Professional Documents
Culture Documents
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
RekayasaGenetika (RG), merupakan salah satu inovasi teknologi dalam bidang
bioteknologi. Salah satuproduk RG yang dikenal saat ini adalah tanaman transgenik.
Transgenik adalah rekayasa bentuk maupun kualitasnya melalui penyisipan gen atau
DNA dari binatang, bakteri, mikroba, atau virus untuk tujuan tertentu. Selain
organism tersebut, transgenic juga dapat dilakukan pada tanaman. Tanaman
transgenic merupakan suatu produk rekayasa genetika melalui transformasi gen dari
makhluk hidup lain kedalam tanaman yang tujuannya untuk menghasilkan tanaman
baru yang memiliki sifa tunggal yang lebih baik dari tanaman sebelumnya. Tanaman
ini dihasilkan dengan cara mengintroduksi gen tertentu kedalam tubuh tanaman
sehingga diperoleh sifat yang diinginkan.
Perkembangan teknologi tanaman transgenic mengalami peningkatan cukup
pesat. Pada awal tahun 1988, baru ada sekitar 23 jenis tanaman transgenik yang
diproduksi. Namun pada tahun 1989, terjadi peningkatan menjadi 30 tanaman dan
tahun 1990 terdapat 40 tanaman.
Nilai ekonomi buah dapat ditingkatkan dengan cara mengatur saatpemasakan
misalnya ditunda waktu masak.Penundaan kemasakan buahmemungkinkan buah
tidak masak dan selanjutnya membusuk pada masapenanganan dan transportasi; atau
pemasakan dilakukan pada saat sudahakandiperlukan untuk konsumsi.Tahap-tahap
pemasakan buah dimulai dari perubahandinding buah yang menjadi lunak, diiringi
dengan produksi komponen warna,perubahan kandungan gula,dan flavor.Dalam
proses pemasakan, dihasikan gasetilen yang dilepas ke udara. Gas tersebut memicu
dan mempercepat pemasakanbuah mentah yang berdekatan dengan buah masak.Salah
satucontohaplikasipengembangantanamantransgenikadalahpadatanamantomat.
Tomatmerupakansalahsatu
produk
hortikultura
utama.Seperti
produk
II.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Bioteknologi
Bioteknologi merupakan teknologi yang memanfaatkan agen hayati atau
bagian-bagiannya untuk menghasilakan barang dan jasa dalam skala industri untuk
memenuhi kebutuhan manusia. Definisi seperti ini merupakan definisi bioteknologi
klasik atau konvensional. Bioteknologi modern memanfaatkan agen hayati atau
bagian yang telah direkayasa secara in-vitro dalam menghasilkan barang dan jasa
pada sekala industri(Anonim1, 2010).
Teknologi rekayasa genetik telah membantu pemuliaan dalam memperbaiki
karakter tanaman yang sulit dilakukan dengan cara konvensional. MenurutHerman
(1996), pemulian tanaman secara konvensional melakukan persilangan dan atau
seleksi, sedangkan perekayasa genetik mengembangkan dan memanfaatkan teknik
isolasi dan penyisipan gen dari sifat yang diinginkan. Sekitar tahun 1987-1991,
Departemen Pertanian AmerikaSerikat (USDA) telah menerima lebih 100 usulan
percobaan untuk menguji tanaman transgenik. Sebagian besar pengujian tersebut
berkaitan dengan upaya peningkatan ketahanan tanaman terhadap cekaman biotik dan
abiotik(Santosa, B dan E. Sofiari, 2005).
2.2 Tanaman Transgenik
Transgenik adalah tanaman yang telah direkayasa bentuk maupun kualitasnya
melalui penyisipan gen atauDNA binatang, bakteri, mikroba, atau virus untuk tujuan
tertentu. Organisme transgenik adalah organisme yang mendapatkan pindahan gen
dari organisme lain. Gen yang ditransfer dapat berasal dari jenis (spesies) lain seperti
bakteri, virus, hewan, atau tanaman lain(Limas,dkk., 2010).
Tanaman transgenik adalah suatu produk rekayasa genetika melalui
transformasi gen dari makhluk hidup lain ke dalam tanaman yang tujuannya untuk
menghasilkan tanaman baru yang memiliki sifat unggul yang lebih baik dari tanaman
sebelumnya(Limas,dkk., 2010).
