urna Rice naustn, Vol IV Ne. 2, 2010: 65-70
DEGRADAS! LIMBAH ORGANIK INDUSTRI TEKSTIL DENGAN NaNCKoUPoST
10,-PC
(DEGRADATION OF ORGANIC WASTE FROM TEXTILE INDUSTRY BY
NANOCOMPOSITE Ti0,-PCC)
Rahyani Ermaveati
Balai Besar Kimin dan Kemasan
ABSTRAK
Dogrades! inbah organs dan incustr tokstil mengguniakan nanokomposit THO, Precinlted Cakaum Carbonate
(PCC) telah cilakukan dalarn foto-reaktor batch yang dilengkapl dengan sejumiah lampu UV. Senyawa. yeng
‘cigunakan sebagai modal poiutan adaian senyawa fenol, zat organik dan zat warna dari limbah teksti Hasil
poncliian merunjskkan bahwaketige poludan tersabut dapat tercegrackastsecara #/ebait hing 70-80 % oleh
anokompesit TiO, PCC hanya dalam waklu sokilar 70 meni. Penambehan nanopartike! TiO, pada PCC.
(dengan perbandingan borat TiO, dan PCC sobesar 10:90%) dapat meningkatkan kinevja PCC dalam
mengeliminas! polutan karona adaniya alck sinorgisme antara proses adsorpsidan fotokatalinis, PCC vaterte
dengan ukuran yang kell memiii kines fobs bavk dan ieblh eft
Kata kunel :imbah onmanik, folokatalsis, adsarpsi.TiO,,. Precipitated Calcium Carbonate (PCC)
ABSTRACT
Dogradavion of ergenic material using nanccamposite of TiO,-Precipitatédl Calcium Carbonate (PGC) in a
batch photoreector equipped wih several UV lumps was studied. Phenols, organic compound and colour
{rom textile industry as argaruc material were asad as pollutants for deqrasation purpose, The results showed
that phenol can be afactively degraded up fo 70-80% aver nanccamposite of 110.-Preeipitated Celciarn
Cartonate ony i 73-80 minutes. Addition of procipitate calcium cnmonat in TiO, nanepanicie (ratio Ti,
and precipitate cniciu carbonate of 90:10 wi.%) can improves the portoanance Of TIO, in eliminating of the
pollutants die to synorgisin ettect betvsoen adsorption and photocotalysis. Moswover. PEC 1 0 varie wich
‘small size particles had showod efectively
Keywords: Organic waste, photocatslysis, adsorption, TiO, Preciptated Galciwm Carbonate (PCG)
Phenol (lenal) dihasilkan dari fimbah industel
perminyakan, kertas, tekstil, elektropisting,
industri herbisida dan fungisida (Villasenor of
PENDAHULUAN
Dewasa ini berkermbang masalah yang
disebabkan olch polensi dan ekspresi zat kimia
yang adadainm lingkungan terhadap kesehatan
yang berasal dari aktivitas industri atau
manusia. Cemaran berbahaya yang berasal
dari proses indusii biasanya disebut
Xeneesirogen seperti phenol, phthalate ester
dan bispheno! A, dimana konsentrasi dari
xenoestragea dalam badan-badan air biasanya
terakumulasi sangat besar (Spengler ef al.,
2001). Senyawa phanol berpotensi menyebab-
kan gangguan fungsi norma! dari sistem
endocrine mantuk hidup dan hewan, Adapun
senyawa kimia yang berpatensi merusak
sistem endocrine dengan konsentrasi sangat
‘kecil yaitu dalam kisaran ng/L disebut Endocrine
Distrupting Chemicals (EDC). Senyawa
al., 2002). Linsebigler (1995), menyelakan
bahwa Limba arganik fenol sangal beracun.
Sulilterdegradasi serta menycbabkan rasa dan
bau pada air, Baku mutu fimban fenol untuk
kegiatan industri bercasarkan Kep, MenLH No
51/MENLH/10/1895 adalah 0.5 dan baku muta
dalam air minum adalah 0.002 mg/. Glen
karena itu, sangat pariu untuk mengembangkan
leknologi pongolahan limbah yang etek dan
elision agar dapat menangguiangi masaleh
pencemaran karena limbah dan menunjang
penyediaan air bersih.
Adsorpsi adaleh suatu istilah yang digunakan
untuk menggambarkan Kecanderungan sual
molekul tertentu dari fasa fluide untuk metokat
(tectarik} pada permukaan sual pedatan
5Degradasi Lambah Organik indwsta Tekstil dengan.
