Professional Documents
Culture Documents
RATNA MAULI LUBIS. Kajian Sifat Tanah Akibat Berbagai Sistem Rotasi
Penggunaan Lahan dalam Hubungannya dengan Produktivitas Tanah dan
Tanaman Tembakau Deli (Dibimbing oleh : Dr. Ir. Abdul Rauf, MP. sebagai
Ketua Komisi Pembimbing, Dr. Ir. Hamidah Hanum, MP. Dan Dr. Ir. Rachmat
Adiwiganda, MSc sebagai Anggota Komisi Pembimbing).
Tembakau deli sebagai pembungkus cerutu merupakan salah satu komoditi
ekspor Indonesia di Eropa yang tidak dapat ditandingi oleh tembakau yang lain.
Tanaman ini hanya bisa tumbuh baik di daerah Deli antara Sungai Wampu
Kabupaten Langkat dengan Sungai Ular Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara.
Namun sangat disayangkan, pada saat ini, lahan ini telah mengalami degradasi
yang berpengaruh terhadap menurunnya produksi tembakau deli. Beberapa usaha
harus dilakukan untuk menanggulangi masalah ini, pertama kali, adalah
mempelajari karakteristik fisika dan kimia tanahnya yang diduga disebabkan oleh
sistem rotasi tanaman. Hasil yang akan dicapai dari penelitian ini adalah
menentukan sistem terbaik dari rotasi penggunaan tanah di lahan ini yang dapat
menjamin kelangsungan dari produksi yang baik dari tembakau deli.
Penelitian dilakukan dengan melakukan survai lapang yang diikuti dengan
pengambilan sampel tanah dan analisanya di laboratorium. Informasi sejarah
tentang lahan juga dikumpulkan dari administratur dan asisten lapang sebagai data
sekunder. Lokasi penelitian adalah di Kebun Klambir Lima PTPN-II. Observasi
tentang berbagai sistem rotasi penggunaan tanah dilakukan pada saat survey,
sedangkan pengaruh dari berbagai sistem sistem rotasi terhadap produktivitas
tanah dilakukan melalui analisa laboratorium dalam hal karakteristik fisika dan
kimia tanahnya. Data analisa telah dites dengan menggunakan Analisis Variance
satu arah (One Way Anova). Analisis ini digunakan untuk mentest apakah
terdapat perbedaan antara nilai rata-rata dari sampel. Perangkat lunak SPSS 12
digunakan untuk menganalisis semua data. Sepuluh sampel tanah diambil dari
setiap sistem rotasi penggunaan tanah. Sistem penggunaan tahan dari areal studi
dispesifikasikan menjadi empat tipe, yaitu (1) lahan dengan tanaman hutan yaitu
tanaman jati (Tectona grandis L.); (2) lahan yang dirotasi dengan bero
(tembakauberotembakau); (3) lahan yang dirotasi dengan tanaman tebu
(Saccharum officinarum L) (tembakautebutembakau); dan (4) lahan yang
dirotasi dengan tanaman semusim (palawija) (tembakaupalawijatembakau).
Hasil studi dari pengukuran sifat fisika dan kimia tanah menunjukkan
bahwa penggunaan tanah dengan sistem hutan (jati) dan sistem bero ternyata lebih
baik dibanding rotasi penggunaan tanah dengan tebu dan palawija sehubungan
dengan produksi tembakau. Disamping itu berdasarkan hasil dari analisis linier
berganda menunjukkan bahwa kandungan bahan organik berpengaruh nyata
terhadap beberapa sifat fisika tanah yaitu kerapatan lindak tanah (BD),
permeabilitas, total ruang pori dan pori air tersedia tanah. Kandungan bahan
organik juga berpengaruh nyata terhadap beberapa sifat kimia tanah yaitu
kapasitas tukar kation (KTK), kejenuhan basa (KB), P-tersedia, dan N-total tanah.
Bahkan dapat juga dilaporkan bahwa produksi tembakau pada lahan dengan rotasi
bero ternyata memberikan hasil tembakau 12,5 % lebih tinggi dibanding rotasi
ii
Ratna Mauli Lubis : Kajian Sifat Fisika dan Kimia Tanah Akibat Berbagai Sistem Rotasi Penggunaan Lahan Tembakau Deli.
USU e-Repository 2008.
dengan tanaman tebu. Atas dasar hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa
penggunaan tanah dengan hutan jati dan sistem bero adalah sangat
direkomendasikan dengan maksud untuk menjaga keseimbangan dinamik dari
kesuburan fisik dan kimia tanah dalam memelihara dan meningkatkan produksi
tembakau deli.
ii
Ratna Mauli Lubis : Kajian Sifat Fisika dan Kimia Tanah Akibat Berbagai Sistem Rotasi Penggunaan Lahan Tembakau Deli.
USU e-Repository 2008.
SUMMARY
ii
Ratna Mauli Lubis : Kajian Sifat Fisika dan Kimia Tanah Akibat Berbagai Sistem Rotasi Penggunaan Lahan Tembakau Deli.
USU e-Repository 2008.
