Professional Documents
Culture Documents
panose-1:2 4 5 3 5 4 6 3 2 4; mso-font-charset:1; mso-generic-font-family:roman; mso-fontformat:other; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:0 0 0 0 0 0;} @font-face {fontfamily:Cambria; panose-1:2 4 5 3 5 4 6 3 2 4; mso-font-charset:0; mso-generic-fontfamily:roman; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:-1610611985 1073741899 0 0 415
0;} @font-face {font-family:Calibri; panose-1:2 15 5 2 2 2 4 3 2 4; mso-font-charset:0; msogeneric-font-family:swiss; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:-520092929 1073786111
9 0 415 0;} /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-styleunhide:no; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:""; margin-top:0cm; margin-right:0cm;
margin-bottom:10.0pt; margin-left:0cm; line-height:115%; mso-pagination:widow-orphan; fontsize:11.0pt; font-family:"Calibri","sans-serif"; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-themefont:minor-latin; mso-fareast-font-family:Calibri; mso-fareast-theme-font:minor-latin; msohansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin; mso-bidi-font-family:"Times New
Roman"; mso-bidi-theme-font:minor-bidi;} p.MsoFooter, li.MsoFooter, div.MsoFooter {msostyle-priority:99; mso-style-link:"Footer Char"; margin:0cm; margin-bottom:.0001pt; msopagination:widow-orphan; tab-stops:center 234.0pt right 468.0pt; font-size:11.0pt; fontfamily:"Calibri","sans-serif"; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:Calibri; mso-fareast-theme-font:minor-latin; mso-hansi-fontfamily:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin; mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;} p.MsoListParagraph, li.MsoListParagraph,
div.MsoListParagraph {mso-style-priority:34; mso-style-unhide:no; mso-style-qformat:yes;
margin-top:0cm; margin-right:0cm; margin-bottom:10.0pt; margin-left:36.0pt; mso-addspace:auto; line-height:115%; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; fontfamily:"Calibri","sans-serif"; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:Calibri; mso-fareast-theme-font:minor-latin; mso-hansi-fontfamily:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin; mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;} p.MsoListParagraphCxSpFirst,
li.MsoListParagraphCxSpFirst, div.MsoListParagraphCxSpFirst {mso-style-priority:34; msostyle-unhide:no; mso-style-qformat:yes; mso-style-type:export-only; margin-top:0cm; marginright:0cm; margin-bottom:0cm; margin-left:36.0pt; margin-bottom:.0001pt; mso-add-space:auto;
line-height:115%; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:"Calibri","sansserif"; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-fareast-fontfamily:Calibri; mso-fareast-theme-font:minor-latin; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansitheme-font:minor-latin; mso-bidi-font-family:"Times New Roman"; mso-bidi-theme-font:minorbidi;} p.MsoListParagraphCxSpMiddle, li.MsoListParagraphCxSpMiddle,
div.MsoListParagraphCxSpMiddle {mso-style-priority:34; mso-style-unhide:no; mso-styleqformat:yes; mso-style-type:export-only; margin-top:0cm; margin-right:0cm; marginbottom:0cm; margin-left:36.0pt; margin-bottom:.0001pt; mso-add-space:auto; line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:"Calibri","sans-serif"; mso-asciifont-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-fareast-font-family:Calibri; msofareast-theme-font:minor-latin; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minorlatin; mso-bidi-font-family:"Times New Roman"; mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}
p.MsoListParagraphCxSpLast, li.MsoListParagraphCxSpLast, div.MsoListParagraphCxSpLast
{mso-style-priority:34; mso-style-unhide:no; mso-style-qformat:yes; mso-style-type:export-only;
margin-top:0cm; margin-right:0cm; margin-bottom:10.0pt; margin-left:36.0pt; mso-addspace:auto; line-height:115%; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; fontfamily:"Calibri","sans-serif"; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:Calibri; mso-fareast-theme-font:minor-latin; mso-hansi-fontfamily:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin; mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;} span.FooterChar {mso-style-name:"Footer Char"; mso-stylepriority:99; mso-style-unhide:no; mso-style-locked:yes; mso-style-link:Footer;} .MsoChpDefault
{mso-style-type:export-only; mso-default-props:yes; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-asciitheme-font:minor-latin; mso-fareast-font-family:Calibri; mso-fareast-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin; mso-bidi-font-family:"Times
New Roman"; mso-bidi-theme-font:minor-bidi;} .MsoPapDefault {mso-style-type:export-only;
c.