Tujuan memindahkan gen tersebut untuk mendapatkan organisme baru yang
memiliki sifat lebih baik. Hasilnya saat ini sudah banyak jenis tanaman transgenik,
seperti tomat transgenik yang tahan lama. Rekayasa genetika seperti dalam
pembuatan transgenik dilakukan untuk kesejahteraan manusia. Akan tetapi, terkadang
muncul dampak yang tidak diinginkan, yaitu dampak negatif dan positifnya sebagai
3
berikut. Teknologi transfer gen digunakan untuk mendapatkan tanaman hasil rekayasa
genetika (tanaman transgenik) yang mempunyai sifat unggul yang diinginkan.
Metode transfer gen dibedakan menjadi dua yaitu(Juli, 2010) :
A. Transfer gen secara langsung.
1. Particle bombardment (penembakan partikel / gene gun)
Prinsip dari metode ini adalah penembakan partikel DNA-coated secara langsung
ke sel atau jaringan tanaman.
2. Karbid silikon
Suspensi sel tanaman yang akan ditransformasi dicampur dengan serat karbid
silikondan DNA plasmid dari gen yang diinginkan dimasukkan ke dalam tube
(tabung eppendorf)kemudian dicampur dan diputar menggunakan vortex.
3. Elektroporasi
Metode transfer DNA yang umum digunakan pada tanaman monokotil
adalahelektroporasi dari protoplas. Elektroporasi menggunakan perlakuan listrik
bervoltase tinggimenyebabkan permiabilitas tinggi pada membran sel dengan
membentuk pori-porisehingga DNA mudah penetrasi kedalam proptoplas.
Perlakuan elektroporasi ini seringkalidikombinasikan dengan perlakuan poly
ethylene glycol (PEG) pada protoplas.
B. Transfer gen secara tidak langsung
Pada tanaman monokotil, transfer gen sering menggunakan Agrobacterium
tumefaciens. Agrobacterium tumefaciens strain liar (galur alami) memiliki plasmid Ti.
Padaplasmid Ti terdapat T-DNA digunakan sebagai vektor untuk transformasi
tanaman yangtelah dihilangkan virulensinya (disarmed), sehingga sel tanaman yang
ditransformasi mampuberegenerasi menjadi tanaman sehat hasil rekayasa genetika.
Gen yang diinginkandimasukkan ke dalam sel tanaman dengan cara menitipkannya
(menyisipkan) pada T-DNA.
Tomat Flavr Savr buahnya lambat masak sehingga mampu bertahan lama
ketika disimpan untuk diekspor ke daerah lain dan mengurangi biaya pengemasan
karena tidak membutuhkan alat pendingin(Putra dan Fleming, 2010).
Alasan untuk
Pada zaman sekarang, sayuran dan buah-buahan tidak hanya dipasarkan untuk
pasar lokal, tetapi dimaksudkan juga untuk pengiriman jarak jauh seperti pasar
III.
PEMBAHASAN
III.1 Asal Mula Penemuan Tomat Flavr Savr Hasil Transgenik
Pada tahun 1980, para ilmuwan di Calgene melakukan penelitian terhadap
tomat Flavr Savr, dimana tomat tidak menjadi lunak saat masak, karena itu dibiarkan
menggantung hingga masak alami. Untuk membuat tomat transgenik, sebuah gen dari
E. Coli (bakteri yang terbentuk secara alami dalam usus mamalia) disebut kan(r) dan
gen dari tomat Flavr Savr dimadukkan ke dalam plasmid (cincin melingkar DNA)
dan plasmid ini dimasukkan de dalam gugus sel tomat yang ditumbuhkan pada media
yang mengandung antibiotik. Gen kan(r) ini, ketika dibuat dalam sel, dihasilkan suatu
substansi yang disebut APH (3)II yang memiliki ketahanan sel terhadap antibiotik.
Oleh karena itu, tujuan dari bakteri tersebut adalah untuk mengidentifikasi sel yang
berubah secara genetik. Gen Flavr Savr dikode untuk untai RNA yang merupakan
kebalikan dari suatu rantai RNA yang secara alami terjadi pada tanaman.
