You are on page 1of 17

.

Divisi Thallophyta (tumbuhan Talus)


Divisi ini meliputi tumbuhantumbuhan yang memiliki ciri utama tubuh yang berbentuk talus. Tumbuhan talus
merupakan tumbuhan yang struktur tubuhnya masih belum bisa dibedakan antara
akar, batang dan daun. Sedangkan tumbuhan yang sudah dapat dibedakan antara
akar, batang dan daun disebut dengan tumbuhan kormus. Ciri laen dari tumbuhan
talus ini adalah tersusun oleh satu sel yang berbentuk bulat hingga banyak sel yang
kadang-kadang mirip dengan tumbuhan tingkat tinggi (sudah mengalami
diferensiasi). Perkembangbiakan pada umumnya secara vegetatif (aseksual) dan
generatif (seksual) dengan spora sebagai alat perkembangbiakannya.
Perkembangbiakan secara generatif terjadi melalui peleburan gamet yang
terbentuk didalam organ yang disebut gametangium. Cara hidup pada tumbuhan
talus ada tiga cara yaitu : autotrof (asimilasi dengan fotosintesis), heterotrof dan
simbiosis.Berdasar ciri-ciri utama yang menyangkut cara hidupnya iotu, dvisi
Thallophyta dibedakan menjadi 3 anak divisi yaitu :
a. Ganggang (algae)
b. Jamur (Fungi)
c. Lumut kerak (Lichens)
a. Ganggang atau Algae
Ganggang termasuk tumbuhan
bertalus, tidak memiliki akar, batang, dan daun sejati. Ganggang ada yang bersel
satu dan bersel banyak, bersifat eukariotik, ada yang hidup melekat pada sesuatu
yang ada di dalam air misalnya batu disebut bentos Jenis-jenis ynag dapat bergerak
aktif mempunyai alat untuk bergerak yang berupa bulu cambuk atau flagel.
Tubuh alga terdapat berbagai zat warna
- klorofil : warna hijau
- fikosantin : warna perang/ coklat
- fikoeritrin : warna merah
- karoten : warna keemasan
- xantofil : warna kuning
Berdasarkan pigmennya, ganggang
dapat dibedakan menjadi empat:
1. Chlorophyta
(Ganggang Hijau)
Mempunyai pigmen klorofil a, klorofil b, karoten dan
xantofil. Ganggang ini juga dapat
melakukan fotosintesis,
memiliki cadangan makanan berupa amilum. 90% hidup di air tawar dan 10% hidup
di laut. Yang hidup di air umumnya sebagai plankton atau bentos, juga menempel
pada batu dan tanah. Ganggang hijau merupakan kelompok ganggang yang paling
banyak jumlahnya diantara ganggang lain.
Berikut penjelasan masing masing
jenis alga yang tergolong dalam Chlorophyta :
Chlorella memiliki bentuk
tubuh bulat seperti bola, kloroplas berbentuk seperti
mangkuk,
dalam kloroplas terdapat perenoid berfungsi dalam pembentukan amilum dan
sebagai tempat penyimpan hasil dari asimilasi yang berupa protein dan karbohidrat,
di laboratorium chlorella digunakan untuk penelitian fotosintesis. Chlorella dapat
dijadikan makanan alternatif dengan alasan sebagai berikut: apabila ia berada di
lingkungan yang baik dengan suhu 25 maka ia dapat berkembang biak dengan
cepat, apabila di dalam medium
terdapat nutrisi yang cukup di tambah karbondioksida dan sinar matahari maka ia
akan melakukan fotosintesis hasilnya berupa karbohidrat, protein, lemak untuk hasil
tersebut dapat disesuaikan dengan keinginan manusia..
Volvox bentuk koloni bulat seperti bola, dalam koloninya terdapat sel-sel yang
menebal yang berfungsi sebagai alat reproduksi. Volvox yang satu dengan volvox
yang lain dihubungkan oleh benang sitoplasma dan memiliki 2 flagel.
Ulva : terdapat di dasar pantai berbatu, berupa lembaran yang disebut selada air
dan dapat dimakan.
ulva sp
Spiroggyra : berbentuk benang (filamen) silindris, hidup di kolam, sawah atau
perairan yang airnya tidak deras, reproduksi vegetatif dengan fragmentasi,
generatif dengan konjugasi yaitu dua Spirogyra yang bertonjolan berdekatan,
kemudian dua tonjolan bergabung membentuk pembuluh, protoplasma isi sel yang
berlaku sebagai gamet, gamet sel yang satu pindah ke gamet sel yang lain dan
terjadilah plasmogami dan diikuti kariogami, hasil persatuan ini berupa zigospora
diploid, zigospora mengadakan meiosis dan tumbuh menjadi benang baru yang
haploid, dan hanya satu sel yang menjadi individu baru.

Chlamidomonas: berbentuk bulat telur dengan dua flagelum, satu vakuola dan satu
nukleus. Ditemukan butir stigma dan pirenoidyang berfungsi sebagai pusat
pembentukan tepung (amilum). Reproduksi
dilakukan membelah diri dan konyugasi.
Euglena: juga dikelompokan ke dalam protozoa (hewan), karena selain mempunyai
klorofil juga dapat berpindah tempat.
Hydrodictyon: ditemukan di air tawar dan koloninya berbentuk jala. Reproduksi
vegetatif dengan fragmentasi (pemisahan) sel koloni menghasilkan zoospora,
sedang generatif dengan konyugasi sel gamet yang dilepas dari induknya
menghasilkan zigospora.
Oedogonium: biasanya melekat pada tanaman air, rumah siput dan lainlain.
Chara : bentuknya seperti tumbuhan tingkat tinggi, terdapat di air tawar.
Batang beruas-ruas dan tiap ruas bercabang kecil.
Peranan ganggang hijau dalam kehidupan :
a. Menguntungkan :
- sebagai plankton dan merupakan komponen penting dalam rantai makanan air
tawar.
- dapat dipakai sebagai makanan, misal Ulva dan Chlorella.
- penghasil O2 dari proses fotosintesis yang diperlukan oleh hewan-hewan air.
b. Merugikan :
- ganggang hijau dapat mengganggu bila perairan terlalu subur, sehingga air
akan berubah warna dan berbau.
2. Chrysophyta (Ganggang Keemasan)
Ganggang keemasan bersel tunggal atau banyak, memiliki pigmen dominan
karotin (pigmen klorofil a, klorofil c, karoten, xantofil dan fikosantin). Hidup secara
autotrof, reproduksi aseksual (membentuk auksospora dan membelah diri) seksual
(oogami). Contoh Chrysophyta bersel satu (navicula/diatome, ochromonas) dan
chrysophyta berbentuk benang/bersel banyak (vaucheria).
Diatome (Navicula/ganggang kersik) : Hidup di air tawar, laut sebagai epifit
dan mayoritas sebagai plankton. Tubuhnya terdiri atas dua bagian yaitu bagian atas
atau tutup (epiteka) dan bagian bawah (hipoteka). Reproduksi dengan aseksual
melalui membelah diri dan seksual dengan isogami. Isogami yang terjadi yaitu
apabila telur/sel telur sudah mencapai batas minimum maka protoplasma akan
keluar dan menjadi badan yang disebut auksospora. Selanjutnya mencapai ukuran
normal, auksospora akan membentuk epiteka dan hipoteka seperti semula. Manfaat
navicula yaitu sebagai bahan peledak, bahan penyaring, bahan pembuat isolasi,
dan bahan penggosok.
Ochromonas bentuk menyerupai bola, kloroplasnya berbentuk lembaran,
mempunyai 2 flagel yang tidak sama panjang.
Vaucheria : Inti sel tersebar diseluruh tubuh, memiliki rizoid yang berfungsi

