Professional Documents
Culture Documents
5. Pemasangan umpan beracun dengan insektisida trikhloroform dengan dosis 24 kg bahan aktif/ha dicampur 20 kg dedak, 1-2 kg gula merah, 20 l air.
Umpan tersebut disebat pada sore/malam hari.
Bioekologi :
Telur diletakkan berkelompok di permukaan daun dan ditutup dengan bulubulu atau sisik dari induknya. Satu induk dapat menghasilkan telur sebanyak 500-600
butir dalam waktu 4-10 hari. Stadium telur berkisar antara 2-5 hari. Warna ulat
bervariasi yaitu hijau muda, hijau, coklat gelap dengan garis-garis kekuningan.
Stadium ulat berlangsung selama 17-21 hari. Kepompong dibentuk di dalam tanah
dan dilindungai kokon yang dibuat dari partikel-partikel tanah. Stadium kepompong
berlangsung antara 7-10 hari. Daur hidup berlangsung 26-36 hari.
Bioekologi :
Telur-telurnya berwarna putih dan diletakkan di dalam jaringan daun sebelah
bawah. Telur-telur yang dihasilkan dapat mencapai 80 butir dengan periode inkubasi
kira-kira 3 hari. Perkembangbiakan dapat juga secara pertenogenesis. Nimfa
berwarna hijau atau kuning pucat dan seringkali agak hitam. Dewasanya berwarna
kuning pucat sampai coklat terang. Tubuh mempunyai tanda-tanda berwarna coklat
pada segmen-segmen perut. Kisaran siklus hidupnya dari 3 sampai 5 minggu. Pada
musim kemarau, populasinya tinggi sehingga serngkali mengakibatkan kerusakan.
Cara Pengendalian :
1. Pergiliran tanaman
2. Tanam serentak
3. Waktu tanam pertengahan april, awal Mei atau September
4. Penyemprotan insektisida efektif bila ditemukan tingkat serangan sedang
Gambar 26. Meloidogyne spp. (a) Betina dengan Telur, (b) Larva Tahap Dua, (c)
Larva Tahap Tiga, (d) Jantan Muda, (e) Jantan Dewasa, (f) Ekor Jantan, (g) Irisan
Memanjang Gall pada Akar Tembakau, (h) Betina dengan Massa Telur, dan (i)
Kepala Betina Dikelilingi dengan Cel yang Membesar.
Bioekologi :
Jenis yang secara pasti diketahui ada di Indonesia ada dua yaitu M. javanica
dan M. Incognita. Dewasanya, yang betina berbentuk bulat seperti buah pir atau
apokat dengan leher pendek. Kutikula tipis (tembus pandang) berwarna putih.
Ukuran tubuh berkisar 400-1000 mikron. Nematoda jantan berbentuk seperti cacing,
ramping dan bilateral simetris dengan panjang mencapai 2 mm. Dalam keadaan rileks
ekor melengkung, bahkan sering membentuk setengah lingkaran. Letak alat kelamin
jantan (spikula) umumnya dekat ukung posterior. Larva tahap kedua berbentuk
ramping, ekor memanjang dengan ujung lancip, sedang nematoda jantan bentuk
ekornya membulat (tumpul) dan pendek. Panjang larva berkisar 320-540 mikron.
Telur berbentuk oval, berukuran rata-rata 90 x 45 mikron dan berwarna putih. Elur
diletakkan secara berkelompok dalam massa gelatin yang berbentuk kantung dan
terdapat pada gagian posterior induknya. Siklus hidup nematoda 17-21 hari dan
mengalami empat kali pergantian kulit, yaitu yang pertama terjadi di dalam telur,
yang kedua, ketiga dan keempat terjadi di dalam jaringan akar tumbuhan inang.
Cara pengendalian :
1. Pergiliran tanaman dengan tanaman bukan inang, misalnya padi.
2. Di daerah endemik dilakukan perlakuan tanah dengan nematisida
efektik, misalnya Temik 10 G jika dijumpai serangan sedang.
2. Kutu Aphid
Nama lmiah : Myzuz (=Nectarosiphon) persecae Sulz. (Homoptera, aphididae)
Daerah Sebaran :
Selain menyerang tanaman cabai juga menyerang tanaman kentang, kubis,
tembakau.
Bagian tanaman yang diserang : Daun
Kerugian yang ditimbulkan : Kutu ini dapat sebagai perantara lebih dari 90 jenis virus
penyakit tanaman.
Gejala Serangan :
Nimfa dan dewasa menghisap cairan sel daun, bersamaan dengan itu juga
dimasukkan racun bersama ludah. Daun yang terserang akan tampak berbecak-becak,
serangan lebih lanjut daun akan berkerut-kerut dan pada bagian yang terserang akan
didapatai kutu yang bergerombol. Kutu berada di bawah permukaan daun. Serangan
pada tanaman muda dapat menyebabkan kerugian yang berarti.
Bioekologi :
Perkembang-biakan secara partenogenesis. Kutu yang bersayap, berwarna
hitam. Sedang yang tidak bersayap ada yangt berwarna merah, kuning dan hijau.
