You are on page 1of 9

PENCEGAHAN INFEKSI

(Disunting dari : Buku Panduan Praktis Pelayanan KB, 2003)


Tujuan :

Memenuhi prasyarat pelayanan Keluarga Berencana yang bermutu.


Mencegah infeksi silang dalam prosedur KB, terutama pada
pelayanan kontrasepsi metode AKDR, suntik, susuk, dan kontrasepsi

mantap.
Menurunkan risiko transmisi penyakit menular seperti Hepatitis B
dan HIV/AIDS.

PERLINDUNGAN DARI INFEKSI DI KALANGAN PETUGAS


Pelayanan KB membutuhkan kepatuhan pelaksanaan indakan sesuai
dengan kewaspadaan standar (standar precaution) di ruang pemeriksaan
dan laboratorium. Petugas harus memperlakukan semua specimen darah,
jaringan, dan duh tubuh sebagai pembawa infeksi.
Unsur-unsur penting kewaspadaan standar dan penggunaannya dijelaskan
pada table di bawah ini. Menggunakan pelindung (barrier) fisik, mekanik,
maupun kimia antara mikroorganisme dan petugas keehatan merupakan
cara yang sangat efektif untuk mencegah penularan infeksi (misalnya,
perlindungan diri berfungsi memutuskan siklus penularan penyakit).
Beberapa hal berikut merupakan cara pelaksanaan kewaspadaan standar:

Anggap setiap orang (klian maupun staf) dapat menularkan infeksi.


Cuci tangan upaya yang paling penting untuk mencegah

kontaminasi silang.
Gunakan sepasang sarung tangan sebelum menyentuh apapun
yang basah seperti kulit terkelupas, membrane mukosa, darah dan
duh tubuh lain, serta alat-alat yang telah dipakai dan bahan-bahan
lain

yang

terkontaminasi,

atau

sebelum

melakukan

tindakan

invasive.
1

Gunakan pelindung fisik (misalnya: kacamata pelindung (goggles),


masker, dan celemek) untuk mengantisipasi percikan duh tubuh
(sekresi maupun ekskresi0, contohnya ketika memebrsihkan alat-

alat maupun bahan lainnya.


Gunakan bahan antiseptic untuk membersihkan kulit maupun
membrane mukosa sebelum melakukan operasi, membersihkan
luka, atau menggosok tangan sebelum operasi engan bahan

antiseptic berbahan dasar alcohol.


Lakukan upaya kerja yang aman, seperti tidak memasang tutup
jarum suntik (recapping), memberikan alat-alat tajam dengan cara
yang aman, bila mungkin, gunakan jarum tumpul untuk menjahit

luka.
Buang bahan-bahan terinfeksi setelah terpakai dengan aman untuk
melindungi petugas pembuangan dan untuk mencegah cidera
maupun penularan infeksi kepada masyarakat.

Terakhir, Lakukan pemrosesan terhadap instrument, sarung tangan


dan bahan lain setelah dipakai dengan cara mendekontaminasi dalam
larutan klorin 0,5% dan dicuci bersih, kemudian disterilisasi atau
diDisinfeksi Tingkat Tinggi (DTT) dengan cara-cara yang dianjurkan.
Tabel 3-1: Upaya Kewaspadaan Standar
Mencuci tangan
Setelah menyentuh darah, duh tubuh, sekresi, ekskresi, dan
benda-bendayang terkontaminasi.
Segera seteh melepas sarung tangan.
Sebelum dan etelah memeriksa pasien satu ke pasien lain.
Sarung tangan
Untuk kontak dengan darah, duh tubuh, sekresi, bahan-bahan
yang terkontaminasi.
Untuk kontak dengan membrane mukosa dan kulit yang tak utuk
(non intact skin) (koyak, terkelupas, dan lain-lain).
Masker, kacamata, pelindung wajah
Melindungi membrane mukosa mata, hidung, dan mulut ketika
terjadi kontak dengan darah dan duh tubuh.
Gaun operasi
Melindungi kulit dari percikan darah maupun duh tubuh lain.
Mencegah agar pakaian tidak terkontaminasi darah maupun duh
tubuh selama melakukan tindakan.
2

Kain linen
Tangani linen yang telah terkontaminasi sedemikian rupa agar
tidak menyentuh kulit atau membrane mukosa.
Jangan Lakukan pembilasan awal untuk kain linen yang telah
terkontaminasi.
Peralatan untuk perawatan pasien
Tangani alat yang telha terkontaminasi sedemikian rupa sehingga
tidak menyentuh kulit atau membrane mukosa dan untuk
mencegah agar baju maupun lingkungan tidak terkontaminasi.
Bersihkan peralatan pakai ulang (reusable) sebelum digunakan
kembali.
Membersihkan lingkungan
Perawatan rutin, membersihkan dan disinfeksi perlengkapan dan
perabotan di ruang asuhan pasien.
Benda-benda tajam
Jangan memasang kembali tutup jarum suntik yang telah
digunakan.
Jangan melepas jarum dari alat suntik/semprit sekali pakai
(disposable).
Jangan membengkokkan atau mematahkan jarum bekas pakai
dengan tangan.
Letakkn benda-benda tajam yang telah digunakan ke dalam

Mencuci tangan

Sebelum dan sesudah memeriksa klien


Sebelum memakai dan setelah melepas sarung tangan.
Setelah terpapar oleh darah atau duh tubuh orang lain.
Cuci tangan dengan sabun atau air bersih yang mengalir selama 1015 detik, lalu keringkan dengan handuk pribadi atau diangin-

anginkan.
Sebagai pengganti cuci tangan dengan air, gunakan larutan alcohol
(60-90% + gliserin) untuk mencuci tangan.