(adsorbon), Permukaan padatan (adsorben)
tertentu dapat secara selektif mengadsorpsi
molekul tertentu, sehingga dalam aplikasinya
ering digunakan untuk pemurnian suatu fuida
atau pemisahan sualu senyawa yang tidak
dikehondiakt seperti berbagai polutan erganik.
Namun dalam proses adsorpsi terdapat
beberapa kelemahan, yailu dipertukannya
proses regensrasi adsorben ketika sudah
Jenuh dengan senyawa organik. Disamping itu,
polulan crganik yang telah diadsorps! dalam
adsorben mosih tatop berbahaya, karena lidak
dapat didegradas! menjadi senyawa lain yang
tidak berbahaya seperti CO, dan HO.
Teknologi yang sedang dikembangkan akhir-
akhirini adalah toknologi fotokatalis. Teknologt
fotckatalis merupakan salah salu metoda
Advanced Oxidation Process (MOP) dimana
limbah yang mengandung senyawa berbahaya
akan diubah menjadi hasil akhir yang berupa
CO, dan H,9. Jika permukaan behan
semikonduklor seperti TO, dikental energifolon
dati sinar ultra vielet (UV) yang mempunyal
energi lebih besar dari energi band gap
‘semikonduktor tersebut, maka akan terbentuk
pasangan electron (e") dan hole (h') yang dapat
mereduksi danfatau mengoksidasi senyawa-
senyawa (polutan) yang ada di sokitar katalis
semikonduktor tersebut (Linsebigler, 1995
Herrmann, 1999}.
Sebagian electron (e} dan hole (h*) yang
terbentuk akan bergabung lag| (rekombinasi)
menghasilkan energi panas. Hole (h’) yang
tidak mengalami rekombinasi dan sampai di
permukaan katalis akan bereaksi dengan air
membentuk radikal -OH yang sangat
reaktif, Radikal -OH inilah yang dapat
mengoksidasi hampir semua jenis polutan
organi yang teradsorpsi di permukaan Ketalis
semikenduktor, menjadi preduk akhir yang
tidak berbahaya yailu CO, dan H,,
Proses fotokatalisis dengan katalis semi=
kendukior TIO, (atau yang telah dimodifikasi)
merupakan salah salu metode altematif yang
sangat prospeklif untuk mengatasi masalah
pencemaran yang kompleks tersebut. Hal ini
disebabkan oleh beberapa hal, dlantaranya: 1)
Proses fotokatalitik dapat berlangsung
pada suhu kamar dan dapat (potensial)
menggunakan sinar matanari, sehingga
6
(Rahyaes Erman)
kebutuhan energinya jauh lebih rendah (Toyoda
et al., 2000), 2) Kebutuhan material/bahan
kimia sangat sedikit dan relatif lebih murah, 3)
Dalam proses fotoketalitik selalu terjadi reaksi
redukst-oksidasi (redoks) secare bersamaan,
sehingga dapat dimanfaatkan untuk mengelah
limbah logam berat (reduks!) dan limbah
‘organik (oksidasi) secara simultan (Yeneyama
et al, 2000)
Salah satu kelemanan proses fotokatalisis,
untuk degradasi polutan organik. adalah kercna,
daye adsorpsi material folokatalis: pada
umumnya tidak sebeik material adsorben,
sehingga laju degradasi polutan organik tadih
Fendah (Takeda of al, 1996). Oleh karena itu
dalam peneiitian ini akan dikombinasi antara
material adsorben dengan fotekatalis yeng
terintegrasi (AFT), yang diharapkan akan
memiliki sifat yang sinergis dalam mende-
gfadasi polutan ofganik. Material adsorben
dapat menysbabken terjedinya pre-konsentrasi
senyawa organik mendekati TiO,, sehingge
dapat memaksimalken kontak antare ceaktan,
kalalis, dan folon, yang akan mengefektifkan
proses dagradasi polutan organik (Gambar 1).
Substinto:
Henao AD aif
Gambar 1. Mekanisme degradasi
Palutan Organik Menjadi
CO, dan H,O pada Material AFT
Penslitian sobslumnya menyebutkan bahwa
penggunaan adsorben (zealit dan karbon aki)
dapal meningkatkan fotodekomposisi pyridine
dan propiomakichyde (Yonayama, at a, 2000),
serta fotodekomposisi NO, dan CO,, jika
Manggunakan zeolit buatan (Matsuoke ot al,
2003). Djuningsih (2005) menyebutkan adanya
kinerja. yang sinemgis antara folokatalisis dan
proses adsorbsi dalam mendegradasi polutan
organik.Penelitian ini bertujuan untuk mendegradasi
senyawa fenol dengan menggunakan metode
kombinesi proses adsorpsi dan folokatalitik,
sehingga menjadi material adsorben-fotokatalis
terintegrasi.