d.
e.
f.
(2) Prosa
Prosa ialah karya sastra yang berbentuk cerita yang bebas, tidak terikat oleh rima
(bunyi yang berselang/berulang di dalam/akhir larik), irama, dan kemerduan bunyi
(meliputi euphony/mengambarkan keriangan, cacophony/bernuansa ketertekanan batin,
kebekuan dan kesedihan, onomatope/sugesti suara yang sebenarnya). Prosa juga
pemaparan pemikiran dan perasaan melalui bentuk paragraf demi paragraf.
(3) Drama
Merupakan pengemukaan gagasan dan perasan melalui bentuk dialog antara
berbagai tokoh.
C. Tahapan Apresiasi Sastra
Adapun tahapan dalam apresiasi sastra, adalah :
1. Tingkat menggemari, yang ditandai oleh adanya rasa tertarik kepada buku-buku sastra
serta keinginan membacanya dengan sungguh-sungguh, anak melakukan kegiatan
kliping sastra secara rapi, atau membuat koleksi pustaka mini tentang karya sastra dari
berbagai bentuk.
2. Tingkat menikmati, yaitu mulai dapat menikmati cipta sastra karena mulai tumbuh
pengertian, anak dapat merasakan nilai estetis saat membaca puisi anak-anak, atau
mendengarakan deklamasi puisi/prosa anak-anak, atau menonton drama anak-anak.
3. Tingkat mereaksi, yaitu mulai ada keinginan utuk menyatakan pendapat tentang cipta
sastra yang dinikmati misalnya menulis sebuah resensi, atau berdebat dalam suatu
diskusi sastra secara sederhana. Dalam tingkat ini juga termasuk keinginan untuk
berpartisipasi dalam berbagai kegiatan sastra.
4. Tingkat produktif, yaitu mulai ikut menghasilkan ciptasastra di berbagai media masa
seperti koran, majalah atau majalah dinding sekolah yang tersedia, baik dalam bentuk
puisi, prosa atau drama (Wardani 1981)
5. Tingkat penikmatan, misalnya menikmati pembacaan/deklamasi puisi,menonton drama,
mendengarkan cerita.
6. Tingkat penghargaan, misalnya memetik pesan positif dalam cerita, mengagumi suatu
karya sastra, meresapkan nilai-nilai humanistik dalam jiwa; menghayati amanat yang
terkandung dalam puisi yang dibacanya atau yang dideklamasikan.
7. Tingkat pemahaman, misalnya mengemukakan berbagai pesan-pesan yang terkandung
dalam karya sastra setelah menelaah atau menganalisis unsur instrinsik-ekstrinsiknya,
baik karya puisi, prosa maupun drama anak-anak.
8. Tingkat penghayatan, misalnya melakukan kegiatan mengubah bentuk karya sastra
tertentu ke dalam bentuk karya lainnya (parafrase), misalnya mengubah puisi ke dalam
tergambar pada ekspresi wajah, gestur tubuh dan atau intonasi pada saat pembacaan
karya sastra tertentu.
