Professional Documents
Culture Documents
UNIVERSITAS LAMPUNG
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN
Jln. Prof. Soemantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung 35145
Telp. 0721-701609, Fax 0721-704947
Form. A.2
RENCANA PENGAJUAN JUDUL
Yang bertanda tangan di bawah ini mengajukan Rencana Pengajuan Judul Makalah
Ilmiah/Skripsi sebagai berikut :
1. Judul
:
IMPLEMENTASI PROGRAM PEMEKARAN DESA
TERHADAP PEMBANGUNAN DESA ( Studi Kasus Di Desa
Yogyakarta Selatan Kecamatan Gadingrejo Kabupaten
Pringsewu)
2. Permasalahan Pokok :
Negara Republik Indonesia sebagai negara kesatuan menganut asas desentralisasi
dalam menyelenggarakan pemerintahan dengan memberikan kesempatan dan keleluasaan
kepada daerah untuk menyelenggarakan otonomi daerah. Pemberian otonomi daerah
diharapkan dapat meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan akuntabilitas sektor publik di
Indonesia. Sarundajang (2000:35) menyatakan bahwa otonomi daerah, sebagai salah satu
bentuk desentralisasi pemerintahan pada hakikatnya ditujukan untuk memenuhi kepentingan
bangsa secara keseluruhan, yaitu upaya untuk lebih mendekati tujuan-tujuan penyelenggaraan
pemerintahan untuk mewujudkan cita-cita masyarakat yang lebih adil dan makmur.
Lebih lanjut dalam undang-undang Nomor 32 Tahun 2004, mengemukakan bahwa
tujuan pemberian otonomi daerah, berupa peningkatan pelayanan dan kesejahteraan
masyarakat yang semakin baik, pengembangan kehidupan demokrasi, keadilan dan
pemerataan serta pemeliharaan hubungan antara pemerintah pusat dan daerah serta antar
daerah dalam rangka menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Otonomi
daerah memberikan kewenangan kepada daerah untuk mengatur urusan rumah tangganya
sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh daerah. Menurut Bagir Manan: Otonomi adalah
kebebasan dan kemandirian (vrijheid dan zelfsatndigheid) satuan pemerintahan lebih rendah
untuk mengatur dan mengurus sebagian urusan pemerintahan. Otonomi ditujukan untuk
meningkatkan Pelayanan publik, ketersediaan fasilitas umum yang memadai dan terjangkau
oleh seluruh lapisan masyarakat, peningkatan kesejahteraan hidup bagi seluruh masyarakat di
daerah, serta partisipasi masyarakat dalam menciptakan suasana yang demokratis di daerah
semakin berkembang, juga keterjalinan komunikasi yang seimbang dan berkualitas antara
pemerintah daerah, DPRD dan masyarakat, dalam mendorong kesuksesan otonomi itu sendiri
(Nimatul Huda , 2009 : 71-72 ). Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah telah membawa perubahan dalam pelaksanaan pemerintahan daerah. Salah satu
perubahan itu adalah adanya ruang dan kesempatan bagi pemerintah daerah untuk melakukan
pemekaran wilayah sebagai suatu wujud dari proses pelaksanaan otonomi. Pemekaran
wilayah tersebut berupa pemekaran kecamatan dan pemekaran desa/kelurahan.
Moroteus Martyan (2014:4) menyatakan bahwa pemekaran wilayah merupakan
salah satu bentuk konkrit dari kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah. Kebijakan ini
merupakan suatu langkah strategis yang ditempuh oleh pemerintah untuk meningkatkan
kualitas pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan baik dalam rangka pelayanan, pemberdayaan
dan pembangunan menuju terwujudnya suatu tatanan kehidupan masyarakat yang maju,
mandiri, sejahtera, adil dan makmur. Dengan kata lain, hakikat pemekaran daerah otonom
lebih ditekankan pada aspek mendekatkan pelayanan pemerintahan dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, pemekaran wilayah merupakan
cara atau pendekatan untuk mempercepat akselerasi pembangunan daerah.
Dalam Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 2005, Tentang Desa bahwa pembentukan Desa
merupakan pemekaran dari suatu Desa menjadi satu Desa atau lebih. Tujuan dilakukannya
pemekaran desa adalah untuk membuka peluang-peluang baru bagi upaya pemberdayaan
masyarakat, dan meningkatkan intensitas pembangunan guna mensejahterakan masyarakat,
selain itu dengan adanya pemekaran daerah maka tuntutan akan mutu dari pelayanan yang
diberikan pemerintah makin meningkat.
