You are on page 1of 5

APPENDISITIS AKUT KASUS

APPENDISITIS AKUT
KASUS
Pasien T, wanita, belum kawin, 17 tahun, MR 01-27-47, datang ke IGD RSUD Bangkinang,
Senin, 22 September 2008, dengan :
ANAMNESIS
KELUHAN UTAMA : Nyeri perut kanan bawah
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG :
Sejak 3 hari sebelum masuk RS, pasien merasakan nyeri pada perut kanan bawah. Sekitar 6
jam sebelumnya, nyeri dirasakan di ulu hati. Nyeri bersifat terus-menerus semakin lama semakin
kuat tidak tertahankan, bertambah dengan pergerakan dan batuk.
Pasien merasakan mual dan muntah 5x/hari, berisi air bercampur makanan, sebanyak
gelas aqua sekali muntah
Demam sejak 3 hari yang lalu.
Pasien tidak BAB sejak 3 hari yang lalu
BAK tidak nyeri, tidak berdarah, berwarna kuning jernih, riwayat keluar batu (-).
Riwayat nyeri pinggang (-), Riwayat nyeri panggul (-), Riwayat nyeri yang menjalar ke
punggung (-).
Riwayat menstruasi teratur, nyeri menstruasi (-), HPHT tanggal 16-9-2008 dan selesai
menstruasi 1 hari sebelum masuk RS
Riwayat keputihan (-)
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU :
Riwayat sakit maag (-)
PEMERIKSAAN FISIK
STATUS GENERALIS
Keadaan umum : Tampak kesakitan, pasien berbaring dengan kaki kanan sedikit flexi
Kesadaran : Komposmentis kooperatif
Gizi : Baik
Vital sign : TD : 130/90 mmHg
Nadi : 128x/
Nafas : 20 x/
Suhu : 38,6 C
KEPALA-LEHER : TAK
THORAK : TAK
ABDOMEN : Status lokalis

GENITOURINARIUS : TAK
EKSTREMITAS : TAK
STATUS LOKALIS:
Abdomen
Inspeksi : Perut tampak datar
Palpasi : Nyeri tekan dan nyeri lepas Mc Burney, Rovsing sign (-), Blumberg sign (-), massa
(-), muscle rigidity (-)
Perkusi : Timpani, nyeri ketok kuadran kanan bawah (+)
Auskultasi : Bising usus (+) normal
PEMERIKSAAN KHUSUS
Psoas sign (+)
Obturator sign (+)
CVA KANAN KIRI
Tanda radang - Ginjal teraba - Ballotement - Nyeri tekan - Nyeri ketok - RECTAL TOUCHER
Anus tenang
Tonus sphincter ani baik
Mukosa licin
Ampula berisi
Nyeri tekan (+) jam 9-11
Tidak teraba massa
Hand schoen feces (+) warna kuning, darah (-), lendir (-)
DIAGNOSIS KERJA : Appendisitis akut
DIAGNOSIS DIFFERENSIAL : Kista ovarium terpuntir
RENCANA PEMERIKSAAN :
Leukosit darah
Urin rutin
Plano test
USG abdomen
HASIL PEMERIKSAAN:
Leukosit : 11.000/ml

HASIL PEMERIKSAAN USG (oleh Sp.OG)


- Uterus besar biasa, adnexa kiri-kanan dalam batas normal
- cairan kavum douglas tidak ada
- Ginekologi tidak ada kelainan
saat ini tidak ada kelainan emergensi di bagian obstetri dan ginekologi
PENATALAKSANAAN:
IVFD RL 20 gtt/i
Antibiotik
Rencana Appendectomy
LAPORAN OPERASI
Appendectomy emergency tanggal 23 September 2008, pukul 00.30-02.00 WIB
Diagnosis preoperasi : appendisitis akut
DO : Dilakukan insisi pada titik Mc Burney, buka peritoneum, keluar cairan serosa,
kemudian dieksplorasi, keluar pus 25 cc. Luksir caecum, terdapat perlengketan appendix
dengan posisi retrocaecal, appendix hiperemis, nekrosis, perforasi (+). Dilakukan pembebasan
appendix secara antegrad. Panjang appendix 6 cm, diameter 0,5 cm.
- Cuci lapangan operasi, tutup lapangan operasi lapis demi lapis.
Diagnosis post operasi : appendisitis perforasi
Terapi Postoperasi : IVFD D5% : NaCL = 3 : 1 28 tetes/menit
Injeksi Levofloxaxin 1 Fls
Injeksi Dexketoprofen 31 gr
Awasi vital sign
Bila bising usus (+), minum sedikit demi sedikit
FOLLOW UP
Selasa, 24-9-2008
S : BAB encer, air > ampas, demam (-), nyeri pada luka operasi
O : TD = 120/80 mmHg
N = 88x/menit
T = 36,4C
RR = 20x/menit
BU (+)
A : post appendektomy hari I
P : Terapi lanjut + boleh minum + ML
Rabu, 25-9-2008
S : Nyeri ulu hati, mual, makan sedikit, nyeri pada luka operasi berkurang
O : TD = 120/70 mmHg
N = 86x/menit
T = 36,4C
RR = 20x/menit
A : post appendektomy hari II