sebagai akar (akar tidak memiliki floem dan xilem), di dalam tubuhnya
terdapat anteridium penghasil spermatozoid; oogonium penghasil sel telur.
Peranan ganggang dalam kehidupan :
1. Bidang industri
Asam alginat yang dihasilkan ganggang perang berperan untuk pembuatan
plastik, kosmetik dan tekstil.
Navicula sp, yang mati membentuk tanah diatome dipakai sebagai bahan
penyekat dinamit, penggosok dan saringan.
Eucheuma spinosum (ganggang merah), merupakan penghasil agar-agar.
Chlorella merupakan sumber karbohidrat dan protein.
Fukus dan Laminaria, abunya menghasilkan yodium.
2. Bidang perikanan
Ganggang yang berupa fitoplankton merupakan makanan ikan di laut.
3. Dalam ekosistem
Pada ekosistem air ganggang berfungsi sebagai komponen produsen yang paling
utama.
3. Phaeophyta (ganggang coklat/ perang)
Phaeophyta hidup di pantai, warna coklat karena adanya pigmen fikosantin
(coklat), klorofil a, klorofil b dan xantofil. Dinding sel terdiri dari selulosa, pektin dan
asam algin. Tubuh berbentuk seperti benang atau lembaran yang dapat mencapai
puluhan meter. Reproduksi vegetatif dengan fragmentasi, sedangkan generatif
dengan isogami dan oogami. Contohnya Fucus, Sargassum, Turbinaria, Macrocystis.
Fucus : habitatnya di laut sepanjang pantai melekat pada batu-batuan, di
dalam tubuhnya terdapat rongga yang menghasilkan gamet disebut konseptakel
dan pada bagian ujung tubuhnya terdapat alat untuk perkembangbiakan disebut
reseptakel.
Peranan ganggang coklat :
Menghasilkan asam alginat yang berfungsi untuk pembuatan es krim,
pembuatan cat, berfungsi dalam industri untuk penyamakan kertas/menghaluskan
kertas, pernis, obat-obatan, dan pasta gigi.
Sumber I2 (iodium) dan K (kalium)
Sebagai makanan ternak
4. Rhodophyta (Ganggang Merah)

Ganggang merah atau Rhodophyta adalah salah satu kelas dari ganggang
berdasarkan zat warna atau pigmentasinya. Warna merah pada ganggang ini
disebabkan oleh pigmen fikoeritrin dalam jumlah banyak dibandingkan pigmen
klorofil, karoten, dan xantofil. Ganggang ini pada umumnya banyak sel
(multiseluler) dan makroskopis, tidak berflagel, memiliki kemampuan menimbun
kalsium karbonat di dalam dinding selnya.. Ganggang ini dapat mencapai panjang
antara 10 sentimeter sampai 1 meter dan berbentuk benang atau lembaran. Contoh
Eucheuma, Gelidium, Glacilaria, Batrachospermum, Chondrus, Porphyra,
Polysiphonia, Nemalion. Peranan ganggang merah : Eucheuma spinosum, Gracilaris,
Gelidium merupakan penghasil agar-agar.
Sebagian besar ganggang merah hidup di laut, banyak terdapat di laut tropika.
Sebagian kecil hidup di air tawar yang dingin dengan aliran deras dan banyak
oksigen. Selain itu ada pula yang hidup di air payau. Ganggang merah yang banyak
ditemukan di laut dalam adalah Gelidium dan Gracilaria, sedang Eucheuma
spinosum ditemukan di laut dangkal.
Gelidium Gracilaria Eucheuma spinosum
Ganggang merah berkembangbiak secara vegetatif dan generatif.
Perkembangbiakan vegetatif ganggang merah berlangsung dengan pembentukan
spora haploid yang dihasilkan oleh sporangium atau talus ganggang yang diploid.
Peranan ganggang merah :
Menyediakan makanan dalam jumlah banyak bagi ikan dan hewan lain yang
hidup dilaut
Untuk penyamak kulit, bahan pembuat krem, dan obat pencuci rambut (Chondrus
crispus
dan Gigortina mamilosa
Menghasilkan bahan bergelatin
b. Jamur / Fungi
Jamur atau cendawan tidak mempunyai kormotofora, oleh sebab itu umumnya tidak
berwarna, tetapi pada jamur yang tinggi tingkatanya terdapat bermacam-nacam zat
warna, terutama dalam badan buahnya. Zat-zat warna itu umumnya terdiri atas
senyawa aromatic yang idak mengandung N. Talus hanya pada yang paling
sederhana saja yang telanjang, umumnya sel-sel mempunyai membrane yang
terdiri atas kitin dan bukan selulosa.
Bagian tubuh yang vegetatif terdiri atas benang-benang halus yang dinamakan hifa,
yang seluruhnya merupakan miselium. Benang-benang itu ada yang bersekat-sekat
ada yang tidak.
Pembiakan dengan bermacam-macam spora, pada jamur yang hidup di air berupa
spora kembara yang mempunyai bulu cambuk.
Fungi yang hidup di darat dapat menghasilkan spora yang terbentuk di dalam selsel khusus (askus), jadi merupakan endospora ada yang di luar basidiumdan disebut
eksospora. Di samping itu kebanyakan jamur dapat membiak aseksual dengan
konidium.
Pembiakan aseksual dapat berlangsung dengan bebagai cara, yaitu isogami,
anisogami, oogami, gametangiogami dan somatogami.
Jamur hidup sebagai saprofit atau parasit ada yang di dalam air, kebanyakan di
daratan. Dalam laut jarang sekali terdapat jamur. Kebanyakan dari yang hidup
sebagai saprofit dapat dipiara pada substrat buatan. Sebagai zat makanan
cadangan terdapat glikogen, lemak.

