Professional Documents
Culture Documents
PE N DAH U LUAN
A. Latar Belakang.
Pada Sistim Kesehatan Nasional ( SKN ) disebutkan pada tahun 2000 jumlah
penderita dengan gangguan jiwa ( psikosis ) dapat dipertahankan pada ratio 1 3
tiap seribu penduduk ( Depkes RI, 1984, 39 ) sedangkan gangguan jiwa akibat
tekanan hidup, ketergantungan obat dan alkohol, kenakalan remaja, penyimpangan
perilaku manusia dan akibat urbanisasi akan meningkat pula. Untuk mencapai target
tersebut, seorang perawat sebagai salah satu anggota tim kesehatan jiwa harus
meningkatkan usaha dan peranannya melalui jalur pelayanan keperawatan jiwa yang
mencakup upaya peningkatan, pencegahan, penyembuhan dan pemulihan didalam
memberikan perawatan komprehensif.
Halusinasi adalah gangguan persepsi panca indra, tanpa adanya rangsangan
dari luar yang meliputi semua sistem pengindraan dan terjadai pada saat kesadaran
individu yang penuh atau baik ( Fortinash, 1991 )
Individu yang mengalami halusinasi seringkali beranggapan sumber atau
penyebab halusinasi berasal dari lingkungannya, padahal rangsangan primer pada
halusinasi adalah kebutuhan perlindungan diri secara psikologik terhadap kejadian
traumatik sehubungan dengan rasa bersalah, rasa sepi, marah, rasa takut ditinggalkan
orang yang dicintai, tidak dapat mengendalikan ego, pikiran dan perasannya sendiri.
Secara umum dikatakan segala sesuatu yang mengancam harga diri dan keutuhan
keluarga merupakan penyebab halusinasi.
Halusinasi dapat menyebabkan perilaku merusak diri, perilaku buinuh diri,
perilaku curiga dan bermusuhan, menarik diri dan kekuatan.
B. Batasan Masalah.
Dalam penyusunan laporan ini penyususn membatasi hanya pada
Asuhan Keperawatan Ny W dengan gangguan persepsi sensori : halusinasi
pendengaran di Ruang Anyelir RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang yang
dilaksanakan mulai tanggal 28 Maret 2005 s/d 9 April 2005
C. Tujuan Penulisan.
1. Tujuan Umum.
Setelah melakukan klinik keperawatan di RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat
Lawang, mahasiswa diharapkan mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada
klien dengan gangguan mental psikiatri dengan menggunakan pendekatan proses
keperawatan.
2. Tujuan Khusus.
Mahasiswa mampu :
a. Mengkaji status keperawatan dan mengidentifikasikan klien dengan
Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi Pendengaran.
b. Menganalisa data dan merumuskan diagnosa keperawatan klien dengan
Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi Pendengaran.
c. Membuat rencana tindakan keperawatan pada klien dengan Gangguan
Persepsi Sensori : Halusinasi Pendengaran.
d. Mampu melaksnakan tindakan keperawatan.
e. Mengevaluasi hasil tindakan yang telah diberikan.
D. Metode Penulisan.
1. Deskriptif, yaitu suatu metode yang sifatnya memberikan gambaran tentang klien
Schizofrenia Simplex dengan Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi
Pendengaran.
2. Study kepustakaan, yaitu mengumpulkan buku-buku yang berhubungan dengan
kasus, kemusian membahasnya secara ilmiah sehingga diperoleh keterangan
sesuai dengan kasus yang ada.
3.
Study kasus yaitu pengamatan kasus pada klien Schizofrenia Simplex dengan
Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi Pendengaran sehingga dapat mengkaji
masalah, menentukan masalah, merencanakan tidakan keperawatan dan
melakukan evaluasi.
E. Sistematika Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN.
A. Latar belakang
B. Batasan maslaah
C. Tujuan penulisan
D. Metode penulsan
E. Sistematika penulisan
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar
B. Proses Keperawatan
C. Laporan pendahuluan
D. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
BAB III : TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
B. Analisa data
C. Rencana tindakan keperawatan
D. Catatan perkembangan
BAB IV : PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran.
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar.
1. Pengertian Persepsi Halusinasi.
Gangguan persepsi adalah suatu keadaan atau gangguan pada seseorang
untuk mengenal barang, kwalitas atau hubungan serta perbedaan antara lain hal
ini melalui proses mengamati , mengetahui dan mengartikan setelah panca
inderanya mendapat rangsangan. Persepsi dapat terganggu oleh gangguan otak
( keracunan, halusinogenik ) gangguan jiwa ( emosi tertentu dapat
mengakibatkan ilusi, psikosis dapat mengakibatkan halusinasi ) atau pengaruh
sosial budaya.
Halusinasi adalah penyerapan tanpa ada rangsangan apapun dari panca
indera klien yang terjadi dalam keadaan sadar atau bangun. Keyakinan tentang
halusinasi adalah sejauh mana klien itu yakin bahwa halusinasinya merupakan
kejadian yang benar, umpamanya hal itu benar, ragu-ragu atau yakin sekali
bahwa hal itu benar adanya. Halusinasi dapat timbul pada schizofrenia dan
psikofungsi orang yang lain, pada sindroma organik epilepsi (sebagai aura),
heurosahisterik, intolsikasi atrofin atau kecubung, zat halusinogenik dari pada
depresi sensorik.
2. Macam-macam halusinasi.
a) Halusinasi pendengaran ( akustik auditorik )
Misal : suara manusia, hewan, mesin, kejadian alamiah, musik, padahal tidak
ada sumbernya
b) Halusinasi penglihatan (visual optik)
Misal : melihat sesuatu tak bersinar atau berbentuk (orang, binatang atau
barang lain yang dikenalnya berwarna atau tidak) padahal tidak ada
c) Halusinasi penciuman (alfaktorik)
Misal : individu mengatakan mencium bau-bauan seperti bau bunga, bau
mayat dll padahal tidak ada
c. Faktor perilaku
Respon klien terhadap halusinasi dapat berupa curiga, perasaan tidak aman,
gelisah, bingung, ketakutan, perilaku merusak diri, kurang perhatian, tidak
mampu mengambil keputusan, bicara inkoheren, bicara sendiri, tidak mampu
membedakan nyata dan tidak nyata.
d. Koping
Injeksi merupakan koping yang umum dipakai untuk mengurangi perasaan
cemas.
e. Proses terjadinya halusinasi.
