You are on page 1of 29

HEMANGIOMA

Pendahuluan
Hemangioma, merupakan tumor jinak endotel vaskular yang paling sering
dijumpai pada masa bayi (10%- 12% dari seluruh anak mendekati umur 1 tahun ).
Hemangioma umumnya mengenai kulit, terutama kepala dan leher (60%), dan
anggota gerak (25%). Ukurannya sangat bervariasi mulai dari beberapa millimeter
hingga sentimeter.8
Hemangioma dapat dibagi dalam dua kelompokyaitu hemangioma infantil dan
kongenital. Hemangiomainfantil lebih sering dan biasanya sudah terlihatsejak lahir,
dan tumbuh cepat dalam beberapa bulankemudian, dan berhenti tumbuh setelah usia
satutahun hingga akhirnya terjadi involusi.7
Pada dasarnya hemangioma mempunyai penyakit yang mengikuti 2 fase, yaitu
fase proliferasi dan fase involusi. Fase proliferasi ditandai dengan pertumbuhan
membesar dan meluas yang biasanya berlangsung hingga usia 9-12 bulan (terutama
4-8 bulan pertama), namun kadang-kadang dapat menapai 18 bulan. Selanjutnya lesi
segera memasuki fase involusi yang biasa ditandai dengan penampilan stati selama
beberapa tahun sebelum mengalami regresi. Fase involusi dapat berlangsung cepat
tetapi lebih sering berlangsung lambat hingga lebih dari 5 tahun dan berakhir dengan
jaringan parut atrofik. Umumnya hemangioma tidak menimbulkan komplikasi, dan
dapat diobservasi hingga terjadi involusi spontan. 8,10.
Pada beberapa kasus diperlukan pengobatan. Banyak pilihan terapi pada
hemangioma, namun sampai saat ini pemberian obat-obatan masih menjadi pilihan
utama di banding operasi atau terapi lain. Terapi steroid merupakan terapi pilihan
utama walaupun masih banyak kontroversi sehubungan dengan efek samping yang
mungkin terjadi. Pada kasus yang berat dan gagal dengan terapi steroid sebanyak 2
siklus dapat dipertimbangkan untuk melakukan operasi, radioterapi, dan pemberian
sitostatika seperti vinkristin dan bleomisin.8

Definisi Hemangioma
Hemangioma berasal dari bahasa Yunani yaitu dari kata heima yang berarti
darah dan memiliki akhiran -oma yang berarti membengkak atau tumor. Hemangioma
disebut pula berasal dari kata angioma yang oleh Virchow digunakan untuk semua
kelainan vaskular. Hemangioma didefinisikan sebagai neoplasma jinak yang tersusun
oleh endotel vaskular proliveratif dan hiperplastik dengan karakteristik fase awal
pertumbuhan yang cepat diikuti fase involusi sampai regresi. Hemangioma adalah
suatu tumor jinak yang terbentuk akibat kelainan proliferasi dari jaringan angioblastik
pada masa fetal. Kelainan ini sering ditemukan pada kulit dan jaringan subkutan, tapi
tidak tertutup kemungkinan bahwa bentuk neoplasma ini didapati di seluruh bagian
tubuh yang memiliki pembuluh darah.9
Klasifikasi
Hemangioma dapat dibagi dalam dua kelompok yaitu hemangioma infantil dan
kongenital. Hemangioma infantil lebih sering dan biasanya sudah terlihat sejak lahir,
dan tumbuh cepat dalam beberapa bulan kemudian, dan berhenti tumbuh setelah usia
satu tahun hingga akhirnya terjadi involusi. Hemangioma infantil secara umum dibagi
ke dalam fase proliferasi (0-1 tahun), fase involusi (1-5 tahun), dan fase sembuh (5-10
tahun). Hemangioma kongenital tumbuh secara lengkap setelah lahir dan bisa terjadi
involusi atau noninvolusi (menetap). (7)
Hemangioma dapat dibagi berdasarkan penampilan fisik lesi, hemangioma
terbagi atas tipe superfisial, tipe profundus, tipe campuran superfisial dan profundus,
serta tipe segmental. Tipe superfisial merupakan tipe yang biasa dikenal sebagai
hemangioma stroberi yang tampak berwarna merah segar. Lesi ini disebut sebagai
stroberi karena penampilannya seperti kulit buah stroberi. Tipe profundus (dulu
disebut tipe kavernosum) merupakan hemangioma yang berlokasi di bawah kulit dan
tampak berwarna kebiruan. Tipe campuran atau mixed type hemangioma merupakan
tipe campuran antara superfisial dan profundus. Hemangioma disebut bertipe
segemental bila lesi luas, baik yang tampak mendatar maupun muncul tinggi di
permukaan kulit dan tumbuh sangat cepat dan sulit diterapi.10
2

Benson et al membagi hemangioma menjadi 3 jenis secara umum1:


