You are on page 1of 5

HAMIL ATERM (KEHAMILAN CUKUP BULAN)

Penentuan masa gestasi, penting untuk menentukan apakah kehamilan sudah cukup
bulan atau justru telah lewat waktu. Ini erat kaitannya dengan tingkat morbiditas dan
mortalitas janin. Bayi yang memang belum cukup umur, contohnya, sangat rentan terhadap
ancaman kematian kalau harus dilahirkan sebelum waktunya mengingat organ-organ
tubuhnya belum berkembang sempurna.
Secara ginekologis,kehamilan dikatakan matur/aterm bila mencapai fullweek, yakni 36 minggu
ditambah 7 hari. Artinya, bila dilahirkan saat itu, kemungkinan besar bayi tak akan mengalami
gangguan berarti karena pertumbuhan organ dan proses penulangannya sudah sempurna, berat
badannya sudah mencapai kisaran 2.500-4.000 gram. Begitu juga rambut kepalanya sudah tumbuh
dengan baik dan kulit tubuhnya pun licin. Bila laki-laki, testisnya sudah turun ke dalam skrotum. Saat
itulah merupakan saat terbaik bagi bayi untuk dilahirkan.
Namun ada sejumlah kondisi tertentu yang tak memungkinkan ginekolog menunggu saat cukup
bulan tersebut. Semisal pada ibu yang mengalami preeklampsia, sindrom ACA, atau gangguan
jantung, mengingat gangguan-gangguan tersebut biasanya akan semakin buruk dengan bertambahnya
usia kehamilan. Tidak benar membiarkan si ibu dalam keadaan sakit hanya untuk menunggu bayi
matur? Apa pun, kondisi bayi dan ibu yang harus sama-sama optimal menempati prioritas utama.Itu
sebab, dokter kandungan akan memperhitungkan saat tepat, kapan si bayi cukup aman untuk
dilahirkan, yakni bila lingkungannya dalam rahim sudah tak optimal lagi untuk tumbuh-kembang.
B. KEHAMILAN PREMATUR
Bayi dikatakan prematur bila masa gestasinya kurang dari kurun waktu 36 minggu 7 hari.
Penyebabnya macam-macam. Karena gizi buruk, ada riwayat persalinan prematur sebelumnya, jarak
persalinan yang terlalu rapat, pekerjaan yang terlalu berat, depresi selagi hamil, kebiasaan minum
minuman beralkohol dan merokok, kehamilan kembar/gemeli, serta mioma uteri (tumor jinak pada
otot rahim). Bisa juga karena infeksi vagina, infeksi cairan ketuban, dan selaput
ketuban/korioamnionitis akibat ketuban pecah dini.
Penyakit-penyakit sistemik yang mengganggu sistem organ tubuh yang bersangkutan juga bisa
jadi penyebab, misal, hipertensi dan gangguan jantung. Atau ada kelainan organ reproduksi, seperti
mulut rahim lemah hingga cenderung selalu menganga. Jika kondisi-kondisi seperti itu dibiarkan,
akan memicu terjadi abortus atau persalinan prematur. Alhasil, jalan terakhir yang biasanya ditempuh
untuk menyelamatkan kehamilan adalah pengikatan mulut rahim.
Mengingat kematangan paru-paru mereka belum sempurna, jelas Indrawati, bayi-bayi prematur
memang amat berpeluang mengalami banyak gangguan. Di antaranya sangat peka terhadap berbagai
infeksi, trauma pada otak, gangguan pernapasan, dan hipotermi.
Semakin pendek masa gestasi yang dilaluinya, makin sulit dan kian banyak ancaman yang
dihadapi, serta makin tinggi pula angka kematiannya.Perlu diantisipasi mengingat sekitar 50 persen
kelahiran bayi prematur merupakan penyebab utama dari seluruh kematian neonatal atau bayi baru
lahir. Terutama karena tak ada hyaline membrane yang umumnya berujung pada RDS atau
Respiratory Distress Syndrome, yang ditandai dengan kesukaran bernapas secara mendadak.
Sebab, lapisan paru-paru pada bayi prematur belum terbentuk. Padahal, faktor kematangan paru
ini merupakan syarat mutlak baginya untuk bisa bertahan hidup di luar rahim. Atas pertimbangan
itulah, pada bayi-bayi yang kira-kira kansnya besar untuk lahir prematur, biasanya akan diberikan
obat tertentu untuk membantu pematangan paru-parunya. Terlebih bila disertai berat bayi lahir rendah
atau kurang dari 2.000 gram.
C. SUDAH LEWAT WAKTU
Sedangkan usia kehamilan yang melebihi fullweek disebut postmatur.Meski sebenarnya lebih
tepat dikatakan postdate atau lewat waktu.Meski di atas kertas sudah fullweek, tapi belum tentu ada
tanda-tanda postmaturitas kehamilan, semisal infark atau perkapuran plasenta. Kehamilan postmatur
biasanya terjadi pada mereka yang siklus haidnya bukan 28 hari, seperti 38-45 hari atau malah amat
panjang semisal 2-3 bulan sekali baru mens.
Pentingnya memantau perkembangan janin dengan USG. Bila sudah ada infark yang berarti
sirkulasi darah ibu ke janin terganggu, maka bayi harus segera dilahirkan. Meski infark plasenta bisa
saja disebabkan penyakit lain seperti sindrom ACA dan darah tinggi.Buang anggapan bahwa dengan

