You are on page 1of 20

PERENCANAAN KESEHATAN CUCI TANGAN BERBASIS MODEL

PRECEDE DAN PROCEED


MAKALAH

oleh:
Ayuning Muttthia Amila

152310101239

Kharisma Cahya M

152310101241

Elok Maulidatul W.M

152310101244

Wafda Niswatun Nadhir

152310101245

Praditya Vian Dodit

152310101256

Tessa Bagus Ariyanto

152310101257

Dyan Ayu Pusparini

152310101258

Lidya Amal Huda

152310101259

Ardhia Christie Femilia S

152310101264

Fitri Handayani

152310101265

Reka Saputri Mega R.S

152310101269

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


UNIVERSITAS JEMBER
2016

PERENCANAAN KESEHATAN CUCI TANGAN BERBASIS MODEL


PRECEDE DAN PROCEED
MAKALAH
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan dan Promosi Kesehatan
dengan dosen pembimbing Ns. Kholid Rosyidi M.N., S.Kep. MNS

oleh:
Ayuning Muttthia Amila

152310101239

Kharisma Cahya M

152310101241

Elok Maulidatul W.M

152310101244

Wafda Niswatun Nadhir

152310101245

Praditya Vian Dodit

152310101256

Tessa Bagus Ariyanto

152310101257

Dyan Ayu Pusparini

152310101258

Lidya Amal Huda

152310101259

Ardhia Christie Femila S.

152310101264

Fitri Handayani

152310101265

Reka Saputri Mega R.S

152310101269

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


UNIVERSITAS JEMBER
2016

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun
makalah yang berjudul Perencanaan Kesehatan Cuci Tangan Berbasis Model
Precede Dan Proceed. Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat
tantangan dan hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak,
tantangan tersebut bisa teratasi.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan
yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa. Penulis menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya.
Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan
makalah selanjutnya.Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
kepada kami sekalian.

Jember, 7 November 2016

Penulis

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.........................................................................................

KATAPENGANTAR....................................................................................... ii
DAFTAR ISI....................................................................................................

iii

BAB 1. PENDAHULUAN..............................................................................

1.1 Latar Belakang................................................................................

1.2 Tujuan.............................................................................................

BAB 2. TINJAUAN KONSEP.......................................................................

2.1 Pengertian Precede dan Proceed....................................................


2.2 Fase Precede dan Proceed..............................................................

3
5

2.3 Kelebihan Precede dan Proceed.....................................................

BAB 3. PEMBAHASAN ................................................................................

3.1 Terkait Konsep dan Aplikasi...........................................................

3.2 Hasil Riset 1....................................................................................

10

3.3 Hasil Riset 2 ...................................................................................

11

BAB 4. PENUTUP...........................................................................................

13

4.1 Kesimpulan.....................................................................................

13

4.2 Saran...............................................................................................

13

DAFTAR PUSTAKA

14

BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan perwujudan riil
paradigma sehat dalam budaya hidup perorangan, keluarga dan masyarakat
yang berorientasi sehat, bertujuan untuk meningkatkan, memelihara dan
melindungi kesehatannya. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah semua
perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga
atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan
berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat. Salah satu
perilaku hidup sehat yaitu mencuci tangan.
Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) adalah salah satu tindakan sanitasi
dengan membersihkan tangan dan jari-jemari menggunakan air dan sabun
untuk menjadi bersih. Mencuci tangan dengan sabun merupakan salah satu
upaya pencegahan penyakit. Hal ini dilakukan karena tangan seringkali
menjadi agen yang membawa kuman dan menyebabkan patogen berpindah
dari satu orang ke orang lain, baik dengan kontak langsung ataupun kontak
tidak langsung (menggunakan permukaan-permukaan lain seperti handuk,
gelas). Tangan yang bersentuhan langsung dengan kotoran manusia dan
binatang, ataupun cairan tubuh lain (seperti ingus) dan makanan/minuman
yang terkontaminasi saat tidak dicuci dengan sabun dapat memindahkan
bakteri, virus, dan parasit pada orang lain yang tidak sadar bahwa dirinya
sedang ditulari. Banyak model yang dikembangkan untuk mencoba
menerangkan bagaimana faktor-faktor dapat mempengaruhi kesehatan serta
bagaimana pengetahuan membantu memperbaiki intervensi pencegahan dan
promosi kesehatan. Salah satu model promosi kesehatan yang dapat
mengoperasionalisasikan promosi kesehatan adalah model Precede-Proceed
(Shmidt dkk,1990;Simnett,1994).
Precede/proceed adalah model partisipasi masyarakat yang berorientasi
menciptakan masyarakat yang berhasil mengubah perilaku akibat intervensi
promosi

kesehatan.

