You are on page 1of 27

HEMATOLOGI

Kelas Regular 3B

Kelompok IV :

Nurfarida sholihah
Putri Sholihat Akbar
Rakha Axiery

PROGRAM SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS IBN KHALDUN BOGOR
2016

Daftar Isi :

BAB I
Hematologi............................................................................................................................... 1
BAB II
Anemia..................................................................................................................................... 2
Etiologi Anemia................................................................................................................. 3
Factor Risiko Anemia........................................................................................................ 3
Pencegahan Anemia.......................................................................................................... 4
Penanggulangan Anemia................................................................................................... 5
Hipertensi................................................................................................................................. 5
Etiologi Hipertensi............................................................................................................ 6
Faktor Risiko Hipertensi................................................................................................... 7
Pencegahan Hipertensi...................................................................................................... 7
Penanggulangan Hipertensi............................................................................................... 8
Hemofilia.................................................................................................................................. 9
Etiologi Hemofilia............................................................................................................. 14
Faktor Risiko Hemofilia.................................................................................................... 15
Pencegahan Hemofilia....................................................................................................... 15
Penanngulangan Hemofilia............................................................................................... 15
Gout (Asam Urat)..................................................................................................................... 16
Etiologi Asam Urat............................................................................................................ 17
Faktor Risiko Asam Urat................................................................................................... 19
Pencegahan Asam Urat...................................................................................................... 20
Penanggulangan Gout........................................................................................................ 20
BAB III
Daftar Pustaka.......................................................................................................................... 23

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Hematologi
Hematologi adalah cabang ilmu kesehatan yang mempelajari darah,
organ

pembentuk

darah,

dan penyakitnya.

Asal

katanya

dari bahasa

Yunani haima artinya darah.


Darah adalah cairan yang

terdapat

pada

semua

makhluk

hidup

(kecuali tumbuhan) tingkat tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan


oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan
kimia hasil metabolisme,

dan

juga

sebagai

pertahanan

tubuh

terhadap virus atau bakteri. Istilah medis yang berkaitan dengan darah
diawali

dengan

kata hemo- atau hemato- yang

berasal

dari bahasa

Yunani haima yang berarti darah.


Darah manusia adalah cairan di dalam tubuh yang berfungsi untuk
mengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh. Darah
juga menyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisa
metabolisme, dan mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun yang
bertujuan mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit. Hormon-hormon
dari sistem endokrin juga diedarkan melalui darah.
Macam macam pada penyakit darah

Anemia adalah keadaan saat jumlah sel darah merah atau jumlah
hemoglobin (protein pembawa oksigen) dalam sel darah merah berada

di bawah normal.
Hipertensi adalah kondisi medis kronis dengan tekanan darah di
arteri meningkat.

Hemofilia adalah kelainan genetik pada darah yang disebabkan

adanya kekurangan faktor pembekuan darah.


Gout adalah sejenis sakit sendi atau arthritis yang ditandai dengan
pembengkakan pada sendi akibat kadar asam urat berlebih dalam
tubuh.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Anemia
Anemia (dalam bahasa Yunani: anaimia, artinya kekurangan darah, from - an-,
"tidak ada" + haima, "darah" ) adalah keadaan saat jumlah sel darah merah atau jumlah
hemoglobin (protein pembawa oksigen) dalam sel darah merah berada di bawah normal. Sel
darah merah mengandung hemoglobin yang memungkinkan mereka mengangkut oksigen dari
jantung yang diperoleh dari paru-paru, dan kemudian mengantarkannya ke seluruh bagian tubuh.
Anemia adalah penyakit darah yang sering ditemukan. Beberapa anemia memiliki
penyakit dasarnya. Anemia bisa diklasifikasikan berdasarkan bentuk atau morfologi sel darah
merah, etiologi yang mendasari, dan penampakan klinis. Penyebab anemia yang paling sering
adalah perdarahan yang berlebihan, rusaknya sel darah merah secara berlebihan hemolisis atau
kekurangan pembentukan sel darah merah ( hematopoiesis yang tidak efektif).
Seorang pasien dikatakan anemia bila konsentrasi hemoglobin (Hb) nya kurang dari 13,5
g/dL atau hematokrit (Hct) kurang dari 41% pada laki-laki, dan konsentrasi Hb kurang dari 11,5
g/dL atau Hct kurang dari 36% pada perempuan.
Penyakit anemia atau kekurangan pasokan darah dan oksigen atau kekurangan sel
darah merah, memiliki beberapa jenis dan tipe anemia yang diantaranya adalah :
A. Anemia mikrositik
B. Anemia pasca kehilangan darah akut.

C. Anemia Aplastik.

2.1.1 Etilologi Anemia


A. Anemia Mikrositik, hipokrom misalnya: anemia defesiensi besi, dan
talasemia, sel-sel darah merah kecil mengandung Hemoglobin dalam
jumlah yang kurang dari normal. Anemia Defisiensi, karena kekurangan
faktor pematangan eritrosit (besi, asam folat, vitamin B12, protein,
piridoksin, eritropoetin, dan sebagainya).
B. Anemia pasca kehilangan darah akut, anemia akibat pendarahan akut
merupakan kasus yang banyak dijumpai dalam bidang penyakit dalam.
Hal ini dijumpai sebagai akibat pendarahan saluran cerna bagian atas
pada sirosis hati, ulkus peptikum, tumor lambung, pada hemopteo
massif akibat tuberkolosis paru, tumor paru, pada pemdarahan akut
akibat ganguan hemo statis dan lain-lain.
C. Anemia Aplastik, sekitar 50% kasus anemia aplastik tidak diketahui
penyebabnya. Namun penyebab yang sering dijumpai adalah obat
(misalnya Kloranfenikol), sitostatika, bahan kimia (benzene), dan
radiasi.
2.1.2 Faktor Risiko Anemia
Beberapa faktor yang mungkin meningkatkan peluang terjadinya anemia antara lain:

