Professional Documents
Culture Documents
T.{KAAI{
IP.-\N
\ T I}IUR
,.382
II
@"nAHAILMU
Teknik
trIigital DasiaF
Pendekata
Saludin Muis
n P r a k t is
Edisae
Oleh :
,i
Saludin Muis
J,
Edisi Kedua
Cetakan Pertama,2012
Kotu Penganlsr
762'c.9zlgp,ttf/frr2"
1.
aplikasi prosesor.
978-979-7 56-800-9
Teknik
ini
info@grahatlmu.co.id
Muis, Saludin
ISBN:
GRAHA ILMU
Fax.
E-mail
.- ,//
\J/l/O
I. Judul
Daftur Isi
Ir. Saludin, M.Komp
Jakarta, Desember 2006
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
BAGIAN 1 SISTEM BILANGAN
1.1
1.2
1.3
1.4
1.5
1.6
1.7
1.8
1.9
BAGIAN 2
2.1
2.2
BAGIAN 3
3.1
3.2
3.3
3.4
3.5
3.6
7
l.
l', r
t, 1,,
l', t t,
tt
Bilangan
Bilangan
Bilangan
Bilangan
Konversi
Konversi
Konversi
Konversi
Konversi
Desimal
Biner
Okta
Heksa
Bilangan
Bilangan
Bilangan
Bilangan
Bilangan
PEMAHAMAN
vll
xi
1
1
6
7
DAN 1 BINER
7
8
8
9
9
1l
Bilangan 0 Biner
Bilangan 1 Biner
11
15
Gerbang OR
Gerbang XOR
Gerbang NOT
Gcrbang NAND
(icrtrang NOR
t6
13
15
18
t9
20
2t
BAGIAN
4.1
4.2
BAGIAN
5.1
5.2
5.3
5.4
5.5
5.6
5.7
5.8
5.10
1
5.12
s.13
5.14
5.15
ylil
5.16
25
25
5.17
28
35
afuran 7,12dan13
Penyederhanaan dengan menggunakan
aturan 5,8,9 dan 13
Penyederhanaan dengan menggunakan
aturan 2, 4, 7 dan 11
Penyederhanaan dengan menggunakan
aturan t, 2, 4, 5 dan 7
35
36
5.18
BAGIAN
6.r
37
6.2
6.3
BAGIAN
38
i'h
l''
7.1
7.2
39
BAGIAN
8.1
39
'
37
8.2
8.3
5.9
5.1
ALJABAR BOOLEAN
Hukum Aljabar Boolean
Aturan Reduksi Boolean
CONTOH KOMBINASI GERBANG
40
4t
8.4
8.5
BAGIAN
9.1
4t
9.2
9.3
9.4
9.5
9.6
42
43
44
9.7
9.8
9.9
45
9 l0
46
I ) ili t t l ; l \t t I t k
t
t t t l,rr t l, I i.t
I\tlhtt l:t
47
TABEL KARNAUGH
Sum of Product
Product of Sum
49
49
47
48
53
60
Karnaugh
103
t04
FLIP FLOP
113
Piranti SR- FF
Piranti D- FF
Piranti JK- FF
Piranti T- FF
Contoh Rangkaian FF
113
143
t43
r44
t45
r46
Paralel
149
Multiplexer
Dcmultiplexer (Dekoder)
109
118
r22
r28
t29
Paralel
148
152
154
155
159
1O.I DAC
IO.2 ADC
10.3 ADC
163
t64
168
0809
lA.4
170
173
175
DAFTAR PUSTAKA
177
Pendahuluon
-oo0oo-
uku ini terdiri dari l0 bagian, disajikan secara garis besar sebagai
Ba ian
Sistem Bilangun
-oo0oo-
OAilangan
JU
1.1
Bilangan Desirnal
xil
Contoh:
Contoh:
54321 desimal
54321
=
=
=
1.
100
01101011 +
I r01 1000
atau216 desimal
01101101
54321
Contoh:
Pengurangan :
Sama hainya bilangan desimal, pengurangan bilangan biner dilakukan
mulai dari digit paling tidak berarti (paXing kanan, dengan pembobotan
2' terkecil), bila besaran digit pengurangan lebih besar dari yang
dikurang (misalnya 1 terhadap 0), peminjaman dilakukan terhadap
digit dengan pembobotan 2" lebih besar di atasnya.
Contoh:
atau 109 desimal
atau 107 desimal
01 101 101
011010i
00000010
atau 2 desimal
10110 biner
10110
Bilangan biner merupakan sistem bilangan yang dikenal sistem digital, maka pembahasan bilangan biner meliputi penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian sebagai berikut :
Penjumlahan:
Sama halnya bilangan desimal, penjumlahan bilangan biner dilakukan
Perkalian
Contoh
MSB
LSB
0l l0l
l0l
0l 10r011
0ll0lt0t
Teknik Digitol: Pendekann I'ruktis
,\ivtnu llihtryUtt
ataulA9 desimal
atau 107 desimal
x I (LSB)
lr
01 101
l0l
x1
00000000
011010
xl
01 101 101
00000000
01 101
01 101 101
x0
101000111
00000000 +
x0
t0l
xl
01 101 101
01101101
x0 (MSB)
dari perkalian di atas tampak jelas bahwa bila digit pengali adalah,,l,, ,
hasil perkalian merupakan salinan dari angka yang dikari kemudian
bilang pengali menggeser satu kali kekanan untuk digit berikutnya,
sebaliknya bila pengali adalah"O" tidakada hasil yang diperoleh kecuari
bilangan pengali menggeser satu digit ke kanan untuk digit berikutnya.
Hasil perkalian selalu menggeser kakiri satu digit untuk tiap digit
pengali dan dapat langsung dijumlahkan secara biner.
Teknik ini dapat dipakai untuk membangun sistem perkalian bilangan
biner dengan menggunakan FF (flip-flop) pada contoh di edisi
berikutnya.
Contoh:
Ambil bilangan biner di atas sebagai contoh :
MSB
01101101
01101011 x
*
x0
x1
10110110001111
1010001
** (hanya geser)
01 101 101
01i01 x
01010001
01
xl
11
101101
10010101111
***
01 101 101
0110 x
10010101 I
xO(hanyageser)
***
11
00000000
010010101111
****
01 101 101
011 x
LSB
atau lOgdesimal
atau l0Tdesimal
010010101 I
1001001001 I
****
11
0ll0ll01
xl
+
1
*****
xl(LSB)
0110r 101
01 101 101
01xx1
01101101
0110101
x
1001001001 I
0110110r
01101101 +
1010001 I
xl (LSB)
xl
01101101
l0l l0l
Tekn i k
Siston Ilihrylon
10001 I I
*****
I
+
******
0l l0l
hasil
101
11
0101
x0(MSB)
******
101
hasil1(LSB)
0
00000000
0101 101 10001 I I
l, 2.......7
8n,
.4 Bilangan Heksa
Contoh:
Contoh:
2B7 heksa
435 okta
43s
(sisapembilang)
=
=
=
287 =
=
=
5+24+256
285 desimal
7+176+572
691desimal
Pembagian :
syarat pemb agian adalah bilangan pernbagi (penyebut) harus lebih kecil
dari bllangan yang dibagi (pembilang). Berbeda clengan perkaxian,
pembagian dilakukan dengan mengurangi MSB bilangan yang dibagi
dengan bilangan pembagi, trila bilangan yang dibagi rebih besar dari
Contoh:
digit LSB.
123 desimal
123
= t23
6l
Contoh:
I10111
101
(pembilang)
(penyebut)
30
atau45 desimal
atau 5 desimal
15
7
3
110111
10r
hasil
001111
l (MSB)
123 desimal
(sisapembilang)
kcbalikan.
101
Teknik Digitttl:
Pt'nlrhtttn
I,ntl,t is
Siston Ililungun
11110
2 =61
2 =30
2 =15
)=7
2-3
2-l
2-0
ll
sisa
sisa
(LSB)
sisa 0
s$a
sisa
s$a
sisa
(MSB)
1111011
Contoh:
11010111 biner
11010111 = kelompok
Contoh:
101111 biner
101 111 = kelompok 1
=
=
=
101111 biner
"101"
l.20+0.21+1.22
1+0+4
"lll"
dan kelompokz
dan l.2o+1.2t+1.22
danl+ 2 + 4
danT
Contoh:
57 okta
danT
- 7:2 -3
= 3:2 =l
- I:2 -0
l3
danT
padabagian 1.7.