tiga

tahap

dalam

perencanaan

program

menggunakan precede/proceed. pada fase ini dicari faktor kesehatan yang


mempengaruhi kualitas. Precede (predisposing, Reinforcing and Enabling
Causes in Educational Diagnosisand Evaluation) dikembangkan oleh Green
and Kauter pada tahun 1980, digunakan pada fase diagnosis masalah,
penetapan prioritas masalah, dan tujuan program, sedangkan Proceed
digunakn untuk menetapkan sasaran dan kriteria kebijakan, serta inplementasi
dan evaluasi. Dalam makalah ini dijelaskan bagaimana cara mencuci tangan
yang benar dengan menggunakan model precede-proceed untuk meningkatkan
pola hidup bersih dan sehat.

1.2 Tujuan
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan terkait dengan kegiatan mencuci
tangan dengan menerapkan model Precede-Proceed sebagai aplikasi hidup
bersih dan sehat.

BAB 2. TINJAUAN KONSEP


2.1 Pengertian Precede-Proceed
Menurut Sulaiman, 2015 Perilaku kesehatan dianggap
sebagai dipengaruhi oleh faktor faktor individu maupun
lingkungan, dan karena itu memiliki dua bagian yang
berbeda.

Pertama

PRECEDE
2

(Predisposing,

Reinforcing,

Enabling, Constructs in, Educational/Ecological, Diagnosis,


Evaluation).

Kedua

PROCEED

(Policy,

Regulatory,

Organizational, Constructs in, Educational, Enviromental,


Development). Adapun akronim PRECEDE dapat dijabarkan
sebagai berikut:
a. Predisposing ( Mempengaruhi)
Faktor predisposing adalah kekuatan-kekuatan yang berfungsi
untuk

memotivasi

kelompok

atau

individu

untuk

melakukan tindakan. Pengetahuan, kepercayaan, sikap,


nilai, budaya dan adat, keturunan genetik,niat dan
keahlian yang ada semuanya berfungsi sebagai faktorfaktor predisposisi, kunci untuk memahami faktor
prediposisi adalah sejauh mana tingkah laku dapat
diramalkan.
b. Reinforcing ( Menguatkan )
Reinforsing bisa datang dari individu atau kelompok,dari
seseorang atau institusi dalam lingkungan immediate,
atau dari sosial. Kunci utama untuk memahami faktor
Reinforsing adalah sejak mana ketidak adanya akan
berarti

kehilangan

dukunganuntuk

tindakan

dari

individu atau kelompok.


c. Enabling
Faktor Enabling meliputi keahlian personal maupun sumber
aya yang tersedia yang dibutuhkan untuk melakukan
tingkah

laku.

Faktor

enabel

adalah

hal-hal

yang

diatributkan dari kelompok, individual dan sistem


perawatan kesehatan yang membuatnya

mungkin

suatu tindakan dapat terjadi. Kunci untuk memahami


faktor enable dalam hubungannya dengan tingkah laku
kesehatan adalah sejauh mana ketidakadanya akan
mencegah suatu tindakan akan terjadi.
3

d. Constructs in
Suatu

konsep

yang

diciptakan

dan

digunakan

dengan

kesengajaan dan kesadaran untuk tujuan mencapai


derajat kesehatan yang optimal.
e. Educational and Eclogical
Memberikan penyuluhan atau pendidikan kesehatan untuk
menambah
pentingnya

pengetahuan
kesehatan

masyarakat

atau

tentang

untuk

mengubah

paradigma yang salah pada masyarakat.


f. Diagnosis
Upaya yang dilakukan untuk menegakan atau mengetahui
jenis penyakit yang diderita oleh seseorang atau
masalah kesehatan yang dialami oleh masyarakat
untuk

mengumpulkan

kualitatif
program

untuk

baik

data

kuantitatif

mengakseskemungkinan

sebagaimana

untuk

dan

dalam

meyakinkan

penyampaian program yang berkualitas.