Halusinasi berkembang melalui 4 fase :
Fase pertama.
Klien mengalami kecemasan, stress, perasaan yang terpisah, mungkin
klien melamun atau menfokuskan pikirannya yang menyenangkan untuk
menghindarkan kecemasan dan stress. Hal untuk menolong klien
sementara, klien masih dapat mengambil kesadaran dan mengenal
pikirannya namun intensitas persepsi meningkat.
Fase kedua.
Kecemasan yang berhubungan dengan pengalaman internal dan eksternal,
klien berada dalam tingkat listening pada halusinasi pemikiran
internal menjadi menonjol, gambaran suara dan sensasi halusinasi bisa
berupa bisikan yang kurang jelas, klien takut bila orang lain mendengar
dan klien tidak mau mengontrolnya. Klien membuat jarak antara individu
atau dirinya dengan halusinasi dan mempromosikan seolah-olah
halusinasi datang dari orang lain.
Fase ketiga.
Halusinasi lebih menonjol, menguasai dan mengontrol klien menjadi
terbiasa dan tidak percaya pada haluisnasi memebri kesenangan dan rasa
aman yang bersifat sementara.
Fase keempat.
Klien merasa terpaku dan tidak berdaya meluaskan diri dari kontrol dan
halusiansinya. Halusinasi yang sebelumnya menyenangkan berubah
menjadi mengancam, meemrintah dan memarahi. Klien mungkin berada
C. Proses Keperawatan.
Pemberian
asuhan
keperawatan
merupakan
proses
terapiutik
yang
melibatkan hubungan sama antara perawat dengan klien, keluarga atau masyarakat.
Untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal ( Capernito 1989 dikutip oleh
Keliat, 1991 )
Perawat memerlukan merode ilmiah dalam melakukan proses terapiutik
tersebut, penggunaan proses keperawatan, menyelesaikan masalah keperawatan klien
atau memenuhi kebutuhan klien secara ilmiah, logis, sistematis dan terorganisasi.
Proses keperawatan bertujuan untuk memberikan asuhan keperawatan
sesuai dengan kebutuhan dan masalah klien. Dan menggunakan proses keperawatan
perawat dapat terhindar dari tindakan keperawatan rutin, intuisi, tidak unik bagi
individu, peroses keperawatan mempunyai ciri dinamis, siklik, sering bergantung,
luwes dan terbuka. Proses keperawatan merupakan semua atau wahana kerjasama
perawat dengan klien, namun pada proses sampai akhir diharapkan peran klien lebih
besar dari peran perawat sehingga kemandirian klien dapat tercpai.
1. Pengkajian Data
Pengkajian data merupakan tahap awal dan dasar dari proses keperawatan
yang bertujuan untuk mengumpulkan data
masalah dengan data yang dikumpulkan meliputi data biologis, psikologis, sosial
dan spiritual. Pengelompompokan data apda pengkajian kesehatan jiwa dapat
pula berupa proses atau faktor predisposisi, faktor predisposisi penilaian terhadpa
stresor, sumber koping dan kemampuan koping yang memiliki klien ( Stuart and
Sundeen, 1995 ).
Isi pengkajian meliputi identitas klien, keluhan utama atau alasan masuk.
Faktor predisposisi, aspek fisik dan atau biologis, aspek fisik dan atau biologis,
10
11
12
13
LAPORAN PENDAHULUAN
I.
Masalah Utama
Perubahan sensori persepsi : halusinasi pendengaran
Ketakutan
TD meningkat
14
c. Penyebab
-
Gangguan psikologis
d. Akibat
-
Efect
Core problem
Etiologi
15
DO :
DO :
Duduk menyendiri
Tampak melamun
DO :
16
1. Resiko menciderai diri sendiri dan orang lain b/d halusinasi dengar
2. Perubahan sensori persepsi (halusinasi dengar) b/d menarik diri
3. Isolasi sosial (MD) b/d HDR
V. Rencana Tindakan Keperawatan
Dx I
: resti menciderai diri sendiri dan orang lain b/d halusinasi dengar
TUM
TUK :
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya
2. Klien dapat mengenal halusinasinya
3. Klien dapat mengontrol halusinasinya
4. Klien dapat dukungan dari keluarga dalam mengontrol halusinasinya
5. Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik
TUK 1
Klien dapat membina hubungan saling percaya.