Pemekaran desa merupakan perubahan yang berwawasan lingkungan yang terjadi
pada suatu desa. Sesuai dengan visi negara bahwasanya pemekaran desa mempunyai visi
perubahan yang berwawasan lingkungan (Imam Sapii : 2013) . Pembangunan merupakan
suatu perubahan yang secara alamiah terjadi dalam masyarakat, baik menyangkut perubahan
sosial, struktur
hakekatnya adalah perubahan ke arah yang lebih baik (Ginanjar Kartasasmita : 1994). Salah
satu tujuan pembentukan, penghapusan , penggabungan ataupun pemekaran desa adalah
untuk meningkatkan daya guna pembangunan. Jadi, apapun hasilnya itu merupakan cerminan
kerjasama antara pemerintah dan masyarakat. Oleh karena itu melaksanakan pembangunan
agar agar mencapai hasil yang optimal harus didukung oleh kedua belah pihak baik dari
pemerintah maupun pihak masyarakat. Tujuan akhir dari sebuah pembangunan desa bukan
saja mengejar kelengkapan secara materil atau kebendaan / pembangunan fisik semata
melainkan juga yang bersifat non-fisik sperti, ketentraman, keamanan bagi seluruh
masyarakat yang berada di desa tersebut.
Pringsewu merupakan Kabupaten baru dengan luas wilayah sekitar 625,1 km2 atau
62.510 Ha terdiri dari 8 kecamatan dan memiliki 101 desa/kelurahan . Salah satunya yaitu
Kecamatan Gadingrejo, di kecamatan ini terdiri dari 15 desa salah satunya yaitu desa
Yogyakarta Selatan. Sebuah desa induk dapat dimekarkan setelah masa penyelenggaraan
pemerintahan, minimal telah mencapai usia 5 tahun.Maksud dari ditetapkannya syarat-syarat
teknis ini tidak lain dari upaya pemerintah untuk membina penyelenggaraan pemerintahan
desa. Pembinaan mana disasarkan pada efektivitas fungsi pelayanan dan pemberdayaan
masyarakat disatu sisi, serta akselerasi pembangunan desa di sisi yang lain. Selanjutnya jika
ditinjau pada Pekon Yogyakarta Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu tentang
pembentukan desanya yang telah diprakarsai oleh para tokoh masyarakat Pada tahun 1918
yang merupakan desa induk dan kemudian pada tahun 2012 dimekarkan dengan nama Pekon
Yogyakarta Selatan. Adapun jumlah dusun didesa Yogyakarta sendiri sebelum adanya
pemekaran pada dusun Yogyakarta Selatan berjumlah 6 dusun seperti dalam tabel dibawah
ini, yaitu :
Tabel 1. 1 Jumlah Dusun di Desa Yogyakarta Selatan Sebelum dan Sesudah Pemekaran
NO
Nama Dusun di Desa Yogyakarta (Desa
Nama Dusun di Desa Yogyakarta
Induk)
Selatan (Desa pemekaran baru)
Sebelum Pemekaran
Sesudah Pemekaran
1.
2.
3.
4.
5.
Sumber
Dusun 1 Yogyakarta
Dusun 1
Dusun 2 Yogyakarta Barat
Dusun 1
Dusun 3 Klaten
Dusun 5 Jogowiryo
Dusun 6 Yogyakarta Selatan (Jujugan)
: Kantor Desa Yogyakarta Selatan 2015
Berdasarkan data pada tabel diatas dapat diketahui bahwa terdapat perbandingan yang
mencolok jumlah dusun dese sesudah dan sebelum dimekarkan di desa yogyakarta selatan.
Jumlah dusun sebelum dimekarkan berjumlah 6 dusun , namun setelah dimekarkan menjadi 2
dusun. Dengan adanya pemekaran desa ini di harapkan pembangunan lebih merata dan
mampu menjangkau sela-sela desa tersebut.