Fungi dibedakan menjadi beberapa kelas yaitu :


A. MYXOMYCOTINA (Jamur lendir)
Myxomycotina merupakan jamur yang paling sederhana. Mempunyai 2 fase
hidup, yaitu: fase vegetatif (fase lendir) yang dapat bergerak seperti amuba,
disebut
plasmodium dan fase tubuh buah. Reproduksi : secara vegetatif dengan spora, yaitu
spora kembara yang disebut myxoflagelata. Contoh spesies : Physarum
polycephalum
B. OOMYCOTINA
Tubuhnya terdiri atas benang/hifa tidak bersekat, bercabang-cabang dan
mengandung banyak inti. Reproduksi:
Vegetatif : yang hidup di air dengan zoospora yang hidup di darat dengan
sporangium dan konidia.
Generatif : bersatunya gamet jantan dan betina membentuk oospora yang
selanjutnya tumbuh menjadi individu baru.
Contoh spesies : Saprolegnia sp. : hidup saprofit pada bangkai ikan, serangga
darat maupun serangga air. Phytophthora infestans: penyebab penyakit busuk
pada kentang.
C. ZYGOMYCOTINA (kelas Zygomycetes)
Habitat di darat, di tanah yang lembab atau sisa organisme mati
Hifanya bercabang banyak tidak bersekat saat masih muda dan bersekat
setelah menjadi tua
Reproduksi vegetatif dengan cara membentuk spora tak berflagel
(aplanospora) dan generatif dengan cara gametangiogami dari dua hifa yang
kompatibel/konjugasi dengan menghasilkan zigospora. Contohnya : Rhizopus
sp, mempunyai ciri sbb :
1) Miseliumnya mempunyai tiga tipe hifa yaitu : stolon (hifa yang
membentuk jaringan di permukaan substrat seperti roti), rhizoid (hifa yang
mnembus substrat dan berfungsi untuk menyerap makanan),
sporangiofor (tangkai sporangium)
2) Berkembangbiak dengan cara vegetatif yaitu membuat sporangium
yang menghasilkan spora. Generatif yaitu dengan konjugasi dua hifa (-)
dan hifa (+).
Peranan bagi manusia dan sekitar :

1) Rhizopus nigricans : Menghasilkan asam fumarat, pemasak buah


2) Rhizopus oryzae : Jamur tempe/untuk membuat tempe
3) Rhizopus nodusus : Menghasilkan asam laktat
D. ASCOMYCOTINA
Hidup saprofit di dalam tanah atau hipogean, hidup di kotoran ternak kemudian
disebut koprofil ada juga yang parasit pada tumbuhan.
Tubuhnya terdiri atas benang-benang yang bersekat atau ada yang unisel.
Cara berkembangbiak ada dua cara:
1) Secara vegetatif : Dengan cara klamidospora (spora berdinding tebal),
fragmentasi (pemisahan sebagian cabang dari miselium yang selanjutnya
tumbuh menjadi individu baru), tunas/kuncup (budding) yaitu pada
Saccharomyces.
2) Secara generatif : Dengan menghasilkan spora yang dibentuk di dalam askus.
Askus-askus akan berkumpul dalam badan yang disebut askokarp.
Peranan / Manfaat :
1. Penicillium notatum dan P. chryzogenum penghasil antibiotik penisilin
2. P. camemberti dan P. roquerforti mengharumkan keju
3. Aspergillus flavus menghasilkan alfatoksin
4. Aspergillus oryzae untuk membuat tape
5. Aspergillus wentii untuk membuat kecap
Penyebab Kerugian :
1) Aspergillus fumigatus parasit paru-paru burung
2) A. nidulans penyebab automikosis/penyakit telinga
3) Laboulbenia parasit pada serangga
4) Reosellina arcuata hidup pada potongan akar
5) Nectria cinabarina parasit pada kayu manis
E. BASIDIOMYCOTINA
Umumnya makroskopis atau mudah dilihat dengan mata telanjang
Miseliumnya bersekat dan dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu:
a. miselium primer (miselium yang sel-selnya berinti satu, umumnya berasal
dari perkembangan basidiospora) dan
b. miselium sekunder (miselium yang sel penyusunnya berinti dua, miselium

