You are on page 1of 8

A.

OPERASI MATRIKS
1. Penjumlahan Matriks
Jika matriks A dan B memiliki ordo yang sama, maka jumlah matriks A dan B adalah
matriks yang diperoleh dengan menjumlahkan setiap elemen matriks A dengan elemen
matriks B yang bersesuaian (seletak). Jumlah matriks A dan B dinotasikan dengan A + B.
Dua matriks A dan B dapat dijumlahkan menjadi matriks C (ditulis C = A + B) jika dan hanya
jika:
1)
2)

Contoh

Ordo C = ordo A = ordo B


= + untuk semua baris dan kolom

: Diketahui : =

1 0 1
1 1
, =
2 3 5
4 3

0
2
, =
2
5

1
, dan
0

1 2
4 3
Tentukanlah :
a. A + B
b. B + A
c. C + D
d. D + C
e. A + C
1 0 1
1 1 0
Pembahasan : a. + =
+
2 3 5
4 3 2
1 + 1
0+1
1 + 0
0 1 1
=
=
2+4
3 + 3 5 + 2
6 0 3
1 1 0
1 0 1
b. + =
+
4 3 2
2 3 5
=

1 + 1
4+2

1+0
3 + 3

0 + 1
2 + 5

0
6

1 1
0 3

2 1
1 2
1 1
+
=
5 0
4 3
1
3
1 2
2 1
1 1
d. + =
+
=
4 3
5 0
1
3
e. Karena ordo A ordo C maka A + C dikatakan tidak terdefinisi.
c. + =

Dari contoh terlihat oleh kita bahwa matriks A + B = B + A, dimana matriks A dan B
memiliki ordo yang sama. Dengan demikian, pada penjumlahan matriks berlaku sifat
komutatif.
Apabila A dan B adalah dua matriks yang berordo sama maka A + B = B + A. Sifat
tersebut dinamakan sifat komutatif penjumlahan dua matriks.
Bukti : Misalkan =

, =

, dan + = =

, dengan

= + . Oleh karena elemen-elemen matriks A maupun matriks B adalah


bilangan real yang mengikuti pada hokum komutatif,
maka = + = + . Sehingga dapat dikatakan A + B = B + A
(terbukti).

Lalu, apakah sifat asosiatif berlaku dalam penjumlahan matriks? Untuk dapat menjawab
pertanyaan itu coba simaklah contoh berikut.
1 0
2 4
3 3
Contoh
: Diketahui : =
, =
, dan =
3 2
1 5
1 4
Tentukanlah : a. A + B + C
b. (A + B) + C
c. A + (B + C)
1 0
2 4
3 3
Pembahasan : a. + + =
+
+
3 2
1 3
1 4
1 + 2 + 3 0 + 4 + 3
0 1
=
=
3 + 1 + 1
2 + 5 + 4
3 1
b.

+ + =
=
=

c. + + =
=
Dari Contoh di atas dapat kita
asosiatif.

1 0
2 4
3 3
+
+
3 2
1 5
1 4
1 + 2
0+4
3 3
+
3+1
2 + 5
1 4
3 4
3 6
0 1
+
=
4 3
1 4
1 3
1 0
2 4
3 3
+
+
3 2
1 5
1 4
1 0
1 1
0 1
+
=
3 2
0 1
3 1
ketahui bahwa pada penjumlahan matriks berlaku sifat

Apabila A, B, dan C adalah tiga matriks yang berordo sama, maka A + B + C = A + (B + C)


= (A + B) + C . Sifat tersebut dinamakan sifat asosiatif penumlahan matriks.
Bukti

: Misalkan =

, =

, dan =

. Oleh karena

elemen-elemen matriks A, B, dan C merupakan bilangan real yang mengikuti


pada hukum assosiatif, maka berlaku hubungan-hubungan:
+ + = + + = + + ,sehingga dapat
dikatakan + + = + + = + + (terbukti).
2.

Pengurangan Matriks

Telah kita ketahui bahwa jika a dan b dua bilangan real, maka berlaku :
= + dengan adalah lawan dari b.
karena setiap matriks mempunyai matriks lawan, maka sama seperti pada bilangan real,
pada matriks pun berlaku:
= +

Dengan kata lain, pengurangan matriks A oleh matriks B dilakukan dengan cara
menjumlahkan amtriks A dengan lawan dari matriks B.
2 1
5 2
Contoh
: Diketahui matriks =
dan =
3 4
2
6
Tentukanlah matriks !
2 1
2 1
7
1
5 2
5
2
Pembahasan : =

=
+
=
3 4
2
6
3 4
2 6
5 2

Contoh

: Diketahui matriks =
Tentukanlah: a.
b.

