disajikan 3 maka orang
sudah dapat memahami maksudnya yaitu tiga,
begitupun sebaliknya jika orang ingin bilangan tiga

maka orang tersebut dapat menyimbolkan dengan


simbol bilangan 3. Fakta lain dapat berupa gabungan
dari beberapa simbol seperti penjumlahan pada

1+2 orang memahaminya sebagai satu ditambah


dua kemudian dalam perkalian 2 3=6 orang
memahami bahwa dua dikali tiga adalah enam.
Contoh fakta yang lebih komplek:
Dalam perkalian

2 3=3+ 3=6 yang dipahami

sebagai dua dikali tiga adalah tiga ditambah tiga.


Dalam perpangkatan

3 =3 3 3

yang dipahami

sebagai tiga pangkat empat sama dengan tiga dikali


tiga dikali tiga.

3,14

yang dipahami sebagai

bilangan pi mendekati tiga koma satu empat. Dalam


Geometri juga terdapat simbol-simbol tertentu seperti
yang berarti tegak lurus, simbol // yang
berarti sejajar. Dalam Trigonometri kita kenal simbol
yang berarti sudut, simbol yang
berarti segitiga, juga yang agak kompleks seperti
sin yang berarti perbandingan atau fungsi sinus.
Dalam aljabar simbol (a , b) yang menunjukkan
pasangan berurutan, simbol f yang dipahami
sebagai fungsi, dan masih banyak lagi.

Cara mempelajari fakta bisa dengan cara hafalan, drill


(latihan terus-menerus), demonstrasi tertulis, dan lainlain. Namun perlu dicamkan bahwa mengingat fakta
adalah penting tetapi lebih penting memahami konsep
yang

diwakili

(struktur

oleh

dalam)

simbol

disebut

sementara

deep

bentuk

structure

simbol

itu

merupakan surface structure (struktur muka).


Dengan demikian dalam mengenalkan simbol atau
fakta

matematika

kepada

siswa,

guru

seharusnya

melalui beberapa tahap yang memungkinkan siswa


dapat menyerap makna dari simbol-simbol tersebut.
Penggunaan simbol seharusnya secara informal pada
tahap awal, untuk membantu anak tetap pada pola dan
hubungan yang dapat mereka pahami. Dalam hal ini
pendekatan enaktif- ikonik-simbolik dari J. Bruner dapat
diterapkan . Mereka bahkan dapat menggunakan simbosimbol pilihan mereka sendiri. Hal ini dipikirkan sebagai
suatu cara untuk menjaga partisipasinya dalam proses
penemuan dan formalisasi pengalaman Matematika. Hal
tersebut juga untuk menjaga pengalaman belajar dari
sekedar hanya latihan mengingat (Resnick & Ford di
dalam Sumardyono, 2004).
Penggunaan fakta yang berupa simbol apabila terlalu
cepat diberikan kepada siswa, dapat menyebabkan salah
pengertian atau miskonsepsi, terhadap simbol tersebut.
Selain

itu,

perhitungan

penekanan
belaka,

pada

aspek

juga

dapat

teknis

berupa

menimbulkan

miskonsepsi tersebut.
Contoh miskonsepsi:
Penggunaan yang kurang tepat terhadap simbol =.
Siswa sering kali memahami simbol = tidak hanya

berarti sama dengan tetapi juga memberi hasil.


Bila pengertian yang terakhir ini melekat pada pikiran
siswa, mungkin ia akan menulis seperti kalimat berikut:

2+3=5+ 7=12+ 4=16 .

Tentu

kalimat

ini

secara

matematis merupakan kalimat yang salah.