Rendahnya asupan gizi pada makanan

Gangguan kesehatan usus kecil atau operasi yang berkenaan dengan usus kecil

Menstruasi

Kehamilan

Kondisi kronis seperti kanker, gagal ginjal atau kegagalan hati

Faktor keturunan

2.1.3 Pencegahan Anemia


A. Anemia Mikrositik
pencegahan anemia serta jenis-jenis makanan yang bisa membantu mencegah anemia
diantaranya
:
1. konsumsi makanan yang banyak mengandung Zat besi
Makanan yang banyak mengandung zat besi seperti daging, kacang, sayur-sayuran yang
berwarna hijau dan lain-lain. zat besi juga sangat penting untuk wanita yang sedang menstruasi,
wanita
hamil
dan
anak-anak.
2. konsumsi makanan yang banyak mengandung Asam Folat
gelap,

konsumsi makanan yang banyak mengandung Asam folat seperti pisang, sayuran hijau
jenis
kacang-kacangan,
jeruk,
sereal
dan
lain-lain

3. makanan yang mengandung Vitamin B 12.


Bisa
didapatkan
dengan

mengkonsumsi

daging

dan

susu

4. Makanan dan minuman yang mengandung Vitamin C


B. Anemia Pasca Kehilangan darah
Melakukan pertolongan cepat pada saat terjadi pendarahan yang
terlihat.

C. Anemia Aplastik
1. Menghidari penggunaan obat yang mengandung kloramfenikol
2. Hindari Sitostatika
3. Hindari paparan bahan kimia benzene (asap rokok)
4. Hindari paparan radiasi

2.1.4 Penangulangan Anemia


A. Anemia Mikrostik
a. terapi besi oral
Ferro sulfat, mengandung 67mg besi Ferro glukonat, mengandung
37 mg besi.
b. terapi besi parenteral
biasa digunakan untuk pasien yang tidak bisa mentoleransi
penggunaan besi oral. Besi-sorbitol-sitrat diberikan secara injeksi
intramuscular Ferri hidroksida-sukrosa diberikan secara injeksi
intravena lambat atau infus
c. Pengobatan Lain
Diet, diberikan makanan bergizi tinggi protein terutama yang
berasal dari protein hewani Vitamin C diberikan 3 x 100mg per hari
untuk meningkatkan absorpsi besi
Transfusi darah, pada anemia def. Besi dan sideroblastik jarang
dilakukan (untuk menghindari penumpukan besi pada eritrosit)
B. Anemia Pasca Kehilangan darah
Pengelolaan anemia akibat pendarahan aku ditujakan pertamatama untuk mengembalikan volume darah, setelah itu barulah
diusahakan koreksi terhadap daya angkut oksigen darah. Pada

prinsipnya, pendarahan sampai 1 liter yang tidak berlajut dapat


diatasi hanya dengan cairan kristaloid atau plasma ekspander tanpa
transfuse darah. Kehilangan darah 1-2 liter, diatasi dengan cairan
kristaloid atau koloid, mungkin juga diperlukan transfuse darah
pada kasus dengan resiko tinggi.
C. Anemia Aplastik
Pengobatan anemia aplastik terdiri dari terapi suportif, terapi untuk
merangsang pertumbuhan sumsum tulang (androgen) dan terapi
imunospresif dengan kortikosteroid. Tetapi definitive terdiri dari
pengobatan dengan antilimphocyte globulin, dan transplantasi
sumsum tulang.
2.2 Hipertensi

Hipertensi atau penyakit tekanan darah tinggi sebenarnya adalah


suatu gangguan pada pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen
dan nutrisi, yang dibawa oleh darah, terhambat sampai kejaringan tubuh
yang membutuhkannya. Hipertensi seringkali disebut sebagai pembunuh
gelap (silent killer), karna termasuk penyakit yang mematikan, tanpa disertai
dengan gejala-gejalanya lebih dahulu sebagai peringatan bagi korbanya

2.2.1 Etiologi Hipertensi

1. Usia
Insidensi

hipertensi

meakin

meningkat

dengan

meningkatnya usai. hipertensi pada yang berusia kurang dari 35

tahun dengan jelas menaikan insidensi penyakit arteri koroner


dan kematian premature.
2. Jenis Kelamin
Pada umumnya insidensi pada pria lebih tinggi daripada
wanita. Sehingga pada usia di atas 65 tahun, insidens pada
wanita lebih tinggi.
3. Ras
Hipertensi pada yang berkulit hitam paling sedikit dua
kalinya pada yang berkuliat putih. Akibatnya penyakit ini
umumnya lebih berat pada ras kulit hitam. Misalnya mortalitas
pasian pria hitam dengan diastole 115 atau lebih, 3,3 kali lebih
tinggi daripada pria berkulit putih, dan 5,6 kali bagi wanita putih.
4. Pola Hidup
Faktor seperti pendidikan, pengahasilan, dan factor pola
hidup lain telah diteliti, tanpa hasil yang jelas. penghasilan
rendah,

tingkat

pendidikan

rendah,

dan

kehidupan

atau

pekerjaan yang yang penuh stress agaknya berhubungan dengan


insidens

hipertensi

yang

lebih

tinggi.

Obesitas

dipandang

sebagai factor resiko utaman. Bila berat berat badanya turun,


tekanan darah sering turun menjadi normal. Meorokok dipandang
sebagai factor resiko tinggi bagi hipertensi dan penyakit arteri
koroner.

