Professional Documents
Culture Documents
Landasan HAM tersebut menjadi cikal bakal hadirnya keadilan dan keberadaban,
menyatukan perbedaaan tanpa membeda-bedakan antar agama, ras, suku, dan bangsa.
Pernyataan ini juga mendapat dukungan dari para ahli sehingga memberikan beberapa
pengertian HAM menurut para ahli, berikut pengertian HAM menurut para ahli:
1. Pengertian ham menurut JOHN LOCKE
JOHN LOCKE mengartikan HAM ialah suatu hak yang dihadiahkan oleh Tuhan yang
bersifat kodrati dimana hak asasinya tidak pernah dan tidak dapat dipisahkan dari
hakekatnya, sehingga hak asasi merupakan sesuatu yang suci dan mesti dijaga.
2. Pengertian ham menurut DAVID BEETHAM dan Kevin BOYLE
Pengertian ham menurut david beetham dan kevin boyle adalah suatu kebebasan yang
fundamental dan memiliki keterhubungan dengan kapasitas manusia dan kebutuhan
manusia.
3. Pengertian ham menurut C. de Rover
Pengertian ham menurut C. de Rover adalah hak hukum yang sama kepada setiap
manusia baik miskin maupun kaya, perempuan atau laki-laki. Walaupun hak-hak yang
telah mereka langgar akan tetapi ham mereka tetap tidak dapat dihilangkan. Hak asasi
adalah hukum, yang mesti terlindungi dari aturan nasional agar semuanya terpenuhi
sehingga ham dapat ditegakkan, dilindungi dan dijunjung tinggi.
ASAS-ASAS DASAR HAK ASASI MANUSIA
Asas-asas dasar Hak Asasi Manusia meliputi :
1. Asas Universal (Universality)
Universalitas hak berarti bahwa hak bersifat umum, tidak dapat berubah atau hak dialami
dengan cara yang sama oleh semua orang.
2. Asas Martabat Manusia (Human Dignity)
Hak asasi merupakan hak yang melekat dan dimiliki setiap manusia. Asas ini ditemukan
pada pikiran setiap individu tanpa memperhatikan ras, umur, budaya, bahasa, etnis,
keyakinan seseorang yang harus dihargai dan dihormati sehingga hak yang sama dan
sederajat dapat dirasakan semua orang dan tidak digolongkan berdasarkan tingakatan
hirarkis.
3. Asas Kesetaraan (Equality)
Asas kesetaraan mengekspresikan gagasan menghormati martabat yang melekat pada
setiap manusia. Secara spesifik pasal 1 menyatakan bahwa : setiap umat manusia
dilahirkan merdeka dan sederajat dalam harkat dan martabatnya
4. Asas Non-Diskriminasi (Non-Discrimination)
Asas ini memastikan bahwa tidak seorangpun dapat meniadakan hak asasi orang lain
karena faktor-faktor luar, misalnya ras, warna kulit, jenis kelamin, bahasa, agama, politik
atau pandangan lainnya.
5. Asas tidak dapat dicabut (Inalienability)
Asas ini menyatakan bahwa hak-hak individu tidak dapat direnggut, dilepaskan dan
dipindahkan.
6. Asas tidak bisa dibagi (Indivisibility)
Pengabaian pada satu hak akan menyebabkan pengabaian terhadap hak-hak lainnya. Hak
setiap orang untuk bisa memperoleh penghidupan yang layak adalah hak yang tidak bisa
ditawar-tawar lagi. Hak tersebut merupakan modal dasar bagi setiap orang agar mereka
bisa menikmati hak-hak lainnya seperti hak atas kesehatan atau hak atas pendidikan.
7. Asas Saling berkaitan dan bergantung (Interrelated and Interdependent)
Pemenuhan dari satu hak seringkali bergantung kepada pemenuhan hak lainnya, baik
secara keseluruhan maupun sebagian. Contohnya, hak atas pendidikan atau hak atas
informasi adalah saling bergantung satu sama lain. Oleh karena itu pelanggaran HAM
saling berkaitan sehingga hilangnya satu hak dapat mempengaruhi hak lainnya.
8. Asas Tanggung jawab negara (State Responsibility)
Negara dan para pemangku kewajiban lainnya bertanggung jawab untuk menaati dan
melindungi hak-hak asasi manusia. Dalam hal ini, mereka harus tunduk pada normanorma hukum dan standar yang tercantum di dalam instrumen-instrumen HAM.
Seandainya mereka gagal dalam melaksanakan tanggung jawabnya, pihak-pihak yang
dirugikan berhak untuk mengajukan tuntutan secara layak sebelum tuntutan itu
diserahkan pada sebuah pengadilan yang kompeten atau adjudikator (penuntut) lain yang
sesuai dengan aturan dan prosedur hukum yang berlaku.
Asas-asas Dasar Hak Asasi Manusia terdapat dalam beberapa Pasal, diantaranya yaitu :
Pasal 2
Negara Republik Indonesia mengakui dan menjunjung tinggi hak asasi manusia dan
kebebasan dasar manusia sebagai hak yang secara kodrati melekat pada dan tidak
terpisahkan dari manusia, yang harus dilindungi, dihormati, dan ditegakkan demi
peningkatan martabat kemanusiaan, kesejahteraan, kebahagiaan, dan kecerdasan serta
keadilan.
Pasal 3
(1) Setiap orang dilahirkan bebas dengan harkat dan martabat manusia yang sama dan
sederajat serta dikaruniai akal dan hati nurani untuk hidup bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara dalam semangat persaudaraan.