g. Evaluation
Peninjauan kembali dari semua proses yang dilakukan dimulai
dari predsiposising sampai dengan diagnosa.
Adapun Akronim dari PROCEED adalah sebagai berikut :
a. Policy ( Kebijakan )
Kebijakan (Policy) merupakan sejumlah keputusan yang dibuat
oleh mereka yang bertanggung jawab dalam bidang
kebijakan tertentu. Sedangkan, kebijakan Publik (Public
Policy) adalah kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh
pemerintah atau negara.Dalam aspek kesehatan perlu
diketahui tentang kebijakan kesehatan (Health Policy).
Kebijakan Kesehatan adalah Segala sesuatu untuk
mempengaruhi

faktor-faktor
4

penentu

di

sektor

kesehatan

agar

dapat

kesehatan

masyarakat;

kebijakan

merupakan

meningkatkan

dan

bagi

segala

kualitas

seorang

dokter

sesuatu

yang

berhubungan dengan layanan kesehatan (Walt, 1994


dalam Sulaiman, 2015)
b. Regulatory
Regulatory adalah

suatu

organisasi

yang

melaksanakan

tingkat tertentu dari kewenangan penerapan aturan


(regulator) atas suatu industri atau profesi. Misalnya:
Dinas Kesehatan.
c. Organizational
Organizational adalah pengkoordinasian rasional berbagai
kegiatan dari dua orang atau lebih untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan melalui pengaturan
pembagian kerja dan fungsi dalam tingkatan secara
bertanggung jawab. Misalnya, pembentukan struktur
organisasi baik di puskesmas maupun rumah sakit.
d. Construct In
Suatu konsep yang diciptakan dan digunakan dengan
kesengajaan dan kesadaran untuk tujuan mencapai
derajat kesehatan yang optimal.
e. Educational
Memberikan penyuluhan atau pendidikan kesehatan untuk
menambah
pentingnya

pengetahuan
kesehatan

masyarakat

atau

untuk

tentang
mengubah

paradigma yang salah pada masyarakat.


f. Enviromental
Kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan
sumber daya alamseperti tanah, air, energi, surya,
mineral, serta flora dan fauna yang tumbuh diatas
tanah maupun di dalam lautan, dengan kelembagaan

yang meliputi ciptaan manusia seperti keputusan


bagaimana menggunakan lingkungan fisik tersebut.
g. Development
Peningkatan pengetahuan tentang arti pentingnya kesehatan
setelah dilakukan penyuluhan.
2.2 Fase Precede-Proceed
Delapan fase dari model panduan dalam menciptakan
program promosi kesehatan, dimulai dengan hasil yang lebih
umum dan pindah ke hasil yang lebih spesifik.Secara bertahap,
proses mengarah ke penciptaan sebuah program, pemberian
program,

dan

evaluasi

program

(Fertman,

2010

dalam

Sulaiman, 2015) adalah sebagai berikut:


a. Fase 1 : Penilaian Sosial
Dalam fase ini, program menyoroti kualitas dari hasil
keluaran secara spesifik, indikator utama sosial dari
kesehatan dalam populasi spesifik (contohnya: derajat
kemiskinan, rata-rata kriminalitas, ketidakhadiran, atau
tingkat pendidikan yang rendah) yang berefek kepada
kesehatan dan kualitas hidup.
b. Fase 2: Penilaian Epidemiologi
Dalam fase kedua, setelah spesifik masalah sosial yang
berkaitan dengan buruknya kualitas kehidupan dalam fase
pertama,

program

kesehatan

atau

perburukan

mengidentifikasi

faktor

kualitas

lain

hidup.

yang
Masalah

mana

masalah

berperan
kesehatan

dalam
akan

dianalisis berdasarkan dua faktor: pentingnya dalam artian


bagaimana

hubungannya

dengan

masalah

kesehatan

untuk mengidentifikasi indikator sosial dalam penilaian


sosial dan bagaimana menerima untuk merubah masalah
kesehatan yang ada.