Pada penelilian ini digunakan adsorben POC
(Procipitaed Calcium Carbonate) sebagai
penyangga karena sirukturnys berpori dan
‘memiki luas permukaan yang cukup besar dan
ketersediaannya cukup melimpah (Pemprov
‘Sumbar, 2007). Fotokatalis yang digunakan
adalah TiO, karena mempunyai aktifitas
folokatalis yang tinggi. mudah didapet serta
mempunyai kestabilan kimia dan ketahanan
folokeres! yang baik dalam semua kondisi
reaksi (Li et al., 2005). PCC akan dimodifikasi
dengan fotokatatis TiO, melalui metode sol-gel.
Dengan metode tersebut akan dinasilkan
nanokomposil TiO,-PCC yang akilifitasnya
Tinggi (Yamashita, 1 al., 2005),
METODE PENELITIAN
Pada peneiitian ini dilakukan boberapa tahap
penelitian. Pacis sub-bab ini akan diureiken
‘secara rinci bahen-bahan dan tahapan yang
diperlukan dalam pembuatan AFT sera
progedur pengujion AFT untuk mengolah limbah
fenol Serta apphkasi AFT pada industit teksti
Selanjutnya kita juge akan menghitung tekno
‘ekonominya.
Proparasi Nanokomposit TIO, PCC
Sebelum digunakan PCC dianalisa dengan
in Scenning Electron Microscope
(SEM) dan X-ray Diffraction (RD) untuk
mengelahui karakleristik PCC tersebut
‘Sol TiO, diproparasi dengan mencampurkan 3
g Panopartikel TiO2 kamersial Degussa P25
datam 100 mi air demin (bebas mineral).
Kemudian sol tersebut disonifikasi selama 30
‘menit. Setelah cisonifikasi, ditambankan 2 tetes
larutan TEOS (letra etil ortho sifikat) dan
disonifikasi kemball selama 30 meni. Larutan
TEOS digunakan sebagai sumber SiO, yang
borfungsi sebagai perekat antara TIO, dengan
PCC. Disamping itu pada saat penambahan
TEOS ke dalam sol TiO, pH campuran juga
diatur agar menjadi 2. Dorajat keasaman akan
mempengaruhi ukuren parlikel TO, . semakin
asam alau basa sol tersabut maka akan
menyebabkan ukuran partikel semakin kecil,
dumat Fat induati, Vol IV Mo. 2, 2010: 65-70
yang berarti akan memperluas permukean.
Disamping ilu dalam keadaan asam
permukaan TiO, akan bermuaten positif
sehingga taya tolak antara partikol TO, akan
semakin besar, sehingga TiO, dapat
terdestribusi merata diseluruh permukaan
cairan (Meinzer, 1997)
Kemudian sertuk POC dicampukran ke dalam
sol TiO2, Campuren Ti0,-PCC tersebul tal
dipanaskan pada suhu 100 -C sampai semua
eairan teruapkan (+ 30 - 60 menit), kemustian
nanokomposit yang berbeniuk pasta tersebut
dipindankan ke cawan porselin dan dikeringkan
i dalam furnace pads subu 100°C selame 2
Jam. Selanjutnya komposittersebut dikatsinasi
pada suhu 400°C selaina 1 jam. Kalsinasi pada
sulw fersebut masih lergolong aman untuk
TiO, (Bideau ot al., 1995) dan PCC.