usia kehamilan yang lewat waktu, tumbuh-kembang bayi akan lebih bagus. Anggapan itu sama sekali
tak benar.
Sementara penyebab mengapa si ibu tetap tak merasakan mulas atau memperlihatkan tanda-tanda
persalinan meski sudah saatnya, boleh jadi karena faktor salah hitung atau memang karena hormon
prostaglandinnya belum mencukupi tingkat yang dibutuhkan untuk memunculkan rasa mulas tadi.
Menghadapi kasus-kasus semacam ini, biasanya dokter akan memberi toleransi waktu 1 minggu.
Bahkan di rumah-rumah sakit pusat pendidikan biasanya malah akan ditunggu sampai usia kehamilan
42 minggu. Tentu saja dengan monitoring ketat menggunakan CTG/kardiotokografi. Selama hasilnya
masih baik dan bayinya masih reaktif, akan tetap ditunggu. Tapi bila seminggu kemudian belum juga
ada tanda-tanda persalinan, meski janin masih reaktif, biasanya kehamilan harus diakhiri dengan
persalinan. Sedangkan jika bayi tak reaktif dalam minggu kedua masa penantian tadi,akan diakhiri
dengan persalinan sesar.
Pertimbangannya, janin yang lewat waktu tak boleh diberi stres lewat induksi. Kalau diinduksi,
berarti si ibu dibikin mulas dan itu berarti semua pembuluh darahnya terjepit. Akibatnya, sistem
uteroplasenter untuk sesaat akan berhenti yang akan membuat janin makin kekurangan oksigen. Ini
jelas berbahaya. Sebab, janin akan mengalami hipoksia, yang bisa berdampak, antara lain kerusakan
otak, yang tentunya akan berpengaruh terhadap adaptasi bayi pada lingkungan pasca lahir maupun
tumbuh kembang selanjutnya. Lain hal bila semuanya berjalan baik. Meski lahir lewat waktu,
tumbuh-kembangnya kemudian tak beda dengan bayi-bayi yang lahir cukup bulan.

Ketuban Pecah disertai dengan Keluarnya


Mekonium Kental
Posted: Oktober 20, 2010 in askeb IV
Tag:askeb IV, Ketuban Pecah disertai dengan Keluarnya Mekonium Kental, kpd, makalah, makalah Ketuban
Pecah disertai dengan Keluarnya Mekonium Kental, mekonium kental, tata cara merujuk pada KPD