Sesuai dengan perkembangan pola berfikir masyarakat yang semakin maju, maka
masyarakat desa Yogyakarta Selatan merasa bahwa dirinya mampu untuk melakukan tata
laksana administrasi kepemerintahan yang terdapat dalam tatanan masyarakatnya, maka desa
tersebut mengusulkan untuk menjadi desa yang mandiri, yaitu dengan melakukan pemekaran
pemerintahan dari desa induknya demi percepatan dan pemerataan pembangunan. Kemudian
dusun Yogyakarta Selatan ketika memasuki tahun 2012 dusun Yogyakarta Selatan telah resmi
dimekarkan menjadi desa mandiri berdasarkan PERDA No. 6 Tahun 2011 tentang
memperhatikan syarat dan ketentuan-ketentuan desa untuk layak dimekarkan. Sesuai dengan
amanah yang tercantum dalam Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 dan Peraturan
Pemerintah No.72 Tahun 2005 yaitu dengan memiliki Jumlah penduduk 1.395 jiwa, dengan
luas wilayah 13.000 km2 , dan memiliki wilayah dan seluruh komponen, sarana
pemerintahan desa, serta terpenuhinya sarana pendidikan. Adapun jumlah penduduk desa
Yogyakarta Selatan disaat bergabung dengan desa induknya dan sesudah dimekarkan dapat
dilihat dalam
tabel berikut:
Tabel 1.2 Jumlah Penduduk Yogyakarta Selatan Sebelum dan Sesudah Dimekarkan
N
Jumlah penduduk sebelum
Jumlah penduduk sesudah
O
Dimekarkan
Dimekarkan
1
2.965 jiwa
1.395 jiwa
Sumber
: Data Profil Desa Yogyakarta Selatan dan Yogyakarta 2015
Kemudian setelah dilaksanakanya proses pemekaran Desa Yogyakarta Selatan tersebut,
penduduk masyarakatnya mengharapkan adanya peningkatan pembangunan dan kemandirian
dalam rangka penyelenggaraan Pemerintahan daerah sesuai dengan amanat Undang-Undang
Dasar 1945, pemerintahan daerah yang mengatur dan mengurus urusan pemerintahan
menurut asas otonomi dan tugas pembantuan diarahkan untuk mempercepat terwujudnya
kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan dan masyarakat,
serta peningkatan daya saing daerah dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan,
keadilan, keistimewaan, dan kekhasan suatu daerah dalam sistem Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Namun pada kenyataannya setelah 3 tahun dimekarkan desa Yogyakarta Selatan
masih belum banyak perubahan pembangunan desa yang lebih baik. Seperti masih banyak
program pembanguna desa yang belum terealisasikan. Adapun tabel rencana pembangunan
desa Yogyakarta Selatan yang sudah belum dan sudah terrealisasikan adalah :
NO
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Status
TEREALISASI
KETERANGAN
PNPM
TEREALISASI
PNPM
TEREALISASI
APBD Kab
TEREALISASI
APBD Prov
TEREALISASI
PNPM
BELUM
PNPM
TEREALISASI
7.
Pengadaan fasilitas kantor balai desa
TEREALISASI
APBD Kab
8.
Pengerasan jalan paving
BELUM
Dinas PU
TEREALISASI
9.
Pelatihan keterampilan anyaman
BELUM
PNPM
TEREALISASI
10.
Pengadaan Alat pertanian mesin bajak BELUM
Dinas Pertanian
TEREALISASI
11.
Pengadaan mesin sedot
BELUM
Dinas Pertanian
TEREALISASI
12.
Pembangunan Talut di Dusun I TEREALISASI
APBD Kab
Sepanjang 200 m
13.
Bantuan Posyandu
TEREALISASI
ASABRI
14.
Pembangunan sumur BOR
BELUM
PNPM
TEREALISASI
15.
Pengadaan MCK
BELUM
Dinas Sosial
TEREALISASI
16.
Pembangunan Gedung PAUD
BELUM
PNPM
TEREALISASI
17.
Bantuan Beasiswa
TEREALISASI
Dinas Sosial
18.
Rehab rumah RTM
MASIH BERJALAN Dinas Sosial
Sumber: Data Kantor Desa Yogyakarta Selatan Kecamatan Gadingrejo Kab. Pringsewu
Berdasarkan data diatas dapat kita lihat masih banyak program program pembangunan di
desa Yogyakarta Selatan yang belum terrealisasikan. Dalam implementasi pemekaran desa
yogyakarta selatan tersebut tentunya mempunyai konsekuensi-konsekuensi tersendiri seperti
permasalahn anggaran desa, santunan pemerintah desa dan BPD, Pembagian wilayah desa
dan sebagainya.
Paradigma penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses implementasi
program pemekaran desa di Desa Yogyakarta Selatan agar mengetahui pengaruh dalam
pembangunannya apakah sudah sesuai dengan tujuan pemekaran desa itu sendiri atau belum.