c. Fase 3 : Penilaian Pendidikan dan Ekologis


Faktor-faktor predisposisi adalah yang dapat mendukung
atau mengurangi untuk memotivasi perubahan, seperti
sikap dan pengetahuan. Faktor-faktor pemungkin adalah
yang dapat medukung atau mengurangi dari perubahan,
seperti sumber daya atau keahlian. Faktor-faktor penguat
yang dapat membantu melanjutkan motivasi dan merubah
dengan memberikan umpan balik atau penghargaan.
d. Fase 4: Administrasi & Penilaian Kebijakan & Keselarasan
Intervensi
Fokus utama dalam administrasi dan penilaian kebijakan
dan keselarasan intervensi adalah pemastian kenyatan,
unuk meyakinkan bahwa ini ada dalam aturan (sekolah,
tempat

kerja,

komunitas)

organisasi

semua

pelayanan

dukungan

yang

kesehatan,

atau

memungkinkan,

pendanaan, kepribadian, fasilitas, kebijakan dan sumber


daya lainnya akan ditampilkan untuk mengembangkan dan
pelaksanaan program.
e. Fase 5: Implementasi atau Pelaksanaan
Fase implementasi atau pelaksanaan adalah fase saat
penyampaian program yang telah direncanakan.
f. Fase 6: Proses Evaluasi
Proses evaluasi adalah sebuah evalusi yang formatif,
sesuatu

yang

Tujuannya

muncul

adalah

selama

untuk

pelaksanaan

mengumpulkan

program.
baik

data

kuantitatif dan kualitatif untuk mengakses kemungkinan


dalam

program

sebagaimana

untuk

meyakinkan

penyampaian program yang berkualitas.


g. Fase 7: Evaluasi Pengaruh
Fokus dalam fase ini adalah evaluasi sumatif, yang diukur setelah
7

program selesai, untuk mencari tahu pengaruh interfensi


dalam prilaku atau lingkungan. Waktunya akan bervariasi
mulai

dari

sesegera

mungkin

setelah

selesai

dari

menyelesaikan aktivitas intervensi sampai beberapa tahun


kemudian.
h. Fase 8: Hasil atau Keluaran Evaluasi
Fokus dari fase evualusi terakhir sama dengan fokus
ketika semua proses berjalan, indikator evaluasi dalam kualitas
hidup dan derajat kesehatan.
2.3 Kelebihan Teori Preceed & Proceed
a. Preeceed

Menjamin

sebuha

program

yang

akan

dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan dan keinginan


individu atau masyarakat.
b. Proceed : Menjamin program yang akan dijalankan,
meliputi :
1. Tersedia sumber dayanya
2. Mudah diakses atau dicapai
3. Dapat diterima secara politik dan peraturan yang ada
4. Dapat dievaluasi oleh policy makers, consumers, dan
administrators.

BAB 3. PEMBAHASAN
3.1 Konsep dan Aplikasi
Promosi kesehatan adalah proses yang memungkinkan
orang dalam meperbaiki kesehatannya. Promosi kesehatan
sebagai pendekatan terhadap faktor perilaku kesehatan,
maka kegiatannya tidak terlepas dari faktor-faktor yang

menentukan perilaku tersebut (Listyowati, 2012).

Model

pendekatan

dalam

perilaku

yang

sering

digunakan

perencanaan pelaksanaan kesehatan adalah precede dan


proceed. Konsep precede dan proceed menurut Helventia
yang diaplikasikan dalam kegiatan cuci tangan adalah
sebagai berikut:
2.1.1 Precede
Precede merupakan tahap awal dalam merencanakan
promosi kesehatan yaitu dengan melakukan pengkajian
dan diagnosis. Precede terdiri dari 5 fase yaitu:
a. Fase 1 yaitu diagnosis sosial dengan mengumpulkan
data

terkait

persepsi

masyarakat

mengenai

tangan dengan teknik wawancara langsung.


b. Fase 2 yaitu diagnosis epidemiologi

cuci

dengan

mengidentifikasi kelompok yang bermasalah dengan


cuci tangan berdasarkan umur, jenis kelamin dan
budaya yang di dimensikan dengan prevalensinya di
suatu

daerah,

mengidentifikasi

akibat

yang

ditimbulkan dan cara yang telah dilakukan untuk


menanggulangi masalah cuci tangan tersebut seperti
penyakit

yang

di

derita

sebelum

mendapatkan

penyuluhan tentang bagaimana cara mencuci tangan


yang baik yaitu seperti diare karena kurangnya
menjaga kebersihan tangan.
c. Fase 3 yaitu diagnosis perilaku dan lingkungan dengan
cara mengidentifikasi upaya mencuci tangan dalam
suatu kelompok masyarakat dengan menilai kualitas
dan frekuensinya. Lima langkah dalam diagnosis
perilaku dan lingkungan, yaitu:
1. Memisahkan faktor perilaku

dan

non

penyebab timbulnya masalah kesehatan

perilaku

2. Mengidentifikasi perilaku yang dapat mencegah


timbulnya masalah kesehatan dan perilaku yang
berhubungan
pengobatan.

