You are on page 1of 11

1.

Pengertian Kurikulum 2013


1.1. Secara Etimologi
Secara Etimologis, kurikulum berasal dari bahasa Yunani, yaitu carier yang artinya pelari dan
curare yang berarti tempat berpacu. Jadi, istilah kurikulum berasal dari dunia olah raga pada
zaman Romawi Kuno di Yunani, yang mengandung pengertian suatu jarak yang harus
ditempuh oleh pelari dari garis start sampai garis finish.
Dalam bahasa Arab, kata kurikulum biasa diungkapkan dengan manhaj yang berarti jalan
yang dilalui oleh manusia pada berbagai bidang kehidupan. Sedangkan

kurikulum

pendidikan (manhaj al-dirasah) dalam qamus Tarbiyah adalah seperangkat perencanaan dan
media yang dijadikan acuan oleh lembaga pendidikan dalam mewujudkan tujuan-tujuan
pendidikan.
1.2. Pengertian Kurikulum Menurut Para Ahli
Setelah kami memaparkan pengertian kurikulum secara etimologi. Maka kami
menerangkan secara terminologi atau biasa disebut dengan pengertian secara istilah.
Pengertian Kurikulum menurut para ahli inilah pengertian kurikulum secara Terminologi.
Sebenarnya sangat banyak sekali para ahli pendidikan yang mendifinisikan tetntang
kurikulum. Namun kami hanya memaparkan beberapa saja, diantaranya adalah sebagai
berikut :

Kurikulum adalah Rancangan Pengajaran atau sejumlah mata pelajaran yang disusun
secara sistematis untuk menyelesaikan suatu program untuk memperoleh ijazah.

(Crow and Crow)


Kurikulum adalah kelompok pengajaran yang sistematik atau urutan subjek yang
dipersyaratkan untuk lulus atau sertifikasi dalam pelajaran mayor, misalnya
kurikulum pelajaran sosial, kurikulum pendidikan fisika (Carter V. Good dalam Oliva,

191:6)
Kurikulum adalah seluruh pengalaman siswa di bawah bimbingan guru ( Hollis L.

Caswell and Doak S. Campbell dalam Oliva, 1991:6)


Kurikulum adalah sebagai sebuah perencanaan untuk memperbaiki seperangkat
pembelajaran untuk seseorang agar menjadi terdidik (J. Galen Saylor, William M.
Alexander, and arthur J. Lewis dalam Oliva 1991:6)

2.PERUBAHAN KURIKULUM DARI KTSP MENJADI KURIKULUM 2013

Kurikulum 2013 adalah sistem kurikulum terbaru yang dicanangkan oleh pemerintah, yang
akan diberlakukan mulai tahun ajaran baru tahun 2013-2014. Rencana perubahan tersebut
masih membingungkan banyak kalangan dan masih menjadi perdebatan bagi para ahli
penyusun kurikulum baru tersebut. Dikarenakan Kurikulum 2013 megabungkan setiap mata
pelajaran ke dalam rumpun-rumpun artinya jumlah mata pelajaran kini dipadatkan. Sehingga
siswa hanya belajar empat rumpun pelajaran namun jam pelajaran bertambah dari 26 jam
menjadi 30 jam per minggu. Misalnya pelajaran IPA dan IPS yang seolah "hilang" sebagai
mata pelajaran.
Menurut Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh, kedua mata pelajaran itu
tidak dihilangkan, tetapi menjadi obyek pembelajaran dalam tematik integratif. Artinya,
kedua bidang itu tidak menjadi mata pelajaran tersendiri, tetapi bergabung ke dalam mata
pelajaran Bahasa Indonesia.
Penggabungan IPA dan IPS ke dalam Bahasa Indonesia. Bagi banyak pihak, langkah
penggabungan ini justru membingungkan. Mengapa bukan sebaliknya, materi Bahasa
Indonesia masuk ke mata pelajaran IPA dan IPS atau semua mata pelajaran. Bahasa Indonesia
justru akan lebih fleksibel untuk diintegrasikan ke dalam tema apa pun. Bisa jadi karena
alasan nasionalisme dan tidak mungkin Bahasa Indonesia digabungkan ke mata pelajaran lain
karena akan bertentangan dengan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. Dalam
aturan perundang-undangan itu disebutkan bahwa Bahasa Indonesia harus berdiri sebagai
mata pelajaran tersendiri dalam kurikulum. Lain halnya dengan mata pelajaran bahasa daerah
seperti pelajaran Bahasa Sunda, bahasa Bali, atau Bahasa Jawa justru dihilangkan. Pada
kurikulum 2013 bahasa daerah "dihilangkan" dan bergabung dengan pelajaran lain, berarti
tidak berdiri sendiri seperti bahasa Indonesia.
3.HUBUNGAN ANTARA KURIKULUM 2013 DENGAN KURIKULUM BERBASIS
KOMPETENSI (2004)
Pelaksanaan penyusunan kurikulum 2013 adalah bagian dari melanjutkan pengembangan
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang telah dirintis pada tahun 2004 dengan
mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu, sebagaimana
amanat UU 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada penjelasan pasal 35, di
mana kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati. Paparan