1
2

3
2 1
1 3
, =
, dan =
.
1
1 3
4 2
c. ( )
d. ( )

1 + 2
3 + 1
1 3
2 1
1 2

=
=
2 + 1 1 + 3
2 1
1 3
1 4
2 + 1 1 + 3
2 1
1 3
1 2
b. =

=
=
1 + 2
3+1
1 3
2 1
1 4
1 3
2 1
1 3
c. =

2 1
1 3
4 2
1 2
1 3
0 5
=

=
1 4
4 2
3 2
1 3
2 1
1 3
d. =

2 1
1 3
4 2
1 3
3 4
2 1
=

=
2 1
3 5
5 6
Dari Contoh di atas dapat kita ketahui bahwa dalam pengurangan matriks tidak berlaku
sifat komutatif dan asosiatif.

Pembahasan : a. =

( )
Contoh

: Apabila A adalah matriks persegi berordo 2, selesaikanlah tiap persamaan


berikut!
3 2
5 1
a. +
=
1 4
1 6
1 3
2 1
b.
+=
0 2
1 4
3 2
5 1
=
1 4
1 6
1 3
2 1
+=
0 2
1 4

Pembahasan : a. +
b.
3.

3 2
2 3
5 1

=
1 6
1 4
2 2
2 1
1 3
3 1
=

=
1 4
0 2
1 6

Perkalian Matriks
a. Perkalian Matriks dengan Bilangan Real
Perkalian bilangan real k dengan matriks A ditulis kA adalah suatu matriks yang
elemen-elemennya diperoleh dengan cara mengalikan setiap elemen matriks A dengan
bilangan real k.


Dengan demikian, jika =
, maka =
.


Dua matriks A dan C dapat memenuhi persamaan C = kA jika dan hanya jika:
1. k bilangan real, A dan C matriks berordo sama.
2. = untuk semua baris dan kolom.

Telah kita ketahui bahwa untuk sembarang bilangan real a berlaku:

+ = 2
+ + = 3
Lalu, apakah pada matriks berlaku bahwa A + A = 2A, A + A + A = 3A, dan
seterusnya? Untuk mengetahuinya, simaklah uraian berikut.
1 2
Matriks =
, maka berdasarkan definisi penjumlahan matriks diperoleh:
3 5
1 2
1 2
1+1 2+2
2.1 2.2
1 2
+ =
+
=
=
=2
= 2
3+3 5+5
3 5
3 5
2.3 2.5
3 5
1 2
1 2
1 2
++ =
+
+
3 5
3 5
3 5
1+1+1 2+2+2
3.1 3.2
1 2
=
=
=3
= 3
3+3+3 5+5+5
3.3 3.5
3 5
Dengan demikian pada matriks berlaku A + A + + A = kA sebanyak k.
1 2
3 1
dan =
3 5
4 6
Tentukanlah bentuk yang paling sederhana dari matriks:
a. 3A
b. A + 2B
c. 2 3

: Dikethaui: =

Contoh

1 2
3.1 3.2
3 6
=
=
3 5
3.3 3.5
9 15
1 2
3 1
1 2
6 2
7
4
b. + 2 =
+2
=
+
=
3 5
4 6
3 5
8 12
11 17
1 2
3 1
2 4
9
3
7 1
c. 2 3 = 2
3
=

=
3 5
4 6
6 10
12 18
6 8
Sama halnya dengan penjumlahan dan pengurangan matriks, perkalian matriks
dengan bilangan real memenuhi sifat-sifat tertentu, seperti yang tercantum dalam sifat
berikut.