dengan
Faktor

tindakan
lingkungan

perawatan/
yang

harus

dilakukan adalah mengeliminasi faktor non perilaku


yang tidak dapat diubah, seperti: faktor genetik dan
demografik
3. Mengurutkan

faktor

perilaku

dan

lingkungan

berdasarkan besarnya pengaruh terhadap masalah


kesehatan
4. Mengurutkan

faktor

perilaku

dan

lingkungan

berdasarkan kemungkinan untuk diubah


5. Tetapkan perilaku dan lingkungan yang menjadi
sasaran

program.

Setelah

itu

tetapkan

tujuan

perubahan perilaku dan lingkungan yang ingin


dicapai program.
d. Fase 4 yaitu diagnosis pendidikan dan organisasi. Pada
fase ini setelah diidentifikasi faktor pendidikan dan
organisasional

mengenai

cuci

tangan,

maka

ditetapkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.


Identifikasi juga faktor penguat dan pemungkin yang
ada

sehingga

dapat

dijadikan

upaya

dalam

pengembangn organisasionalnya.
e. Fase 5 yaitu diagnosis administrasi dan kebijakan.
Pada fase ini dilakukan analiasi kebijakan, sumber
daya dan peraturan yang telah berlaku yang dapat
memfasilitasi

atau

menghambat

pengembangan

program promosi tentang cuci tangan dalam suatu


kelompok masyarakat.
2.1.2 Proceed
Setelah melalui fase precede, fase berlanjut pada
proceed. Proceed digunakan untuk menilai apakah
program yang telah direncakan dapat diterima dan
10

dipertanggungjawabkan. Proceed terdiri dari 4 fase


yaitu:
a. Fase 6 yaitu implementasi merupakan tindakan yang
telah diprogramkan. Setelah diidentifikasi kebutuhan
masyarakat dalam mencuci tangan, maka dilakukan
tindakan seperti pendidikan kesehatan, penyediaan
fasilitas, demostrasi dll.
b. Fase 7 evaluasi proses

merupakan

pengukuran

tindakan yang telah dilakukan untuk mengontrol dan


meningkatkan kualitas program yang telah dijalankan,
misalnya

dengan

pengajuan

pertanyaan

atau

pendemonstrasian ulang oleh masyarakat di akhir


tindakan.
c. Fase 8 evaluasi dampak langsung yang dapat diamati
setelah pelaksanaan program.
d. Fase 9 evaluasi hasil merupakan evaluasi hasil efek
jangka panjang dari program.
3.2 Hasil Riset 1
Mematuhi pedoman cuci tangan yang positif, baik sebelum dan setelah
intervensi. Agar efektif, upaya untuk meningkatkan kepatuhan dengan
pedoman cuci tangan harus multifaset. Antiseptik alkohol harus disediakan di
samping tempat tidur masing-masing pasien. Isu seputar iritasi petugas
kesehatan kulit perlu segera diatasi. Poster, hasil dari umpan balik, alkohol
gosok tangan, handout pendidikan telah berkontribusi terhadap pergeseran
kepatuhan keseluruhan yang terjadi. Pemberian pengetahuan dan hasil dari
umpan balik, telah memberi efek minimal pada praktik mencuci tangan.
Penyediaan antiseptik alkohol sendiri telah meningkatkan tingkat cuci tangan.
Dalam rangka untuk membawa perubahan perilaku, perhatian harus
dibayarkan kepada faktor-faktor yang mempengaruhi, memperkuat dan
mengaktifkan perilaku untuk mencuci tangan. Diimbangi sejauh mungkin
dengan tinjauan literatur menyeluruh terkait dengan pengendalian infeksi dan
perubahan perilaku
11