3. Aspek evaluatif berkaitan dengan kepekaan pikiran kritis dan penghargaan yang
positif :
a. Penghargaan berkaitan dengan sikap pandang positif terhadap sastra bahwa sastra
memiliki nilai-nilai positif yang bermanfaat bagi penjernihan batin, peningkatan harkat
kehidupan individual-sosial.
b. Kepekaan pikiran kritis berkaitan dengan kemampuan memahami dan mengungkapkan
sinstesis tentang makna atau nilai-nilai yang dikandung suatu karya sastra setelah
mengadakan analisis yang teliti, saksama dan menyeluruh.
Apresiasi sastra anak-anak merupakan serangkaian kegiatan bermain dengan
sastra sehingga tumbuh pemahaman, penghargaan, kepekaan pikiran kritis, kepekaan
perasaan yang baik bagi anak terhadap karya sastra anak-anak.
G. Ciri-ciri Apresiasi Sastra
Ciri pembelajaran apresiasi satra (anak) diantaranya :
1. Ciri keterbacaan, meliputi :
a. Bahasa yang digunakan dapat dipahami anak, artinya kosa kata yang digunakan
dikenal oleh anak, susunan kalimatnya sederhana sehingga dapat dipahami oleh anak
b. Pesan yang dikandung puisi dapat dibaca dan dipahami anak karena tidak bersifat
diapan (tersembunyi) melainkan bersifat transparan atau eksplisit.
2. Ciri kesesuaian
a. Kesesuaian dengan kelompok usia anak, pada usia anak sekolah dasar menyukai puisi
yang membicarakan kehidupan sehari-hari , petualangan, kehidupan keluarga yang
nyata.
b. Kesesuaian dengan lingkungan sekitar tempat anak berada. Artinya, anak yang berada
di lingkungan sekitar pantai akan bersemangat jika puisi yang diberikan untuk dipelajari
adalah puisi yang berbicara tentang pantai. Atau pada musim kemarau, puisi yang
diajadikan bahan ajar adalah puisi yang berbicara tentang kemarau
Adapun ciri-ciri apresiasi sastra sesuai dengan jenisnya yaitu:
1. Puisi
a. isi sajak harus merupakan pengalaman dari dunia anak sesuai umur dan taraf
perkembangan jiwa anak,
b. sajak itu memiliki daya tarik terhadap anak,
c. sajak itu harus memiliki keindahan lahiriah bahasa, misalnya irama yang hidup, tekanan
kata yang nyata, permainan bunyi, dan lain-lain,
d. perbendaharaan kata yang sesuai dengan dunia anak.
2. Prosa
a. Bahasa yang digunakan haruslah sesuai dengan tingkat perkembangan bahasa anak.
b. Isi ceritanya haruslah sesuai dengan tingkat usia
c. latarnya dikenal anak, alurnya berbentuk maju dan tunggal, penokohannya dari
kalangan anak dengan jumlah sekitar 3-4 orang, temanya tentang kehidupan seharihari, petualangan, olahraga, dan keluarga
3. Drama
Drama anak-anak tidak jauh beda dengan cerita anak-anak, baik dari segi bahasanya,
tema, pesannya. Yang berbeda adalah dari segi dialog yang sederhana dan jumlah
adegan yang tidak terlalu panjang dan berbelit.
H. Prinsip-prinsip Apresiasi Sastra
Pembelajaran apresiasi sastra meliputi pembelajaran apresiasi puisi, prosa, dan
drama. Ada beberapa prinsip dalam pelaksanaan pembelajaran apresiasi sastra.
Prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut :
1. Pembelajaran sastra berfungsi untuk meningkatkan kepekaan rasa pada budaya
bangsa.
2. Pembelajaran sastra memberikan kepuasan batin dan pengayaan daya estetis melalui
bahasa.
3. Pembelajaran apresiasi sastra bukan pelajaran sejarah, aliran, dan teori sastra.
4. Pembelajaran apresiasi sastra adalah pembelajaran untuk memahami nilai
kemanusiaan di dalam karya yang dapat dikaitkan dengan nilai kemanusiaan di dalam
dunia nyata.