You are on page 1of 18

RMK

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Akuntansi Forensik dan Audit Investigasi
Dosen Pengampu:
Halim Dedy Perdana, SE, M.SM., M.Rech.,
Ak., CA., CFrA

Oleh Kelompok 1:
1. Agung Sunandar

(F1315008)

2. Dessy Widya Astuti

(F1315031)

3. Fembrianto Sasongko (F1315043)


4. Arief Nur Chandra

(F1315103)

5. M. Arief Wicaksono

(F1315114)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2016

EMPLOYEE FRAUD

Akuntansi Forensik & Audit Investigasi

PROFIL PELAKU, KORBAN, DAN PERBUATAN FRAUD


Dalam upaya menemukan dan memberantas fraud, perlu diketahui profil pelaku.
Profil berbeda dengan foto. Profil tidak menunjuk secara khusus ciri-ciri satu orang,
melainkan memberi gambaran mengenai berbagai ciri dari suatu kelompok orang seperti:
rentang umur, jenjang pendidikan, kelompok social (kelas atas, menengah, bawah),
bahkan kelompok etnis, dan seterusnya.
PROFILING
Upaya untuk mengidentifikasi profil, dalam bahasa Inggris disebut profiling.
Profiling dalam memberantas kejahatan bukanlah upaya yang baru. Dalam kriminologi
Cesare Lombroso dan rekan-rekannya penganut criminal anthropology percaya bahwa
faktor keturunan merupakan penyebab tingkah laku kriminal. Profiling juga berkembang
sampai kepada ciri psikologis dan psikiatris.
Contoh Profil pelaku kejahatan kerah putih.
Profil Penjahat Kerah Putih di Amerika Serikat
1.
2.
3.
4.
5.

Laki-laki, kulit putih, berpendidikan S1


Suka mengambil risiko
Egois
Ingin mengetahui
Keinginan untuk mengabaikan atau melanggar ketentuan dan sedapat mungkin
mencari jalan pintas
6. Bekerja sepanjang hari bahkan di akhir pekan, sehingga memberikan kesan bahwa
ia pekerja keras
7. Di bawah tekanan dan penyendiri, meskipun pada saat yang sama ia mempunyai
hubungan kerja yang erat dengan pemasok tertetu.
8. Termotivasi oleh ketamakan dan hadiah-hadiah yang bersifat materi;
menghamburkan uang secara teratur. Ia diperbudak uang.
9. Berada dalam kesulitan keuangan (misalnya punya banyak utang)
10. Tidak bahagia di tempat kerjanya dan mengeluh karena diperlakukan tidak adil
atau atasannya korup.
11.Ia menganggap auditor, Inspektur atau atasannya sebagai musuh.

Catatan sehubungan dengan profil di atas:


Secara spesifik disebutkan bahwa pelaku adalah orang berkulit putih. Untuk dapat
melakukan kejahatan kerah putih, seseorang musti menduduki jabatan kerah putih.
Selama kesenjangan antar kelompok etnis masih ada, profil pelaku kejahatan kerah

Halaman | 1

Akuntansi Forensik & Audit Investigasi

putih adalah orang berkulit putih. Sebaliknya, profil pelaku kejahatan perampokan,
pembunuhan, dan kejahatan dengan kekerasan menunjuk pada etnis minoritas yang
tidak berpendidikan dan tidak mempunyai pekerjaan.
Menjelaskan mengapa pelaku berasal dari kelompok penghasilan menengah ke
atas.
Sejalan dengan argument yang menjelaskan profil etnis dan kelompok penghasilan
menengah ke atas, kita dapat memaklumi profil pendidikan mereka.
Profiling yang dilakukan di Indonesia menemukan bahwa penerima suap (bribe)
adalah pejabat, pegawai negeri sipil dan militer, di pemerintah pusat atau daerah. Profil
pemberi suap adalah pengusaha.
Profiling bersifat penting dan bermanfaat, hanya kita perlu memahami makna
dari profil yang dihasilkan. Di pasar uang dan pasar modal profil pelaku fraud seringkali
mengagumkan. Mereka cerdas, mempunyai track record yang luar biasa, pekerja keras,
dan cenderung menjadi informal leader dengan karisma yang melampaui wewenang
yang diberikan jabatan.
Sarbanas Oxley Act didasarkan atas profiling dari para auditor yang tidak
independen, yang membuat audit mereka menjadi tumpul. Dari sinilah disyaratkan
ketentuan rotasi partner, batasan mengenai pemberian jasa non-audit, persyaratan ketat
jika seseorang pindah dari KAP ke client-nya dan sebaliknya.
PROFILING DALAM KEJAHATAN TERORGANISASI
George A. Manning (akuntan forensik dari kantor pajak AS) menulis mengenai
profile dari organisasi yang melakukan kejahatan yang terorganisasi. Pelaku kejahatan ini
lazimnya juga merupakan penyeludup pajak. Kelompok-kelompok yang menjadi
perhatian Manning antara lain: La Cosa Nostra (dikenal sebagai Mafia Silica), Bandidos
(atau the Bandido Nations), Mexican Mafia, La Neustra Familia, Aryan Brotherhood,
bermacam-macam organisasi kejahatan yang berasal dari Asia (Cina, Jepang, Vietnam,
Korea), Kuba, Israel, Kanada, dan Irlandia.
Dalam masyarakat dengan beraneka ragam etnis seperti di Amerika Serikat,
profiling dilakukan dari segi budaya atau kebiasaan etnis yang bersangkutan. Setelah
membahas latar belakang berbagai kejahatan terorganisasi, Manning kemudian
membahas beberapa ciri penjahat dari etnis Asia. Menurut Manning :
Mereka menyepelekan dan tidak menganggap penegak hukum sebagai abdi
masyarakat. Di Asia, penegak hukum diadakan untuk melindungi yang berkuasa dan
partai mereka, bukan untuk melindungi masyarakat.