Sebuah rekomendasi langsung adalah pemberian antiseptik alkohol pada


setiap samping tempat tidur, ditambah dengan audit practice berkala dan
umpan balik kinerja. Rekomendasi lain adalah pendidikan multidisiplin dalam
kaitannya dengan masalah perawatan pasien inti seperti pengendalian infeksi.
Investigasi kondisi petugas kesehatan kulit membutuhkan perhatian, baik
sebagai isu yang mempengaruhi kepatuhan dalam mencuci tangan dengan
pedoman cuci tangan dan salah satu yang memiliki potensi untuk
menyebabkan peningkatan transmisi patogen mikro-organisme.
3.3 Hasil Riset 2
Pengembangan

intervensi

untuk

mengurangi

penularan

infeksi

pernapasan dan pandemic flu dengan mengukur dan memprediksi niat cuci
tangan.Tujuan jurnal ini untuk mengembangkan effefektif intervensi berbasis
web untuk mengurangi risiko penularan infeksi pernapasan disetiap anggota
rumah. Intervensi untuk mempromosikan cuci tangan cenderung efektif jika
dapat disampaikan dengan biaya rendah pada populasi yang besar. Memiliki
diidentifikasi mencuci tangan, batuk dan bersin etiket, masker memakai dan
jarak sosial perilaku sebagai berpotensi berguna secara klinis (dengan bukti
yang ada terkuat untuk mencuci tangan), kami melakukan studi kelompok
fokus yang menunjukkan bahwa anggota masyarakat merasa bahwa mencuci
tangan adalah perilaku preventif yang paling layak dan dapat diterima, untuk
mengubah intervensi masyarakat

yang berkaitan dengan perilaku sehat,

persepsi ancaman merupakan prediktor penting dari penerapan langkahlangkah pencegahan penularan agar memiliki niat selalu mencuci
tangan.Seperti halnya yang dilakuan di jurnal ini, menggunakan ancaman
sebagai solusi agar masyarakat memiliki niat untuk mencuci tangan, hal ini
lebih efektif jika mereka menghasilkan begitu banyak kecemasan untuk
memicu respon maladaptive.
Model perencanaan kesehatan untuk mengatasi masalah agar masyarakat
memiliki niat untuk mencuci tangan dengan ancaman melalui web, di mana
mereka disajikan dengan faktual definisi singkat dari pandemic disajikan
12

dengan pesan yang dieja beberapa konsekuensi negatif dari pandemi.Selain


itu pemerintah Inggris telah memulai kampanye untuk mempromosikan
kebersihan tangan, termasuk sebuah buku yang dikirim ke setiap rumah
tangga selama Mei dan kampanye iklan.menyediakan kerangka keseluruhan
atas isi dari halaman web mengatasi memberikan saran pada cuci tangan
untuk mengurangi risiko terkena terkena pandemik flu. Halaman web
ancaman disajikan deskripsi singkat dari pandemic flu sebagai virus flu baru
yang

menyebar

secara

luas

karena

tidak

ada

kekebalan

dalam

populasi.Halaman web koping yang digunakan dalam penelitian ini adalah


sebagian kecil dari mereka yang dipersiapkan untuk sidang utama, yang
terdiri dari halaman utama dimaksudkan untuk awalnya memotivasi mencuci
tangan. Halaman web yang dipilih untuk penelitian ini memberikan alasan
bagaimana penularan virus melalui kontak tangan bisa dikurangi dengan
mencuci tangan dan bukti ilmiah mencuci tangan untuk mengurangi tingkat
infeksi, membuat saran untuk bagaimana sering mencuci tangan bisa dengan
mudah dimasukkan di rutinitas sehari-hari.
Untuk mencegah penularan infeksi, mencuci tangan harus dilakukan
setelah menyentuh permukaan yang berpotensi terkontaminasi dan sebelum
menyentuh makanan atau wajah, mencucitangan 10 kali sehari terpilih
sebagai rekomendasi yang optimal.Niat mencuci tangan cenderung lebih kuat
pada mereka yang menerima pesan ancaman tinggi dan mengatasi
pesan.Sementara niat terkuat berada di mereka yang menerima baik ancaman
dan pesanuntuk memotivasi respon adaptif seperti mencuci tangan daripada
tanggapan maladaptive.
Mencuci tangan juga sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor non-rasional
seperti kebiasaan, norma-norma budaya dan isu-isu praktis seperti akses dan
melupakan.Untuk

