Professional Documents
Culture Documents
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan
Pada Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini
Oleh
Malikhah
1601908022
ABSTRAK
Malikhah, 2012. Korelasi Pengaruh Tayangan Televisi Terhadap Perkembangan
Perilaku Negatif Anak Usia Dini (Studi Pada Kelompok B Taman Kanak-kanak
Aisyiyah Bustanul Athfal V Kudus Tahun 2011 /2012). Skripsi, Program Studi
Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Negeri Semarang. Drs. Sawa Suryana, M.Pd dan Amirul Mukminin, S.Pd, M.Kes.
Kata Kunci : Korelasi Pengaruh Tayangan Televisi, Perkembangan Perilaku
Negatif
Masa kanak-kanak atau sering disebut usia dini adalah sebuah fase yang harus
dilalui oleh manusia. Pada masa ini anak belum dapat berpikir mana yang baik dan
mana yang buruk. Perkembangan perilaku anak dipengaruhi oleh berbagai faktor antara
lain adalah tayangan televisi.
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah, apakah ada hubungan pengaruh
tayangan televisi dengan perkembangan perilaku negatif anak kelompok B Taman
Kanak-kanak Aisyiyah Bustanul Athfal V Kudus dan seberapa besar hubungan
tersebut? Sedangkan tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya
hubungan antara tayangan televisi dengan perkembangan perilaku negatif anak dan di
Taman Kanak-kanak tersebut, dan seberapa besar hubungan tersebut.
Populasi penelitian ini adalah murid kelompok B Taman Kanak kanak Aisyiyah
Bustanul Athfal V Kudus. Adapun jumlah populasi adalah sebanyak 76 anak usia dini
terdiri atas 33 peserta didik laki-laki dan 43 peserta didik perempuan, setelah dihitung
menggunakan validitas dan realibilitas maka sampel yang digunakan sebanyak 50
anak. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
proporsional random sampling. Responden yang terpilih diberi angket yang berisi
tentang pengaruh tayangan televisi dan perkembangan perilaku negatif anak usia dini.
Data yang diperoleh diolah dengan bantuan SPSS versi 11.00 dengan statistik model
linier, sebelum analisis dilakukan uji t, uji F dan uji asumsi klasik yakni; uji
Multikolinearitas, uji normalitas dan uji heterokedastitas.
Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara pengaruh
tayangan televisi (X) dengan perkembangan perilaku negatif anak (Y) di Taman
Kanak-kanak Aisyiyah Bustanul Athfal V Kudus dengan hasil yang menunjukkan
bahwa korelasi antara variable x dan y tergolong cukup. Nilai signifikan F hitung
(38,019) > dari nilai F table (2,31) atau signifikan (0.00) < alpha (0.05), menunjukkan
bahwa ada hubungan signifikan antara variabel x dan y.
Melihat hasil penelitian tersebut maka dampingan orang tua sewaktu anak
sedang menonton televisi sangat diperlukan .Orang tua dapat mengatur jadwal
menonton televisi anak-anaknya. Orang tua harus dapat memilih acara yang sesuai
dengan usia anak. Orang tua harus mengetahui acara favorit anak. Orangtua sebaiknya
tidak meletakkan televisi di kamar anak .Ajak anak untuk melakukan banyak aktivitas
lain selain hanya menonton televisi. Ajari anak untuk memperbanyak membaca buku
yang bermanfaat. Orangtua harus membiasakan anak tidak menonton televisi di harihari sekolah. Orangtua harus membekali anak dengan pendidikan yang mengandung
nilai-nilai agama.
ii
: Senin
Tanggal
: 04 Maret 2013
Dosen Pembimbing I
Dosen Pembimbing II
Drs SawaSuryana, M. Si
002
Mengetahui
Ketua Jurusan PG PAUD FIP UNNES
Edi Waluyo, M. Pd
NIP. 19790425 200501 1 001
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di depan sidang Panitia Penguji Skripsi Jurusan
Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Ilmu Pendidikan untuk memenuhi sebagian
syarat-syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Anak Usia Dini Universitas
Negeri Semarang pada:
Hari/tanggal: Rabu, 15 Mei 2013
Sekretaris
Peguji Utama
Edi Waluyo, M. Pd
NIP. 19790425 200501 1 001
Peguji I
Penguji II
iv
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil
karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau
seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip
atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Semarang
Malikhah
NIM 1601908022
Kita tidak bisa menjadi bijaksana dengan kebijaksanaan orang lain, tapi kita
bisa berpengetahuan dengan pengetahuan orang lain (Michael De Montaigne).
PERSEMBAHAN :
Kupersembahkan skripsi ini bagi segenap kekuatan hidupku :
1. Kepada Ayah dan Ibu yang tak henti-hentinya memanjatkan doa buat ku
3
Teman-teman di saat resah dan gelisah yang selalu ada untuk bersama
Pelita kecil hidup ku, yang selalu mengisi hari-hari ku baik suka atau pun
duka.... I love you (Azza)
vi
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, dan
hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini berjudul
Korelasi Pengaruh Tayangan Telelevisi Terhadap Perkembangan Perilaku
Negatif
Anak Usia Dini (Studi Pada Taman Kanak-kanak Aisyiyah Bustanul Athfal V Kudus
Tahun 2011/2012).
Skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana
Strata 1 (satu) pada Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu penulis, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam
penulisan skripsi ini. Penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada :
(1)Drs. Hardjono, M. Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan UNNES yang telah
memberikan ijin dalam penyusunan skripsi ini.
(2)Edi Waluyo, M. Pd selaku Ketua Jurusan PG PAUD FIP UNNES yang telah
memberikan ijin dalam penulisan skripsi ini.
(3)Dra. Lita Latiana, S.H. M.H, selaku dosen wali yang telah memberikan motivasi ke
pada peneliti.
(4)Drs. Sawa Suryana, M. Si, selaku Pembimbing I yang telah bersedia meluangkan
waktu, tenaga, dan fikiran untuk memberikan bimbingan, pengarahan dalam
penyusunan skripsi ini.
(5)Amirul Mukminin, S.Pd, M. Kes, selaku Pemimbing II yang telah bersedia
vii
Semarang
Penulis
viii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ..
ABSTRAK ...
ii
iii
HALAMAN PENGESAHAN .
iv
PERNYATAAN ..
vi
KATA PENGANTAR .
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ...
1.4.1
Manfaat Teoritis
1.4.2
Manfaat Praktis .
10
1.5.1 Korelasi
10
10
11
ix
11
11
1.5.3.3Pengertian Anak
11
12
14
14
Tayangan Televisi ..
16
18
26
2.2 Perkembangan
30
1) Pengertian Perkembangan .
30
2) Prinsip-prinsip Perkembangan ..
31
35
2. Perilaku..
36
36
38
40
3. Belajar ...
41
1) Pengertian Belajar .
41
43
44
a.
i.
44
45
45
45
45
46
46
46
47
48
48
49
49
55
1.
56
2.7 Hipotesis..
62
63
70
70
72
xi
i. Populasi
72
3.3.2
Sampel..
72
74
3.4.1 Dokumentasi
74
3.4.2 Angket .
75
75
76
77
78
3.6.1 Validitas....
78
79
80
80
80
83
83
85
85
86
xii
87
87
90
90
91
92
92
92
93
94
95
95
4.4.2 Uji t ..
96
4.5 Pembahasan.
99
99
100
101
103
104
xiii
105
107
5.2 Saran ..
108
LAMPIRAN
xiv
DAFTAR TABEL
DAFTAR TABEL
Halaman
72
76
4.1 Data Peserta Didik Taman Kanak-kanak Aisyiyah Bustanul Athfal V Kudus
89
90
90
91
94
95
96
97
xv
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR GAMBAR
Halaman
93
Grafik Scatterplot.
95
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
yang "berbau" asing. Bahkan tidak hanya dalam bidang komunikasi, tetapi dalam
hal mode busana, rambut dan makanan alternatif sama dengan yang ada di luar
negeri.
Dengan banyaknya stasiun televisi yang ada di Indonesia (bandingkan
dengan jaman dahulu) dengan berbagai macam acara yang lebih mengutamakan
hiburan (kecuali TVRI), tentu membawa konsekuensi semakin berat bagi pemirsa,
khususnya orang yang sudah tua harus mulai mengarahkan anak-anaknya dalam
memanfaatkan hasil teknologi tersebut. Kondisi ini menantang para orang tua untuk
lebih selektif dan berkompromi dengan anak-anaknya untuk menyaksikan tayangan
yang patut dinikmati dan acara yang seharusnya tidak dilihat oleh anak. Apalagi
usia anak-anak merupakan usia yang strategis dan lebih mudah terkena pengaruh,
baik dari lingkungan dengan kontak langsung maupun media elektronik.
Penelitian pada film untuk anak-anak yang dilakukan oleh Yayasan
Kesejahteraan Anak Indonesia (YKAI) bekerjasama dengan Balitbang Deppen
tahun 1993 menunjukkan bahwa adegan antisosial (52%) lebih banyak dari pada
adegan prososial (48%). Adegan prososial menurut Wispe adalah beberapa
perilaku yang memiliki konsekuensi sosial positif sedangkan menurut Mussen dan
Einsenberg perilaku prososial sebagai tindakan yang ditujukan untuk memberi
bantuan atau kebaikan pada orang lain atau kelompok orang tanpa mengharapkan
balasan, dengan cara-cara yang cenderung mentaati norma sosial, Contoh adegan
prososial adalah mementingkan orang lain, mengalah dengan alasan yang masuk
akal dan tanpa paksanaan, aktivitas menolong, pemakaian bersama (share),
kehangatan yang menggambarkan keakraban hubungan persahabatan atau
televisi
sangat
besar
pengaruhnya
dalam
mengubah
perilaku
anak
mengalami
perkembangan
pesat
dalam
bahasa,
dan
hanya
bisa
menyimpulkan sesuatu berdasarkan apa yang mereka lihat. Apabila anak pada
usia ini selalu mendapatkan teman yang berupa tayangan televisi, maka hal
tersebut akan sangat mempengaruhi perkembangan sikap dan perilaku anak
tersebut. Mereka sedikit banyak akan meniru apa yang mereka lihat dari tanyangan
televisi tersebut. Menurut APA, berdasarkan peneletian yang telah dilakukan,
banyak bukti menunjukan bahwa tayangan televisi khususnya tayangan kekerasan
dapat menyebabkan perilaku agresif, desensitisasi terhadap kekerasan, mimpi
buruk, dan takut dirugikan. Menonton tayangan kekerasan juga dapat
menyebabkan penontonya kurang memiliki empati terhadap orang lain. Maka dari
itu, apabila anak- anak terlalu sering didampingi oleh tayangan televisi, akan ada
kemungkinan nantinya anak tersebut tidak sengaja menonton tayangan kekerasan
tersebut. Disinilah diperlukan peran serta orang tua dan guru, yang mana
sebelumnya sudah dikatakan bahwa guru dan orang tua merupakan pembimbing si
anak dalam memanfaatkan tayangan yang ada di televisi tersebut.
Dikutip dari artikel Ningsih (2009), dibawah ini dicantumkan data
mengenai fakta tentang pertelevisian Indonesia:
1. Tahun 2002 jam tonton televisi anak-anak 30-35 jam/hari atau 1.560
1.820jam/tahun, sedangkan jam belajar SD umumnya kurang dari
1.000jam/tahun.
2. 85% acara televisi tidak aman untuk anak, karena banyak mengandung
adegan
kekerasan, seks dan mistis yang berlebihan dan terbuka.
3. saat ini ada 800 judul acara anak, dengan 300 kali tayang selama
170jam/minggu padahal satu minggu hanya ada 24 jam X 7 hari = 168
jam.
4. 40 % waktu tayang diisi iklan yang jumlahnya 1.200 iklan/minggu, jauh
diatas rata-rata dunia 561 iklan/minggu.
Anak- anak dan televisi merupakan dua hal yang agak sulit untuk pisahkan,
menurut Cooney (dikutip dalam Yonatahan, 2010), anak-anak dan televisi adalah
suatu perpaduan yang sangat kuat yang diketahui orangtua, pendidik, dan
pemasang iklan. Televisi juga merupakan suatu alat yang melebihi budaya dalam
mempengaruhi cara berpikir dan perilaku anak. Televisi dapat membantu anak
mengetahui hak-hak dan kewajiban anak sebagai warga negara yang baik dan bisa
membangkitkan semangat anak untuk melibatkan diri dalam perbaikan lingkunagn
masyarakat, yang disertai oleh panduan orang tua (Chen, 1996). Singkat kata,
sedikit banyak tayangan televisi dapat mempengaruhi cara pikir serta sikap dan
perilaku anak.
Berdasakan konsep di atas dapat disimpulkan bahwa tayangan televisi dapat
berpengaruh terhadap perkembangan perilaku anak. Untuk itu peneliti ingin
melakukan penelitian dengan judul Korelasi Pengaruh Tayangan Televisi
terhadap Perkembangan Perilaku Negatif Anak Usia Dini pada Kelompok B
Taman Kanak-kanak Aisyiyah Bustanul Athfal V Kudus.
Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi khasanah ilmu,
terutama bagi jurusan Pendidikan Anak Usia Dini dalam memberikan gambaran
jelas tentang pengaruh atau intervensi tayangan televisi terhadap perkembangan
perilaku anak. Serta dapat memberikan informasi dan masukan pada teori yang telah
ada, terutama berkaitan dengan pengaruh tayangan televisi dengan perkembangan
perilaku negatif anak.
10
Sering ditemui di lapangan satu kata atau satu istilah memiliki beberapa arti,
sehingga menimbulkan persepsi yang berbeda antara pembaca satu dengan
pembaca lain. Untuk menghindari hal tersebut, berikut diberi penjelasan istilah
yang ada pada judul skripsi yang dipandang perlu.
1.4.1 Korelasi
Korelasi berasal dari bahasa Inggris "corelation" yang dalam bahasa
Indonesia disamakan dengan kata hubungan mempunyai arti sesuatu yang
dihubungkan
atau
hubungan
antara
dua
benda/peristiwa
atau
lebih
(Poerwadarminta, 1988:219).