0
Air ketuban kurang atau dalam istilah kedokteran disebut oligohidramnion dapat disebabkan
oleh beberapa hal seperti ketuban pecah, kehamilan lewat waktu (post-date pregnancy, postmatur pregnancy), pertumbuhan janin terhambat (gangguan perkembangan janin, berat janin
tidak sesuai dengan usia kehamilan), dan pada kehamilan dengan cacat bawaan pada janin
terutama kelainan ginjal.
Pada awal kehamilan, air ketuban (amnionic fluid, cairan amnion) dihasilkan oleh sel amnion
dan merupakan hasil filtrasi dari plasma ibu melalui selaput janin, tali pusat dan plasenta.
Awal trimester kedua sebagian besar berasal dari cairan ekstraseluler yang berdifusi melalui
kulit janin dan merefleksikan cairan plasma janin. Setelah kehamilan 20 minggu proses
kornifikasi pada kulit janin mencegah proses difusi sehingga cairan ketuban sebagian besar
berasal dari urin janin, selain itu juga dari cairan paru-paru janin. Ginjal janin mulai
menghasilkan urin pada usia kehamilan 12 minggu. Air ketuban juga mengandung sel-sel
janin yang mengalami deskuamasi, verniks, lanugo, dan hasil sekresi yang lain.
Adanya air ketuban memungkinkan janin dapat bergerak dan membantu perkembangan
sistem otot rangka, membantu perkembangan saluran pencernaan janin, sebagai sumber
cairan dan makanan janin, memberikan tekanan pada paru-paru janin sehingga berperan
dalam perkembangan paru-paru janin, melinduni janin dari trauma, mencegah tali pusat
tertekan, menjaga suhu janin dan melindungi janin dari infeksi.
Jumlah air ketuban bervariasi sesuai dengan usia kehamilan. Secara umum pertambahan air
ketuban 10 ml perminggu sampai usia kehamilan 8 minggu dan meningkat sampai 60 ml
perminggu pada usia kehamilan 21 minggu, mulai berkurang secara bertahap pada usia
kehamilan 33 minggu.
Dampak air ketuban kurang tergantung pada penyebabnya. Bila disebabkan karena ketuban
pecah, dampak terhadap ibu dan janin terutama adalah peningkatan risiko infeksi, yang dapat
menyebabkan kematian janin dalam rahim ataupun saat bayi baru dilahirkan.
Kondisi air ketuban kurang dalam waktu lama akibat produksinya yang memang sedikit,
misalnya pada janin dengan kelainan ginjal dapat menyebabkan terjadinya gangguan
perkembangan terutama paru-paru janin.
Risiko air ketuban kurang pada kehamilan lewat umur dapat berupa :
1. Selama hamil : janin akan kekurangan oksigen disebabkan karena fungsi plasenta
yang telah menurun. Secara alamiah fungsi plasenta akan menurun karena
pengaruh pertambahan usia kehamilan, yaitu terjadi proses pengapuran pada

plasenta sehingga akan menganggu proses transport nutrisi dan oksigen dari ibu ke
janin.
2. Selama persalinan : meningkatkan risiko asfiksia pada janin yaitu suatu kondisi
janin semakin kekurangan oksigen, risiko trauma pada bayi disebabkan oleh ukuran
bayi yang bertambah besar (bayi lewat bulan dapat mengalami peningkatan berat
badan tetapi ada pula yang mengalami penurunan berat badan karena kekurangan
makanan dan oksigen).

1. 1. Alasan ketuban pecah disertai dengan keluarnya mekonium kental perlu


dirujuk
Air ketuban yang sedikit dan dengan mekonium kental merupakan indikasi perlunya
persalinan yang lebih cepat dan penanganan mekonium pada saluran napas atas neonatus
untuk mencegah aspirasi mekonium. Selain itu lapisan Whartons jelly yang terdapat ditali
pusat dan berfungsi untuk melindungi pembuluh darah yang berada di tali pusat akan
semakin menipis, sehingga risiko tali pusat tertekan semakin besar, dan janin akan semakin
kekurangan oksigen.
Bila janin kekurangan oksigen, mekonium akan keluar (kotoran janin akan keluar dari dubur)
sehingga air ketuban semakin kental. Risiko kematian janin akan semakin meningkat akibat
aspirasi cairan mekonium yaitu bayi meminum cairan ketuban yang kental dan kemungkinan
akan terhisap masuk ke paru-paru.
Risiko terhadap ibu adalah meningkatnya risiko untuk induksi persalinan atau persalinan
dengan operasi. Bayi post-matur atau bayi lewat bulan dapat dikenali dengan ditemukan
beberapa tanda seperti gangguan pertumbuhan, dehidrasi, kulit kering, keriput karena
kehilangan lemak bawah kulit, kuku tangan dan kaki panjang, tulang tengkorak lebih keras,
hilangnya verniks (lapisan seperti lemak berwarna putih) dan lanugo (rambut halus pada
bayi), kulit terkelupas, warna kuning kehijauan pada kulit dan tali pusat

1. 2. Cara yang dilakukan saat merujuk


2. Baringkan ibu ke sisi kiri.
Hal ini dilakukan agar vena cafa inferior tidak tertekan oleh janin, sehingga pasokan oksigen
ke bayi dapat terpenuhi.
1. Berikan oksigen.
Hal ini dilakukan agar suplai oksigen terpenuhi.
1. Hentikan infus oksitosin (jika sedang diberikan infus oksitosin)
2. Dengarkan DJJ

3. Segera rujuk ibu ke fasilitas yang memiliki kemampuan penatalaksanaan untuk


melakukan bedah sesar.
4. Dampingi ibu ke tempat rujukan dan berikan dukungan serta semangat serta bawa
partus set, kateter penghisap lendir de lee dan handuk atau kain untuk mengeringkan
dan menyelimuti bayi kalau ibu melahirkan di jalan.

You might also like