1. Hemangioma kapiler
Terjadi pada kulit bagian atas. Jenis hemangioma kapiler terdiri atas
hemangioma simplek (nervus simplek) atau nervus buah arbei dan nervus
flameus. Hemangioma simplek jika sudah terbentuk tampak seperti buah arbei
menonjol, berwarna merah cerah dengan cekungan kecil, pada umumnya
terjadi pada waktu lahir atau beberapa hari setelah lahir. Sering terjadi pada
bayi prematur dan biasanya akan menghilang beberapa hari atau beberapa
minggu kemudian. Gejalanya antara lain tampak bercak merah yang lamakelamaan makin besar. Lama-kelamaan warnanya menjadi merah menyala,
berbatas tegas, keras pada perabaan tegang dan berbentuk lobular. Involusi
spontan ditandai oleh memucatnya warna didaerah sentral, lesi menjadi
kurang tegang dan lebih mendatar.5
Perkembangannya dimulai dengan titik kecil pada waktu lahir, membesar
cepat, dan menetap pada usia kira-kira delapan bulan. Kemudian akan
mengalami regresi spontan dan menjadi pucat karena fibrosis setelah usia satu
tahun. Proses regresi berjalan 6 7 tahun.5
Selain hemangioma simplek, bentuk lain hemangioma kapiler (superfisial
hemangioma) adalah granuloma piogenik. Lesi ini terjadi akibat proliferasi
kapiler yang sering terjadi sesudah trauma, jadi bukan oleh karena proses
peradangan, walaupun sering disertai infeksi sekunder. Lesi biasanya soliter,
dapat terjadi pada semua umur, terutama pada anak dan tersering pada bagian
distal tubuh yang sering mengalami trauma. Mula-mula berbentuk papul
eritematosa dengan pembesaran yang cepat. Beberapa lesi dapat mencapai
ukuran 1 cm dan dapat bertangkai, mudah berdarah. Nervus flameus ada sejak
lahir, menetap, dan rata dengan permukaan kulit, kecuali bila teriritasi.3

Gambar 1. Hemangioma kapiler


2. Hemangioma cavernous

Hemangioma kavernosum ini terdiri atas jalinan pembuluh darah yang


membentuk rongga. Kelainannya berada dijaringan yang lebih dalam dari
dermis. Hemangioma kavernosum biasanya tidak memiliki batas tegas berupa
benjolan yaitu makula eritematosa atau nodus yang berwarna merah
keunguan. Bila ditekan mengempis dan menggembung kembali bila dilepas.
Kelainan ini terdiri dari elemen vaskular (pembuluh darah) yang matang.
Hemangioma kavernosum kadang-kadang terdapat pada lapisan jaringan yang
dalam, pada otot atau organ dalam. Berbentuk papul eritematosa dengan
pembesaran yang cepat. Beberapa lesi dapat mencapai ukuran 1 cm dan dapat
bertangkai, mudah berdarah.7
Hemangioma ini tidak dapat mengalami regresi spontan, malah sering
progresif. Jenis kavernosum bisa meluas dan menyusup ke jaringan
sekitarnya. jaringan di atas hemangioma dapat mengalami iskemia sehingga
mudah rusak oleh iritasi, misalnya di daerah perineum, dan menimbulkan
tukak yang sulit sembuh dan kadang berdarah.7

Gambaran klinis berupa batas tidak tegas, dapat berupa makula

Gambar 2: (kanan) hemangioma kavernosa, (kiri) a)hemangioma


kapiler/strawberry,b)hemangioma profunda/intradermal, c) hemangioma
campuran

eritematosus/ nodul berwana merah keunguan. Benjolan dapat hilang dengan


penekanan dan kembali lagi setelah penakanan di lepaskan.7 Tindakan operatif
dilakukan bila mungkin mengangkat seluruh tumor. Kadang hasil patologi
anatomi menunjukkan campuran dari hemangioma kapiler dengan kavernous
(campuran).3

Gambar 3. Hemangioma Kavernosum

3. Hemangioma Campuran

Gabungan hemangioma kavernosus dan kapiler. Gambaran klinis berupa


tumor lunak, berwarna merah kebiruan, perkembangannya beri gambaran
keratotik dan verukosa. Banyak terjadi di ekstrimitas inferior dan biasanya
unilateral.
Epidemiologi
Di USA, hemangioma terjadi pada 10 12% bayi kulit putih, 1.4% pada kulit
hitam, dan hanya mengenai 0.8% bayi Asia. Pada bayi prematur dengan berat badan
kecil 1 kg angka kejadiannya cukup tinggi yaitu sekitar 20 30% sedangkan pada
bayi prematur dengan berat badan 1.5 kg angka kejadiannya sama dengan pada bayi
aterm. Insidensnya juga meningkat pada bayi yang lahir dari ibu yang menjalani
pemeriksaan sampel air ketuban. Tidak ada penjelasan mengapa bayi perempuan
mempunyai risiko tiga kali lipat menderita hemangioma dibanding bayi laki-laki, dan
insidensnya meningkat pada bayi prematur. 8
Etiologi
Sampai saat ini penyebab hemangioma belum diketahui dengan jelas, beberapa
sumber menyebutkan kemungkinan bahwa angiogenesis dan vaskulogenesis berperan
banyak dalam proliferasi elemen pembentuk pembuluh darah yang berlebihan..2,5
Cytokines, seperti Basic Fibroblast Growth Factor (BFGF) dan Vascular
Endothelial Growth Factor (VEGF), mempunyai peranan dalam proses angiogenesis.
Peningkatan faktor-faktor pembentukan angiogenesis seperti penurunan kadar
angiogenesis inhibitor misalnya gamma-interferon, tumor necrosis factorbeta, dan
transforming growth factorbeta berperan dalam etiologi terjadinya hemangioma.1
Patofisiologi
Patogenesis hemangioma belum diketahui dengan pasti. Diperkirakan bahwa
hemangioma terjadi akibat gangguan proses angiogenesis dan vaskulogenesis yang
menyebabkan terjadinya proliferasi elemen vaskuler yang tidak terkontrol.
Vaskulogenesis ialah proses terjadinya prekursor sel endotelial menjadi pembuluh
6