Berdasarkan pengertian tersebut korelasi yang dimaksud adalah hubungan
antara dua variabel atau peristiwa yaitu pengaruh tayangan televisi dengan
perkembangan perilaku negatif anak.
1.4.2
Pengaruh Televisi
Pengaruh adalah sesuatu yang memiliki pengaruh terhadap benda atau orang
lain baik disengaja maupun tidak disengaja. Sedangkan televisi adalah tayangan
gambar yang dipertontonkan melalui layar kaca yang berasal dari pusat atau
stasiun tertentu untuk dinikmati masyarakat luas (Bagong Suyanto, 1995:27).
11
12
Bab III :Jenis dan Desain Penelitian,Variabel Penelitian, Populasi dan Sampel,
13
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.2
14
15
16
yang semuanya memiliki peranan dalam mempengaruhi emosi dan daya pikir
pemirsa.
Tanyangan gambar yang telah diatur oleh ahli penata gambar dapat
membawa perasaan dan pikiran penonton terikat oleh adegan gambar yang
disajikan.Isi film yang ditanyangkan biasanya tersirat dalam judul film yang
dipublikasikan yang membuat para pemirsa merasa penasaran. Isi yang sebenarnya
sering membawa suatu muatan nilai yang banyak membawa pengaruh pada
pemirsa terutama anak-anak.
Pengaturan suara dalam penanyangan film akan mempengaruhi intensitas,
perhatian dan emosi seseorang semakin baik dan serasi. Pengaturan suara membuat
lebih terfokus memperhatikan film tersebut, sehingga pemirsa lebih detail untuk
memahami isi dan makna film.
17
Pembahasan pada sub bab ini berusaha membuka front perlawanan keluarga
terhadap televisi yang berpengaruh negatif terhadap anak, kemudian orang tua
untuk mengambil langkah atau sikap. Hal ini tetap menjadi perioritas utama, sebab
antara keduanya (televisi dan keluarga) pada hakikatnya saling membutuhkan.
Bahkan di jaman sekarang tidak dapat meninggalkan televisi dengan berbagai
informasi dan dengan berbagai bentuk pada era globalisasi informasi ini.
Sementara televisi sebagai siaran audio visual tidak dapat melepaskan diri dari
masyarakat, sehingga kesan "apalah artinya tanyangan bagus bila tidak disaksikan
oleh masyarakat" tidak akan terjadi.
Persaingan televisi swasta dalam menyajikan acara semakin ketat. Apabila
semula hanya RCTI yang menyajikan film kartun anak-anak (Sincan), kini
semuanya menanyangkan jenis film tersebut, baik itu film lepas maupun film seri
bahkan ditanyangkan dalam waktu yang sama. Apabila dulu hanya TPI sekarang
bernama MNC TV menanyangkan film India, kini diikuti stasiun televisi yang lain.
Demikian pula, dulu sinetron yang hanya di tanyangkan SCTV kini hampir
menyeluruh televisi swasta ikut menanyangkan, termasuk di INDOSIAR yang
terkenal dengan; sinetron yang mirip film India dan sebagainya. Begitu antusias
masyarakat terhadap sinetron ini, sehingga baju dan tempat tidur juga diberi nama
"Tersanjung"(Muhammad Surya, 1993:83).
Tidak hanya tanyangan berupa film-film atau sinetron saja, televisi swasta
juga meramu acara informasi seperti "Buletin Siang", "Liputan Enam", "Seputar
Indonesia". Sedangkan seri komedi atau lawak seperti "Extravaganza", "Spontan",
dan sebagainya juga ditanyangkan untuk merebut pemirsa agar tertarik. Acara-
18
acara tersebut tidak khusus disajikan untuk orang tua atau dewasa saja, tetapi juga
dipersiapkan juga untuk anak-anak misalnya : Mojacko, Spiderman, Shinchan dan
sebagainya. Sedangkan untuk remaja biasanya disajikan tanyangan berseri, baik
sinetron asli maupun saduran yang dapat ditemukan setiap hari.
Dampak globalisasi dalam bidang komunikasi, menjadi siaran televisi
menjadikan siaran televisi sampai ke pelosok-pelosok tanah air. Setiap stasiun
televisi menyuguhkan acara yang menarik untuk "merebut" hati pemirsa terutama
anak-anak. Salah satu contoh tanyangan film Power Rangers yang sering
ditanyangkan pada waktu-waktu anak sedang libur.
Film Power Ranger adalah film anak anak yang ditayangkan oleh stasiun
televisi Indosiar pada setiap hari minggu pagi. Isi dari film Power Rangers
menggambarkan tentang kepahlawanan sekelompok muda mudi dalam
memberantas kejahatan. Disana diperlihatkan bagaimana sekelompok pemuda
tersebut bisa berubah menjadi manusia perkasa yang siap membela kebenaran
dengan mengandalkan jurus jurus mautnya.
Memperhatikan isi cerita film Power Rangers selain menggambarkan
tentang kepahlawanan juga menggambarkan tentang pemecahan masalah yang
selalu dilakukan dengan kekerasan, ini akan mempengaruhi perilaku anak yang
menonton film tersebut.
19
posisi dan bagaimana kemudian masing-masing harus bersikap. Sebab antara yang
satu dengan yang lain pada hakikatnya saling membutuhkan. Keluarga sekarang
yang dikatakan hidup dalam masa modern tidak dapat meninggalkan televisi
dengan berbagai informasi dalam berbagai bentuk pada era globalisasi informasi.
Sementara televisi sebagai lembaga siaran audio visual tak dapat melepaskan diri
dari masyarakatnya.
Dengan kian beragamnya acara tentu makin sulit bagi pemirsa menentukan
acara yang bakal dipilih. Apalagi kalau setiap penghuni rumah memiliki selera
yang berbeda. Bila kondisi demikian terus tumbuh bahkan tidak mungkin setiap
anggota keluarga kelak akan memiliki pesawat TV-nya sendiri seperti yang
sekarang telah terjadi di Jerman. Situasi demikian diramalkan dapat melemahkan
komunikasi dalam keluarga. Walaupun harus kita akui, bahwa televisi memberi
keuntungan bagi anak seperti yang dikatakan oleh Himmerweit dalam bukunya
"Television And the Child", bahwa televisi mengajarkan anak untuk mengenal
kehidupan masyarakatnya dan masyarakat lain. Siaran televisi berfungsi sebagai
wahana proses sosialisasi. Anak-anak diajak mengenal nilai-nilai luhur
masyarakatnya, tetapi mereka juga disuguhi hal-hal lain yang menuntut mereka
memberikan makna sendiri (Dedi Supriadi, 1993:23).
Permasalahan yang dihadapi oleh orang tua jaman sekarang memang
sangat-sangat jauh berbeda dengan di masa lalu. Hal ini terjadi karena dulu
lembaga keluarga memungkinkan orang tua (terutama ibu dengan sepenuhnya
menjadi ibu rumah tangga) untuk dekat dengan anak. Tetapi sejalan dengan
tuntutan keadaan yang mengkondisikan wanita berpeluang meniti karir, peran
20
ganda wanita tentu tidak mudah dilakukan secara sempurna. Peran bapak
kemudian dituntut untuk lebih dini, artinya tanggungjawab pendidikan anak bukan
melulu di pundak ibu, yang pada masa lalu sangat dominan.
Keluarga sebagai bagian masyarakat yang terkecil merupakan inti
terciptanya masyarakat yang lebih luas, sehingga kedudukan keluarga menentukan
bentuk dan corak masyarakat di masa mendatang. Dalam keluarga selayaknya
tercipta harmoni yang menenangkan semua penghuninya serta dapat memberi
bekal psikis yang akan terbawa oleh anggota-anggotanya.
Di depan telah disinggung bahwa tanggungjawab keluarga semakin berat,
karena perkembangan seseorang bukan hanya ditentukan oleh keluarga, tetapi juga
oleh msyarakat dan pemerintah. Termasuk media massa sebagai bagian dari
masyarakat mempunyai andil yang tidak kecil dan bisa dianggap ringan. Dengan
cerita (film, telenovela, sinetron, dan lain-lain) yang biasanya "happy ending" telah
membuat suatu kebahagiaan semu, yang barang kali tidak ditemukan dalam hidup
dan kehidupan sehari-hari. Ingat; telenovela : "Maria Mercedes" kisah seorang
gadis pencuci mobil dan penjual karcis yang berhasil menikah dengan pemuda dari
keluarga kaya. Penontonnya yang mayoritas wanita kemudian tanpa terasa terbawa
dalam alur cerita, menghayati peran serta ikut merasakan penderitaan pelaku
utamanya. Begitupun terhadap telenovela Marisol, Isabel atau sinetron Putri yang
ditukar, Anugrah, dan lain-lain. Mereka seakan lupa bahwa itu hanya cerita yang
dibuat justru untuk "mengelabuhi" penonton, sehingga mereka rela meninggalkan
pekerjaan apapun agar tidak ketinggalan dan alur cerita film yang dikaguminya itu.
Bahkan kini waktu belajar anak-anak diusik oleh hadirnya; "Upin & Ipin karena
21
22
23
Menghadapi dilema ini patut disadari bahwa beratnya tantangan yang harus
dihadapi para keluarga terhadap intervensi televisi, Sebab tidak banyak orang tua
yang tahu dan mau mendampingi anak-anak untuk nonton TV atau paling tidak
memberi gambaran pada anak (yang pada dasarnya mereka bagai kertas pulih)
dengan kesibukan yang menumpuk, atau ada orang tua yang masih mementingkan
diri sendiri bila ia harus memilih, sebab tidak jarang orang tua menonton acara
kesukaannya sementara anak dipersilahkan sibuk dengan acara sendiri (kalau tidak
ikut nonton) atau menonton acara yang disukainya di kamarnya sendiri atau di
rumah tetangga.
Budaya memberi fasilitas pada anak nampaknya juga mulai merambat ke
Indonesia seiring dengan naiknya status ekonomi sekaligus upaya semu
"menebus"" rasa bersalah orang tua yang kian terbatas waktunya untuk anak.
Diharapkan bila anak mendapat televisi sendiri, paling tidak ia akan banyak diam
di rumah dan pengasuhnya tidak akan terlalu disibukkan oleh anak asuhannya. Di
sini orang mulai lupa bahwa anak tidak sekedar butuh hiburan, tetapi juga
sosialisasi untuk mengembangkan pribadi dan kemampuannya. Tidak hanya diberi
fasilitas (fisik) tetapi juga ingin diajak bicara dengan bahasa yang sebenarbenarnya mereka pahami dan perlukan.
Di sisi lain televisi (swasta) sebagai "lembaga yang tidak bisa melepaskan
diri dan unsur bisnis dan profit tidak mudah untuk menerima kritik masyarakat
mengenai apa yang mereka tayangkan, sejauh itu mereka pandang "tidak benarbenar" mengkhawatirkan.
24
25
Dari beberapa uraian di atas, sudah sepantasnya keluarga yang dalam hal ini
dimotori oleh orang tua mulai mempersiapkan diri untuk mengantisipasi situasi
yang terus berkembang dan dihadapi oleh anak-anak. Sebab memang tidak
selamanya acara hiburan dapat memberikan rasa senang dan kebahagiaan, tetapi
ada kalanya dapat menimbulkan hal-hal sebaliknya, yaitu perilaku-perilaku yang
tidak terkendali, kecuali acara tertentu yang menghambat kegiatan-kegiatan lain
yang lebih penting, pengikisan nilai-nilai, perilaku yang menyimpang, mengurangi
motivasi belajar, sikap acuh tak acuh terhadap hal-hal yang baik dan normatif,
individualitas berlebihan dan sebagainya (Muhammad Surya, 1993:78).
Sikap hati-hati orang tua perlu dipertajam tanpa mengurangi upaya
mengembangkan imajinasi anak, karena tidak bisa memaksa televisi untuk selalu
menayangkan acara yang kita suka dan yang kita butuhkan, sebab tidak mungkin
memuaskan semua pihak dalam waktu yang sama. Mengingat keadaan masyarakat
Indonesia yang benar-benar beragam suku, agama, bahasa, budaya dan lain
sebagainya. Televisi adalah benda mati, maka pemirsalah yang seharusnya
menempatkan diri sebagai pihak yang aktif agar tidak mudah dipengaruhi dan
dibentuk oleh media. Pemirsa yang harus menentukan mana acara yang layak
ditonton dan mana yang tidak. Karena memang pengaruh tayangan televisi tidak
berdiri sendiri, tetapi ia merupakan suatu "penyulut" yang penting terhadap potensi
(positif atau negatif) yang telah ada pada seseorang. Isi pesan televisi dengan
sendirinya tidak terlepas dari masalah-masalah yang ada dalam masyarakat, yaitu
masalah sosial, ekonomi, politik dan budaya (Astrid Susanto, 1993:22).
26
27
28
29
dan sebagainya). Menghadapi masalah seperti ini orang tua dapat membantu
kesepakatan dengan apa atau mana yang akan dilakukan terlebih dahulu. Nonton
TV atau mengerjakan tugasnya. Dengan demikian anak dibiasakan untuk memilih
dan memutuskan masalahnya sendiri. Ini menurut para ahli perkembangan anak
membantu terbentuknya sikap mandiri, yang tentu saja harus disertai dengan
penanaman kedisiplinan terhadap apa yang mudah disepakati.
(7) Contoh dari orang tua
Semua kiat di atas tidak dapat sepenuhnya berhasil bila tanpa contoh
(teladan) dari orang tua, sebab pada dasamya anak lebih cenderung meniru yang
dilakukan oleh orang tuanya. Inilah konsekuensinya yang harus dibayar oleh para
orang tua dalam menanamkan norma-norma dalam keluarga (Budi Astuti, 2000:
28-29)
Berdasarkan beberapa uraian di atas dari kutipan di atas dapat dikemukakan
keluarga hendaknya mengajarkan pada anak bahwa kitalah (orang tua) yang harus
memanfaatkan televisi, bukan televisi yang memanfaatkan kita. Perlu ditekankan
bahwa waktu luang kita tidak hanya untuk menonton TV, tetapi perlu bergaul,
mengembangkan pribadi melalui kegiatan lain. Kita yang harus menempatkan diri
sebagai pribadi yang aktif agar tidak mudah dipengaruhi dan dibentuk oleh TV.