ini merupakan bagian dari uji publik Kurikulum 2013, yang diharapkan dapat menjaring
pendapat dan masukan dari masyarakat.
4.PLUS MINUS KURIKULUM 2013
Perubahan kurikulum yang akan diberlakukan pada 2013 mendatang memiliki tujuan untuk
meningkatkan rasa ingin tahu siswa dan mendorong siswa untuk aktif. Pada kurikulum baru,
siswa tidak hanya menjadi obyek namun bisa menjadi subyek dengan ikut mengembangkan
wawasan pembelajaran yang ada, standar penilaian pada kurikulum baru tentu berbeda
dengan kurikulum sebelumnya. Mengingat tujuannya untuk mendorong siswa aktif dalam
tiap materi pembelajaran, maka salah satu komponen nilai siswa adalah jika si anak banyak
bertanya. Selain keaktifan bertanya, komponen lain yang akan masuk dalam standar penilaian
adalah proses dan hasil observasi siswa terhadap suatu masalah yang diajukan guru.
Kemudian, kemampuan siswa menalar suatu masalah juga menjadi komponen penilaian
sehingga anak terus diajak untuk berpikir logis. Yang terakhir adalah kemampuan anak
berkomunikasi melalui presentasi mengenai pelajaran yang dibahas. Namun kurikulum baru
yang nantinya akan menggantikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ini dinilai
pro-kontra. Kurikulum ini menurut pakar pendidikan hanya sesuai untuk anak-anak yang
berasal dari golongan menengah ke atas. Padahal, maksud dari penerapan kurikulum baru ini
antara lain agar metode yang muncul di sekolah internasional juga dapat dirasakan seluruh
sekolah di Indonesia. Mengapa demikian? Karena kurikulum baru nanti akan sulit
dikembangkan pada sekolah di seluruh Indonesia. Untuk sekolah yang didominasi oleh siswa
dari golongan menengah ke atas, kurikulum ini masih dapat berjalan, tapi tidak sebaliknya.
Metode pembelajaran pada kurikulum yang mengandalkan observasi ini sebenarnya sudah
diterapkan di sekolah internasional yang ada di Indonesia. Tidak hanya sekolah internasional,
sekolah-sekolah yang dikelola oleh perorangan atau yayasan juga sudah menggunakan
metode ini dan memang hasilnya lebih baik. Tapi kenyataannya di Indonesia kebanyakan
adalah sekolah biasa bukan seperti sekolah internasional yang memiliki fasilitas yang
lengkap. Selain itu guru-gurunya, kesejahteraannya masih bermasalah, kualitasnya juga
beragam. Didaerah ibukota seperti Jakarta mungkin masih bisa untuk menerapkan kurikulum
ini, namun bagaimana dengan sekolah yang berada di daerah pelosok? Anak-anak berangkat
sekolah saja susah, fasilitasnya seadanya, dan jumlah gurunya yang kurang memadai.
Ternyata hal dampak dari penggantian kurikulum ini tidak hanya dirasakan oleh pakar
pendidikan namun guru-guru dipelosok daerah di Indonesia juga merasakan dampaknya ini.

