Professional Documents
Culture Documents
Oleh
Nama
NIM
Rombongan
Kelompok
Asisten
:
: Fadhila Meilasari
: B1A015051
: III
:1
: Afrizal Vikri Avani
I.
PENDAHULUAN
ke
ginjal,
berfungsi
dalam
pengaturan
temperatur
tubuh
dan
mendistribusikan hormon-hormon dan zat-zat lain yang mengatur fungsi sel. Darah
yaitu pembawa zat-zat ini dipompakan melalui sistem tertutup yang pada mamalia
(Ganong, 1983).
Darah adalah cairan yang terdapat pada hewan tingkat tinggi yang berfungsi
sebagai alat transportasi zat seperti oksigen, bahan hasil metabolisme tubuh,
pertahanan tubuh dari serangan kuman, dan lain sebagainya. Beda halnya dengan
tumbuhan, manusia dan hewan level tinggi punya sistem transportasi dengan darah.
Darah merupakan suatu cairan yang sangat penting bagi manusia karena berfungsi
sebagai alat transportasi serta memiliki banyak kegunaan lainnya untuk menunjang
kehidupan. Tanpa darah yang cukup seseorang dapat mengalami gangguan kesehatan
dan bahkan dapat mengakibatkan kematian (Paulsen, 2000).
Status hematologi merupakan gambaran profil darah untuk mengetahui indikasi
fisiologis pada hewan. Beberapa uji hematologi yang lazim diamati pada suatu
penelitian meliputi uji kadar hemoglobin (Hb), jumlah eritrosit, leukosit, trombosit;
nilai hematokrit (Hm), laju endap darah (LED), dan menentukan indeks eritrosit
(Ismoyowati, 2006) . Nilai parameter hematologi dipengaruhi oleh beberapa faktor
seperti usia, jenis kelamin, ras, faktor nutrisi dan lingkungan, ketinggian, alat dan
metode tes yang dipakai (Aprianti, 2006). Hematologi digunakan untuk
mengidentifikasi dan memeriksa obat untuk anemia, leukemia dan hemofilia (sejenis
penyakit darah). Tes hematologi yang dilakukan untuk memeriksa hasil pengobatan
tertentu misalnya kemoterapi kanker dan juga untuk mendapatkan hasil tentang
pasien kesehatan secara keseluruhan (Sanaullah et al., 2012).
Leukosit atau sel darah putih yang dapat membentuk sistem imun merupakan
unit yang paling aktif karena berperan dalam melawan berbagai penyakit infeksi dan
benda asing. Leukosit terdapat di sumsum tulang (jaringan mieloid) dan sebagian
pada jaringan limfa kemudian tetap tersimpan di sumsum tulang sampai dibutuhkan
disistem sirkulasi, ketika dibutuhkan akan meningkat jumlahnya. Leukosit yang
dibentuk pada sumsum tulang yaitu granulosit (neutrofil dan eousinofil), monosit dan
sedikit limfosit, sedangkan yang dibentuk pada kelenjar limfa yaitu agranulosit hanya
pada limfosit (Lestari et al., 2013).
Hematokrit adalah istilah yang menunjukan besarnya volume sel-sel eritrosit
seluruhnya didalam 100 mm3 darah dan dinyatakan dalam persen. Nilai hematokrit
atau volume sel packed adalah suatu istilah yang artinya prosentase berdasarkan
volume dari darah, yang terdiri dari sel-sel darah merah. Mengukur kadar hematokrit
darah hewan uji digunakan tabung mikrohematokrit yang berupa pipa kapiler
berlapiskan EDTA (Etil Diamin Tetra Acetat) yang berfungsi sebagai bahan anti
pembekuan darah. Nilai hematokrit standar adalah sekitar 45%, namun nilai ini dapat
berbeda-beda tergantung species. Nilai hematokrit biasanya dianggap sama
manfaatnya dengan hitungan sel darah merah total (Frandson, 1992).
I.2 Tujuan
Tujuan praktikum kali ini adalah untuk memberikan keterampilan pada
mahasiswa tentang cara pengambilan darah hewan, mengetahui perbedaan bentuk sel
darah pada berbagai hewan, serta cara melakukan perhitungan sel darah merah, sel
darah putih dan kadar hemoglobin hewan.
2.1 Materi
Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah larutan Hayem, larutan
Turk, larutan 0,1 N HCL, aquades, ikan nilem (Osteochillus vittatus), mencit
(Mus musculus), ayam (Gallus gallus domesticus).
Alat yang digunakan adalah haemometer, haemositometer, Tabung Sahli,
pipet kapiler, mikroskop, objek gelas dan kaca penutup, spuit dan hand counter.
2.2 Cara Kerja
2.2.1 Menghitung jumlah leukosit ( pengenceran 10 kali)
a. Darah dihisap menggunakan pipet thoma leukosit hingga angka 1
b. Larutan Turk dihisap hingga angka 11
c. Pipa karet diambil dari pipet, kemudin pipet dipegang pada kedua ujungnya
dengan ibu jari dan telunjuk lalu dikocok selama dua menit
d. Tetesan larutan darah petama dan kedua dibuang, tetesan ketiga baru
digunakan untuk perhitungan.
e. Bilik hitung disiapkan, cairan dalam pipet diteteskan ke bilik hitung sehingga
cairan dapat masuk dengan sendiriya
f.
g. Jumlah leukosit yang terdapat di bujur sangkar sedang dihitung. Jadi jumlah
bujur sangkar yang dihitung menjadi 4 x 16 = 64 bujur sangkar dengan sisi
masing-masing 1/4 mm, dengan rumus:
Jumlah leukosit per mm3 = 25 (L1+L2+L3+L4)
2.2.2 Menghitung jumlah eritrosit (pengenceran 100 kali)
a. Darah diisap menggunakan pipet thoma eritrosit hingga angka 1
b. Larutan Hayem diisap hingga angka 101
c. Pipa karet diambil dari pipet, kemudin pipet dipegang pada kedua
ujungnya dengan ibu jari dan telunjuk lalu dikocok selama dua menit
d. Tetesan larutan darah petama dan kedua dibuang, tetesan ketigga baru
digunakan untuk perhitungan.
e. Bilik hitung disiapkan, cairan dalam pipet diteteskan ke bilik hitung
sehingga cairan dapat masuk dengan sendiriya
III.