Kita yang menentukan mana cara yang layak ditonton dan mana yang tidak. Orang
tua selaku manajer dalam keluarga perlu melakukan langkah-langkah antisipasi
terhadap kemungkinan yang ditimbulkan oleh berbagai acara di televisi.
30
2.2 Perkembangan
2.2.1 Pengertian perkembangan
Para pakar psiklogi perkembangan pada umumnya membatasi pandangan
perkembangan hanya pada perubahan yang mengarah pada reorganisasi kualitatif
struktur perilaku, ketrampilan, atau kemampuan.
Para pakar psikologi perkembangan menyakini bahwa perkembangan terdiri
atas dua proses, yaitu integrasi dan diferensiasi. Integrasi mengacu pada gagasan
bahwa perkembangan terdiri atas integrasi dari struktur dari yang paling dasar,
yakni perilaku yang dimiliki sebelumnya dengan perilaku baru, kepada struktur
pada tingkat yang lebih tinggi. Misalnya, bayi belajar untuk memperolah objek
yang telah dipelajari seperti mengkoordinasikan berbagai ketrampilan seperti,
menggerakkan tangan, dan menggenggam objek. Diferensiasi mengacu pada
gagasan bahwa perkembangan menunjukkan kemajuan kemampuan yang
ditunjukkan secara berbeda ketika menghadapi objek yang berbeda. Misalnya,
ketika anak menggenggam benda kecil akan berbeda caranya ketika harus
menggenggam benda yang besar. Dengan demikian perkembangan merupakan
proses kombinasi antar integrasi dan diferensiasi.
Hurlock (1978) menyatakan bahwa perkembangan dapat didefinisikan
sebagai deretan kemajuan dari perubahan yang teratur dan koheren. Kemajuan itu
ditunjukkan adanya perubahan yang terarah, membimbing kearah kemajuan, dan
bukan mundur. Teratur dan koheren menunujukkan hubungan yang nyata antara
perubahan yang terjadi dan yang telah mendahului atau mengikutinya.
31
32
bersifat
multidimensional
dan
multidireksional.
33
(4) Perkembangan itu bersifat lentur, yakni adanya variabelitas diri seseorang
sehinggga memungkinkan adanya perkembangan atau perilaku tertentu.
(5) Perkembangan berada dalam latar tertentu dan historic. Bersifat kontekstual
karena seseorang berada di suatu lingkungan akan berbeda perkembangannya
dengan seseorang yang berada di lingkungan lain. Bersifat historis karena
periode waktu tertentu dimana seseorang itu tumbuh akan mempengaruhi
perkembangannya.
Ruffin (2001) menyatakan bahwa walaupun terdapat perbedaan secara
individual pada kepribadian anak, prinsip-prinsip dan karakteristik perkembangan
itu menunjukkan pola-pola yang bersifat universal.
(1) Perkembangan itu berproses dari bagian kepala menuju ke kaki. Prinsip ini
dinamakan prinsip kepala ke kai (cephalocaudle principle). Pada mulanya
anak mengendalikan kepalanya, kemudian tangannya dan selanjutnya kaki.
Bayi mengendalikan kepala dan gerakan raut muka dalam waktu dua bulan
setelah kelahiran. Dalam beberapabulan berikutnya, bayi mampu mengangkat
dirinya denagn menggunakan bantuan tangan. Pada usia 6-12 bualan, bayi
mulai mengendalikan kakinya dan mampu merangkak berdiri, dan berjalan.
Koordinasi tangan bayi itu biasanya mendahului koordinasi kakinya.
(2) Perkembangan berproses dari tubuh bagian dalam menuju tubuh bagian luar.
Prinsip ini disebut prinsip perkembangan proksimodistal (proximodistal
development). Ini berarti tulang belakang perkembangan terlebih dahulu
sebelum tubuh bagian luar. Lengan anak berkembang terlebih dahulu sebelum
keseluruhan fungsi tangan, dan kaki berkembang terlebih dahulu sebelum jari-
34
(5)
(6)
spesifik.
Dalam
perkembangan
motorik,
bayi
mampu
35
36
2.3 Perilaku
2.3.1 Pengertian Perilaku
Definisi perilaku menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah tanggapan
atau reaksi individu yang terwujud digerakan (sikap); tidak saja badan atau ucapan.
Simpang, sebagai kata dasar menyimpang memiliki pengertian sebagai (1) sesuatu
yang memisah (membelok, bercabang, melencong, dan sebagainya) dari yang lurus
(induknya).
Perilaku adalah merupakan perbuatan/tindakan dan perkataan seseorang
yang sifatnya dapat diamati, digambarkan dan dicatat oleh orang lain ataupun
orang yang melakukannya.
37
yang
melakukannya).
Fokus pengubahan perilaku kepada perilaku yang dapat diamati (perilaku
overt). Pengubahan perilaku adalah suatu bidang psikologi yang berkaitan dengan
analisa dan pengubahan perilaku manusia (Miltenberger, Tahun 2001)
(1) Analisa artinya mengidentifikasi hubungan fungsional antara lingkungan
dengan perilaku tertentu untuk memahami alasan suatu perilaku terjadi.
(2) Pengubahan berarti mengembangkan dan mengimplementasikan prosedur
pengubahan perilaku untuk membantu orang mengubah perilakunya
(mengubah peristiwa-peristiwa lingkungan yang mempengaruhi perilaku).
38
Kondisi kesehatan.
Kesehatan
yang
baik
mendorong
emosi
yang
Suasana rumah, jika anak tumbuh dalam lingkungan rumah yang lebih
banyak berisi kebahagiaan dan apabila pertengkaran, kecemburuan, dendam,
dan perasaan lain yang tidak menyenangkan diusahakan sesedikit mungkin,
maka anak akan lebih banyak mempunyai kesempatan menjadi anak yang
39
bahagia.
(3)
(4)
(5)
Hubungan dengan teman sebaya. Jika anak diterima dengan baik oleh
kelompok teman sebaya maka perilaku yang menyenangkan (baik) akan
muncul, sedangkan apabila anak diabaikan oleh kelompok maka perilaku
yang tidak menenangkan akan dominan muncul.
(6)
(7)
(8)
40
Kondisi psikologis.
mendidik.
Menurut Cleife (dalam Soemiarti, 2000:85) guru adalah pemegang otoritas
atas cabang-cabang ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan pendidikan,
41
walaupun begitu tugas guru tidak hanya menuangkan ilmu pengetahuan ke dalam
otak para siswa tetapi melatih ketrampilan (karsa) dan menanamkan sikap serta
nilai (rasa) kepada mereka.
2.4 Belajar
2.4.1 Pengertian Belajar
Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku setiap orang dan
belajar itu mencakup segala sesuatau yang dipikirkan dan dikerjakan oleh
seseorang. Belajar memegang peranan penting di dalam perkembangan, kebiasaan,
sikap, perilaku, keyakinan, tujuan, kepribaadian, dan bahkan persepsi seseorang.
Beberapa pengertian tentang belajar:
(1) Gege dan Berliner (1983:252) menyatakan bahwa belajar merupakan proses
dimana suatu organisasi mengubah perilakunya karena dari hasil pengalaman.
(2) Morgan et.al. (1986:140) menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan
relative permanen yang terjadi karena hasl dari praktik atau pengalaman.
(3) Slavin (1994;152) menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan individu
yang disebabkan oleh pengalaman.
(4) Gagne (1997:3) menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan disposisi
atau kecakapan manusia yang berlangsung selama periode waktu tertentu, dan
perubahan perilaku itu tidak berasal dari proses pertumbuhan.
Dari keempat pengertian di atas tampak bahwa konsep tentang belajar
mengandung tiga unsur utama yaitu:
(1) Belajar berkaitan dengan perubahan perilaku
42
43
sebagai akibat dari interaksi antara individu denagn lingkungannya. Apa yang
dipelajari seseorang dapat diuraikan dan disimpulkan dari pola-pola perubahan
perilakunya. Perkembangan (development) mengacu pada perubahan yang
dihasilkan dari kombinasi pengaruh pertumbuhan dan belajar.
44
Ada beberapa definisi tentang anak usia dini baik ditinjau dari sisi umur,
psikologi, maupun secara fisik. Berikut ini dipaparkan beberapa pengertian tentang
pengertian anak usia dini.
(1) Anak usia dini adalah anak yang berada dalam dalam rentang usia 0 8 tahun
yang tercakup dalam program pendidikan di taman penitipan anak dalam
keluarga (family child care home), pendidikan Pra-Sekolah, Taman Kanakkanak dan Sekolah Dasar.
(2)
pemberian
rangsangan
pendidikan
anak
untuk
membantu
UNESCO menetapkan bahwa anak usia dini adalah anak dengan usia tiga
sampai lima tahun (3 5 tahun).
45
46
47
motorik,
berarti
perkembangan
pengendalian
gerakan
jasmaniah melalui kegiatan pusat syaraf, urat syaraf, dan otot yang
terkoordinasi.
3)
7)
8)
9)
Perkembangan moral, tidak ada anak yang memiliki hati nurani atu skala
nilai, dan tidak seorang anakpun dapat diharapakan mengembangkan kode
moral sendiri, sebaliknya tiap anak harus diajarkan standar kelompok tentang
48
yang benar dan salah. Belajar berperilaku dengan cara yang disetujui
masyarakat merupakan proses yang panjang dan lama yang terus berlanjut
hingga masa remaja.
10) Perkembangan seks, peran seks berarti pola perilaku bagi anggota kedua jenis
kelamin yang disetujui dan diterima kelompok sosial tempat individu itu
mengidentifikasikan diri.
11) Perkembangan kepribadian, kepribadian adalah susunan sistem psikofisik
yang dinamis dalam diri suatu individu yang menentukan penyesuaian
individu yang unik terhadap lingkungan. Sistem psikofisik adalah kebiasaan,
sikap, nilai, keyakinan, keadaan emosional, perasaan dan motif yang bersifat
psikologis tetapi mempunyai dasar fisik dalam kelenjar, saraf, dan keadaan
fisik anak secara umum. Sistem-sistem ini berkembangmelalui proses belajar
sebagai hasil dari berbagai pengalaman anak.
49
(2) Tahap II : dari 7-14 tahun (masa anak, masa sekolah dasar)
(3) Tahap III : dari 14-21 tahun (masa remaja/pubertas, masa peralihan dari
usia anak menjadi orang dewasa)
Penahapan ini didasarkan pada gejala dalam perkembangan fisik. Hal ini
dijelaskan bahwa antara tahap I dan tahap II dibatasi oleh pergantian gigi, antara
tahap II dan tahap III ditandai dengan mulai berfungsinya organ-organ
reproduksi.
Kretscmer, mengemukakan bahwa dari lahir hingga dewasa, individu melewati
4 tahapan :
(1)
Tahap I: dari 0-3 tahun, fullungs (pengisian) dimana anak tampak pendek
gemuk.
(2)
Tahap II: dari 3-7 tahun, streckungs dimana anak tampak langsing
meninggi
(3) Tahap III: dari 7-13 tahun, anak tampak pendek gemuk kembali
(4) Tahap IV dari 13-20 tahun, anak nampak kembali langsing
Elizabeth Hurlock mengemukakan penahapan perkembangan individu, yaitu:
(1) Tahap I, fase prenatal, sebelum lahir yaitu 9 bulan/280 hari
(2) Tahap II, infancy/orok yaitu sejak lahir-usia 10/14 hari
(3) Tahap III, babyhood (bayi) dari 2 minggu - 2 tahun
(4) Tahap IV, childhood (kanak-kanak) mulai dari 2 tahun-masa remaja
(5) Tahap V, adolesence/puberty mulai usia 11/13 tahun - 21 tahun.
(6) Tahap IV: dari 13-20 tahun, anak nampak kembali langsing
50
2.5.4.2
Sudah
51
Anak laki-laki yang baik dan anak perempuan yang manis ( 9 10 tahun)
Hidup
dinilai
dari
seberapa
bagus
hubungan
interpersonal
52
53
bodoh
atau
merupakan
masalah.
Ketidaksuksesan
di
sekolah,
54
kebingungan peran, yang sering mncul dari perasaan adekuat, isolasi dan
keragu-raguan. Penangguhan psikososial memberikan waktu yamg lebih untuk
membuat keputusan yang vokasional.
(6) Intimasi vs Isolasi (18 41 tahun)
Ketidakpastian individu mengenai diri sendiri akan mempunyai kesulitan
mengembangkan keintiman. Seseorang tidak bersedia atau tidak mampu untuk
berbagi untuk mengenal diri sendiri akan merasa sendiri.
(7) Generativitas Vs Ahsorbsi Diri atau Stagnasi (40-65 tahun)
Asorbsi diri orang dewasa akan direnungkan dengan kesejahteraan pribadi dan
peningkatan. Perenungan dengan diri sendiri mengarah pada stagnasi
kehidupan.
(8) Integritas Ego Vs Putus Asa (65 tahun- mati)
Resolusi yang tidak berhasil dalam krisis ini bisa menghasilkan perasaan putus
asa karena individu melihat kehidupan sebagai bagian dari ketidakberuntungan,
kekecewaan, dan kegagalan.
55
Menurut Siti Aisyah (2008:1.4) ada beberapa hal yang menjadi alasan
pentingnya memahami karakteristik anak usia dini, yaitu:
1. Anak usia dini memiliki rasa ingin tahu yang besar.
2. Merupakan pribadi yang unik.
3. Suka berfantasi dan berimajinasi
4. Masa paling potensisal untuk belajar.
5. Menujukkan sikap egosentris.
6. Memiliki rentang daya konsentrasi yang pendek.
7. Sebagai bagian dari makhluk social.
Menurut Kartadinata dalam Siti Aisyah (2008:1.9) selain karakteristik anak
usia dini di atas, ada beberapa titik kritis yang perlu diperhatikan pada anak usia
dini yang berbeda dengan anak sesudahnya. Titik kritis tersebut adalah:
(1) Membutuhkan rasa aman, istirahat, dan makanan yang baik.
(2) Datang ke dunia yang diprogram untuk meniru.
(3) Membutuhkan latihan dan rutinitas.
(4) Memiliki kebutuhan untuk banyak bertanya dan memperoleh banyak jawaban.