J
5:2 =2 sisal
2:2 -1 sisaO
1:2 =0 sisal
101 biner
57 =
=
=
=
=
sisal
sisal
sisal
= 111 biner
Contoh:
D7 olca
D7 =
=
=
=
=
dan7
=6
=3
=l
=0
=
=
=
=
=
sisal
sisaO
sisal
sisal
1101 biner
7:2
3:2
l:2
0:2
-3
-l
-0
-0
sisal
sisal
sisal
sisaO
0111 biner
57 okta = 101111 biner. Hasil ini sesuai dengan hasil konversi kebalikan
-oo0oo-
D
l3:2
6:2
3:2
l:2
Sistmt Bilangan
Ba ian 2
Pemuhumon0donlBiner
alam teknik digital, pada dasarnya proses, baik yang menyangkut operasi aritmatik maupun pergeseran data ataupun
konversi arfiara satuan, dilakukan terhadap deretan bilangan biner,
sehingga masukan maupun keluarannya secara prinsip juga berupa
angkat biner.
Bilangan 0
Arus masukan untuk 0
Arus keluaran untuk 0
0v - 0,4v
-l,6pA
16pA
Bilangan 1
Arus masukan untuk I
Arus keluaran untuk 1
= 2,4Y - 5V
= 40pA
= 400 pA
+5V
Untuk:
V1
ss [V
Vc
rs
5V
+5\r
Vtru
5V
1ro
nr
tlibahas padabagian 3.
Ilt's;rran arus masukan dan keluaran gerbang baik pada kondisi "1"
rl;rn "0" tli :rtus mcncnlukan banyaknya gcrbang yang mampu didorong
'I
i'fu i l'
I ) i.ri t t
: I \t
It k
tttt
tt l'r, t l'! i t
I't',r,ttlt,t,tttl,t
()
rltttt I llittt't
l.l
dengan4}}1tA/40 pA =
Ba ian 3
40 pA
-400 pA
40 pA
"kita sering lupa hidup dalam kenisbihan nilai, sehingga sering flrencerca
orang lain sebagai pihak yang kurang benar dalam kehidupan bermasyarakat.
Apa yang kita yakini benar saat ini bisa menjadi salah dikemudian hari dan
sebaliknya"
angkaian digital yang lebih rumit, misalnya flip-fl op atau piranti
40 FA
-oo0oon*r
--l
tr
I
u ----1-t
J-Y
t{
tl
tl
l'! i s
AND adalah
Y=A.B
Y=A+B
Bila jumlah masukan lebih dari dua, maka persamaan keluaran ditulis:
Bila jumlah masukan lebih dari dua, maka persamaan keluaran ditulis:
Y=A+B+C+........N
Y = A.B.C........N
Sesuai dengan fungsi perkalian pada tabel kebenaran gambar 3.1. Y
hanya bernilai t hanya bila semua masukan A,B,C......N bernilai 1.
Dengan kata lain bila salah satu masukan A,B,C....N bernilai 0 maka
Y akan bernilai
Y=A+
+Vs
3.2 Gerbang OR
Gerbang OR dikenal sebagaigerbatgfungsi penjumlahan logika, simbol
A --q-r
[
\-Ett./r
----I-J
"
_t,l.
rJ
'l
i'k n i k I ) iili t tt l : I \t
rt
It
L't t I t t t
r I' n t l'! i t
;rt l\t
t.t: I
t\:i l" t I ), t v t t
t;
ar
I
!!
\I
l)
I}
tt-_--r
)-Y
-I
A@0=A
AOI =[
A@A=0
A@A=l
3.4 Gerbang
NOT
Y=A@B
=,q.g + a-.9
-p.--v
Gambar 3.7 Gerbang NOT
1r
vC
3.5. Keluaran gerbang XOR hanya bernilai bila salah satu masukan
bernilai I dan lainnya bernilai 0. Dengan kata lain keluaran gerbang
XOR akan bernilai 0 bila kedua masukan sama sama bernilai 0 atau 1.
'
i'lt t i I' I
i t i t,t l ;
l \t tr l,'ht
t,t
l'r,t
I't i
;.'rl
\ t, t.t: l,o.r,,i
h t I \ t*
lo
Y=A
NAND ditulis
Y=A'B
Bila masukan lebih dari dua, maka persamaan keluaran menjadi
Y=A.8.C...N
NAND dikenal sebagai gerbang fungsi logika keballkan/inverse dari gerbangAND. Keluaran gerbangNAND merupakan NOT
dali gerbang AND sehingga berdasarkan gantbar 3.1 di atas, keluaran
gerbang NAND hanya akan bernilai 0 bila semua masukan bernilai
"1". Simbol dan tabel kebenaran gerbang NAND sebagai berikut :
Gerbang
_ -t-.,
I b_Y
1-J
TT
J!
B Y1 Y
0
3.6 Gerbang
( icrbang
20
'
i'h t i l'
I ) i.gi
t rt
;l
1' t t t
I t l't t ! r t t t
NOR
l' r t
I' t i ;
)nltttt.ty l.ot:iltt
l\tvtt
2t
A B Y
A-sr
B
j-FY
Y=A+
+Ve
NOT.
trF'
Gambar
3.llb
Gerbang OR
B YT
CI
I
I
+ NOT
-oo0oo-
Y=A.B
BiIa masukan lebih dari dua, persamaan keluaran menjadi
Y=A.8.C...N
22
Tekn i k
Digi
ta
lt
is
)1'2 11111.1'
t\:iltt I ),tvtt
.l.l
Ba ian 4
Aljabur Booleon
"Apa yang tampak, sering bukan hal yang sebenarnya, namufl apa yarxg
tumpak, sering dijadikan dasar penalaran untuk menyimptikan sesuatu
bcrdasarkan persepsi kita masing-masing dan atas dasar itulah kita
mengekspresikan sikap kita yang rnungkin justru salah bahkan melukai
Q) /angdimaksud
logi
A+B = B+A
A.B = B.A
2.
,,
A+(B+C) =(A+B)+C
A.(B.C)
3.
=(A.B). C
Hukum asosiatif :
Sama halnya pembuktian sifat kumutatif di atas, sifat asosiatif
juga berlaku untuk fungsi gerbarg logika. Sebagai contoh dapat
mengacu pada gerbang OR dan gerbang AND. Tabel kebenaran
pada gambar 3.1. dan gambar 3.3.
--c --fr
A
A(B+C)
=A.B +A.C
(A+B).(C+D) = A.C + A.D + B.C + B.D
/-
; -{-\(E+A)+C
----? /L-t
Hukum kumutatif :
Mengacu kepada tabel kebenaran pada gambar 3.1 dan 3.3.
tampak jelas bahwa posisi masukan A atau B dibalik tidak akan
A
B
C
L-t
A+G+q - (A+$+C
Penjelasan :
1.
A+(B+C)
B--U
A(BC) = (AB).C
A+B B--f-r
B+A
o4j
A+B=B+A
Gambar 4.1 Sifat Kumutatif Gerbang OR
Hukum distributif :
Sifat distributif operasional gerbang logika dapat dibukti dengan
mengacu pada gambar 4.5 dengan menggunakan tabel kebenaran
pada gambar 3.1 dan 3.3 di atas. Sebenamyabaik sifat kumutatif,
asosiatif dan distributif secara otomatis akan terpenuh bila hanya
menyangkut operasi skala, fungsi gerbanglogika bukanlah bersifat
vector sehingga selalu memenuhi ketiga sifat tersebut.
A
A
A.B = B.A
A(B+C) = AB+AC
26
'
i'h i l' I
{i t i l. I \r r l,'It t t
t
,'llittlutt lhrtlnttt
:17
A(B+C)
fI B
AB+AC
I
I
7.
A.A
8.
4*A
I
A
A+B
9.
10.
a+E.B
E+A.B
12.
13.
11.
A+B
A.B
A+B
A.B
A+g
Contoh:
Aturan 1 :
Mengacu pada tabel kebenaran gambar 3. 1 untuk gerbangAND. Salah
satu masukan gerbang logika bernilai 0 maka keluaran akan 0.
A
ff=rrgn
-[-\
)L-
Berdasarkan 4.1.
1. A+B
= B+A
A.B
= B.A
2. A+(B+C)
= (A+B) + C
A.(B.c)
= (A.B).C
3. A.(B+C) = A.B + A.C
(A+B).(C+D) = A.C +A.D + B.C + B.D
Aturan reduksi Boolean
l.
A.0
A.1
2.
3. A+0
4. A+l
5. A.A
6. A+A
28
=Q
Atvran2:
Mengacu padatabelkebenaran gambar 3.1. untuk getbangAND. Sifat
gerbang logika AND adalah perkalian sehingga masukan gerbang logika
yangbernilai 1 tidak akanberpengaruh terhadap keluaran (dengan kata
lain keluaran logika ditentukan oleh masukan yang bukan bernilai 1)
kecuali semua masukan bernilai 1 maka keluaran akan bernilai 1 pula.