darah, sedangkan angiogenesis ialah perkembangan pembuluh darah baru dari sistem
pembuluh darah yang sudah ada. Dilaporkan bahwa progenitor sel endotelial
mempunyai kontribusi terhadap terjadinya penyebaran awal hemangioma. 7
Hemangioma menunjukkan dua fase pertumbuhan, yaitu fase proliferasi dan
fase involusi. Pada fase awal pertumbuhan, hemangioma berupa proliferasi sel
endotel. Intinya tidak pleiomorfik dan hanya kadang-kadang tampak mitosis.
Kemudian pada masa proliferasi, tampak pembesaran lumen kapiler, dilapisi sel
endotel yang menebal.9
Hemangioma menjadi lebih progresif dan terorganisir dengan lobus-lobus yang
tersebar dibatasi jaringan fibrous dan mengandung banyak darah. Pada usia 2 tahun
atau lebih tua, jumlah lumen pembuluh darah lebih menurun, dan diameter lumen
semakin mengecil diikuti sel endotel yang melapisinya sehingga tampak gambaran
kavernosus. Secara simultan ada peningkatan secara progresif jaringan ikat longgar
dan lemak pada interlobul.9
Lesi pada fase proliferasi terdiri dari sel endotel yang sangat aktif dengan
membran basal yang berlapis-lapis. Proyeksi sel mast mikrovilous dapat di amati
sepanjang dinding pembuluh darah, pararel dengan lapisan membran basal.9
Selama fase involusi, tampak tanda-tanda degenerasi pembuluh darah. Fase ini
ditandai dengan regresi dari hemangioma. Separuh dari semua lesi akan involusi pada
umur 5 tahun, dan 70% akan involusi pada umur 7 tahun. selama fase ini sel mast
turun menjadi normal, dan aktifitas sel endotel dan sel mast menurun. Lumen
pembuluh darah menjadi menyempit dengan sel endotel tanpa penyokong otot.9
Gambaran Klinis
Secara klinis diagnosis hemangioma tidak sukar, terutama pada lesi yang khas.
Gambaran klinis umum ialah adanya bercak merah yang timbul sejak lahir atau
beberapa saat sesudah lahir, pertumbuhannya relatif cepat dalam beberapa minggu
atau beberapa bulan.3
Walaupun patogenesis hemangioma masih berupa teori yang perlu dibuktikan
lebihjelas, gejala klinis hemangioma yang sejalan dengan pertumbuhannya di setiap
faseadalah sebagai berikut.5

1. Fase Proliferasi
Pada tahap awal hemangioma infantil terlihat seperti area pucat di
kulit, macula eritema, telangiectasia atau bintik-bintik ekimosis. Hemangioma
tumbuh dengan cepat selama umur 6 - 8 bulan pertama bayi. Jika tumor sudah
menembus dermis superfisial, kulit menjadi meninggi, menonjol, dan
berwarna merah cerah. Jika tumor berproliferasi didermis bagian bawah dan
subkutis, kulit menjadi sedikit meninggi dan berwarna kebiruan.
2. Fase Involusi
Hemangioma mencapai puncaknya sebelum umur satu tahun, dan
setelah itu pertumbuhannya proporsional dengan pertumbuhan anak. Tanda
awal dari fase involusi adalah hilangnya warna merah cerah yang berubah
menjadi keunguan dan tidak cerah, kulit secara bertahap memucat, terbentuk
lapisan/mantel abu-abu yang tidak sempurna dan tumor tersebut terasa
berkurang ketegangannya. Fase ini berlanjut hingga anak berusia 5-10 tahun.
Biasanya tanda warna terakhir menghilang pada umur 5-7 tahun.
3. Fase involuted
Regresi 50% terjadi saat anak berusia 5 tahun dan 70% saat berusia 7
tahun, dan terus berlanjut hingga anak berumur 10-12 tahun. Sekitar 50%
anak akan sembuh dan bekas hemangioma menyerupai kulit normal, sisanya
akan menyisakan cutaneous blemish,telangiektasis, crepelike laxity, yellowish
hypoelastic patches, bekas luka (jika terdapatulserasi saat fase proliferasi),
atau residu fribrofatty. Bahkan hemangioma kutaneus yang lumayan besar
dapat mengalami regresi total. Sebaliknya, hemangioma dermis superfisial
yang datar dapat merubah tekstur kulit secara permanen.