(5) Cara berpikir anak berbeda dengan orang dewasa.
(6) Membutuhkan pengalaman langsung.
(7) Trial and error menjadi hal pokok dalam bejar.
(8) Bermain merupakan dunia masa kanak-kanak.
56
yang
dirasa
negatif
dan
tidak
menguntungkan
bagi
berkembangan anak. Maksudnya, jangan sampai anak yang bagai "kertas putih" itu
kotor karena tercoret oleh tayangan televisi. Salah satu cara yang bisa ditempuh
adalah dengan mendampingi anak sewaktu anak menyaksikan acara televisi,
memberi jatah waktu kepada anak untuk menyaksikan acara televisi, dan tindakan
lain yang sifatnya sebagai kontrol dan penyaring dari tayangan televisi.
Di sisi lain, orang tua disibukkan oleh pekerjaan masing masing, sehingga
secara praktis untuk selalu menemani anak dalam menyaksikan acara atau
tayangan televisi rasanya sulit untuk diwujudkan. Sebagai benteng untuk
menangkal hal ini adalah melalui pendidikan, baik itu pendidikan secara formal
yang dilaksanakan di sekolah maupun pendidikan non formal seperti pendidikan
dalam keluarga.
Memang bila dilihat waktunya, pendidikan non formal dalam keluarga
memiliki peluang dan berpengaruh besar terhadap perkembangan anak, sebab
dilihat dari waktunya, di rumah lebih banyak bila dibandingkan waktu yang
dimiliki di sekolah. Oleh sebab itu, orang tua harus bertindak ganda, yakni sebagai
guru, pemberi jalan, pemberi nasehat, pemberi arah, pemberi penerang, dan bahkan
mengalihkan jalan bila anak tersebut mengalami "sesat" di tengah perjalanan.
Dengan demikian, pendidikan baik formal yang dilaksanakan di sekolah maupun
57
turut
58
Minggu
(4) Anak-anak di bawah umur 4 tahun kesulitan membedakan antara fantasi dan
kenyataan.
Keempat, Komisi Nasional Perlindungan Anak pernah memantau 13
stasiun televisi swasta Indonesia. Hasilnya 62% diantaranya menayangkan
perilaku kekerasan, ini dijumpai di sinetron dan tayangan-tayanagn film lainnya,
jelas Ariot Merdeka Sirait, Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak.
59
(www.sehatraga.wordpress.com).
Kelima, hasil penelitian yang berjudul Pola Menonton Televisi pada Anak
dan Pengaruhnya terhadap Pendidikan serta Pola Makan yang dilakukan oleh
Terapul Tarigan, Nancy Ervani, dan Syamsidar Lubis, Subbagian Tumbuh
Kembang Pediatri Sosial, Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara/ Universitas dr, Pirngadi Medan. Hasil penelitian
tersebut menunjukkan bahwa dari 100 responden yang berusia 3-5 tahun,
menonton telavisi 1-2 jam/hari (56%), acara paling disenangi film kartun (77%).
Dari hasil penelitian menunjukkan hubungan yang signifikan antara acara yang
disenangi dengan reaksi anak setelah menonton televisi (p<0,05), menonton
televisi mempunyai pengaruh 32% dengan pengaruh pada belajar 17% dan pola
makan 15%. Penelitian tersebut membuktikn bahwa menonton televisi mempunyai
pengaruh terhadap belajar anak tetapi tidak bermakna secara statistik.
Keenam, Andayani (1997) melakukan penelitian terhadap beberapa film
kartun Jepang, seperti Sailor Moon, Dragon Ball, dan Magic Knight Ray Earth. Ia
menemukan bahwa film tersebut banyak mengandung adegan antisosial (58,4%)
daripada adegan prososial 41,6%). Studi ini menemukan bahwa kategori perlakuan
antisosial yang paling sering muncul berturut-turut adalah berkata kasar (38,56%),
mencelakakan 28,46%), dan pengejekan (11,44%). Sementara itu, katagori
prososial, perilaku yang kerapkali muncul adalah kehangatan (17,16%), kesopanan
(16,05%), empati (13,43%), dan nasihat 13,06%).
Ketujuh, Laporan studi yang dilakukan di Amerika Serikat dengan tajuk;
Telvision and Growing Up:
The Impact of
60
menemukan korelasi dalam taraf signifikan hanya 0,20 sampai 0,30 antara ekspose
tindakan kekerasan di televisi dengan perilaku agresif pemirsa yang apda
umumnya adalah anak-anak muda (Budi Astuti, 2000: 26).
Kedelapan, Dokter spesialis kejiwaan RS Theresia, Asianto mengatakan,
tontonan seperti film kekerasan dan film porno sangat mempengaruhi
perkembangan psikologi anak. Apa yang mereka lihat dari tontonan itu terekam
dan sewaktu-waktu mereka praktikkan seperti yang mereka lihat dalam adegan
film itu. Dan ini sangat berbahaya bagi si anak itu sendiri karena bisa terjerumus
dalam pergaulan yang salah, terangnya kepada Jambi Independent (20/11/2008).
Kesembilan,
kriminalitas dalam masyarakat. Semua anak dalam periode usia yang peka akan
terkena dampaknya tanpa memandang jenis kelamin, tingkat intelegensi, maupun
kelas sosial.(www.bppndik.tripod.com).
61
(4) Banyak alur cerita sinetron yang bersetting sekolah tetapi tidak sesuai dengan
norma agama dan adat ketimuran yang berlaku.
62
lihat, tidak menutup kemungkinan perilaku dan sikap anak tesebut akan mengikuti
acara televisi yang ia tonton. Apabila yang ia tonton merupakan acara yang lebih
kepada edukatif, maka akan bisa memberikan dampak positif tetapi jika yang ia
tonton lebih kepada hal yang tidak memiliki arti bahkan yang mengandung unsurunsur negatif atau penyimpangan bahkan sampai kepada kekerasan, maka hal ini
akan memberikan dampak yang negatif pula terhadap perilaku anak yang
menonton acara televisi tersebut.
2.7 Hipotesis
Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara
terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul,
(Arikunto, 2010: 110).
Ada dua jenis hipotesis yang digunakan dalam penelitian :
1) Hipotesis kerja atau disebut juga hipotesis alternatif (Ha).
Hipotesis kerja menyatakan adanya hubungan antar variabel x dan y, atau
adanya perbedaan antara dua kelompok.
2) Hipotesis nol (H0) sering juga disebut hipotesis statistik, karena biasanya
dipakai dalampenelitian yang bersifat statistik, yaitu diuji dengan perhitungan
statistik.
Dari pengertian di atas maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini
adalah:
Ha: Ada hubungan yang signifikan antara pengaruh tayangan televisi dengan
perkembangan perilaku negatif anak kelompok B Taman Kanak-kanak
63
64
65
Skema 1:
Tayangan televisi
Anak menonton
Menerima pesan
Perubahan Perilaku
66
Gambaran hubungan tersebut dapat lihat dalam kerangka berpikir sebagai berikut:
Tabel 2.1
Kerangka Berpikir
Tayangan
Sinetron
Telavisi
Film Kartun
Musik
Perubahan
Perilaku
1. Aspek Kognitif
Perubahan Pengetahuan
Perubahan Sikap
2. Aspek Afektif
Terpaan
Perhatian
Pemahan
3. Aspek Konatif
Menerima Langsung
Memilih Langsung
Menolak Langsung.
67
Berbahasa
Menunda dan
Malas
68
Variabel
Film Kartun
Sub Variabel
Indikator
3.1 Film Kartun mengenalkan gaya
hidup berpetualang
3.2 Adanya superhero sang penyelamat
3.3 Adanya kelompok/geng yang saling
bermusuhan
3.4 Persoalan
yang
kecil
memicu
permusuhan
3.5 Film Kartun menempilkan adegan
permusuhan yang berkepanjangan
3.6 Menampilkan
model
ciri
bagaimana
cara
No.Item
11-20
69
Variabel
Hiburan
Sub Variabel
Musik
Indikator
3.1 Memenuhi
kebutuhan
No. Item
dan 20-30
musik
lebih
banyak
Aspek
anak
Kognitif,
afekti,
konatif
31-60
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Desain Penelitian
Jenis penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif dengan teknik analisi data
menggunakan statistika. Menurut Azwar (2005:5) penelitian kuantitatif adalah
penelitian yang menekankan pada data-data numerical (angka) yang diolah secara
statistika.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara intervensi
tayangan televisi dengan perkembangan perilaku anak kelompok B Taman Kanakkanak Aisyiyah Bustanul Athfal V. Pennelitian ini termasuk dalam deskriptif
kuantitatif korelasional karena bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan
antara dua variabel penelitian.
Dengan penelitian korelasional, pengukuran terhadap beberapa variabel
serta saling hubungan diantara variabel-variabel tersebut dapat dilakukan secara
serentak dalam kondisi yang realistik (Azwar 2005:8).
Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (1992:213) penelitian korelasional,
yaitu penelitian yang bertujuan menemukan ada tidaknya hubungan antara dua
variabel atau lebih, dan bila ada hubungan, seberapa besar pengaruh tersebut.
71
Menurut Azwar (2005: 59) variabel adalah konsep mengenai atribut atau
sifat yang terdapat pada subjek penelitian yang dapat bervariasi secara kuantitatif
atau kualitatif. Variabel adalah gejala yang menunjukkan variasi baik dalam jenis
maupun dalam tingkatannya (Sutrisno Hadi, 1992: 22).
Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel adalah gejala yang
bervariasi dalam suatu obyek penelitian, baik dipandang dari segi jenis maupun
bentuk. Dalam penelitian ada dua variabel, yaitu :
a.Variabel bebas (X)
Variabel bebas adalah unsur yang mempengaruhi munculnya unsur lain (Hadari
Nawawi, 1987:56). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah
intervensi tayangan televisi, yang terdiri dari:
2) Variabel X1 adalah sinetron.
3) Variabel X2 adalah film kartun.
4) Variabel X3 adalah hiburan musik.
b.Variabel Terikat (Y)
Variabel terikat adalah unsur yang munculnya dipengaruhi oleh adanya variabel
lain (Hadari Nawawi, 1987:57).
Adapun yang menjadi variabel terikat adalah perkembangan perilaku anak
kelompok B TK Aisyiyah Bustanul Athfal V Kudus.
72
3.3.2 Sampel
Sampel penelitian adalah sampel adalah sebagian dari populasi yang dikenai
langsung oleh suatu penelitian (Sutrisno Hadi (2001:221). Menurut Sugiono (2008:
109) Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi. Dapat ditarik kesimpulan bahwa sampel adalah sebagian dari populasi
73
yang dianggap mewakili populasi karena memilki ciri atau karakteristik yang
sama.
Pada penelitian ini karena populasi yang digunakan tergolong sedikit yaitu
murid Taman Kanak-kanak kelompok B yang berjumlah 76 anak, supaya
menghasilkan data yang valid maka seluruh populasi digunakan sampel, Arikunto
(2006: 112). Dengan demikian seluruh populasi yang ada diambil sebagai obyek
kajian yang diteliti dan diperlakuakan sebagai sampel.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
proporsional random sampling. Responden yang terpilih diberi angket yang berisi
tentang intervensi tayangan televisi dan perkembangan perilaku anak usia dini.
Adapun rumus yang digunakan dalam penentuan sampel adalah dengan
menggunakan rumus Slovin dan Umar (Arikuno, 2002: 136) yaitu:
N
n
1+ N (e)
Dimana:
N
= Ukuran populasi
= Ukuran sampel
74
cukup
penting dalam
pengumpulan data yang tepat. Data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini
adalah data tentang pengaruh tayangan televisi terhadap perkembangan perilaku
negatif anak di Taman Kanak-kanak Aisyiyah Bustanul Athfal V Kudus.
Menurut Arikunto (1998: 224-237) terdapat beberapa teknik pengumpulan
data yaitu angket, tes interview, observasi, dan dokumentasi skala psikologis.
Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumentasi dan
angket. Pengumpulan data yang utama menggunakan angket dan data pendukung
menggunakan dokumentasi.
3.4.1 Dokumentasi
Dokumentasi adalah suatu metode yang digunakan untuk mencari data
mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, daftar nilai, buku, surat kabar,
notulen rapat, logger, agenda dan sebagainya (Kartini Kartono, 1990:88).
Dokumentasi berarti suatu bukti kejadian yang telah lalu atau baru, sehingga dapat
memberikan keterangan bila diperlukan.
Metode dokumentasi memiliki beberapa kelebihan antara lain:
(1) Menghemat waktu sebab dapat dilihat langsung sekaligus mencatatnya
(2) Tidak perlu pengantar orang lain
(3) Tidak menimbulkan kecurigaan
(4) Dapat mengetahui data yang telah lalu
75
3.4.2 Angket
3.4.2.1 Pengertian angket
Menurut pendapat Kartini Kartono (1990:20), "Angket adalah suatu
penyelidikan tentang masalah yang umumnya menyangkut kepentingan umum
(orang banyak) dilakukan dengan jalan mengedarkan suatu daftar pertanyaan
beberapa formulir diajukan secara tertulis kepada sejumlah subyek untuk
mendapatkan jawaban atas tanggapan (respon) tertulis seperlunya". Jadi angket
adalah daftar pertanyaan untuk diisi atau dijawab oleh sejumlah orang sebagai
responden guna mendapatkan tanggapan tertulis yang diperlukan dalam penelitian.
3.4.2.2 Macam-macam angket
Menurut pendapat Kartini Kartono (1990: 89), angket dibedakan menjadi
dua yaitu:
1)
Angket langsung
Angket langsung adalah daftar pertanyaan (formulir) diberikan langsung
76
No
1
2
3
4
Tabel 3.2
Kriteria Nilai Alternatif Jawaban
Kriteria
Skor
SS (Sangat Setuju)
4
S (Setuju)
3
KS (Kurang setuju)
2
TS (Tidak Setuju)
1
77
78
xy
2
2
2
2
Keterangan :
rxy : Koefisien korelasi antara X dan Y
XY : Jumlah perkalian item nomor 1 dengan jumlah skor total
X
: Skor total
: Jumlah
79
3.6.2 Reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat
pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan, atau menunjukkan konsistensi
suatu alat pengukur di dalam megukur gejala yang sama (Djamaludin Ancok dalam
Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, 1989:140). Sedang menurut Azwar
(2006:4) realibilitas adalah sejauh mana hasil suatu penelitian dapat dipercaya.