Halaman | 2

Akuntansi Forensik & Audit Investigasi

Mereka menciptakan "mata uang bawah tanah" (underground currency) dengan


mempertukarkan komoditas. Mereka menanamkan uang mereka dalam emas,
permata, dan intan berlian. Mereka lebih suka menyimpan barang berharga di rumah
atau tempat usaha, daripada menggunakan jasa perbankan.
Mereka menyelenggarakan "perkumpulan simpan pinjam" yang sangat informal.
Perkumpulan ini terdiri dari atas 10 sampai 20 orang, umumnya wanita. Dalam setiap
pertemuan, terjadi tawar- menawar untuk penggunaan uang dalam periode tertentu.
Pemenangnya adalah penawar tertinggi, yakni penawar yang menjanjikan yield atau
return on investment yang paling besar.
Kebanyakan orang Asia yakin bahwa setiap pejabat mempunyai harga, setiap
pejabat dapat dibeli. Suap sangat biasa di Asia. Merupakan way of life yang mereka
anggap sekedar pajak tambahan.
Peringatan dari Manning ini mengingatkan penulis pada beberapa kebijakan
KPK yang merupakan kewajiban bagi pimpinan KPK, yakni:
Memberitahukan kepada Pimpinan lain mengenai pertemuan dengan pihak lain.
Menolak dibayari makan, biaya akomodasi dan bentuk kesenangan lain oleh
siapapun.
Membatasi pertemuan di ruang publik
Memberitahukan kepada pimpinan lain mengenai keluarga, kawan, dan pihak lain
yang secara intensif masih berkomunikasi.
SEMACAM PROFILING
Di zaman Hindia Belanda, penjajah membuat semacam profil dari pembukuan
pedagang Tionghoa, India, Arab, dan Jepang. Praktik pembukuan didokumentasikan oleh
Jawatan Pajak dengan judul De boekhoundingen van Cheneezen, Japaners, Brits Indiers
en Arabieren.
Para pelepas uang, dan para banker, juga membuat profil dari pedagangpedagang Tionghoa dari berbagai etnis. Profil ini menjelaskan bidang spesialisasi
perdagangan dan industry masing-masing etnis; gejala adanya overcrowding karena
kelompok etnis cenderung meniru bidang usaha sesame mereka; kondisi gagal bayar;
ciri khas dalam berdagang dan pemanfaatan serta penyelesaian pinjaman.

PROFIL KORBAN FRAUD


Profiling umumnya dilakukan terhadap pelaku kejahatan tetapi dapat juga dapat
dilakukan untuk korban kejahatan. Tujuannya berbeda. Kalau profiling terhadap pelaku

Halaman | 3

Akuntansi Forensik & Audit Investigasi

kejahatan dimaksudkan untuk memudahkan menangkap pelaku, maka profiling terhadap


korban kejahatan dimaksudkan untuk memudahkan target penyebaran informasi. Ini
adalah bagian dari disiplin ilmu yang disebut viktimologi.
Surat-surat kabar sering memberitakan orang yang mudah menjadi korban kejahatan
tertentu, seperti Ponzi scheme yang disebut juga pyramid scheme.
PROFILING TERHADAP PERBUATAN (KEJAHATAN, FRAUD, DAN LAIN-LAIN)
Profiling dapat juga dilakukan dalam upaya mengenal perbuatannya atau cara
melaksanakan perbuatannya (modus operandi). Profil dari fraud disebut juga tipologi
fraud.
Direktorat Jenderal Pajak mengkompilasi tipologi kejahatan perpajakan. Bank Indonesia
melakukan hal yang sama untuk kejahatan perbankan. PPATK melakukannya untuk
kasus-kasus pencurian uang. Dengan mengumpulkan tipologi fraud lembaga-lembaga
ini, misalnya, dapat mengantisipasi jenis fraud yang memanfaatkan perusahaan di
Negara surga pajak (tax heaven countries). Atau komisaris bank yang aktif menjalankan
usahanya, atau pemegang saham tidak tercatat sebagai pemegang saham, atau
pegawai rendahan yang menjadi pemegang saham boneka.
LATIHAN PROFILING
Profiling bukan pekerjaan yang mudah. Seorang akuntan forensik memerlukan
pendidikan, pelatihan, dan praktik yang cukup untuk mencapai tingkat keterampilan yang
memadai. Hasil profiling nantinya harus dapat dimanfaatkan oleh organisasi tertentu,
misal profile para pelaku tindak pidana korupsi yang nantinya digunakan oleh Komisi
Pemberantasan Korupsi untuk program pencegahan korupsi.

SIAPA PELAKU KECURANGAN DAN MENGAPA

Halaman | 4

Akuntansi Forensik & Audit Investigasi

SIAPA YANG MELAKUKAN KECURANGAN?