Pemeriksaan Penunjang 5
Hemangioma pada umumnya dapat dengan mudah didiagnosis melalui
anamnesis dan pemeriksaan fisik akan tetapi lesi yang letaknya profunda atau
hemangioma superfisial yang meragukan diperlukan suatu pemeriksaan penunjang
untuk mendukung diagnosis hemangioma. Pemeriksaan yang dapat dilakukan antara
lain:
USG
Ultrasonografi berguna untuk membedakan hemangioma dari struktur dermis
yang dalam ataupun subkutan, seperti kista atau kelenjar limfe. USG secara
umum mempunyai keterbatasan untuk mengevaluasi ukuran dan penyebaran
hemangioma. Pada USG, hemangioma didapatkan

adanya shunting dimana

terdapat penurunan resistensi dan peningkatan aliran vena. Dikatakan juga bahwa
USG doppler (2 kHz) dapat digunakan untuk densitas pembuluh darah yang
tinggi (lebih dari 5 pembuluh darah/m2) dan perubahan puncak arteri.
Pemeriksaan menggunakan alat ini merupakan pemeriksaan yang sensitif dan
spesifik untuk mengenali suatu hemangioma infantil dan membedakannya dari
massa jaringan lunak lain.
MRI
10

MRI merupakan modalitas imaging pilihan karena mampu mengetahui lokasi


dan penyebaran baik hemangioma kutan dan ekstrakutan. MRI juga dapat
membantu membedakan hemangioma yang sedang berproliferasi dari lesi
vaskuler aliran tinggi/ high flow yang lain (misalnya malformasi arteriovenus).
Hemangioma dalam fase involusi memberikan gambaran seperti pada lesi
vaskuler aliran rendah/ low flow (misalnya malformasi vena)
CT scan
Pada RS yang tidak mempunyai fasilitas MRI, dapat merggunakan CT scan
walaupun cara ini kurang mampu menggambarkan karakteristik atau aliran darah.
Penggunaan kontras dapat membantu membedakan hemangioma dari penyakit
keganasan atau massa lain yang menyerupai hemangioma.
Foto polos
Pemeriksaan foto polos seperti foto sinar X, masih bisa dipakai untuk melihat
apakah hemangioma mengganggu jalan nafas.
Biopsi kulit
Biopsi diperlukan bila ada keraguan diagnosis ataupun untuk menyingkirkan
hemangioendotelioma kaposiformis atau penyakit keganasan. Pemeriksaan
immunohistokimia dapat membantu menegakkan diagnosis. Komplikasi yang
dapat terjadi pada tindakan biopsi ialah perdarahan.
Penatalaksanaan
Oleh karena kebanyakan hemangioma dapat mengalami regresi secara spontan,
maka umumnya tidak membutuhkan pengobatan. Hasil akhir kosmetik yang tidak
diobati biasanya lebih baik daripada lesi yang diobati dengan angka komplikasi lebih
rendah secara bermakna pada lesi yang tidak diobati. Pengobatan konservatif meliputi
penilaian periodik terhadap warna, pertumbuhan dan ukuran lesi, terutama lesi yang
terdapat pada atau didekat alat vital. Tidak ada metode pengobatan yang terbaik oleh
karena semua metode pengobatan mempunyai komplikasi. 9
1.

Terapi Pilihan Pertama


Kortikosteroid

11

a. Kortikosteroid Sistemik 9
Pengobatan ini hanya efektif pada selama masa awal proliferasi. Bila lesi
sudah

stabil,

kortikosteroid

sistemik

hanya

mempunyai

sedikit

efek.

Diindikasikan pula pada gagal jantung, obstruksi jalan nafas atau sindrom
Kasabach-Merritt. Dosis prednison 2-4 mg/kg Bb/hari selama 4-8 minggu diikuti
dengan penurunan dosis secara perlahan-lahan sampai beberapa minggu. Dosis
prednison 2mg/kg BB/hari dapat menghentikan pertumbuhan hemangioma dalam
waktu kurang dari 3 minggu. Bila dalam waktu 3-4 minggu tidak ada respon
terhadap pengobatan, maka harus dihentikan.
Dengan

pemberian

kortikosteroid

terdapat

peninggian

sensitivitas

mikrovaskuler terhadap substansi vasokonstriktor endogenous dan eek ini dapat


menghambat prolierasi endotel.
Kortikosteroid mungkin memodifikasi proliferasi endotel secara langsung dan
menghambat angiogenesis dengan adanya heparin dan fragmen heparin. Molekul
kortikosteroid mengikat reseptor steroid dalam hemangioma proliferasi.
b. Kortikosteroid intralesi(8)
Kortikosteroid intralesi sangat baik diberikan pada hemangioma dengan
ukuran kecil (diameter < 10 cm) dan lesi lokal bermasalah (hemangioma disertai
ulserasi atau dengan komplikasi misalnya terjadi ifeksi berulang pada daerah
lesi). Dosis yang diberikan 2 3 mg/kg setiap kali suntikan diulang setiap
minggu selama 1 -2 bulan. Adanya respon terapi yang baik terhadap steroid
ditandai oleh pengecilan ukuran hemangioma. Pemberian kortikosteroid intralesi
dengan interval waktu 4 8 minggu merupakan terapi yang efektif sebagai upaya
untuk menghindari efek samping terapi kortikosteropid sistemik. Penyuntikan
dapat pula dilakukan dengan interval bulanan, sehingga dapat mengurang efek
samping yang tidak diinginkan, tetapi dari laporan diketahui laju respon
pengobatan dengan cara ini hanya sekitar 85%. Efek samping potensial
kortikosteroid intralesi antara lain, berupa, atropi kulit, anafilaksis, perdarahan,
nekrosis kulit dan supresi adrenal, tetapi umumnya suntikan dapat ditoleransi
12