Menurut para guru untuk kurikulum 2013 justru mengurangi konsentrasi pembelajaran karena
menggabungkan mata pelajaran IPA dengan Bahasa Indonesia di sekolah dasar. Ini terlalu
ideal karena tidak mempertimbangkan kemampuan guru serta tidak dilakukan uji coba dulu
di sejumlah sekolah sebelum diterapkan. Selain itu guru-guru juga membutuhkan adaptasi
yang lama untuk beradaptasi dengan perubahan kurikulum yang mendadak ini.
Sebenarnya KTSP untuk kurikulum 2013 sudah sesuai dan dapat diterima karena masingmasing sekolah mengetahui kondisi lapangan sehingga metode pembelajarannya dapat dicari
yang sesuai. Jika memang tidak mencapai target yang diharapkan selama enam tahun ini,
maka seharusnya pemerintah tidak harus mengganti kurikulumnya namun dibenahi dan
dievaluasi dari tahun-tahun yang lalu.
Hal lain dari kurikulum 2013 nantinya adalah pada kurikulum baru nanti, guru tak lagi
dibebani dengan kewajiban untuk membuat silabus untuk pengajaran terhadap anak didiknya
seperti yang terjadi pada saat KTSP. Kemudian masalah yang cukup signifikan dan
berdampak pada anak didik pada tahun sebelumnya adalah banyak bermunculannya Lembar
Kerja Siswa (LKS) dengan konten tak sesuai. Hal ini disebabkan kemampuan guru dalam
membuat soal latihan untuk murid kadang terbatas sehingga penggunaan LKS dijadikan
pilihan.
Untuk jam pelajaran dan pembelajaran dalam kurikulum 2013 nanti, untuk SD yang semula
10 mata pelajaran akan menjadi enam mata pelajarann yakni Matematika, Bahasa Indonesia,
Pendidikan Agama, Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan, serta Kesenian. Di lain pihak, materi IPA dan IPS menjadi tematik di
pelajaran-pelajaran lainnya. Untuk Siswa SMP dari 32 jam menjadi 38 jam pelajaran per
minggu. Mengacu kurikulum baru, jumlah mata pelajaran SMP yang semula 12 nanti menjadi
10 mata pelajaran. Mata ajar muatan lokal dan pengembangan diri akan melebur ke dalam
mata pelajaran seni budaya dan prakarya.
Sedangkan mata pelajaran yang lain tetap, yakni Pendidikan Agama, Pancasila dan
Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS, Bahasa Inggris, Seni Budaya
(muatan lokal), Pendidikan Jasmani dan Kesehatan.
5.PRO KONTRA PUBLIC TERHADAP KURIKULUM 2013
Kurikulum 2013, yang rencananya diterapkan mulai tahun ajaran 2013/2014, masih
menimbulkan pro dan kontra di kalangan praktisi pendidikan. Pihak yang mendukung

