You are on page 1of 9

Handout Dasar-Dasar Keperawatan 2

Ns. Henny Lilyanti., M.Kep

DALAM KOMUNIKASI YANG EFEKTIF


Dalam melaksanakan komunikasi perawatan, terdapat beberapa tehnik
komunikasi yang malahan dapat mengakibatkan interaksi interpersonal tersebut
terhambat apabila tidak dihunakan dengan tepat.
Beberapa tehnik komunikasi yang mengakibatkan terhambatnya komunikasi
tersebut antara lain :

1. Memberikan opini
Dalam kamus opini diartikan sebagai pendapat atau komentar. Opini yang
diberikan dapat mempengaruhi klien dalam kemampuannya mengambil
keputusan terhadap suatu masalah.
Opini yang diberikan dengan tidak tepat dapat mengakibatkan :
a. pembatasan spontanitas pasien
b. pemecahan masalah menjadi terhenti
c. menciptakan keragu-raguan pada pasien
Opini tidak seharusnya diberikan pada klien yang ingin mengungkapkan
perasaan. Ada kalanya klien membutuhkan sugesti dari perawat misalnya pada
saat pasien ingin memilih diet yang khusus. Perawat dapat memberikan sugesti
yang merupakan pilihan untuk perawat meskipun begitu keputusan tetap
berada pada klien.
Contoh opini yang tidak tepat
Perawat

: Bapak X , .. sepertinya bapak sedang berpikir keras ?

Pasien

: Oh, .. Tidak tidak terlalu, saya sedang berpikir tentang apakah


anak saya akan datang untuk melihat saya

Perawat

: Jika bapak bertanya pada saya, menurut saya dia seharusnya


datang sebelum saat ini , bukankah akan berarti banyak untuk
anda.

DDK2/Hambatan/Nonreg/2016

Page

Handout Dasar-Dasar Keperawatan 2

Ns. Henny Lilyanti., M.Kep

2. Menawarkan jaminan ( menenangkan ) dg


cara yg salah
Contoh-contoh kalimat dengan menawarkan jaminan yang salah :
a. Kamu akan baik-baik saja
b. Tidak ada alasan untuk merasa khawatir
Contoh :
Pasien : Saya merasa takut saya akan sangat bergantung pada istri saya. Saya
merasa tidak akan menjadi lebih baik.
Akibat dari jaminan yang salah di sini adalah komunikasi terbuka menjadi
tertutup.
Bradley dan Edinberg (1990) telah mengidentifikasikan 6 dasar kondisi dimana
jaminan yang diberikan secara verbal dapat diberikan. Klien dapat diyakinkan
mengenai :
1. Bahwa adanya harapan
2. Bahwa perawat mendengarkan
3. Bahwa perawatan disediakan
4. Bahwa perubahan pasti yg tidak diinginkan dapat diharapkan ( misalnya
hanya kehilangan sebagian rambut karena kemoterapi )
5. Bahwa klien akan ditangani secara manusiawi
6. Bahwa masalah klien dimengerti

3.Menjadi Defensif
Perawat yang menjadi defensif dapat mengakibatkan klien tidak mempunyai
hak untuk berpendapat. Pada saat perawat menjadi defesif maka klien akan
menjadi tidak peduli.
Sikap perawat yang defensif biasanya dikarenakan perawat merasa terancam
disebabkan hubungan dengan klien. Misalnya perawat merasa ingin marah
karena klien marah-marah juga.
Agar

tidak defensif, perawat

harus mendengarkan

pasien.

Walaupun

mendengarkan belum tentu setuju. Dengan terus menjadi defensif maka perawat
tidak akan mengetahui alasan tindakan klien.

DDK2/Hambatan/Nonreg/2016

Page

Handout Dasar-Dasar Keperawatan 2

Ns. Henny Lilyanti., M.Kep

4.Menunjukan kesetujuan & ketidaksetujuan


yang berlebihan
Pada saat tertentu klien membagi keputusan dengan perawat bukan untuk
mencari persetujuan dengan perawat tetapi untuk memulai diskusi tentang
perasaannya.
Persetujaun yang berlebihan akan membuat klien tidak bebas untuk berfikir dan
bertindak, dan hal ini akan menghalangi potensi pasien dalam pengambilan
keputusan.
Contoh persetujuan yang berlebihan :
Pasien : Saya telah memutuskan bahwa setelah saya memutuskan meninggalkan
Rumah Sakit saya harus tinggal dengan anak saya. Dia tidak ingin saya ada
dirumah sendirian.
Perawat : Oh, saya senang mendengar itu. Saya piker anda membuat keputusan
yang tepat. Adalah lebih baik untuk anak anda jika tinggal bersama anda.
Komentar perawat tersebut berkesan mengakhiri diskusi padahal mungkin
pasien ingin mengungkapkan perasaannya.
Ketidaksetujuan yang berlebihan akan menunjukan bahwa klien tidak dapat
memenuhi harapan perawat.

