You are on page 1of 2

Hampir semua pasien dalam grup control menjalani operasi pada tanggal

yang sudah ditentukan; operasi dilakukan sebelum batas 5 bulan untuk 3 pasien
karena gejala yang berat.
Dua pasien, satu dalam tiap grup, hilang gejalanya tapi dilaporkan tidak
berkonsultasi dengan dokternya mengenai nyeri tenggorok. Pasien-pasien ini
diasumsikan tidak memiliki gejala selama periode penelitian. Kami menemukan
perbedaan yang tidak bermakna secara klinis pada karakteristik dasar dari kedua
grup ini (Tabel 1).
Outcomes
Dalam 5 bulan, 1 pasien dalam grup control dan tidak ada pasien dalam grup
tonsilektomi yang mengalami episode faringitis berat (perbedaanya 3%, 95% CI-2%
sampai

7%)

(Table

dan

Appendix

www.cmaj.ca/lookuup/suppl/doi:10.1503/cmaj.121852/-/DCI).

2,

tersedia

Tujuh

belas

di
pasien

(43%) dalam grup control dan 2 pasien (4%) dalam grup tonsilektomi sudah
berkonsultasi untuk faringitis (perbedaan 38%, 95% CI 22% sampai 55%); 32 pasien
(80%) dalam grup control dan 18 pasien (39%) dalam grup tonsilektomi sudah
mengalami episode faringitis akut (perbedaannya 41%, 95% CI 22% sampai 60%)
(Tabel 2).
Selama follow up (6.0 +- 0.7 bulan), keseluruhan tingkat faringitis dan jumlah
dari hari dengan

Pasien ditunjuk untuk


tonsilektomi karena faringitis
yang rekuren
N=260

Tereksklusi n=174
-

Pasien diarahkan
ke grup terapi,
n=86

Grup control, n=40

Grup tonsilektomi,
n=46

Tidak mengandung
kriteria inklusi n=32
Menolak berpartisipasi
n=42

Gambar 1. Pembagian pasien dalam penelitian

You might also like