Contoh miskonsepsi:
Siswa sering kali dibimbing hanya menggunakan faktafakta

matematika,

pemahamannya.

tanpa

Salah

satu

memperhatikan
contoh

pemahaman terhadap bilangan pi


yang beranggapan bahwa

3,14

atau

22
7

adalah

( ) . Ada siswa

bernilai sama dengan

bukannya

sekedar

nilai

pendekatan. Ada pula yang lebih parah menganggap


nilai

sama dengan

180 , bukan memahami

sebagai kesetaraan antara radian dan derajat.


b. Konsep adalah ide abstrak yang dapat digunakan untuk
menggolongkan atau mengklasifikasi sekumpulan objek.
Apakah objek tersebut merupakan contoh konsep atau
bukan konsep.
Contoh Konsep:
Segitiga adalah nama suatu konsep, dengan konsep
tersebut

kita

dapat

membedakan

mana

yang

merupakan contoh segitiga dan mana yang bukan


contoh segitiga. Bilangan prima adalah nama konsep
yang lebih komplek, karena dalam konsep bilangan

prima

terdapat

faktorisasi,

konsep-konsep

bilangan,

satu

lain

dan

seperti

lain-lain.

Di

samping itu. dalam matematika terdapat konsep yang


penting seperti fungsi, variabel, dan konstanta.
Konsep tersebut, seperti halnya dengan bilangan ,
terdapat di seluruh bidang matematika. Banyak konsep
dalam

matematika

matriks,

yang

lebih

determinan,

komplek

periodik,

seperti

gradient,

vector, group, bilangan pi, dan ruang metrik.


Konsep dapat dipelajari dari definisi atau observasi
langsung

karena

mereka

mempunyai

Seorang siswa dapat dikatakan

hubungan

memahami konsep

apabila mereka dapat membedakan antara mana yang


merupakan contoh konsep dan mana yang bukan
konsep.
Definisi
Konsep berhubungan

erat

dengan

definisi.

Definisi

adalah ungakapan yang membatasi konsep. Dengan


adanya definisi orang dapat membuat ilustrasi, gambar,
skema,

simbol,

atau

lambang

dari

konsep

yang

didefinisikan. Sehingga menjadi semakin jelas apa yang


dimaksud dengan konsep tertentu.
Contoh:
Konsep

ligkaran

dapat

didefinisikan

sebagai

kumpulan titik-titik pada bidang datar yang memiliki


jarak yang sama terhadap titik tertentu. Dengan
definisi tersebut di atas maka menjadi jelas apa yang
disebut lingkaran. Dengan defiinisi tersebut pula orang
dapat membuat sketsa dari lingkaran, dan pada kasus
ini orang sepakat menggunakan lambang untuk

menunjukkan lingkaran. Apakah definisi lingkaran di


atas merupakan satu-satunya definisi untuk lingkaran?
Tentu saja tidak. Di SMA, siswa telah mengenal
pendefinisian lingkaran dengan cara analitik, yaitu
menggunakan koordinat titik

(x, y)

dalam bidang

datar (koordinat kartesian).


Ada tiga macam definisi yang dikenal:
- Definisi analitik
Suatu definisi disebut analitik apabila definisi tersebut
dibentuk dengan genus proksimum dan deferensia
spesifika

(genus:

keluarga

terdekat,

deferensia

spesifika: pembeda khusus).


Contoh:
Perhatikan dua definisi belah ketupat berikut:
Belah ketupat adalah jajargenjang yang
Belah ketupat adalah segiempat yang
Definisi yang pertama menyebutkan

genus

proksimum jajargenjang, sedangkan definisi kedua


menyebutkan

segiempat

sebagai

genus

proksimum atau keluarga terdekatnya. deferensia


spesifikanya adalah sifat yang disebutkan setelah
-

kata yang.
Definisi Genetik
Suatu definisi dikatakan bersifat genetik apabila pada
definisi tersebut terdapat ungkapan tentang cara
terjadinya konsep yang didefinisikan.
Contoh:
Definisi berikut bersifat genetic:
Segitiga siku-siku adalah segitiga yang terjadi
bila suatu persegipanjang dipotong menurut
salah satu garis diagonalnya.
Jaring-jaring limas adalah bangun yang terjadi
bila sisi-sisi limas direbahkan dengan poros

rusuk alas hingga sampai ke bidang pemuat


-

alasnya.
Definisi dengan rumus
Definisi dengan rumus
dinyatakan
matematika.
Contoh:
Dalam

dengan

adalah

definisi

menggunakan

ilmu

bilangan

yang
kalimat

(aritmatika):

ab=a+(b)
n !=1.2.3 . . ( n2 ) . ( n1 ) .(n)