Realibilitas dalam penelitian ini menggunakan formula Alpha Cronbach
(Arikunto, 2010: 239) dengan rumus sebagai berikut:
2
k
b
11
2
k
Keterangan :
K
= jumlah item
b2
12
= varian totaL
80
determinasi
yang
dilambangkan
dengan
R2,
nilainya
81
R2 = 1- bi
Qi2
(Gujarati, 2003)
Uji ini menggambarkan seberapa variansi dari variabel tak bebas dapat
dijelaskan oleh variansi dari variabel bebas. Nilai R2 mempunyai jarak antara
0-1. Makin besar R2
mendekati sebenarnya.
c. Hipotesis yang digunakan diuji dengan Uji F.
Pengujian terhadap pengaruh
hiting (
Ratio ) yang terdapat pada tabel Analysis of Variance dari hasil perhitungan
SPSS.
Dirumuskan sebagai berikut :
Ho : b1 = b2 = ....... = bn = 0
Ha : b1 = b2 =.........= bn 0
Bila nilai F hitung < F tabel, maka H0 diterima dan bila nilai F hitung > F
tabel , maka H0 ditolak yang berarti bahwa input-input yang digunakan
berpengaruh secara bersama-sama.
Nilai F dapat diformulasikan sebagai berikut :
F =
R2 / (k-1)
(1-R2 ) / ( n k )
(Gujarati, 2003)
82
Dimana :
k = Jumlah variabel independen termasuk konstanta.
n = Jumlah sampel.
( bi- bi* )
Sbi
(Gujarati, 2003)
Dimana :
bi = koefisien dari variabel ke i
bi* = nilai hipotesis dari bi
Sbi = simpangan baku dari variabel bebas ke i
Nilai t tabel = /2 , n-k-1.
Dimana ; n = jumlah sampel.
k = jumlah variabel independen termasuk konstanta.
83
84
skewness dari residual. Nilai z statistik untuk skewness (Gujarati, 2003) dapat
dihitung dengan rumus:
Skewness
Zskewness =
6/N
Dimana N adalah jumlah sampel, jika Z hitung > Z tabel, maka distribusi tidak
normal.
Uji statistik lain yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual
adalah uji statistik non-parametik Kolmogrov-Smirnov (K-S). Uji K-S dilakukan
dengan membuat hipotesis:
H0 : Data residual berdiatribusi normal.
HA : Data residual tidak berdistribusi normal
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan uji statistik non-parametik
Kolmogrov-Smirnov (K-S)
F-hitung
2
R
(
n
k
)
xl
x
2
(
k
1
)
1
R
xl
85
Dimana
2
Rxl
Rule of thumb yang digunakan adalah bila nilai Fhitung > Ftabel, berarti bahwa
Xi berkolerasi dengan variabel penjelas X lainnya. Selain mengunakan F-hitung
juga bisa digunakan pengukuran terhadap varian inflation faktor (VIF), dalam uji
multikolinieritas dalam penelitian ini digunakan model yang kedua ini (Gujarati,
2003).
= ln 2 + In Xi + V
= + ln Xi + Vi
86
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
88
89
90
Tabel 4.4
Data Tenaga Pendidik
Taman Kanak-kanak Aisyiyah Bustanul Athfal V Kudus
Nama/NIP
No
1
2
L/P
P
P
Ijazah
Terakhir/Th
D2
PGTK/1998
D2
PGTK/2008
Jabat
an
Go
l
Mengajar
di kelas
Kepala
IIC
A2
Guru
B1
Chusnul Chotimah
SMU
Guru
B2
D2
PGTK/2008
Guru
A2
Ulin Ni,mah
SMU
Guru
B2
Vivi Milasari
SMU
Guru
A1
S1/2010
Guru
A1
Mulai
Tugas
01-032005
01-071985
22-1097
01-072001
01-102006
01-072009
01-112010
91
92
televisi mampu mencerminkan 79% dari variasi yang terjadi pada skor murni
kelompok subjek dan 21% dari perbedaan yang tampak disebabkan oleh variasi
error/kesalahan pengukuran tersebut (Azwar, 2006:96). Berdasarkan koefisien
realibilitas sebesar 0,795 dapat dikatakan bahwa skala perkembangan perilaku
memiliki realibilitas yang tergolong cukup juga.
93
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
Tabel 4.5
Hasil Uji Normalitas Kolmogrov-Smirnov Test
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
N
Normal Parameters a,b
Most Extreme
Differences
Mean
Std. Deviation
Absolute
Positive
Negative
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
Unstandardiz
ed Residual
76
.0000000
3.70401616
.086
.075
-.086
.750
.628
4.3.1.2 Multikolonieritas
Hasil perhitungan nilai Tolerance menunjukkan tidak ada variabel independen
yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0.10 yang berarti tidak ada korelasi antar
variabel independen yang nilainya lebih dari 95%. Hasil perhitungan nilai Variance
Inflation Factor (VIF) juga menunjukkan hal yang sama tidak ada satu variabel
independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa
tidak ada multikolonieritas antar variabel independen dalam model regresi.
94
Tabel 4.6
Hasil Uji Multikolonieritas
Coefficientsa
Model
1
Collinearity Statistics
Tolerance
VIF
.394
2.538
.315
3.173
.354
2.827
x1
x2
x3
a. Dependent Variable: y
Hasil
pengukuran
terhadap
varian
inflation
factor
(VIF)
hasilnya
menunjukkan bahwa semua variabel pada model yang diajukan bebas dari
multikolinieritas. Hal ini ditunjukkan pada nilai VIF yang berada di bawah 9,
sehingga dapat dikatakan bahwa persamaan tidak mengandung multikolinieritas
(Gujarati, 2003), sebagaimnana dapat dilihat pada tabel 4.7.
Tabel 4.7
Pengujian Multikolinieritas
Variabel
VIF
Keputusan
X1
2,538
Bebas Multikolinieritas
X2
3,173
Bebas Multikolinieritas
X3
2,827
Bebas Multikolinieritas
Sumber: Data Primer diolah Juli 2012.
95
Scatterplot
Dependent Variable: y
Regression Studentized
Residual
3
2
1
0
-1
-2
-3
-3
-2
-1
Tabel 4.8
Uji heteroskedastisitas
Coefficientsa
Model
1
(Constant)
x1
x2
x3
Unstandardized
Coefficients
B
Std. Error
28.699
3.134
.416
.169
.396
.163
.368
.179
Standardized
Coefficients
Beta
.288
.316
.253
t
9.157
2.467
2.423
2.052
Sig.
.000
.016
.018
.044
a. Dependent Variable: y
96
Berdasarkan analisis regresi tabel 4.9 nampak bahwa nilai F hitung (38,019)
> dari nilai F table (2,31) atau signifikan (0.00) < alpha (0.05). Dengan demikian
H0 yang menyatakan tidak ada hubungan faktor tayangan televisi sinetron, film
kartun dan hiburan musik terhadap perkembangan perilaku negatif anak, ditolak,
dan hipotesis alternatif (Ha) yang menyatakan bahwa: ada hubungan factor
tayangan
televisi
suinetron,
film
kartun,
dan
hiburan
musik
terhadap
Df
3
72
75
Mean Square
543.340
14.291
F
38.019
Sig.
.000a
c. Dependent Variabel: y
4.4.2 Uji t
Untuk melihat apakah variabel independen memang benar dapat
mempengaruhi variabel depanden secara parsial, untuk itu digunakan uji t. Dalam
uji t dikemukakan hipotesis sebagai berikut:
Ha: Ada hubungan antara pengaruh tayangan televisi sinetron, film kartun, dan
hiburan musik terhadap perkembangan perilaku negatif anak.
97
Ho: Tidak ada hubungan antara pengaruh tayangan televisi variabel sinetron, film
kartun, dan hiburan musik terhadap perkembangan perilaku negatif anak.
Untuk menguji hipotesis tersebut, apakah H0 diterima atau ditolak, maka
dilakukan uji t, dengan derajat bebas (n-k) dimana n adalah jumlah sampel, k
adalah jumlah variabel. Tolok ukur penerimaan atau penolakan H0 adalah sebagai
berikut:
1)
2)
H0 ditolak jika t hitung lebih kecil t tabel, yang berarti menerima Ha.
Tabel 4.10
Ringkasa Hasil Uji Parsial
Coefficientsa
Model
1
(Constant)
x1
x2
x3
Unstandardized
Coefficients
B
Std. Error
28.699
3.134
.416
.169
.396
.163
.368
.179
Standardized
Coefficients
Beta
.288
.316
.253
t
9.157
2.467
2.423
2.052
Sig.
.000
.016
.018
.044
a. Dependent Variable: y
Dari hasil pengolahan data tabel: 4.10 yang merupakan output dari
pengolahan model regresi dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Pengaruh Tayangan Televisi Variabel Sinetron terhadap Perkembangan
Perilaku Negatif Anak (y)
Berdasarkan analisis data uji parsial, diketahui t hitung sinetron (2,467) >
dari t tabel (1,66) atau sig.(0,016) < alpha (0,05) adalah signifikan pada taraf
signifikasi 5%, dengan demikian H0 ditolak dan Ha diterima.
98
Berdasarkan hasil uji statistik ini menunjukkan bahwa faktor sinetron secara
parsial berhubungan secara signifikan terhadap perkembangan perilaku negatif
anak.
2. Pengaruh Tayangan Televisi Variabel Film Kartun (X2) terhadap
Perkembangan Perilaku Negatif Anak (y)
Berdasarkan analisis data, diketahui t hitung film kartun (2,423) > dari t
tabel (1,66) atau sig.(0,018) < alpha (0,05) adalah signifikan pada taraf signifikasi
5%, dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima. Berdasarkan hasil uji statistik
ini menunjukkan bahwa faktor film kartun secara parsial berhubungan secara
signifikan terhadap perkembangan perilaku negatif anak.
3. Pengaruh Tayangan Televisi Variabel Hiburan Musik (X3) terhadap
Perkembangan Perilaku Negatif Anak (y)
Berdasarkan analisis data, diketahui t hitung hiburan musik (2,052) > dari t
tabel (1,66) atau sig.(0,044) < alpha (0,05) adalah signifikan pada taraf signifikasi
5%, dengan demikian H0 ditolak dan Ha diterima. Berdasarkan hasil uji statistik
ini menunjukkan bahwa faktor hiburan musik secara parsial berhubungan secara
signifikan terhadap perkembangan perilaku negatif anak.
Berdasarkan analisis statistik pada tabel tersebut di atas maka, uji parsial
pada fungsi regresi estimasi Y = f (X1, X2,Xn) bertujuan untuk membuat
kesimpulan mengenai pengaruh masing-masing menggunakan nilai probabilitas (pvalue) lebih kecil dengan tingkan signifikansi (alpha) yang digunakan. Jika nilai
probabilitas (p-value) lebih kecil dengan tingkat signifikansi (alpha) yang
digunakan, keputusannya adalah menolak hipotesis nol (H0) dan menerima
99
4.5 Pembahasan
4.5.1 Hubungan Pengaruh Tayangan Televisi Variabel Sinetron terhadap
Perkembangan Perilaku Negatif Anak
Dari hasil analisis regresi dapat diketahui bahwa faktor sinetron secara
signifikan mempunyai hubungan terhadap perkembangan perilaku negatif anak,
diketahui t hitung sinetron (2,467) > dari t table (1,66) atau sig.(0,016) < alpha
(0,05) adalah signifikan pada taraf signifikasi 5%, artinya , secara statistik dapat
dibuktikan bahwa variabel sinetron (X1) mempunyai hubungan secara signifikan
terhadap variabel perkembangan perilaku negatif anak (Y).
Penelitian lain yang tidak jauh berbeda yang mendukung penelitian saya
adalah penelitian yang berjudul Pengaruh Sinetron di Televisi terhadap Anak oleh
R. Koesmaryanto Oetomo, S. Km, M. Si (website Google; http://www.Pengaruh
Tayangan Televisi.go.id) menyebutkan:
(1) Judul-judul sinetron anak atau remaja sering kali bertema vulgarisma,
menantang, mengandung unsur porno grafi.
(2) Pemain sinetron dipilih dari remaja bahkan sebagian masih berusia anak-anak
(6-13 tahun).
100
(3) Peran yang dimainkan remaja dan anak-anak seringkali bertabrakan dengan
norma pergaulan masyarakat dan belum sesuai dengan tingkat perkembangan
psikologinya.
(4) Banyak alur cerita sinetron yang bersetting sekolah tetapi tidak sesuai dengan
norma agama dan adat ketimuran yang berlaku.
101
musik
merupakan
sumber
yang
berharga
untuk
proses
perkembangan kognisi, mental, sosial dan mosi, dan dapat menstimulus pikiran.
Seperti yang dilaporkan Campbell (Sandra, 2001:2). Dalam bukunya Sandra,
menyatakan bahwa pembelajaran musik penuh tantangan dan sangat sistematis.
Dengan belajar teori musik, anak memperoleh pemahaman baru dalam konsep,
102
103
4.5.4
(2) Pemain sinetron dipilih dari remaja bahkan sebagian masih berusia anakanak (6-13 tahun).
(3)
(4)
Banyak alur cerita sinetron yang bersetting sekolah tetapi tidak sesuai dengan
norma agama dan adat ketimuran yang berlaku.
104
105
4.5.6
106
Dari hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa tidak ada acara khusus
yang ditujukan kepada anak, termasuk acara hiburan musik. Dengan demikian
anak-anak setiap hari melihat tayangan televisi termasuk hiburan musik yang
sebenarnya kurang layak dikonsumsi oleh mereka.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang korelasi pengaruh tayangan televisi
terhadap perkembangan perilaku negatif anak kelompok B Taman kanak-kanak
Aisyiyah Bustanul Athfal V Kudus dap0at disimpulkan sebagai berikut:
1. Ada
hubungan
antara
tayangan
televisi
variabel
sinetron
terhadap
108
5.2 Saran
Berdasarkan simpulan yang diperoleh, ada beberapa saran yang dapat
dilakukan untuk mengantisipasi pengaruh buruk media televisi terhadap
perkembangan anak, khususnya yang harus diperhatikan oleh orang tua, antara
lain :
1. Orang tua harus dapat memilih acara yang sesuai dengan usia anak.
109
Jangan biarkan anak menonton acara yang tidak sesuai dengan usianya.