Kriteria evaluasi :
-
Intervensi :
1. Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal
2. Perkenalkan diri dengan sopan
3. Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai
4. Jelaskan tujuan pertemuan
5. Jujur dan menepati janji
6. Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya
17
Intervensi
1. Adakan kontak sering dan singkat secara bertahap
2. Observasi tingkah laku klien terkait dengan halusinasinya (Bicara dan tertawa
tanpa stimulus, memandang kekiri / kanan / kedepan seolah ada teman
bicara )
3. Bantu klien mengenal halusinasinya
-
Jika
Waktu ada frekuensi terjadinya halusinasi (pagi, siang, sore dan malam /
jika sedih, jengkel / sendiri )
18
Katakan Saya tidak mau dengar kamu (pada saat halusinasi terjadi)
4. Bantu klien memilih dan melatih cara memutus halusinasi secara bertahap
5. Beri kesempatan untuk melakukan cara yang telah dilatih, evaluasi hasilnya
dan beri pujian jika berhasil
6. Anjurkan klien mengikuti terapi aktivitas kelompok, orientasi realita,
simulasi persepsi
TUK 4 :
Klien dapat dukungan dari keluarga jika terjadi halusinasinya
Kriteria evaluasi :
- Keluarga dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat
- Keluarga dapat menyebutkan pengertian, tanda dan tindakan untuk
mengendalikan halusinasi
Intervensi :
1. Anjurkan klien untuk memberitahu keluarga jika terjadi halusinasi
19
2. Diskusikan dengan keluarga ( pada saat keluarga berkunjung atau pada saat
kunjungan rumah )
-
Cara yang dapat dilakukan klien dan keluarga untuk memutus halusinasi
TUK 5 :
Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik
Kriteria evaluasi :
- Klien dan keluarga dapat menyebutkan manfaat obat, dosis dan efek samping
obat
- Klien dapat mendemonstrasikan penggunaan obat dengan benar
- Klien dapat informasi tentang manfaat dan efek samping obat
- Klien memahami akibat berhentinya obat tanpa konsultasi
- Klien dapat menyebutkan prinsip lima benar penggunaan obat
Intervensi :
1. Diskusikan dengan klien dan keluarga tentang dosis, frekuensi dan manfaat
obat
2. Anjurkan klien minta sendiri obat pada perawat dan merasakan manfaatnya
3. Anjurkan klien bicara dengan dokter tentang manfaat dan efek samping obat
yang dirasakan
4. Diskusikan akibat berhenti obat tanpa konsultasi
5. Bantu klien menggunakan obat dengan prinsip 5 tepat
20
2. Diagnosa Keperawatan
Resiko menciderai diri sendiri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan
gangguan persepsi sensori (halusinasi dengar)
3. Tujuan Khusus
TUK I : Klien dapat membina hubungan saling percaya
TUK II : Klien dapat mengenali halusinasinya
4. Tindakan Keperawatan
a. Bina hubungan saling percaya
b. Bantu klien mengenal halusinasinya
B. Strategi Komunikasi dalam Melaksanakan Tindakan Keperawatan
1. Orientasi
21
1) Salam terapiutik
Selamat pagi bu.! Perkenalkan nama saya Umi Fatimah, saya biasa
dipanggil Umi. Saya akan merawat ibu selama 2 minggu ini. nama ibu siapa
. ? dan lebih suka dipanggil apa ?
2) Evaluasi / validasi
Bu, siapa yang mengantarkan ibu kesini ? apa yang terjadi sampai ibu
ada disini . ? bagaimana kok sampai begitu ?
3) Kontrak
Topik
: Bagaimana kalau kita ngomong-nomong tentang suara bisikanbisikan yang ibu dengar ?
Waktu
pada
pertemuan
22
selanjutnya
bagaimana
kalau
kita
2. Diagnosa Keperawatan
Resiko menciderai diri sendiri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan
gangguan persepsi sensori (halusinasi dengar)
3. Tujuan Khusus
TUK III : Klien dapat mengendalikan halusinasinya
4. Tindakan Keperawatan
1) Identifikasi bersama klien cara tindakan yang dilakukan jika terjadi
halusinasi ( tidur, marah, menyibukkan diri, dll )
2) Diskusikan manfaat dan cara yang digunakan klien, jika bermanfaat berikan
pujian
3) Diskusikan cara baru untuk memutus / mengontrol timbulnya halusinasi
-
Katakan Saya tidak mau dengar kamu (pada saat halusinasi terjadi)
23
4) Bantu klien memilih dan melatih cara memutus halusinasi secara bertahap
5) Beri kesempatan untuk melakukan cara yang telah dilatih, evaluasi hasilnya
dan beri pujian jika berhasil
6) Anjurkan klien mengikuti terapi aktivitas kelompok, orientasi realita,
simulasi persepsi
B. Strategi Komunikasi dalam Melaksanakan Tindakan Keperawatan
1. Orientasi
1) Salam terapiutik
Selamat pagi bu, apakah masih ingat dengan suara ? bagaimana perasaan
ibu ?
2) Evaluasi / validasi
Bagaimana bu, masih mendengar suara-suara itu ?
3) Kontrak
Topik
Waktu
Tempat : Lalu bagaimana dengan tempatnya, apakah menurut ibu tempat ini
nyaman, atau ibu punya pendapat lain ?
2. Fase Kerja
1) Apa ibu bisa memberi contoh, tindakan yang ibu lakukan untuk mengusir
suara-suara itu
2) Apakah cara itu bisam mebantu ibu mengusir suara-suara itu ?
3) Kita akan belajar cara baru untuk mengusir suara-suara itu, caranya dengan
mengusirnya, mencari kesibukan, berdzikir, sekarang kita coba cara pertama
ibu bilang tidak !, pergi kamu !, saya tidak ingin bicara dengan kamu !
24
Waktu
25
2. Diagnosa Keperawatan
Resiko menciderai diri sendiri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan
gangguan persepsi sensori (halusinasi dengar)
3. Tujuan Khusus
Klien dapat menggunakan obat dengan benar
4. Tindakan Keperawatan
1) Diskusikan dengan klien dan keluarga tentang dosis, frekuensi dan manfaat
obat
2) Anjurkan klien minta sendiri obat pada perawat dan merasakan manfaatnya
3) Anjurkan klien bicara dengan dokter tentang manfaat dan efek samping obat
yang dirasakan
4) Diskusikan akibat berhenti obat tanpa konsultasi
5) Bantu klien menggunakan obat dengan prinsip 5 tepat
26
Waktu
27
2) Tindak lanjut klien (apa yang perlu dilatih klien sesuai dengan hasil tindakan
yang telah dilakukan).
Semua obat yang diberikan harus ibu minum, tidak ada yang dibuang biar
otak ibu kuat saat dibuat berfikir
Nanti kalau waktunya minum obat ibu bisa minta sendiri pada
perawat
Waktu
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN
I.
II.
Ruang rawat
: Anyelir
: 11-6-1977
No CM
: 33261
Tanggal Pengkajian
Identitas Klien
Nama
: Ny W
Jenis kelamin
: Perempuan
Umur
: 52 tahun
Agama
: Islam
Pendidikan
: SMA
Alamat
Dx Medis
Sumber infromasi
: klien
Alasan Masuk
a. Menurut klien
28
III.
Faktor Predisposisi
1. Riwayat gangguan jiwa masa lalu
Sebelumnya klien belumm pernah mengalami gangguan jiwa. Sehingga klien
pertama kali ini dirawat di RSJ Lawang dan mengalami gangguan jiwa.