dengan baik. Perhatian khusus harus diberikan pada periokuler. Pada


hemangioma jenis ini dosis kortikosteroid intralesi tidak boleh melebihi 3-5
mg/kg triamcinolone setiap sesi suntikan. Beberapa ahli mengemukakan bahwa
pemberian kortikosteroid intralesi pada daerah periocular dikontra-indikasikan,
sejak diketahui menyebabkan banyak komplikasi seperti atropi kulit, nekrosis,
dan oklusi arteri retina sentral, dengan konsekuensi kebutaan.
c. Kortikosteroid topikal8
Kortikosteroid topikal (langsung pada daerah lesi hemangioma) biasanya
efektif pada hemangioma tipe cutaneous.
2. Terapi pilihan kedua8
a.

Interferon Alfa-2a dan 2b


Interferon alfa dianjurkan diberikan pada bayi dengan hemangioma yang

mengancam jiwa bila terjadi kegagalan dengan pemberian kortikosteroid dosis


tinggi. Sewaktu pemberian interferon alpha, status neurologis harus dimonitor
secara ketat. Kedua jenis interferon alfa yaitu 2a dan 2b pernah digunakan,
biasanya diberikan melalui suntikan subkutan dengan dosis 3 juta unit per m2
permukaan tubuh per hari diulang setiap minggu selama 6 bulan. Penggunaan
interferon pada hemangioma masih sangat terbatas karena selain harganya mahal
juga belum banyak penelitian yang mendukung.
b. Vinkristin
Vinkristin dapat dipertimbangkan pemberiannya pada kasus yang gagal
dengan terapi steroid sebanyak dua siklus pengobatan, yang mengalami
kekambuhan dan yang tidak dapat mentoleransi pengobatan medikamentosa lain.
Vinkristin mempengaruhi mitotic spindle microtubules dan merangsang proses
apoptosis pada sel tumor in vitro. Ada laporan yang menyatakan bahwa vinkristin
efektif digunakan pada kasus hemangioma yang mengancam jiwa yang resisten
terhadap pengobatan steroid. Taki dkk, menyatakan bahwa pada kasus intractable
Kasabach-Merritt syndrome pemberian vinkristin sangat efektif, sehingga mereka
13

menyarankan pemakaian vinkristin pada kasus demikian. Dosis yang dianjurkan


1.5 mg/m2 per kali suntikan, jika diperlukan dapat diulang satu kali lagi dengan
interval 2-3 bulan setelah suntikan pertama.
c. Bleomisin
Pada salah satu penelitian, melaporkan pemberian bleomisin intralesi pada
kasus hemangioma yang mengalami komplikasi, yaitu hemangioma yang
mengalami infeksi sekunder, permukaannya bergaung dan hemangioma yang
tumbuh sangat cepat. Mereka mengambil suatu kesimpulan bahwa pemberian
bleomisin mudah, aman dan merupakan terapi yang efektif untuk mengobati
hemangioma dengan komplikasi. Ada peneliti lain yang memberikan suntikan
local bleomisin pada 210 anak dengan hemangioma kavernosus dengan tingkat
keberhasilan 91.2%. Terapi dengan bleomisin tidak efektif pada hemangioma
pampiniform yaitu hemangioma yang terjadi akibat malformasi vena di pleksus
pampiniform pada skrotum. Dosis bleomisin intralesi 2 mg (diberikan dalam
larutan 0.4mg/ml). Suntikan dapat diulang sebanyak 6-10 kali dengan interval 46 minggu.
3.

Vascular-specific Pulse Dye Laser


Morelli et al (2003), melaporkan peranan pulsed dye laser pada hemangioma
ulseratif. Mereka menemukan bahwa rasa sakit akibat hemangioma jenis ini akan
menghilang setelah pengobatan awal pada 6 dari 10 kasus hemangioma. Dua
kasus dinyatakan sembuh setelah tiga kali pengobatan. Pada satu studi
retrospektif dengan 245 pasien menunjukkkan hasil yang bermakna pada
kelompok pengobatan dibanding kontrol. Mereka melaporkan bahwa terapi laser
menunjukkan

keunggulan

jika

dihubungkan

dengan

panjangnya

masa

pengobatan apalagi jika dihubungkan dengan hasil akhir volume dan bentuk
hemangioma.
Terapi laser cukup popular untuk penaganan hemangioma yang letaknya
superfisial. Beberapa peneliti mengatakan bahwa fotokoagulasi, bila diberikan

14

seawal mungkin pada hemangioma, akan mencegah penyebaran/pembesaran


hemangioma, dan timbulnya komplikasi.
Chantal et al (1988) menyatakan bahwa tidak ada perbedaan nyata terapi ini
apabila diberikan pada lebih awal atau tidak . Flashlamp pulsed dye laser (585
nm) Memberikan hasil yang baik untuk terapi hemangioma superficial maupun
profunda,

juga

hemangioma

dengan

ulserasi.

Kemungkinan

laser

ini

menyebabkan fotothermolisis yang mengakibatkan berhentinya perkembangan


hemangioma

dan

mempercepat

regresi.