2.2.2 Faktor Risiko Hipertensi


Berikut faktor resiko yang bisa dikendalikan dan tidak bisa di ubah seperti :
1. Ras
Suka berkulit hitam beresiko lebih tinggi terkena hipertensi. Di Amerika, penderita
hipertensi berkulit hitam 40% lebih banyak dibandingkan penderita berkulit putih
2. Usia
Hipertensi bisa terjadi pada semua usia. Tetapi semakin bertambah usia seseorang, resiko
terserang hipertensi semakin meningkat. Hal ini terjadi akibat perubahan alami pada jantung,
pembuluh darah dan hormon.
3. Riwayat Keluarga
Hipertensi bisa diturunkan. Anak yang salah satu orang tuanya mengidap hipertensi
memiliki resiko 25% menderita hipertensi juga. Jika kedua orang tuanya mengidap hipertensi,
60% keturunannya mendapatkan hipertensi
4. Jenis Kelamin
Hipertensi banyak ditemukan pada laki-laki dewasa muda dan paruh baya. Sebaliknya,
hipertensi sering terjadi pada sebagian besar wanita setelah berusia 55 tahun atau yang
mengalami menopause.

2.2.3 Pencegahan Hipertensi

Mengontrol pola makan

Diet rendah lemak

Diet rendah garam

Berhenti merokok

Berhenti meminum minuman beralkohol

Berolahraga secara teratur

2.2.4 Penanggulangan Hipertensi


Beberapa jenis obat yang umumnya diberikan adalah:

Angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor


Dengan membuat dinding pembuluh darah lebih rileks, obat-obatan ACE inhibitor
penghambat enzim pengubah angiotensin akan menurunkan tekanan darah.
Efek samping obat ini adalah batuk kering berkelanjutan. Jika efek samping ini sangat
mengganggu, ada obat lain dengan fungsi sama seperti Antagonis reseptor angiotensin-2
yang kemungkinan akan disarankan. Pastikan Anda berkonsultasi dengan dokter sebelum
mengonsumsi obat apa pun selama mengonsumsi ACE inhibitor.

Calcium channel blockers


Agar kalsium tidak memasuki sel-sel otot jantung dan pembuluh darah, obat-obatan
calcium channel blockers (penghambat kanal kalsium) bisa digunakan. Obat ini akan
mengendurkan arteri dan menurunkan tekanan darah. Risiko efek samping calcium
channel Blockers akan meningkat jika Anda minum jus grapefruit selagi mengonsumsi
obat ini.

Diuretik
Diuretik juga dikenal sebagai pil air yang berfungsi untuk membuang sisa air dan
garam dari dalam tubuh melalui urine.

Beta-blockers

Jantung akan berdetak lebih lambat dan dengan tenaga lebih sedikit jika Anda
mengonsumsi obat-obatan jenis beta-blockers (penghambat beta) sehingga akan
mengurangi tingkat tekanan darah.
Senantiasa bicarakan dengan dokter Anda sebelum berhenti mengonsumsi beta-blockers.
Efek samping yang berbahaya bisa muncul jika konsumsi dihentikan secara tiba-tiba.
Contoh efek sampingnya adalah peningkatan tekanan darah atau serangan angina (angin
duduk).

Alpha-blockers
Alpha-blockers (penghambat alfa) digunakan untuk melemaskan pembuluh darah
sehingga darah mengalir lebih mudah dalam pembuluh darah. Efek samping yang
umumnya muncul meliputi pingsan saat penggunaan pertama, sakit kepala, pusingpusing, kelelahan, serta pergelangan kaki membengkak.

2.3 Hemofilia
Kata Hemofilia diambil dari bahasa Yunani kuno, yaitu haima dan philia. Haima
mempunyai arti darah, sedangkan Philia mempunyai arti kasih sayang atau cinta. Hemofilia
sendiri adalah sebuah penyakit turunan, dimana seorang ibu akan menurunkan penyakit ini pada
anak yang dilahirkan.
Penyakit Hemofilia sendiri adalah penyakit yang tidak dapat membekukan darah secara
normal. Oleh karena itu ketika seseorang menderita penyakit ini, maka ketika terjadi pendarahan,
darah tidak dapat membekukan secara langsung seperti orang normal, dibutuhkan waktu yang
lebih lama dibandingkan dengan orang normal agar darah dapat membeku.
Hemofilia adalah kelainan pada sistem pembekuan darah. ketika penderita hemofilia
mengalami luka, pendarahannya akan lebih lama dibandingkan pendarahan dialami anak
normal.
Penyakit hemofilia ini merupakan penyakit yang diwariskan atau diturunkan (inherited)
karena terkait dengan kromosom X. Sehingga Hemofilia merupakan penyakit seumur hidup,

walaupun demikian dengan perawatan yang tepat dan perawatan diri yang baik, kebanyakan
orang dengan hemofilia dapat mempertahankan gaya hidup aktif dan produktif.
Yang ditakutkan kemudian adalah bila terjadi pendarahan di dalam perut, otak atau sendi
pada anak yang menderita hemofilia. Terkait dengan kromosom, hemofilia A dan B umumnya
diderita anak laki-laki yang memperoleh gen hemofilia dari kromosom X sang mama. Hemofilia
akan diderita seumur hidup, namun penderita hemofilia bisa tetap aktif dan produktif melalui
penanganan yang tepat.
Penderita hemofilia banyak mengalami gangguan pendarahan yang berada di bawah
kulit. Penyebabnya sepele seperti luka memar yang terjadi akibat benturan, atau ada kalanya luka
tersebut terjadi dengan sendirinya ketika seseorang tersebut telah melakukan aktifitas yang
lumayan berat. Bisa juga terjadi karena pembangkakan pada daerah persendian, seperti di
daerah lutut, pergelangan kaki, atau siku. Seorang penderita hemofilia akan sangat terancam
jiwanya ketika terjadi pendarahan pada beberapa bagian organ tubuh yang vital, seperti pada
otak.
Siapapun dapat mengalami penyakit ini, karena penyakit ini tidak mengenal warna kulit,
ras atau bahkan suku bangsa. Penyakit hemofilia ini banyak terjadi pada pria. Seorang wanita
akan mengalami penyakit hemofilia ketika ayahnya adalah penderita hemofilia sedangkan ibunya
seorang yang membawa sifat atau carier dari penyakit ini. Kondisi seperti ini tentu jarang terjadi.
Sebagai penyakit turunan, tentunya seseorang yang menderita penyakit ini akan terdeteksi pada
awal tahun pertama setelah dilahirkan.
A. Faktor Faktor Pembekuan Darah
Hemofilia adalah suatu penyakit yang menyebabkan tubuh kekurangan protein yang
dibutuhkan dalam proses pembekuan darah bilamana terjadi perdarahan. Protein ini lazim
disebut faktor pembekuan atau faktor koagulasi. Proses pembekuan darah membutuhkan
unsur-unsur seperti trombosit, faktor-faktor pembekuan, dan sebagainya. Terdapat 13 faktor
pembekuan di tubuh yang berperan, penamaannya ditandai dengan huruf romawi, yaitu :
1. Faktor I
Fibrinogen: sebuah faktor koagulasi yang tinggi berat molekul protein plasma dan
diubah menjadi fibrin melalui aksi trombin. Kekurangan faktor ini menyebabkan masalah
pembekuan darah afibrinogenemia atau hypofibrinogenemia.