Penelitian menunjukkan bahwa siapa saja dapat melakukan kecurangan. Pelaku
kecurangan biasanya tidak dapat dibedakan dari orang lain dengan dasar demografis
atau karakteristik psikologis. Sebagian besar pelaku kecurangan memiliki profil yang
tampak seperti orang yang jujur.
SEGITIGA KECURANGAN

Kecurangan mencakup 3 elemen, yaitu:


1. Tekanan
Tekanan adalah dorongan yang menyebabkan seseorang melakukan fraud.
Sebagian besar tekanan melibatkan kebutuhan keuangan, meskipun tekanan
nonkeuangan, seperti kebutuhan untuk melaporkan hasil keuangan yang lebih baik
daripada kinerja yang sebenarnya, frustasi dengan pekerjaan, atau bahkan
tertantang untuk mengalahkan system, dapat juga memotivasi kecurangan.
2. Peluang
Opportunity adalah peluang yang memungkinkan fraud terjadi. Biasanya disebabkan
karena internal control suatu organisasi yang lemah, kurangnya pengawasan,
dan/atau penyalahgunaan wewenang. Di antara 3 elemen fraud triangle, opportunity
merupakan elemen yang paling memungkinkan untuk diminimalisir melalui
penerapan proses, prosedur, dan pengendalian serta upaya deteksi dini terhadap
fraud.
3. Rasionalisasi

Halaman | 5

Akuntansi Forensik & Audit Investigasi

Pelaku kecurangan membutuhkan cara untuk merasionalisasi tindakan mereka agar


dapat diterima.
Tekanan, peluang, dan rasionalisasi adalah hal yang paling umum untuk setiap
kecurangan. Dalam banyak hal, kecurangan seperti api. Agar api dapat menyala, ada
tiga elemen yang dibutuhkan:
a. Oksigen
b. Bahan bakar
c. Panas
Ketiga elemen diatas akan membentuk segitiga api, seperti digambarkan berikut ini:

Untuk dapat memadamkan api tersebut, maka salah satu dari ke tiga elemen harus
dihilangkan.
ELEMEN TEKANAN
1. Tekanan keuangan
Tekanan keuangan merupakan tekanan yang menguntungkan pelaku secara
langsung, termasuk hal berikut.
a. Sifat serakah
b. Hidup diatas rata-rata gaya hidup orang-orang pada umumnya
c. Tagihan yang tinggi atau utang pribadi
d. Kredit yang tidak menguntungkan
e. Kerugian keuangan secara pribadi
f.

Kebutuhan keuangan yang tidak terduga

2. Tekanan untuk melakukan perbuatan jahat


Permasalahan yang terkait erat dengan tekanan keuangan adalah motivasi yang
timbul oleh adanya tekanan untuk melakukan perbuatan jahat, seperti: judi, obatobatan terlarang, alcohol, dan hubungan di luar pernikahan yang cukup mahal.
Contoh tekanan tersebut dapat memotivasi seseorang untuk melakukan kecurangan.

Halaman | 6

Akuntansi Forensik & Audit Investigasi

3. Tekanan terkait pekerjaan


Tekanan terkait dengan pekerjaan biasanya dilakukan kepada atasan mereka sendiri
ataupun orang lain. Hal tersebut biasanya dikarenakan sedikitnya pengakuan
terhadap kinerja, adanya perasaan tidak puas terhadap pekerjaan, ketakutan akan
kehilangan pekerjaan, keinginan mendapatkan promosi dan merasa dibayar tidak
semestinya dapat membuat seseorang melakukan kecurangan.
4. Tekanan lainnya
Sekali waktu, kecurangan dapat dimotivasi oleh tekanan lain dikarenakan paksaan
karena adanya tekanan gaya hidup atau tantangan untuk menerobos sistem.
ELEMEN KESEMPATAN
Terdapat setidaknya enam faktor utama yang dapat meningkatkan kesempatan yang
dimiliki seseorang untuk melakukan kecurangan dalam organisasi. Enam faktor tersebut
adalah sebagai berikut :
1. Kurangnya pengendalian yang mencegah dan / atau mendeteksi perilaku
2.
3.
4.
5.
6.

kecurangan
Ketidakmampuan untuk menilai kualitas kinerja
Kegagalan untuk memberikan sanksi tegas terhadap pelaku kecurangan
Kurangnya akses terhadap informasi
Pengabaian, sikap apatis dan tidak adanya kapasitas yang sesuai
Kurangnya upaya melakukan jejak audit

Pengendalian yang Mencegah dan/atau Mendeteksi Perilaku Kecurangan


Adanya kerangka kerja pengendalian yang efektif mungkin merupakan langkah yang
paling penting dalam organisasi agar dapat mencegah dan mendeteksi kecurangan.
COSO memperkenalkan lima elemen dari kerangka kerja pengendalian suatu organisasi,
yang tiga diantaranya akan kita bahas disini yaitu:
1. Lingkungan Pengendalian
Lingkungan pengendalian adalah atmosfer kerja yang dibangun organisasi untuk
pegawainya. Lingkungan pengendalian meliputi peranan dan contoh manajemen,
komunikasi manajemen, perekrutan yang sesuai, struktur organisasi yang jelas,
dan departemen audit internal yang efektif.
Peranan dan Contoh Manajemen.
Komunikasi Manajemen.
Perekrutan yang Sesuai.
Struktur Organisasi yang Jelas.
Departemen Audit Internal yang Efektif.