A-.-ft
=[
-A
=l
-A
-A
E=,,1,,
-+)
1r
I
Aljtlnt
ll,,,,lnttt
)()
Aturan 3
"-rF-,
a
ltt)_-
--5--r
lI
Aturan 6 :
Mengacu padatabel kebenaran gambar 3.3 untuk gerbang OR. Sifat
gerbanglogika OR adalah penjumlahan sehingga bila kedua masukan
selalu bernilai sama (0 atau 1), keluaran logika akan selalu bernilai
sama dengan masukan. Kondisi khusus ini menyebabkan operasi
gerbang OR sama dengan gerbang AND, sehingga atvrarl 6 sama
dengan aturan 5 (untuk kondisi khusus dimana kedua gerbang selalu
Ff=tt1-1tt
-,
Aturan 4
bernilai sama).
y
a$r
E=,,1,,4_f-
Gambar
Aturan 7
Gambar 4.9 Aturan 4
Aturan 5
10
-5f1-Y
-LJ
i'l' t t i l'
ri
t i t, t
l \'t t,l,'
I'r t I r t t
l't r t I.!
4.ll
Aturan 6
Ali,tlrtt lhnl*ttt
Ai-L-,
Aturan l0 :
Aturan 10 dapat dibuktikan dengan memeriksa hasil dari persamaan
ruas sebelah kiri dan ruas sebelah kanan.
-_t
AIJ
y = A_i-\_y
B--u
Aturan 8
;-LI)-'
R+Ag
A+B
0
0
I
I
I
I
0
Aturan 1l
Aturan
ll
Aturan 9 :
Ew
Gambar 4.14 Aturan 9
JZ
'I
i'fu i I' I ) i!
--l\------,
l/'
Lf-r
I
- -------------I__-..
A+AB
A+B
I
I
l \r
t t
rl'u !
tt
t I'r,
t l,'
ti
,l I j,t
lr, t
I lortlt'r t rt
1r
I
ll
1.1
Ba ian 5
Aturan 12 :
Aturan 12 dapat dibuktikan dengan memeriksa hasil dari persamaan
ruas sebeiah kiri dan ruas sebelah kanan.
A+B
A.B
0
0
0
0
0
0
Aturan 13
"Ketika cerita tentang keindahan surga mulai sirna dan kebaikan adalah
pemeltang terakhir mulai tidak bergema, maka sikap pragmatis manusia
12
menjadi hakim bagi segala sepak terjang dan impian keberuaran seiati hanyalah
tidur ffialem".
AB
A+B
I
I
5.1
=A.B.C+E
= A (g'c + 1) aturan
:E
Gambar A.LB Aturan
13
-oo0oo-
34
i'b t i l'
Lt
5.3
.fI
drr
tt
V
}lo_Y
=(A+C)+(B+D)
= (A.C + B.D)
aluranl2
aturan9
= A.C + B.P
aturan
aturan 13
Y=(A+C).(B+D)
e.e; + 1aS + C;
s-|\;,s---{\
11
=S+T
br
e+c
-I----l
Y-
B+,
fI
B
f.
AC
5.4
A
B
Y=A+B'A
i'h i I' I
r
i.t:i
A.(B.C)
A'(B
: :
+ A)
=4.(g+a)
= A'll
11.
ttt
l: I
l't i
(\tttItit
13
IttttX
attvanl|
aturanl3
atnranT
t7
13
=A.B.C+A.B(a+C)
=A.B.C+A.B.e+e.B.C
=A.C(B+B)+A'B
=A.C+A'B
Aturan
=1.8+B.C
Atvran 2
att'nan9
=B+C
Atrran 4
Aturan
B+ B.C
aturan13
11
(A+B) B
aturanS
aturang
=A(C+B)
_ft
11
a Bta sl
Y=((A+B;1S+C))B
=(A.B+A.C+g.g+B.C;n
=(A.B+A.C+n.C;e
Aturan I danT
A.B.B+A.C.B+ g.C.g
: A.B + A.B.C
Aturan 5 danT
fl
A.B
A'B
38
Tt'I'n
(1+ C)
13
lll
i.'
Aturan 4 dan 2
aturan 6, 9, 12 dan 13
f-.\
---L_J-,
Y=
=
A.B.(C+D)+A.B
aturan 12
A.B+C+D+A.B
aturan 13
aturan 9
A+B+C+D+[+B
A+A+g+B+C+D
E+B+C+D
aturan6
A.B.(C + D).A.B
danl3
danl3
aturan 4, 5, 12 dan 13
Y=
A.BB+C
= fA +Bl.s.e
atrranl2 dan 13
A.B.e +B.E.e
= A.B.C + B.C
=
(A+l)B.e
B.e
aturan 5
13
aturan4
Y=
A.B+A.(A+C)
(A+B)+A+A+C
A+B+A+A.C
A+B+A+A.e
A+a*+A.e+B
A+A.e+B
aturan6
[+e+e
aturan
=
=
...--
atvranl2 danL3
attranl2
afiiran9
11
A----F--
13
.--+o--__-J
--t
Oarnbar 5.10 ('ontoh Atuntu 6, q,
40
7i'b i l'
I )i.gi
tt
l: I
\'nttkt!
rt
l'nt
I't i s
ll,
12 dan
I.l
.ll
Y=
aturan 12 danl3
atvran9,I2danl3
= (A+B)+A.C+A.A.B.B.C
=
E+s+E.e+A.e.c
n1t+e)+B+A.g.C
A + s +A.s.c
aturan
5 dan 9
A.g.e
atutan4
=
= A + s (1+A.C)
: [+B
atutan4
e(B+A.n;+A.B.c
C(B+A)+A.B.C
aturan
11
e.B+e.e+A.B.c
e.B+e1c+c.B)
B.e+A(e+B)
aturan
11
Y=
B.C+A.C+A.B
A.B.A.C.B.C
---
atran12
= (A+B)(A+C)(B+C)
afillan12
= (A+B)(A+C)(B+C)
afrnan9
(Lsxa+B+e)
'
i'b t i l'
I ) ili
t, t l
13
.1.
C
B
A
D
Gambar 5.13 Contoh Aturan
13
Y=
=
1l
[A+B.C+(D+E.F)j[A+B.C+(D+E.F)]
(p+ yXp+ v)
p.p+p.y+p.y+p.y
p.p+p.y+p.y
=
:
= p+p.y+p.y
= p+p(y+y)
= p+p
=p
aturan 13
Y=
13
-l
aturan 5
aturan 5
aturan8
aturan 6
a+n.C
44
i'bt i I'
I )i
tt
l: I
\u, l,'k
t, t
t I'n
l,'t i s
( \tntolt Komhi,ratsi
itrlnng
45
t, ,
A
A+BC+D+EF
aturan 4,
fl
dan 12
Y = A+C.AB
= A+C+A.B
= A+B+A.B
= A+B(1+A)
= A+B
D
E
F
atluran12
aturan9
attran4
fI
A
B
C
Y = (A+B)A.B
= A+B+A.B
= -A3+A.B
B-u
"
aturan12
aturan 12 dan9
Y = 1a.n + A.B) (A + B)
= 1a.n + e.Bl E.E
= A.g.A.g + a.B.a.g
\f-\
;4L-F-,
Gambar 5.15 Contoh Aturan 9 dan
46
_\-\_
TrA'ni
E.g
aturanT2
aturan
danT
12
Digitrrl :
l\utliltt
tt
tr l'nt kt i s
t tt.ri
.17
Ba ian 6
Tubel Kurnaugh
t4"
Gambar 15.17 Contoh Aturan 5,
7 dan 12
e"n(s+C)@A.BfP+cl
= 14 +B;.6+ c; o n.o.B.e
=
a.g+A.c+B.g+g.c
[.s+A.c+B.c
aturatl?dan
13
,^q
\:,
atvranT
l{
7, 12 dan 13
-oo0oo-
48
'
tI\o
I't i
2.
l.
Secara matematis
ditulis
Contoh 1 :
fl
SDP
Contoh 2
A.B.C
A.B.C
A.B.C
A.B.C
Y = E.e.c+e.B.C+A.B.c+A.B.c
= E.g.c + A.B.C + R.g.c + A.B.c + A'B'e + A'B'c
= B.C (E+A)+ A.C (B +B) +A.B(C +C)
= B.C+A.C+A.B
aturan 6
aturan8
A.B.C
A.B.C
A B.C
A.B.C
A B.C
SOP
Y=
A.s.c+A(B+B)
A.s.c + a
A+BC
50
'I
i'lu i l' I
i t' i t
rt
l;
l\t
I r l'r t t r t t t
l' n t l' I i s
'litbcl Kurnuuglr
aturan8
aturan10
.il
drgrt Zl=Y,
tl
fl
SOP
A.B
Ye
Y1
,tr
B
52
A+B=Yr
Ee
A.B
3.