Contoh :
Pasien : Oh saya merasa sangat baik hari ini karena saya bisa pindah ke kursi
satu kali hari ini
Perawat : Hanya satu kali ? Seharusnya lebih dari itu.
Kalimat di atas akan membuat pasien merasa ditolak, dan pasien akan
menghindari interaksi lebih lanjut.
Kalimat yang lebih baik :
Anda telah membuat kemajuan. Dokter telah minta anda untuk mencoba
bangun 3 x sehari. Apakah anda lebih suka untuk melakukan sit up sebelum
tidur ?

5.Stereotype
Stereotype merupakan tindakan memberikan cap tertentu pada pasien.
Stereotype ini tidak boleh dilakukan karena setiap orang adalah unik dan juga

DDK2/Hambatan/Nonreg/2016

Page

Handout Dasar-Dasar Keperawatan 2

Ns. Henny Lilyanti., M.Kep

karena hal ini akan menghalangi komunikasi dan mengancam hubungan antara
perawat dan klien.
Contoh stereotype :
Orang tua selalu kebingungan
Klien dengan masalah punggung tidak dapat menoleransi nyerinya.

6.Bertanya dengan Kenapa


Pertanyaan kenapa bagi klien dapat merupakan tuduhan seakan perawat tahu
alasan tindakan klien dan perawat hanya melakukan tes pada klien. Pertanyaan
kenapa dapat menimbulkan rasa tidak percaya pada klien, rasa tidak aman,
dendam dan kebencian.

7.Merubah objek pembicaraan dg tidak tepat


Merubah objek pembicaraan akan menunjuan empati yang kurang terhadap
pasien. Hal ini juga mengakibatkanpikiran dan kesepontanan pasien terputus
srhingga ide menjadi kacau, dan akhirnya informasi yang ingin didapatkan dari
pasien tidak cukup mencukupi.

FAKTOR-FAKTOR

YANG

MEMPENGARUHI

PROSES

KOMUNIKASI

Proses komunikasi dipengaruhi oleh beberapa faktor :


1. Perkembangan
Agar dapat berkomunikasi efektif dengan seseorang perawat harus mengerti
pengaruh dari perkembangan usia baik dari sisi bahasa, proses piker dari
orang tersebut. Adalah berbeda cara berkomunikasi anak usia remaja dengan
anak usia balita.
2. Persepsi
Persepsi adalah pandangan pribadi sesesorang terhadap suatu kejadian atau
peristiwa. Persepsi ini dibentuk oleh harapan atau pengalaman. Perbedaan
persepsi dapat mengakibatkan terhambatnya komunikasi nilai

DDK2/Hambatan/Nonreg/2016

Page

Handout Dasar-Dasar Keperawatan 2

Ns. Henny Lilyanti., M.Kep

3. Nilai
Nilai adalah standar yang mempengaruhi perilaku sehingga penting bagi
perawat untuk menyadari nilai seseorang. Perawat perlu berusaha untuk
mengetahui dan mengklarifikasi nilai sehingga dapat membuat keputusan
dan interaksi yang tepat dengan pasien. Dalam hubungan profesionalnya
diharapkan perawat tidak terpengaruhi oleh nilai personalnya.
Perbedaan nilai tersebut misalnya pasien memandang abortus tidak
merupakan perbuatan dosa sementara perawat memandang bahwa abortus
merupakan tindakan dosa.

4. Latar belakang sosial budaya


Bahasa dan gaya komunikasi akan sangat dipengaruhi oleh faktor budaya.
Budaya juga akan membatasi cara bertindak dan berkomunikasi.

5. Emosi
Emosi merupakan perasaan subyektif terhadap suatu kejadian. Emosi seperti
marah,

sedih,

senang

akan

dapat

mempengaruhi

perawat

dalam

berkomunikasi dengan orang lain. Perawat perlu mengkaji emosi klien dan
keluarganya sehingga perawat mampu memberikan asuhan keperawatan
dengan tepat. Selain itu perawat juga perlu mengevaluasi emosi yang ada
pada dirinya agar dalam melakukan asuhan keperwatan tidak terpengaruhi
oleh emosi dibawah sadarnya.
6. Jenis kelamin
Setiap jenis kelamin mempunyai gaya komunikasinya yg berbeda-beda.
Tanned (1990) menyebutkan bahwa wanita dan laki-laki mempunyai
perbedaan gaya komunikasi. Dari usia 3 tahun wanita bermain dengan teman
baiknya atau dalam grup kecil dan menggunakan bahasa untuk mencari
kejelasan, meminimalkan perbedaan, serta membangun dan mendukung
keintiman. Laki-laki dilain pihak menggunakan bahasa utk mendapatkan
kemandirian dari aktifitas dalam grup yang lebih besar, dimana jika mereka
ingin berteman mereka melakukannya dg bermain.

