Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Latar belakang dibuatnya makalah ini adalah karena kacang panjang
(Vigna sinensis sp) merupakan tanaman legum yang kaya akan vitamin
termasuk dalam suku Papilionaceae dan juga merupakan tanaman
semusim yang bersifat membelit. Tanaman kacang panjang dapat
dikembangkan untuk perbaikan gizi keluarga. Berumur pendek, tumbuh
baik pada dataran medium sampai dataran rendah, dapat ditanam di
lahan sawah, tegalan atau pekarangan pada setiap musim. Untuk
memahami tanaman kacang panjang lebih dalam, kami bermaksud mengulas
tanaman kacang panjang pada struktur budidaya tanamannya, maupun dari
organisme pengganggu tanaman nya (OPT).
1.2
1)
2)
3)
Rumusan Masalah
Apa saja jenis dan kriteria tanaman kacang panjang ?
Bagaimana proses budidaya tanaman kacang panjang ?
Apa saja organisme pengganggu tanaman (OPT) yang menyerang
tanaman kacang panjang dan bagaimana gejala dan ciri-ciri organ
target tanaman yang diserang ?
dan
memahami
berbagai
organisme
penggaggu
dan
memahami
Manfaat
cara
mengendalikan
OPT
yang
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Deskripsi tanaman kacang panjang
Tanaman kacang panjang (Vigna sinensis L.) sudah lama dibudidayakan oleh orang
Indonesia. Tanaman kacang panjang berasal dari India dan Afrika.
Klasifikasi Kacang panjang
Kingdom
: Plantae
Divisio
: Spermatophyta
Sub division : Angiospermae
Kelas
: Dicotyledonae
Ordo
: Rosales (Leguminales)
Famili
: Leguminosae (Papilionaceae)
Genus
: Phaseolus
Spesies
: Vigna sinensis L.
Tanaman kacang panjang mempunyai sebutan lain seperti kacang lanjaran (Jawa),
kacang turus (Pasundan), taukok (Cina), sitao (Philipina), kacang belut (Malaysia),
paythenki, yardlong bean dan asparagus bean. Tanaman ini mudah tumbuh dengan baik di
berbagai jenis lahan, baik lahan sawah, tegalan bahkan pekarangan rumah. Kacang panjang
merupakan tanaman semusim yang berbentuk perdu, bersifat memanjat dengan membelit.
Daunnya bersusun tiga-tiga helai, sedangkan bunga kacang panjang seperti kupu-kupu
berwarna biru muda, polongnya berwarna hijau berbentuk gilig dengan panjang sekitar 10
-80 cm.
Kacang panjang bersifat dwiguna, artinya sebagai sayuran polong dan sebagai
penyubur tanah. Tanaman sebagai penyubur tanah karena pada akarakarnya terdapat bintilbintil bakteri Rhizobium. Bakteri tersebut berfungsi mengikat nitrogen bebas dari udara.
Maka dari itu kacang panjang banyak ditanam oleh petani di pematang sawah baik
monokultur maupun sebagai tanaman sela. Selain itu kacang panjang banyak mengandung zat
gizi seperti protein, kalori, vitamin A dan vitamin B. Daun kacang panjang sangat baik bagi
wanita yang sedang menyusui karena dapat memperbanyak air susu ibu. Nilai gizi kacang
panjang dan daun kacang per 100 g bahan
lempung berpasir, subur, gembur, bayak mengandung bahan organik dan drainasenya baik
dengan pH sekitar 5,5-6,5. Ditanam pada ketinggian optimum kurang dari 800m dpl, suhu
antara 20-30C, iklimnya kering da curah hujan antara 600-1500 mm/tahun.
b. Persiapan benih
Salah satu faktor penting yang sangat menentukan keberhasilan usaha tani kacang
panjang adalah mutu benih. Benih bersertifikat dapat diperoleh di toko pertanian, selain itu
benih dapat diperoleh dari polong kacang panjang yang sudah masak pohon dengan ciri-ciri
polongnya kering dipohon serta berasal dari tanaman yang sehat dan berproduksi banyak.