kurikulum baru menyatakan, Kurikulum 2013 memadatkan pelajaran sehingga tidak


membebani siswa, lebih fokus pada tantangan masa depan bangsa, dan tidak memberatkan
guru dalam penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan.
Pihak yang kontra menyatakan, Kurikulum 2013 justru kurang fokus karena menggabungkan
mata pelajaran IPA dengan Bahasa Indonesia di sekolah dasar. Ini terlalu ideal karena tidak
mempertimbangkan kemampuan guru serta tidak dilakukan uji coba dulu di sejumlah sekolah
sebelum diterapkan. Masa sosialisasinya juga terlalu pendek, kata David Bambang, guru
SD Negeri 03 Santas, Entikong, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat, Kamis (20/12).
Menurut David, bagi sekolah di perkotaan, perubahan kurikulum kemungkinan tidak menjadi
masalah. Namun, bagi kami, guru yang bertugas di perbatasan, perubahan kurikulum
membutuhkan waktu adaptasi yang cukup lama, katanya.
Di Kendari, Sulawesi Tenggara, Umar (40), guru SMP 1 Kendari, dan Wartini, guru SMKN 3
Kendari, meminta agar rancangan Kurikulum 2013 segera disosialisasikan kepada para guru.
Supaya persiapan kami menjadi lebih matang. Sebab, sampai saat ini kami belum tahu sama
sekali soal arah Kurikulum 2013, kata Wartini.
Di Makassar, Kepala SD Islam Terpadu Rama, Hasnah Makkasau, dan guru SD Frater
Makassar, Agustina Indrawati, juga meminta agar Kurikulum 2013 segera disosialisasikan
saat uji publik sekarang ini. Guru-guru baru saja mempersiapkan kurikulum lama yang harus
diperkaya dengan pendidikan karakter. Tiba-tiba kurikulumnya berubah. Kami belum tahu,
kurikulum baru seperti apa? Padahal, tahun ajaran baru sudah di depan mata, kata Hasnah.
Di Jember, Jawa Timur, Ketua Forum Komunikasi Guru Gunadi E Utomo juga meminta agar
sosialisasi segera dilakukan. Terutama soal penggabungan IPA ke dalam Bahasa Indonesia.
Penggabungan ini masih sulit dimengerti guru, kata Gunadi.
Di Kabupaten Gresik, Jawa Timur, meski sosialisasi belum dilakukan, sekolah mulai bersiap
mengantisipasi Kurikulum 2013. Kami akan menerapkan pola pengajaran berbasis teknologi
informasi dan komunikasi yang diintegrasikan ke semua mata pelajaran, kata Kepala SMP
Muhammadiyah Gresik Kota Baru Ichwan Arif.
Di Denpasar, Bali, Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Provinsi Bali AA
Ngurah Gde Sujaya mempertanyakan anggaran untuk sosialisasi Kurikulum 2013. Jika

daerah yang harus menanggung biaya sosialisasi dan pelatihan guru, kami belum
memasukkannya ke dalam APBD 2013, ujarnya.
Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia Provinsi Bali Gede Wenten Aryasuda
mengusulkan agar bahasa daerah dipertahankan sebagai mata pelajaran yang berdiri sendiri,
bukan sekadar muatan lokal. Bahasa daerah merupakan benteng keberagaman dan kekayaan
budaya Indonesia, ujarnya. Di Bali, bahasa daerah selama ini menjadi muatan lokal di SD,
SMP, dan SMA berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 3 Tahun 1992 tentang
Bahasa, Aksara, dan Sastra Bali.
Di Kabupaten Purbalingga dan Kebumen, Jawa Tengah, kehadiran kurikulum baru justru
meresahkan guru pengajar bahasa daerah. Mereka khawatir penghapusan atau pengurangan
bahasa daerah akan menyebabkan mereka tak bisa memenuhi kewajiban 28 jam mengajar per
minggu sehingga tunjangan sertifikasi yang mereka terima akan dihapuskan. Padahal, dari
90 guru bahasa daerah di Purbalingga, sekitar 50 persen sudah lolos sertifikasi, kata
Prasetyo (42), guru Bahasa Jawa SMP Negeri 1 Bukateja, Kabupaten Purbalingga.
Ketua Musyawarah Guru Mata Pelajaran Bahasa Jawa SMP Se-Kabupaten Kebumen Eko
Wahyudi mengatakan, penghapusan pelajaran Bahasa Jawa bisa menyebabkan siswa merasa
asing dengan kultur dan karakter masyarakatnya.
Beberapa pihak yang menolak pemberlakuan Kurikulum 2013 antara lain:

Indonesia Corruption Watch (ICW)


Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI)
Forum Musyawarah Guru Jakarta (FMGJ)
Aliansi Revolusi Pendidikan

Pihak-pihak yang menggelar aksi tolak kurikulum 2013 ini juga mengusung isu penghentian
ujian nasional (UN) dan penghapusan komersialisasi pendidikan. Berbagai alasan yang
dikemukakan pihak-pihakyang menolak Kurikulum 2013 antara lain:
Bila kurikulum 2013 diterapkan, maka ratusan ribu guru akan di-PHK. Mereka akan
terancam

kehilangan

pekerjaan,

terhambat

karier

dan

kehilangan

kesempatan

mengembangkan ilmunya. Kurikulum 2013 mengacu pada pemborosan uang rakyat,


pembodohan guru. (Sekjen Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) Retno Listyarti).

