Professional Documents
Culture Documents
untuk mengintegrasikan
h) Contoh/ilustrasi, yaitu hal atau tindakan atau proses yang bertujuan untuk
memperjelas suatu uraian atau pendapat.
i) Defmisi:yaitu penjelasan tentang makna atau pengertian tentang suatu hal/kata dalam
garis besarnya.
j) Preposisi, yaitu cara yang digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran dalam
upaya mencapai tujuan kurikulum.
Topik-topik atau sub-sub topik tersebut tersusun dalam sekuens tertentu
yang membentuk suatu sekuens bahan ajar. Ada beberapa cara untuk menyusun
sekuens bahan ajar, yaitu :
a) Sekuens kronologis; susunan materi pembelajaran yang mengandung urutan
waktu.
b) Sekuens kausal; susunan materi pembelajaran yang mengandung hubungan
sebab-akibat.
c) Sekuens struktural; susunan materi pembelajaran yang mengandung struktur
materi.
d) Sekuens logis dan psikologis; sekuensi logis merupakan susunan materi
pembelajaran dimulai dari bagian menuju pada keseluruhan, dari yang
sederhana menuju kepada yang kompleks. Sedangkan sekuens psikologis
sebaliknya dari keseluruhan menuju bagian-bagian, dan dari yang kompleks
menuju yang sederhana. Menurut sekuens logis materi pembelajaran disusun
dari nyata ke abstrak, dari benda ke teori, dari fungsi ke struktur, dari
masalah bagaimana ke masalah mengapa.
e) Sekuens spiral ; susunan materi pembelajaran yang dipusatkan pada topik
atau bahan tertentu yang populer dan sederhana, kemudian dikembangkan,
diperdalam dan diperluas dengan bahan yang lebih kompleks.
f) Sekuens rangkaian ke belakang; dalam sekuens ini mengajar dimulai dengan
langkah akhir dan mundur kebelakang.
g) Sekuens
berdasarkan hierarki
belajar;
prosedur
pembelajaran
dimulai
3. Strategi Mengajar
Strategi merujuk pada pendekatan dan metode serta peralatan mengajar yang
digunakan dalam pengajaran. Tetapi pada hakikatnya strategi pengajaran tidak hanya
terbatas pada hal itu saja. Pembicaraan strategi pengajaran tidak hanya terbatas pada hal itu
saja. Pembicaraan strategi pengajaran tergambar dari cara yang ditempuh dalam
melaksanakan pengajaran, mengadakan penilaian, pelaksanaan bimbiungan dan mengatur
kegiatan, baik yang secara umum berlaku maupun yang bersifat khusus dalam pengajaran.
Strategi pelaksanaan kurikulum berhubungan dengan bagaimana kurikulum itu
dilaksanakan disekolah. Kurikulum merupakan rencana, ide, harapan, yang harus
diwujudkan secara nyata disekolah, sehingga mampu mampu mengantarkan anak didik
mencapai tujuan pendidikan. Kurikulum yang baik tidak akan mencapai hasil yang
maksimal, jika pelaksanaannya menghasilkan sesuatu yang tidak baik bagi anak didik.
Komponen strategi pelaksanaan kurikulum meliputi pengajaran, penilaian, bimbingan dan
penyuluhan dan pengaturan kegiatan sekolah.
4. Organisasi Kurikulum.
Komponen organisasi berkaitan dengan bagaimana materi disusun (diorganisasikan)
sehingga peserta didik memperoleh pengalaman belajar untuk mencapai tujuan. Organisasi
materi dan pengalaman belajar memiliki dua dimensi: horizontal dan vertikal. Organisasi
horizontal menyangkut ruang lingkup dan keterpaduan dari keseluruhan materi. Organisasi
horizontal merupakan kaitan antara satu mata pelajaran dengan pelajaran lain pada kelas
yang sama. Organisasi
vertikal mencakup urutan dan kesinambungan materi pelajaran berupa hubungan
longitudinal/pengalaman belajar peserta didik.
Beberapa jenis organisasi kurikulum yaitu :
1. Mata pelajaran terpisah-pisah (isolated subject).
Kurikulum terdiri dari sejumlah mata pelajaran yang terpisah-pisah sendiri- sendiri tanpa
ada hubungan dengan mata pelajaran lain. Diberikan waktu tertentu tanpa melihat
perbedaan siswa semua dipandang sama.
2. Mata pelajaran berkorelasi (correlated).
Korelasi berpungsi untuk mengurangi kelemahan-kelemahan akibat pemisahan mata
pelajaran.