2. Pengobatan sebelumnya
Klien tidak mempunyai riwayat pengobatan gangguan jiwa sebelumnya
3. Trauma
a. Klien mengatakan pernah mengalami aniaya fisik. Klien pernah pacaran
dengan Yn S dan pacarnya dulu sering memukulnya.
b. Klien juga mengatakan dulu ketika pacaran, klien pernah dipaksa oleh
pacarnya untuk melakukan hubungan seksual.
Masalah keperawatan :
-
29
Klien
mengatakan
dulu
sering
mengalami
pengalaman
yang
tidak
menyenangkan. di keluarga, klien merasa sedih, marah dan iri karena adik
perempuannya menikah lebih dulu. Klien merasa didahului (dilangkahi, menurut
bahasa jawa) oleh adik perempuannya. Sedangkan dalam ebrcinta, klein
ditinggal oleh pacarnya setelah mereka berhubungan seks, sehingga sampai
klien emngalami gangguan jiwa, klien belum menikah.
Masalah keperawatan : sindroma trauma perkosaan
IV.
Pemeriksaan Fisik
1. Tanda vital
TD
: 130/70 mmHg
: 88 x/menit
: 365 0C
RR
: 18 x/menit
2. Ukuran
Berat badan (BB)
: 63 kg
: 160 cm
3. Keluhan fisik
Klien mengatakan tidak ada keluhan pada tubuhnya.
Klien mengatakan bahwa tubuhnya sehat
Masalah keperawatan : V.
Psikososial
1. Genogram
Keterangan :
: Laki-laki meninggal
: Laki-laki
: Perempuan
: Klien
: Tinggal serumah
: Orang terdekat dengan klien
30
: Cerai
Penjelasan :
Klien merupakan anak pertama dari 5 bersaduara. Klien tinggal bersama dengan
kedua orang tuanya dan keempatsaudaranya. Saudaranya yang ke-5 sudah
meninggal karena sakit kolera.
Sebelum di RS
Klien ingin menikah dengan pacarnya, si A dan dapat hidup bahagia
serta mempunyai 2 anak.
Setelah di RS
Klien mengatakan ingin cepat pulang
e. Harga diri
31
Klien merasa dirinya sudah ditinggal oleh pacarnya si H dan 2 tahun lagi
akan menikah dengan pacar barunya si A. klien kadang-kadang menyendiri
dan tidak mau bergaul dengan temannya.
Masalah keperawatan :
-
3. Hubungan sosial
a. Orang yang paling berarti
Menurut klien orang yang berarti dalam hidupnya adalah pacarnya Tn A.
klien membenci adik perempuannya karena menikah lebih dulu.
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok
Di RSJ Lawang, klien sering diikutkan pada kegiatan rehabilitasi. Tetapi di
R. Rehabilitasi, klien malas melakukan pekerjaan. Tetapi diruangan Anyelir
klien rajin menyapu.
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Klien orangnya agak pendiam. Klien jarang terlihat berkomunikasi dengan
temannya atau dengan perawat
Masalah keperawatan :
-
Isolasi sosial
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan
Klien mengatakan bahwa dirinya beragama Islam
b. Kegiatan ibadah
Menurut klien, ketika dirumah ia rajin sholat 5 waktu dan puasa. Ketika di
RSJ klien tidak pernah ibadah.
Tapi jika suara-suara itu muncul, ketika disuruh puasa maka klien akan
puasa dan jika disuruh makan klien akan makan
Masalah keperawatan : distres spiritual
32
VI.
Status Mental
1. Penampilan
Penampilan klienr api, rambut dipotong pendek, cara berpakaian sudah sesuai,
mandi 2 x/hari, makan 3 x/hari, seetlah amndi klien kadang memakai bedak,
pakai lipstik, dan rambut disisir. Klien tidak memakai perhiasan. Rambut penuh
ketombe dan kutu karena keramas 1x/minggu.
Masalah keperawatan : sindroma defisit perawatan diri (mandi.
2. Pembicaraan
Klien berbicara pelan dan keras. Klien sering bicara sendiri dan tertawa sendiri.
Jika diajak berkomuniaksi, klien sering mengulang katanya dan kadang
berbicara sendiri dan tidak menghiraukan yang emngajak bicara. Jika sedang
bingung / suara-suaram uncul, klien sering marah-marah dan membentak orang
lain
Masalah keperawatan : kerusakan komunikasi verbal
3. Aktivitas motorik
Wajah klien gelisah. Klien sering mondar-mandir sendiri, tertawa dan berbicara
sendiri. Klien amu emmbantu mencuci piring, menyapu dan mengambil
makanan di dapur RSJ, badan klien tidak tremor.
Masalah keperawatan : 4. Afek dan emosi
a. Afek klien labil. Jika sedang bingung maka klien menyendiri dan jika
didekati maka klien marah-marah. Klien sering tertawa sendiri.
Masalah keperawatan : kerusakan komunikasi verbal
b. Emosi kliens edang sedih. Karena merasa ruangannya gelap dan merasa
sumpek.
Masalah keperawatan :
-
Ansietas
Ketakutan
Keputusasaan
33
34
Makan
Klien tidak memerlukan bantuan saat makan, klien selalu makan bersama
teman-temannya. Makan 3x/hari. Klien selalu menghabiskan makanan
yang diberikan. Minum dari tempat minum yang telah disediakan.
b.
Perawatan kesehatan
Jika disuruh, klien mau menggosok gigi di waktu mandi. Setiap pagi klien
juga mau jika diajak senam.
c.
Pakaian
Klien ganti pakaian 1x/hari tapi kalau sedang malas kadang ganti pakaian
1x/2 hari
Masalah keperawatan : -
Mandi
Klien mandi 3x/hari. Klien mandi sendiri dan tanpa disuruh
35
Makan
Klien makan 3x/hari dan dapat makans endiri
BAK
Klien BAK 4x/hari dan BAK di kamar mandi
BAB
BAB 1x/hari dan dapat BAB di kamar mandi
Ganti pakaian
Klien ganti pakaian 1x/hari tapi kalau sedang malas, klien ganti pakaian
1x dalam 2 hari
Masalah keperawatan : -
b. Nutrisi
Kebutuhan nutrisi klien cukup, makanan yang disajikan selalyu dihabiskan,
klien makan ebrsama teman-temannya. Makan 3x/hari. Nafsu makan bisabiasa
Masalah keperawatan : c. Tidur
Klien senang tidur. Klien selalu tidur sesuai jadwal di RSJ dan tidak pernah
keluyuran di waktu tidur.
