You are on page 1of 9

Hematomisis Melena

1. Pengertian
Hematomisis adalah muntahnya darah dari mulut yang berasal dari saluran cerna
bagian atas atau dari luar yang tertelan (Epitaksis, Hemaptomisis, Ekstrakgigi,
Tonsiliktomi ). (Purwandianto, Agus tahun 2000; 106)
Melene adalah feses berwarma hitam seperti Ter karena bercampur darah yang
terjadi akibat perdarahan saluran cerna bagian atas yang lebih dari 50 100cc dan
biasanya disertai Hemaptomisis (Purwandianto, Agus 2000; 106)
2. Etiologi
a.

Perdarahan saluran cerna bagian atas


(1) Esofagus
Varises, inflamasi, ulkus, tumor, perlukaan mallory weiss
(2) Gaster
Ulkus, gastritis erofsit atau ulseratif, tumor, angio displasia
(3) Usus Halus
Ulkus peptikum, angio displasia, penyakit crohn, divertikulum miokel

b.

Perdarahan saluran cerna bagian bawah


(1) Tumor ganas
(2) Polip
(3) Kolitis ulserativa
(4) Penyakit crohn
(5) Angio displasia
(6) Disvertikula
(7) Hemoroid
(8) Fisula rectal
(9) Hemoragi masif GI bagian atas

3. Patosifiologis ( Soeparman 1999 )


Adanya kematian sel dalam hepar mengakibatkan peningkatan tekanan vena aorta.
Maka terbentuk saluran kolateral dalam mukosa esofagus dan rektum serta pada
dinding abdominal anterior untuk mengalihkan darah dari sirkulasi splankruk
menjadi hepar. Dengan meningkatnya tekanan dalam vena ini maka vena tersebut
akan menjadi mengembang oleh darah dan membesar. Pembuluh darah yang
berdilatasi ini disebut varices dan dapat pecah. Dengan tekanan yang tinggi akan

mengalirkan

lumen

esofagus

yang

akan

dimuntahkan

sehingga

akan

mengakibatkan hemorogi gastrointestinal masif.

Kematian sel dalam hepar


Peningkatan tekanan vena aorta
Saluran kolateral dalam mukosa,
rectum,dinding abdomen
Vena berdilatasi ( Varises )
PECAH
Darah mengalir ke lumen usofagus
Muntah
Gangguan keseimbangan
cairan
Hemorargi Gastrointestinal masif
Gangguan perfusi jaringan
4. Gejala dan Tanda ( Purwadianto 2000; 106 )
a.

Gambaran kliniknya berbeda-beda tergantung pada :


(1) Letak sumbernya perdarahan dan kecepatan gerak usus
(2) Kecepatan dan jumlah perdarahan
(3) Penyakit penyebab perdarahan
(4) Keadaan penderita sebelum perdarahan

b.

Gejala
(1) Tergantung pada banyaknya perdarahan dan usia penderita, dapat timbul
gejala pre syok / syok
(2) Demam ringan antara 38 39oC

(3) Mungkin ada rasa nyeri pada ulkus peptikum rasa nyeri yang ada bahkan
menghilang karena darah dalam lambung / usus menetralkan asam
lambung.
(4) Hiperperistaltik akibat rangsangan darah dalam usus
(5) Gejala lain sesuai dengan penyebab
4. Pengobatan Diagnostik
a.

Darah Lengkap
(1) Penurunan Hb
(2) Penurunan hematokrit
(3) Kenaikan jumlah SDP

b.

Panel Elektrolit
(1) Penurunan kalium serum
(2) Kenaikan glukosa serum
(3) Kenaikan natrium serum
(4) Kenaikan laktat (perdarahan hebat)

c.

Profil hematologi
(1) Perpanjangan masa protombin
(2) Perpanjangan masa tromboplastik

d.

Gas-gas darah arteri


(1) Alkalosis respiratory
(2) Hipokalsemia

5. Penatalaksanaan
a.

Penatalaksanaan Kolaboratif
(1) Kaji keperahan perdarahan dan keadaan umum penderita
(2) Gantikan cairan dan produk darah dalam jumlah yang mencukupi untuk
mengatasi syok.
(3) Tegakkan diagnosa penyebab perdarahan
(4) Rencanakan dan laksanakan perawatan definitif

b.

Pengobatan Konservatif
(1) Pemasangan sonde kanet lunak ke dalam lambung untuk aspirasi darah
dan bilas lambung dengan air es juga untuk pemberian obat peroral
(2) Pemasangan CVP
(3) Tindakan mengatasi perdarahan dan mencegah perdarahan ulang

a)

Koagulasi lokal diberikan topikal / oral : thrombase 500 cc bubuk /


dilarutkan 3-6 x/hari.

b) Vit. K 10-20 mg/hari IM/IV


c)

Jika perdarahan berlangsung, berikan infus pitresia 20 U dalam 200


ml glukosa 5% selama 20 menit

d) Pemasangan balon modifikasi dalam esofagus


c.

Tranfusi Darah
Diberikan bila Hb 10 gr% dan HT 30% sedapat mungkin dalam bentuk darah
segar yang masih mengandung faktor pembekuan. Jika perdarahan telah
berhenti 24 jam diberikan packedcell. Jumlah darah yang diberikan 1 kali
jumlah taksiran perdarahan kecuali pada kasus hipertensi portal karena
peningkatan tekanan darah di daerah portal dapat menimbulkan perdarahan
ulang.

d.