Pembahasan : a. 3 = 3

Apabila k dan l adalah bilangan-bilangan real, A dan B adalah matriks berordo


, maka:
1. + = +
2. + = +
3. =

Contoh

Pembahasan

4. 1 =
5. 1 =

3 0
6 9
3 + 3 =
1 2
3 0
Tentukan matriks B.
6 9
2 3
: 3 + 3 = 3( + ) =
=3
3 0
1 0
2 3
Dengan demikian, + =
1 0
2 3
3 0
2 3
+ =
+ =
1 0
1 2
1 0
2 3
3 0
1 3
=

=
1 0
1 2
0 2
1 3
Jadi, =
0 2
: Dikethaui =

B. Perkalian Matriks
Dua buah matriks A dan B sepadan untuk dikalikan, artinya matriks A dapat dikalikan
dengan matriks B, jika banyak kolom matriks A sama dengan banyak kolom matriks B.
Sementara hasil perkalian matriks A dengan matriks B ditentukan dengan cara
mengalikan baris-baris matriks A dengan kolom-kolom matriks B kemudian
menjumlahkan hasil perkalian antara baris dan kolom tersebut.
Definisi :

Dua matriks A dan B dapat dikalikan dan menghasilkan matriks C jika dan
hanya jika:
1) = .
2) = 1 1 + 2 2 + +

Contoh :

Di antara matriks-matriks berikut, manakah yang dapat dikalikan?


0 3
1
1 2
=
, =
, = 1 2 , dan = 4 7
2
0 5
2 6

Pembahasan : Diketahui matriks 21 , 22 , 32 , dan 12 .


Berdasarkan definisi 3.4, maka matriks-matriks yang dapat dikalikan adalah:
1. 21 . 12
4. 32 . 22
2. 22 . 21
5. 12 . 21
3. 32 . 21
6. 12 . 22
a. Perkalian Matriks Berordo dengan matriks berordo
Apabila A adalah matriks baris berordo 1 dan B adalah matriks kolom berordo 1
maka hasil perkalian matriks A dengan matriks B, misal C, adalah matriks baru berordo
1 1. Matriks 11 adalah suatu skalar.
11

Misalkan = 11
12
13 dan =
21
31
11

Maka . = 11
12
13
21 = 11 11 + 12 21 + 13 31
31
3
Contoh
: Diketahui = 1 2 5 dan = 6
2
Tentukanlah hasil perkalian matriks A dan B !
3
Pembahasan : . = 1 2 5 6 = 1 . 3 + 2 . 6 + 5 2 = 1
2
b. Perkalian Matriks Berordo dengan Matriks Berordo
Apabila A adalah matriks berordo dan B adalah matriks berordo 1, maka hasil
perkalian matriks A dengan matriks B misal C adalah matriks baru berordo 1 .

11
13
23 dan = 21 .
31
11
11 12 13
+ 12 21 + 13 21
21 = 11 11
Maka . =

21 11 + 22 21 + 23 31
21
22
23
31
1
1 2 3
Contoh
: Tentukanlah hasil dari:
3
4 5 2
5
1
1 1 + 2.3 + 3 5
1 2 3
10
Pembahasan :
=
3 =
4 1 + 5.3 + 2 5
4 5 2
1
5
11
Misalkan =
21

12
22

c. Perkalian Matriks Berordo dengan matriks berordo


Apabila A adalah matriks berordo dan B adalah matriks berordo , maka hasil
perkalian matriks A dengan B, missal C, adalah matriks baru berordo .
11 12
11 12
Misalkan matriks =
dan

=
22
21 22
21
11 12 11 12
11 11 + 12 21 11 12 + 12 22
Maka . =
22 21 22 = 21 11 + 22 21 21 12 + 22 22
21

Contoh

: Diketahui matriks =

2
4

1
2

3
=
0

1
3
1

2
2
2

Tentukanlah matriks . !
1 2
2 1 3
Pembahasan : . =
3 2
4 2 0
1 2
2.1 + 1 3 + 3 1 2 1 + 1 2 + 3.2
4
=
=
4.1 + 2.3 + 0 1
4 1 + 2 2 + 0.2
2

6
0

4 1
1

1 15
, =
, dan =
2 + 7
3
7 20
Jika . = , tentukanlah nilai a dan b !
Pembahasan :
. =
4 1
1

1 15
=
3 2 + 7
7 20
4 + 2 +
4 + 7
1 15
=
3 + 2 + 3 + 7
7 20
Diperoleh: 1) 4 + 7 = 15 , maka = 2
1) 4 + 2 + = 1
4 + 2 . 2 + = 1 = 1
Contoh