Untai RNA asli pada tanaman bertanggung jawab terhadap produksi enzim
polygalakturonase. Polygalakturonase merusak pektin pada dinding sel tomat selama
proses pematangan dan menyebabkan seluruh tomat menjadi lunak (engel 77). Untai
komplementer RNA dari gen tomat Flavr Savr terikat pada RNA polygalakturonase
dan dua untai tersebut saling melepaskan ikatan untuk mencegah produksi
polygalakturonase dan pelunakan tomat (engel 77).
Produk akhir tomat Flavr Savr, dapat diizinkan untuk sepenuhnya matang
pada pokok pohon. Namun, pengenalan tomat Flavr Savr ke pasar pada pertengahan
tahun 1990-an menciptakan cukup banya kontroversi dan resistensi konsumen.
Keamanan zat baru ini yang diperkenalkan ke dalam produk makanan merupakan isu
yang menyita perhatian pemerintah dan masyarakat. Namun, setelah dilakukan
penelitian oleh Calgene dan pembicaraan dengan FDA, FDA menemukan tomat ini
aman dan menyetujui tomat Flavr Savr pada 17 Mei 1994.
dengan menggunakan alat (yang paling umum dipakai adalah bakteri Escherichia
coli). Ketika sel tanaman penerima membelah diri, DNA baru dari tanaman asal (yang
dibawa oleh Escherichia coli) tergandakan
7 dan terpindahkan ke dalam sel baru
tersebut. Keberadaan gen baru ini akan mempengaruhi keturunan dari tanaman
tersebut, baik dari segi sifatnya bahkan penampilannya. Ada pula metode lain yang
digunakan, seperti penembakan partikel atau metode particle bombardment.
Tomat Flavr Savr merupakan tomat hasil rekayasa genetika yang memiliki
shelf-life lama dapat diciptakan dengan menyisipkan gen antibeku dari ikan air dingin
ke dalam gen tomat. Gen antibeku ini diperoleh dari ikan Flounder, yaitu jenis ikan di
Antartika yang dapat bertahan hidup dalam kondisi yang sangat dingin.
Berikut ini merupakan langkah-langkah transfer gen dalam pembuatan tomat
Flavr Savr:
1. Ikan Flounder mempunyai gen antibeku yang disebut dengan gen antisenescens
yang dapat menghambat enzimpoligalakturonase (enzim yang mempercepat
kerusakan dinding sel tomat). Gen ini dipindahkan dari kromosom di dalam sel
ikan Flounder.
10
3.3 Uji Keamanan Tomat Flavr Savr dan Dampak Lingkungan Yang
Ditimbulkan
Perusahaan Calgene menunjukkan keamanan dan uji dampak lingkungan di
bawah pengawasan FDA untuk meyakinkan masyarakat bahwa tomat transgenik
aman
untuk
dikonsumsi.
Perusahaan
tersebut
mencoba
mengatasi
segala
kekhawatiran yang mungkin terkait dengan tomat yang telah diubah secara genetik.
Beberapa pengujian yang dilakukan Calgene untuk menepis kekhawatiran dari
penelitian tomat Flavr Savr menghasilkan kesimpulan sebagai berikut:
1. Semua Substansi Baru Pada Tomat Flavr Savrtm Telah Diuji Dan
Menunjukkan Angka Aman
Plasmid DNA yang dimasukkan ke dalam genom dari tomat Flavr Savr tidak
dianggap sebagai substansi baru sejak DNA ditemukan dalam semua makhluk hidup
dan hancur dalam saluran pencernaan manusia. Jadi satu-satunya substansi baru yang
diperkenalkan ke dalam tomat Flavr Savr oleh rekayasa genetika adalah APH(3')II,
antibiotik terhadap bakteri.
Substansi seperti APH(3)II menyebabkan kekhawatiran yang besar dalam
perubahan genetika tanaman karena merupakan bahan kimia baru yang tidak
ditemukan di varietas alami yang berpotensi untuk menjadi racun atau alergi bagi
manusia. Penelitian secara luas telah dilakukan untuk APH(3)II pada tomat Flavr
Savr dan menunjukkan bahwa zat kimiaini masih aman bila dikonsumsi dalam
11
12
mengubah
tomat
non-genetik)"
dan
"seaman
tomat
yang
dikembangbiakkan dengan cara konvensional " serta tidak memerlukan label khusus.