Berdasarkan latar belakang di atas peneliti tertarik untuk mengetahui lebih dalam mengenai
proses perkembangan pembangunan setelah dilaksanakanya pemekaran desa. Oleh karena itu
Rumusan Masalah
:
1 Bagaimanakah proses implementasi pemekaran desa Yogyakarta Selatan
2
Tujuan Penelitian
:
1 Mengetahui proses implementasi pemekaran desa Yogyakarta Selatan
2
Metode Penelitian
:
A. Tipe Penelitian
Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
deskriptif dengan menginterprestasikan data kualitatif. Penelitian deskriptif dijelaskan
sebagai peneliti yang bertujuan menggambarkan secara sistematik dan akurat fakta
dan karakteristik mengenai populasi atau bidang tertentu. Penelitian ini berusaha
menggambarkan situasi atau kejadian . data yang dikumpulkan bersifat deskriptif,
sehingga tidak bermaksud mencari penjelasan, menguji hipotesis, membuat prediksi
maupun membuat imlikasi (Saiffudin Azwar, 2004:7)
Sehubungan dengan penelitian ini, penulis akan terjun langsung ke desa
Yogyakarta Selatan untuk meneliti masalah yang berhubungan dengan fokus penelitian
yaitu tentang implementasi pemekaran desa terhadap pembangunan desa.
B. Fokus Penelitian
Fokus dalam penelitian ini adalah, untuk melihat, menggambarkan, dan
menganalisis, mencatat dan menginterprestasikan kondisi lapangan khususnya
mengenai implementasi kebijakan pemekaran desa terhadap pembangunan desa di
Yaitu suatu kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan informasi secara langsung
dengan mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan pada informan agar didapat data yang
bersifat obyektif. Dalam mengungkap pertanyaan-pertanyaan kepada informan, penulis
menggunakan panduan wawancara.
3. Teknik dokumentasi, yaitu suatu cara untuk mencari, mengumpulkan, dan
mempelajari dokumen-dokumen, surat-surat, catatan-catatan, buku-buku dan laporanlaporan tertulis yng ada serta berkaitan erat dengan permasalahan yang diteliti.
Moleong,2010).Analisis
terdiri
dari
reduksi
data
kualitatif
data,penyajian
terdiri
data,dan
dari
tiga
penarikan
kesimpulan/verifikasi.
DAFTAR PUSTAKA
Juanda, Hukum Pemerintahan Daerah, Cet. 1, ( Jakarta: Balai Pustaka, 2007 ), hal.128
Kartasasmita, Ginanjar.1996. Pembangunan Untuk Rakyat Memadukan Pertumbuhan Dan
Pemerataan. Jakarta : Cidesindo.
Makagansa.H.R.2008.Tantangan Pemekaran Daerah.Yogyakarta.FUSPAD
Martyran, Doroteus. 2014. Evaluasi Pemekaran Desa Gema Raya di Kecamatan Kelam
Permai Kabupaten Sintang. Dalam Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan, VOL 3, Nomor 4,
edisi
Desember
2014.
Kalimantan
Barat:
Universitas
Tanjungpura.
penelitian
kualitatif.Bandung:PT
Remaja
Rosdakarya.
Nimatul Huda, Otonomi Daerah, Cet. 2, ( Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009 ), hal.71-72
Sapii , Imam. 2013. Dampak Pemekaran Desa Terhadap Pembangunan Infrastruktur Desa
Pecahan, Studi Kasus Pemekaran Desa Bagorejo Kecamatan Gumukmas Kabupaten
Jember ( Artikel ilimah). Jember: Jurusan Ilmu Adminsitrasi, Fakultas Ilmu Sosial
Dan Ilmu Politik, Universitas Jember (UNEJ).
Sarundajang, S.H. 2003. Birokrasi Dalam Otonomi Daerah. Jakarta : Pustaka Sinar Jaya.
Sinambela,Poltak.Lijan.2010. Reformasi Pelayanan Publik Teori, Kebijakan, dan Implementasi,
Jakarta: PT. Bumi Aksara
Sugiyono.2012.Metode Penelitian Kualitatif.Bandung;Alfabeta.
Suharto,Edi.Analisis
Kebijakan
Publik.2005.Analisis
kebijakan
publik,Bandung:Alfabeta
Suwitri.2008.Konsep Dasar Kebijakan Publik,Bandung.PT.Remaja Rosdakarya
Tri Ratnawati, Pemekaran Daerah, Cet. 1, ( Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009 ), hal.23
Yunaldi, Wendra SH, MH. 2008. Opini Pemekaran Daerah, Ambisis Elit Atau Kebutuhan
Rakyat. DPD RI
Budiardjo,M.2008.Dasar-Dasar Ilmu Politik(Edisi revisi).Jakarta:PT Gramedia Pustaka Umum
Dunn,
William.2005.Pengantar
Analisis
UUD 1945
PERDA NO 6 TAHUN 2011
WEBSITE PRINGESWU
Kebijakan
Publik
Edisi