Walaupun ada acara yang memang untuk anak-anak, perhatikan dan analisa
apakah sesuai dengan anak-anak. Maksudnya tidak ada unsur kekerasan atau hal
lain yang tidak sesuai dengan usia mereka.
2.
3. Orang tua harus mengetahui acara favorit anak dan bantu anak memahami pantas
tidaknya acara tersebut mereka tonton, ajak mereka menilai karakter dalam acara
tersebut secara bijaksana dan positif.
4. Orangtua sebaiknya tidak meletakkan televisi di kamar anak. Selain untuk
mempermudah orangtua mengontrol tontonan anak, juga tidak membuat
aktivitas yang seharusnya dilakukan di kamar seperti tidur dan belajar menjadi
terganggu dan beralih ke televisi.
5. Ajak anak untuk melakukan banyak aktivitas lain selain hanya menonton televisi.
Orangtua dapat mengajak anak keluar rumah untuk menikmati alam dan
lingkungan, bersosialisasi secara positif dengan orang lain. Orang tua juga dapat
memperkenalkan dan mengajarkannya suatu hobi baru.
6. Ajari anak untuk memperbanyak membaca buku yang bermanfaat. Letakkan
buku di tempat yang mudah dijangkau anak, ajak anak ke toko buku atau
110
perpustakaan.
7. Periksalah jadwal acara televisi, sehingga orangtua dapat mengatur acara apa
yang akan ditonton bersama anak. Dengan mencari dan melihat resensi atau
ulasan mengenai film atau acara tersebut orangtua akan tahu garis besar isi acara
tersebut sehingga dapat menentukan pantas tidak acara tersebut disaksikan.
8. Orangtua harus membiasakan anak tidak menonton televisi di hari-hari sekolah.
Ini dimaksudkan untuk menghindari kurangnya waktu belajar anak karena terlalu
banyak menonton acara televisi. Di sini orangtua harus memberi contoh dengan
tidak banyak menonton televisi. Jika anak melihat orangtuanya sering menonton
televisi sedangkan ia tidak diperkenankan tentu anak akan menganggap itu tidak
adil.
9. Orangtua harus membekali anak dengan pendidikan yang mengandung nilai-nilai
agama yang harus selalu diterapkan dan ditumbuhkan di rumah dengan cara
mengikut sertakan anak ke suatu pendidikan keagamaan di luar jam sekolah,
agar anak-anak mampu berpikir jernih, punya rencana dan masa depan yang
baik.
DAFTAR PUSTAKA
Aisyah, S. 2008. Perkembangan dan Konsep Dasar Perkembangan Anak Usia Dini.
Jakarta: Universitas Terbuka.
Ali, M. 1987, Penelitian Kependidikan Prosedur dun Strategi, Angkasa : Bandung.
Arief, A. 2002. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik). Edisi Revisi. Jakarta:
Deppen.
Ariestya. 2009. Pengaruh Tayangan Televisi Terhadap Perkembangan Psikologis
Anak.
Diakses
pada hari Minggu, 08 April 2012 dari
http://situliatsitucoment.blogspot.com/2009/02/pengaruh-tayangan-televisiterhadap.html
Arikunto,S. 2010 Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta.
Astrid Susanto, S., 1993, Beberapa Pengaruh Acara Televisi terhadap Anak dan Saran
Acara, Jakarta : Deppen.
Azrul Azwar, 1983, Pengantar Ilmu Kesehatan, Jakarta : Mutiara.
Azwar, S 1998, Sikap Manusia teori dan Pengukurannya, Yogyakarta : Pustaka
Pelajar.
Budi, A. Liliek 2000, Peran Keluarga di Tengah Intervensi Televisi, Majalah Ilmiah
Volume X Nomor 16.
Dedi, S. 1993, Kontroversi tentang Dampak Siaran Televisi terhadap Perilaku
Pemirsa, Audientia, Volume 1 Nomor 4.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI. 1998. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta: Balai Pustaka.
Hadi, S. 1988, Statistik, Yogyakarta : Fakultas Psikologi UGM.
Hadi, S. 2001. Metodologi Resech Jilid 2. Yogyakarta: ANDI
Hurlock, E.B. 1978. Perkembangan Anak Jilid 1. Alih Bahasa oleh Metasari Tjandrasa
dan Muslichah Zarkasih. Jakarta: Erlangga.
Kusrin dan Agustin, S. 1990, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia tentang Sistem
Pendidikan National, berisi PP No. 27, 28, 29 tahun 1999, Semarang: Aneka
Ilmu.
111
112
113
LAMPIRAN 1
114
ANGKET PENELITIAN
Pengantar
Bapak/ibu/saudara yang saya hormati, dengan mengucap puji syukur kehadirat
Tuhan Yang Maha Esa, berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat
melaksanakan penelitian dengan judul: Korelasi Intervensi Tayangan Televisi
terhadap Perkembangan Perilaku Anak Pada Taman Kanak-kanak Aisyiyah Bustanul
Athfal V Kudus. Penelitian ini adalah semata-mata untuk kepentingan penulisan
skripsi, saya mohon bapak/ibu/saudara bisa membantu dengan memberikan jawaban
yang sejujur-jujurnya.
Akhirnya terima kasih atas bantuan bapak/ibu/saudara yang telah bersedia
menjawab pertanyaan dalm angket ini. Semoga amal baik bapak/ibu/saudara mendapat
balasan dari-Nya. Amien.
Semarang,
Peneliti
Petunjuk
Pilih salah satu jawaban dengan memberi tanda silang (X)
A. Identitas Responden
Nama
Umur
Jenis Kelamin
Alamat
:
:
:
:
B. PERTANYAAN-PERTANYAAN
Pertanyaan pertanyaan tentang tayangan televisi
1. Tayangan sinetron di televisi mengajarkan anak untuk mengenal kehidupan
masyarakat, sehingga sebagian proses sosialisasi anak bisa dilalui lewat
tayangan televisi itu. Setujukah anda dengan pendapat ini?
a. Sangat setuju
c. Kurang setuju
b. Setuju
d. Tidak setuju
115
a. Sangat setuju
c. Kurang setuju
b. Setuju
d. Tidak setuju
c. Kurang setuju
b. Setuju
d. Tidak setuju
c. Kadang-kadang
b. Setuju
d. Tidak setuju
c. Kadang-kadang
b. Setuju
d. Tidak setuju
c. Kadang-kadang
b. Setuju
d. Tidak setuju
c. Kurang setuju
b. Setuju
d. Tidak setuju
c. Kurang setuju
b. Setuju
d. Tidak setuju
116
c. Kurang setuju
b. Setuju
d. Tidak setuju
10. Hanya ada beberapa tayangan sinetron anak-anak yang ditayangkan oleh
stasiun televisi, dengan kata lain porsinya sangat sedikit sekali. Setujukah
anda dengan pernyataan tersebut?
a. Sangat setuju
c. Kadang-kadang
b. Setuju
d. Tidak setuju
Sangat setuju
c. Kadang-kadang
b.
Setuju
d.Tidak setuju
12. Film kartun juga menampilkan tokoh superhero sang penyelamat, apakah
benar pernyataan tersebut?
a. Sangat setuju
c. Kurang setuju
b. Setuju
d. Tidak setuju
c. Kadang-kadang
b. Setuju
d. Tidak setuju
14. Dalam tayangan film kartun juga menampilkan adanya kelompok/geng yang
saling bermusuhan. Setujukah anda dengan pernyataan tersebut?
a. Sangat setuju
c. kadang-kadang
b. Setuju
d. Tidak setuju
15. Masih terkait dengan film kartun, dalam adegannya menampilkan persoalan
yang kecil memicu permusuhan. Apakah andasetuju dengan pernyataan ini?
a. Sangat benar
c. Kadang
b. Benar
d. Tidak benar
117
c. kadang-kadang
b. Setuju
d. Tidak setuju
17. Kebanyakan film kartun bukan asli buatan bangsa Indonesia, melainkan dari
bangsa-bangsa lain seprti Malaysia, Jepang, Amerika Serikat dan lain-lain
yang disulih suarakan menjadi berbahasa Indonesia. Tentu saja film-film
kartun tersebut dibuat sesuai dengan budaya dan kepribadian bangsa
pembuatnya. Apakah anda setuju dengan pernyataan ini?
a. Sangat setuju
c. Kadang-kadang
b. Setuju
d. Tidak setuju
18. Bahkan ada film kartun yang tidak disulih suarakan, seperti film Upin dan
Ipin yang masih menggunakan bahasa melayu, gaya dan tata bahasa ini
mudah ditiru oleh anak, secara tidak langsung budaya Negara lain masuk ke
Negara kita. Apakah anda setuju dengan pernyataan tersebut?
a. Sangat setuju
c. Kadang-kadang
b. Setuju
d. Tidak setuju
19. Film kartun juga menampilkan berbagai reaksi yang ditimbulkan bagi mereka
yang gagal dalam menjalankan peran, seperti dengan ucapan yang seharusnya
kurang pantas yang dilakukan secara berulang-ulang sehingga menjadi
sesuatu yang kelihatannya biasa saja. Apakah anda setuju dengan pernyaataan
tersebut?
a. Sangat setuju
c. Kadang-kadang
b. Setuju
d. Tidak Setuju
20. Terkait dengan pernyataan sebelumnya bahwa dalam film kartun bahkan
menampilkan adegan tindakan yang semestinya kurang pantas atau terlalu
dibuat-buat demi menarik perhatian pemirsa. Setujukah anda dengan
pernyataan tersebut?
a. Sangat setuju
c. kadang-kadang
b. Setuju
d. tidak setuju
118
c. Kurang setuju
b. Setuju
d. Tidak Setuju
22. Acara hiburan musik menimbulkan kegembiraan bagi anak yang menonton,
membuat anak yang menonton menirukan lagu/nyanyian yang sedang dilihat
dan didengarnya. Setujukah anda dengan penyataan tersebut?
a. Sangat setuju
c. Kurang setuju
b. Setuju
d. Tidak Setuju
c. Kurang setuju
b. Setuju
d. Tidak Setuju
24. Lagu-lagu bertema dewasa dan remaja yang ditayangkan syairnya kurang
mendidik bahkan kurang sesuai untuk anak. Setujukah anda dengan
pernyataan tersebut?
a. Sangat setuju
c. Kurang setuju
b. Setuju
d. Tidak Setuju
25. Dalam tayangan televisi gaya penyanyi cilik seringkali meniru gaya penyanyi
remaja. Setujukah anda dengan pernyataan tersebut?
a. Sangat setuju
c. Kurang setuju
b. Setuju
d. Tidak Setuju
26. Bahkan cara berpakain juga meniru gaya berpakain penyanyi remaja.
Setujukah anda dengan pernyataan tersebut?
a. Sangat setuju
c. Kurang setuju
b. Setuju
d. Tidak Setuju
27. Pada saat ini jarang sekali ada tayangan hiburan musik khusus anak, kalaupun
ada porsinya sangat sedikit. Setujukah anda dengan pernyataan tersebut?
a. Sangat setuju
c. Kurang setuju
119
b. Setuju
d. Tidak Setuju
28. Lagu-lagu anak-anak sekarang ini kurang berkembang, tidak seperti dekade
tahun 90an yang banyak bermunculan pencipta lagu anak. Setujukan anda
dengan pertanyaan tersebut?
a. Sangat setuju
c. Kurang setuju
b. Setuju
d. Tidak Setuju
c. Kurang setuju
b. Setuju
d. Tidak Setuju
c. Kurang setuju
b. Setuju
d. Tidak Setuju
c. Kadang-kadang
120
b. Sering
d. Tidak pernah
35. Apakah karena menonton sinetron televisi, pola makan anak anda menjadi
berubah?
a.Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
36. Apakah anak anda makan sambil menonton sinetron televisi?
a.Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
37. Apakah anak anda mengembalikan peralatan makan setelah selesai makan
atau menunggu sampai sinetron yang disukainya selasai ditayangkan?
a.Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah a.Selalu
38. Apakah anak anda minta dibelikan makanan yang ditayangkan disela-sela
acara sinetron televisi?
a.Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
39. Apakah karena menonton sinetron televisi anak anda tidur larut malam?
a.Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
40. Apakah karena anak anda menonton sinetron televisi hingga larut malam
menyebabkan anak anda susah dibangunkan pagi harinya?
a.Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
41. Jika anak anda minta sesuatu dan tidak anda turuti, apakah anak anda
berteriak seperti yang selalu ia tonton di sinetron televisi?
a.Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
42. Apakah anak anda melakukan suatu tindakan (misalnya ngambek/mogok
makan/ mengunci diri di kamar) agar kemauannya dituruti, seperti adeganadegan yang sering ditayangankan pada sinetron yang ia lihat?
a.Selalu
b. Sering
43. Apakah anak
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
anda sepulang sekolah langsung menyalakan televisi dan
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
121
44. Apakah anak anda setelah sampai di rumah langsung menonton film kartun
dan masih memakai seragam sekolah?
a.Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
45. Apakah anak anda mengganti baju dulu baru menyalakan televisi dan melihat
film kartun kesayangannya?
a.Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
46. Apakah anak anda selalu menyempatkan waktu untuk menonton film kartun
di televisi?
a.Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
47. Apakah karena menonton film kartun di televisi pola tidur anak anda juga
berubah?
a.Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
48. Apakah anak anda kecewa ketika ketinggalan menyaksikan tayangan film
kartun kesukaannya?
a.Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
49. Anak anda sedang menonton film kartun kemudian anda meminta tolong
untuk melakukan sesuatu, apakah anak anda mau melakukan permintaan
anda?
a.Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
50. Apakah anak anda sangat menyukai film kartun sehingga tidak bermain
dengan teman sebayanya?
a.Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
51. Jika anak anda sedang bermain dengan teman-temannya, apakah anak anda
menirukan tokoh film kartun yang selalu ditonton?
a.Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
52. Setiap kali anak anda bermain apakah selalu menirukan peran dan cerita film
kartun kesukaannya?
