Professional Documents
Culture Documents
NPM 1610018322003
MK : Perancangan Arsitektur
Menghadirkan Ruang
Publik bagi
Masyarakat kota dan
Menjadi Identitas
Kota
Ruang terbuka menyangkut semua landscape, elemen keras (hardscape) yang meliputi
jalan, pedestrian, taman-taman dan ruang rekreasi di lingkungan perkotaan (Shirvani,
1985). Sedangkan Prinz (1980) menyatakan ruang terbuka merupakan pembentuk struktur
dasar sketsa sebuah kota. Ruang terbuka dapat berupa tempat-tempat di tengah kota,
jalan-jalan, tempat-tempat belanja (mall) dan taman-taman kecil. Simpulan yang bisa ditarik
dari beberapa pengertian ruang terbuka (openspace) adalah ruang yang terbentuk, berupa
softscape dan hardscape, dengan kepemilikan privat maupun publik untuk melakukan
aktivitas bersama (komunal) dalam konteks perkotaan.
Secara garis besar tipologi ruang terbuka adalahpark (taman), square (lapangan), water
front (area yang berbatasan air), street (jalan) dan lost space. Selanjutnya dalam konteks
Jakarta Kota Tua, ruang terbuka yang dibahas lebih lanjut adalah ruang publik (umum).
Ruang publik merupakan suatu lokasi yang didesain (walau hanya minimal) dimana siapa
saja mempunyai hak untuk dapat mengaksesnya, interaksi diantara individu didalamnya
tidak terencana dan tanpa kecuali dan tingkah laku para pelaku didalamnya merupakan
subyek tidak lain dari norma sosial kemasyarakatan. Sebuah ruang publik/ruang terbuka
dapat dikatakan dapat berfungsi secara optimal ketika bisa memenuhi aspek/kaidah seperti
etika (kesusilaan), fungsional (kebenaran) dan estetika/keindahan (Jokomono, 2004)