Warna kutu muda sama dengan warna induknya. Stadium nimfa 6 hari. Kutu ini
mengalami paling tidak 4 kali ganti kulit sebelum menjdai dewasa. Lama hidup dapat
mencapai 2 bulan. Diasmping sebagai hama kutu ini juga berfungsi sebagai vektor
penyakit virus.
3. Thrips daun
Nama Ilmiah : Thrips parvispinus Karny (Thysanoptera, Thrips)
Daerah Sebaran : Jawa, Sumatra, Thailand
3. Lalat buah
Nama Ilmaih : Bactrocera papayae (Dipetera, Tephritidae)
B. carambolae
Daerah sebaran : Tersebar luas di Asia, termasuk Indonesia, dan Hawaii
Tanaman inang :
Selain menyerang cabai dapat juga menyerang 20 macam jenis buat-buahan
dan sayur-sayuran. Buah yang disenangi antara lain mangga, belimbing, jambu air,
adpodakt, dan semangka.
Bagian tanaman yang diserang : buah
Kerugian yang ditimbulakn :
Hama ini dapat menimbulkan kerugian ekonomi yang cukup besar, hanya saja
laporan secara kuantitatif tentang besarnya kerugian belum ada.
Gejala serangan :
Larva makan jaringan buah bagian dalam buah cabai, sehingga buah yang
terinfeksi akan menjadi busuk dan biasanya jatuh ke permukaan tanah sebelum larva
2. Penggerek polong
Nama Ilmiah : Lampides boeticus Linn.
Daerah sebaran : Eropa, Asia, Afrika dan Australia.
Tanaman Inang : Cajanus cajan, Canavalia sp., Crotalaria spp., dan Vigna sinensis
Bagian tanaman yang diserang : buah
Kerugian yang ditimbulkan :
Belum ada laporan terperinci tentang kerugian yang ditimbulkan oleh hama
ini.
Gejala serangan :
Larva masuk dan menggerek ke dalam polong kacang panjang sehingga
terlihat bekas gerekan (lubang gerek) berwarna hitam.
Bioekologi :
Ulat berkelompok 10-50 butir. Telur diletakkan di permukaan daun bagian
bawah, atas, pada polong atau batang tanaman. Satu betina dapat menghasilkan telur
sebanyak antara 200-500 butir. Stadium telur 5-7 hari. Stadium telur 5-7 hari.
Stadium nimfa berlangsung 23 hari. Daur hidup berlangsung 29 hari. Kepik hijau ini
ada tiga varietas yaitu N. viridula var smaragdula (hijau polos), var. torquata (hijau
dengan kepala dan pronotumnya berwarna jingga atau kuning keemasan) dan var.
aurantiaca (kuning kehijauan dengan tiga bintik hijau pada bagian dorsal). Juga
dijumpai N. viridula yang berwarna kuning polos keemasan. Bentuk telur seperti
cangkir berwarna kuning kemudian berubah menjadi merah bata.
Cara pengendalian :
Apabila pada tanaman mulai berpolong ditemukan 2 nimfa per 10 rumpun
maka dilakukan pengendalian dengan menggunakan insektisida.
Henosepilachna(=Epilachna)
sparsa
Hrbat.
(Coleoptera,
2. Penggerek buah
Nama Ilmiah : Heliothis asulta Hubner (Lepidoptera, Noctuidae)
Daerah sebaran : Tersebar di seluruh Dunia
Tanaman Inang :
Serangga bersifat polifagus, yaitu dapat menyerang tanaman kapas, jagung,
kobis, terung.
Bagian tanaman yang diserang : buah
Kerugian yang ditimbulkan :
Belum ada laporan terperinci tentang besarnya kerugian yang ditimbulkan
oleh hama ini.
Gejala serangan :
Ulat muda makan jaringan daun dan ulat instar ketiga sering dijumpai makan
bunga, buah. Pada waktu makan biasanya kepala dan sebagian badannya masuk ke
dalam buah serta kotorannya berada di luar buah. Buah yang termakan oleh ulat ini
menyebabkan buah menjadi cepat busuk.
Bioekologi :
Telur diletakkan secara terpencar satu per satu pada daun, pucuk, atau bungan
pada malam hari. Biasanya telur diletakkan pada tanaman umur sekitar 2 minggu
setelah tanam. Stadium telur 2-5 hari. Setelah telur menetas ulat makan kulit telur.
Stadium ulat berlangsung 26 hari, apabila makanannya sesuai maka stadium ulat
berlangsung elbih singkat. Stadium prepupa berlangsung 2 hari sedang stadium pupa
berlangsung 12 hari. Dengan demikian siklus hidup hama berlangsung 42 45 hari.
Setiap indk betina mampu bertelur 1.062 butir. Ngengat berwearna kelabu coklat dan
aktif pada sore hari. Panjang ulat 3 cm, dengan warna bervariasi.
Cara pengendalian :
1. Dengan melakukan pengambilan ulat pada buah dan kemudian mematikan.
2. Dengan menggunakan insektisida yang dianjurkan.