Laser

ini

menembus

kulit

sampaiketebalan 0.75 1 cm.Tindakan ini akan memudarkan warna


hemangioma. Sampai saat ini, belum ada bukti pemberian laser berulang akan
menghancurkan sebAgian besar lesi atau menpercepat fase involusi.
4.

Bedah eksisi
Indikasi bedah eksisi ialah sebagai berikut:
Hemangioma yang tumbuh secara progresif.
Hemangioma yang mengalami infeksi berulang.
Hemangioma yang permukaannya bergaung sehingga ditakutkan disertai
keganasan.
Mengganggu secara kosmetika.
Hemangioma yang gagal dengan pengobatan medikamentosa.
Hemangioma yang bertangkai.

Diagnosis Banding5
1. Pyogenic Granuloma
a. Erosi nodul vaskular soliter umum yang menyebabkan perdarahan secara
spontan setelah trauma minor. Permukaan lesi halus dengan atau tanpa krusta.
b. Berwarna merah terang, merah keabuan, keunguan, atau coklat kehitaman
dengan collar dari epidermis yang hiperplastik pada basal.
c. Terdapat pada jari, bibir, mulut, batang tubuh, dan jari kaki.

15

2. Limfangioma
a. Tipikal lesi multiple compromise, berkelompok, makroskopik vesikel kecil
yang terisi oleh cairan jernih atau serosanguineous fluid frog-spawn.
b. Mikrokista limfangioma dapat muncul pada saat lahir atau muncul pada infant
atau masa kanak-kanak.
c. Dapat menjadi lesi soliter terpisah dan dapat berasosiasi dengan vena limfatik
kapiler.
3. Lipoma
a. Merupakan tumor subkutan jinak dapat berupa tunggal atau multipel yang
gampang dikenali karena tumor ini halus, bundar, atau berlobul dan dapat
berpindah melawan lapisan kulit.
b. Kebanyakan kecil namun dapat membasar sampai >6cm
c. Tersusun atas sel lemak yang mempunyai kesamaan morfologi dengan sel
kulit normal di dalam jaringan ikat.
4. Neurofibroma
a. Merupakan autosomal dominan dengan manifestasi perubahan pada kulit,
nervus sistem, tulang, dan kelenjar endokrin.
b. Bentuk mayor yaitu: (1) classic von Recklinghausen atau NF Dan (2) sectral,

atau acoustic NF atau NF2.

16

Komplikasi
1.

Perdarahan
Komplikasi ini paling sering terjadi dibandingkan dengan komplikasi lainnya.
Penyebabnya ialah trauma dari luar atau ruptur spontan dinding pembuluh darah
karena tipisnya kulit di atas permukaan hemangioma, sedangkan pembuluh darah
di bawahnya terus tumbuh.4

2.

Ulkus
Ulkus menimbulkan rasa nyeri dan meningkatkan resiko infeksi, perdarahan,
dan sikatrik. Ulkus merupakan hasil dari nekrosis. Ulkus dapat juga terjadi akibat
ruptur. Hemangioma kavernosa yang besar dapat diikuti dengan ulserasi dan
infeksi sekunder.4

17

3. Trombositopenia
Jarang terjadi, biasanya pada hemangioma yang berukuran besar. Dahulu
dikira bahwa trombositopenia disebabkan oleh limpa yang hiperaktif. Ternyata
kemudian bahwa dalam jaringan hemangioma terdapat pengumpulan trombosit
yang mengalami sekuesterisasi.6
4.

Gangguan Penglihatan
Pada regio periorbital sangat meningkatkan risiko gangguan penglihatan dan
harus lebih sering dimonitor. Amblyopia dapat merupakan hasil dari sumbatan
pada sumbu penglihatan (visual axis). Kebanyakan komplikasi yang terjadi
adalah astigmatisma yang disebabkan tekanan tersembunyi dalam bola mata atau
desakan tumor ke ruang retrobulbar. Hemangioma pada kelopak mata bisa
mengganggu perkembangan penglihatan normal dan harus diterapi pada
beberapa bulan pertama kehidupan.6

Prognosis
Sekitar 30% lesi hemangioma infatil akan mengalami resolusi pada tahun ke4, 50% pada tahun ke-5 dan 75% pada tahun ke 7. Onset resolusi yang dini,
umumnya disertai dengan lebih cepatnya lesi menghilang dan hasil kosmetik yang
baik, sebaliknya, resolusi yang lambat umumnya disertai dengan regresi yang tidak
sempurna. Pada hemangiomatosis neonatal difusa, keterlibatan visera yang ekstensif
menunjukkan prognosis yang buruk, mortalitas sekitar 90%. 9

LAPORAN KASUS
Identitas pasien
Nama

: By. K

Usia

: 6 Bulan

Jenis kelamin

: Perempuan

Alamat

: Parigi

Agama

: Islam
18

Tanggal MRS

: 25 September 2015

Tanggal Pemeriksaan : 26 September 2015


Keluhan utama
Luka pada pinggang belakang sebelah kanan.
Riwayat penyakit sekarang
Pasien masuk RS dengan keluhan luka pada pinggang belakang sebelah kanan
disertai nyeri sejak 1 bulan sebelum masuk RS. Ibu pasien mengatakan tiap ada
gesekan popok luka tersebut berdarah. Riwayat trauma (-), Demam (-), mual (-),
muntah (-), nafsu makan baik, BAB biasa, BAK lancar.
Riwayat penyakit dahulu
Ibu pasien mengatakan awalnya muncul benjolan pada belakang tubuh sebelah
kanan bawah yang dialami sejak lahir, seperti tahi lalat dengan diameter 2-3 cm,
tidak berdarah, berwarna merah keungu-unguan. Ukuran mulai melebar dan
membesar saat berusia 5 bulan, dan mulai berdarah apabila terkena popok sejak 1
bulan yang lalu.
Riwayat Penyakit Keluarga
Sepupu pasien mengalami hal serupa sejak lahir.
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan Umum
1.