SOP
L
2.
t, t l
; l \',, I
t
'/i't t t t t,
l' n t l'! i s
it
lu'l
ditulis
Secara matematis
F(A,B,C)=M1,M2,...
F(A, B,C) = fIM(1,2,...)
Contoh 4
POS
A.B.C
Eec
A.B.C
A.B.C
A.B,C
A.B.C
Gambar 6.4 Contoh product of Sum l.
[.C+B.e
+A.B
Contoh 5 :
aturan8
llila tabel kebenaran di atas (gambar 6.4) ditulis dalam bentuk fungsi
vm of product, rnaka persamaan fungsi keluaran y adalah
Y=A.B.e+A.B.C
Y=
A.C.B.C.A.B
-.:-
(A+C)(B+C)(A+B)
= 1a +e1n + cXA + B)
e.C+B.C+A.B
aturan
13
54
aruran 9
lith'l Kunruuglr
.t.5
v=
fl
Yl
Y2
CI
=
=
A.B.C+A.B.C+A.B.E
= E.B (e + c; + A.n.e
Y=
1f
rl
A.B+A.C+B(1+C)
A.B+A.C+B
(A+1)B+A.C
B+A.C
Gambar 6.5 Contoh Product of Sum
aturan
= (A+B)(B+C)
(A+B)(B+C)
A.B+A.C+B.B+B.C
A.B+A.C+B+B.C
__J
aturan 8
A.B + A.C
(4.BXB.C)
A.B.C + A.B.C
V
A.B+A.s.e
E(B+B.c)
A@+cy
A.B+A.e
afixan9
aturan 5
atvran4
2.
Contoh 6
POS
A B.C
A.B.C
A.B.C
'
'llth'l Ktrttrtuilt
3.
57
Contoh 7
Bila contoh pada gambar 6.3 ditabelkan dalam bentuk POS (product
of sum) maka hasiltya adalah:
E=
A+B=Yr
POS
A.B
A.B+A.B+A.B
A.B+A.B+A.B
= (4.8) (A-B) (A.B)
(A+B)14+r1([+B)
(A+B)(A+B;(A+B)
A.B
A+B =%
POS
AB
Ar
AB
aturanl2
aturan
aturan 7 dan9
+ A.B.B
aturanT
aturan6
afiiran12
aturan 13
(A+B)(A+B)
aturan 9
= (A+B)(E+B)
= A.A+a.g+E.g+B.B
aitranT
= e.B +E.s
58
7i'knil' l
rilit,tl l'onh'ktltrt
l'ntI't
i.t
I)tlrl Ltt,,t(tullt
13
aturan9
A.B + A.B
A.B + A.A
Yr= -(A.B) (A.B)
=
Yz=
Y2=
4.
6.3 Karnaugh
BC
00
CIt
l1
l0
C
D\ 800 0l
00
11
t0
IZ
t2
il
0l
angka desimal.
l1
l0
2,
l5
l4
l0
000
001
0ll
l0l
il0
lll
l0l
ABC
DE
00
t2
24
28
2i
16
13
ll
25
29
15
ll
2t
27
3l
23
t0
t4
l0
26
30
22
t7
l9
l8
l.
Dua variabel.
=A
Yr=A
Yt
B oo l
11
60
lr
ro
.)
-7
'
tt
t l' n t l' I i t
100
0l
litlryl Kttntdu!:h
Yr =A.B+A.g
=A(B+B)
=E
Yz
Yr=A
=A.B+A'B
=A(B+B)
Y:=A
_A
Yt=B
=A.e(B+r;+e.C(B+B)
Ya=B
=A.B+A.B
=14+A) B
Yz = A.B.e+
A.B.e+ A.B.C
e.B.C
=A.c(B+B;+A.c(B+B)
=Ei
Yz
a.e + E.c
=A(C+C)
=A
A.e + A.C
=A(e+C)
=E.B+A.B
=1E+A)B
-A]
=l
Yt=B
Yr=B
Gambar 6.10b Cara Lingkar Tiga Variabel
62
'
li'ht i k
I )i.t:it
tt
l;
l\udtkdun l'rukt
is
'lithi
Kttr,,iu.{lt
2.
6.1
=14+A)B.e+(A+A)B.C
=A.C(B+B)+a.e1n+n;
= B.e + B.C
A.c + A.C
=B(e+C)
(A+A)
_B
Yz
-C
=A+B(e+C)=A.B(e+C)
=A.B+A.B
= 1e +A)B
=B
A.B.e
= A.C +
=a
Ya
=A'tr
Gambar
6.lla
l.
A.C
=(A+A)C
=C
[.8.c + a.E.c
=A.B(e+C)
= h-.8
64
'
I i'
t, I
rkt t I t n
t
I n t l't i s
lithrl Kttrnouglt
f,.t
= A.C.D +
=14+A)C.D
=e.D
=A.B(e+C)
=E.B
=ACD(B+B)+ae1n+B;
=ACD+AeO
=1a+A)eD
=CD
= A.B.e +A.B.C
=A.B(e+C)
= A.B
A.B.e
A.C.D
e'B'c'D
= 1B + B) E.C.D + @ + B) A.C.D
=
R.g.C
A.c.D
A.c.D
=1A+A)C.D
=A.B(e+C)
= C.D
= A.B
Ya = A.B.C.D
+A.s.c.D
+ A.B.C.D +
= 1B + B) E.C.D + (B + B)
Yr = C'D
Ye =
Y=
= C'D
Y+
= C'D
'li'kntl' I ltltlrrl'
e.c.D
A.C.D
= 1E+ A) C.D
e.D
= ,q..C.D +
a.s.c.D
=C.D
2'
l\nlrktlttt I\,tl'ti's
lltk'l
Krtrtttttt.glt
67
Yr
= 1n + B;
A.e.D + (B + B) e.e.o
=A.e.D+A.e.D
=A.e (D+D)
=A.e
Ya =
e.E
=A.B.C@+D)+a.B.C@+D)
= A.B.C + A.B.C
Yr =
Gambar
E.C
6.llc
Y+ =
=A.C(B+-B)
= A.C
A.C
E.e.D
= A.C.D
+ (B +
s) A.e.D
Yr = *{.D
A.C.D
=A.e (D+D)
Yi = A.D
=A.e
A.B.c.o + A.g.c.o + a.B.c.D + E.s.c.D
= 1B + s) E.c.p + 1n + n) A.C.D
Yz =
Yl =E.D
= A.D
%
=A.c.p+a.c.D
=A.C@+D)
Y+ =
A.D
= A.C
(a
'
I i' h
tt
k l,
!:
r t rt
I \t
I t l'( t I t t
t,
litl,l Krtnuullt
69
Yi = B.C
=E.D
Yz = A.B.e.D + E.s.e.D + E.B.c.D + E.n.c.D
= 1B + B)A.C.D + (B +
Y+
B)A.C.D
=E.e.D+a.c.D
=A.D(e +c)
Yr =
=E.D
Yr = A.B.e.D
+ A.B.C.D +
= 1e + C)A.B.D +
A.B.e.D
5.
+ 1n +
B.e.D+ B.e.D
=B.e (D+D)
= B.e
= B.C
(e + C)A.B.D
=A.D
B)A.e.D
Ya
A.B.c.D
=A.B.D+A.B.D
= (B + B)A.D
= (B +
B.C
= B.c
B;A.C.D
YZ = A.B.C.P + A.N.C.D + A.B.C.D + A.B.C.D
A.e.D+ A.C.D
A.B.c (D + D) + A.B.c 1D + D)
= A.B.c + A.B.c
=
=A.D(C+C)
=A.D
=18+A)B.C
= B.C
70
7'rktik l
'
I it
lr.'l K t r
t
rt. t
ull t
7t
,l
y:
A.B.e (D
A.B.e +A.B.e
=1e +A;
+ D) +
A.s.e (D
D)
A) A.e.D + (A + A) B.C.D
= B.e.D + B.C.D
n.e
=1e+C)B.D
= B.D
=B.C
= 1A+ A)
D) + A.B.C 1D + D)
=1e + A; B.C
s.e.D+B.c.D
=B.D(e +C)
= B.C
=B.D
= A.B.C +
A.B.c
yr = A.s.e.D
= 1A + A) B.e.D +
=
(A
A) B.C.D
B.e.D+ B.C.D
=(C+C)B.D
= B.D
Yr = B.D
YE
Gambar
6.llf
= B.D
Yr
6.