(2) Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan dan perlakuan hukum
yang adil serta mendapat kepastian hukum dan perlakuan yang sama di depan hukum.
(3) Setiap orang berhak atas perlindungan hak asasi manusia dan kebebasan dasar
manusia, tanpa diskriminasi.
Pasal 4
Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kebebasan pribadi, pikiran dan hati nurani,
hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai pribadi dan
persamaan di hadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang
berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apapun
dan oleh siapapun.
Pasal 5
(1) Setiap orang diakui sebagai manusia pribadi yang berhak menuntut dan memperoleh
perlakuan serta perlindungan yang sama sesuai dengan martabat kemanusiaannya di
depan hukum.
(2) Setiap orang berhak mendapat bantuan dan perlindungan yang adil dari pengadilan
yang objektif dan tidak berpihak.
(3) Setiap orang yang termasuk kelompok masyarakat yang rentan berhak memperoleh
perlakuan dan perlindungan lebih berkenaan dengan kekhususannya.
Pasal 6
(1) Dalam rangka penegakan hak asasi manusia, perbedaan dan kebutuhan dalam
masyarakat hukum adat harus diperhatikan dan dilindungi oleh hukum, masyarakat, dan
Pemerintah.
(2) Identitas budaya masyarakat hukum adat, termasuk hak atas tanah ulayat dilindungi,
selaras dengan perkembangan zaman.
Pasal 7
(1) Setiap orang berhak untuk menggunakan semua upaya hukum nasional dan forum
internasional atas semua pelanggaran hak asasi manusia yang dijamin oleh hukum
Indonesia dan hukum internasional mengenai hak asasi manusia yang telah diterima
negara Republik Indonesia.
(2) Ketentuan hukum internasional yang telah diterima negara Republik Indonesia yang
menyangkut hak asasi manusia menjadi hukum nasional.
Pasal 8
Perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan hak asasi manusia terutama menjadi
tanggung jawab Pemerintah.
II.AZAS-AZAS DASAR.
Dalam Bab II Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 terdapat beberapa hal sangat
penting yang menjadi azas-azas dasar Hak Azasi Manusia antara lain: Negara Republik
Indonesia mengakui dan menjunjung tinggi hak azasi manusia dan kebebasan dasar
manusia sebagai hak yang secara kodrati melekat pada dan tidak terpisahkan dari
manusia, yang harus dilindungi, dihormati, ditegakkan demi peningkatan martabat
kemanusian, kesejahteraan, kebahagian, dan kecerdasan serta keadilan, dan sebagainya.
Setiap orang berhak atas pengakakuan, jaminan, perlindungan, dan perlakuan hukum
yang adil serta mendapat kepastian hukum dan perlakuan yang sama di depan hukum.
Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kebebasan pribadi, pikiran dan hati nurani,
hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai pribadi dan
persamaan dihadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang
berlaku surut adalah hak-hak manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apapun
dan oleh siapapun.
Disamping itu ketentuan hukum internasional yang telah diterima Negara Republik
Indonesia yang menyangkut hak azasi manusia menjadi hukum nasional, sedangkan
perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan hak asasi manusia terutama menjadi
tanggung jawab pemerintah.
III.HAK AZASI MANUSIA DAN KEBEBASAN DASAR MANUSIA.
Secara garis besar sesuai Undang-Undang Nomor 39 tahun 1999, pokok-pokok mengenai
hak azasi manusia antara lain sebagai berikut:
1.Hak Untuk Hidup.
Setiap orang berhak untuk hidup, mempertahankan hidup dan meningkatkan taraf
kehidupannya, dan hidup tenteram, aman, damai, bahagia, sejahtera lahir dan batin, serta
berhak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat.
2.Hak Berkeluarga dan Melanjutkan Keturunan.
Setiap orang berhak membentuk suatu keluarga dan melanjutkan keturunan melalui
perkawinan yang sah. Perkawinan yang sah hanya dapat berlangsung atas kehendak
bebas calon suami dan calon istri yang bersangkutan, sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
3.Hak Mengembangkan diri.
Setiap orang berhak atas pemenuhan kebutuhan dasarnya untuk tumbuh dan berkembang
secara layak. Berhak atas perlindungan bagi pengembangan pribadi, memperoleh
pendidikan, mencerdaskan dirinya, meningkatkan kwalitas hidupnya, mengembangkan
dan memperoleh ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, berkomunikasi dan
memperoleh informasi, mendirikan organisasi sosial dan menghimpun dana untuk itu.
4.Hak Memperoleh Keadilan.
Setiap orang, tanpa diskriminasi, berhak untuk memperoleh keadilan dengan mengajukan
permohonan, pengaduan, dan gugatan, dalam perkara pidana, perfata, maupun
administrasi serta diadili melalui proses peradilan yang bebas dan tidak memihak, sesuai
dengan hukum acara yang menjamin pemeriksaan yang obyektif oleh hakim yang jujur
dan adil untuk memperoleh putusan yang adil dan benar.
5.Hak Atas Kebebasan Pribadi.
Tidak seorangpun boleh diperbudak atau diperhamba, perbudakan atau perhambaan,
perdagangan budak, perdagangan wanita, dan perbuatan berupa apapun yang tujuannya
demikian dilarang.
Setiap orang berhak atas keutuhan pribadinya, baik rohani maupun jasmanai, tidak boleh
menjadi obyek penelitian tanpa persetujuan darinya. Bebas memeluk agama dan