2. Faktor II
Prothrombin: sebuah faktor koagulasi yang merupakan protein plasma dan diubah
menjadi bentuk aktif trombin (faktor IIa) oleh pembelahan dengan mengaktifkan faktor X
(Xa) di jalur umum dari pembekuan. Fibrinogen trombin kemudian memotong ke bentuk aktif
fibrin. Kekurangan faktor menyebabkan hypoprothrombinemia.
3. Faktor III
Jaringan Tromboplastin: koagulasi faktor yang berasal dari beberapa sumber yang
berbeda dalam tubuh, seperti otak dan paru-paru; Jaringan Tromboplastin penting dalam
pembentukan prothrombin ekstrinsik yang mengkonversi prinsip di Jalur koagulasi ekstrinsik.
Disebut juga faktor jaringan.
4. Faktor IV
Kalsium: sebuah faktor koagulasi diperlukan dalam berbagai fase pembekuan darah.
5. Faktor V
Proaccelerin: sebuah faktor koagulasi penyimpanan yang relatif labil dan panas, yang
hadir dalam plasma, tetapi tidak dalam serum, dan fungsi baik di intrinsik dan ekstrinsik
koagulasi jalur. Proaccelerin mengkatalisis pembelahan prothrombin trombin yang aktif.
Kekurangan faktor ini, sifat resesif autosomal, mengarah pada kecenderungan berdarah yang
langka yang disebut parahemophilia, dengan berbagai derajat keparahan. Disebut juga
akselerator globulin.
6. Faktor VI
Sebuah faktor koagulasi sebelumnya dianggap suatu bentuk aktif faktor V, tetapi tidak
lagi dianggap dalam skema hemostasis.
7. Faktor VII
Proconvertin: sebuah faktor koagulasi penyimpanan yang relatif stabil dan panas dan
berpartisipasi dalam Jalur koagulasi ekstrinsik. Hal ini diaktifkan oleh kontak dengan kalsium,
dan bersama dengan mengaktifkan faktor III itu faktor X. Defisiensi faktor Proconvertin, yang
mungkin herediter (autosomal resesif) atau diperoleh (yang berhubungan dengan kekurangan
vitamin K), hasil dalam kecenderungan perdarahan. Disebut juga serum prothrombin konversi
faktor akselerator dan stabil.
8. Faktor VIII

Antihemophilic faktor, sebuah faktor koagulasi penyimpanan yang

relatif labil dan

berpartisipasi dalam jalur intrinsik dari koagulasi, bertindak (dalam konser dengan faktor von
Willebrand) sebagai kofaktor dalam aktivasi faktor X. Defisiensi, sebuah resesif terkait-X
sifat,

penyebab

hemofilia

A.

Disebut

juga

antihemophilic

globulin

dan

faktor

antihemophilic A.
9. Faktor IX
Tromboplastin Plasma komponen, sebuah faktor koagulasi penyimpanan yang relatif
stabil dan terlibat dalam jalur intrinsik dari pembekuan. Setelah aktivasi, diaktifkan Defisiensi
faktor X. hasil di hemofilia B. Disebut juga faktor Natal dan faktor antihemophilic B.
10. Faktor X
Stuart faktor, sebuah faktor koagulasi penyimpanan yang relatif stabil dan
berpartisipasi dalam baik intrinsik dan ekstrinsik jalur koagulasi, menyatukan mereka untuk
memulai jalur umum dari pembekuan. Setelah diaktifkan, membentuk kompleks dengan
kalsium, fosfolipid, dan faktor V, yang disebut prothrombinase; hal ini dapat membelah dan
mengaktifkan prothrombin untuk trombin. Kekurangan faktor ini dapat menyebabkan
gangguan koagulasi sistemik. Disebut juga Prower Stuart-faktor. Bentuk yang diaktifkan
disebut juga thrombokinase.
11. Faktor XI
Tromboplastin plasma yg di atas, faktor koagulasi yang stabil yang terlibat dalam jalur
intrinsik dari koagulasi; sekali diaktifkan, itu mengaktifkan faktor IX. Lihat juga kekurangan
faktor XI. Disebut juga faktor antihemophilic C.
12. Faktor XII
Hageman faktor: faktor koagulasi yang stabil yang diaktifkan oleh kontak dengan kaca
atau permukaan asing lainnya dan memulai jalur intrinsik dari koagulasi dengan mengaktifkan
faktor XI. Kekurangan faktor ini menghasilkan kecenderungan trombosis.
13. Faktor XIII
Fibrin-faktor yang menstabilkan, sebuah faktor koagulasi yang merubah fibrin
monomer untuk polimer sehingga mereka menjadi stabil dan tidak larut dalam urea, fibrin
yang memungkinkan untuk membentuk pembekuan darah. Kekurangan faktor ini
memberikan

kecenderungan

seseorang

hemorrhagic.