=A
Yr
=A
'l eknik
'lithi
L'ttr,,ttu{lt
7.
/.1
*l
Yr=
Yl=
AB.C.D
A.B.c.p + A.B.c.D
+,ts.e.p + e.B.e.n
a.B.c.D
(A+A) B.e.D +(A+ Ay B.e.o+
1a + Ay B.C.D+ (A + A) B.c.D
B.e.D + B.e.D + B.C.p + B.c.D
B.e 1D + o1+ n.c 1o + Dy
B.e +B.c
A.c.p (B + B) + E.c.D (B + B)
A.e.D+ n.e.p+ A.c.o + e.c.D
e.e fD + o; +A.C 1n +D)
a.e +a.C
B1e
B
A(e +c)
E
Y2=
A.B.e.D
Y2=
E.B.c.D
A.g.e.p
+ a"
+c;
A.n.e.D
e"n.e.D
a.r.C.p + a.B.C.D
+ E.B.C.D +
g.e.p +
A.B.C.D
(E + A) B.e.D + (A + A) B.e.D+
(A +A) B.C.D+ (A + A) B.C.D
n.e (D+u)+A.C(D+D)
A.e +A.C
A(e +c)
A
B.e +B.C
B(e +C)
B
Yl=C
Y2=
Yl=B
Gambar
I'ruL't is
'lithd K,lnt.tullt
6.lli
75
Yl=
A.B.e.D
Yr=
A.e.D (B + B) + A.e .D (B + E) +
n.c.D 1n + B) + A.CD 18 + B)
A.e.D + a.e.D +A c.D + A.C.D
A.e.o1n+B)+(B+B) Ae.D
A.e.D + A.e.D + A.e.p + e.e .p
A.e (D+D)+A.e (D+D)
A.e +A.e
(A+A)+e.D(A+A)C.D
e.D+c.D
(A+A)e
(C + C)D
e
Y2=
A.g.c.p
A.c.o
A.c.D
18 + B) +
A.C.D(B +B) +
(B + ny +
A.c.D
L2
(B + B)
(A+A)C.D+(A+A)C.D
C.D+C.D
c(D+D)
e.n+c.p
(e +c)D
D
Yr=D
Contoh 4
Yr=D
f(A.B.C) = Im (0,1,2)
Gambar
76
6.llj
trt
I \'
10.
t, I r
tt
t t t I'u
l,'! i s
'
11
SOP
ABC
A B.C
A.B
0l
00
-,.|
:
:
:
t.i
-I
0
1l
l0
1.
Contoh 5.
Sama halnya contoh 4 di atas, terdiri daritiga variabel A,B,C, dengan
keluaran "1" untuk kondisi masukan 0, 2, 4,6 desimal.
Y=A.C+A.B
f(A.B.C)=Xm (0,2,4,6)
Metode SOP dan disederhanakan;
Y=A.B.C+A.B.C+A.B.C
= A.B (e + c) + A.s.e
=A.B+A.s.e
=E1n+n.e;
=A1B+e;
=A.B+A.e
78
I )'I'
rt
l'
I ) i !i
t,
l'
I \'
rr
l,'ll,
t,
tt
i'
'litln'l Ktnuuglr
79
SOP
A.B.E
A.B.C
A.B.C
A.B.E
"+
00
C
CI
0l
il
l0
2.
Contoh 6.
Terdiri dari empat variabel A,B,C, D dengan keluaran "1" untuk
kondisi masukan l, 5,9,12, 13,15 desimal.
Y=e
Persamaan
80
I\tiltkutttt
l'nt lt
is
'lith'l
Kunmu_glt
8t
CD
SOF
00
00
0l
A.B.C D
0l
1i
[_ ---r
ll
l0
A.BCD
ll
'1,,,,i..
lI
0
-T
0
Y=C.D+A.B.C+A.B.D
A.B.C.D
A.B C.D
A.B.C.D
A.B.C.D
B
C
e.g.e.p+A.s.e.o+a.B.e.p+e.g.e.D+
a.g.e.o+e.B.c.D
82
I' ru kt i s
'lltlvl
Kurtutuglt
8.1
des
1-7
l]
CI
A.B C.D
E.n.c.n
A B.C.D
SOP
A.B.C D
A.B.C.D
Contoh
3.
7.
Y=[.D+B.e.n
li l'ttrl' I trtrt,tl l\'rt,l,'l'rttrttt l'rrtl'ti:
Penampil 7 segmen
Masukar
7 Segmen
A.B C D a
Aneka
Desimal
0000
0001
0[10
00ll
0100
0l0l
.tt
0110
01ll
10CI0
x
x
x
x
x
x
x
x
x
t9.
}T
x
x
l00l
l0l0
4.
l0ll
Contoh 8.
Terdiri dari empat variabel A,B,C, D masukan dengan keluaran "1"
(segmen menyala) untuk 7 segmen a,b,cd,e,f,g yang mewakili angka
desimal 1 sampai 9.
ll00
ll0t
1110
llll
]t
Ir
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
!r
It
E
,(
,\(t
'
I i'l'
trt
l' I
t,
\'
r,
ltl'r t t rn t l' t
t I't i
'llthrl Ktrntuglr
87
Y=E.C+B.D+A.e+B.D
00
= A.C +
A.e
+ B.D +
B.D
0l
ll
f (A.B.C.D) =X m (0, l,
l0
3,
4,5,6,7,8,9)
Boo
c-4LJf_r''
B-\\\, \T* r'--"
o
A
0l
--J'/J
ll
f (A.B.C.D)
Y=e+D+B
00
5a.
l0
:
I M (0,1, 2, 3, 4,7,8,9)
B
C
D
00
Y=A.C+B.D+A.C+B.D
= E.C + A.C + B.D +
0l
B.D
Y = C.Doc.D+ B
il
f (A.B.C.D) = I
5c.
m (0, 2, 3, 5, 6,8,9)
l0
8E
litlx'l Ktnntu.qlt
89
00 01 11
CD
10
00 0l
CD
ll
l0
t-....,......u.....00
01
ll
l0
\1
tr-]
#ti
00
tii
,t-l--l-llt--;:,
\Ji____.i.__'_i\
,
xi
0t
1l
rr-\
l0
Y=B.D+C.D
D
B
C
f (A.B.C.D)
f (A.B.C.D)
00
= E m (0, 2, 4, 8)
I m (0, 4, 5, 6,8,9)
00 0t l1
5d.
5e.
lB
Y=e.D+B.e+A+B.D
0l
ll
l0
90
'
I i'fu t i l'
ti.t: t
t,
I Ir
Ir
lt
t I rt t
t l' n t I't i t
'lhld Krtnruuglt
ot
Contoh 9.
Terdiri dari tiga variabel A,B,C biner masukan untuk memilih salah
satu masukan Io, I,, ..... I, Vang akan dihubungkan ke keluaran Y
f (A.B.C.D)
AB
= E m (2, 3, 4, 5,
6,8,9)
-tL
I2
Io
I
I
I
I
II
I?
I?
I3
I{
I5
I6
T?
AB ri
00
Y=B.e+e+n.D+B.C
0[
0l
Penyelesaian untuk
ll
AB
00
l1
l0
l0
A
B
C
Y" =A.B.C
59.
'IitlIl
92
'l
i'l'n i l'
I ) i*i t a l :
I\'ndckt t n Pru kt i s
L'ttrtt(tu!lt
a.l
Y,
Penyelesaian untuk
Penyelesaian untuk Yo
AB
00
01
l0
1l
00
01
ll
.l
00 0r
1l
10
11
Y, =A.B.c
Penyelesaian untuk
Y,
Ya =
Penyelesaian untuk
AB
C
00 0l 1l
\
C
Ys
% =A.s.e
Penyelesaian untuk
Penyelesaian untuk
AB
00
01
l1
=A.B.C
AB
10
11
00 0r ll
t0
tl
Y, =A'g'c
94
A.B'C
AB
l0
t0
% =A.B.C
l',' l'
ttr
l' I
t,t:t t,
\t
t, I r
lt
t trt t
t l' r, t ll I i t
'l lt
ln'l K rt t ttttu,glt
9.5
Penyelesaian untuk
Y,
Contoh 10.
Rangkaian gerbang logika yang merubah kode BCD menjadi kode
Excess-3, dimana kode Excess-3 diperoleh dari menambah angka 3
kepada kode BCD. Kode BCD yang dipakai hanya dari 0 hinga 9,
angka dari 10 sampai 15 diabaikan (do not care).