Halaman | 7

Akuntansi Forensik & Audit Investigasi

2. Sistem Akuntansi
Setiap kecurangan terdiri atas tiga elemen yaitu : (1) Tindakan pencurian, (2)
Penyembunyian dan (3) konversi. Sistem akuntansi yang efektif memberikan jejak
audit (audit trail) yang memungkinkan kecurangan dapat ditemukan dan membuat
penyembunyian menjadi sulit dilakukan. Kecurangan sering kali terungkap dalam
catatan akuntansi. Catatan akuntansi didasarkan pada dokumen transaksi, baik
kertas maupun elektronik. Untuk menutupi kecurangan, pendokumentasian kertas /
elektronik harus diubah, disalahgunakan, atau dibuat menjadi suatu bentuk
kecurangan. Tanpa sistem akuntansi yang baik, membedakan antara kecurangan
yang sebenarnya terjadi dan kesalahan yang tidak disengaja sering kali menjadi
sulit.
Sistem Akuntansi yang baik harus memastikan bahwa transaksi yang tercatat telah:
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)

Transaksi yang Valid


Diotorisasi secara tepat
Lengkap
Diklasifikasi dengan sesuai
Dilaporkan pada periode yang sesuai
Dinilai secara tepat
Diringkas secara benar

3. Aktivitas (Prosedur) Pengendalian


Perlu dilakukan agar tindakan pegawai akan tetapo sejalan dengan tujuan
perusahaan/pemilik. Selain itu, dengan prosedur pengendalian ini diharapkan
kesempatan untuk melakukan kecurangan dapat diminimalisasi.
Lima prosedur pengendalian utama berikut sangat diperlukan.
Pemisahan tugas
Sistem otorisasi
Pengecekan independen
Dapat berupa rotasi pekerjaan secara periodik, penghitungan atau sertifikasi
kas, tinjauan supervisor, saluran pengaduan pegawai dan penggunaan jasa

auditor.
Pengamanan fisik
Digunakan untuk melindungi aset dari upaya pencurian.
Dokumentasi dan pencatatan
Untuk membuat catatan transaksi dan jejak audit. Tanpa dokumentasi, tidak
akan ada akuntabilitas. Tanpa Kauntabilitas, lebih mudah untuk melakukan
kecurangan tanpa tertangkap.

Faktor lain yang mendorong dilakukannya kecurangan selain lingkungan pengendalian


yang buruk (dalam desain atau dalam pelaksanaannya), antar lain sebagai berikut:
1. Ketidakmampuan untuk menilai kualitas kinerja

Halaman | 8

Akuntansi Forensik & Audit Investigasi

Dewasa ini, sulit sekali untuk mengukur/ menilai kualitas kinerja pegawai. Dengan
menggunakan sistem kontrak akan mudah untuk menetapkan biaya yang lebih
besar daripada yang seharusnya, melakukan pekerjaan yang tidak dibutuhkan,
memberikan layanan dengan kualitas rendah, atau membebankan biaya untuk
pekerjaan yang tidak dilakukan.
2. Kegagalan untuk memberikan sanksi tegas terhadap pelaku kecurangan
Jika pelaku kecurangan dijatuhi sanksi, mereka biasanya mendapatkan rasa malu
yang cukup besar jika diketahui oleh sanak keluarga. Tetapi karena sanksi tersebut
membutuhkan banyak biaya dan waktu yang diperlukan dalam proses dakwaan,
banyak organisasi hanya memperhentikan pegawai yang tidak jujur. Hal ini
sebenarnya adalah tindakan yang kurang bijaksana.
3. Kurangnya akses untuk memperoleh informasi
Banyak kecurangan dapat dilakukan karena korban tidak memiliki akses untuk
mendapatkan informasi yang dimiliki pelaku.
4. Pengabaian, sikap apatis dan tidak adanya kapasitas yang memadai
Orang yang lebih tua, individu yang memiliki kesulitan berkomunikasi karena
perbedaan bahasa dan warga Negara yang rentan lainnya seringkali menjadi
korban kecurangan karena pelaku tahu bahwa individu tersebut tidak memiliki
kapasitas atau pengetahuan yang cukup untuk mendeteksi tindakan ilegal mereka.
5. Kurangnya jejak audit
Organisasi memiliki waktu lama untuk membuat dokumen yang akan memberikan
jejak audit sehingga transaksi dapat direkonstruksi dan dipahami.
ELEMEN RASIONALISASI
Rasionalisasi umum yang digunakan sebagian besar orang yang melatarbelakangi
terjadinya kecurangan, antara lain sebagai berikut:

Organisasi berhutang kepada saya

Saya hanya meminjam uang dan akan mengembalikannya

Tidak akan ada yang dirugikan

Saya berhak mendapat lebih banyak

Sesuatu harus dikorbankan

Hampir

semua

kecurangan

melibatkan

elemen

rasionalisasi.