ini merupakan hasil konjugasi dua miselium primer atau persatuan dua
basidiospora)
Cara reproduksi dibedakan menjadi dua yaitu :
a. vegetatif (dengan membentuk tunas, dengan konidia, dan fragmentasi
miselium) dan
b. generatif (dengan alat yang disebut basidium, basidium berkumpul
dalam badan yang disebut basidiokarp, yang menghasilkan spora
yang disebut basidiospora)
Peranan :
a. Volvariella volvacea jamur merang, dapat dimakan
b. Auricularia polytrica jamur kuping, dapat dimakan
F. DEUTEROMYCOTINA
Belum diketahui tingkat seksualnya, disebut juga jamur tidak sempurna (fungi
imperfecti)
Pembiakan vegetatif dengan menggunakan konidium, sedang alat pembiakan
generatifnya (askus atau basidium) belum atau tidak dikenal. Contoh klasik ialah
Monilia sitophila, jamur ini masuk Deuteromycotina. Tetapi setelah ditemukan
alat pembiakan generetif oleh Dodge (1927) dan Dwijosoeputro (1961), jamur ini
dikelompokkan ke dalam Ascomycotina dan namanya diganti menjadi
Neurospora sitophila.
Kelompok jamur ini kebanyakan bersifat parasit bagi lingkungan sekitar, contoh :
a) Sclerotium rolfsii parasit pada bawang merah
b) Helminthosprium oryzae parasit pada padi
c) Verticillium penyebab layu pada bibit-bibit tanaman
d) Curvularia parasit pada rerumputan
Lumut kerak atau Lichenes
Organisme ini sebenarnya kumpulan antara Fungi dan Algae tetapi sedemikian
rupa, hingga dari segi morfologi dan fisiologi merupakan suatu kesatuan.
Lichenes hidup sebagai epifit pada pohon-pohonan, tetapi dapat juga di atas tanah,
terutama di daerah tundradi sekitar kutub utara. Lichenes tmemerlukan syaratsyarat hidup yang tinggi dan tahan kekurangan air dalam jangka waktu yang lama.
Karena panas yang terik Lichenes yang hidup pada batu-batu dapat menjadi kering
tetapi tidak mati dan jika kemudian turun hujan Lichenes dapat hidup kembali.
Pertumbuhan talusnya sangat lambat, dalam satu tahun jarang lebih dari 1 cm.
Tubuh buah baru terbaru setelah mengadakan pertumbuhan vegetatif bertahuntahun.

Algae yang ikut menyusun tubuh Lichenes disebut gonodium, dapat bersel tunggal
atau berupa koloni.
Bentuk Lichenes biasanya bergantung pada macam cara hidup bersama antara
kedua macam organisme yang menyusunya. Hidup bersama antara dua organisme
yang berlainan jenis disebut Isimbiosis. Masing-masing organisme itu sendiri disebut
simbion.
Pada Lichenes simbiosis antara Fungi dan Algae diberikan tafsiran yang berbedabeda. Ada yang menafsirkan sebagai mutualisme, karena dipandang keduanay
saling menguntungakan.
Kebanyakan Lichenes berkembang biak vegetatif, karena bila sebagian talus
terpisah, lalu tumbuh merupakan individu baru. Pada beberapa jenis Lichenes,
pembiakan berlangsung dengan perantara soredium yaitu kelompok kecil sel-sel
ganggang yang sedang membelah dan diselubungi benang-benang miselium
menjadi suatu badan yang terlepas dari induknya.
Berdasarkan komponen cendawan yang menyusunnya :
a. Ascolichens
Cendawan penyusunnya tergolong Pyrenomycetales, maka tubuh buah yang
dihasilkan berupa peritesium. Contoh : Dermatocarpon dan Verrucaria.
Cendawan penyusunnya tergolong Discomycetes. Lichenes membentuk tubuh buah
berupa apothecium yang berumur panjang. Contoh : Usnea dan Parmelia.
Dalam Klas Ascolichens ini dibangun juga oleh komponen alga dari famili:
Mycophyceae dan Chlorophyceae yang bentuknya berupa gelatin. Genus dari
Mycophyceae adalah : Scytonema, Nostoc, Rivularia, Gleocapsa dan lain-lain. Dari
Cholophyceae adalah : Protococcus, Trentopohlia, Cladophora dll.
Gb. Usnea dasypoga
b. Basidiolichenes
Berasal dari jamur Basidiomycetes dan alga Mycophyceae. Basidiomycetes yaitu
dari famili : Thelephoraceae, dengan tiga genus Cora, Corella dan Dyctionema.
Mycophyceae berupa filamen yaitu : Scytonema dan tidak berbentuk filamen yaitu
Chrococcus.
Gb. Cora sp
Manfaat lumut kerak bagi kehidupan manusia diantaranya:
1. Dapat dibuat obat contoh : Usnea filipendula (antibiotik)
2. Digunakan sebagai penambah rasa dan aroma (masakan jepang)
3. Pigmen yang dihasilkan dapat dibuat kertas lakmus celup indikator pH
4. Pada daerah bebatuan, lumut kerak dapat melapukan bebatuan dan menambah
kandungan
zat-zat yang dimilikinya
5. Dapat digunakan sebagai indikator pencemaran
E. Kesimpulan
1. Thallophyta merupan kelompok tumbuhan yang mempunyai ciri utama
yaitu tubuh berbentuk talus.

2. Thallophyta dibagi menjadi tiga anak divisi yaitu Ganggang atau Algae, Jamur
atau
Fungi dan Lumut kerak atau Lichenes.
3. Manfaat dari masing masing divisi secara umum :
Ganggang / Algae :
Sebagai plankton dan merupakan komponen penting dalam rantai makanan air
tawar.
Dapat dipakai sebagai makanan, misal Ulva dan Chlorella.
Untuk pembuatan plastik, kosmetik dan tekstil (ganggang perang).
Merupakan penghasil agar-agar (Eucheuma spinosus / ganggang merah).
Sebagai makanan ternak (ganggang coklat)
Jamur / Fungi :
Penicillium notatum dan P. chryzogenum penghasil antibiotik penisilin
P. camemberti dan P. roquerforti mengharumkan keju
Aspergillus flavus menghasilkan alfatoksin
Aspergillus oryzae untuk membuat tape
Aspergillus wentii untuk membuat kecap
Lumut Kerak / Lichenes :
Dapat dibuat obat contoh : Usnea filipendula (antibiotik)
Digunakan sebagai penambah rasa dan aroma (masakan jepang)
Pigmen yang dihasilkan dapat dibuat kertas lakmus celup indikator pH
Pada daerah bebatuan, lumut kerak dapat melapukan bebatuan dan menambah
kandungan zat-zat yang dimilikinya
Dapat digunakan sebagai indikator pencemaran
Fungi
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
Istilah "Fungi" tidak sama dengan "jamur". Silakan lihat artikel tentang jamur untuk
informasi lebih lanjut
Fungi adalah nama regnum dari sekelompok besar makhluk hidup eukariotik
heterotrof yang mencerna makanannya di luar tubuh lalu menyerap molekul nutrisi
ke dalam sel-selnya. Kalangan ilmuwan kerap menggunakan istilah cendawan
sebagai sinonim bagi Fungi.
Awam menyebut sebagian besar anggota Fungi sebagai jamur, kapang, khamir,
atau ragi, meskipun seringkali yang dimaksud adalah penampilan luar yang
tampak, bukan spesiesnya sendiri. Kesulitan dalam mengenal fungi sedikit banyak
disebabkan adanya pergiliran keturunan yang memiliki penampilan yang sama