Disebut

juga

protransglutaminase. Bentuk yang diaktifkan juga disebut transglutaminase.

fibrinase

dan

B. Klasifikasi Hemofilia
Klasifikasi hemofilia terdiri dari 3 macam yaitu :
1. Hemofilia A
Pada hemofilia A lebih dikenal dengan :

Hemofilia klasik : Terjadinya hemofilia jenis ini karena kekurangan faktor yang dapat
membekukan darah.

Hemofilia kekurangan faktor VIII : Faktor 8 disini adalah terjadinya kekurangan protein
dalam darah yang tentunya dapat menyebabkan masalah dalam proses pembekuan darah.

Ditandai karena penderita tidak memiliki zat antihemofili globulin (faktor VIII).

Kira-kira 80% dari kasus hemofilia adalah dari tipe ini.

Seorang mampu membentuk antihemofili globulin (AHG) dalam serum darahnya karena
ia memiliki gen dominan H sedang alelnya resesif tidak dapat membentuk zat tersebut.

Oleh karena gennya terangkai X, maka perempuan normal dapat mempunyai genotip HH
atau Hh. Laki-laki normal akan mempunyai genotip H_. Perempuan hemophilia
mempunyai genotip hh, sedangkan laki-laki hemophilia h_.

2. Hemofilia B
Pada hemofilia B lebih dikenal dengan :

Cristmas disease ; Penyakit ini dikenal dengan nama ini karena penyakit ini pertama kali
ditemukan pada seseorang yang bernama Steven Cristmas yang berasal dari Kanada.

Hemofilia kekurangan faktor IX ; Yang dimaksud dengan kurangnya faktor 9 adalah


kekurangan protein dalam darah yang dapat menyebabkan masalah pada pembekuan
darah.

Kira-kira 20% dari hemophilia adalah tipe ini.

3. Hemofilia C

Penyakit hemophilia C tidak disebabkan oleh gen resesif kromosom-X, melainkan oleh
gen resesif yang jarang dijumpai dan terdapatnya pada autosom.

Disebabkan karena penderita tidak memiliki faktor pembekuan ke 11

Tidak ada 1% dari kasus hemophilia adalah tipe ini.

Penderita tidak mampu membentuk zat plasma tromboplastin anteseden (PTA)

Ini termasuk jenis yang berbeda daripada hemophilia A dan B. Penderita sering
mengalami pendarahan namun tidak terjadi secara langsung. Pendarahan paling sering
terjadi setelah beberapa kejadian seperti setelah kecelakaan, cedera atau bahkan karena
operasi. Pengawasan sangat diperlukan setelah penderita mengalami luka.
Penderita penyakit hemofilia ini memang jarang ditemui. Setidaknya terjadi 1
berbanding 10.000 orang akan mengalami penyakit hemofilia A. Sedangkan untuk
hemofilia B lebih jarang ditemukan, antara 1 berbanding 50.000 orang. Dan untuk
hemofilia C sangat lebih jarang lagi hampit kurang dari 1%.

2.3.1 Etiologi
Hemofilia adalah penyakit terkait kromosom X atau kelainan genetik yang meng kode
faktor pembekuan darah.
Setiap manusia normal memiliki dua kromosom seks, XX atau XY. Perempuan mewarisi
kromosom X dari ibu dan kromosom X dari ayah. Sedangkan Laki-laki mewarisi kromosom X
dari ibu dan kromosom Y dari ayah.
Hemofilia adalah penyakit yang diwariskan melalui mutasi pada kromosom X. Hemofilia
A atau B hampir selalu terjadi pada anak laki-laki dan diturunkan dari ibu ke anak melalui salah
satu gen ibu. Namun kebanyakan perempuan yang memiliki gen hemofili ini hanya berperan
sebagai pembawa dan tidak menunjukkan tanda-tanda atau gejala hemofilia.
Oleh sebab itu pria cenderung menjadi pengidap, sementara wanita cenderung menjadi
pewaris atau pembawa mutasi gen tersebut. Sehingga hemofilia tidak dapat ditularkan dari ayah
ke anaknya.
Selain faktor keturunan di atas, ada juga kemungkinan bagi seseorang mengalami
hemofilia A atau B melalui mutasi gen spontan. Di dalam kasus hemofilia, terdapat mutasi gen
yang menyebabkan tubuh tidak cukup memiliki faktor pembekuan tertentu. Sebagai contoh,
hemofilia A disebabkan kurangnya faktor pembekuan VIII (8) dan hemofilia B disebabkan
kurangnya faktor pembekuan IX (9) di dalam darah.

Gen yang menyebabkan hemofilia C dapat ditularkan kepada anak-anak oleh salah satu
orangtua. Hemofilia C dapat terjadi pada anak laki-laki dan perempuan.
2.3.2 Faktor Risiko Hemofilia
Faktor risiko dari penyakit hemofilia adalah :
1. Faktor genetik / keturunan
2. Hemofilia banyak terjadi pada pria
3. Bayi yang lahir karena ayah dan ibu menderita hemophilia
2.3.3 Pencegahan Hemofilia
Penyakit hemofilia sebenarnya tidak dapat dicegah, akan tetapi ada cara untuk
menhindari komplikasi penyakit ini. Seperti:

Memelihara kesehatan gigi dan mulut, agar dapat mengurangi risiko gigi dicabut karena
proses pencabutan gigi jika tidak dilakukan secara hati-hati dapat mengakibatkan perdarahan.

Berolahraga secara teratur

Menghindari obat-obatan yang dapat mengencerkan darah

Bagi anak kecil jangan sampai terjatuh dan terluka

Berhati-hatilah apabila sedang beraktivitas

2.3.4 Penanggulangan Hemofilia


Sampai saat ini belum ada obat untuk menyembuhkan hemofilia, akan tetapi
kebanyakan orang dengan penyakit hemofilia ini dapat menjalani kehidupan
dengan cukup normal. Pengobatan hemofilia bervariasi tergantung pada
jenis hemofilianya dan seberapa berat penyakitnya. Pengobatan untuk

Hemofilia A ringan. Pengobatan yang biasa dilakukan yaitu


menggunakan suntikan lambat hormon desmopressin (DDAVP) ke
pembuluh darah untuk merangsang pelepasan faktor pembekuan
darah yang lebih banyak untuk menghentikan pendarahan.
Sedangkan pengobatan untuk hemofilia A berat atau hemofilia B.
Perdarahan dapat berhenti hanya setelah infus faktor pembekuan yang
berasal dari darah manusia yang disumbangkan oleh donor atau dari

produk rekayasa genetika yang disebut faktor pembekuan rekombinan.