Karakterisktik benih yang bermutu tinggi adalah sebagai berikut :
1. Daya tumbuh tinggi, lebih dari 80 %.
2. Tidak tercampur dengan varietas lain atau dapat dikatakan tingkat kemurniannya
tinggi, yakni antara 98 %-100 %.
3. Memilik kecepatan tumbuh (vigor) yang baik.
4. Biji berwarna mengkilat, tidak keriput, bernas dan bebas dari gigitan serangga.
5. Tidak tercampur dengan kotoran, gulma atau biji tanaman lain. Jumlah benih yang
dibutuhkan per luas lahan sangat ditentukan oleh varietas, tingkat kesuburan tanah,
jarak tanam, dan jumlah benih per lubang tanam. Kebutuhan benih per luas lahan
Keterangan :
e. Pemeliharaan
1. Penyulaman
Penyulaman dilakukan untuk mengganti benih yang tidak tumbuh atau mati.
Penyulaman dilakukan kurang lebih 1 minggu setelah penanaman.
2. Penyiraman
Meskipun tanaman kacang panjang dapat tumbuh dilahan kering, tetpi untuk
kebutuhan air harus terpenuhi agar pertumbuhan tanaman tidak terhambat. Jika setelah
tanam, penyiraman dilakukan pada saat sore harinya. Lalu, untuk penyiraman rutin dilakukan
tiap pagi atau sore hari dengan menggunakan gembor atau aliran air melalui saluran di sekitar
bedengan. Penyiraman dilakukan secukupnya sampai tanah cukup lembab.
3. Pemasangan Ajir
Pemasangan ajir dilakukan pada saat tanaman mulai tumbuh dan tingginya mencapai
25 cm. Ajir/lanjaran dibuat dari belahan bambu atau menggunakan kayu dengan panjang
sekitar 2 meter. Permasangan ajir bermaksud sebagai tempat merambatnya tanaman.
Pemasangan ajir dilakukan 10 hari setelah tanam yaitu diantara dua lubang tanam. Setiap
lima lanjaran dipasangi silang lanjaran. Kemudian diberi tali untuk merambatkan tanaman.
Pemasangan tali yang mengikat tanaman dengan lanjaran dilakukan dua kali, yaitu pada saat
tinggi tanaman 70 cm dan 150 cm.
4. Penyiangan
Penyiangan dilakukan untuk pengendalian gulma yang tumbuh disekitar tanaman
kacang panjang yang dapat dilakukan secara manual dengan mencabut rumput yang tumbuh,
dapat menggunakan alat dengan cara dikored atau menggunakan herbisida dengan dosis 1-2
ml per liter air. Bersamaan dengan penyiangan, dapat juga dilakukan pendangiran yang
berfungsi untuk menggemburkan tanah.
5. Pemangkasan
Tanaman kacang panjang yang terlalu rimbun perlu dilakukannya pemangkasan daun
maupun ujung batang karena tanaman yang terlalu rimbun dapat menghambat pertumbuhan
bunga. Pemangkasan juga bertujuan agar pertumbuhan generatif dapat berjalan dengan baik.
Pemangkasan dilakukan pada saat tanaman belum berbunga atau tanaman berumur sekitar 34 minggu dengan memotong pucuk sekitar 2-3 ruas menggunakan pisau tajam atau gunting
setek.
6. Pemupukan
Tanaman kacang panjang tidak hanya melakukan pemupukan dasar tetapi tanaman
kacang panjang juga membutuhkan pupuk anorganik untuk pertumbuhannya. Pemberian
pupuk anorganik dilakukan dua kali yaitu pada saat penanaman dan saat tanaman berumur 45
hari dengan dosis sebagai berikut:
Pupuk diberikan dalam larikan yang berada diantara dua sisi barisan tanaman
kemudian ditutup kembali dengan tanah. Selain itu dapat pula diberikan pupuk daun.