Sarung tangan digunakan

Ketika melakukan tindakan di klinik/OK, misalnya ketika memeriksa

panggul.
Ketika menangani alat-alat/bahan linen yang terkontaminasi.
Ketika membuang bahan-bahan/limbah terkontaminasi.

Ganti sarung tangan setiap kali memeriksa pasien yang berbeda.

Sarung tangan bedah dapat dipakai ulang apabila telah didekontaminasi


dalam larutan klorin 0,5%, kemudian:

Dicuci dan dibilas,


Disterilisasi atau di Disinfeksi tingkat tinggi.

Tabel 3 2: Persyaratan Sarung Tangan (ST) untuk prosedur Bedah dan


Medis Umum
Tugas atau Aktivitas

Perlukah

Sarung

Sarung

memakai

tangana yang

tangan yang

sarung

dianjurkan

boleh dipakai

tangan
Tidak perlu
Tidak perlu
Tidak perlu
Perlu
Perlu
Perlu

Periksab
Periksa
Periksa

Bedah DTT
Bedah DTT
Bedah DTT

Perlu

Periksa

Bedah DTT

tanpa sentuh)
Memasang dan mencabut

Perlu

Bedah sterilc

Bedah DTT

susuk/implant
Tindakan vaginal
Operasi sesar atau

Perlu
Perlu

Bedah sterilc
Bedah sterilc

Bedah DTTd
Bedah DTTd

laparotomi
Vasektoni atau laparotomi
Menangani dan

Perlu
Perlu

Bedah sterilc
Rumah

Bedah DTTd
Periksa atau

Perlu

tangga
Rumah

Bedahd
Periksa atau

Perlu

tangga
Rumah

Bedahd
Periksa atau

tangga

Bedahd

Memeriksa tekanan darah


Memeriksa suhu tubuh
Memberikan suntikan
Mengambil darah
Memeriksa panggul
Memasang AKDR (dalam
paket steril dan
dimasukkan dengan tehnik
tanpa sentuh)
Melepas AKDR
(mengunakan tehnik

membersihkan peralatan
Menangani limbah yang
terkontaminasi
Membersihkan percikan
darah maupun duh tubuh

meskipun sarung tangan steril dapat digunakan untuk semua tindakan operasi,
namun tidak selalu diperlukan. Dalam beberapa kasus, sarung tangan pemeriksaan
atau sarung tangan bedah yang telah di DTT telah aman dan tidak mahal.

Termasuk sarung tangan baru, belum pernah dipakai baik satuan maupun dalam
kotak kemasan (selama kotak disimpan dengan benar)

Apabila alat sterilisasi (otoklaf) tidak tersedia, alternative ang diperbolehkan hanya
Disinfeksi Tingkat Tinggi

Sarung tangan bedah yang diproses ulang.

Mencegah Luka Tusuk Jarum

Di kamar operasi (OK)


- Gunakan wadah zona aman (seperti kidney basin) untuk
membawa atau memberikan alat- alat tajam, seperti scalpel,

jarum, dll.
Jangan memberikan alat-alat tajam selain menggunakan wadah

zona aman.
Beri tahu provider atau petugas lain sebelum membrikan alat-

alat tajam dalam wadah zona aman.


Menggunakan jarum dan alat suntik dengan benar
- Gunakan jarum dan suntik sekali pakai
- Jangan melepaskan jarum dari alat suntik setelah digunakan
- Jangan memasang tutup jarum, membengkokkan, atau
-

mematahkan jarum sebelum dibuang.


Lakukan dekontaminasi terhadap jarum dan alat suntik sebelum
dibuang (untuk alat suntik disposable) atau sebelum diproses

(untuk alat suntik pakai ulang reusable)


Buang jarum dan alat suntik ke dalam wadah tahan
suntik.\Hancuran jarum dan alat sunrik dengan dibakar
(incinerated)

Prosedur Antisepsis

Prosedur ini mencegah infeksi dengan mematikan atau


menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada kulit atau jaringan

tubuh lain.
Persiapan kulit dan serviks merupakan langkah penting dalam
melakukan tindakan untuk metode keluarga berencana seperti
suntik, pemasangan atau pencabutan AKDR dan implan
DEKONTAMINASI
5

Rendam 10 menit dalam larutan klorin 0,5%

CUCI dan BILAS


Pakai sarung tangan
Hati-hati tertusuk instrumen tajam

Metode terbaik
STERILISASI
Oktoklaf* tanpa
bungkus 20
menit jika
bungkus 30
menit

Metode alternative
DISINFEKSI TINGKAT TINGGI

Oven 1700 C
(3400 F) selama
60 menit
1600 C (3200 F)
selama 120

Rebus selama
20 menit

Kimiawi rendam
selama 20
menit

DINGINKAN
Siap pakai**
* Otoklaf : 106kPa (15 lbs/in) 1210 C (2500 F)
** Instrumen yang terbungkus dalam steril dapat disimpan dalam wadah steril
atau DTT dengan tutup rapat. Atau segera dipakai.