Dalam aljabar:
dengan

0 !=1!=1

(bentuk definisi ini disebut

pula bentuk definisi dengan induksi)

Intensi dan Ekstensi suatu Definisi


Dalam suatu definisi terdapat dua hal yang disebut
intensi atau hal yang menjadi focus dalam pernyataan
dan ekstensi atau hal yang menjadi jangkauan dari
pernyataan. Dapat terjadi dua definisi dengan dua
definisi dengan intense berbeda tetapi ekstensi yang
sama.
Contoh:
1) Segitiga sama sisi adalah segitiga yang sisinya
sama
2) Segitiga

sama

sisi

adalah

segitiga

yang

sudutnya sama
3) Segitiga sama sudut adalah segitiga yang
ketiga sudutnya sama
4) Segitiga sama sudut adalah segitiga yang
ketiga sisinya sama
Definisi 1) dan 2) mendefinisikan hal yang sama,
yaitu Segitiga sama sisi. Tetapi atributnya berbeda,

yang satu mengutamakan sisi sedang yang lain


mengutamakan sudut. Ini dikatakan bahwa definisi
1) dan 2) memiliki ekstensi (jangkauan) yang sama
dan intensi yang berbeda. Begitu pula dengan
definisi 3) dan 4).
c. Operasi dan Relasi
Operasi adalah pengerjaan hitung, pengerjaan aljabar
dan pengerjaan matematika yang lain. Sementara relasi
adalah hubungan antara satu elemen atau lebih dengan
elemen yang lain.
Contoh operasi adalah penjumlahan, pengurangan,
perkalian,

gabungan,

sedangkan

relasi

adalah

samadengan, lebih besar dari, dan lain-lain.


Pada dasarnya, operasi dalam matematika adalah
suatu fungsi, yaitu relasi khusus, karena operasi adalah
aturan untuk memperoleh elemen tunggal dari satu atau
lebih elemen yang diketahui. Semesta dari elemenelemen

yang

dioperasikan

dengan

elemen

yang

diperoleh dari operasi tersebut bias sama bias pula


berbeda. Elemen yang dihasilkan dari suatu operasi
disebut hasil operasi.
Dalam matematika, dikenal bermacam-macam operasi,
yaitu operasi unair, bila melibatkan hanya elemen
yang diketahui; operasi biner, bila melibatkan tepat
dua

elemen yang diketahui; operasi terner, bila

melibatkan tepat tiga elemen yang diketahui.


Contoh jenis operasi :
Operasi penjumlahan, perkalian, gabungan, dan
irisan termasuk contoh operasi biner, sementara
operasi

pangkat

dua,

tambah

komplemen termasuk operasi unair.

lima,

dan

d. Prinsip
Prinsip adalah objek matematika yang komplek, yang
terdiri atas beberapa fakta, beberapa konsep yang
dikaitkan
sederhana

oleh

suatu

dapat

relasi

dikatakan

atau

operasi,

secara

bahwa

prinsip

adalah

hubungan antara berbagai objek dasar matematika.


Prinsip dapat berupa aksioma, teorema, atau dalil,
collar, atau sifat, dan sebagainya.
Contoh:
Sifat komutatif dan sifat asosiatif dalam aritmatika
merupakan

suatu

prinsip.

Theorema Pythagoras.