sekali berbeda (ingat metamorfosis pada serangga atau katak). Fungi


memperbanyak diri secara seksual dan aseksual. Perbanyakan seksual dengan
cara :dua hifa dari jamur berbeda melebur lalu membentuk zigot lalu zigot tumbuh
menjadi tubuh buah, sedangkan perbanyakan aseksual dengan cara membentuk
spora, bertunas atau fragmentasi hifa. Jamur memiliki kotak spora yang disebut
sporangium. Di dalam sporangium terdapat spora. Contoh jamur yang membentuk
spora adalah Rhizopus. Contoh jamur yang membentuk tunas adalah
Saccharomyces. Hifa jamur dapat terpurus dan setiap fragmen dapat tumbuh
menjadi tubuh buah.
Posisi fungi dalam taksonomi
Sebelum dikenalkannya metode molekuler untuk analisis filogenetik, dulu fungi
dimasukkan ke dalam kerajaan tumbuhan/plantae karena fungi memiliki beberapa
kemiripan dengan tumbuhan yaitu tidak dapat berpindah tempat, juga struktur
morfologi dan tempat hidupnya juga mirip. Seperti tanaman, kebanyakan fungi juga
tumbuh di tanah. Dalam perkembangannya, fungi dipisahkan dari kerajaan
tumbuhan dan mempunyai kerajaan sendiri karena banyak hal yang berbeda. Fungi
bukan autotrof seperti tumbuhan melainkan heterotrof sehingga lebih dekat ke
hewan. Usaha menyatukan fungi dengan hewan pada golongan yang sama juga
gagal karena fungi mencerna makanannya di luar tubuh (eksternal), tidak seperti
hewan yang mencerna secara internal. Selain itu, sel-sel fungi berdinding sel yang
tersusun dari kitin, tidak seperti sel hewan.
Ciri-ciri Fungi

Dengan jenis eukariota lainnya: Sama seperti eukariota, sel fungi memiliki
membran inti dengan kromosom yang mengandung DNA. Selain itu, sel fungi
juga memiliki beberapa organel sitoplasmik seperti mitokondria, sterol, dan
ribosom.[3][4]).

Dengan hewan: Fungi tidak mempunyai kloroplas untuk fotosintesis dan


merupakan organisme heterotrof, memerlukan senyawa organik sebagai
sumber energinya.[5]

Dengan tumbuhan: Fungi mempunyai dinding sel [6] dan vakuola. Fungi bisa
bereproduksi secara seksual maupun aseksual, dan seperti grup tanaman
basal lainnya (seperti tumbuhan paku dan lumut daun), fungi akan
menghasilkan spora. Mirip juga dengan lumut daun dan algae, fungi memiliki
nukleus yang haploid.[7]

Dinding sel terbuat dari zat kitin

Cara hidup
Fungi hidup menyerap zat organik dari lingkunganya. Berdasarkan cara
memperoleh makannya, fungi mempunyai sifat sebagai berikut:

Saprofit

Parasit

Mutual

dan lain - lain


Habitat
Fungi hidup pada lingkungan yang beragam namun sebagian besar jamur hidup di
tempat yang lembap. Habitat fungi berada di darat (terestrial) dan di tempat
lembap. Meskipun demikian banyak pula fungi yang hidup pada organisme atau
sisa-sisa organisme di laut atau di air tawar. Jamur juga dapat hidup di lingkungan
yang asam.
Reproduksi

Fungi melakukan reproduksi secara aseksual dan seksual. Reproduksi secara


aseksual terjadi dengan pembentukan kuncup atau tunas pada jamur uniseluler
serta pemutusan benang hifa (fragmentasi miselium) dan pembentukan spora
aseksual (spora vegetatif) pada fungi multiseluler. Reproduksi jamur secara seksual
dilakukan oleh spora seksual. Spora seksual dihasilkan secara singami. Singgami
terdiri dari dua tahap, yaitu tahap plasmogami dan tahap kariogami.
Klasifikasi
Fungi diklasifikasikan menjadi 6 klasifilasi:

Zygomycota

Ascomycota

Basidiomycota

Deuteromycota

Mikoriza

Lumut Kerak

Bryophyta (Tumbuhan Lumut)


Tumbuhan lumut (selanjutnya disebut lumut saja) dapat dijumpai di berbagia
tempat, mulai dari daerah Kutub Utara (Arktika) melintasi daerah tropis hingga ke
daerah Kutub Selatan. Meskipun lumut menyukai tempat yang lembap, tumbuhan
tersebut dapat juga hidup di daerah gurun, lumpur, dan sungai. Lumut sering kali di
temukan membentuk lantai dasar hutan atau menempel pada pohon. Bahkan lumut
dapat juga ditemukan menempel pada tembok, sumur, dan permukaan batu bata
disekitar lingkungan kita.1. Ciri dan Struktur Lumut
Pada umumnya, lumut berukuran kecil dengan tinggi kurang dari 2 cm, meskipun
ada juga yang tingginya mencapai setengah meter. Ukuran tubuh demikian ada
kaitannya dengan ketiadaan jaringan pengangkut yang efisien pada lumut. Lumut
tudak memiliki system pembuluh khusus untuk mengangkut air dan mineral
organic. Proses pendistribusian air berjalan lambat, yaitu secara difusi.
Lumut tidak memiliki akar, batang, dan daun yang sebenarnya. Hanya saja
tumbuhan tersebut memiliki struktur yang menyerupai akar, batang, dan daun.
Sebagai pengganti akar, lumut memiliki rizoid. Struktur rizoid menyerupai bulu-bulu
akar. Melalui rizoid inilah lumut menempel pada substrat dan menyerap air serta
mineral dari dalam tanah.
Reproduksi Lumut
Lumut dapat bereproduksi secara aseksual dan seksual. Reproduksi aseksual
(vegetatif) dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya melalui pembentukan
tunas (gemma), penyebaran spora, dan fragmentasi.
Reproduksi seksual (generatif) dilakukan denagn cara peleburan antara sel gamet
jantan (spermatozoid) dan gamet betina (ovum). Spermatozoid dihasilkan oleh alat
kelamin jantan (anteridium), sedangkan ovum dihasilkan oleh alat kelamin betina
(arkegonium).
Berdasarkan letak anteridium dan arkegonium, lumut dapat dibedakan atas dua
kelompok berikut.
1. Lumut homotalus, merupakan kelompok lumut yang memiliki anteridium dan
arkegonium pada satu tubuh (talus). Lumut demikian disebut juga lumut
berumah satu.