: Diketahui matriks =

Jadi, nilai = 2 dan = 1


d. Sifat-sifat Perkalian Matriks
Pada bahasan sebelumnya kita telah mempelajari sifat-sifat penjumlahan dan
pengurangan matriks. Apakah sifat-sifat yang berlaku pada penjumlahan atau pengurangan

matriks berlaku pula pada perkalian matriks? Untuk mengetahuinya, simaklah beberapa
contoh berikut.
1 2
3 1
2 4
Contoh
: Diketahui matriks: =
, =
, dan =
4 3
5 2
3 1
Tentukanlah: a. .
d. .
b. .
e. +
c. .
f. . + .
3 + 10
1 + 4
1
=
12 + 15 4 + 6
2
13
3
=
3 10
3 + 4
6+3
3 1 1 2
1 9
b. . =
=
=
5+8
10 + 6
5 2 4 3
13 4
1 2 3 1 2 4
13
3
2 4
c. . =
=
4 3 5 2
3 1
3 10 3 1
26 + 9 52 + 3
17 49
=
=
6 + 30
12 + 10
24 2
1 2 3 1 2 4
1 2 9 13
d. . =
=
4 3 5 2
3 1
4 3 4 18
9 + 8
13 + 36
17 49
=
=
36 + 12 52 + 54
24 2
3 1
2 4
1 3
e. + =
+
=
5 2
3 1
8 1
1 2 1 3
17 5
+ =
=
4 3 8 1
20 9
1 2 2 4
4
2
f. . =
=
4 3 3 1
17 19
13
3
4
2
17 5
. +. =
+
=
3 10
17 19
20 9
Dari contoh di atas terlihat oleh kita bahwa matriks . . , sementara
. = . dan + = . + . . Dengan demikian, pada perkalian
matriks tidak berlaku sifat komutatif, tetapi berlaku sifat asosiatif dan distributif.
Pembahasan : a. . =

Sifat 1:

1
4

2 3
3 5

Apabila A, B, dan C adalah matriks-matriks yang sepadan untuk dikalikan, maka


berlaku sifat-sifat perkalian matriks, yaitu:
1) Tidak bersifat komutatif, kecuali untuk matriks-matriks khusus. . .
2) Bersifat asosiatif, . = .
3) Bersifat distributif, + = . + .

Kita ingat kembali bahwa pada penjumlahan matriks, ada matriks identitas yaitu matriks
nol () sehingga + = + . Pada perkalian matriks, ada pula matriks identitas, tetapi
bukan matriks nol (O), melainkan matriks satuan I. matriks satuan adalah matriks persegi,
missal berordo n, yang semua elemen; diagonal 11 = 22 = 33 = = 1 dan elemen
lainnya nol. Beberapa contoh matriks satuan adalah:

1 0 0 0
0 0
0 1 0 0
1 0 , =
0 0 1 0
0 1
0 0 0 1
Bagaimanakah sifat matriks nol dan matriks identitas I terhadap perkalian matriks?
Simaklah sifat-sifat perkalian matriks berikut.
1
1 0
=
, = 0
0 1
0

Sifat 2 :

Pada perkalian matriks,


1) Ada matriks identitas I sehingga AI = IA = A
2) Jika . = , maka belum tentu = atau =
3) Jika . = . , maka belum tentu =
4) . = .

2 1
4 5
dan =
3 5
1 3
Tentukanlah matriks . .
7 29
4 5 2 1
Pembahasan : . = . =
=
Sifat 2 (4)
1 3 3 5
11 14
7 11
. = . =
Ingat =
29 14
Contoh

: Dikethaui matriks: =

e. Pemangkatan Matriks Persegi


Apabila A adalah sebuah matriks persegi, maka pemangkatan matriks A didefinisikan
sebagai berikut. Apabila A adalah sebuah matriks persegi, maka pemangkatan matriks A
didefinisikan sebagai berikut.
2 = . , 3 = . 2 , 4 = . 3 ,
1 3
2 1
Contoh
: Diketahui =
dan =
2 5
0 3
Tentukanlah: a. 2 +
b. 3
c. + 2
1 3 1 3
5 18
=
2 5 2 5
12 19
2
1
3 19
5
18
2 + =
+
=
12 19
0 3
12 22
1
3
5
18
41 75
3 = . 2 =
=
2 5 12 19
5
59
1 3
2 1
3 4
+ =
+
=
2 5
0 3
2 8
3
4 3 4
1 44
+ 2 = + + =
=
2 8 2 8
22 56

Pembahasan : a. 2 = . =

b.
c.

You might also like