Rasio barat TiO,:;PCC yang digunekan
adalah: 100.0%; B0:20%; 10.90%; $:95%, dan
0.100%. Kemudian nanokomposit yang telah
dihasiikan —dikarakterisasi_ dengan
menggunakan SEM dan XRD
Uji Kinerja Nanokomposit TiO,-PCG
{Uy Kinerja material AFT difakukan dalam sebuah
foloreaktor Batch yang dilengkapi dengan 4
buah lampu UV @ 10 watt dan pengaduk,
Reaktor dilengkapi dengan selubung yang
terbuat dari alurninium fol, yang berfungsi untuk
‘menjaga agar sinar riciast dan tampu ultrefiolet
fidak terpencar Keluar renklor sehingga siner
ultraviolet dapat diserap secara maksime! oleh
ata
Lanutan fenol dengan kansentrasi 10 ppm dan
material AFT yang telah dibual dimasukkan ke
dalam foloreakior tersebut. Kemudian model
sampel yang mengandung fenol dengan
konsentrast 10 ppm dimasukkan ke dalam
fotoreakator, Kemudian sampellarutan diaenbil
setiap 10, 20, 30, 40, 50, 60, 70, 80 menit untuk
dianalisis kans@nirasi fenolnya ¢engan
menggunakan UV-Vis Spectrofotometer
dengan panjang gelombang 500 nm, Selain
manguli kinerja material AFT, diuji pula kinesin
PGC saja dan fotokatalis TiO, saya.
Aplikasi Nanokomposit TiO, PCC pada
Limbah Industri Tekstil
Nanakomposit TiO,-PCC diaplikasikan pada
salah satu limba teksil yang berada di Bogor
Limbah yang digunakan adalah limbah yang
belum diolah, sebelum dilakukan analisis aval
oFDogiadast Linioah Gryarik Indust Tekst dengan,
sesuai dengan baku mutu limbah disimpan
pada kondisi 5°C.
Nanokomposit dimisukkan dalam lotowaktor
hemucian disampling setiap 10, 20, 30, 40, 50,
60, 70, 60 meni untuk dianalisis penurunan
konsentrasi fertol, konsontrasi material organik
dan intensilas wama.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil percobaan yang akan dibahas metiputt
karakterisasi nanckomposit TiO,-PCC dan uji
kinerja nanakomposit TiO,-PCC untuk
menyisinkan feno) dan zai wama pada limboh
industri tekstit
Karakterisasi Material TIO, dan PCC
Hasil karakterisasi TIO, kamersia! Degussa
P25 dengan SEM memperiihatkan ukuran
sangat kecil dan berbentuk seperti kapas
(Gambar 2), sedangkan karaktorisasi XRD
memperlihatkan struktur kristal TiO2-
anatase 78.2% dan cutile 22.71%. Hasit
karaklerisasi PCC dengan menggunakan SEM
menunjukken PGC-calcile dan PCG-vatarte
(Gambar 3), Karakterisasi dengan alal Paricle
Size Analyzer memorlihatkan bahwa PCG
vaterite mempunyal ukuran lebih kecil
dibandingkan dengan PCC calsite (Ermaweti,
2009). Renluk vaterile menunjukkan per-
mukean yang tidak rata, hal ini menunjukkan
bahwa bentuk valerite masih bisa ber-
kembang, Iein halnya dengan bentuk calcite
dimana permukaannya sudan rata atau hals.
Gambar 3, Karaklerisasi PCC
dengan Alat SEM
(Ranynn! Erma
Kerakterisas| Nanckomposit TiO,-PCC
Material nanokemposit yang tetah dibuat
selanjulnys dikaraklerisasi dengan meng-
gunakan SEM dan XRD. Hasil kerakierisasi
dengan XRD seperti tevlihat pada Gamber 4
Gambar 4. Karekterisasi Nanokomposit
TiQ,-PCC dengan Alat XRD
Hasil karakterisas| nanokomposit TO,POC
dengan menggunakan XRD memperiihetkan
adanya struktur krista! anotase, rutile dan cal-
cile (Gambar 4). Sedangkan karakterisasi
dengan SEM memperlihatkan TiO, yang
berbentuk seperti kapas menempel pada POC-
calcite, seperti terlihal pads Gambar 5. Setelah
berbentuk nanokemposit PCC-calclte
mendominasi dari pada nanokomposit
tersebut. Pada waktu dilakukan kalsinasi dan
pemanassn lerjedi proses pembukaan dart
pori-pori PCG dan sekaligus melepaskan,
pengolor-pengotor sehingga TiO. akan mengisi
por pori tersebut (Othmer, 1904).
Gambar 5. Karakterisasi Nanokomposit
TiO,-PCC dengan Alat SEM
Applikasi Nanokomposit TiO,-PCC pada
Limbah Tekstll
Untuk melihal kineria kompesit katalis TO,-
PCC (vaterite) pads limbah rill, maka digunakan
limbah dari industri tekstil yang berada di BogorJomal Riset indus Vol IV No.2, 2010: 65:70
‘Setelah dianalisa imbah awal mengandung
parameter seperti terlihat pada Tabel 1. Dari
tabel temyata konsentrasi fonol sangat ting}.