alasan

ini,

intervensi

yang

direncanakan

akan

menggabungkan strategi untuk membantu merencanakan dan mengatasi


hambatan-hambatan misalnya, dengan menempatkan pengingat di sekitar
rumah, menyediakan gel tangan dan melibatkan anggota keluarga lainnya
dalam proses perubahan. Dan di jurnal ini juga telah dipertimbangkan untuk
13

memasok gel tangan kepada peserta dalam intervensi untuk mengurangi


hambatan mencuci tangan, dan itu menarik saat gel tangan muncul sebagai
dimensi kontrol yang dirasakan yang sangat erat kaitannya dengan niat,
menunjukkan bahwa penyediaan gel tangan mungkin memang berharga.
BAB 4. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Pada hasil riset 1 ditemukan bahwa untuk mererapakan PHBS pada
perilaku mencuci tangan dengan menggunakan model Precede-proceed yaitu
pemberian antiseptik alkohol di setiap samping tempat tidur, ditambah dengan
audit practice berkala dan umpan balik kinerja, pendidikan multidisiplin
dalam kaitannya dengan masalah perawatan pasien inti untuk pengendalian
infeksi. Investigasi kondisi petugas kesehatan, baik sebagai isu yang
mempengaruhi kepatuhan dalam mencuci tangan dengan pedoman cuci
tangan dan salah satu yang memiliki potensi untuk menyebabkan peningkatan
transmisi patogen mikro-organisme. Sedangkan untuk hasil riset 2 dengan
memasok gel tangan kepada peserta dalam intervensi untuk mengurangi
kuman, virus dan bakteri, dan saat gel tangan muncul sebagai dimensi kontrol
yang dirasakan sangat memang berharga.
4.2 Saran
Diharapkan tenaga kesehatan untuk melakukan promosi kesehatan dengan
menerapkan model Preceed-procede agar perilaku mencuci tangan yang
termasuk dalam PHBS dapat mulai diterapkan oleh masyarakat agar terbebas
dari faktor-faktor terinfeksi bakteri, virus, kuman, parasit dsb. Selain itu,
perlunya.

14

DAFTAR PUSTAKA
Alfarizi.M.T.2016.Tugas Precede-Proceed.Diakses pada tanggal 07 November
2016 di

https://www.scribd.com/doc/156459872/Tugas-Preceedproceed-Fix

Creedon, S. A. (2005). Healthcare workers hand decontamination practices:


Compliance with recommended guidelines. Journal of Advanced Nursing,
51(3), 208216. http://doi.org/10.1111/j.1365-2648.2005.03490.x
Helventia. (n.d.). Merancang Program Promosi Kesehatan
Berbasis Teori Precede / Proceed Model. Diakses dari
http://helvetia.ac.id/elearning/file.php/1/SAP5_MERANCANG_PROGRAM.pdf pada tanggal 6 November
2016
http://eprints.soton.ac.uk/350014/1/__soton.ac.uk_ude_PersonalFiles_Users_vjh
y07_mydocuments_Lucy_papers_lucy%20papers_development%20of%20an
%20intervention%20to%20reduce%20transmission.pdf
Listyowati, D. 2012. Pengaruh Intervensi Promosi Kesehatan
tehadap Pengetahuan, Sikap, dan Praktek Cuci Tangan Pakai
Sabun Pada Siswa Kelas 5 di SDN Pengasinan IV Kota Bekasi
Tahun

2012.

Depok:

Fakultas

Kesehatan

Masyarakat

Universitas Indonesia
Rosa.A.2014.Precede-Proceed.Diakses pada tanggal 07 November 2016 di
https://prezi.com/ppodqgutjbef/precede-proceed/
Sile A. Creedon. (2015). Healthcare workers' hand decontamination practices:
compliance with recommended guidelines. Diunduh tanggal 7 November,
2016,

dari

http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1111/j.1365-

2648.2005.03490.x/full
Sulaeman.

2015. Aplikasi Model PRECEDE-PROCEED Pada

Perencanaan Program Pemberdayaan Masyarakat Bidang


Kesehatan

Berbasis

Penilaian
15

Kebutuhan

Kesehatan

Masyarakat.

Diakses

pada

tanggal

November

academicjournal.yarsi.ac.id/ojs-2.4.6/index.php/jurnalfk.../166

16

dari

You might also like