P : Terapi lanjut + gastrinal (komposisi : Mg trisilikat, Al(OH)3, gel, dimethylsiloxane) 32 C,


injeksi Ranitidin 1 ampul/12 jam IV
Kamis, 26-9-2008
S : Nyeri ulu hati (-), perut kembung, demam (-), BAB N
O : TD = 120/80 mmHg
N = 88x/menit
T = 36,8C
RR = 20x/menit
A : post appendektomy hari III
P : Aff infus dan injeksi
Elsazym (komposisi : pancreatin, bromelain, dimethylpolysiloxan) tablet 21
Asam mefenamat 31
Jumat, 27-9-2008
S : Nyeri ulu hati (-), demam (-), BAB N
O : TD = 110/60 mmHg
N = 86x/menit
T = 36,8C
RR = 20x/menit
A : post appendektomy hari IV
P : Terapi lanjut
Sabtu, 28-9-2008
S : Nyeri ulu hati (-), demam (-)
O : TD = 110/70 mmHg
N = 86x/menit
T = 36,8C
RR = 20x/menit
A : post appendektomy hari V
P : Terapi lanjut
Senin, 30-9-2008
S : Nyeri ulu hati (-), demam (-)
O : TD = 110/60 mmHg
N = 86x/menit
T = 36,8C
RR = 20x/menit
A : post appendektomy hari VII
P : Terapi lanjut
Pasien boleh pulang
DISKUSI
Pasien didiagnosis appendisitis akut berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
laboratorium. Dari anamnesis didapatkan keluhan berupa nyeri perut kanan bawah sejak 3 hari

sebelum masuk rumah sakit, 6 jam sebelumnya nyeri dirasakan di ulu hati disertai mual,
muntah dan konstipasi. Hal ini sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa gejala klasik
appendisitis adalah nyeri samar (nyeri tumpul) di daerah epigastrium di sekitar umbilikus atau
periumbilikus1,2,3. Nyeri ini dirasakan di sekitar umbilikus atau periumbilikus karena persarafan
appendix berasal dari thorakal 10 yang lokasinya di sekitar umbilikus atau periumbilikus. Maka
nyeri pada umbilikus atau periumbilikus merupakan suatu reffered pain4. Kemudian dalam
beberapa jam, nyeri akan beralih ke kuadran kanan bawah, ke titik Mc Burney. Dititik ini nyeri
terasa lebih tajam dan jelas letaknya sehingga merupakan nyeri somatik setempat1,2,3. Nyeri
bertambah jika pasien mengalami batuk. Hal ini menunjukkan telah terjadi inflamasi pada
peritoneun parietal.5 Keluhan lain yang ditemukan adalah adanya rasa mual, bahkan muntah.
Menurut literatur, keluhan mual ditemukan sekitar 75% dari pasien yang menderita
appendisitis6. Pasien appendisitis dapat mengeluhkan konstipasi atau diare1.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan berupa demam yaitu 38,6 C , nyeri tekan dan nyeri lepas
pada titik Mc Burney, psoas sign (+), obturator sign (+), dan pada pemeriksaan RT didapatkan
nyeri tekan pada arah jam 9-11. Demam yang terjadi disebabkan karena peradangan pada
appendix. Nyeri tekan dan lepas pada titik Mc Burney merupakan salah satu kunci diagnosis
apendisitis akut7. Pasien pada kasus ini berbaring dengan posisi kaki kanan fleksi pada sendi
lutut, hal ini sesuai dengan teori yang mana tanda yang dapat ditemukan pada pemeriksaan fisik
adalah sikap penderita yang datang dengan posisi membungkuk dan bila berbaring kaki kanan
sedikit ditekuk1,5. Pemeriksaan psoas dan obturator dilakukan untuk mengetahui letak appendix
yang meradang. Uji psoas dilakukan dengan rangsangan otot psoas dengan cara hiperekstensi
sendi panggul kanan atau fleksi aktif sendi panggul kanan, kemudian paha kanan ditahan. Bila
appendix yang meradang menempel di m. Psoas mayor maka tindakan tersebut akan
menimbulkan nyeri. Sedangkan uji obturator dilakukan dengan cara gerakan fleksi dan
endorotasi sendi panggul pada posisi terlentang. Bila appendix yang meradang kontak dengan m.
Obturator internus yang merupakan dinding panggul kecil, maka tindakan ini akan menimbulkan
nyeri1,2,3.
Diagnosis diferensial KET dapat disingkirkan karena pasien baru selesai menstruasi 1 hari
sebelum masuk RS, tetapi sebaiknya tetap harus dilakukan planotest. Pada pasien ini tidak
dilakukan pemeriksaan vagina toucher karena status pasien yang belum menikah, sedangkan
penilaian status ginekologi melalui RT sulit dilakukan karena pasien merasa nyeri. Oleh karena
itu untuk memastikannya perlu dilakukan pemeriksaan USG. USG dilakukan oleh SpOG, dan
didapatkan hasil tidak ada kelainan obstetri dan ginekologi. DD/ pelvic inflamasi disease dapat
disingkirkan karena tidak ada riwayat keputihan dan nyeri panggul. BAK pasien normal
ditambah pada pemeriksaan CVA tidak ada kelainan sehingga dapat menyingkirkan DD/ ke arah
nefrolithiasis atau urolithiasis.
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan leukositosis yang mana hal ini sesuai dengan teori
yang mengatakan bahwa pada pemeriksaan darah lengkap ditemukan jumlah leukosit antara
10.000-20.000/ml, dan neutrofil diatas 75%8,9.
Penatalaksanaan pada pasien adalah dilakukan apendektomi. Hal ini sesuai dengan teori yang
mana bila diagnosis positif apendisitis akut, maka tindakan yang paling tepat adalah segera
dilakukan appendektomi1,9

You might also like