Sehingga dapat ditanjutkan untuk diclah dengen
menggunakan komposit katalis TiO,-PCC
(vaterite) yang telah dibikin dengan 10% TiO,
Disamping itu komposit TIO,-PCC juga diuji
untuk degradasi zat organik total dan zat warna,
Tabel 1, HasilAnaliss Limbah Tekstil Sebclum,
Diotah
Ss _| eat oon
Hasil degradasi senyawa fenol, zat organik, dan
yal wramna pada industei tekshil dapal dilihat
masing-masing pada Gambar 6, 7, dan &
Selama 70 menit terjadi penurunan yang
signifikan torhadap konsontrasi fonol, zat
onganik dan warna. Konsentrasi fenol turun
sekitar 70%, sementara itu konsentrasi zat
organik dan zal wama masing-masing turun
sokilar 78% dan 74%
Waktu (Ment)
‘Gambar 6 Penurunan konsentrast
Fenol pada Limbah Tekstil dengan
‘komposit TiO,-PSC
Gambar 7. Penurunan konsentrasi zat
‘orgenik pada Limbah Tekstil dengan
komposit TiO, PCC
beerevementt|
beadi
‘Gambar 8. Penurunan konsentrasi zat
wana pada Limbah Tekstil dengan
komposit TO,-PCC
PROSPEK KEEKONOMIAN NANO-
KOMPOSIT Tid,-PCC
Dalam penelitian ini dicoba menghitung
teknoekonaminya jika nanokompasil tersebut
diaplikasikan untuk mengolah fimbah industri
teksti. Selanjutnya kita bandingkan dengan
engolahan limbah yang selama inidigunakan.
Perkiraan untuk kapasilas limbah industri
seliap hari 10 m?, moda! yang diperlukan
adalah sebagat benkut:
‘A Modal tetap (peralatan yang digunakan)
Reaktor Litres BU. Rp 180,060.00
~Pompa sirkuiasi 4 Rp _80.000.000
~ Sistim pemipaan 1. Rp 60,000,000
- Chasis bedy & rangka IU Rp 75,000,000
= Sistim pemanas UV Rp_50,000.000
Reaktor fotokatalis 2U Rp 200,000.000
-Panel box kontrol = TU Rp 50,000.00
~Alat sonikeasi 4U Rp 70,000,000
‘Tota! Peralatan Rp 7.35.000:000
BL ModalKerja
4, Biaya bahan baku untuk
10 m,hari TQ, P25
(Rp 12.500.000/10 kg)
300 gr Rp 375,000
Utiiias-(Hetrik/neri)
Listik 1 unit IPAL
46500 W),6,5 kWh =p (93,800
3. Biaya depresi alat
10% x 735,000, 000/
300 hr Rp 245,000
Tolal medal kenjathan Rp 1.523.600
Sebagai pembanding PT. iskandar Indah
Printing Textile yang berada di Surekarta, biaye
limbah yang dikeluarken setiap hari dengan
Pengolahan limbah secera konvensional Rp
830.000, Biaya tersebul belum termasuk
‘dapreai elat dan penanganan limbah padat.
oeBlegradasi Limbah Grganik industet Tekstil dengan.
-(Reatryani Exmawati)
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
4, PCC jenis Vaterite dengan ukuran psartike
yang lebih kecil memihki Kinerja lebih
etek
2. Fencl, zat organik, dan Zat warna pada
limbah tekstil dapal lerdegradasi sekilar
70-80 % oleh komposit Ti0.-PCC dengan
perbandingan berat 10:90 9 dalam waktu
70 menit.
3. PCC mumi tidak dapat digunakan untuk
degrada: 5
penambahan 10% TiO, pade POC
‘monjadikan komposit TiO ,-PCC tersebut
sfokti untuk mengolah limbah tersebut
4 Penggunaan nanokompesit TiO,-PGC
untuk mengelah limbah organic pade
industei tektil masin mahal jika
dibandingkan dengan cara konvesional,
tolapi memberikan_ kountungan tidak
dinasilkan limbah padat yang momertukan
penangan lebih lanjut
‘Saran
Dalam penetitian ini kajian tekno-ekonomi
penggunaan nanokomposit TiO,-PCC
ferhadap metode konvensional yang diqunakan
pada industi printing tekstil masih jauh lebih
mahal. Akan lelapi secara umum metode in|
mempunysi prospek yang cukup baik
mengingatindustritidak perlu mengolah sludge
yang dihasitkan, Karene limbah akan
terdagradasi Socara sempurna menjadi H.0
gan CO,. Disamping itu ponggunaan sinar
UV memungkinkan disa diganii dengan sinar
tmatahari yang jouh lebih murah. Sebagian
besar komponen resktor marupakan kom-
ponen lokal yang harganya relatif murah,
sehingga memungkinkan untuk dipasang
pada industri teksti, Namun demikian rise!
ini masih perl cikembangkan untuk men-
dapatkan disain yang optimal, baru kemudian
dikajt secara rinel agpek tekno-ekonominya.