Walaupun manfaat utama dari tomat Flavr Savr dititikberatkan pada
peningkatan rasa untuk konsumen, kemungkinan rekayasa genetik tanaman hampir
tak terbatas. Tanaman dapat dibuat agar tahan lama, tahan serangan serangga atau
jamur, atau tahan terhadap kondisi cuaca yang kurang ideal (seperti dalam kasus
stroberi antibeku) atau bahkan membuat bahan kimia yang dapat diekstraksi dari
jaringan tanaman dan digunakan sebagai obat-obatan. Selain itu, kebutuhan untuk
membuka lahan pertanian baru dan penggunaan pestisida dapat dikurangi jika
penggunaan tanaman rekayasa genetika menjadi lebih luas. Keberhasilan penelitian
tomat Flavr Savr oleh Calgene dibawah pengawasan ketat dari FDA menunjukkan
bahwa tanaman rekayasa genetika memiliki potensi yang aman untuk dikonsumsi
manusia dan lingkungan. Tanaman transgenik telah diuji keamanannya dan diatur
oleh FDA, yang membuktikan bahwa rekayasa genetik dari tanaman, dalam hal ini
tomat Flavr Savr terbukti aman untuk dikembangkan. Namun, masyarakat dan
pemerintah harus menanggapi kekhawatiran yang timbul dengan memberikan
13
penjelasan ilmiah yang logis, sehingga dapat mendidik seluruh lapisan masyarakat
tentang masalah ini dan memberikan kesempatan bagi perkembangan rekayasa
genetika.
digunakan sebagai satu satunya alat. Distribusi tomat ke daerah yang lebih jauh atau
ekspor biasanya dilakukan dengan pengemasan tomat di dalam box pendingin agar
14
tomat tidak mudah rusak selama proses distribusi. Dengan kata lain, tomat Flavr Savr
bukan merupakan satu-satunya alat yang digunakan sebagai alternatif untuk
memperpanjang shelf-life tomat.
Jadi, berdasarkan aspek Reasonable Person Utilitarianism (RPU) dan QuasiCategorical Imperative (QCI) sebagai kode etik rekayasa genetik yang harus dipenuhi
oleh produk-produk bioteknologi, pembuatan tomat Flavr Savr merupakan tindakan
rekayasa genetika yang beretika dan membawa keuntungan bagi masyarakat.
15
IV.
KESIMPULAN
Tomat transgenik atau dikenal tomat Flavr Savr pertama kali diteliti oleh para
ilmuwan di Calgene pada tahun 1980. Tomat Flavr Savr merupakan tomat hasil
rekayasa genetika yang memiliki shelf-life lama dapat diciptakan dengan menyisipkan
gen antibeku ikan Flounder ke dalam gen tomat. Gen antibeku disisipkan pada
bakteri E.Coli sebagai media pertumbuhannya yang kemudian akan diinfeksikan oleh
sel tanaman tomat. Tomat Flavr Savr dibuat tahan lama, tahan terhadap
seranganserangga atau jamur, dan tahan terhadap kondisi cuaca kurang ideal.
Penelitian tomat Flavr Savr oleh Calgene dibawah pengawasan ketat dari FDA
menunjukkan bahwa tanaman rekayasa genetika memiliki potensi yang aman untuk
dikonsumsi manusia dan aman untuk lingkungan.
15
16
DAFTAR PUSTAKA
Feri
Tri
Anugrah.
2015.
TOMAT
FLAVR
SAVR
(Online).
(http://documents.tips/documents/tomat-flavr-savr-566ef57ba1e81.html).
Akses Tanggal 27 April 2016.
Juli,
Artini.
2010.
REKAYASA
GENETIKA
(Online).
(http://juniartini77.blogspot.com/2010/05/rekayasa-genetika-bab-iipembahasan-2.html). Akses tanggal 27 April 2016.
17
16
dan Fleming. 2010. MAKALAH
BIOTEKNOLOGI, BEBERAPA
BIOTEKNOLOGI YANG DITERAPKAN PADA TOMAT (Online).
(www.scribd.com/doc/45743042/tomat-flavr-savr). Akses tanggal 27 April
2016.