Dilakukan pada saat menjelang berbunga sekitar 4 minggu setelah tanam.
f. Panen dan pasca panen
Tanaman kacang panjang dapat mulai dipanen setelah
berumur 50-60 hari tergantung pada varetas, musim dan
tinggi rendahnya daerah penanaman. Ciri-ciri tanaman
kacang panjang yang sudah siap panen yaitu:
-
pangkal polong hingga polong terlepas seluruhnya atau dengan menggunakan pisau tajam.
Waktu panen yang baik untuk dilakukan pada saat pagi atau sore hari dan pemanenan
sebaiknya dilakukan secara bertahap dengan selang waktu 3 hari.Pemanenan dihentikan
setelah tanaman berumur sekitar 3-4 bulan.
2.3 Hama dan Penyakit
1. Hama
Hama Utama (Key pest)
a. Kutu Aphids craccivora Koch
Klasifikasi :
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Homoptera
Famili : Aphididae
Genus : Aphis
Spesies: Aphis craccivora
Kutu Aphids craccivora merupakan hama yag selalu menyerang tanaman kacang
panjang dengan tubuhnya yang berwarna hitam. Kutu-kutu tersebut selalu bergerombol di
balik bawah daun. Hama ini bersimbiosis dengan semut, karena cairan madu
yang
dikeluarkannya disenangi semut hitam. Di samping disenangi semut hitam, cairan madu
disenangi embun jelaga. Embun jelaga sebenarnya tidak merusak tanaman, tetapi karena
keberadaanya menutupi daun, hal ini bisa mengganggu proses fotosintesis, lalu membuat
daun-daun atau ranting tanaman kacang panjag menjadi hitam karena semut serta berwarna
keabu-abuan yang diakibatkan oleh embun jelaga.
abdomen.
Betina menjadi ddewasa setelah berumur 4-20 hari. Panjang tubuh yang bersayap
rata-rata 1,5 mm. Mulai menghasilkan keturunan pada umur 5-6 hari dan berakhir
sepanjag hidupnya.
Dampak atau gejala yang ditimbulkan adalah :
- Stadia yang merussak adalah nimfa dan imago yang umumnya mengisap pada bagian
-
jelaga.
Kutu-kutu bergerombol pada pucuk tanaman dan berperan sebagai vektor virus.
Pertumbuhan terhambat karena hama mengisap cairan sel tanaman dan penurunan
hasil panen.
Pertumbuhan terhambat menjadi lemah dan kehilangan warna daun, mengkerut lalu
panen)
Cara pencegahan dan pengendalian yang dilakukan adalah :
- Denga dilakukannya rotasi tanaman denga bukan family kacang-kacangan dan juga
-
Diptera
Jika tanaman kacang panjang belum terserang hama kutu Aphids craccivora, maka
sebaiknya dilakukan pencegahan dengan cara menghindari menanam tanaman kacang
panjang dengan jarang saling berdekatan dengan tanaman yang lebih tua.
Jika tanaman kacang panjang sudah mulai terserang hama kutu Aphids craccivora,
maka harus segera dilakukan penyemprotan pada permukaan daun bagian bawah
dengan insektisida yang tepat.
Insektisida yang bisa digunakan diantaranya Matador 25 EC, Akhodan 350 EC, dan
Perfecthion 400 EC (penggunaan disesuaikan dengan dosis anjuran yang tertera pada
label kemasan)
Klasifikasi
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Lepidoptera
Famili: Pyralididae
Genus: Maruca
Spesies: Maruca testulalis
Bioekologi :
- Tersebar pada daerah tropis, dan mengkhususkan
-
Leguminosae
Pada usia muda, ulat penggerek tersebut berwarna hijau. Seiring berjalannya waktu
dan bertambahnya usia, warna ulat tersebut berangsur-angsur berubah menjadi warna
coklat kehitaman.