DAFTAR PUSTAKA
Bidsau, M.; Claudel, 8.; Dudien, C.; Fauro, Li
Kazouan, H., 1295 On the immobilization of
tiamum dioxide inthe photocatalytic oriiabon
of spenl walors. J. Photochem, Photobiel. A’
Chemisty 91, 157-144
Butters, B. E.; Powell, A-L., 2000, Systeam and
‘mothode Yor lolocatalytic treatment of
Contaminated media US pate, 6. 136-203
Djuningsin, F., Fongolahan limbah enol
Tnenggunatan fotokalalis TiO, dengan
penyangga soll alam Lampung. Tidak
sipubhizasikan.
Herrmann, JM. 1899, Heterogenous photoctalytc:
Fundamentals aad applicalions lo the removal
of various types of aquedus pollutions. Cal
Today. Vol 53, pp115-129.
Li, ¥5 Li, X; Li, J and ¥in, J.: 2005; Photocatalytic
degradation of methyl orange in.a sparged tube
Linsebigler, A.Let a. Photocatalytic on TiO,
‘Surface! Principle Mechanism and Selack
Results, Chem. Rev. Vel 9S. pp 738.758 (1995)
Matos, Laino, J and Herrmann, J. M., Syneway
cffact in the photoestnlic dagradstion of pheno!
on 8 Suspended suspended mixture of titans
and advanced carbon, Appi. Catal. B.
Environments, 18; 3-4, 282-294
Matsuoka, M and Anpo, M, Local structures.
exind states and pholocatalytic reactivities of
Inghiy eispersed calniyst constructed within
zeolites, J. Photochem Photobiol. C:
Photochem. Rev, 3, 225-782 (2003),
Meinzor, R. A.; Birbara, P. J, 1987, Photocatalytic
semiconductor cooling, US Patent, 5, 593-37.
‘Otmer, K., 1994, Adsorption, Ensiclopedia of
chemical technology, Vol, Wiey-Inierscence.
Prihante, 0. A. W., 2000, Penysinan senyawa fenol
dengan teknik ozonisasi beiganda pada
suasans basa diam kotom injeksl ozon
berganda, Skipsi Sarjana, TGPFT UL
Rahyani Ermawatl, 2009: Lsporan intern
kavaktonisasi PEC dengan PSA.
Spengler, P., Korner, W., Motzoger, J. W.:
‘Substance wih estrogenic actvky ineffiuent of
Sewage weatment plants in Southwestern
Germany. 1 Chemscal analysis. Environmental
Toxicology and Chemistry, 20, 2433-214
(2007).
Tekeda, N.; Torimoto, T; Sampath, $.:
Kawabsia and Yoneyama, H., 1995, Elfoct
finest Support for tienium diode loaeting on
enhancement of pholadecaripes tion rate of
gnseous propronakiehyce, J. Phys. Chem. 99
Toyoda; Zhang, L.:IKanki, T., and'Sana, M.,.2000,
ogradaton of phenol in aqueous solution by
TiO, pholoealialys: costed rotating dum roactor,
4. Chemisty Engineering, Japan, 33, 188-197
Villasenor, J., Patrio. R.. Ginna, P.: Cataitye and
Photocatalytic Ozonization ¢f Penal on MinO2
Supported Catalyst, Cavalyst Today, 76,121-131
‘Yamashita, H.; Kawasaki, S.; lehihashi, Ys
Harada, M.; Takeuchi, M.; Anpo, M.: Che,
M., 1998, Characterization of titanium silicon
binary oxide catalyst prepered by the sol-gel
‘method and their pholocatalyisc react forthe
lequid-phase oxdation of f-octanol, J. Phys
Cham. 8.102, 5870-5875,
‘Yoneyama, H., and Torimoto, T.. Titanium dioxide
‘adsorbent hybrid photocalalysts for
photodistruction of organic substances of dilate
‘coneentemtion, Catal. Today, 58, 133-140 (2000)