Sebagian

pelaku

kecurangan merupakan pelaku yang baru pertama kali melakukan kecurangan yang tidak
akan melakukan kejahatan lain.
PEREKRUTAN DALAM TINDAKAN KECURANGAN
Faktanya, sebagian besar kecurangan-khususnya kecuranagn laporan keuangan-bersifat
kolusif, melibatkan lebih dari satu pelaku.

Halaman | 9

Akuntansi Forensik & Audit Investigasi

Menurut Max Weber dalam Buku Wirtschaft und Gessellshaft pada tahun 1992 bahwa
pengertian kekuasaan adalah kemampuan untuk, dalam suatu hubungan sosial
melaksanakan kemauan sendiri sekalipun mengalami perlawanan dan apapun dasar
kemampuan ini.
Macht beduetet jede chance innerhalb einer soziale Beziehung den eigenen Willen
durchzusetchen auch gegen Widerstreben durchzustzen, gleichviel worauf diese chance
beruht
Pengertian kekuasaan oleh Max Weber ini dapat kita katakan bahwa kekuasaan
adalah keegoisan dalam suatu kelompok akan tetapi walaupun keegoisan tersebut
memiliki pertentangan, tetap tidak mampu melawan dikarenakan adanya kekuasaan
tersebut.
Kekuasaan (power) mengacu pada kemampuan A untuk mempengaruhi perilaku
B sehingga B bertindak sesuai dengan keinginan A. Definisi ini mengimplikasikan sebuah
potensi yang tidak perlu diaktualisasikan agar efektif dan sebuah hubungan
ketergantungan.
Kekuasaan

boleh saja ada tetapi tidak digunakan. Karena itu kekuasaan

merupakan suatu kemampuan atau potensi. Seseorang bisa saja memiliki kekuasaan
tetapi tidak menjalankannya. Barangkali aspek terpenting dari kekuasaan adalah bahwa
hal ini merupakan fungsi ketergantungan (dependency). Semakin besar ketergantungan
B pada A , semakin besar pula kekuasaan A dalam hubungan tersebut. Ketergantungan
pada gilirannya didasarkan pada alternative-alternatife yang dipersepsi oleh B dan nilai
penting yang B berikan pada alternatife-alternatife yang A kendalikan.
Dalam sebuah karya klasik mengenai manajemen dan perilaku organisasi, John French
dan Bertram Raven mengajukan 5 sumber interpersonal dari kekuasaan:
1) Kekuasaan

Legitimasi

(Legitimate

Power).

Kemampuan

seseorang

untuk

mempengaruhi orang lain karena posisinya dalam organisasi. Kekuasaan


legitimasi, atau sering juga disebut kekuataan posisi berasal dari jabatan yang
diduduki orang tersebut. Artinya, organisasi mengizinkan individu yang memegang
jabatan tertentu untuk mempengaruhi dan memerintah individu-individu lainnya.
Kekuasaan formal inilah yang kita sebut sebagai otoritas (otority).
2) Kekuasaan Imbalan (Reward Power). Kekuasaan yang didasarkan

pada

kemampuan seseorang untuk memberikan imbalan pada pengikutnya yang


menaati perintah. Kekuasaan imbalan digunakan untuk mendukung penggunaan

Halaman | 10

Akuntansi Forensik & Audit Investigasi

kekuasaan legitimasi. Bila para bawahan menganggap imbalan yang ditawarkan


cukup berharga (seperti pengakuan pemberian tugas yang menarik, kenaikan gaji,
kesempatan untuk mengikuti program latihan, dll) mereka akan menyanggupi
perintah, permohonan dan arahan. Mesti demikian perlu dicatat bahwa imbalan
yang tidak memiliki nilai bagi individu tidak akan mempengaruhi perilaku.
3) Kekuasaan Koersif (Coercive Power). Kebalikan dari kemampuan memberi imbalan
yaitu kekuasaan untuk menghukum. Para pengikut atau bawahan Anda mungkin
taat kepada Anda semata-mata karena takut. Seorang manajer bisa menghambat
promosi atau mengkritik bawahanyang menunjukkan kinerja buruk. Praktik seperti
itu, dan rasa takut yang ditimbulkannya, adalah bentuk kekuasaan koersif. Tentu
saja, seseorang tidak perlu berada dalam posisi otoritas untuk menerapkan
kekuasaan koersif.
4) Kekuasaan Keahlian (Export Power). Ketika seseorang memiliki keahlian khusus
yang sangat dihargai dalam sebuah organisasi. Para ahli atau pakar dalam suatu
bidang tertentu bahkan dapat memiliki kekuasaan meskipun posisi formal mereka
dalam organisasi sesungguhnya rendah. Kekuasaan keahlian adalah karakteristik
personal, sedangkan kekuasaan legitimasi, kekuasaan imbalan, dan kekuasaan
koersif adalah kekuasaan yang diberikan oleh organisasi.
5) Kekuasaan Referensi (Referent Power). Adalah kekuasaan yang didasarkan pada
identifikasi bawahan dengan seorang atasan. Seseorang yang memiliki karisma
dikagumi karena karakteristik yang dia miliki. Kekuasaan karisma seseorang
merupakan salah satu indikasi kekuasaan referensi. Karisma adalah istilah yang
sering digunakan untuk mendeskripsikan sosok politikus, artis, ataupun atlet. Meski
demikian, beberapa manajer dianggap karismatik oleh bawahannya.