Infus yang berulang-ulang mungkin diperlukan jika pendarahan
berlangsung serius.
Obat hemofilia yang disebut antifibrinolitik terkadang diresepkan
bersama dengan terapi penggantian faktor pembekuan. Fungsi obat ini
untuk membantu pembekuan darah yang lebih kuat.
Penanganan luka kecil Jika Anda atau anak Anda mengalami luka kecil
yang berdarah, gunakanlah perban atau kasa dingin (diberi es) agar
pendarahan mengecil dan cepat berhenti.

2.4 Gout (Asam Urat)

Gout adalah sekelompok penyakit yang terjadi akibat deposit kristal monosodium urat di
jaringan. Deposit ini beraasal dari cairan ekstra seluler yang sudah mengalami supersarurasi dari
hasil akhir metabolisme purin yaitu asam urat.
Prevelensi gout di eropa dan amerika utara hampir sama yaitu 0,30 % dan 0,27 % sedang
pada populasi asia tenggara dan new zaeland prevelensinya lebih tinggi. Lebih dari 90 %
serangan gout primer terjadi pada laki-laki sedangkan pada wanita jarang terjadi sebelum
menupause. Manifestasi klinik gout meliputi artristis gout, tofus batu asam urat saluran kemih
dan nefropati gout. Tiga stadium klasik perjalanan alamiah artritis gout adalah artritis gout akut,
gout interkritikal dan gout kronik bertofus.
Artritis gout atau lebih umum di masyarakat disebut dengan istilah asam urat, selama ini
banyak terjadi mispersepsi yaitu hampir semua kelihan reumatik yang berupa nyeri, kaku dan
bengkak sendi dianggap sebagai akibat asam urat atau artritis gout. Bahkan sejumlah kalangan
medis ada yang masih memiliki persepsi yang sama dengan sebagian besar masyarakat tersebut.
Selain itu, pemberian obat penurun asam urat juga masih perlu mendapat perhatian lebih, agar
pemberian obat tersebut dapat lebih tepat sehingga akan memberikan manfaat yang lebih besar
bagi pasien.
Gout merupakan gangguan metabolik yang sudah dikenal oleh Hipokrates pada zaman
Yunani Kuno. Pada waktu itu gout dianggap sebagai penyakit kalangan sosial elite yang
disebabkan karena terlalu banyak makan, minum anggur, dan seks. Sejak saat itu banyak teori

etiologis dan terapeutik yang telah dikemukakan, namun kini banyak yang telah diketahui
mengenai penyakit gout, dan tingkat keberhasilan pengobatannya juga tinggi.
Gout merupakan istilah yang dipakai untuk sekelompok gangguan metabolik, sekurangkurangya ada sembilan gangguan, yang ditandai oleh meningkatnya konsentrasi asam urat
( hiperurisemia ). Gout dapat bersifat primer maupun sekunder. Gout primer merupakan akibat
langsung pembentukan asam urat tubuh yang berlebihan atau akibat penurunan ekksresi asam
urat. Gout sekunder disebabkan karena pembentukan asam urat yang berlebihan atau ekskresi
asam urat yang berkurang akibat proses penyakit lain atau pemakaian obat-obat tertentu.
Masalah akan timbul jika terbentuk kristal-kristal monosodium urat monohidrat pada
sendi-sendi dan jaringan sekitarnya. Kristal-kristal terbentuk seperti jarum ini mengakibatkan
peradangan yang jika berlanjut akan mnimbulkan nyeri hebat yaang sering menyertai serangan
gout. Jika tidak diobati, endapan kristal akan menyebabkan kerusakan yang hebat pada sendi dan
jaringan lunak.
Pengertian asam Urat
Penyakit asam urat merupakan akibat dari konsumzi zat purin secara berlebihan.Purin
diolah tubuh menjadi asam urat, tapi jika kadar asam urat berlebih, ginjal tidak mampu
mengeluarkan sehingga kristal asam urat menumpuk di persendian. Akibatnya sendi terasa nyeri,
bengkak dan meradang.
Jadi asam urat merupakan hasil metabolisme di dalam tubuh, yang kadarnya tidak boleh
berlebih. Setiap orang memiliki asam urat di dalam tubuh, karena pada setiap metabolisme
normal dihasilkan asam urat. Sedangkan pemicunya adalah makanan dan senyawa lain yang
banyak mengandung purin.
Sebetulnya, tubuh menyediakan 85% senyawa purin untuk kebutuhan setiap hari. Ini
berarti bahwa kebutuhan purin dari makanan hanya sekitar 15%. Sayangnya, fakta ini masih
belum diketahui secara luas oleh masyarakat. Akibatnya banyak orang suka menyamaratakan
semua makanan. Orang menyantap apa saja yang dia inginkan, tanpa mempertimbangkan
kandungan di dalamnya. Makanan sumber dari produk hewani biasanya mengandung purin
sangat tinggi.Produk makanan mengandung purin tinggi kurang baik bagi orang-orang tertentu,
yang punya bakat mengalami gangguan asam urat. Jika mengonsumsi makanan ini tanpa
perhitungan, jumlah purin dalam tubuhnya dapat melewati ambang batas normal.

