You are on page 1of 1

TUGAS REFRESHING

1. Mengapa depresi sering terjadi pada dewasa awal?


Masa dewasa awal adalah periode antara remaja akhir dan pertengahan dewasa sampai
sekitar akhir 30-an (Edelman dan Mandle, 1994 dalam Potter &Perry, 2005). Selama masa
dewasa awal indvidu semakin terpisah dari keluarga asal, membangun tujuan karir, dan
memutuskan apakah akan menikah dan memulai sebuah keluarga atau memutuskan hidup
sendiri. Dewasa awal adalah usia aktif dan harus beradaptasi dengan pengalaman baru.
Penelitian oleh Levinson mengidentifikasi fase-fase perkembangan dewasa awal menjadi fase
awal transisi dewasa (usia18-20 tahun) ketika seseorang terpisah dari keluarga dan merasakan
kebebasan; selanjutnya memasuki dunia kedewasaan (usia 21-27 tahun) ketika seseorang
menyiapkan dan mencoba karir dengan gaya hidup; masa transisi (usia 28-32 tahun) ketika
seseorang secara besar-besaran memodifikasi aktifitas kehidupannya dengan memikirkan
tujuan masa depan (Potter & Perry, 2005).
Masa dewasa awal merupakan periode yang penuh tantangan, penghargaan, dan krisis.
Tantangan ini meliputi tuntutan kerja dan membentuk keluarga. Dewasa awal harus membuat
keputusan mengenai karir, pernikahan dan menjadi orang tua. Pada usia dewasa awal juga
menghadapi krisis seperti merawat orang tua yang telah lanjut usia. Dewasa awal kadang
terjebak antara keinginan untuk memperpanjang masa remaja yang tidak ada tanggung jawab
dan keinginan untuk memikil tanggung jawab dewasa. Dewasa yang gagal mencapai tugas
perkembangan integrasi personal mengembangkan hubungan secara superfisial dan stereotip.
Masalah kesehatan psikososial dewasa awal sering berhubungan dengan stress, seperti stress
pada pekerjaan dan keluarga (Potter dan Perry, 2005). Kegagalan-kegagalan seseorang dalam
tantangan masa dewasa awal inilah yang dapat menyebabkan seseorang merasa putus asa dan
mengalami depresi. Depresi pada masa dewasa awal juga dapat disebabkan oleh pemikiran
individu-individu masa dewasa awal yang dibiasakan pada interpretasi negative. Interpretasi
tentang diri seperti gambaran pseimis tentang diri, dunia dan masa depan. Sikap-sikap
negative akan membuat bias-bias kognitif dan memicu depresi.

You might also like