3. Bidang studi (broad field).
menjelaskan
kedudukan
kurikulum
dalam
kurikulum
yang
berkaitan
dengan
dimensi
ini,
diantaranya:
a) ...A curriculum is a plan for learning; therefore, what is known about the
learning process and the development of the individual has bearing on the
shaping of curriculum (Hilda Taba).
b) ...all planned learning outcomes for which the school is responsible (W.
Popham and Eva L. Baker, 1970).
c) ...the planned and guided learning experiences and intended learning outcomes
formulated through the systematic reconstruction of knowledge and experiences
of the school, for learners continuous and will full growth in personal-social
competence (Danial Tanner and Laurel Tanner, 1975).
3) Pengertian kurikulum dikaitkan dengan dimensi aktivitas (kegiatan)
Makna kurikulum bila dikaitkan dengan dimensi aktivitas
memiliki arti
kurikulum merupakan segala aktifitas dari guru dan siswa dalam proses
pembelajaran disekolah. Secara teoritis dimensi kurikulum ini adalah pelaksanaan
dari kurikulum sebagai suatu rencana tertulis.
Kurikulum sebagai suatu aktivitas merupakan dimensi kurikulum yang langsung
berhadapan dengan realita lapangan. Disinilah dimensi ide diuji. Apakah ide
nasional kurikulum dikenal dan diakui para pelaksana di lapangan ataukah tidak.
Kalau dikenal apakah ide tersebut diterima dan dikembangkan oleh para pelakasana.
Persoalan ini adalah persoalan kurikulum yang paling kritis dalam keseluruhan
kurikulum sebagai rencana dan kegiatan tertulis yang dalam konteks pendidikan
Indonesia dikenal dengan nama satuan pelajaran (Satpel) atau sekarang disebut RPP.
Pada dasarnya, satpel ini adalah penafsiran tertulis guru mengenai mengenai apa
yang ada pada dokumen tertulis kurikulum nasional. Dengan demikian satpel dapat
diartikan sebagai kurikulum tertulis guru.
Dimensi kurikulum sebagai suatu kegiatan inilah yang menentukan apa yang
diperoleh siswa. Jadi, hasil belajar siswa ditentukan oleh kurikulum yang dialaminya
dan bukan oleh kurikulum dalam bentuk sebagai suatu rencana tertulis. Artinya, apa
yang sesungguhnya dialami siswa tidak dapat dikenakan pada kurikulum
sebagaimana yang ditetapkan oleh menteri Pendidikan Nasional.
Pengertian-pengertian kurikulum yang berkaitan dengan
dimensi
ini,
diantaranya :
a) ...the curriculum [is a design, made] by all of those who are most intimately
concerned with the activities of the life of the children while they are inschool...a
curriculum must be as flexibel as life and living. It cannot be made beforehand
and given to pupils and teachers to install. [also it/...represents those learning
each child selects, accepts, and incorporates into himself to act with, in, and
upon in subsequent experiences (L. Thomas Hopkins, 1941).
b) [the curriculum is] the...stream of guided activities that constitutes the life of
young people and their elders. [in a much earlier book, Rugg disapprovingly
spoke of the traditional curriculum as one...passing in description of earlier
cultures and to perpetuating dead languanges and abstract techniques which
were useful to no more than a negligible fraction of our population (Harold
c)
Rugg, 1947).
All of the activities that are provided for student by the school constitutes its
dengan apa yang telah direncanakan dan yang menjadi tujuan dari kurikulum
tersebut.
Pengertian-pengertian
kurikulum
yang
berkaitan
dengan
dimensi
ini,
diantaranya :
a) ...a structured series of intended learning outcomes (Mauritz Johnson, Jr.,
1967).
b) Curriculum is defined as a plan for achieving intended learning outcomes; a
plan concerned with purposes, with what is to be learned and with the result of
instruction (Unruh and Unruh, 1984).
c) segala usaha yang dilakukan oleh sekolah untuk memperoleh hasil yang
diharapkan dalam situasi di dalam ataupun di luar sekolah (Hilda Taba dalam
Nasution, 1993)
A. Tahapan Penyusunan Kurikulum
Langkah awal yang harus dilakukan dalam menyusun kurikulum adalah dengan
melakukan analisis SWOT dan Tracer Study serta Labor Market Signals, seperti
tergambar dalam skema proses penyusunan kurikulum dibawah ini.