Keadaan Umum

: Sakit sedang

2. Kesadaran

: Compos mentis

3. Status Gizi

BB

: 6 kg

PB

: 57 cm

Status gizi

: gizi baik

4. Vital Sign

19

Nadi

: 120 x/menit

RR

: 26 x/menit

Suhu

: 36,7 C

Pemeriksaan Khusus
Kepala:
Bentuk

: Normochepal

Mata

: Anemis (-/-), Ikterus (-/-), Cekung (-)

Hidung

: Rhinorrea (-)

Mulut

: Sianosis (-)

Telinga

: Otorrea (-)

Kelenjar

: Kelenjar getah bening: Pembesaran (-)

Kelenjar tiroid

: Pembesaran (-)

Dada:
Paru-paru
Inspeksi

: Simetris bilateral

Palpasi

: Vocal fremitus kiri=kanan

Perkusi

: Sonor

Auskultasi

: Bronkovesikular +/+, Rh -/-, Wh -/-

Jantung
Inspeksi

: Ictus cordis tidak terlihat

Palpasi

: Ictus cordis tida teraba


Perkusi

: Tidak diperiksa

Auskultasi : Bunyi jantung I/II murni regular


Abdomen
Inspeksi

: Kesan cembung

Auskultasi : Peristaltik usus (+) kesan normal, nyeri tekan (-)

20

Perkusi

: Tymphani

Palpasi

: Hepatomegali (-), splenomegali (-), nyeri tekan (-)

Punggung

: Deformitas (-)

Genitalia

: Dalam batas normal

Anggota gerak

: Ekstremitas atas
Ektremitas bawah

: Akral hangat (+), edema (-)


: Akral hangat (+), edema (-)

Status lokalis
Regio Gluteus Sinistra:
- Inspeksi : Massa (+) , berwarna merah kebiruan, berbatas tegas,
permukaan berbenjol-benjol, diameter 5 x 3 cm, tampak ulkus
-

dibagian ujung massa, berwarna hitam, perdarahan (-), krusta (-)


Palpasi : konsistensi keras, nyeri tekan (+), batas tegas, immobile.

Diagnosa
Hemangioma regio gluteus sinistra

Follow up pasien
28 September 2015
S: pilek sejak 2 hari yang lalu, perdarahan (-), BAB cair sejak 1 hari yang lalu dengan
frekuensi 6x/hari, demam (-).
O: TTV: N: 110x/m, S: 37C, P: 24x/m
A: Hemangioma
21

P: (-)
29 September 2015
S: pilek (+), perdarahan (+), BAB cair (-), demam (-)
O: TTV: N: 100x/m, S: 36.7C, P: 20x/m
A: Hemangioma
P: rencana operasi 30 September 2015
30 September 2015
S: perdarahan (-), demam (-).
O: TTV: N: 115x/m, S: 36.4C, P: 20x/m
A: Hemangioma
P:
-

IVFD RL 16 tpm

Inj. Ceftriaxone 250 mg/12 jam/IV

Rencana operasi tanggal 02 Oktober 2015

1 Oktober 2015
S: perdarahan (-), demam (-).
O: TTV: N: 120x/m, S: 36.6C, P: 20x/m
A: Hemangioma
P:
-

IVFD RL 16 tpm

Inj. Ceftriaxone 250 mg/12 jam/IV

Rencana operasi tanggal 02 Oktober 2015

2 Oktober 2015
S: perdarahan (-), demam (-).
O: TTV: N: 120x/m, S: 36.6C, P: 20x/m
22

A: Hemangioma
P:
-

IVFD RL 16 tpm

Inj. Ceftriaxone 250 mg/12 jam/IV

Laporan Operasi
1. Baringkan pasien dengan posisi right lateral decubitus, dibawah pengaruh
anestesi general.
2. Tandai daerah operasi.
3. Bersihkan lapangan operasi dan sekitarnya.
4. Persempit lapangan operasi dengan menggunakan duk steril.
5. Dilakukan eksisi pada hemangioma dengan bentuk elips, lapis demi lapis,
kontrol perdarahan.
6. Angkat jaringan hemangioma dan sedikit jaringan sehat disekitarnya, potong
ukuran 3x4 cm untuk pemeriksaan PA.
7. Evaluasi kembali lapangan operasi.
8. Memasukkan drain handscoon sebanyak 2 buah
9. Jahit luka operasi lapis demi lapis.
10. Bersihkan luka operasi, tutup luka dengan kasa steril dan betadine.
11. Operasi selesai.