Tidur siang dimulai jam 12.00 tidur malam dimulai jam 19.00
Masalah keperawatan : 3. Kemampuan klien dalam hal-hal ebrikut ini
Klien teratur minum obat setiap hari
Masalah keperawatan : 4. Sistem pendukung
Klien memiliki sistem pendukung yaitu petugas ruangan
5. Apakah klien menikmati saat bekerja, kegiatan produktif atau hobi
Klien mengatakan senang berada di RSJ dan menikmati pekerjaan di RSJ.
Masalah keperawatan : VIII.
Mekanisme Koping
1. Adaptif
36
Klien kooperaatif, mau melakukan aktifitas seperti senam pagi dan klien mau
mengungkapkan perasaannya pada perawat
2. Maladaptif
Kalau sedang bingung, klien sering marah-marah
Masalah keperawatan : koping individu inefektif
IX.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
X.
37
Klien mengetahui tentang dosis dan frekuensi obat yang diminumnya tapi tidak
mengetahui manfaat dan nama obat yang diminumnya.
Masalah keperawatan : kurang pengetahuan
XI.
Aspek Medis
Terapi medik :
Chlorpromazine (CPZ) 2 x 200 mg 1 - 0 - 1
Ccarbomazepine (KBZ) 2 x 100 1 - 0 - 1
XII.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
38
XIII.
Pohon Masalah
Resiko menciderai diri sendiri, Efect
orang lain dan lingkungan
Perubahan
sensori
persepsi
: Core problem
halusiansi dengar
Etiologi
Diagnosa Keperawatan
1.
2.
3.
B. ANALISA DATA
NO
DATA
DS :
MASALAH
Resiko tinggi menciderai
DO :
dan lingkungan
- Klien menyendiri
- Jika didekati maka klien marah-marah
Peruabhanpesepsi sensori :
halusiansi dengar
DS
39
NO
DATA
DO :
MASALAH
bingung
langsung
tidur
dengan
40
: Ny S
Jenis Kelamin
:P
Ruang
: Mawar
No
1.
30/03
Diagnosa
Keperawatan
Risiko tinggi
Tujuan
Tujuan Umum :
2005
menciderai diri
Klien
mengendalikan
dan lingkungan
diri
berhubungan
klien
dengan halusinasi
menciderai diri
dengar.
sendiri,
Tgl
Rasional
mampu
sehingga
tidak
orang
lain
dan
lingkungan.
Tujuan Khusus:
1.
Klien
dapat
bersahabat,
membina
menunjukkan
hubungan
rasa
senang,
1.1.1 Bina
hubungan Hubungan
saling percaya.
-
percaya
dasar
saling
merupakan
terjadinya
No
Tgl
Diagnosa
Keperawatan
Tujuan
saling
percaya.
mau
berjabat tangan,
mau
Perkenalkan
diri
dengan sopan
-
Tanyakan
nama
nama,
nama
menjawab
salam,
panggilan
duduk
Jelaskan
tujuan
interaksi
berdampingan
dengan perawat,
klien
mau
Tunjukkan
sikap
mengutarakan
empati
masalah
menerima klien pa
yang
dihadapi.
dan
adanya.
-
Beri
pada
perhatian
klien
perhatikan
42
komunikasi terapeutik
antara
klien
menyebutkan
mau
Rasional
dan
perawat
dan
No
Tgl
Diagnosa
Keperawatan
Tujuan
2.
Klien
dapat
2.1.1 Adakan
Rasional
kontak
dapat
menyebutkan
mengenal
waktu,
secara bertahap
halusinasinya
frekuensi
5 menit/jam
sehingga
timbulnya
10 menit/jam
mengurangi frekuensi
halusinasi.
15 menit/jam
halusinasi.
isi,
kosong
2.1.2 Observasi
tingkah
laku
terkait
klien
dengan
halusinasinya bicara
dan
tertawa
tanpa
stimulus
2.1.3 Bantu
klien
mengenal
halusinasinya
a.Jika
43
menemukan
bagi
waktu
klien
dapat
No
Tgl
Diagnosa
Keperawatan
Tujuan
ada
suara
yang didengar
b. Jika
klien
menjawab
ada
bahwa
perawat
percaya
klien
suara
mendengar
itu
perawat
itu
mendengar
nada
namun
tidak
dengan
bersahabat
tanpa menuduh.
d. Katakan
bahwa
44
Rasional
No
Tgl
Diagnosa
Keperawatan
Tujuan
Rasional
Diskusikan dengan
Peran serta aktif klien
klien :
a.Situasi
yang
sangat
menentukan
menimbulkan
efektifitas
halusinasi
keperawatan
b. Waktu
terjadinya
halusinasi
frekuensinya
tindakan
yang
dilakukan
dan
(pagi,
dapat 2.2.1
mengungkap-
45
Diskusikan
dengan klien apa yang Upaya untuk memtus
No
Tgl
Diagnosa
Keperawatan
Tujuan
Rasional
halusinasinya
perlu
terhadap
halusinasi
halusinasinya
sendiri
agar
beri
halusinasinya
tidak
kesempatan
mengungkapkan
berlanjut.
perasaannya.
3. Klien
dapat 3.1
Klien
3.1.1
Identifikasi
mengontrol
dapat
halusinasinya
menyebutkan
tindakan
tindakan yang
merupakan
biasanya
halusinasi.
mengatasi halusinasi.
yang
dilakukan
yang
biasanya
upaya
dilakukan
untuk
mengendalikan
halusinasinya.