Begitu

pula

dengan

Contoh aksioma antara lain

melalui satu titik A di luar sebuah garis g dapat dibuat


tepat sebuah garis yang sejajar dengan garis g.
Siswa dapat dianggap telah memahami suatu prinsip bila
ia memahami bagaimana prinsip tersebut dibentuk dan
dapat menggunakannya dala situasi yang cocok. Bila
demikian, berarti bahwa ia telah memahami fakta,
konsep, definisi, serta operasi atau relasi yang termuat
dalam prinsip tersebut.

2. Bertumpu pada kesepakatan


Simbol-simbol
merupakan

dan

istilah-istilah

dalam

matematika

kesepakatan atau konvensi yang penting.

Dengan simbol dan istilah yang telah disepakati akan


mempermudah pembahasan selanjutnya.
Contoh:
Lambang bilangan yang digunakan sekarang: 1, 2, 3, dan
seterusnya

merupaka

contoh

sederhana

sebuah

kesepakatan dalam matematika. Secara tidak sadar siswa


menerima kesepakatan itu ketika mempelajari tentang
angka atau bilangan. Termasuk penggunaan kata satu
untuk lambang 1, atau sama dengan untuk =
merupakan kesepakatan.
Dalam matematika kesepakatan atau konvensi merupakan
tumpuan yang penting. Kesepakatan yang amat mendasar
adalah aksioma (postulat, pernyataan yang tak perlu
dibuktikan) dan konsep primitif (pernyataan yang tak perlu
didefinisikan.
berputar-putar
diperlukan

Aksioma diperlukan untuk menghindari


dalam

untuk

pembuktian.

menghindari

Konsep

primitif

berputar-putar

dalam

pendefinisian.
Aksioma

dapat

diklasifikasikan

menjadi

dua

jenis:

1)

aksioma yang bersifat self evident truth, yaitu bila


kebenarannya langsung terlihat dari pernyataannya, dan 2)
aksioma yang bersifat non-self evident truth, yaitu
pernyataan yang mengaitkan fakta dan konsep lewat suatu
relasi tertentu. Bentuk terakhir ini terlihat sebagai sebuah
kesepakatan saja.
Beberapa aksioma dapat membentuk suatu sistem aksioma,
yang selanjutnya dapat menurunkan beberapa teorema.
Dari satu atau lebih konsep primitive dapat dibentuk konsep
baru melalui pendefinisian.
Contoh pengertian pangkal dan aksioma:
Titik, garis, dan bidang merupakan unsur-unsur primitif
atau

pengertian

pangkal

dalam

geometri

Euclid.

Sementara salah satu aksioma di dalamnya adalah:


melalui dua buah titik ada tepat satu garis lurus yang
dapat dibuat.

Contoh aksioma:
Group didefinisikan

lewat

sisstem

himpunan G dengan operasi biner

aksioma.

Suatu

yang memenuhi 1)

tertutup, 2) asosiatif, 3) mempunyai unsur identitas, dan 4)


tiap elemen mempunyai invers, disebut suatu group, dan
ditulis

G ,
. Aksioma tersebut bersifat non-self evident

truth.

3. Berpola Pikir Deduktif


Dalam matematika hanya diterima pola pikir deduktif.
Pola pikir deduktif secara sederhana dapat dikatakan
sebagai pemikiran yang berpangkal dari hal yang bersifat
umum diterapkan atau diarahkan kepada hal yang bersifat
khusus. Pola pikir deduktif dapat terwujud dalam bentuk
yang sangat sederhana tetapi juga dapat terwujud dalam
bentuk yang tidak sederhana. Berikut ini adalah contoh
pola pikir deduktif yang sederhana dan pola pikir deduktif
yang tidak sederhana.
Contoh :
1. Seorang

siswa

lingkaran.

telah

Ketika

menggolongkan

memahami

berada

mana

di

konsep

dapur,

peralatan

yang

dia

dari
dapat

berbentuk

lingkaran dan yang bukan lingkaran. Dalam hal ini


siswa tersebut telah menggunakan pola pikir deduktif
secara

sederhanan

ketika

menunjukkan

suatu

peralatan yang berbentuk lingkaran.