23

24

25

Instruksi Post Operasi:


-

IVFD KAEN 3B 8 tpm

Inj. Ceftriaxone 250 mg / 24 jam / IV

Drips ketorolac 10 mg dalam 1 botol RL

Boleh minum susu / ASI apabila sadar baik.

3 Oktober 2015
S : Demam (-), Perdarahan (-)
O : N: 100 x/menit, S: 36.8C, P: 22x/m
A: Post Eksisi Hemangioma Kompleks H-1
P:
-

Aff Infus

26

Cefadroxyl Syrup 2 x cth

Paracetamol syrup 2 x cth

3 Oktober 2015
S : Demam (-), Perdarahan (-)
O : N: 110 x/menit, S: 36.4C, P: 18x/m
-

Kassa kering

A: Post Eksisi Hemangioma Kompleks H-2


P:
-

Cefadroxyl Syrup 2 x cth

Paracetamol syrup 2 x cth

Rawat jalan, kontrol di Poli Bedah.

PEMBAHASAN
Pasien

ini didiagnosis dengan hemangioma berdasarakan anamnesis dan

pemeriksaan fisik yang dilakukan. Dari heteroanamnesis ibu pasien mengeluhkan


benjolan sebesar tahi lalat sejak lahir, melebar, membesar dan mengeluarkan darah
sejak 1 bulan yang lalu. Luka timbul apabila bergesekan dengan popok.
Hemangioma dapat dibagi dalam dua kelompok yaitu hemangioma infantil
dan kongenital. Pada kasus ini, dapat diklasifikasikan sebagai hemangioma infantil.
Hemangioma ini lebih sering dan biasanya sudah terlihat sejak lahir, dan tumbuh
cepat dalam beberapa bulan kemudian, dan berhenti tumbuh setelah usia satu tahun
hingga akhirnya terjadi involusi. Hemangioma infantil secara umum dibagi ke dalam
fase proliferasi (0-1 tahun), fase involusi (1-5 tahun), dan fase sembuh (5-10 tahun).
27

Untuk jenis lainnya, hemangioma ini termasuk dalam hemangioma campuran,


yaitu gabungan hemangioma kavernosus dan kapiler. Gambaran klinis berupa tumor
lunak, berwarna merah kebiruan, perkembangannya beri gambaran keratotik dan
verukosa. Banyak terjadi di ekstrimitas inferior dan biasanya unilateral. Pada kasus
ini, terdapat gambaran tumor lunak, berwarna merah kebiruan, terjadi di ekstremitas
inferior dan unilateral.
Hemangioma yang belum mengalami komplikasi sebagian besar mendapat
terapi konservatif, baik hemangioma kapiler, kavernosa maupun campuran. Hal ini
disebabkan lesi ini kebanyakan akan mengalami involusi spontan. Pada banyak kasus,
hemangioma yang mendapatkan terapi konservatif mempunyai hasil yang lebih baik
daripada terapi pembedahan baik secara fungsional maupun kosmetik. Pada
perjalanan penyakitnya lesi hemangioma akan mengalami pembesaran dalam bulanbulan pertama, kemudian mencapai besar maksimum dan sesudah itu terjadi regresi
spontan sekitar umur 12 bulan, lesi terus mengadakan regresi sampai umur 5 tahun.
Hemangioma yang memerlukan terapi secara aktif, antara lain adalah
hemangioma yang tumbuh pada organ vital, seperti mata, telinga dan tenggorokan;
hemangima yang mengalami perdarahan; hemangioma yang mengalami ulserasi;
hemangioma yang mengalami infeksi; hemangioma yang mengalami pertumbuhan
cepat dan terjadi deformitas jaringan. Pada pasien ini dilakukan terapi secara aktif
atau dengan operasi dikarenakan terdapat ulkus pada permukaan lesi disertai pus dan
jika tergesek oleh sesuatu, lesi gampang berdarah. Pada kasus ini dilakukan terapi
secara aktif karena lesi gampang berdarah.
Indikasi bedah eksisi hemangioma ialah sebagai berikut:

Hemangioma yang tumbuh secara progresif.

Hemangioma yang mengalami infeksi berulang.

Hemangioma yang permukaannya bergaung sehingga ditakutkan


disertai keganasan.

Mengganggu secara kosmetika.

28

Hemangioma yang gagal dengan pengobatan medikamentosa.

Hemangioma yang bertangkai.

Pada kasus ini, indikasi bedah eksisi adalah pertumbuhan hemangioma secara
progresif. Hemangioma dalam kasus ini tumbuh secara cepat. Awalnya hanya seperti
tahi lalat, dalam kurun waktu 5 bulan membesar dan meluas mencapai ukuran 5x3
cm. Hemangioma ini juga pada ujung kanannya bergaung. Sehingga ditakutkan
adanya keganasan. Hasil sampel dikirim untuk dilakukan pemeriksaan patologi
anatomi. Namun pada waktu pasien kontrol pertama kali di poli bedah RSUD Undata,
hasil PA belum ada.
Prognosis pada kasus ini baik, karena hemangioma yang bersifat superfisial,
sehingga mudah untuk ditangani, dan juga tidak adanya keterlibatan struktur-struktur
yang lain, karena pada hemangiomatosis neonatal difusa, keterlibatan visera yang
ekstensif menunjukkan prognosis yang buruk.

DAFTAR PUSTAKA

29

You might also like