Tracer Study
Need Assessment
(Market Signal)
Analisis SWOT
Kemampuan PS
(Scientific Vision)
Profil Lulusan
Tujuan Pendidikan
(Kompetensi)
Kompetensi Lulusan
Mata Pelajaran
Bahan Kajian
Bahan Ajar
Kedalamam Materi Pelajaran
Rancangan Pembelajaran
Metode Pembelajaran
Dalam penyusunan kurikulum yang sering dilakukan dari analisis hal-hal di atas
adalah menentukan tujuan pendidikan. Sekolah
supaya
bisa
diwajibkan
dalam
Kepmendiknas
No.045/U/2002 yaitu :
a. landasan kepribadian
landasan kepribadian yang lebih bersifat softskills, nantinya bisa diselipkan dalam
bentuk hidden curriculum.
b. penguasaan ilmu dan keterampilan
penguasaan ilmu dan ketrampilan , maka bisa diajarkan dalam bentuk mata
pelajaran.
c. kemampuan berkarya
kemampuan berkarya, maka kompetensi tersebut bisa ditempuh dengan praktek
d.
kerja tertentu.
sikap dan perilaku dalam berkarya menurut tingkat keahlian berdasarkan ilmu dan
Setiap kompetensi lulusan dianalisis apakah mengandung satu atau lebih elemenelemen kompetensi tersebut. Untuk menganalisis adanya muatan elemen kompetensi di
setiap kompetensi, salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan ngecek
kemungkinan strategi pembelajaran yang akan diterapkan untuk mencapai kompetensi
tersebut. Pemeriksaan keterkaitan rumusan kompetensi lulusan dengan elemen
kompetensi ini dimaksudkan untuk meyakinkan bahwa kurikulum yang kita susun telah
mempertimbangkan unsur-unsur dasar dari kurikulum yang disarankan oleh UNESCO
(learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live together) dan
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (landasan kepribadian).
4. Pemilihan bahan kajian .
Bahan kajian adalah suatu bangunan ilmu, teknologi atau seni , obyek yang
dipelajari, yang menunjukkan ciri cabang ilmu tertentu, atau dengan kata lain
menunjukkan bidang kajian atau inti keilmuan suatu program studi. Bahan kajian
merupakan pengetahuan/bidang kajian yang akan dikembangkan , keilmuan yang sangat
potensial atau dibutuhkan masyarakat untuk masa datang. Pilihan bahan kajian ini sangat
dipengaruhi oleh visi keilmuan program studi yang bersangkutan, yang biasanya dapat
diambil dari program pengembangan program studi (misalnya diambil dari pohon
penelitian program studi).
5.
kurikulum. Secara teoritis terdapat dua macam pendekatan struktur kurikulum, yaitu :
a. Pendekatan seri
Pendekatan seri adalah pendekatan yang disusun berdasarkan tema yang
menghasilkan kompetensi secara bertahap dari yang sederhana sampai yang komplek.
b. Pendekatan parallel
Pendekatan parallel adalah pendekatan yang disusun menjadi beberapa blok dan
setiap blok menghasilkan kompetensi secara tuntas.
Lulusan.
Kompetensi Dasar
Kompetensi dasar merupakan tingkat kemampuan dalam konteks muatan
pembelajaran, pengalaman belajar, atau mata pelajaran yang mengacu pada
Kompetensi inti.
Kompetensi dasar dikembangkan dalam konteks muatan Pembelajaran,
pengalaman belajar, mata pelajaran atau mata kuliah sesuai dengan kompetensi inti.
2.23
Muatan Pembelajaran
1) Muatan umum untuk SMA/MA, SMALB dan SMK/MAK;
2) Muatan peminatan akademik SMA/MA dan SMK/MAK;
3) Muatan pilihan lintas minat atau pendalaman minat untuk SMA/MA, SMALB;
4) Muatan peminatan kejuruan untuk SMK/MAK; dan
5) Muatan pilihan lintas minat atau pendalaman minat untuk SMK/MAK.
2.24 Mata Pelajaran
Pendidikan Menengah terdiri atas :
Muatan umum untuk SMA/MA, SMALB dan SMK/MAK; terdiri atas muatan :
1) pendidikan agama;
2) pendidikan kewarganegaraan;
3) bahasa;
4) matematika;
5) ilmu pengetahuan alam;
6) ilmu pengetahuan sosial;
7) seni dan budaya;
8) pendidikan jasmani dan olahraga;
9) keterampilan/kejuruan; dan
10) muatan local
Muatan peminatan akademik SMA/MA atau bentuk lain yang sederajat terdiri atas:
1) matematika dan ilmu pengetahuan alam;
2) ilmu pengetahuan sosial;
3) bahasa dan budaya; atau
4) peminatan lainnya.
2.25
Beban Belajar
2.2 Struktur Kurikulum 2013
Struktur kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan kompetensi untuk sekolah
dasar, sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas, dan sekolah menengah
kejuruan seperti yang disajikan dalam materi uji public Kurikulum 2013, dan juga materi
sosialisasi Kurikulum 2013 (Kemendiknas, 2013) dapat dikemukakan sebagai berikut.