Setidaknya ada delapan alasan petisi Tolak Kurikulum 2013 ini," kata Koordinator
Monitoring Kebijakan Publik ICW, Febri Hendri. Berikut petikannya: : (1) proses perumusan
kebijakan perubahan kurikulum tidak terencana dan terburu-buru; (2) mekanisme perubahan
kurikulum tidak mengacu pada Standar Nasional Pendidikan (SNP); (3) pemerintah
ditengarai tidak melakukan evaluasi terlebih dahulu terhadap Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) yang telah diterapkan sejak tahun 2006; (4) Kurikulum 2013 cenderung
mematikan kreatifitas guru dan tidak mempertimbangkan konteks budaya lokal, karena guru
telah diberikan buku pegangan dan silabus yang isinya sama sekali tanpa memikirkan konteks
lokal; (5) target training master teacher terlalu ambisius, sementara buku untuk guru belum
dicetak; (6) anggaran kurikulum 2013 mencapai angka fantastis, yaitu Rp 2,49 triliun, lebih
dari setengahnya yaitu Rp 1,3 triliun, akan digunakan untuk proyek pengadaan buku yang
berpotensi dikorupsi; (7) pemerintah belum mengeluarkan dokumen kurikulum 2013
resmi.Sehingga muncul pertanyaan, bagaimana penyusunan buku dapat dilakukan jika
dokumen kurikulum 2013 saja sampai saat ini belum resmi? (8) pengadaan buku untuk
Kurikulum 2013 merupakan proyek pemborosan, padahal setiap tahun sejak 2008,
pemerintah aktif membeli hak cipta buku sekolah elektronik (BSE).

KESIMPULAN

Dengan banyaknya opini yang merasa keberatan dengan perubahan kurikulum KTSP
menjadi KURIKULUM 2013 yang dinilai sangat cepat. Lebih baik pemerintah menunda
kurikulum ini untuk tahun depan. Agar sosialisasi dan uji coba dapat dilakukan dengan penuh
kematangan dan dengan penuh pertimbangan.
Jadi kurikulum 2013 dinilai masih belum tepat untuk di terapkan dikarenakan KTSP
pun masih di nilai belum berhasil seperti apa yang di harapkan, namun KTSP diganti dengan
kurikulum yang baru yaitu kurikulum 2013 di nilai hanya akan menimbulkan pro dan kontra
yang sangat luas di bandingkan menggunakan kurikulum KTSP. Karena hanya akan
membebani guru dalam mentukan metode apa yang akan digunakan dalam penyampaian
materi dan harus beradaptasi lagi dengan kurikulum baru, begitu pun dengan siswa.

SARAN
Kurikulum 2013 masih perlu ditinjau ulang dikarenakan sosialisasinya masih dapat dibilang
sangat nihil dilakukan oleh pemerintah. Juga banyak sekali opini public yang kontra terhadap
kurikulum 2013 ini. Perubahan itu baik, namun alangkah baiknya perubahan tersebut
sebelum diterapakan harus diteliti secara detail supaya pihak dari guru dan siswa tidak
merasa terbebani dan tidak menimbulkan banyak yang kontra dari pada yang pro dengan
perubahan kurikulum yang baru (kurikulum 2013).

DAFTAR PUSTAKA

Kusumah,Wijaya.2013.Kelebihan dan Kekurangan Diklat Implementasi Kurikulum.


Jakarta : Pustaka Litera Antar Nusa
Http://lipsus.kompas.com/topikpilihanlist/2236/Kurikulum.2013
Http://edukasi.kompas.com
Http://www.antaranews.com
http://www.tp.ac.id/berita-pendidikan/kurikulum-2013-masih-pro-kontra

Tugas Mata Kuliah Profesi Kependidikan

PRO DAN KONTRA KURIKULUM 2013


D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
NAMA
NIM
KELAS

:VIJAI ERIYANDI GINTING


: EKSTENSI A 2013

JURUSAN : PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

You might also like