Larva menyerang ovarium bunga yang baru mekar, kelopak muda, polong muda, daun
(stadia paling berbahaya). Setelah umur 6-8 hari larva berubah menjadi pupa di tanah
dan membutuhkan waktu 5-7 hari untuk menjadi serangga dewasa.
Dampak atau gejala yang ditimbulkan adalah :
- Larva menyerang bunga yang sedang membuka, kemudian memakan polong
- Terdapat bekas gigitan pada bunga yang baru mekar, kelopak bunga, polong muda,
-
dalamnya.
Pencegahan dan pengendalian yang dilakukan adalah :
- Dengan cara mekanis, dapat langsung diambil dan dimusnahkan yang terlihat pada
-
label.
Dapat memasang perangkap kupu-kupu pada beberapa tempat dengan cara :
Mengoleskan perangkap kupu-kupu yang berbentuk lem, seperti Cherry Glue dan
Glumon, kemudian menggunakan kuas pada botol bekas air mineral atau potongan
pipa PVC.
Jika tanaman sudah mula terserang hama tersebut, maka harus segera disemprotkan
Insektisida yang bisa digunakan antara lain Decis 25 EC, Ciracron 500 EC, dan
Buldok 25 EC (penggunaan disesuaikan dengan dosis anjuran yang tertera pada label
kemasan)
Hama lainnya :
a. Lalat kacang (Ophiomya phaseoli T.)
Bioekologi:
Berukuran 1.5-2.0 mm
Berwarna hitam mengkilat.
Berkembang biak cepat yaitu satu ekor betina dapat menghasilkan telu 100-300 butir
berwarna kekuningan
- Pangkal batang terjadi perakaran terjadi perakaran sekunder dan membengkak
Pencegahan dan pengendalian yang dilakukan adalah :
-
Cara pergiliran tanaman yang bukan dari famili kacang-kacangan dan penyemprotan
memakai PESTONA
Klasifikasi
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Noctuidae
Famili : Lepidoptera
Genus : Spodoptera
Spesies: Spodoptera litura
Bioekologi :
Serangga ini berkembang secara metamorphosis sempurna.
Perkembangannya terdiri dari empat stadia yaitu telur larva pupa imago.
Bersifat polifag.
Pada umur dua minggu, panjag ulat sekitar 5 cm.
Ulat menjadi kepompong di dalam tanah, membentuk pupa tanpa rumah pupa (kokon)
Warnanya coklat kemerahan dengan panjang sekitar 1,60 cm.
Siklus hidup berkisar antara 30-60 hari (lama stadium telur 2-4 hari). Stadium larva
terdiri atas 5 instar yang berlangsung selama 20-46 hari. Lamanya sadium pupa yaitu
8-11 hari.
- Seekor ngengat betina dapat meletakkan 2.000-3.000 telur.
Dampak atau gejala yang ditimbulkan adalah :
- Larva yang masih muda merusak daun dengan meninggalkan sisa-sia epidermis
-
dan berkelompok.
Serangan berat umunya menyerang pada musim kemarau menyebabkan tanaman
gundul karena daun dan buah habis dimakan oleh ulat tersebut.
Serangan ulat kecil mengakibatkan bagian daun yang tersisa tinggal epidermis bagian
atas serta tulang daunnya saja. Sedangkan ulat yang besar memakan tulang daun.
Hama ini juga menyerang polong
Pencegahan dan pengendalian yang dilakukan adalah :
Dengan dilakukannya kultur teknis
Dengan dilakukannya rotasi tanaman
Dengan dilakukannya penanaman serempak
Bioekologi:
Hama ini merupakan hama gudang yang menyerang hasil panen dalam gudang
Tubuh oval, bagian belakang lebar, warna hitam atau coklat dengan bintik-bintik.
Dari atas kepala bersembunyi elytra pendek tidak sampai ujung abdomen.
