You are on page 1of 9

BAB I

STATUS PASIEN
I.

II.

III.

IDENTITAS
Nama pasien
Umur
Jenis kelamin
Alamat
Pekerjaan
Agama
Suku
MRS
Tanggal pemeriksaan
No. RM

: An. G
: 3 tahun
: Laki-laki
: Poh Pelem, Wonogiri
:: Islam
: Jawa
: 30 Mei 2012
: 31 Mei 2012
: 260838

ANAMNESIS
Dilakukan pada tanggal 31 Mei 2012 didapat secara heteroanamnesis.
A. Keluhan Utama
Luka bakar terkena air panas pada kedua kaki.
B. Riwayat Penyakit Sekarang
Seorang anak laki-laki umur 3 tahun datang ke RSUD Dr. Harjono Ponorogo
dalam keadaan sadar dan menangis, diantar oleh kedua orang tuanya dengan
keluhan luka bakar pada kedua kaki dan pantatnya karena terkena air panas.
Kejadian ini terjadi pada tanggal 30 Mei 2012 pukul 08.00 dimana pada saat
itu pasien sedang bermain kemudian menabrak panci air panas dan akhirnya
tersiram air panas. Kedua kaki dikeluhkan terasa nyeri pada daerah luka
bakar, panas, bula (+) sudah pecah dan anak rewel.
C. Riwayat Penyakit Dahulu
Tidak pernah menderita sakit seperti ini sebelumnya
D. Riwayat Keluarga
Tidak ada keluarga yang menderita sakit seperti ini.
Tidak ada keluarga yang menderita asma dan alergi.
E. Riwayat Imunisasi dan Tumbuh Kembang
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan dilakukan pada tanggal 31 Mei 2012.
A. Status Generalis
1. Keadaan Umum
KU: tampak sakit sedang
Kesadaran : Kompos Mentis, GCS E4V5M6
2. Vital Sign
a. Nadi
: 82 x/menit
b. Pernapasan :
c. Suhu
: 37,8oC
d. BB
: 13 Kg

e. Status Gizi

3. Primary Survey
A: Bebas
B: Spontan
C: Nadi Kuat Angkat
D: GCS:E4V5M6 15
4. Kepala
: Bentuk kepala normal, Konjungtiva palpebra anemis (-/-),
Sklera ikterik (-/-), Pupil Isokor kanan dan kiri, Reflek cahaya (+/+)
5. Leher
: Trakhea ditengah, Klenjar getah bening tidak teraba.
6. Thorak
:
a. Paru :
Inspeksi
: Normochest, retraksi (-), gerakan dada simetris
kanan kiri.
Palpasi
: thorak simetris, fremitus sama kuat kanan kiri,
Perkusi
: Depan
;Belakang tidak dilakukan
Sonor
Sonor
Sonor

Sonor
Sonor
Sonor

Auskultasi

Vesikuler
Vesikuler
Vesikuler

Vesikuler
Vesikuler
Vesikuler

: Depan

; Belakang tidakdilakukan

Suara tambahan: wheezing (-/-), ronkhi (-/-)


b. Cor
:
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi
: Ictus cordis teraba di medial LMCS SIC IV
Perkusi : Batas jantung dalam batas normal
Auskultasi : Bunyi jantung I-II reguler, bising jantung (-).
7. Abdomen :
Inspeksi : Distended (-), Benjolan (-).
Auskultasi : Perislaltik (+)
Perkusi : Timpani, Nyeri ketok (-)
Palpasi
: Supel, defans muscular (-), nyeri tekan tidak
ditemukan, hepar teraba normal, lien tidak teraba
8. Extremitas
: superior dan inferior :Akral hangat, oedem (-)
B. STATUS LOKALIS
GAMBAR
Kaki

Terdapat luka bakar di kedua paha dan .... pasien , tampak bullae yang
sudah pecah, hiperemis (+), Nyeri (+). Luas luka Bakar 15%.
Pantat
Terdapat luka bakar, bullae sudah pecah, nyeri (+). Luas luka bakar 15%
IV.

ASSESMENT/DIAGNOSIS KERJA
Combustio 15% Grade 2 Regio femoris, cruris, dorsum pedis, gluteus
dextra et sinistra e.c air panas

V.

PLANNING
Terpasang Infus RL 10 tpm
Injeksi Ketopain 3x10 mg
Injeksi Cefataxime 3x250 mg
Konsul Sp.B
IVFD RL????

VI.