DDK2/Hambatan/Nonreg/2016

Page

Handout Dasar-Dasar Keperawatan 2

Ns. Henny Lilyanti., M.Kep

7. Pengetahuan
Tingkat pengetahuan akan mempengaruhi komunikasi yang dilakukan.
Seseorang yang tingkat pengetahuannya rendah akan sulit berespon
terhadap pertanyaan yang mengandung bahasa verbal dengan tingkat
pengetahuan yang lebih tinggi.
Perawat perlu mengetahui tingkat pengetahuan pasien sehingga perawat
dapt berinteraksi dengan baik dan akhirnya dapat memberikan asuhan
keperawatan yang tepat kepada pasien.
8. Peran dan hubungan
Gaya komunikasi sesuai dengan peran dan hubungan diantara orang yang
berkomunikasi. Cara komunikasi seseorang perawat dg koleganya dengan
cara komunikasi seorang perawat kepada pasien akan berbeda tergantung
perannya. Demikian juga antara guru dengan muridnya.

9. Lingkungan
Lingkungan interaksi akan mempengaruhi komunikasi yang efektif. Suasana
yang bising, tidak ada privacy yang tepat akan menimbuklkan kerancuan,
ketegangan dan ketidaknyamanan.
Untuk itulah perawat perlu menyiapkan lingkungan yang tepat dan nyaman
sebelum memulai interaksi dengan pasien.
10. Jarak
Jarak dapat mempengaruhi komunikasi. Jarak tertentu menyediakan rasa
aman dan kontrol. Dapat dimisalkan dg individu yang merasa terancam
ketika seseorang tidak dikenal tiba-tiba berada pada yang sangat dekat
dirinya. Hal itu juga yang dialami oleh pasien pd saat pertama kali
berinteraksi dengan perawat. Untuk itu perawat perlu memperhitungkan
jarak yg tepat pd saat melakukan hubungan dg pasien.

FAKTOR PSIKOLOGI YG MEMPENGARUHI KOMUNIKASI


a. Mekanisme bertahan
Mekanisme bertahan ini berdasarkan teori Freud dimana menurut Freud
kepribadian seseorang terdiri dari id, ego dan super ego.

DDK2/Hambatan/Nonreg/2016

Page

Handout Dasar-Dasar Keperawatan 2

Ns. Henny Lilyanti., M.Kep

Id merupakan suatu komponen yang tidak disadari, terdiri dari keinginan


insting dimana kepuasan merupakan tujuannya.
Ego merupakan kekuatan yang dibutuhkan untuk menahan id dan untuk
memodifikasi id sehingga seseorang dapat diterima dalam interaksi sosial.
Super ego terdiri dari point-point moral meliputi adanya rasa bersalah atau
rasa malu apabila melakukan kesalahan.
Pada dasarnya ego dan super ego melakuakan pekerjaan bersama untuk
dapat memodifikasi dan menangani id pada saat seseorang terancam. Hal ini
dilakuakan untuk mengihindari lepasnya id dari kontrol atau lepasnya super
ego dari kontrol sehingga memungkinkan munculnya rasa bersalah, atau rasa
malu yang berlebihan. Untuk mencegah terjadinya hal ini, ego melakukan
mekanisme bertahan.
Anna Freud (1946) putri dari Freud menyebutkan bahwa mekanisme bertahan
menunjukan adanya motivasi yang tidak disadari.
Beberapa mekanisme bertahan adalah sebagai berikut :
1. Rasionalisasi
Rasionalisasi terjadi ketika individu memberikan alasan terhadap tingkah
laku yang pada individu tersebut sepertinya merupakan alasan yang
rasional. Mekanisme bertahan rasionalisasi ini biasanya dilakukan pada
seseorang yang menginginkan sesuatu terjadi tapi individu tersebut tidak
dapat mencapainya.
Misalnya : Saya akan berhenti merokok setelah saya lulus ujian
Saya terlalu sibuk dengan rencana asuhan keperawatan
sehingga saya tidak dapat melihat pasien X sekarang
2. Regresi
Adalah merupakan tingkah laku yang tidak tepat sesuai dengan tahap
perkembangannya.
Misalnya : ngompol atau mengisap jempol pada usia dewasa.
3. Represi
Merupakan kegiatan memendam memori atau perasaan ke dalam bawah
sadar oleh individu. Hal ini biasanya melibatkan kejadian masa lalu untuk
menghindari respon cemas atau rasa bersalah.
Represi ini sering dilakukan pada individu yang pernah mengalami
peristiwa traumatik seperti pernah melihat serangan bom, konflik