3.2.1
3.2
Klien
46
Diskusikan
baru
cara
memutus/ Dengan
halusinasi
No
Tgl
Diagnosa
Keperawatan
Tujuan
Rasional
yang terkontrol oleh
menyebutkan
timbulnya
klien
cara baru.
halusinasinya.
a.Katakan
saya
saat
halusinasi terjadi)
b. Menemui orang
lain
entah
itu
teman,
perawat,
untuk
bercakap-
cakap mengatakan
halusinasi
yang
didengar.
c.Membuat
jadwal
kegiatan
sehari-
47
sempat
terjadi.
maka
resiko
No
Tgl
Diagnosa
Keperawatan
Tujuan
Rasional
d. Meminta
keluarga/
perawat
jika
teman/
menyapa
tampak
berbicara sendiri.
3.3.1
3.3
Bantu
klien
Klien
dapat memilih
cara
mengatasi
halusinasi
halusinasi
bertahap.
seperti
memutus
secara
yang
memutus
peningkatan
harga diri
telah
didiskusikan.
3.4.1
3.4
Klien
dapat
Beri
untuk
cara
48
kesempatan
melakukan Dapat meningkatkan
yang
telah
harga diri klien
No
Tgl
Diagnosa
Keperawatan
Tujuan
hasilnya
dipilih
untuk
dan
Rasional
beri
mengendalikan
halusinasinya.
3.5.1
Anjurkan klien
mengikuti
3.5
Klien
aktivitas kelompok,
melupakan
dapat
orientasi
halusinasinya
mengikuti
stimulasi persepsi.
realita,
terapi aktivitas
5. Klien
dapat
kelompok.
memanfaat
kan
obat
dengan baik.
5.1
Klien
dapat
5.1.1
Anjurkan
klien
mendemostrasi
kan
penggunaan
49
5.2.1 Anjurkan
klien
No
Tgl
Diagnosa
Keperawatan
Tujuan
Klien
yang dirasakan.
dapat
tergantung
informasi
perawat
tentang
5.3.1 Diskusikan
manfaat
dan
efek samping
akibat Dengan
konsultasi
berhenti minum obat
klien dapat mengetahui
tanpa konsultasi.
manfaat dari obat-obat
obat.
5.3
yang diberikan
Klien
memahami
Dengan mengetahui 5
5.4.1 Bantu
akibat berhenti
menggunakan
minum
dengan
obat
tanpa
benar.
konsultasi.
5.4
pada
Klien
50
klien
benar
obat
untuk teliti
prinsip
melatih
klien
No
Tgl
Diagnosa
Keperawatan
Tujuan
51
Rasional
D. IMPLEMENTASI
Nama
: Ny S
Jenis Kelamin
:P
Ruang
: Mawar
Tanggal No Dx
Tindakan keperawatan
30/08
I
TUK I
2004
Evaluasi
Bina
S:
hubungan
klien
klien
mbak
siapa dan
Menjelaskan tujuan
c.
tentang
kejadian dirumah
d.
Membuat kontrak
dibangku
sosong
itu ?
52
klien
Tanggal No Dx
Tindakan keperawatan
Mbak ingin berapa lama
Evaluasi
Dorong
dan
kesempatan
untuk
pada
klien
bayangan
mengungkapkan
masalahnya
hitam
yang
dan
memeluksaya
O:
a. Klien
memperhatikan
menatap
lawan
bicara
c. Klien tersenyum
A:
Masalah teratasi sebagian
P:
Pertahankan TUK I,
lanjutkan TUK II
TUK II
Klien
dapat
mengenali
53
S:
Tanggal No Dx
Tindakan keperawatan
halusinasinya
Evaluasi
a. Nggak ada apa-apa
mbak
klien
untuk b.
mengenal halusinasinya
itu
datang
lagi ?
c. Mendiskusikan
tapi
frekuensi
mbak
terjadinya
sekarang
jawang
halusinasi
Kapan mbak melihat
bayangan
itu
apakah
masih sering ?
d. Mendiskusikan
klien
jika
melihat
marah
halusinasinya
Apa yang mas rasakan
bila
bayangan
itu
muncul ?
O:
a.
Wajah
klien
tampak
serius
b.
A:
Masalah teratasi sebagian
P:
54
Tanggal No Dx
Tindakan keperawatan
Evaluasi
Pertahankan TUK I dan II
lanjutkan TUK III
TUK III
Klien
dapat
mengontrol
emosinya
S:
a. Mengidentifikasi bersama a.
klien
tindakan
yang
Saya
berusaha
menyuruhnya pergi
dengan b.
Gitu ta mbak
klien
untuk
mengendalikan
halusinasinya itu
Bagaimana kalau mulai
hari
ini
mbak
bercakap-cakap
sering
dengan
kami / perawat
c. Bersama
merencanakan
untuk
klien c.
kegiatan
mencegah
halusinasinya
55
Tanggal No Dx
Tindakan keperawatan
Bagaimana kalau besok
Evaluasi
pujian
mampu
jika
klien
mengendalikan
emosinya
Bagus, sekarang mbak
sudah
mulai
bisa
mengendalikan
jika
klien
tampak
tegang
b. Klien tampak tersenyum
A:
Masalah teratasi sebagian
P:
Pertahankan TUK I, II, III
lanjutkan TUK IV
TUK IV
Klien dapat menggunakan obat
dengan
benar
untuk S :
mengendalikan halusinasinya
a. Ya saya akan minum
a. Mendiskusikan
dengan
obat 3 kali sehari
56
Tanggal No Dx
Tindakan keperawatan
klien cara tepat minum obat
Evaluasi
dan harus di
dengan
tentang
manfaat
Menurut
mbak
apa
c. Membantu
klien
memastikan
untuk
minum obat O :
secara teratur
Apa
obatnya
diminum ?
c. Klien
menatap
lawan
bicara
A:
Masalah teratasi
sebagian
P:
BAB IV
PENUTUP
Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas karuniaNya
kami yang telah dapat menyelesaikan laporan asuhan keperawatan klien dengan
57
Diharapkan klien mau mentaati semua peraturan yang ada di Mawar RSJ Dr.
Radjiman Wediodiningrat Lawang dan mau menjalankan saran yang telah
diberikan oleh perawat.