Merupakan fasmili dengan jumlah relativ sedikit
Sepanjang hidupnya larva hidup di dalam biji-bijian, sedangkan pada usia dewasa
Memberi perlakuan minyak jagung 10cc/kg biji pada benih kacang panjang
2. Penyakit
Penyakit utama
a. Penyakit Karat Daun Uromyces sp
Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Uromyces appendiculatus. Spora dari
cendawan ini menginfeksi bagian daun tanaman dalam bentuk urediniospora dan teliospora.
Cendawan akan membentuk teliospora pada musim dingin,
sebagai struktur pertahanan.
Klasifikasi
Filum
Kelas
Ordo
Famili
: Basidiomycota
: Urediniomycetes
: Uredinales
: Pucciniaceae
panas dan lembab, yakni pada musim hujan yang serinng panas tiba-tiba.
Pencegahan dan pengendalian yang dilakukan adalah :
- Melakukan praktek budidaya seperti rotasi tanaman (2-3 tahun) untuk menurunkan
-
potensi penyebaran.
Sisa tanaman yang terserang harus segera dibakar.
Pasuka air yang tersedia harus pas, tidak boleh terlalu terlalu banyak agar
kelembapanannya terkontrol.
Melakukan sanitasi lingkungan serta kontrol saluran drainase.
Jika tanaman sudah mulai terserang penyakit ini, harus segera dilakukan
penyemprotan fungisida yang efektif untuk penyakit ini, yaitu Score 250 ECdan Anvil
50 SC (penggunaan disesuaikan dengan dosis anjuran yang tertera pada label
kemasan). Juga ada azooxystrobin (Quadris), boscalid (Endura) dan pyraclostrobin
(Headline) (Pemakaian sedikitnya 5 galon air/ha ditambah dengan fungisida pilihan
untuk disemprotkan ke bagian-bagian tanaman yang terserang).
coklat.
Bercak-bercak
dapat
berkembang
melebar
dan
membentuk
kumpulan-kumpulan
konidiofor dengan konidium, yang bila dilihat dengan kaca pembesar (loupe) tampak
-
Penyakit lainnya :
a. Penyakit Antraknose (jamur Colletotricum lindemuthianum)
Penyakit ini menyerang batang daun, bunga buah dan biji. Penyakit ini disebabkan
oleh Colletotricum lindemuthianum atau Gloesporium lindemuthianum atau
Glomerella
lindemuthianum.
Morfologi : Konidium cendawan ini berwarna putih bening, lurus atau bengkok.
Cendawan ini dapat berkembang biak dengan cepat pada kelembapan 92-100% dan suhu
17C. Jika kondisi lingkungan tidak sesuai, maka cendawan ini mengalami dormansi
(istirahat). Cendawan ini dapat bertahan hidup sampai beberapa tahun pada biji, sisa-sisa
tanaman sakit dan di dalam tanah. Penyebaran cendawan Colletotrichum lindemuthianum
dapat melalui percikan air hujan maupun percikan air pada saat penyemprotan pupuk daun,
serangga, peralatan pertanian dan pekerja kebun.
Deskripsi : Virus ini tidak dapat menular secara mekanis dengan gesekan. Virus ini
ditularkan ke tanaman ke tanaman sehat melalui vektor kutu daun Aphis craccivora.
Serangga akan menjadi efektif setelah menghisap tanaman sakit selama 5 jam kemudian
menghisap tanaman sehat selama 5 jam.
membentuk buah.
Pencegahan dan pengendalian yang dilakukan adalah :
- Menggunakan benih sehat serta bebas virus
- Menyemprot vector kutu daun dan tanaman
-
BAB 3
HASIL OBSERVASI
Narasumber 1
: Bapak Oding,
Mata pencaharian : Petani buncis, kacang panjang, tembakau dan bawang daun
(dengan luas lahan sebesar 14 bata termasuk tembakau dan bawang daun)
Informasi yang didapat :
1. Benih yang digunakan merupakan hasil dari pembibitan Bapak Oding
sendiri
2. Kultivar yang difokuskan adalah tanaman buncis (Phaseolus vulgaris L.)
3. Jenis buncis yang ditanam merupakan buncis tipe rambat, atau orangorang biasa menyebutnya dengan buncis jenis TW, atau juga buncis biasa.