DDK2/Hambatan/Nonreg/2016

Page

Handout Dasar-Dasar Keperawatan 2

Ns. Henny Lilyanti., M.Kep

bersenjata. Akibat dari represi yang dilakukan ini seseorang biasanya


akan merasa lemah dan sering kelelahan.
4. Mengingkari
Mekanisme bertahan ini digunakan oleh seseorang untuk memerangi rasa
cemas. Mekanisme ini sering tampak pada individu yang mengalami
kehilangan anggota keluarga atau bagian tubuhnya.
5. Identifikasi
Proses dimana seseorang berusaha menjadi orang lain yang diinginkanya
dengan mengambil tingkah laku, pikiran serta motivasi orang lain
tersebut. Biasanya orang yang ditiru adalah orang terkenal.
6. Proyeksi
Perilaku bertahan ini terjadi ketika seseorang mengalihkan kesalahan atau
sifat atau keadaan yang ada pada dirinya kepada orang lain (sebagai
kambing hitam).
7. Fantasi
Merupakan kegiatan menggunakan imajinasi untuk mengingat kembali
hal-hal yang diinginkan oleh individu. Hal ini dikarenakan biasanya
karena seseorang menginginkan obyek tertentu tapi tidak dapat
diinginkan. Kegiatan ini dapat dilakukan untuk menurunkan stress asal
tidak dilakukan dalam waktu yang lama.
Mekanisme bertahan bermanfaat dilakukan dalam jangka waktu pendek
karena mekanisme ini dapat memelihara harga diri dan menurunkan
cemas dan rasa bersalah. Hanya saja apabila dilakukan berlebihan,
mekanisme ini akan menyebabkan distorsi yang berat terhadap realitas
dimana hal ini akan dapat mempengaruhi individu dalam menerima dan
berinteraksi dengan orang lain.
b. Tingkah laku, kepercayaan & nilai
Tingkah laku adalah merupakan bentuk tingkah laku yang dapat diobservasi
sedangkan nilai dan kepercayaan tidak dapat diobservasi.
Menurut Adler dan Rodman (1991) :
a. Tingkah laku adalah merupakan respon terhadap sesuatu yg dapat
dilakukan dengan cara positif maupun negatif.
b. Kepercayaan merupakan suatu perasaan percaya terhadap kebenarandari
sesuatu yang berdasarkan pada budaza yg ada.

DDK2/Hambatan/Nonreg/2016

Page

Handout Dasar-Dasar Keperawatan 2

Ns. Henny Lilyanti., M.Kep

c. Nilai dalah konsep dimana seseorang mempunyai stndar bagaimana


seharusnya berperilaku. Seseorang lahir tidak membawa tingkah laku,
kepercayaan atau nilai. Kepercayaan dan nilai dapat berasal dari orang
tua, saudara, guru, teman dan juga figur-figur lain. Misalnya anak apabila
melakukan tindakan yang buruk akan mendapat hukuman dan demikian
juga sebaliknya. Disini anak juga melakukan observasi dan imitasi
tingkah laku dari orangtua atau media lainya.
Adanya perbedaan tingkah laku, nilai dan kepercayaan diatas dapat
berperan terhadap terjadinya salah pengertian atau salah persepsi
interaksi satu dengan yang lain.
c. Asumsi
Misalnya : penilaian terhadap baju yg dikenakan, cara bicara atau peran yg
dituntut oleh masyarakat. Contohnya seseorang yang memakai baju warna
tertentu pada saat sedang kampanye partai tertentu, orang tersebut dianggap
pengikut partai tersebut. Asumsi ini biasanya bersifat situasional atau
tergantung kondisi yg ada.

d. Prasangka
Meliputi penilaian terhadap sesuatu (memberikan label/stereotipe) pada
mereka. Prasangka biasanya pada :
ras, warna kulit, agama, politik, berat badan, usia, orientasi seksual, status
perkawinan, warna rambut, tipe atau gaya baju tinggi badan.
Prasangka biasanya irasional dan diskriminatif.
e. Distorsi persepsi
Adanya penerimaan stimulus yg sama tetapi mempunyai persepsi yg
berbeda. Biasanya persepsi ini berdasarkan pengalaman masa lalu.
Contoh :
Stimuli yg ada : Ganti balutan pada pasien
Persepsi pasien : sesuatu yg baru dan menakutkan
Persepsi perawat baru/mahasiswa : senang karena dapat mempraktekan dan
latihan teori yang telah dipelajari.
Persepsi perawat lama : Bagaimana melakukan tindakan sesuai prosedur.
End
~ 219 ~
DDK2/Hambatan/Nonreg/2016

Page

You might also like