122
a.Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
53. Apakah anak anda pilih-pilih dalam bergaul/membuat gang seperti beberapa
cerita dalam film kartun ?
a.Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
54. Apakah karena menonton tayangan film kartun kesayangannya anak anda
terlambat berangkat ke sekolah?
a.Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
55. Apakah anak anda menirukan gaya berpakaian musisi idolanya?
a.Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
56. Apakah anak anda lebih banyak menyanyikan lagu-lagu yang ditayangkan di
televisi/dibandingkan lagu-lagu yang diajarkan di sekolah?
a.Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
57. Apakah cara bernyanyi anak anda juga meniru gaya bernyanyi penyanyi
idolanya?
a.Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
58. Apakah anak anda minta dibelikan barang-barang yang dipakai oleh penyanyi
idolanya?
a.Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
59. Apakah anak anda dalam berbicara mengikuti gaya bicara penyanyi idolanya(
misalnya sambil ngerep)?
a.Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
60 Apakah anak anda bangga jika dikatakan mirip seperti penyanyi idolanya?
a.Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
123
124
JML
No
1
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
3 3 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2
2 4 1 2 3 3 2 3 4 2 3 4 3 2 2 2 3
79
2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 2 3 4 2 3 3 2 4 3 2 3 3 2 2 3 3 3
80
3 2 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3 3 4
81
2 4 2 2 2 3 3 2 3 4 1 3 2 2 2 3 2 2 2 2 4 2 3 3 3 3 4 2 3 3
80
2 2 3 2 3 4 4 2 3 1 3 1 3 4 3 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2
83
3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 3 4 3 2 4 3 2 3 3 3 2 2 4
84
2 3 2 3 4 2 2 3 4 3 2 3 2 3 2 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 2 3
80
3 3 2 2 3 3 3 3 4 2 2 3 2 3 2 4 3 2 2 2 3 3 2 2 3 4 2 1 4 3
80
2 2 2 3 2 4 4 4 2 3 2 2 4 2 3 1 3 3 4 1 3 2 3 3 3 2 3 2 1 3
78
10 2 3 2 3 2 2 2 4 3 3 4 2 2 2 3 2 4 4 2 2 2 2 3 3 2 3 2 4 3 2
79
11 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 4 3 3 2 3 2 1 3 2 2 3 3 4 2 2 4 2 3 2
80
12 3 3 3 4 2 3 3 2 3 2 3 3 2 3 2 4 3 2 3 4 2 2 3 3 2 4 2 3 4 2
82
13 2 2 3 2 2 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 2 3 3 2 2 3 2 3 3
81
14 3 2 3 3 2 2 2 3 3 3 2 3 2 2 3 2 3 2 2 2 1 3 4 3 4 3 4 1 3 3
80
125
15 3 1 2 2 3 3 3 3 2 2 3 4 3 3 3 2 3 3 2 3 4 4 4 3 2 3 3 2 2 3
82
16 2 3 2 3 3 2 2 3 2 4 3 2 2 2 2 2 4 2 3 2 4 3 2 3 2 3 2 3 3 2
80
17 2 2 3 4 2 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 3 2 4 1 4 1 3 3 4 4 3 3 3 4 3
81
18 3 3 2 1 3 1 1 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 2 3 2 2 3 2 3 2 3 3 2
83
19 3 3 2 2 4 3 3 2 3 3 2 2 3 2 2 3 3 3 2 2 3 3 2 3 2 4 3 3 2 3
78
20 3 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 2 3 2 4 2 2 3 2 2 2 3 2 3 2 3 2 4 3 4
84
21 2 2 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 2 4 3 3 3
81
22 2 1 3 2 4 2 2 4 4 1 2 2 4 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 4 3 3 2 3 2 2
83
23 3 3 2 3 3 4 4 2 3 3 2 4 2 3 2 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2
84
24 3 3 2 2 2 3 3 2 2 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 2 3 3 4 2 3
80
25 4 2 3 3 3 2 2 2 3 2 3 2 3 4 1 2 3 2 2 3 2 2 3 4 1 2 4 3 3 2
80
Jumlah
1942
126
No
1
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
Jml
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Jumlah Pindahan
1942
26
3 4 3
3 2
88
27
3 4 2
3 2 2
82
28
3 3 2
3 3 3
81
29
2 3 2
3 2
80
30
4 2 3
2 3
84
31
4 3 3
2 3
84
32
2 2 3
3 2
78
33
3 2 2
3 2
81
34
2 3 2
3 2
80
35
2 2 2
4 3
79
36
3 2 3
2 3
78
37
3 3 4
3 3
80
38
3 3 2
2 3
79
39
3 3 3
2 4
85
127
40
2 3 2
3 2
89
41
3 4 2
4 3
79
42
2 3 2
3 2
80
43
3 1 3
3 1
78
44
3 2 2
3 4
80
45
4 1 4
3 2
81
46
3 3 2
2 3
79
47
2 3 3
4 2
82
48
3 2 2
3 4
81
49
3 1 4
2 3
81
50
3 2 3
3 2
82
Jumlah
3973
128
No
Jml
1
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Jumlah Pindahan
3973
51
3 3 2 3 2 3 2 3 2
81
52
3 3 2 3 3 3 2 3 3
84
53
2 3 2 2 2 3 3 3 3
79
54
2 2 3 2 2 3 3 3 3
80
55
2 2 3 2 3 2 3 2 4
79
56
3 4 4 2 2 3 2 2 3
79
57
3 2 2 3 3 2 2 3 2
80
58
3 3 3 3 2 3 2 2 3
81
59
2 3 2 4 3 3 4 2 2
79
60
2 2 3 2 2 2 3 2 3
80
61
2 3 3 3 4 3 2 3 2
81
62
3 2 2 2 3 2 2 3 2
79
63
3 3 3 3 2 3 2 2 3
79
64
3 2 2 3 3 4 3 2 2
80
129
65
2 3 3 3 2 3 2 2 3
83
66
2 3 2 3 3 2 3 3 4
80
67
3 2 3 2 2 3 2 3 3
81
68
4 3 3 3 3 2 3 3 2
79
69
3 2 3 2 3 3 3 3 2
80
70
2 3 3 4 3 2 2 3 3
79
71
3 3 4 3 2 2 4 3 2
80
72
3 2 3 2 2 3 3 2 4
80
73
2 2 3 2 3 3 3 3 2
82
74
2 3 2 3 3 2 3 2 3
79
75
3 2 2 3 4 3 3 3 2
80
76
3 3 3 2 3 2 3 2 3
81
Jumlah
6058
130
No
Jml
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
1 2 1
2 2
63
1 2 1
1 2
59
1 1 2
3 3
60
1 2 2
2 1
63
1 3 2
2 1
54
1 2 2
3 2
56
2 2 3
2 2
62
1 2 2
3 2
58
1 3 2
1 2
62
10
1 2 2
3 3
64
11
1 3 2
3 4
75
12
1 2 3
2 3
69
13
1 2 2
3 3
63
14
1 3 2
3 3
61
15
1 3 3
3 3
62
131
16
1 3 2
3 2
67
17
2 2 2
3 3
62
18
1 2 3
3 2
59
19
2 3 3
2 2
63
20
1 2 2
3 3
62
21
1 3 2
3 3
61
22
1 3 3
2 2
55
23
1 3 2
3 3
56
24
2 3 3
3 2
56
25
1 2 2
3 3
60
Jumlah
1532
132
No
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
Jml
23
24
25
26
27
28
29
30
Jumlah Pindahan
1532
26
1 2
3 2
3 2
55
27
1 3
3 2
3 2
54
28
1 3
2 3
4 3
60
29
1 2
3 3
3 2
49
30
1 3
3 3
3 3
62
31
1 3
2 3
2 3
61
32
1 3
3 3
3 3
59
33
1 3
4 3
3 2
57
34
1 4
3 3
3 2
64
35
1 3
3 4
3 2
56
36
1 3
3 3
4 2
72
37
2 3
2 3
3 3
70
38
1 3
2 2
3 3
70
39
1 2
3 2
2 2
72
133
40
1 3
3 3
2 2
61
41
1 3
2 2
1 3
70
42
1 3
2 2
2 2
69
43
1 2
2 3
3 1
71
44
1 2
2 3
2 2
70
45
1 2
2 2
1 2
62
46
1 3
2 2
1 3
67
47
1 2
2 1
2 2
60
48
1 2
3 2
2 3
63
49
1 2
2 1
1 2
54
50
1 2 2
2 2
51
Jumlah
3091
134
No
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
51
1 2 2 3 2 4 3 2 1
69
52
1 3 1 2 2 3 2 2 1
62
53
1 2 2 2 2 2 2 3 1
56
54
1 2 3 3 3 2 3 3 2
60
55
2 2 2 3 3 3 2 2 1
62
56
1 2 2 2 3 2 2 3 3
61
57
1 3 2 2 3 2 3 3 1
56
58
1 3 2 3 3 2 2 2 2
62
59
1 2 1 2 2 3 2 2 2
54
60
1 2 3 2 2 2 3 2 2
55
61
1 3 2 3 2 2 3 2 1
59
62
2 2 2 3 4 3 3 2 1
57
63
1
1
2 2 3 3 2 2 2 2
58
2 1 2 2 2 2 3 2
62
64
Jml
135
65
3 3 2 2 2 2 2 2
63
66
3 2 2 4 2 3 2 2
65
67
4 2 2 2 2 2 3 1
54
68
3 2 3 2 1 2 2 1
55
69
2 3 2 2 2 2 1 1
57
70
2 3 2 3 3 1 1 2
59
71
2 3 2 2 2 3 1 2
52
72
3 2 1 2 2 3 2 1
57
73
2 2 2 2 2 2 2 2
46
74
2 2 2 1 3 2 1 1
50
75
3 3 3 1 1 2 3 1
52
76
2 2 2 2 1 1 2 1
46
Jumlah
4520
136
TABEL PERHITUNGAN VALIDITAS DAN RELIABILITAS UJI COBA INSTRUMEN PENGARUH TAYANGAN TELEVISI
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Kode
Siswa
UC - 1
UC - 2
UC - 3
UC - 4
UC - 5
UC - 6
UC - 7
UC - 8
UC - 9
UC - 10
UC - 11
UC - 12
UC - 13
UC - 14
UC - 15
UC - 16
UC - 17
UC - 18
UC - 19
UC - 20
X
1
3
2
3
2
2
3
2
3
2
2
4
3
2
3
4
2
2
3
3
3
53
2
3
3
2
3
2
2
3
3
3
3
4
3
2
2
4
3
2
3
3
3
56
3
2
2
3
2
3
3
2
2
2
2
4
3
3
3
4
2
3
2
2
2
51
4
2
3
2
3
3
3
3
2
3
3
4
3
3
3
4
3
3
3
2
3
58
5
3
3
3
2
3
3
4
3
2
2
3
2
2
2
4
3
2
3
4
2
55
6
3
3
3
3
4
3
2
3
3
2
4
3
3
2
4
2
3
3
3
3
59
7
3
3
3
3
4
3
2
3
3
2
4
3
3
2
4
2
3
3
3
3
59
NOMOR SOAL
BUTIR SOAL
9
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
3
2
2
2
3
3
2
3
3
4
4
4
4
3
4
2
3
4
3
4
4
4
4
3
2
3
3
2
2
2
3
4
2
3
3
2
4
3
2
3
3
2
2
3
3
3
2
3
2
3
3
2
3
3
2
2
3
3
2
2
3
2
3
3
2
3
3
3
4
2
3
3
1
3
2
2
2
3
2
2
2
2
4
2
3
3
2
3
2
2
2
2
2
3
1
3
1
3
4
3
3
2
2
2
3
2
3
2
3
3
3
3
3
3
4
3
3
2
3
2
3
2
3
2
3
3
4
3
2
4
3
2
3
3
3
2
2
4
3
4
3
2
3
2
3
2
3
3
2
3
3
2
3
2
3
3
3
2
3
2
3
3
4
2
2
3
2
3
2
4
3
2
2
2
3
3
2
2
3
3
2
1
2
3
3
2
3
2
2
3
2
3
1
3
3
3
1
3
2
3
3
3
2
3
2
1
3
3
3
3
3
2
2
2
3
2
4
4
2
2
2
2
3
3
2
3
2
4
3
2
3
4
4
4
4
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
3
3
2
3
3
2
3
2
4
3
2
3
4
2
2
3
3
2
4
2
3
4
2
4
3
4
3
3
3
3
3
3
4
3
2
3
3
2
3
3
2
2
3
2
3
3
3
3
3
2
3
2
2
3
2
3
3
3
3
2
3
3
2
3
3
2
2
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
2
2
3
2
2
2
2
2
3
2
3
2
3
3
2
3
2
3
2
3
3
2
2
2
3
2
3
2
2
2
3
2
3
1
3
1
3
2
2
3
2
3
2
2
3
2
3
3
3
3
2
3
3
3
2
3
2
2
3
2
2
3
2
3
2
3
3
2
3
3
3
4
3
3
2
2
3
3
3
2
2
3
3
2
3
2
3
3
3
2
3
3
3
2
3
2
3
2
4
2
2
3
2
2
2
3
2
3
2
3
2
2
2
4
57 59 54 55 54 50 51 56 57 58 58 54 53 54 58 51 58 55 58 53 55 54 62
X2
XY
149 164 139 174 161 181 181 189 183 158 163 156 132 139 166 177 180 178 160 155 160 178 139 174 161 176 151 165 158 204
4535 4751 4363 4897 4661 5003 5003 4817 4995 4586 4697 4599 4269 4334 4767 4854 4944 4931 4835 4559 4601 4936 4354 4921 4661 4692 4924 4544 4706 4601
rxy
0,75 0,59
Y2
93
8649
81
6561
80
6400
72
5184
82
6724
84
7056
80
6400
77
5929
74
5476
77
5929
115 13225
84
7056
85
7225
78
6084
120 14400
73
5329
71
5041
79
6241
83
6889
77
5929
1665 141727
0,5 0,62 0,65 0,69 0,65 0,61 0,73 0,61 0,54 0,51
k=
0,44 0,44 0,44 0,44 0,44 0,44 0,44 0,44 0,44 0,44 0,44 0,44 0,44 0,44 0,44 0,44 0,44 0,44 0,44 0,44 0,44 0,44 0,44 0,44 0,44 0,44 0,44 0,44 0,44 0,44
b2 =
Kriteria Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
b2