'Iabel kebenaran dan fungsi keluaran (excess-3) :
AB
00
01
1l
1U
C
0
rn
BCD
Excess -3
0000
0001
0010
00ll
Desrmal
Yz = A'B'C
I
Rangkaian logika untuk data selektor adalah:
,)
0u1l
010[
0101
0110
0ll1
0100
0101
0110
01ll
1010
1000
1001
l0ll
4
5
C}
1000
l00l
110CI
Yi
= E (1,
2,3,4,5)
ABC
Gambar 6.23 Contoh Penggunaan Karnaugh
a6
6.
'lithel Kurnuulilr
97
Penyelesaian untuk
Y,
Penyelesaian untuk
00 0l 11
CD
00
Lt
l0
xi
0l
00
00 0l ll
CD
1l
1
j4
10
0l
ll
Iu
=D
Yr
Penyelesaian untuk
Y,
l0
tr3
0
Y, =B.c+B.D+B.e.D
Penyelesaian untuk Yo
000tul0
CD
00
0l
1l
l0
ti0
AB
rit
00
00
0
I it !
0t
1l
l0
E =e.D+c.P
Ya
98
'l
I'ntL.t i s
'lhhrl Kttrruttt.glt
=A+B.C+B.D
QA
\ABI
Dil
00
0l
101
r-
+ C.D +
y = e.D.r + B.c.E
111
ll
l l0l
100
I
0
[.g.D.E
A
B
7.
Contoh 11.
Penyederhanaan fungsi keluaran untuk 5 variabel A,B,C,D,E
fungsi keluaran dalam bentuk persamaan SOP adalah
f (A.B.C.D.E) :
dimana
3l)
8.
-oo0oo-
lu)
I'ruklis
'
I it
t0t
Ba ian 7
Metode Qaine-McCluskey
pijakan".
l.
2.
Contoh:
.At'BCD'+r'fBCD=A'BC
0010J- 0011
xv'Xv
001
3.
10
r010
suku esensi yang bukan berupa ulangan dan yang tidak dapat
disederhanakan lebih lanjut.
0111
1110
14
Contoh
(a,b,c,d) = X m (0,1,2,5,7,8,9,10,14)
Kelompok dengan jumlah digit "l" nol adalah variabel bernilai 0
Kelompok dengan jumlah digit "1" satu adalah variabel bernilai
Kelompok dengan jumlah digit "1" dua adalah variabel bernilai
5,6,9,10
Kelompok dengan jumlah digit "L" tiga adalah variabel bernilai
7,L4.
Buatkan tabel yang berisikan semua variabel dalam persamaan
(a,b,c,d) dan dipisahkan sesuai kelompok masing masing.
0000
IM
00000-0
-000
0,1
0,2
0,8
1,5
1,9
2,6
2,10
8,9
8,10
0-10
-010
5,7
6,7
6,14
011-
10,t4
1,2,8
I
2
I
5
6
9
0001
0010
1000
0-01
-001
10010-0
01-1
-l l0
1-10
-00-0-0
-00-0-0
(ulangan)
(ulangan)
2,6,10,14
2,10,6,14
-10
(ulangan)
-10
Dari dua kali tahapan operasi OR, suku-suku esensi yang tidak
tercakup pada operasi OR selanjutnya maupun suku-suku esensi
yang tidak berupa ulangan, merupakan bagian dari fungsi sisa
pcnyederhanaan yang dicari.
0101
0110
1001
'l'eknik l
lll t! tt lr
L)tt
tr
[Ll r'('l rr
rl,ry
t0.t
f=
f=a'bd+b'c'+cd'
Contoh 2
m(0,1,2,5,6,7)
"1"
5,6.
1-l
11-
f=a'bd+b'c'+cd'
Contoh 3 :
Penyelesaian persamaan fungsi yang mengandung suku
000
tidak berpen garuh",ditekankan kepada bentuk penyelesaian suku esensi yang paling sederhanadenganbantuan suku suku tidakberpengaruh.
001
Dengan demikian suku suku tak berpengaruh dapat diabaikan bila tidak
membuat bentuk penyelesaian akhir yang lebih ringkas.
010
101
110
1,2.
111
0,1
0,2
1,5
l(M
5,7
6,7
Kelompok dengan jumlah digit "1" tiga adalah variabel berntlaiT Buatkan tabelyang berisikan semua variabel dalam persamaan
(a,b,c) dan dipisahkan sesuai kelompok masing masing.
-10
f(a,b,c) =
2,6
00-
"1"
"l"
,ll,r3.
15.
0-0
-01
I l'k n t l' I
'
i a t t,
I \r
t,
t07
0001
0010
001 I
1001
1010
Dari dua kali tahapan operasi oR, suku-suku esensi yang tidak
tercakup pada operasi oR selanjutnya maupun suku-suku
esensi
yang tidak berupa ulangan, merupakan bagian
dari fungsi sisa
penyederhanaan yang dicari .
11
0l l1
101 I
13
t5
1l1l
2
3
9
10
7
101
merupakan ulangan
esensi persamaan
00-l
2,3
2,10
001-010
3,7
3,1 1
9,ll
9,13
f di
atas.
-001
0-11
-01
"-11,,
10,11
10-1
1-01
101-
,15
-111
horisontar)
7
1
1,15 1-1 I
13,15
1-l
dua variabel),
tidak diijinkan berbelok (serong). suku esensi yang
terletak pada garis
horisontal merupakan bagiandari suku persamaan yang
dicari. Dengan
demikian b rla ter dapattiga garis horisontal untuk bisa
mencakup semua
variabel dalam tabel, maka bentuk persamaan penyelesaian
akhir akan
tcrdiri daritiga suku esensi.
t0E
oR
I ,3,9 ,11
2,3,10,11
-0-
-11
1-1
-01-
'
t,
t l'r
rt I't i :
Mrlorh
Qu
lu)
Contoh 4
Contoh
padabagianT 'L.
01256'l
0125678910
( 0,1,9,9 )
( 0,2,9,10)
l4
(0,1) arbr
(0,2) *"'
(1,5) brc
rl l
uc
brdt
rl
(2,6)
hct
Cfl
(5,7)
AE
(1,5)
alcId
(6,"7)
ab
(5,7)
arbd
(6,?)
albc
( 2,6,10,14)
I-T
x
1)
ai
f=a'b'*bc'*ac
dan
f=a'c'*b'c*ab
012567
(0,1) arbr
(0,2) arcr
(1,5) brc
(2,6) bcr
(5,7) ac
(6,7) ab
yaitu
f=b,c,+cd'+a'bd
lt0
'l
lht tk I )r !
Irl,'l tt
lr
()tt i
ttr
Al,
('l t t tk't,
ilt
Contoh
Ba ian B
23791113
( 1,3,9,11) btd
Flip Flop
( 2,3,10,1 1) hlc
( 3,7,1 1,15) cd
( 9,1 l,l3,l5) ad
Gambar 7.3 Cara Peta Suku Esensi (contoh 3)
-oo0oo-
FF dan T-FE Tiap macam flip flop selain terdiri dari masukan dan
keluaran data, jaga terdapat fasilitas lain berupa masukan pewaktu
(clock) dan pengalih operasi berupa masukan Reset/Set.
il2
li'knik
R(r)a(t)
r
[0
7
0l
1l
10
R(r)
I
I
Gambar
It4
a(t) Q(fF1)
s(t)
8.lc
a
a
o
a
Keterangan
Memori
Kondisi set
Kondisi reset
Operasi tedaranp
l"li1t
l;11,1'
memori berarti keluaran Q akan menyimpan data masukan S/R sebelumnya (Q(t) -> Q(t+l)), sehingga keluaran Q untuk banyaknya
kemungkinan kombinasi masukan SR dan C (pewaktu) adalah sebagai
berikut :
Gambar
8.lf
fl
L
L
L
L
a
a
n
n
n
a
n
Memori
r'1
Memori
Memori
l-'l
Y
n
a
Reset
Dtrt
Gambar
Keterangan
tt
Memori
Memori
Operasi terlarang
mendasar.
a
Gambar
Keterangan
'
8.lj
(l)
ll6
tz, t 3 t2 t 31
l'rt t r t t t
I' t rt
I't i
= kondisi memori
2 = kondisi reset
3 = kondisi sct
l;lip
l;lop
t 17
untuk D-FF
Q(t+l) = D(t)
Q
Y-
[--l
l-l
----------------
l-_l
I
1234233321243
1=set
2 = memori
3 = SR-FF tidak aktif (keluaran dalam kondisi hold)
4 = reset
8.2 Piranti D- FF
D-FF merupakan operasikhusus dari SR-FF dimana masukan SRselalu
diberi nilai berlawanan, bila S=1 maka R =0 dan sebaliknya. Dengan
demikian kondisi terlarang yang dijumpaipada tabel kebenaran SRFF tidak akan dijumpai pada tabel kebenaran D-FF karena tidak
memungkinkan adanya masukan S=R= 1. Tabel operasi dan tabel
kebenaran untuk D-FF dapat secara langsung diturunkan dari SR-FF.