EMPLOYEE FRAUD : THE MISAPPROPRIATION OF ASSETS


Ada banyak cara karyawan dapat melakukan penipuan, mereka melibatkan
dokumen palsu yang mengelabuhi pengendalian internal. Akuntan mungkin adalah
karyawan yang paling berharga karena mereka memiliki pemahaman tentang bagaimana
bisnis beroperasi dan bagaimana transaksi mengalir melalui sistem keuangan atau
operasi.
FRAUD SCHEMES AND THEIR SCHEMERS
Company Susceptibility to Fraud

Halaman | 11

Akuntansi Forensik & Audit Investigasi

Ada sejumlah skema yang karyawan dan pihak luar dapat digunakan untuk
melakukan penipuan, sehingga deteksi penipuan penting bagi sebagian besar organisasi.
Sering penyelewengan yang dilakukan oleh catatan palsu atau dokumen menyesatkan,
mungkin dibuat untuk menghindari kontrol internal. Auditor harus lebih skeptis juga
mempekerjakan prosedur forensik dalam audit mereka. Auditor internal dan eksternal
harus menuntut dukungan pembuktian untuk semua transaksi yang dipertanyakan. Bab
ini berisi jenis penyalahgunaan aset dan menjelaskan cara-cara untuk memerangi
penipuan tersebut.
Employee Fraudsters
Mereka yang terlibat dalam akuntansi forensik terus melakukan penelitian
terhadap karyawan pelaku penipuan. Salah satu kesulitan dalam mencoba memprediksi
tipe karyawan yang ternyata melakukan penipuan dengan peluang, dan rasionalisasi
memiliki persentase besar dari karyawan yang mampu melakukan beberapa jenis
penipuan.
TYPES OF MISAPPROPRIATIONS
Embezzlement
Penggelapan adalah penipuan uang atau properti secara sah dalam kepemilikan
seseorang yang akan digunakan pribadi oleh koruptor tersebut.
Cash and Check Schemes
Kas adalah target favorit penipu. Pelaku penipuan menggunakan cara yang menakjubkan
untuk merampas kas, seperti pencurian, skimming, pencurian cek masuk, atau kiting.
Pemisahan tugas, wajib liburan, dan rotasi tugas dapat membantu untuk mencegah
skema ini.
-

Larceny of Cash.
Pencurian Kas melibatkan kas yang tercatat pada buku-buku, seperti langsung
dari kasir atau kas kecil. Pencegahan dengan pemisahan tugas adalah penting

untuk menghentikan pencurian uang tunai.


Skimming.
Peluncuran. Skimming adalah teknik "off-book" untuk menghapus uang tunai
sebelum perusahaan mencatat penerimaan. Skema skimming dapat melibatkan
penjualan tercatat, pencurian cek masuk, dan bertukar cek uang tunai.
Pencegahan skimming dapat seperti penomoran, penerimaan berurutan dan

Halaman | 12

Akuntansi Forensik & Audit Investigasi

pelacakan setiap nomor yang hilang. Pengendalian internal yang kuat dan
-

pemisahan tugas adalah dua langkah-langkah penting pencegahan.


Swapping Checks for Cash.
Swapping Cek untuk Kas. Seseorang mungkin mengambil uang tunai, tetapi
meninggalkan cek pribadi dalam daftar atau kotak kas kecil untuk menutupi uang
yang diambil dalam kasus audit. Pelaku menghilangkan pemeriksaan sebelum
cek diuangkan sehingga setiap cek pribadi oleh kasir ditemukan di register yang

dapat menutupi pencurian.


Check Tampering.
Periksa Sabotase. Tidak semua cek gangguan terjadi ketika orang yang
dipercayakan untuk mengeluarkan cek memburuk. Banyak cek palsu atau
penerima palsu yang dibuat oleh orang lain di sebuah perusahaan yang

mendapatkan akses ke cek kosong.


Kiting.
Kiting melibatkan saldo dalam dua atau lebih rekening bank berdasarkan cek
ditarik terhadap rekening lainnya. Penyelidik forensik mendeteksi jenis skema
dengan mencari deposito dan cek dalam jumlah yang sama, deposito besar, dan /
atau waktu yang singkat antara deposito dan penarikan. Sebuah audit rekonsiliasi
bank adalah alat akuntansi yang penting; bank harus mengirimkan laporan bank

langsung ke fraud auditor.


Credit Card Refund and Cancellation Schemes.
Kredit Refund Card dan Skema Pembatalan. Penipuan pengembalian kartu kredit
merupakan rencana umum karyawan untuk mengalihkan pengembalian uang ke
rekening kartu kredit mereka sendiri. Penipu mengganti nomor kartu kredit
mereka sendiri pada slip pengembalian dana nasabah. Penyalahgunaan lain dari
transaksi kartu kredit terjadi ketika layanan pelanggan atau kasir karyawan
menandai sebenarnya penerimaan penjualan kartu kredit sebagai voided,
kemudian menarik tunai dari kas. Pencegahan penipuan ini memerlukan
ketekunan oleh pengawas dan pengendalian internal yang kuat untuk
pengeluaran kas. Bisnis yang menerima sejumlah transaksi besar kartu kredit
harus memerlukan persetujuan langsung dari penjualan voided.