Nama
1.
2.
3.
4.
5.
Ayam
Ikan Nilem
Mencit
Ikan Nilem
Mencit
26.925
2.050.000
1765x103
38x104
3635000
Kadar
Hemoglobi
n
5%
3,5%
6,1%
7,9%
12,6%
Nilai
hematokrit
12%
24%
8%
13%
23%
Kadar gula
mg/dL
218
115
92
101
107
1.
2.
3.
4.
5.
Hewan uji :
Ayam
Ikan nilem
Mencit
Ikan nilem
Mencit
Perhitungan (Kelompok 1) sampel darah ayam:
3.2 Pembahasan
Darah digunakan pada praktikum ini sebagai bahan untuk mengetahui
jumlah eritrosit, jumlah leukosit dan kadar hemoglobin pada berbagai darah
hewan. Adapun cara pengambilan darah pada berbagai jenis hewan berbeda-
suatu
hasil
pengukuran
yang
menyatakan
sel/mm3, jumlah eritrosit 1775 dan 6323 sel/mm3 dan dengan persentase kadar
Hb sebesar 92 dan 107 gr/dL. Jumlah leukosit pada ikan nilem 2050000 dan 38
x104 sel/mm3. Jumlah eritrosit ikan nilem 4950 dan 20.075 sel/mm3 , dan dengan
persentase kadar Hb 115 dan 101 gr/dL. Hasil ini sesuai dengan pustaka karena
menurut Oslon (1973), jumlah eritrosit pada ikan adalah 50.000 3.000.000 sel /
mm3, jumlah leukosit pada sel darah ikan 20.000 150.000 sel / mm 3. Jumlah
eritrosit yang tertera pada diatas tidak sesuai dengan referensi, begitupula jumlah
leukositnya, tidak sesuai dengan yang disebutkan dalam referensi. Sebab
menurut Dukes (1995), jumlah leukosit pada ayam berkisar antara 16.000
40.000 sel / mm3.
Berdasarkan pecobaan hematologi yang meliputi perhitungan jumlah
eritrosit, leukosit dan kadar hemoglobin yang dilakukan, dapat diketahui bahwa
jumlah eritrosit lebih banyak dari pada leukosit. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Kimball (1988) yaitu leukosit dalam darah jumlahnya lebih sedikit
dari pada eritrosit. Keadaan ini disebabkan karena jumlah eritrosit dalam
keadaan normal adalah tetap dan baru disintesis secepat kerusakan sel tersebut
(Kimball, 1988).
Jumlah leukosit pada mamalia adalah 4000-11000 sel/mm3 (Hoffbrand,
1987). Hasil pengamatan terhadap jumlah leukosit yang dilakukan, dapat
dikatakan bahwa kadarnya normal. Jumlah sel darah putih dapat dipengaruhi
oleh berbagai faktor fisiologis dan faktor lingkungan (Modesto, 2010).
Sedangkan jumlah eritrosit mencit yang diperoleh tidak sesuai dengan referensi.
Jumlah eritrosit pada mamalia betina 3,9-5,6 juta sel/mm 3 dan pada mamalia
jantan 4,5-6,5 juta sel/mm3 (Hoffbrand & Pettit, 1987).
Menurut Sutrisno (1987) faktor yang mempengaruhi banyaknya eritrosit
dan leukosit meliputi umur, jenis kelamin, exercise dan emosi, status makanan,
bangsa ternak, iklim, stress, bahan kimia, pregnancy dan menstruasi yang
menyebabkan jumlahnya berkurang serta tinggi tempat/iklim, karena eritrosit
akan meningkat jumlahnya pada daerah pegunungan yang dingin daripada di
daerah pantai yang panas. Kenaikan jumlah leukosit juga terjadi pada infeksi
bakteri, keracunan bakteri, pregnancy, menstruasi, penurunan infeksi virus,
septichaemia dan toxemia. Hewan yang terinfeksi akan mempunyai jumlah
leukosit yang banyak, karena leukosit berfungsi melindungi tubuh dari infeksi.
Penurunan jumlah leukosit dapat terjadi karena infeksi usus, keracunan bakteri,
septicoemia, kehamilan, dan partus.
IV.
KESIMPULAN
Cara pengambilan darah pada mencit yaitu dengan cara memotong ujung
ekornya, darah ikan diambil dengan cara pangkal ekornya dipotong atau dengan
cara membuka operculum ikan kemudian darahnya diambil dari jantung ikan
atau darah ikan diambil melalui vena caudal ikan, sedangkan pada ayam darah
2
DAFTAR REFERENSI
Aprianti, S. 2006. Nilai Rujukan Hematologi pada Orang Dewasa Sehat Berdasarkan
Sysmex Xt-1800i. Indonesian Journal of Clinical Pathology and
Medical Laboratory, 12(3) : pp. 127-130.