D(t)
0
a(t) Q(fFt)
0
I
0
il8
I rhul' l
l;lip l;lor
l19
Da
ca
122211r2222t
Keterangan
Reset
Set
Memori
Set *
x
x
Reset *
Set**
Reset
rr
L
L
x
x
n
a
Dari tabel kebenaran D-FF (1) maupun fungsi keluaran Q(t+l) = D(t),
tampak jelas bahwa dalam kondisi normal (terdapat masukan SR), DFF akan berfungsi sebagai memori mengikuti masukan S. Sifat ini akan
lebih jelas, melihat secara grafik hubungan attara masukan SR dengan
keluaran Q dan responnya terhadap pewaktu C (atggap sensitil'
terhadap lereng naik).
R
H
Keterangan
:* {(
)t
**
* ** =
*** =
t20
'
Itt
l' nt
I'l t t
l"lip lihy
l2t
l----]
Ka
[-
t I
AS SR
tl
SSAR
il
SS
AR
t
SS
122
'l','knih l
r(ilill
l,rrr.lrhtkttr l'ntkt is
J(t)
K(t)
I
I
CI
a(r) Q(r'.1)
t,'lip l,'lop
t 2.1
Q,
Kf-ln
[---_l
1;
T;
lt,
Keterangan :
1 = opetasi set
2 = operasi reset
3 = operasi toggle
Sama halnya SR-FE, JK-FF juga dilengkapi fasilitas masukan set-reset
tt
Keterangan
Memori
Set
Reset
Toggle
t24
'li'kntl' I )tNt'tl
l\'rrhkilttt l'ntlli.t
ltlilt
l:1,,1t
t2.5
Keterangan
Set
Reset *
x
x
x
L
L
x
x
x
Memori *
Set r**
H
H
**
Memod **
L
H
R
H
11
:fi
*,fi
Reset
* ** =
*** -
fl
Keterangan
SII =
I l'l,t
tr
l' l,
!:r
l2h
t,
I \'
l,' l'rt I
tt
tI
l' I i
ltlilt llttlt
n7
Fungsi keluaran T-FF dapat diperoleh dari tabel operasi diatas dengan
menggunakan tabel Karnaugh.
Q(t+1)=T(t)@Q(t)
r(tN o
?llTt
.l
rt++^+
1
AS
I
TI
AR SH
T
SR
_ft
-s
AS
ST
8.4 Piranti T- FF
KarakteristikT-FFsangatkhasdibandingkandengantigamacamFF
yangtelahdibahassebelumnya.KeluaranT-FFmerupakanfungsiXoR
dari masukan T dan keadaan keluaran sebelumnya'
(t)
0
r(r)
Q(fFI)
0
1
a(r)
Q(f|I)
t2,\
t,
t l't i :
lilip l;lqr
I 2..)
Q'
Qr Qr
Q.*
Qr Qr
Qo
000
001
010
011
100
001
010
t
Qo
T rnput
T2 T1 To
001
0tt
0ll
001
100
llt
l0l
001
101
110
110
01r
tll
000
tll
001
lll
UI
00
01
l1
l0
QrQo
7_
FF
Tr = QoQr
T2
Contoh perancanganberupa pencacah 3 angka biner dengan menggunakan T-FF, SR-FR JK-FF dan D-FF. Perancangan mengacu kepada tabel
kebenaran FF yang dibahas pada awalbab ini dengan mengkonversikan
Qr
0
0l
00
0t
l1
l0
QrQo
7
Tt=Qo
Tl
1.10
'
I i'k n
l' I
! t l,
I \'
t, I
l'r t I r t t t
l;lip lthy
LVI
QrQo
7
--
UU
J
0t
To=l
1l
l0
To
t.12
'l'ekni k
l't i t
l"liy
l;1,,n
1.1.1
00
Qrl
Qt
QrQrQo
100
000
001
010
011
100
Sl Rl
ep
u0
t0
0x
Ell
EX
x0
0l
l0
0x
xx
10
0l
l0
HX
]tx
Sr
Q:QrQo
Rr
0x
0x
x0
0ll
000
lll
xx
101
110
lll
xx
0l
010
xx
x0
rr0
Rr = QlrQo
QrQo
/
s
00
0l
Pr-Ht
ll
XH
01
10
'oo
0l
QrQo
0l
00
0l
il
x
x
l0
Ro =Qo
Rr=Qo
QrQo
'oo
Rt
Qr
QrQo
7
0l
1l
0l
0t
00
0l
x
x
ll
l0
l0
so
Sr
= Qtr
So
=ezel +erel
=Q6(Qz +Qr)
J2
t.l4
llilt
l;ht1t
t.15
Qr
Qrf l
QrQrQn
QrQrQo
000
001
100
[10
0ll
011
100
000
lll
l0t
tr
Jl ILl
Jo
lx
0x
0x
0x
Ux
x0
x0
xl
lx
lx
K?
J?
Ko
AI
10
rrv
:{x
ll0
lll
010
xl
HX
x0
xlI
xl
00
Jr = Qlr
J2
QrQo
__
UU
01
K:=Qo
ll
l0
Kx
1.16
l"li1t
llttlt
n7
rr-,
QrQo
7
00
?
o"
0l
Jt=Qr
ll
l0
Jr
QrQo
7 __
UU
0l
Qo
Kr = QIrQo
1l
Qo
10
K1
QrQo
7
00
7
01
Jo=Qr +Qr
ll
Q'
l0
Qr Qr
000
001
010
011
000
Jo
QrQo
s
00
s
0l
Ko=l
ll
101
1l[
l1l
l0
Q.*
Qo
Qr Qr
t
Qo
001
010
011
100
101
110
lll
000
Output
Bl Bo
000
D rnput
[01
Dl Do
001
011
010
[10
Bx
0tt
D2
110
t0l
llt
1[t
1lU
lu0
111
tll
000
Jo
t.18
'
i'h t i l' I
ri
r:t t,
I \'r
ltll
r,
lil i 1t lil,tlt
l.tq
Qo
Qo
Qr
Dx
Qr
ai
00
Dz=Qz.0o +Qr.Qo
ai
[0
0l
Do
Do
=0,
Bo
@0,
ll
01
1l
l0
t0
Qo
Qr
Qo
00
AI
Qr o,'
Bt
0[
[1
ai
Bz
Bo
=Qz
0l
1l
l0
1i
Gambar 8.8b Tabel Karnaugh 3 Digit Biner D-FF
10
Qo
Qr
ai
D1 = Qz .Qo + Qr .Qo
DI
UI
1t
1[
Qo
Qr
ai
00
F
Br
Br =Qz @Qr
0l
ll
l0
-oo0oot40
I l'A' t t r l'
l,
t,t:t t,
\' t t,
l, l,
r, t
t I' t,t
l,'t i
('ott t oh
R rt
n1hil rut
I tt
ili
u l tt
il
t4t
Ba ian 9
Contoh Rongkaian Lanjuton
Qonoh-contoh
9.1
JQ
Data
masukan
Data
keluaran
KO
*fl_-|-l-
pulsapenggeser
Pulsa penggeser
Sinyal kirim data
QrData
Masukan
T-l
eo
Gambar 9.2
Penggeser
sebagai pembagi2".
merupakan
digeser secara serial satu persatu ke sisi keluaran (FIFO). Pada contoh
penggeser data serial 4
t44
'li,knrk t trytt,tl
lhnlrl'tttttt l'rtl'lis
14.\
10
1011
01
(6 desimal)
0001
I
a
a,
0010
(2 desimal)
a,
q,
Gambar 9.3 Pembagi Frekuensi 7
,T,
lunllah
,K,
afls
ft
(6 desimal)
(4desimal)
I
1010
t46
DC
_t-L_
Pulsa transfer
Contoh:
0110
0100
DC
(10 desimal)
'lbknlk l)hllntl'
l'rnlrkiltu
l'rukt is
t47
Masukm
ruls
Gambar 9.5b
pencacahan turun.
148
li'brrL'
l)tyt,tl
l\tt,lt'[',tt,ttt
l'ntl'lis
149
data masukan pada kisi D, sebaliknya bila kisi PR aktif dan CLR
tidak aktif maka Q ="1" (dipaksakan), demikian sebaliknya.