58
Diharapkan klien mau terbuka dan berbicara kepada perawat atau orang lain
jika klien mempunyai masalah.
2. Bagi petugas.
-
3. Kepada Keluarga
-
Keluarga
hendaknya
memperhatikan
keadaan
klien
dengan
sering
Keluarga hendaknya sadar dan menerima kenyataan yang ada setelah klien
tinggal dirumah.
4. Untuk Masyarakat.
-
Budi anna Keliat SKp. M. APP, SC. Proses Keperawatan Jiwa. EGC. Jakarta. 1998
Buku saku Keperawatan Jiwa ? Gail Wiscare Stuart Sandra
59
S. Sundeen : Alih Bahasa Achir Yani S. Hamid : Editor Dalam bahasa Indonesia,
Yasmin Asih Edisi 3. Jakarta EGC 1998
Direktorat Kesehatan Jiwa, Petunjuk Teknik Asuhan Keperawatan pasien Gangguan
Jiwa Schizofrenia 1998
Maramis WF. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Airlangga University Press. Surabaya.
Edisi VI. 1994
60
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Klien dapat meningkatkan hubungan interpersonal dan kelompok secara
bertahap
2. Tujuan Khusus
1) Klien mampu menyebutkan jati diri
2) Klien mampu mengenal jati diri anggota kelompok
3) Klien mampu bercakap-cakap dengan anggota kelompok
4) Klien mampu menyempaikan dan membicarakan topik percakapan
5) Klien mampu menyampaikan dan mambicarakan masalah pribadi pada
orang lain
6) Klien mampu bekerja sama dalam permainan sosialisasi kelompok
7) Klien mampu menyempaikan pendapat tentang manfaat kegiatan TAKS
yang telah dilakukan
C. Aktivitas dan Indikasi
Aktivitas TAKS dilakukan 7 sesi yang melatih kemampuan sosialisasi klien.
Klien yang mempunyai indikasi TAKS adalah klien gangguan hubungan sosial :
1. Klien manarik diri yang telah mulai melakukan interaksi interpersonal
2. Klien kerusakan komunikasi verbal yang telah berespon sesuai stimulus
D. Persiapan
1. Uraian struktur kelompok
Waktu pelaksanaan
Tempat
: Ruang Anyelir
61
Peserta
Alokasi waktu
: 45 menit
Acara
: - Perkenalan
- Proses kegiatan
- Kesimpulan
Klien
tidak
meninggalkan
tempat
selama
proses
kegiatan
Metode :
-
Diskusi
Simulasi
Permainan
Alat bantu :
-
Tape
Bola kecil
2. Uraian tugas
a. Leader dan Co leader
-
62
Menjadi motivator
b. Fasilitator :
-
c. Observer :
-
3. Penjelasan
- Leader
: Pemimpin terapi
- Observer
- Klien
E. Proses Kegiatan
a. Mempersiapkan tempat
- Mengatur posisi duduk dan mempersiapkan alat
- Memodifikasi lingkungan yang terapiutik
b. Mepersiapkan klien
- Mengingatkan kontrak dengan anggota kelompok pada sessi 2 TAKS
untuk mengikuti terapi aktifitas kelompok Sosialisasi
63
- Perkenalan
Nama diri sendiri, asal, nama perawat ruangan dan nama teman
dekatnya
c. Langkah-langkah kegiatan
1. Salam terapiutik
-
2. Evaluasi / validasi
-
3. Kontrak
-
4. Antisipasi masalah
-
64
F. Evaluasi
Hasil yang diharapkan :
O
K
COL
Evaluasi hasil
Tanggal 31 Amret 2005di ruang Anyelir
Observer ruang Cendrawasih : Bpk. H. Muchtar
1. Pembukaan
Penjelasan tentang TAK
Waktu 45 menit
3 sessi
2. Pelaksanaan
Perkenalan Mahasiswa :
65
Anggraini Primanita
: sebagai Leader
Rratih Purwaningrum
: sebagai Co Leader
Edi Suyanto
: sebagai Observer
Umi Fatimah
: sebagai Fasilitator
SESSI 1 : TAKS
66
A. Tujuan
Klien mampu menyebutkan jati diri : nama lengkap, nama panggilan, asal dan
hobi
B. Setting
Peserta dan terapis duduk bersama dalam lingkaran
C. Alat
1. Tape recorder
2. Kaset
3. Bola tenis
4. Buku catatan dan pulpen
5. Jadwal kegiatan klien
D. Metode
1. Dinamika kelompok
2. Diskusi dan tanya jawab
E. Langkah-langkah Kegiatan
1. Persiapan :
-
2. Orientasi
1) Salam terapiutik
Salam terapis
2) Evaluasi / validasi
3) Kontrak
67
3. Tahap Kerja
a) Menjelaskan kegiatan yaitu tape recorder akan dihidupkan dan bola
didedarkan berlawanan dengan arah jarum jam (yaitu ke arah kiri) dan
pada saat tape dimatikan maka anggota kelompok memegang bola
menyebutkan jarti dirinya
b) Hidupkan kaset pada tape recorder dan edarkan bola tenis berlawanan
dengan arah jarum jam
c) Pada saat dimatikan, anggota kelompok memegang bola mendapat giliran
untuk menyebutkan : salam, nama lengkap, nama panggilan dan hobi
dimulai dari terapis sebagai cotoh
d) Tulis nama panggilan dikertas . nama tag dan tempel / pakai
e) Ulangi b, c dan d sampa semua anggota kelompok mendapat giliran
f) Beri pujian untuk tiap keberhasilan anggota kelompok dengan memberi
tepuk tangan
4. Tahap Terminasi
a) Evaluasi
1) Menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAKS
2) Memberi pujian atas keberhasilan kelompok
b) Rencana tindak lanjut
68
69
FORMAT EVALUASI
SESSI 1 : TAKS
KEMAMPUAN MENYEBUTKAN JATI DIRI
A. KEMAMPUAN VERBAL
No
1
2
3
4
NAMA KLIEN
NAMA KLIEN
1
2
3
Kontak mata
Duduk tegak
Menggunakan
yang sesuai
Mengikuti kegiatan dari awal
bahasa
tubuh
s/d akhir
SESSI 2 TAKS
Tujuan
