Professional Documents
Culture Documents
hidup, kromosomberbentuk deret panjang molekul yang disusun oleh DNA dan protein-protein.
3. Jenis Kromosom
Setiap sel yang terdapat di dalam tubuh suatu organisme pasti memiliki satu set kromosom dengan jumlah tertentu.
Satu set kromosom tersebut dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu autosom (kromosom tubuh) dan gonosom
(kromosom kelamin).
a. Autosom
Autosom disebut juga kromosom tubuh atau kromosom somatik. Autosom merupakan kromosom yang
menentukan sifat-sifat sel tubuh (sel somatik). Autosom tidak berperan dalam menentukan jenis kelamin suatu
organisme. Jumlahnya di dalam sel tubuh adalah 2n-2, dengan n = jumlah seluruh kromosom. Sebagai contoh,
jumlah autosom sel tubuh manusia adalah 46-2 = 44 buah atau 22 pasang. Jumlah autosom sel tubuh ayam adalah
78-2 = 76 buah atau 38 pasang.
b. Gonosom
Gonosom disebut juga kromosom seks atau kromosom kelamin karena kromosom ini berperan dalam
menentukan jenis kelamin suatu organisme. Jumlah kromosom seks pada sel tubuh manusia ada dua buah atau
sepasang. Jenis kelamin pada manusia ditentukan oleh jenis kromosom seks ini. Orang berkelamin laki-laki memiliki
kromosom X dan kromosom Y (XY) dalam tubuhnya, sedangkan perempuan memiliki sepasang kromosom X (XX).
Setelah kita mengetahui adanya kromosom tubuh dan kromosom kelamin, kita dapat menuliskan rumus kromosom
yang dimiliki oleh sel tubuh manusia, misalnya sel tubuh laki-laki adalah 22AAXY , kromosom sel tubuh perempuan
22AAXX, kromosom sel telur 22AX, kromosom sel sperma laki-laki 22AY atau 22AX.
http://www.pelajaransekolahonline.com/2016/15/pengertian-kromosom-strukturdan-jenis-jenis-kromosom-lengkap.html
1. Perbedaan Fungsi
Perbedaan RNA dan DNA yang pertama terletak pada fungsi keduanya. Fungsi DNA
lebih kompleks, yakni sebagai pengendali aktivitas genetis (faktor keturunan) dan
kegiatan sintesis protein. Sementara itu, RNA hanya sekedar berfungsi sebagi
pengendali sintesis protein saja.
2. Perbedaan Letak Letak DNA dan RNA juga berbeda.
DNA umumnya dapat kita temukan hanya pada inti sel, sementara RNA bisa
ditemukan pada beberapa organel sel antara lain inti sel, sitoplasma, atau ribosom.
3. Perbedaan Bentuk dan Ukuran
DNA adalah gugus asam amino rantai ganda, sedangkan RNA adalah gugus asam
amino rantai pendek. Oleh karena itu, secara ukuran, bentuk DNA umumnya lebih
panjang dengan bentuk membulat, sementara ukuran RNA lebih pendek bentuk
bentuk yang lebih tipis. Lihat gambar di atas untuk mengetahui perbedaan ukuran
tersebut.
4. Perbedaan Komponen
Gula Gugus gula yang menyusun DNA adalah gugus Deoksirobosa, sedangkan
gugus gula yang menyusun RNA adalah Ribosa. Deoksiribosa merupakan gabungan
2 gusus gula ribosa.
5. Perbedaan Jenis Basa Nitrogen
Perbedaan DNA dan RNA juga terletak pada jenis basa nitrogen yang dikandungnya.
DNA mengandung 3 basa nitrogen yang antara lain Purin (adenin dan guanin),
Pirimidin (sitosin dan timin), dan gugus fosfat, sementara RNA hanya mengandung
2 basa nitrogen yaitu Purin (adenin dan guanin) dan Pirimidin (sitosin dan urasil).
6. Perbedaan Kadar
Kadar RNA dapat berubah karena adanya aktivitas sintesis protein, sedangkan
kadar DNA bersifat statis karena tidak dipengaruhi aktivitas sintesis protein maupun
aktivitas genetis.
Sumber: http://danperbedaan.blogspot.co.id/2016/05/perbedaan-dna-dan-rnatabel.html
yang terdiri dari berbagai protein berbedaatau molekul tertentu seperti berbagai ion
dan kanalnya, berbagai faktortranskripsi, ataupun berbagai tipe sububit regulator.