Perawatan Definitif
(1) Terapi Endoskopi
(2) Bilas lambung
(3) Pemberian pitresin
(4) Mengurangi asam lambung
(5) Memperbaiki status hipokoagulasi
(6) Balon tomponade

Asuhan Keperawatan Klien dengan Hemaptomisis Melena


A. Biodata
Sering terjadi pada semua jenis kelamin yang umurnya di atas 30 tahun
B. Keluhan Utama
-

Mual-muntah bercampur darah kehitaman

Nyeri epigastrium, demam

Bercak berwarna hitam seperti petis berbau tidak enak

Lemah dan merasa haus

C. Riwayat Penyakit Sekarang


Klien biasanya berak dan muntah darah dan disertai nyeri epigastrium badan
terasa lemah dan merasa haus.
D. Riwayat Penyakit Dahulu
-

Hepatitis, penyakit saluran empedu

Penyakit metabolik (hemokromatis, wilson)

Pernah operasi usus

E. Riwayat Penyakit Keluarga


Penyakit hepatitis atau yang diderita klien saat ini.
F.

ADL
-

Nutrisi

: Penderita mengalami anoreksi,mual,muntah.

Aktifitas

: Bedrest total.

Istirahat tidur

: Terganggu karena nyeri pada daerah esofagus.

Eliminasi

: BAB darah.

G. Riwayat Psikososial
Klien biasanya cemas dan takut dengan kondisinya seperti ini, karena ada
perubahan status kesehatan, takut terhadap kematian.
H. Pemeriksaan
Pemeriksaan Umum
Kesadaran umum : compos mentis
Kesadaran umum : Lemah
Tekanan darah : menurun
Nadi : meningkat
Suhu : normal
Pemeriksaan fisik
Mata : sklera putih, conjungtifa pucat, odema palpebre
Thorax : sperdonovi, ginekomasti

Abdomen : pergeseran hati, cairan rongga peritonium dan pembesaran lien


Extremitas
Atas: eritema palmoris pada telapak tangan
Bawah : odema tungkai
Kulit : warna kuning dan turgor menurun
Pemeriksaan penunjang
Kadar Hb
N : L 13,5 18,0 g/ dl

P : 11,5 16,0 g/ dl

Hematokrit
.a N : L 40-50 %

P : 35 47 %

Lekosit
N : 4000 11000/ cmm

.i

Kemungkinan Diagnosa Yang Muncul ( Marlyn Dongoes ; 2000 )


1. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan
perdarahan terus menerus.
2. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan hipovolemia

J.

Rencana Keperawatan
1. Dx. Keperawatan I
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan keseimbangan carian dapat
teratasi.
Kriteria : Tanda vital normal, membran mukosa basah, turgor basah, produksi
urin meningkat.
Intervensi :
a) Catat karkteristik muntah
R : Membantu membedakan antara batuk darah dan muntah darah.
b) Observasi tanda vital
R : Perubahan TD dan nadi dapat digunakan untuk memperkirakan
kehilangan darah
c) Amati reaksi klien terhadap perdarahan
R : Respon klien atau gejala dapat memperkirakan berat dan lamanya
perdarahan
d) Monitor intake dan out put klien
R : Memperbaiki petunjuk untuk rehidrasi

e) Perhatikan tanda-tanda perdarahan


R : Distensia abdomen, mual-muntah dan berak darah merupakan petunjuk
adanya perdarahan ulang.
f) Kolaborasi dengan tim lain
- Pemberian cairan untuk menghilangkan cairan yang hilang.
- Kumbang lambung untuk mengeluarkan gumpalan darah.
2. Dx. Keperawatan II
Tujuan : Setelah dilakukan keperawatan perfusi jarigan kembali normal
Kriteria : Tanda vital normal, akral hangat, kesadaran baik
Intervensi :
a) Amati perubahan kesadaran
R : Merupakan reflek berkurangnya perfusi serebral karena menurunnya
tekanan darah arteri
b) Amati tanda adanya nyeri dada
R : Kemungkinan adanya iskemia jantung
c) Auskultasi pulsasi apek
R : Perubahan ritmis dapat terjadi karena hipertensi, hipoxia, oksidasi dan
kekurangan cairan.
d) Observasi keadaan kulit
R : Vasokontriksi merupakan respon simpatik dari rendahnya volume darah
atau efek dari vasopresin
e) Ukur produksi urine
R : Penurunan perfusi dapat menyebabkan ischemia / gagal ginjal sehingga
produksi urine menurun
K. Implementasi
Tindakan keperawatan (implementasi ) dilaksanakan sesuai dengan intervensi
yang telah di tulis.
L. Evaluasi
Menilai keberhasilan tindakan keperawatan yang telah di laksanakan.

DAFTAR PUSTAKA

Marylin Dongoes. 2000. Nursing Care Plants, Philadelphia : MFA Davis Company
Soeparman. 1999. Ilmu Penyakit Dalam, Jakarta : UI Press.
Kedaruratan Medik. 2000

LAPORAN PENDAHULUAN
HEMATOMISIS MELENA

DISUSUN OLEH
ALFI ARI F. R.

AKADEMI KEPERAWATAN
PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN
2006

You might also like