1. Klien mampu berkenalan dengan anggota kelompok
1.1 Menyebutkan jati diri sendiri : nama lengkap, nama panggilan, asal dan
hobi
1.2 Menanyakan jati diri anggota kelompok lain : nama lengkap, nama
panggilan, asal dan hobi
Setting
Peserta dan terapis duduk bersama dalam satu ruang
Alat
1) Tape recorder
2) Kaset
70
3) Bola tenis
4) Buku catatan dan bulpoint
5) Jadwal kegiatan klien
Metode
Diskusi dan tanya jawab
Langkah-langkah Kegiatan
1. Persiapan
2. Orientasi
a. Salam terapiutik
b. Evaluasi / validasi
c. Kontrak
3. Tahap kerja
a) Hidupkan kaset pada tape recorder dan edarkan bola tenis
71
Memberi salam
72
No
1
2
3
4
A. KEMAMPUAN VERBAL
NAMA KLIEN
ASPEK YANG DI NILAI
Menyebutkan nama lengkap
Menyebutkan nama panggilan
Menyebutkan asal
Menyebutkan hobi
No
1
2
3
SESSI 3 TAKS
A. Tujuan
Klien mampu percakapan dengan anggota kelompok
1.1 Mengajukan pertanyaan tentang kehidupan pribadi pada satu orang
anggota kelompok
1.2 Menjawab pertanyaan tentang kehidupan pribadi
Setting
Peserta dan terapis duduk bersama dalam satu ruang
Alat
Tape recorder, Kaset, Bola tenis, Buku catatan dan bulpoint, Jadwal kegiatan klien
Metode
Diskusi dan tanya jawab
73
Langkah-langkah Kegiatan
1. Persiapan
2. Orientasi
a. Salam terapiutik
b. Evaluasi / validasi
c. Kontrak
3. Tahap kerja
a. Hidupkan kaset pada tape recorder dan edarkan bola tenis
b. Pada saat tape dimatikan anggota kelompok yang memegang bola
mendapat giliran bertanya tentang kehidupan pribadi anggota kelompok
yang ada disebelah kanan
c. Ulangi a dan b sampai semua anggota kelompok mendapatkan giliran
d. Berikan pujian tiap keberhasilan anggota kelompok
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
74
No
1
2
3
4
A. KEMAMPUAN VERBAL
NAMA KLIEN
ASPEK YANG DI NILAI
Menjawab
jelas
Menjawab
ringkas
Menjawab
relevan
Menjawab
spontan
pertanyaan
yang
pertanyaan
yang
pertanyaan
yang
pertanyaan
yang
75
No
1
Menjawab
jelas
Menjawab
ringkas
Menjawab
relevan
Menjawab
spontan
2
3
4
pertanyaan
yang
pertanyaan
yang
pertanyaan
yang
pertanyaan
yang
No
1
2
3
NAMA KLIEN
Kontak mata
Duduk tegak
Menggunakan bahasa tubuh
yang sesuai
Mengikuti kegiatan dari awal
s/d akhir
Sessi 4 : TAKS
A. Tujuan
Klien mampu menyampaikan dan membicarakan topik tertentu dengan anggota
lelompok
1.1
1.2
1.3
Setting
Peserta dan terapis duduk bersama dalam lingkaran
Alat
Tape recorder, Kaset , Bola tenis, Buku catatan dan bulpoint, Jadwal kegiatan
klien
Metode
Diskusi dan tanya jawab
76
Langkah-langkah Kegiatan
1. Persiapan
2. Orientasi
a. Salam terapiutik
b. Evaluasi / validasi
Menanyakan perasaan klien saat ini
c. Kontrak
Menjelaskan tujuan kegiatan
3. Tahap kerja
77
a. Evaluasi
Menanyakan perasan klien setelah mengikuti TAK
78
Format Evaluasi
Sessi 4 : TAKS
Kemampuan Bercakap-cakap Topik Tertentu
a. Kemampuan Verbal : menyampaikan topik
Aspek yang dinilai
1
79
Kontak mata
Duduk tegak
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA KLIEN Ny S
DENGAN MASALAH KEPERAWATAN
GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI PENDENGARAN
PADA SCHIZOFRENIA HEBEFRENIK
DI RUANG MAWAR
80
LAPORAN
Disusun Dalam Rangka Praktek Klinik Keperawatan Mental Psikiatri
Di Rumah Sakit Jiwa Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang
Tanggal 13 Desember 2004 s/d 25 Desember 2004
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK III
1.
2.
3.
4.
5.
EFI KHASANAH
IKE DYAH A.
INDRI ARINI
HENRY MEI
SISWANTO
(02001006)
(02001009)
(02001011)
(02001007)
(02001032)
AKADEMI KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN MAJAPAHIT
MOJOKERTO
2004
LEMBAR PENGESAHAN
81
Tanggal
:
Lawang, Desember 2004
Menyetujui
Kepala Ruang Mawar
RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat
Lawang
Mengesahkan
Pembimbing Asuhan Keperawatan
RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat
Lawang
KUSTINAH
Drs. H. Permadi
NIP. 140070591
NIP. 140067644
Mengetahui,
a/n Pendidikan dan Pelatihan
RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang
Drs. H. MACHFUD
NIP. 140057908
KATA PENGANTAR
82
DAFTAR ISI
83
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN .
KATA PENGANTAR .
DAFTAR ISI
BAB I
i
ii
iii
v
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .
B. Batasan Masalah .
C. Tujuan Penulisan
D. Metode Penulisan ..
E. Sistematika Penulisan .
1
2
2
2
3
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar
B. Proses Keperawatan .
Laporan pendahuluan
Strategi Pelaksanaan Tindakan keperawatan
4
11
15
23
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
B. Analisa Data .
C. Rencana Tindakan Keperawatan ..
D. Implementasi ....
34
45
46
55
PENUTUP
A. Kesimpulan .
B. Saran ...
68
69
DAFTAR PUSTAKA .
70
TAK ..
71
BAB II
BAB III
BAB IV
84