0,45 0,38 0,47 0,31 0,51 0,37 0,37 0,34 0,47 0,64 0,62 0,54 0,37 0,47 0,48 0,77 0,62 0,52 0,75 0,77 0,75 0,52 0,47 0,31 0,51 0,41 0,56 0,72 0,64 0,62
12 =
rtabel
0,5
r11
30
12,76
164,3
0,954
137
TABEL PERHITUNGAN VALIDITAS DAN RELIABILITAS UJI COBA INSTRUMEN PERKEMBANGAN PERILAKU ANAK
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Kode
Siswa
UC - 1
UC - 2
UC - 3
UC - 4
UC - 5
UC - 6
UC - 7
UC - 8
UC - 9
UC - 10
UC - 11
UC - 12
UC - 13
UC - 14
UC - 15
UC - 16
UC - 17
UC - 18
UC - 19
UC - 20
X
1
3
1
1
3
1
1
2
1
3
1
3
1
1
1
2
1
2
3
2
1
34
2
2
1
1
3
2
2
2
2
3
2
3
2
2
3
2
3
2
2
3
2
44
3
3
1
2
2
2
2
3
2
3
2
3
3
2
2
2
2
2
3
3
2
46
4
3
1
3
3
2
3
3
3
3
3
4
2
3
3
3
3
3
3
2
3
56
5
3
2
3
3
1
2
2
2
3
3
4
3
3
3
2
2
3
2
2
3
51
6
3
2
2
3
2
1
1
3
3
2
3
3
2
2
2
3
3
2
3
3
48
7
2
3
3
3
2
2
2
2
3
2
4
2
2
3
2
4
4
2
3
2
52
NOMOR SOAL
BUTIR SOAL
9
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
2
3
2
3
2
2
3
1
3
2
2
1
1
2
3
1
2
2
2
3
2
1
3
2
2
2
2
2
1
2
3
1
1
2
2
2
1
2
2
2
2
2
2
2
2
3
3
4
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
1
1
2
2
3
1
1
1
3
2
1
2
2
2
3
2
2
2
2
1
1
2
2
2
3
2
2
3
2
2
1
2
2
2
1
1
1
2
2
3
3
1
1
2
2
1
3
2
1
1
1
2
2
2
3
3
2
1
1
2
2
2
3
2
3
3
2
2
2
2
3
4
4
1
1
2
1
2
2
2
3
3
1
1
1
2
2
2
1
2
1
1
3
3
3
3
3
1
3
3
3
3
3
3
2
3
2
3
3
2
2
3
3
3
3
2
1
2
2
3
1
2
2
3
1
2
3
2
2
3
2
2
3
2
2
3
2
2
3
3
3
4
4
3
4
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
2
3
2
2
2
2
2
3
2
2
2
3
3
2
2
3
2
2
2
3
2
2
2
3
3
2
2
2
1
2
2
2
3
3
3
2
2
2
2
1
2
2
2
1
1
2
2
2
2
2
2
1
2
3
2
1
1
1
1
1
2
2
2
3
2
2
3
3
3
2
2
2
2
2
1
2
2
2
2
2
1
2
2
2
2
2
2
2
2
2
1
1
3
2
3
3
2
2
3
3
2
2
3
2
3
1
3
2
1
1
1
2
2
2
2
2
3
3
4
3
3
2
3
3
3
3
2
3
4
3
3
3
3
4
3
3
3
3
2
3
2
2
2
2
2
3
2
2
2
3
2
3
3
3
2
2
3
2
3
3
3
3
2
3
3
3
1
2
2
3
2
2
1
2
2
1
2
2
1
1
2
2
2
2
2
2
3
3
2
2
2
3
3
2
2
2
2
1
1
2
2
3
2
2
1
1
1
48 48 51 51 49 36 44 49 51 45 43 44 43 41 44 47 44 47 43 44 46 43 42
Y2
Y
87
58
59
90
53
56
62
59
84
64
98
68
62
62
57
68
88
73
64
62
1374
7569
3364
3481
8100
2809
3136
3844
3481
7056
4096
9604
4624
3844
3844
3249
4624
7744
5329
4096
3844
97738
30
13,19
X2
XY
72 104 112 164 159 124 148 122 124 141 143 131 76 106 133 139 111 101 110 103 99 108 117 106 121 103 106 116 103 100
2509 3097 3226 3919 3617 3398 3673 3369 3396 3593 3631 3467 2606 3161 3508 3599 3192 3064 3132 3068 2991 3125 3335 3125 3125 3321 3056 3157 3275 3090
rxy
0,795 0,478 0,457 0,463 0,655 0,585 0,529 0,473 0,574 0,467 0,612 0,526 0,686 0,788 0,681 0,551 0,557 0,650 0,520 0,606 0,780 0,528 0,717 0,583 0,490 0,543 0,765 0,622 0,724 0,768
k=
rtabel
0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444
b2 =
Kriteria Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
b2
0,75 0,38 0,33 0,38 0,47 0,46 0,57 0,36 0,46 0,58 0,68 0,58 0,59 0,48 0,68 0,47 0,51 0,45 0,69 0,56 0,79 0,59 0,34 0,48 0,56 0,56 0,48 0,54 0,56 0,62
12 = 176,01
r = 0,957
138
LAMPIRAN 4
Hasil Uji Validitas Instrumen Tayangan Televisi
Hasil Uji Validitas Instrumen Perkembangan Perilaku
Hasil Uji Realibilitas Instrumen Tayangan Televisi
Hasil Uji Realibilitas Instrumen Perkembangan Perilaku
139
xy
2
2
2
2
Kriteria
Butur angket Valid jika rxy rtabel
Perhitungan:
Berikut ini perhitungan validitas angket pada butir nomor 1
140
No
X2
Y2
XY
93
6849
279
81
6561
162
80
6400
240
72
5184
144
82
6724
164
84
7056
252
80
6400
160
77
5929
231
74
5476
148
10
77
5929
154
11
115
16
13225
460
12
84
7056
252
13
85
7225
170
14
78
6084
234
15
120
16
14400
480
16
74
5476
148
17
70
4900
140
18
79
6241
237
19
83
6889
249
20
77
5929
231
141
53
1665
149
141733
4535
rxy
= 0.751
Pada = 5% dengan N = 20 diperoleh rtabel =
0,444
Karena rxy r table maka angket No. 1 tersebut
Valid
142
xy
2
2
2
2
Kriteria
Butur angket Valid jika rxy rtabel
Perhitungan:
Berikut ini perhitungan validitas angket pada butir nomo 1
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
X
3
1
1
3
1
1
2
1
3
1
3
1
1
1
2
1
2
3
1
2
34
Y
87
58
59
90
53
56
62
59
84
64
98
68
62
62
57
68
88
73
64
62
1374
X2
9
1
1
9
1
1
4
1
9
1
9
1
1
1
4
1
4
9
1
4
72
Y2
7569
3364
3481
8100
2809
3136
3488
3481
7056
4096
9604
4624
3844
3844
3249
4624
7744
5329
4096
3844
97738
XY
261
58
59
270
53
56
124
59
252
64
294
68
62
62
114
68
176
219
128
62
2509
143
rxy
= 0.795
Pada = 5% dengan N = 20 diperoleh rtabel =
0,444
Karena rxy r table maka angket No. 1 tersebut
Valid
144
k
b
11
2
k
Kriteria
Apabila r 11 r tabel maka angket tersebut reliable
Perhitungan:
(Y)2
Y N
12 =
N
(1665)2
141733 20
12 =
= 164.303
20
2. Varian Butir
(53)2
149 20
b12 =
= 0.45
20
(56)2
164 20
b22 =
= 0.38
20
(62)2
204 20
b32 =
= 0.51
20
145
b2 = 12.76
3. Koefisien realibilitas
30
r11 =
12.76
x
30 1
164.303
r11 = 0.954
Pada = 5% dengan N = 20 diperoleh r tabel = 0.444. Karena r 11 t tabel maka dapat
disimpulkan bahwa angket tersebut reliable
146
k
b
11
2
k
Kriteria
Apabila r 11 r tabel maka angket tersebut reliable
Perhitungan:
(Y)2
Y N
12 =
N
(1374)2
97738
20
12 =
= 176.011
20
2. Varian Butir
(34)2
20
72
b12 =
= 0.75
20
164
(44)2
20
b22 =
= 0.38
20
3. Koefisien realibilitas
30
r11 =
13.19
x
30 1
= 0.957
176.011
147
148
LAMPIRAN 5
Uji
Normalitas
Uji
Multikolonieritas
Uji
Heteroskedastisitas
149
Uji
N
Normal Parameters a,b
Unstandardiz
ed Residual
76
.0000000
3.70401616
.086
.075
-.086
.750
.628
Mean
Std. Deviation
Absolute
Positive
Negative
Most Extreme
Differences
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
150
2. Uji Multikolonieritas
Coefficientsa
Model
1
Collinearity Statistics
Tolerance
VIF
.394
2.538
.315
3.173
.354
2.827
x1
x2
x3
a. Dependent Variable: y
3. Uji Heteroskedastisitas
Scatterplot
Dependent Variable: y
Regression Studentized
Residual
3
2
1
0
-1
-2
-3
-3
-2
-1
Coefficientsa
Model
1
(Constant)
x1
x2
x3
Unstandardized
Coefficients
B
Std. Error
28.699
3.134
.416
.169
.396
.163
.368
.179
a. Dependent Variable: y
Standardized
Coefficients
Beta
.288
.316
.253
t
9.157
2.467
2.423
2.052
Sig.
.000
.016
.018
.044
151
LAMPIRAN 6
HASIL UJI HIPOTESIS
1. Uji F
2. Uji t
152
UJI HIPOTESIS
1. Uji F
ANOVAB
Sum Of
Squares
Model
1
Mean
Square
Df
Regression
1630.020
543.340
Residual
1028.980
72
14.291
Total
2659.000
75
3.
4.
Dependent Variabel: y
Sig
38.019
.000a
Model Summaryb
Change
Statistics
Model
R
-783a
1
4.1
4.2
R square
Adjusted
.613
.597
Std. Error of
the estimate
3.78040
Sig. F.
Change
.000
153
2. Uji t
Coefficientsa
Model
1
(Constant)
x1
x2
x3
Unstandardized
Coefficients
B
Std. Error
28.699
3.134
.416
.169
.396
.163
.368
.179
a. Dependent Variable: y
Standardized
Coefficients
Beta
.288
.316
.253
t
9.157
2.467
2.423
2.052
Sig.
.000
.016
.018
.044
154
LAMPIRAN 7
Regresi Berganda X1, X2, dan X3 terhadap Y
155
Std.
Mean
Deviation
60.5000
5.95427
76
x1
26.6316
4.12421
76
x2
26.9342
4.75909
76
x3
27.3421
4.09407
76
Correlations
Pearson Corelation
y
x1
x2
x3
Sig . (1-tailed)
y
x1
x2
x3
y
x1
x2
x3
y
x1
x2
x3
1.000
.706
.730
.706
.706
1.000
.751
.714
.730
.751
1.000
.780
.706
.714
.780
1.000
.
.000 .000
.000
.000
.000
.000
.000
.000 .
.
.000
.000
.000
.
.000
76
76
76
76
76
76
76
76
76
76
76
76
76
76
76
76
156
Variabbles Entered/Removedb
Variables
DEntered
Model
1
Variables
Removed
X3, x1, x2
Method
Enter
4.2.1.1.1
entered
4.2.1.1.2
Model Summaryb
Change
Statistics
Model
R square
-783a
Std. Error of
the estimate
Adjusted
.613
.597
Sig. F.
Change
3.78040
.000
Model
2
Mean
Square
Df
Regression
1630.020
543.340
Residual
1028.980
72
14.291
Total
2659.000
75
5.
6.
Dependent Variabel: y
Sig
38.019
.000a
157
Coefficientsa
Model
1
(Constant)
x1
x2
x3
Unstandardized
Coefficients
B
Std. Error
28.699
3.134
.416
.169
.396
.163
.368
.179
Standardized
Coefficients
Beta
.288
.316
.253
t
9.157
2.467
2.423
2.052
Sig.
.000
.016
.018
.044
a. Dependent Variable: y
Coefficientsa
Correlations
Model
1
Zero-oeder
x1
x2
x3
6.1
Partial
Collinearity Statistics
Part
Tolerance
VIF
.706
.279
.181
.394
2.538
.730
.275
.178
.315
3.173
.706
.235
.150
.354
3.827
Dependent Variable: y
Collinearity Diagnosticb
Condition
Model
Dimension
1
Eigenvalue
Index
Variance Proportons
(Constant)
x1
x2
x3
3.972
1.000
.00
.00
.00
.00
.016
15.598
.82
.02
.14
.01
.007
24.392
.02
.96
.15
.20
.005
27.287
.15
02
.71
.78
158
Residuals Statisticsa
Minimum Maximum
Mean
Std.
Deviation
49.8872
Predicted Value
73.4831 60.5000
4.66193
76
-2.276
Std. Predicted Value
2.785
.000
1.000
76
1.587
.816
-296
76
Standart Error of
.445
Predicted Value
Adjusted Predicted
Value
50.3690
Residual
73.4896 60.5224
4.64587
76
10.56111
8.05006
.00000
3.70402
76
-2.794
2.129
.000
.980
76
-2.841
2.156
-003
1,008
76
10.92232
8.83184
-.02241
3.92292
76
2.214
-.005
1.024
76
12.233
2.961
2.862
76
.241
.015
.033
76
.163
.039
.038
76
Std. Residual
Stud. Residual
Deleted Residual
Tud. Deleted Residual
Mahal. Distance
-2.994
Cooks Distance
.053
Centered Leverege
Value
.000
.001
6.1.1.1.1.1.1.1
Dependent Variable: y
159
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
Scatterplot
Dependent Variable: y
Regression Studentized
Residual
3
2
1
0
-1
-2
-3
-3
-2
-1