Accounts Receivable Fraud


Akun skema piutang dapat termasuk piutang fiktif, pinjaman terhadap piutang, dan
postingan yang tidak tepat untuk piutang.
-

Lapping.
Lapping melibatkan pencatatan pembayaran rekening pelanggan beberapa waktu
setelah diterimanya pembayaran. Untuk menangkap skema ini, penyidik forensik

Halaman | 13

Akuntansi Forensik & Audit Investigasi

membandingkan pemeriksaan pada sampel slip setoran untuk detail dari


-

pelanggan yang terdaftar pada hari posting untuk piutang pelanggan.


Fictitious Receivables.
Piutang fiktif melibatkan penjualan palsu dengan piutang palsu, yang mungkin
akhirnya akan dihapuskan. Sebuah auditor forensik harus memperoleh bukti
keberadaan piutang dan penjualan, kemudian meneliti setiap tanggapan

pengecualian dari rekening konfirmasi piutang.


Borrowing Against Accounts Receivable.
Meminjam Terhadap Piutang. Dalam kasus penipuan tersebut, pelaku memasang
piutang

sebagai

jaminan

atas

pinjaman.

Langkah-langkah

audit

untuk

mengungkap pinjaman ilegal adalah memverifikasi account saldo pelanggan yang


belum membayar, meninjau piutang write-off, dan meninjau keluhan pelanggan
tentang pembayaran yang tidak tercatat atau penagihan yang berlebihan.
Inventory Fraud
-

Stealing Inventory.
Mencuri Persediaan. Karyawan dapat mencuri persediaan dan perlengkapan
untuk penggunaan pribadi atau menjual barang-barang yang dicuri ke orang luar
di pasar loak. Penyidik mencari beberapa bukti yang sama untuk vendor, harga
yang dikenakan yang lebih tinggi dari vendor lain, atau ketersediaan faktur hanya

difotokopi.
Short Shipments with Full Prices.
Pengiriman pendek dengan Harga Penuh. Penipuan oleh pengiriman singkat
persediaan / pengiriman parsial terjadi ketika pembayaran dilakukan secara
penuh untuk pihak luar. Dalam jenis lain dari skema pengiriman, setelah mereka
mengadakan persediaan pada harga penuh, aset tetap yang lebih kecil mungkin
dicuri langsung atau dikonversi ke penggunaan pribadi yang melanggar hukum.
Perusahaan harus mencegah pengiriman dengan menerapkan sistem pemisahan
tugas antara pembelian dan penerimaan atau pengiriman.

Accounts Payable Fraud


Penipuan akun hutang terjadi ketika korban ditagih atau membayar faktur palsu.
Karyawan dapat mengatur untuk membuat faktur palsu. Dalam kasus tersebut,
perusahaan perantara membayar faktur vendor sebelum melewati faktur untuk bisnis
korban. Perusahaan dapat mencegah akun penipuan hutang dengan mencocokkan
nomor faktur, tanggal, atau nilai-nilai; mencari jumlah bulat; mencari jumlah di bawah
jumlah persetujuan; mencari aktivitas volume faktur abnormal; waspada vendor dengan
nomor faktur berurutan; dan mencari di atas pembayaran rata-rata per penjual.

Halaman | 14

Akuntansi Forensik & Audit Investigasi

Fictitious Disbursements
-

Doctored Sales Figures.


Skema penjualan penipuan meliputi: penjualan tercatat, menciptakan penjualan
fiktif, dan harga padding untuk meningkatkan komisi. Berbagai teknik analisis
yang digunakan untuk mendeteksi angka palsu penjualan: analisis rasio, sampling

statistik, dan analisis horizontal dan vertikal dari akun penjualan.


Sham Payments.
Pembayaran Sham. Pelaku penipuan menciptakan account fiktif hutang.
pembayaran Sham melibatkan transaksi dan pencegahan akan membutuhkan
beberapa taktik tertentu tergantung pada apakah pembayaran adalah Vendor,

penuntut manfaat, pelanggan, atau karyawan.


Price Manipulations: Land Flipping, Pump and Dump, and Cybersmearing.
Sebuah flip yang melibatkan situasi di mana sebuah perusahaan memutuskan
untuk membeli tanah untuk proyek. Seseorang atau kelompok akan menemukan
tanah dan membelinya menggunakan nama atau perusahaan. Penipu kemudian
meningkatkan harga tanah sebelum menjualnya ke perusahaannya. Seorang
penyidik forensik harus selalu mempertanyakan lahan dengan membandingkan
dengan properti yang sama (comparables). langkah-langkah proaktif adalah kunci

untuk pertempuran cybersmears.


Money Laundering.
Pencucian uang adalah penggunaan teknik untuk mengambil uang yang berasal
dari satu sumber, menyembunyikan sumber itu, dan membuat dana yang tersedia
dapat digunakan tanpa menimbulkan hukum pembatasan atau hukuman. Akuntan

menggunakan analisis laba kotor untuk pencucian uang.


Bid Rigging.
Tawaran rigging. Bid rigging terjadi ketika vendor diberikan keuntungan yang tidak
adil dalam kompetisi terbuka untuk kontrak tertentu. Perusahaan harus
menerapkan kebijakan yang melarang penjual memberikan hadiah atau diskon
kepada karyawan yang terlibat dalam pengambilan keputusan kontrak. Kebijakan
harus secara eksplisit menyatakan oposisi terhadap suap dan persekongkolan
tender.