Buncis tipe ini tumbuh denga baik pada ketinggian 1.000-1.500 mdpl
dengan suhu yang dingin. Hal tersebut sesuai dengan kondisi lingkungan
Desa Kadakajaya yang memiliki ketinggian kurang lebih serupa dengan
suhu udara yang dingin.
4. Pupuk yang digunakan adalah pupuk kandang yang berasal dari kotoran
ayam.
5. Cara pemupukkan dilakukan dengan membuat lubang di samping
tanaman
buncis,
menaburkan
pupuk
tersebut
ke
dalamnya,
lalu
Narasumber 2
: Ibu Dedeh
Mata pencaharian : Petani buncis, kacang panjang, dan timun
(dengan luas lahan sebesar 240 bata termasuk kacang panjang serta timun)
untuk lahan buncis dan kacang panjang, terukur 100 bata
Informasi yang didapat :
1. Benih yang digunakan merupakan merk untuk tanaman kacang panjang
adalah bintang asia dan pangeran api dan untuk tanaman buncis
menggunakan merk legawa.
2. Kacang panjang jenis Pangeran adalah yang paling bagus kualitasnya,
dengan bijinya yang keseluruhan berwarna coklat. Biji kacang panjang
jenis pangeran api berwarna coklat dan putih. Sedangkan biji kacang
panjang jenis bintang asia berwarna hitam dan putih.
3. Benih tersebut termasuk jenis TW seperti yang telah disebutkan pada
literatur, jenis TW tidak lan merupakan jenis buncis tipe merambat yang
tumbuh dengan baik (cocok) di dataran tinggi dengan ketinggian 1.0001.500 mdpl dengan suhu yang dingin. Serta pada kebun milik beliau juga
terlihat bahwa tanama buncis tersebut memiliki panjang mencapai 3 m
sehingga
membutuhkan
lanjaran/turus
sebagi
penopang
tanaman
tersebut.
4. Pupuk yang digunakan diantaranya urea, fosfat serta pupuk kandang.
Pemberian pupuk diberikan jika tanaman sudah berbunga.
5. Jenis pestisida yang diberikan adalah Kanon 400 EC dengan kandungan
bahan aktif Dimetoat sebanyak 400 g/l. Kanon 400 EC digunakan adalah
nsektisida sistematik racun kontak untuk mengendalikan hama Thrips sp,
kutu daun Aphis sp pada tanaman kacang panjang. Kanon 400 EC bekerja
secara kontak dan sistemik yang berbentuk pekatan berwarna kuning
kecoklatan yang dapat diemulsikan untuk mengendalikan hama-hama
penting pada tanaman kacang panjang, apel, semangka, dll.
6. Proses budidaya
Proses budidaya yang dilakukan tidak jauh berbeda dengan sebagamana
penuturan dari narasumber pertama
a. Pengolahan lahan, diantaranya dengan menggemburkan lahan lalu
pembuatan guludan
zat
yang
dapat
membuat
kacang
panjang
tersebut
mengeriting.
- Lalat kacang (Agromyza phaseoli)
- Ulat penggerek polong (Maruca testulalis)
- Kumbang daun (Epilachna signatipennis)
h. Pengendalian yang dilakukan adalah dengan pemberian insektisida
Kanon, dan Ludo, umtuk pengendalian ulat penggerek polng dan kutu
daun. Untuk 100 bata dibutuhkan 1 tank untuk 1 kali penyemprotan.
Dosis yang di pakai adalah 1 tutup ludo sama 1 tutup botol kanon di
campur
dengan
tank.
Untuk
pengedalian
LINTAH
dengan
DAFTAR PUSTAKA
Sayuran.
Badan
Litbang
Pertanian
LAMPIRAN