2.4.1 Etiologi Gout

Secara umum penyebab asam urat adalah terjadinya pemecahan sel terus menerus
sehingga menghasilkan asam urat yang berlebihan. Hal ini tentu saja dipengaruhi oleh makanan
yang dikonsumsi. Penyebab asam urat yang lain adalah metabolism tubuh yang kurang
sempurna. Penyebab asam urat bisa juga dari kegagalan ginjal mengeluarkan asam urat tersebut
melalui air seni. Secara tidak langsung, kondisi umum tubuh yang kurang baik juga dapat
menjadi penyebab asam urat. Oleh karena itulah asam urat lebih banyak diderita orang yang
berusia lanjut. Namun demikian tentu saja asam urat bisa terjadi pada usia yang lebih muda
karena gaya hidup yang kurang sehat.
Meskipun penyebab asam urat dapat disimpulkan adalah karena terjadinya pemecahan sel
secara terus menerus, penyakit asam urat termasuk penyakit yang penyebabnya tidak diketahui
secara pasti secara klinis. Penyebab asam urat diduga berkaitan dengan faktor genetik dan faktor
hormonal. Hal inilah yang menyebabkan ketidaknormalan metabolisme tubuh yang merupakan
penyebab asam urat meningkat secara drastis. Namun demikian, efek kebalikan dari asam urat
yang berlebihan juga bisa menjadi penyebab asam urat. Pengeluaran asam urat secara berlebihan
menyebabkan kadar sangat rendah dan memicu tubuh mengeluarkan kembali yang kadarnya bisa
berlebihan dan menyebabkan asam urat tinggi.
Namun demikian, penyebab asam urat yang paling utama adalah makanan. Asam urat
dapat meningkat dengan cepat antara lain disebabkan karena nutrisi. Konsumsi makanan dengan
kadar purin tinggi adalah satunya. Purin adalah salah satu senyawa basa organik yang menyusun
asam inti sel yang jika bereaksi dapat meningkatkan asam urat dengan cepat. Penyebab asam urat
sering diasumsikan berasal dari kondisi alami tubuh, padahal kondisi tubuh yang buruk
utamanya terjadi karena pola makan yang salah. Oleh karena itu, untuk menghindari asam urat,
anda harus mulai memperhatikan berbagai makanan penyebab asam urat untuk anda hindari.
Penyakit darah dapat juga menjadi penyebab asam urat. Penyakit sumsum tulang dan
polisitemia, misalnya, bisa menjadi penyebab tingginya kadar asam dalam darah yang menjadi
penyakit asam urat. Selain itu, obat-obatan seperti alkohol dalam obat, obat kanker, dan vitamin
B12 pun juga bisa menjadi penyebab asam urat.

Proses terjadinya penyakit asam urat:


1. Konsumsi zat yang mengandung purin secara berlebihan
2. Zat purin dalam jumlah banyak masuk dalam tubuh, kemudian melalui metabolisme berubah
menjadi asam urat
3. Kadar asam urat dalam tubuh meningkat, sehingga ginjal tidak mampu membuang kelebihan
asam urat
4. Kristal asam urat yang berlebih menumpuk di persendian. Akibatnya sendi kita terasa nyeri,
membengkak, meradang, panas dan kaku.
Sebagai akibat asam urat, ginjal juga akan mengalami gangguan. Pada kasus yang parah,
penderita sampai tidak bisa jalan karena persendian terasa sangat sakit jika bergerak. Tulang di
sekitar sendi juga bisa keropos / mengalami pengapuran tulang.

2.4.2 Faktor Risiko Gout

Umur: Risiko meningkat dengan bertambahnya usia.

Gender: Asam urat atau gout lebih umum menyerang laki-laki, mungkin karena estrogen pada
wanita memperlancar keluarnya asam urat di dalam urin.

Ras atau Suku bangsa. Di dunia, suku bangsa yang paling tinggi prevalensinya pada orang
Maori di Australia. Prevalensi orang Maori terserang penyakit asam urat tinggi sekali,
sedangkan di Indonesia prevalensi tertinggi pada penduduk pantai dan yang paling tinggi di
daerah Manado-Minahasa karena kebiasaan atau pola makan ikan dan mengonsumsi alkohol.
Alkohol menyebabkan pembuangan asam urat lewat urine itu ikut berkurang sehingga asam
uratnya tetap bertahan di dalam darah. Konsumsi ikan laut yang tinggi juga mengakibatkan
asam urat.

Riwayat keluarga

Obesitas atau pola makan tidak sehat

Obat-obatan, termasuk diuretik, siklosporin, aspirin, dan niasin

Stres, trauma, atau pembedahan dapat meningkatkan risiko serangan mendadak.

2.4.3 Pencegahan Gout

Hindari makanan mengandung kadar purin yang tinggi


1. Daging merah : Daging pada umumnya tinggi purin, dan Organ
hewan atau jerohan seperti hati, ginjal & otak mengandung purin
paling tinggi. Daging yang mengandung purin tinggi seperti daging
babi, daging rusa, daging sapi, kelinci, kalkun, sapi, unggas dan
bebek. Batasi jumlah asupan protein hewani hingga 6 ons per hari,
hal ini untuk mengurangi purin dalam tubuh
2. Sea food : Ikan sarden adalah sumber purin tertinggi. Juga makanan
laut lainnya seperti halibut, ikan kod, bluefish, makarel, trout, tuna,
lobster, tiram, herring, sarden dan kerang.
3. Anggur : Anggur juga merupakan salah satu sumber Purine
tertinggi. Batasi konsumsi anggur jika Anda menderita gout.
4. Minuman : Minuman sehari-hari kita seperti teh dan kopi
sebenarnya sedikit mengandung purin, akan tetapi batasi
konsumsinya karena mengandung kafein. Sementara Minuman
beralkohol tidak boleh diminum oleh penderita kelebihan asam
urat. Terutama adalah bir, dimana yang pailing tinggi purin.
5. Ragi : Produk yang mengandung ragi harus dibatasi untuk
menghindari masalah kesehatan, terutama bagi penderita radang
sendi akibat asam urat. Tape atau produk yang difermentasi lainnya
adalah mengandung purin tinggi dari ragi.
6. Kacang-kacangan: Kacang-kacangan adalah sumber protein nabati
yang baik, namun pada umumnya juga tinggi purin. Kacangkacangan yang paling kaya akan purin adalah lentil, kacang navy ,
kacang lima, kacang merah, dan belinjo.
7. Cokelat Biji kakao dan daun teh mengandung tinggi theobromine,
yaitu alkaloid dengan struktur mirip dengan kafein yang tinggi
purin. Kakao merupakan bahan utama pembuatan dark
chocokelate.