Gambar 3 1: Skema Prosedur Pemrosesan Alat

Dekontaminasi

Masih memakai sarung tangan


Rendam alat alat selama 10 menit dalam larutan klorin 0,5 %
(didapatkan dengan mencampur 1 bagian pemutih deterjen dengan
9 bagian air).

Pencucian dan Pembilasan

Pakai sarung tangan tebal


6

Cuci semua instrument dengan air, deterjen, dan sikat yang lembut.
Sikat semua geligi, sambungan, dan permukaan alat.
Bilas bersih hingga deterjen hilang karena beberapa deterjen dapat

menghambat kerja disinfektan kimiawi.


Keringkan instrumen.

Sterilisasi

Sterilisasi Uap
- 1210C, 106kpa, waktu yang diperlukan : 20 menit untuk alat yang
tidak dibungkus, 30 menit untuk alat yang dibungkus
- Jangan memuat alat terlalu banyak
- Diamkan semua alat sampai erring sebelum diangkat.
Sterilisasi Panas Kering
- 1700C selama 1 jam (total waktu keseluruhan proses), waktu
-

penghitungan dimulai setelah suhu yang diinginkan tercapai.


Untuk alat alat tajam (gunting, jarum), sterilisasi dilakukan
dengan suhu 1600C selama 2 jam (total waktu keseluruhan

proses)
Sterilisasi Kimia
- Glutaraldehid (Cydex): direndam selama 8 10 jam.
- Formaldehid 8%, direndam selama 24 jam.
- Bilas dengan air steril sebelum digunakan kembali atau sebelum
disimpan.

Disinfeksi Tingkat Tinggi (DTT)

DTT dengan merebus


Petunjuk merebus:
- Mulai menghitung waktu saat air mulai mendidih
- Selalu merebus selama 20 menit dalam panic tertutup
- Seluruh alat harus terndam
- Jangan menambah apapun ke dalam air mendidih
- Pakai alat tersebut sesegera mungkin atau simpan dalam wadah
tertutup dan kering yang sudah diDTT. Simpan selama satu

minggu.
DTT dengan kimia
Sejumlah disinfektan kimia untuk Disinfeksi Tingkat Tinggi:
-

Klorin
Formaldehid (formalin)
Glutaraldehid

Langkah langkah untuk DTT dengan kimia:


7

Setelah didekontaminasi, cuci dan bilas alat alat hingga bersih,

kemudian keringkan.
Rendam semua alat dalam larutan disinfektan selama 20 menit.
Bilas dengan air yang telah direbus dan dikeringkan dengan

dianginkan.
Dapat disimpan selama 1 minggu dalam wadah kering dan

tertutup yang telah diDTT.


Untuk melakukan DTT pada wadah, rebus wadah tersebut (bila
kecil) atau isi dengan larutan klorin 0,5% dan rendam selama 20
menit. Bilas sisi dalam wadah dengan air yang telah direbus.
Keingkan dengan dianginkan sebelum digunakan.

PEMBUANGAN LIMBAH
Tujuan pembuangan Limbah dengan cara yang aman adalah:

Untuk mencegah penularan infeksi kepada petugas yang menangani

limbah.
Untuk mencegah penularan infeksi kepada masyarakat disekitar,

dan
Untuk melindungi petugas yang menangani limbah dari luka tusuk.

Limbah medis dapat berupa limbah terkontaminasi maupun tidak


terkontaminasi. Limbah yang tak terkontaminasi (seperti kertas dari
kantor) tidak menimbulkan risiko infeksi dapat dibuang ke tempat sampah
umum. Limbah terkontaminasi (darah atau alat/bahan terkontaminasi
darah)

memerlukann

penanganan

yang

benar

untuk

mengurangi

penularan infeksi kepada petugas klinik maupun kepada masyarakat


setempat.

Cara cara penanganan limbah limbah yang benar:

Menggunakan sarung tangan rumah tangga (utility gloves)


Memindahkan limbah terkontaminasi ke tempat pembuangan dalam

wadah tertutup
Membuang alat/benda tajam ke dalam wadah tahan tusuk.

Menuangkan limbah cair secara hati hati ke dalam saluran

pembuangan.
Membakar atau menubur limbah padat yang terkontaminasi.
Mencuci tangan, sarung tangan, dan wadah yang telah digunakan

untuk membuang limbah yang dapat terinfeksi.

You might also like