Walking the Walk of Fraud Detection Programs


Upaya untuk membuat program pencegahan penipuan tidak selalu mencegah kejahatan.
Namun, ada tindakan yang harus dipertimbangkan.
-

Business Policies.
Kebijakan bisnis. Banyak organisasi melihat kebijakan etika untuk mengatur ke
arah memotivasi perilaku positif serta mencegah yang negatif. Seringkali aturan

Halaman | 15

Akuntansi Forensik & Audit Investigasi

perilaku yang mungkin ditemukan di sebuah Handbook Karyawan atau dokumen


lainnya untuk konsumsi karyawan mencerminkan posisi perusahaan pada
-

penipuan.
Fraud and Company's Risk Assessment.
Penipuan dan Risk Assessment Perusahaan. Profil organisasi dari risiko bisnis
harus lengkap dan termasuk pertimbangan penipuan. Sistem yang tepat harus

ditempatkan untuk secara efektif mengelola risiko.


Proactive Is More Beneficial.
Proaktif Apakah Lebih Menguntungkan. Ada dua jenis utama dari penyelidikan
penipuan: reaktif dan proaktif. Reaktif mengacu investigasi setelah ada dugaan
penipuan. Proaktif investigasi preventif ketika ada alasan untuk tersangka

penipuan.
Company's Response to Risk.
Respon perusahaan untuk Risiko. Mendapatkan semua pihak mampu bekerja
sama untuk melawan penipuan untuk risiko pengendalian. Hal ini juga penting
untuk memiliki rencana yang memadai dan prosedur menangani penipuan yang

telah ditemukan.
Fraud and Security Policy.
Penipuan dan Kebijakan Keamanan. Cara lain akuntan forensik dapat membantu
dalam memerangi penipuan yaitu meninjau atau membantu untuk mengaudit

langkah-langkah keamanan perusahaan.


Staffing Role in Fraud Detection and Prevention.
Peran Staffing dalam Deteksi Fraud dan Pencegahan. Temukan staf berdasarkan
kerja praktek dapat melawan penipuan dan membantu memastikan bahwa jika
penipuan terdeteksi maka harus dilaporkan.
SOME FORENSIC TECHNIQUES AND TOOLS
Periksa spread, spread deposito, dan sebaran kartu kredit dapat digunakan untuk

melacak penipuan. Periksa pola acara kegiatan yang dapat mengumpulkan data untuk
metode kekayaan bersih. Deposit menyebar dengan penerimaan ke rekening giro,
menunjukkan pola kegiatan, dan mengumpulkan data untuk pengeluaran metode net.
Spread kartu kredit mungkin digunakan untuk hukum kartu kredit dan mencuri yang
menunjukkan di mana target dari waktu ke waktu.
Timeline analisis (TA) ujian rincian dari awal kegiatan fraud/penipuan sampai
ketakutan dari target dan membantu akuntan forensik berkomunikasi terkait peristiwa dan
meringkas penyelidikan. Jadwal penelusuran menunjukkan aliran dana dari satu sumber
ke sumber yang lain dan dapat membantu dalam kasus pencucian uang.

Halaman | 16

Akuntansi Forensik & Audit Investigasi

Link Analisis (LA) adalah bagian dari analisis jaringan yang menunjukkan
hubungan antara orang dan data. Hal itu memberikan hubungan penting antara banyak
objek dari berbagai jenis yang tidak jelas dari potongan data.
-

Invigilation.
Invigilation melibatkan catatan rinci sebelum dan setelah periode invigilation untuk
menentukan jumlah penipuan yang telah dilakukan. Selama periode invigilation,
kontrol yang ketat diberlakukan sehingga bahwa penipuan ini hampir tidak
mungkin. Kerugian dari sebelum, sesudah, dan periode invigilation kemudian

dibandingkan dengan mengukur sejauh mana penipuan.


Genogram.
Sebuah genogram adalah tampilan bergambar hubungan pribadi di antara pihakpihak terkait atau tidak terkait. Simbol dan garis digunakan untuk memetakan
semua orang dekat dengan tersangka. Genograms dapat menyebabkan
menentukan motif dari kejahatan atau mereka dapat memberikan bukti bahwa
orang tersebut tidak memiliki keterlibatan langsung dalam penipuan. Sebuah
genogram bisa berguna di mana ada konspirasi yang melibatkan vendor atau

vendor palsu.
Proof of Cash.
Bukti Kas. Prosedur ini lebih rinci dan luas daripada rekonsiliasi bank, dapat
digunakan untuk memverifikasi rekening kas pada buku-buku yang sesuai dengan

transaksi kas yang dicatat oleh bank.


Entity Charts.
Charts entitas. grafik entitas menunjukkan entitas dan pemilik dengan hubungan
antara mereka. Grafik dapat menunjukkan bagaimana pendapatan dan aset
dialihkan, khususnya di kalangan pihak yang tampaknya tidak berhubungan

dengan entitas.
Full-and-False Inclusion Tests.
Tes Inklusi penuh dan False. Tes ini digunakan untuk memastikan dengan tepat
data yang diselidiki, sehingga tidak ada data yang dikecualikan dan tidak ada data
yang asing disertakan. Mereka dapat membantu dalam temuan aktiva
tersembunyi.

Halaman | 17

You might also like