2. Lumut heterotalus, merupakan kelompok lumut yang masing-masing


talusnya memiliki anteridium dan arkegonium saja. Lumut demikian disebut
juga lumut berumah dua.
Daur Hidup Lumut
Pada umumnya, tumbuhan lumut mengalami pergiliran keturunan (metagenesis)
dalam hidupnya, yaitu antara fase vegetatif dan fase generatif. Fase vegetative
dikenal sebagai generasi sporofit, yaitu fase yang menghasilkan spora. Sebaliknya,
fase generative disebut sebagai generasi gametofit, yaitu fase yang menghasilkan
sel kelamin (gamet).
Pada generasi gametifit terbentuk gamet jamtan dan gamet betina. Jika terjadi
pembuahan dari kedua macam gamet tersebut, maka akan terbentuk zigot yang
kemudian tumbuh menjadi sporofit. Selanjutnya, sporofit melalui sporogonium akan
menghasilkan spora. Spora yang jatuh pada tempat yang sesuai akan tumbuh
membentuk protonema kemudian berkembang menjadi lumut dewasa.
Klasifikasi Lumut
Berdasarkan morfologi dan sifat hidup lainnya, lumut dikelompokkan atas lumut
hati, lumut tanduk, dan lumut sejati (lumut daun). Masing-masing kelompok
tersebut menempati tingkatan takson yang sama. Akan tetapi, penempatannya
dalam siste taksonomi mengalami perkembangan.
Sebagian ahli taksonomi botani menempatkan masing-masing kelompok lumut
pada tingkatan takson kelas, yaitu kelas Hepaticopsida (lumut sejati), kelas
Anthoceropsida (lumut tanduk), dan kelas Briofita atau Bryopsida (lumut sejati).

Briofita (lumut sejati / lumut daun)


Briofita merupakan lumut yang paling banyak dikenal. Hamparan lumut
sering terdapat di tempat tempat yang lembap. Siklus hidup briofita
mengalami pergantian antara generasi haploid dan diploid. Sporofit pada
umumnya kecil, berumur pendek dan tergantung pada gametofit. Contoh
lumut sejati (Briofita) : a. Pegonatum cirrhatum, batangnya kebanyakan
bercabang, daunnya besar di bagian atas. Tudung spora terdapat pada pucuk
tumbuhan, tertutup oleh calyptra berbulu tembik.
b. Aerobryapsis longgissima, terdapat berangkai pada kulit atau daun
tumbuhan. Tudung spora terletak pada cabang cabangnya, bertangkai
pendek dan calyptra berbulu. Banyak terdapat di hutan hutan dan
pegunungan, panjangnya mencapai 50 meter.
c. Mniodendrom divarikatum, lumut besar, tumbuh di atas tanah atau pada
batang pohon di atas tanah.
d. Sphagnum (lumut gambut) hidup di pohon pohon.

Hepatofita (lumut hati)


Disebut lumut hati, karena bentuknya menyerupai hati. Tempat tumbuhnya
pada tanah tanah yang cukup basah. Lumut hati ada 2 macam yaitu lumut
hati jantan dan betina, masing masing menghasilkan anteridium dan
arkegonium. Dari anteridium ke luar sel kelamin jantan sedangkan dalam
arkegonium terdapat sel telur.
Pembuahan berlangsung dengan bantuan air. Oleh karena itu tempat basah
dan sedikit berair merupakan suatu tempat yang baik untuk tumbuhnya. Air
hujan atau percikan air membantu penyerbukan. Seperti halnya lumut daun,
pada lumut hatipun terdapat pergiliran turunan. Di dalam sporangia terdapat
sel yang berbentuk gulungan disebut elatera. Elatera akan terlepas saat
kapsul terbuka, sehingga membantu memencarkan spora.
Lumut hati juga dapat melakukan reproduksi aseksual dengan seberkas sel
yang disebut mangkok di permukaan gametofit. Contoh hepatofita adalah
Marchantia polymorpha dan Porella.

Anthocerofita (lumut tanduk)


Anthocerofita sering disebut lumut tanduk. Gametofitnya mirip dengan lumut
hati, perbedaannya terletak pada sporofitnya. Sporofit lumut tanduk
mempunyai kapsul memanjang yang tumbuh seperti tanduk dari gametofit.
Contoh lumut tanduk adalah Anthoceros laevis (lumut tanduk).

Klasifikasi Tumbuhan Lumut (Bryophyta)


Klasifikasi Tumbuhan Lumut (Bryophyta) - Tumbuhan lumut terdiri atas dua
kelas, yaitu kelas Hepaticae (lumut hati) dan kelas Musci (lumut daun). Keduanya
berbeda bentuk susunan tubuh dan perkembangan gametangium (lumut hati) serta
sporogoniumnya.
1. Kelas Hepaticae
Talusnya pipih dorsiventral, berwarna hijau, agak berdaging, bercabang menggarpu,
bagian ventral terdapat rizoid, dan sisik-sisik ventral. Hidup di tanah lembab,
bebatuan dan batang pohon. Kelas ini mencakup tiga ordo, yaitu Anthocerotales,
Marchantiales dan Jungermaniales.
a. Ordo Anthocerotales (lumut tanduk)
Terdiri satu familia saja, yakni familia Anthocerotaceae. Gametofit memiliki talus
berbentuk cakram dengan tepi bertoreh, biasanya melekat pada tanah dengan
rizoid.
Lumut ini memiliki talus sederhana, sel-selnya memiliki satu kloroplas seperti pada
alga. Di sisi bawah talus terdapat stoma yang hampir selalu terisi lendir. Anteridium
terkumpul dalam suatu lekukan di sisi atas talus, demikian pula arkegoniumnya.
Sporangium tidak bertangkai, berbentuk seperti tanduk dengan panjang 10 sampai
15 cm.
Contoh spesies :
Anthoceros laevis
Anthoceros fusiformis
b. Ordo Marchantiales
Talus berbentuk pita, berdaging, berwarna hijau, lebar sekitar 2 cm, bercabang
menggarpu dengan rusuk tengah yang tidak begitu jelas. Di sisi bawah talus
terdapat rizoid dan sel-sel yang menyerupai daun yang dinamakan sisik ventral. Di
sisi atas talus terdapat kuncup, sebagai alat pembiak vegetatif. Gametangium
didukung oleh tangkai yang tumbuh tegak, berumah dua, jadi arkegonium dan
anteridium terdapat pada talus terpisah.
Tangkai pendukung arkegonium dinamakan arkegoniofor dan tangkai pendukung
anteridium dinamakan anteridiofor. Arkegonium menghasilkan sel telur, sedangkan
anteridium menghasilkan spermatozoid. Dengan perantara air spermatozoid
membuahi ovum membentuk zigot. Jadi pembuahan lumut kebanyakan terjadi saat
musim penghujan. Ordo Marchantiales terbagi menjadi 2 famili, yaitu:
Famili : Marchantiaceae
Contoh Spesies :
Marchantia polymorpha
Marchantia geminata
Familia : Ricciaceae
Contoh Spesies :
Riccia fluitans
Riccia nutans
c. Ordo Jungermaniales