2. Banyak teorema dalam matematika yang ditemukan
melalui

pengamatan

atau

percobaan,

misalnya

Teorema Pythagoras. Bila hasil pengamatan tersebut


ingin dimasukkan ke dalam struktur matematika maka
hasil tersebut harus terbukti secara deduktif untuk
menjadi suatu teorema dengan menggunakan teorema
dan defisi terdahulu yang telah diterima kebenarannya.
3. Perhatika pola jumlah bilangan bilangan ganjil berikut
ini

1 = 1 x 1 = 12
1 + 3 = 2 x 2 = 22
1 + 3 + 5 = 3 x 3 = 32
1 + 3 + 5 + 7= 4 x 4 = 42
.. dan seterusnya.
Dari pola yang terlihat kemudian disimpulkan bahwa :
1 + 3 + 5 + + (2n 1) = n 2, n adalah bilangan
ganjil.
Penarikan kesimpulan dengan pola pikir induktif tidak
dibenarkan dalam matematika
Salah satu bukti deduktif dapat ditempuh dengan cara
sebagai berikut :

Sehingga

1
2
S= n 2 n=n
2

4. Memiliki Simbol yang Kosong dari Arti

Dalam matematika jelas terlihat banyak sekali simbol


yang digunakan, baik berupa huruf ataupun bukan huruf.
Rangkaian

simbol-simbol

dalam

membentuk

suatu

matematika

kalimat

matematika
yang

dapat

biasanya

disebut model matematika. Model matematika dapat berupa


persamaan, pertidaksamaan, bangun geometrik tertentu,
grafik, diagram, dsb.
Contoh :
Huruf-huruf yang digunakan dalam model persamaan,
misalnya x + y = z belum tentu bermakna atau berarti
bahwa x, y, dan z adalah bilangan. Secara sederhana,
bilangan

bilangan

yang

biasa

digunakan

dalam

pembelajaran pun bebas dari arti atau makna real.


Bilangan tersebut dapat berarti panjang, jumalah barang,
volume, nilai uang, dan lain lain tergantung pada
konteks dimana bilangan itu diterapkan. Bahkan tanda +
belum tentu berarti operasi tambah untuk dua bilangan
bisa jadi opersai untuk vector, matriks, dan lain - lain.
Jadi

secara

umum,

model

atau

symbol

matematika

sesungguhnya kosong dari arti. Ia akan bermakna sesuatu


bila kita mengkaitkannya dengan konteks terntentu. Secara
umum, hal ini pula yang membedakan simbol matematika
dengan simbol bukan matematika. Kosongnya arti dari model
model matematika itu merupakan kekuatan matematuka,
yang dengan sifat tersebut ia bisa masuk pada berbagai
macam bidang kehidupan, dari masalah teknis, ekonomi,
hingga psikologis.
5. Memperhatikan Semesta Pembicaraan

Sehubungan dengan penjelasan tentang kosongnya arti


dari

simbol-simbol

diatas,

dan

menunjukkan

memggunakan

tanda-tanda
dengan

matematika

dalam

jelas

diperlukan

matematika

bahwa

dalam

kejelasan

dalam

lingkup apa model itu dipakai. Bila lingkup pembicaraanya


adalah bilangan, maka simbol-simbol diartikan bilangan. Bila
lingkup pembicaraanya transformasi, maka simbol-simbol itu
diartikan suatu transformasi. Lingkup pembicaraan itulah
yang

disebut

dengan

semesta

pembicaraan.