.-l
p.
d
o.
t50
'
l5t
Qr
Keluaran
Masukan
Qr
Masukan
Keluaran
E
Qr
Masukan serial
IVIR
Gambar 9.6 IC
CP
74165
t52
'l'cknrk
15.3
Alat penampil 7-segmen pada dasarnya tidak perlu selalu dalam kondisi
menyala bila menampilkan angka tertentu (supaya hemat daya dan
berdaya-tahan lama), yaitu dengan memanfaatkan kelemahan mata
manusia, yang tidak mampu mengikuti gerakan menyala-tidak menyala
alat peraga 7-segmen untuk frekuensi diatas 4A Hz. Karena itu pada
contoh keluaran IC 4511 dikombinasikan dengan gerbang X-OR yang
dihubungkan dengan masukan deretan pulsa berfrekuensi 40-5A Hz.
Sistem angka BCD mungkin tidak umum untuk keperluan sehari-hari,
Masrrkan
Desimal
Masukan
Desimal
->BCD
BCD->T segmen
BCD
D
f.
9.9 Multiplexer
_rulfl
Multiplexer bukan hal yang asing lagi, karena pada contoh perancangan
dengan menggunakan gerbang logika sudah dibahas. Pada contoh ini
fungsi multiplexer menggunakanlC 74151yang berupa 8 masukan-l
keluaran dan dengan menggabungkan dua IC 74151 akan dapat
dibentuk fungsi multiplexer untuk 16 masukan- I keluaran.IC 74151
terdapat kisi pengendali E, IC 74L51 aktif bila kisi E diberikan "0",
dengan demikian dengan cara memberikan E nilai "0" secara bergantian terhadap dua IC 74151yang disambung secara seri akan
dipcrolch fungsi multiplexer dengan 16 masukan dan I keluaran.
n-5oqztiv
I'ntl'lis
t55
74151
Masukan
Keluaran
;)
{:
Sr Sr
So
Pemilih Pengaktif
Keluaran
Masukan
s2
SI
Z
L
l0
l1
t7,
l3
14
15
16
t'I
L
L
L
L
L
L
L
L
$aSrSoE
pemlh
c{
,J0
Pengaktif
74151
t56
'l'rhnib lril,t,l,tl
l\tnlrhtttn l'ruktis
157
ci
r3
Iu{asukan
cr
c{
JX
'JI
(E0
Keluaran
Io
I1
I2
I3
I+
IJ
I6
t?
I"
Ie
Ito
Itr
Ire
Irr
It+
Its
ll ----*
Masukan
ItJ -----*
56 51 52
53
t____rr_Pemilih
158
l.\9
000
0lr
010
[11
100
r01
110
111
I
I
I
I
Qr
Qr
Keluaran
Femrlik
52 51
SO
0? 06 05 04 03 Q2 Ql
Q0
0000000D
000000D0
00000D00
0000D000
000D0000
00D00000
0D000000
D0000000
74138
7
Qr
Keluaran
demr*<
&
Al A,o
Sr 51 So
H#
Pemdrh
Data
t60
'
l'/l t i l' I
i.t:t t, t l ; l
\r
rkt t t t l' ru kt i s
t
t6t
Ba ian 10
Pirunti ADC, DAC don Pulsu
dibahas terlebih dahulu karena teknik dasar atau cara kerja DAC
merupakan bagian dari ADC yang akan dibahas kemudian.
-oo0oo-
t62
'
)t
t, t
L l \'t Jr l\
t
tt
t,
t l' r, t L't i s
f-=*,'*
lu'*
meter penting DAC yang disebut resolusi, yaitu besaran terkecil yang
masih dapat dikonversikan (P volt = kenaikan tiap satu satuan digi-
tal).
2N.P
volt
FM
E
I -l
fslstem
|,r*ror*
+t
ry
0 Volt
sistem
lu'*l
Gambar
l0.l
berikut
DAC adalahsebagai
10.1 DAC
Dr,'-*
,*.1
t64
kombinasi
fKont6i--l
2N
I I'l' t t t I' I
'
)r
!: t t,
l't' t t, I t'l't t t, u t
l'nt
l,t i.t
I'intrtti
/l)(',
)il('rhttr I'rtltt
l0.t
nL
untuk V,
%, = -(Rr /Rr).V1
untuk Vr:
%, = _(RJ/&) %
Tegangan analog
detailnya).
Tegangan keluaran total
! =
Sejauh
\ dan \ adalah
Vo=-(&/R,).V,
Vo,*
Yo,
nRR
Dn
Blla pada sisi masukan hanya terdapat Rr (R lain tidak ada) maka
hubungan
nh
rut
p-----J\,q/1',
V keluaran
:
,
li
i
- l-nt
rvJ
t-\
L.,0H-r1r4n
I
iV,=V,
vr
Vr
Vs keluaran
!'I
.vRr
Do (LSB)
D" (MSE)
Vr.r
.R
+*
Gambar 10.6 Metode R/2R Ladder
t(fr
'l
n l'ru kt i.:
I'inttti
167
merupakan
10.2 ADC
Cara kerja ADC pada dasarnya membanding tegangan masukan yang
hendak dikonversi menjadi digital, dengan tegangan hasil konversi dari
digital menjadi tegangan analog (DAC). Untuk jelasnya lihat gambar
berikut
__Ll-
analog
Pulsa selesai
Vl
berikut
Keluaran DAC
berupa tegangan
Pulsa mulai
Pulsa pewattu
acah digrtal
I6tl
'
I i' b
I' I ) i i
t, t l
; l \t nlt
I't t ! t
_rL
Pulsa mulai
-LT
Pulsa selesai
169
*26
2E
Masukan
INi
l8
Analog
INr
INs
INc
buffer
3x hsi
mtr:k
pengalamatan
ALE
Keluaran digital
ADC
l5
'0809
l4
8 bir 00000000 -
lil1ll11
INr
l1
memilih sah.r
t2
.,,+
State
output
lalch
19
Pengalamata4
Tri
analog
INo
INr
INr
dari 8 masukan
8x
masukan
l6
22
16
13
Keluaran dari komparator (pembanding) dipergunakan oleh SAR (successive Aproximation Register) untuk menggerakan cabang cabang
saklar (Switch) yang terhubungkan dengan salah satu titik pembagi
tegangan 256 R. Tegangan inilah yang akan diperbandingkan oleh
komparator sampai tegangafi sama dengan tegangan analog masukan
(sinyal EOC aktif, End Of Conversion) dan hasilnya berupa bobot
digital 8 bit tersediapada keluaran (dapat dlbaca dengan mengaktifkan
sinyal OE, Output Enable).
Beberapa karakteristik penting IC ADC0809 yangperlu dipahami bila
t70
I'ntl'!i:
t7t
positif
edge.
Perhitungan konversi
Digital 00101011
V** = 5V;V*_ = -2Y iV,* = 2,52Y
V,* = (5-2)(l/8 +l/32+L/L28+l/256) +2 = 2,5Y
Terjadi selisih 5,25y - 2,5Y = 0,05V merupakan kesalahan akibat
resolusi dari ADC dan akibat resistansi dari alat ukur tegangan
yang dipergunakan.
Contoh:
Digital
11111111
= 4,98Y
Terjadi selisih 4,99V - 4,98V = 0,01V merupakan kesalahan akibat
resolusi dari ADC dan resistansi dari alat ukur yangdipetgunakan.
Contoh:
Beberapa pengukuran dengan menggunakan ADC0809 dan hasilnya
sebagai berikut :
t7?.
ADD
000
001
010
0l I
100
101
110
111
v,*
Digital
Vour (Digital)
,ggy
4,37Y
1111111I
4,98Y
4,35V
3,73Y
3,10V
2,48V
1,85V
1,23Y
3,12v
11011111
10111111
10011111
2,49Y
0111111
I,g7Y
01011111
01000000
00100000 0,6lv
3,74Y
1,24Y
0,62Y
l\tlvt
t7.1
JV
U CLKr
V,Veo
CLK2
Rr
MC14433 (ADC)
hnversi 3rD
digit
Rrct
ABCD
MC154tt
pengalih BCD
ke 7 sesmen
555
iErE
m
HH
tr
Gambar
t74
l0.ll
Termorneter Digital 3%
{--+
Digit
tn
l\lyt
l7.t
.L
t =T tL +tH
tz =0,693 Rz C
tg =0,693'(Rr +Rz)C
dutvcvcle=
Daftar Pustaka
tH
tH +t2
Contoh
l.
2.
3.
't64
4.
25553
6
L
680
pf
TIo
5.
t5
6.
=I
7.
8.
9.
-oo0oo-
r76
'
i'l' r t i I' I ) i !
t t rt
L l \r n h'h t t t t t I' nt
t
I't i.t