Umumnya talusnya kecil, berbentuk pita kecil dengan percabangan menggarpu


menyerupai Marchantia. Hidup di atas tanah, menempel (epifit) pada batang pohon
atau pada daun pohon-pohon di hutan. Kebanyakan telah memiliki bagian seperti
batang dengan dua baris semacam daun-daun kecil yang letaknya agak miring.
Ordo Jungermaniales terbagi menjadi 2 famili, yaitu:
Familia : Acroynaceae
Contoh Spesies :
Plagiochila asplenoides spesies ini tumbuh di daerah tropis
Famili : Anacrogynaceae
Contoh Spesies :
Pnellia epiphylla
Blasic pusilla
2. Kelas Musci (Lumut Daun)
Musci lebih maju dibandingkan Hepaticae karena telah memiliki batang dan daun
sederhana, meski akarnya masih berupa rizoid.Tumbuh di atas tanah yang lembab,
batu cadas, batang pohon, dan air. Alat kelamin terkumpul pada ujung batang atau
pada ujung cabang. Ada yang berumah satu (monoesis), di mana arkegonium dan
anteridium dihasilkan dalam satu individu, ada yang berumah dua (diesis).
Talus lumut jantan biasanya berukuran kecil, setelah membentuk beberapa daun
segera menghasilkan anteridium.Talus lumut betina mempunyai banyak daun dan
menghasilkan arkegonium. Spora yang dihasilkan lumut jantan biasanya lebih kecil
daripada spora lumut betina. Jadi, pada Musci mulai tampak gejala heterospori,
seperti pada golongan tumbuhan paku tertentu. Di daerah gambut lumut dapat
menutupi areal yang sangat luas. Kelas Musci meliputi 3 ordo, yaitu Andreales,
Sphagnales dan Bryales.
a. Ordo Andreales
Ordo Andreales hanya terdiri satu famili,yakni familia Andreaceae, dengan satu
marga Andreaea. Protonema berbentuk seperti pita bercabang-cabang. Kapsul
spora mula-mula diselubungi kaliptra berbentuk seperti tutup kepala bayi. Kolumela
diselubungi jaringan sporogen.
Contoh Spesies :
Andreaea petrophila
Andreaea rupestris
b. Ordo Sphagnales
Ordo Sphagnales hanya terdiri satu famili, yakni famili Sphagnaceae dengan satu
marga Sphagnum. Kebanyakan hidup di rawa-rawa membentuk rumpun atau
bantalan. Lumut yang telah mati akan membentuk tanah gambut. Protonema
berbentuk seperti daun kecil, tepinya bertoreh, terdiri atas selapis sel.
Contoh Spesies :
Sphagnum fumbriatum (lumut gambut)
Sphagnum spuarrosum
Sphagnum acutifolium
c. Ordo Bryales

Ordo Bryales sebagian besar berupa lumut daun. Kapsul spora telah mengalami
diferensiasi yang maju. Sporangium bertangkai yang dinamakan seta di mana
pangkalnya tertanam dalam jaringan tumbuhan gametofitnya.
Bagian atas seta dinamakan apofisis. Di dalam kapsul spora terdapat ruang-ruang
spora yang dipisahkan oleh jaringan kolumela. Bagian atas dinding kapsul spora
terdapat tutup (operculum), yang tepinya terdapat lingkaran sempit disebut cincin.
Sel-sel cincin ini mengandung lendir sehingga dapat mengembang dan
menyebabkan terbukanya operculum.
Di bawah operculum terdapat gigi-gigi peristom. Ordo Bryales meliputi beberapa
famili, di antaranya famili Polytritrichaceae.
Contoh spesies :
Polytrichum communae
Pogonatum cirrhatum
Shpagnum

squarrosum

Demikianlah Materi Klasifikasi Tumbuhan Lumut (Bryophyta)