FOLLOW-UP
Demam
Nyeri pada luka
Keadaan Umum
Kesadaran
Nadi
Nafas
Suhu
Status Generalis
Status Lokalis

Diagnosis
Terapi

1 Juni 2012
(-)
(+)
Sedang
Compos Mentis
110 x/menit
26 x/menit
37,20C
Tidak ada kelainan
I: Tampak luka bakar
masih basah, hiperemis
(+), udem (-), pus(-).
Pal: Nyeri tekan (+) anak
menangis
Combutio 15% Grade II

2 Juni 2012
(-)
(+)
Sedang
Compos Mentis
113 x/menit
28 x/menit
36,90C
Tidak ada kelainan
Tampak luka bakar
mulai menghitam (+),
hiperemis (+), edema
(-), pus (-)

Combutio 15% Grade


II
Infus Kaen 3B 16 tpm, Inj. Infus Kaen 3B 16
Soclaf 3x250, Inj novalgin tpm, Inj. Soclaf
3x1/2, Inj. Vit. C 1x1,
3x250, Inj novalgin
Fisioterapi, Total care (+), 3x1/2, Inj. Vit. C 1x1,
Observasi( +), Rawat Luka Fisioterapi, Total care
(+)
(+), Observasi( +),
Rawat Luka (+)

PEMBAHASAN
LUKA BAKAR
A. DEFINISI
Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan
kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik, dan
radiasi.Luka bakar dapat juga disebabkan oleh kontak dengan suhu rendah (frost-bite).
Luka bakar ini dapat mengakibatkan kematian, atau akibat lain yang berkaitan dengan
problem fungsi maupun estetik.
B. ETIOLOGI
Luka bakar berdasarkan penyebab dibedakan atas:
1. Luka bakar karena api
2. Luka bakar karena air panas
3. Luka bakar karena listrik dan petir
4. Luka bakar karena bahan kimia ( yang bersifat asam atau basa kuat )
5. Luka bakar karena radiasi
6. Cedera akibat suhu sangat rendah ( frost bite )
7. Luka bakar karena ledakan bom
C. PATOFISIOLOGI

Kulit adalah suatu organ pembungkus di luar tubuh. Seluruh kulit beratnya sekitar 16%
berat tubuh. Tebal kulit bervariasi 0,5 mm sampai dengan 6 mm tergantung dari letak,
umur, dan jenis kelamin. Kulit berfungsi sebagai pertahanan dalam berbagai kondisi
lingkuang, barier infeksi, mengontrol suhu tubuh (termoregulasi), sensasi, ekskresi dan
metabolisme. Fungsi proteksi adalah melindungi dari kehilangan cairan dan elektrolit,
trauma mekanik, ultraviolet, dan sebagai barier invasi mikroorganisme patogen.
Cedera termis (panas) menyebabkan gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
sampai syok, yang dapat menimbulkan asidosis, nekrosis tubular akut, dan disfungsi
serebral. Apabila kulit terbakar atau terpajan suhu tinggi, pembuluh kapiler
dibawahnya, area sekitar dan area yang jauh sekalipun akan rusak menyebabkan
pearmeabilitas meningkat. Terjadilah kebocoran intrakapiler ke interstisial sehingga
terjadi udem dan bula yang mengandung banyak elektrolit.

sehinggaleukos

Ra termis
D. PEMBAGIAN ZONA KERUSAKAN
1. Zona Koagulasi
Merupakan daerah yang langsung mengalami kontak dengan sumnber panas dan
terjadi kematian selular.
2. Zona Stasis
Zona ini mengalami kerusakan endotel pembuluh darah, trombosit, Zona ini
mengalami kerusakan endotel pembuluh darah, trombosit, leukosit,sehingga terjad
gangguan perfusi, diikuti perubahan permeabilitas kapiler dan respon inflamasi lokal.
Proses ini berlangsung selama 12-24 jam pasca cidera, dan mungkin berakhir dengan
nekrosis jaringan
3. Zona Hiperemia
Daerah ini ikut mengalami reaksi berupa vasodilatasi tanpa banyak melibatkan reaksi
seluler.(Moenadjat, 2001)
E. FASE-FASE LUKA BAKAR
Dalam perjalanan penyakit dibedakan 3 fase pada luka bakar, yaitu :
1. Fase awal, fase akut, fase syok
Pada fase ini problem yang berkisar pada gangguan saluran nafas karena adanya
cedera inhalasi dan gangguan sirkulasi. Pada fase ini juga terjadi gangguan
keseimbangan sirkulasi cairan dan elektrolit, akibat cedera termis yang bersifat
sistemik.
2. Fase setelah syok berakhir / diatasi / fase subakut
Fase ini berlangsung setelah syok berakhir / dapat di atasi. Luka terbuka akibat
kerusakan jaringan (kulit dan jaringan dibawahnya) dapat menimbulkan masalah,
yaitu:
a. Proses inflamasi
Proses inflamasi yang terjadi pada luka bakar berbeda dengan luka sayat elektif; proses
inflamasi di sini terjadi lebih hebat disertai eksudasi dan kebocoran protein.
Pada saat ini terjadi reaksi inflamasi lokal yang kemudian berkembang menjadi reaksi
sistemik dengan dilepaskannya zat-zat yang berhubungan dengan proses immunologik,
yaitu kompleks lipoprotein (lipid protein complex, burn-toxin) yang menginduksi
respon inflamasi sistemik (SIRS = Systemic Inflammation Response syndrome).
b. Infeksi yang dapat menimbulkan sepsis
c. Proses penguapan cairan tubuh disertai panas / energi (evaporative heat loss) yang
menyebabkan perubahan dan gangguan proses metabolisme.
3. Fase lanjut
Fase ini berlangsung setelah terjadi penutupan luka sampai terjadi maturasi. Masalah
pada fase ini adalah timbul penyulit dari luka bakar berupa parut hipertrofik,
kontraktur dan deformitas lain yang terjadi karena kerapuhan jaringan atau organorgan stuktural, misalnya bouttonirre deformity.
F. KLASIFIKASI LUKA BAKAR
1. Berdasarkan Kedalamannya
Kedalamanan luka bakar ditentukan oleh tingginya suhu dan lamanya pajanan suhu
tinggi. Semakin lama waktu kontak, maka semakin luas dan dalam kerusakan
jaringan yang terjadi.Semakin dalam luka bakar, semakin sedikit apendise kulit