Hindari memunim-minuman beralkohol


Alkohol juga menyebabkan pembuagan asam urat lewat urin
tergannggu sehingga asam urat tetap bertahan dalam darah.

2.4.4 Penanggulangan Gout

Penyakit asam urat disebabkan oleh menumpuknya kristal asam urat yang dihasilkan dari
metabolisme zat purin. Oleh karena itu, untuk mengurangi kadar asam urat, Anda
harus mengurangi konsumsi makanan yang banyak mengandung zat purin. Berikut adalah contoh
makanan yang menjadi pantangan bagi penderita penyakit asam urat:
a) Jeroan: ginjal, limpa, babat, usus, hati, paru dan otak.
b) Seafood: udang, cumi-cumi, sotong, kerang, remis, tiram, kepiting, ikan teri, ikan sarden.
c) Ekstrak daging seperti abon dan dendeng
d) Makanan yang sudah dikalengkan (contoh: kornet sapi, sarden)
e) Daging kambing, daging sapi, daging kuda
f) Bebek, angsa dan kalkun
g) Kacang-kacangan: kacang kedelai (termasuk hasil olahan seperti tempe, tauco, oncom, susu
kedelai), kacang tanah, kacang hijau, tauge, melinjo, emping
h) Sayuran: kembang kol, bayam, asparagus, buncis, jamur kuping, daun singkong, daun pepaya,
kangkung
i) Keju, telur, krim, es krim, kaldu atau kuah daging yang kental
j) Buah-buahan tertentu seperti durian, nanas dan air kelapa
k) Makanan yang digoreng atau bersantan atau dimasak dengan menggunakan margarin/mentega
l) Makanan kaya protein dan lemak
Selain pantangan makanan di atas, penderita asam urat juga harus banyak minum air
putih (terutama bagi mereka yang mempunyai batu ginjal). Air putih akan membantu
mengeluarkan kristal asam urat dari dalam tubuh melalui urine.
Kurangi konsumsi alkohol karena alkohol akan meningkatkan kadar asam laktat, yang
menyebabkan pembuangan asam urat lewat urine berkurang. Akibatnya, asam urat tertahan
dalam peredaran darah dan menumpuk di persendian. Hindari juga minuman fermentasi seperti
bir, wiski, anggur, tape dan tuak karena mengandung senyawa alkohol.
Tips tambahan bagi penderita asam urat:
a) Konsumsi makanan yang mengandung potasium tinggi seperti kentang, yogurt, dan pisang.
b) Konsumsi buah yang banyak mengandung vitamin C, seperti jeruk, pepaya dan strawberry.
Contoh buah dan sayuran untuk mengobati penyakit asam urat: buah naga, belimbing wuluh,
jahe, labu kuning, sawi hijau, sawi putih, serai dan tomat.
c) Perbanyak konsumsi karbohidrat kompleks seperti nasi, singkong, roti dan ubi.

d) Kurangi konsumsi karbohidrat sederhana jenis fruktosa seperti gula, permen, arum manis,
gulali dan sirup.
e) Jangan minum aspirin.
f) Jangan bekerja terlalu keras / kelelahan.
g) Pada orang yang kegemukan (obesitas), biasanya kadar asam urat cepat naik tapi pengeluaran
sedikit, maka sebaiknya turunkan berat badan dengan olahraga yang cukup.
h) Sesuaikan asupan energi dengan kebutuhan tubuh, berdasarkan tinggi dan berat badan.

BAB III

Daftar Pustaka
Bakta I made, suastika I ketut (1999) darurat dibidang penyakit dalam, Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC
VITAHEALTH (2006) HIPERTENSI, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Tambayong Jan, (2000) Patofisiologi, Jakarta: ECG
Wirakusumah Emma Pandi (2010) Sehat secara Al-Quran dan Hadis, Jakarta: Hikmah (PT
Mizan Publika)
Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Sylvia A.Price and Lorraine M. Wilson,
Edisi 6, Volume 2, halaman : 1402
Website:
http://penyakitanemia.com/jenis-jenis-anemia/
https://id.wikipedia.org/wiki/Anemia
http://www.alodokter.com/hipotensi
https://www.docdoc.com/id/info/condition/asam-urat
https://id.wikipedia.org/wiki/Hemofilia
https://id.wikipedia.org/wiki/Tekanan_darah_tinggi
http://brilianbuchu.blogspot.com/2013/04/makalah-gout.html
http://chomankdesryandriyanto.blogspot.co.id/2011/06/mekanismepembekuan-darah.html
http://dilihatya.com/3055/penyebab-penyakit-hemofilia-gejalanyapencegahannya-ciri-ciri-dan-pengobatannya
http://halosehat.com/penyakit/hemofilia/cara-mencegah-hemofilia
http://ijah-rahayu.blogspot.co.id/2012/01/kumpulan-faktor-risiko-penyakittidak.html
http://mediskus.com/penyakit/hemofilia
http://www.alodokter.com/hemofilia
http://www.parenting.co.id/balita/kenali+penyakit+hemofilia
https://id.wikipedia.org/wiki/Hematologi
https://midwif3.wordpress.com/2012/04/10/70/

https://www.docdoc.com/id/info/specialty/hematologi
http://www.madupahit.com/penyebab-faktor-risiko-anemia
http://gejaladarahtinggi.com/faktor-resiko-hipertensi/

You might also like