Ciri-ciri umum tumbuhan lumut (Bryophyta)
Ciri-ciri umum tumbuhan lumut (Bryophyta)- Tumbuhan lumut memiliki ciri-ciri
yang bisa dengan mudah kita perhatikan dengan mata kita. Dalam tulisan ini akan
digambarkan ciri-ciri umum tumbuhan lumut atau bryopyta. Berikut uraian dari ciriciri tumbuhan lumut secara lengkapnya. Bryophyta belum memiliki akar, daun, dan
batang yang jelas. Struktur mirip akar pada Bryophyta disebut rhizoid. Rhizoid
membawa air dan nutrisi ke seluruh jaringan. Akan tetapi, rhizoid tidak memiliki
pembuluh untuk mendistribusikan air dan nutrisi tersebut. Oleh karena itu, lumut
dimasukkan ke dalam jenis tumbuhan tak berpembuluh. Difusi air dan nutrisi pada
lumut terjadi secara lambat melalui jaringan di tubuh lumut yang saling
berhubungan. Oleh karena itu, ukuran tubuh mereka terbatas, hanya kurang dari 2
cm tingginya. Pada divisio Bryophyta, kita belum dapat membedakan membedakan
antara daun, batang, dan akarnya. Akan tetapi, Bryophyta telah memiliki klorofil
untuk proses fotosintesisnya sehingga digolongkan ke dalam Regnum Plantae.
Tumbuhan lumut merupakan tumbuhan peralihan dari air ke daratan. Pada waktu
berkembang biak, lumut masih memerlukan air, sperma memiliki flagela dan harus
berenang dari anteridium ke arkegonium untuk membuahi sel telur. Pada beberapa
spesies lumut, setetes air hujan atau embun sudah cukup untuk memungkinkan
terjadinya pembuahan. Dengan demikian, beberapa spesies lumut dapat hidup di
gurun. Sebagian besar lumut tidak memiliki pembuluh (ada lumut tertentu yang
memiliki sel pengangkut air yang memanjang), maka ketika air mengalir pada
permukaan hamparan lumut, air akan meresap dan menyerap ke seluruh tubuh
tumbuhan melalui proses difusi yang relatif lambat. Oleh karena itu, habitat yang
umum untuk lumut adalah yang teduh dan lembap. Lumut dapat merentang secara
horizontal sebagai hamparan di atas permukaan yang luas, tetapi tingginya hanya
1-2 cm, paling tinggi umumnya kurang dari 20 cm. Dalam siklus hidupnya lumut
mengalami pergiliran keturunan (generasi) haploid dan diploid.
Bryophyta mengalami dua fase dalam siklus hidupnya, yaitu fase gametofit dan
sporofit. Fase gametofit adalah lumut yang biasa kita lihat sehari-hari. Dalam siklus
hidupnya, fase gametofit lebih dominan dibandingkan fase sporofitnya. Hal ini
bertolak belakang dengan tumbuhan berpembuluh (akan di bahas pada subbab
selanjutnya) yang memiliki fase sporofit lebih dominan dibandingkan dengan fase
gametofit. Gametofit merupakan lumut yang menghasilkan gamet (sel kelamin).
Fase sporofit merupakan lumut yang berada dalam keadaan menghasilkan spora.
Dalam siklus hidupnya, fase gametofit lebih dominan dibandingkan fase sporofitnya.
Hal ini bertolak belakang dengan tumbuhan berpembuluh (akan di bahas pada
subbab selanjutnya) yang memiliki fase sporofit lebih dominan dibandingkan
dengan fase gametofit (Gambar 6.2).

Gambar 6.2 (a) Fase gametofit dan (b) Fase sporofit pada lumut
Bryophyta bereproduksi secara aseksual dan secara seksual. Reproduksi secara
aseksual terjadi melalui pembentukan spora. Spora ini dihasilkan dari sporangium
(kotak spora) melalui pembelahan secara meiosis. Spora yang dihasilkan adalah
spora haploid (n). Spora ini kemudian akan tumbuh menjadi protonema. Adapun
reproduksi secara seksual Bryophyta, yaitu dengan cara penyatuan gamet betina
yang dihasilkan arkegonia berupa sel telur dan gamet jantan yang dihasilkan oleh
antheridia berupa sperma. Sperma bergerak menuju sel telur di arkegonia dengan
perantara air. Pertemuan sel telur dan sperma menyebabkan terjadinya fertiliasi
yang menghasilkan zigot. Zigot membelah secara mitosis menjadi protonema.
Protonema terus berkembang menjadi sporofit yang diploid (2n). Untuk lebih
jelasnya, perhatikan gambar berikut (Gambar 6.3).

Gambar 6.3 Siklus hidup Bryophyta. Pada siklus hidupnya terjadi pergiliran antara
fase sporofit & fase gametofit.
Pada umumnya kita
menyebut lumut untuk semua tumbuhan yang hidup di permukaan tanah, batu,
tembok atau pohon yang basah, bahkan yang hidup di air. Padahal tidak semuanya
benar. Kalau kita cermati, mereka semua masih berupa talus jadi belum memiliki
kormus yang jelas. Tumbuhan lumut mempunyai bagian-bagian tubuh yang
menyerupai akar, batang dan daun, tetapi bagian-bagian tersebut bukanlah akar,
batang dan daun sejati. Sehingga tumbuhan lumut merupakan bentuk peralihan
dari thallophyta (tumbuhan thallus) dan kormophyta (tumbuhan kormus). Bagian
yang menyerupai akar disebut rhizoid, yang berupa selapis sel berbentuk halus dan
tumbuh ke arah bawah dari pangkal batangnya. Rhizoid berfungsi untuk melekatkan
diri di tempat hidupnya dan untuk menyerap air dan mineral dari dalam tanah.
Semua lumut merupakan tumbuhan autotrop fotosintetik, tak berpembuluh, tetapi
sudah memiliki batang dan daun yang jelas dapat diamati meskipun akarnya masih
berupa rizoid. Maka lumut dianggap sebagai peralihan antara tumbuhan thallus ke
tumbuhan berkormus, karena memiliki ciri thallus berupa rizoid dan kormus yang
telah menampakkan adanya bagian batang dan daun. Bryophyta tidak memiliki
jaringan yang diperkuat oleh lignin, oleh karenanya memiliki profil yang rendah,
tingginya hanya 12 cm dan yang paling besar tingginya tidak lebih dari 20 cm.
Lumut dapat dengan mudah dijumpai di tempat yang lembap atau basah, seperti
menempel pada pohon dan di permukaan batu bata. Di kutub, lumut merupakan
penyusun ekosistem tundra (padang lumut). Lumut yang hidup di permukaan batu
bata berbentuk seperti beludru yang berwarna hijau. Ada juga yang berupa
lembaran menempel pada tebing atau dinding sumur. Lumut yang hidup di pohon,
tubuhnya menjulur panjang, menggantung. Lumut kering yang dijual sebagai media
tanaman disebut moss.
Kondisi dasar hutan yang basah dan lembap di hutan hujan tropis merupakan
habitat yang sangat cocok untuk habitat Bryophyta. Indonesia memiliki iklim tropis
dan memiliki hutan hujan tropis yang sangat luas, sehingga dapat menampung
cukup banyak spesies anggota Bryophyta. Kurang lebih 1.500 spesies Bryophyta

terdapat di Indonesia yang terdiri atas golongan lumut daun, lumut hati, dan lumut
tanduk.
Pengertian Kormophyta dan Contoh Kormophyta Berbiji dan Kormophyta Berspora

You might also like