yang berkontribusi pada proses penyembuhan dan semakin memperpanjang masa


penyembuhan luka. Semakin panjang proses penymbuhan luka, semakin sedikit
dermis yang tersisa, semakin besar respon inflamasi yang terjadi dan semakin
memperparah terjadinya scar. Luka bakar sembuh dalam waktu 3 minggu biasanya
tanpa menimbulkan hypertrophic scarring, walaupun biasanya terjadi perubahan
pigmen dalam waktu yang lama. Sebaliknya luka bakar yang sembuh lebih dari
tiga minggu sering mengakibatkan hypertrophic scarring.
Selain api yang menjilat tubuh, baju yang ikut terbakar juga memperdalam luka
bakar. Bahan baju yang paling aman adalah yang terbuat dari bulu domba (woll).
Bahan sintesis, seperti nilon dan dakron, selain mudah terbakar juga mudah lumer
oleh suhu tinggi, lalu menjadi lengket sehingga memperberat kedalaman luka
bakar.
a. Luka Bakar Derajat I
Ditandai dengan luka bakar superfisial dengan kerusakan pada lapisan epidermis.
Luka tampak sebagai eritema dengan keluhan rasa nyeri atau hipersensitivitas
setempat karena ujung-ujung saraf sensorik teriritasi dan tidak terdapat bula
ataupun jaringan parut. Penyebab tersering adalah sengatan sinar matahari. Proses
penyembuhan terjadi pada lapisan luar epidermis yang mati akan terkelupas dan
terjadi regenerasi lapisan epitel yang sempurna dari epidermis yang utuh
dibawahnya. Luka bakar derajat I dapat sembuh spontan selama 5-7 hari.
b. Luka Bakar Derajat II
Kerusakan terjadi pada lapisan epidermis dan sebagian dermis, tetapi masih
ada elemen epitel sehat yang tersisa. Elemen epitel tersebut misalnya sel epitel
basal, kelenjar sebasea, kelenjar keringat, dan pangkal rambut. Kerusakan
jaringan dapat berupa reaksi inflamasi akut disertai proses eksudasi. Pada luka
bakar derajat dua ini ditandai dengan nyeri, dasar luka berwarna merah atau
pucat, sering terletak lebih tinggi diatas kulit normal, serta pembentukan blister
atau lepuh (bula) yang berisi cairan eksudat yang keluar dari pembuluh karena
permeabilitas dinding meninggi biasanya disebabkan oleh tersambar petir,
tersiram air panas. Dalam waktu 3-4 hari, permukaan luka bakar mengering
sehingga terbentuklah krusta tipis berwarna kuning kecoklatan seperti kertas
perkamen. Beberapa minggu kemudian, krusta itu akan mengelupas karena
timbul regenerasi epitel yang baru tetapi lebih tipis dari organ epitel kulit yang
tidak terbakar didalamnya. Oleh karena itu biasanya dapat terdapat
penyembuhan spontan pada luka bakar superfisial atau partial thickness burn
dalam 2-3 minggu.

Luka Bakar derajat 2 dibedakan menjadi:


1) Derajat II dangkal (superfisial)
Kerusakan mengenai sebagian superfisial dari dermis
Apendises kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjer sebasea masih utuh
Penyembuhan terjadi spontan dalam waktu 10-14 hari.