Setiap protein yangterlibat pada jalur ini mampu menghambat atau mengaktifasi
protein yangberada dibawah pengaruhnya (down stream). Protein utama yang
terlibatdalam jalur rangsang pada umumnya adalah kinase dan posphatase,
yangbeberapa diantaranya merupakan protein yang terdapat/larut
dalamsitoplasma. Kedua protein ini mampu melepaskan atau menerima
grupposphat dari protein lain sehingga proses penghantaran atau
penghentiansinyal dapat berlangsung.Secara singkat langkah-langkah transduksi
sinyal
adalah:1) Sintesis molekul sinyal oleh sel yang memberi sinyal.2) Pelepasan molekul
sinyal oleh sel yang memberi sinyal.3) Transpor sinyal oleh sel target.4) Pengikatan
sinyal oleh reseptor spesifik yang menyebabkan aktivasireseptor
tersebut.5) Inisiasi satu atau lebih jalur transduksi sinyal intrasel.6) Peubahan spesi
fik fungsi, metabolisme, atau perkembangan sel.7) Pembuangan sinyal yang menga
khiri respon sel.Ikatan ligan dengan reseptor spesifik akan memicu
pelepasansecondmessenger yang akan menimbulkan reaksi berantai dan membawa
perubahan didalam sel. Reseptor spesifik, yang terdapat pada
membransel dapat berupa: GTP binding protein (G-protein)-coupled
receptors,receptor tyrosine kinase, cytokine receptor-linkkinase atupun serine
kinase.Sinyal yang terjadi bukan hanya oleh adanya ikatan ligan dengan
reseptorspesifik saja, melainkan juga akibat adanya paparan langsung
dengantekanan mekanik maupun perubahan kimiawi disekitar sel
denganmelibatkan integrin.Respon, pada tahap ketiga pensinyalan sel,
sinyal yangditransduksi akhirnya memicu respon seluler spesifik. Respon ini
dapatberupa hamper seluruh aktivitas seluler seperti katalisis leh suatu
enzim,penyusunan ulang sitoskeleton, atau pengaktivan gen spesifik di
dalamnucleus.proses pensinyalan sel mebantu memastikan bahwa aktivitaspenting
sperti ini terjadi pada sel yang benar, pada waktu yang tepat, danpada koordinasi
yang sesuai dengan sel lain dalam organismebersangkutan
urasil menggantikan timin. Promoter, urutan nukleotida spesifik pada bagian start
suatu gen, memberi sinyal untuk menginisiasi sintesis RNA. Faktor transkripsi
(protein) membantu RNA polimerase eukariotik mengenali urutan promotor.
Transkripsi terus berlangsung hingga urutan RNA tertentu memberin sinyal
terminasi.
Molekul mRNA eukariotik diproses sebelum meninggalkan nukleus dengan
modifikasi ujung-ujungnya dan dengan penyambungan RNA. Ujung 5 menerima
tutup nukleotida termodifikasi, sementara ujung 3 menerima ekor poli (A).
Sebagian besar gen eukariotik memiliki intron, daerah bukan pengkode yang
berselang-seling di dareah pengkode, ekson. Dalam penyambungan RNA, intron
dikeluarkan dan ekson bergabung. Dalam penyambungan RNA, intron dikeluarkan
dan ekson bergabung. Penyambungan RNA ini dikatalis oleh ribunukleoprotein
nukleus kecil (snRNP), yang beroperasi di dalam susunan yang lebih besar yang
disebut spliosom. Dalam banyak kasus, RNA itu sendiri yang mengkatalis
penyambungan. Molekul RNA katalik disebut Ribozim. Pencampuradukan ekson
melalui rekombinasi dapat saja memberikan sumbangan pada evolusi keragaman
protein.
Translasi
Translasi adalah sintesis polipeptida yang diatur oleh RNA. Saat molekul mRNA
meluncur melalui ribosom, kodon-kodon ditranslasi satu per satu menjadi asamasam amino. Interpreternya adalah molekul tRNA. Setelah mengambil asam amino
spesifik, tRNA berjajar dengan bantuan triplet antikodonnya di kodon komplementer
pada mRNA. Pelekatan asam amino pada spesifik pada bagian tRNA tertentu
merupakan proses yang digerakan ATP yang dikatalis enzim sintetase tRNAaminoasil. Translasi terdiri dari 3 tahap yaitu aktivasi, berupa penambahan asam
amino pada tRNA. Kemudian, terjadi inisiasi dan elongasi yang ditandai dengan
penambahan asam amino baru dengan peptidyl transferase. Akhirnya proses akan
berhenti di tahap terminasi. Ribosom mengkoordinasikan ketiga tahap translasi :
inisiasi, elongasi dan terminasi. Setiap ribosom terdiri dari dua sub unit yang
terbuat dari protein dan RNA ribosom (rRNA). Ribosom memiliki tempat pengikatan
untuk mRNA; tempat P dan A yang mengikat tRNA yang bersebelahan begitu asam
amino dihubungkan dalam rantai polipeptida yang sedang tumbuh; dan tempat E
untuk pelepasan tRNA.
http://www.medicinesia.com/kedokteran-dasar/sel-dan-biomolekuler/transkripsi-dantranslasi-dna/