Semesta

pembicaraan bisa sempit bisa pula luas. Benar atau salahnya


ataupun ada tidaknya penyelesaian suatu model matematika
sangat ditentukan oleh semesta pembicaraannya.
Contoh :
1. Dalam semesta pembicaraan bilangan bulat, terdapat
model

2x

diselesaikan

5.

Adakah

seperti

biasa,

penyelesaiannya?
tanpa

Kalau

menghiraukan

semestanya akan diperoleh hasil x = 2,5. Tetapi kalau


sudah ditentukan bahwa semestanya bilangan bulat
maka jawab x = 2,5 adalah salah atau bukan jawaban
yang dikehendaki karena 2,5 bukan bilangan bulat. Jadi
jawaban yang sesuai dengan semestanya adalah tidak
ada jawabannya atau penyelesaiannya tidak ada.
Sering dikatakan bahwa himpunan penyelesaiannya
adalah himpunan kosong.
2. Dalam semesta pembicaraan vector di bidang datar,
terdapat model

a+b=x . Disini jelas bahwa huruf

huruf tersebut tidak berarti bilangan, tetapi harus


berarti suatu vector. Dalam hal ini bila vector

dan

telah diketahui maka kita dapat menentukan vektor

dengan berbagai cara, salah satunya secara

geometris seperti di bawah ini.

6. Konsisten dalam Sistemnya


Dalam matematika terdapat berbagai macam sistem
yang

dibentuk

dari

beberapa

aksioma

dan

memuat

beberapa teorema. Ada sistem sistem yang berkaitan, ada


pula system system yang dapat dipandang lepas satu
dengan lainnya. System system aljabar dengan system
system geometri dapat dipandang lepas satu dengan
lainnya. Di dalam sistem aljabar terdapat pula beberapa
system lain yang lebih kecil yang berkaitan satu dengan
lainnya. Demikian pula system geometri.
Contoh :
Di dalam aljabar terdapat sitem aksioma dalam grup,
system aksioma dalam ring, system aksioma dalam
lapangan (field), dan lain lain. Di dalam geometri
terdapat

system

geometri

netral,

system

geometri

insidensi, system geometri Euclides, system geometri


Lobachevski, dan lain lain.
Di dalam masing masing system berlaku ketaatazasan
atau konsistensi. Artinya bahwa dalam setiap system tidak

boleh terdapat kontradiksi. Suatu teorema atau pun definisi


harus

menggunakan

istilah

atau

konsep

yang

telah

ditetapkan terlebih dahulu. Konsisten itu baik dalam makna


maupun dalam hal nilai kebenarannya. Misalnya kalau telah
ditetapkan atau disepakati bahwa a + b = x dan x + y = p,
maka a + b + y harusalah sama dengan p.
Antara system atau struktur yang satu dengan system
atau struktur yang lain tidak mustahil terdapat pernyataan
yang saling kontradiksi. Sebagai akibat dari adanya system
geometri

Euclides

dan

system

geometri

non-Euclides,

dijumpai dua pernyataan yang kontradiktif.


Contoh :
Di dalam system geometri Euclid (geometri datar, yaitu
geometri

yang

biasa

dipelajari

di

sekolah)

dikenal

teorema berikut ini, Jumlah besar sudut sudut sebuah


segitiga

adalah

seratus

delapan

puluh

derajat.

Sementara di dalam system geometri Riemann (geometri


lengkung

bola,

salah satu

system geometri

non-

Euclides), salah satu teorema berbunyi, Jumlah besar


sudut sudut sebuah segitiga lebih (besar) dari seratus
delapan puluh derajat.

Daftar Pustaka
Soejadi,R. 2000. Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia.
Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen
Pendidikan Nasional
Fathani, Abdul Halim. 2009. Matematika Hakikat & Logika.
Jogjakarta: Ar-ruzz Media
Sumardyono. Diakses di
p4tkmatematika.org/downloads/ppp/PPP04_KarMtk.pdf.
Diakses pada 6 Maret 2015

You might also like