Bula mungkin tidak terbntuk bebrapa jam setelah cedera, dan luka bakar pada mulanya
tampak seperti luka bakar derajat satu dan mungkin terdiagnosa sebagai derajat dua
superfisial setelah 12-24 jam.
Ketika bula dihilangkan, luka tampak berwarn pink dan basah.
Jarang menyebabkan hyperthropic scar.
Juka infeksi dicegah maka penymebuhan akan terjadi secara spontan kurang dari 3
minggu.
2) Derajat II dalam (deep)
Kerusakan mengenai hampir seluruh bagian dermis.
apendises kulit seperti folikel rambut, kelenjer keringat, kelenjer sebasea sebagian masih
utuh.
Penyembuhan terjadi lebih lama, tergantung apendises kulit yang tersisa. Biasanya terjadi
dalam waktu lebih dari satu bulan.
Juga dijumpai bula, akan tetapi permukaan luka biasanya berwarna pink dan putih segera
setelah terjadi cedera karena variasi suplai darah ke dermis (daerah yang berwarna
putihmengindikasikan aliran darah yang sedikit atau tidak ada samasekali; daerah yang
berwarna pink mengindikasikan masih adabeberapa aliran darah).
Jika infeksi dicegah luka bakar akan sembuh dalam 3 9 minggu

Gambar.2 ;luka bakar derajat dua dalam, pada anak yang tersiram kopi panas, luka berwarna merah muda, lunak pada penekanan, dan
tampak basah, sensasi nyeri sulit ditentukan pada anak.

c. Luka Bakar Derajat III


Terjadi kerusakan pada seluruh ketebalan kulit. Meskipun tidak seluruh tebal kulit rusak,
tetapi bila semua organ kulit sekunder rusak dan tidak ada kemampuan lagi untuk melakukan
regenerasi kulit secara spontan/ reepitelisasi, maka luka bakar itu juga termasuk derajat tiga.
Penyebabnya adalah api, listrik,atau zat kimia. Mungkin akan tampak berwarna putih seperti
mutiara sebagai akibat dari tidak ada aliran darah, biasanya tidak melepuh , tampak kering
dan tidak nyeri. Dalam beberapa hari, luka bakar semacam itu akan membentuk eschar
berwarna hitam, keras, tegang dan tebal.

Gambar.3 ;lula bakar derajat tiga, pada anak yang memegang pengeriting rambut luka kering tidak kemerahan dan berwarna putih

Selama periode pasca luka bakar dini sampai 5 hari, akan sulit untuk membedakan luka bakar
derajat dua atau tiga, tetapi pada minggu kedua sampai minggu ketiga pasca luka bakar di
mana tampak drainase dan eschar yang terpisah dari luka bakar derajat tiga. Setelah eschar
diangkat, sisa jaringan dibawahnya (biasanya lapisan subkutan) akan membentuk jaringan
granulasi, suatu massa yang terdiri dari sel-sel fibroblas dan jaringan penyambung yang kaya
pembuluh darah kapiler. Permukaan jaringan granulasi yang berwarna merah tua itu
terbentuk setelah 21 hari, dan dalam waktu 1- 2 minggu kemudian sebaiknya dilakukan skin
graft.
d. Luka Bakar Derajat IV
Luka bakar yang mengenai otot dan tulang.
2. Berdasarkan Luasnya
?????
3. Derajat Keparahan Luka bakar
Berdasarkan berat-ringannya luka bakar bergantung pada dalam, luas, letak, umur, dan
keadaan kesehatan penderita sebelumnya akan sangat mempengaruhi prognosis.
Berdasarkan berat ringanyya luka bakar menurut (American Burn Association)dibagi
menjadi, yaitu:
I.

Luka Bakar Berat ( Major Burn Injury )


Derajat II, terbakar >25% area permukaan tubuh pada dewasa
Derajat III, terbakar >25% area permukaan tubuh pada anak-anak
Derajat III, terbakar >10% area permukaan
Kebanyakan meliputi tangan, muka, mata, telinga, kaki atau perineum
Kebanyakan pasien meliputi :
Luka inhalasi
Luka elektrikal
Luka bakar dengan komplikasi trauma

II. Luka Bakar Sedang

Derajat II, terbakar 15-25% area permukaan tubuh pada dewasa

Derajat II, terbakar 10-20% are permukaan tubuh pada anak-anak

Derajat III, terbakar <10% area permukaan tubuh.

III. Luka Bakar Ringan

Derajat II, terbakar <15% area permukaan tubuh pada dewasa

Derajat II, terbakar <10% area permukaan tubuh pada anak-anak

Derajat III, terbakar <2% area permukaan tubuh.


Indikasi rawat inap :
1.
Derajat 2 lebih dari 15% pada dewasa, dan lebih dari 10% pada anak
2.
Derajat 2 pada muka, tangan, kaki, perineum
3.
Derajat 3 lebih dari 2% pada dewasa, dan setiap derajat 3 pada anak
4.
Luka bakar yang disertai trauma visera, tulang, dan jalan napas

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
H. PENATALAKSANAAN

You might also like