DAFTAR ISI
Halaman
RINGKASAN
SUMMARY
iii
KATA PENGANTAR
iv
RIWAYAT HIDUP
DAFTAR ISI
vi
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Hipotesis
Kegunaan Penelitian
1
1
3
4
4
4
TINJAUAN LITERATUR
Sejarah Penanaman Tembakau Deli
Syarat Tumbuh Tembakau Deli
Iklim
Tanah
Sifat dan Jenis Tanah di Lokasi Penelitian
Kondisi Tanah Tembakau Deli Saat Ini
Upaya Konservasi Areal Tembakau Deli yang Telah Dilakukan
Pengaruh Rotasi Tanaman terhadap Produktivitas Lahan
Kualitas Lahan
Persyaratan Penggunaan Lahan
5
5
7
7
8
9
10
15
16
17
18
METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
Bahan dan Alat
Metode Penelitian
Pelaksanaan Penelitian
Peubah Amatan
Analisis Sifat Fisika Tanah
Analisis Sifat Kimia Tanah
20
20
20
21
22
23
23
27
28
28
29
Ratna Mauli Lubis : Kajian Sifat Fisika dan Kimia Tanah Akibat Berbagai Sistem Rotasi Penggunaan Lahan Tembakau Deli.
USU e-Repository 2008.
a. Stabilitas Agregat
b. Kekerasan Tanah
c. Laju Infiltrasi
d. Kerapatan Lindak (BD)
e. Total Ruang Pori (TRP)
f. Permeabilitas Tanah
g. Distribusi Pori Air Tersedia
Sifat Kimia Tanah
a. pH tanah
b. C-Organik, Kandungan Bahan Organik Tanah dan N-total
c. P-tersedia
d. Kation Tukar Tanah (K, Ca, Mg, Na)
e. Kapasitas Tukar Kation (KTK) Tanah
f. Kejenuhan Basa (KB) Tanah
29
31
33
35
37
38
39
41
42
43
47
48
52
53
54
55
56
58
58
59
DAFTAR PUSTAKA
60
Ratna Mauli Lubis : Kajian Sifat Fisika dan Kimia Tanah Akibat Berbagai Sistem Rotasi Penggunaan Lahan Tembakau Deli.
USU e-Repository 2008.
DAFTAR TABEL
No.
1.
Judul
Halaman
10
2.
23
3.
25
4.
26
5.
27
6.
29
7.
32
8.
34
9.
36
10.
37
11.
39
12.
13.
42
14.
44
15.
16.
45
17.
47
18.
49
19.
50
20.
51
21.
22.
23.
Produksi tembakau deli tahun 2006 pada lahan bekas rotasi tebu dan
bero di Kebun Klambir Lima
56
Ratna Mauli Lubis : Kajian Sifat Fisika dan Kimia Tanah Akibat Berbagai Sistem Rotasi Penggunaan Lahan Tembakau Deli.
USU e-Repository 2008.
DAFTAR GAMBAR
No.
Judul
Halaman
31
33
35
36
38
39
43
45
45
46
48
49
50
51
52
53
54
Ratna Mauli Lubis : Kajian Sifat Fisika dan Kimia Tanah Akibat Berbagai Sistem Rotasi Penggunaan Lahan Tembakau Deli.
USU e-Repository 2008.
DAFTAR LAMPIRAN
No.
Halaman
64
65
66
4. Hasil Pengukuran, Analisis Sidik Ragam, Uji Beda Rata dari Indeks
Stabilitas Agregat Tanah
67
68
69
70
8. Hasil Pengukuran, Analisis Sidik Ragam, Uji Beda Rata dari Total
Ruang Pori Tanah
71
72
10. Hasil Pengukuran, Analisis Sidik Ragam, Uji Beda Rata dari Pori
Air Tersedia
73
11. Hasil Pengukuran, Analisis Sidik Ragam, Uji Beda Rata dari pH-tanah 74
12. Hasil Pengukuran, Analisis Sidik Ragam, Uji Beda Rata dari C-organik 75
13. Hasil Pengukuran, Analisis Sidik Ragam, Uji Beda Rata dari
Kandungan Bahan Organik Tanah
76
14. Hasil Pengukuran, Analisis Sidik Ragam, Uji Beda Rata dari N-total
77
15. Hasil Pengukuran, Analisis Sidik Ragam, Uji Beda Rata dari P-tersedia 78
16. Hasil Pengukuran, Analisis Sidik Ragam, Uji Beda Rata dari K-dd
79
17. Hasil Pengukuran, Analisis Sidik Ragam, Uji Beda Rata dari Ca-dd
80
18. Hasil Pengukuran, Analisis Sidik Ragam, Uji Beda Rata dari Mg-dd
81
19. Hasil Pengukuran, Analisis Sidik Ragam, Uji Beda Rata dari Na-dd
82
20. Hasil Pengukuran, Analisis Sidik Ragam, Uji Beda Rata dari KTK
83
21. Hasil Pengukuran, Analisis Sidik Ragam, Uji Beda Rata dari
Kejenuhan Basa (KB) Tanah
84
85
Ratna Mauli Lubis : Kajian Sifat Fisika dan Kimia Tanah Akibat Berbagai Sistem Rotasi Penggunaan Lahan Tembakau Deli.
USU e-Repository 2008.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tembakau deli (Nicotiana tabaccum, L) sebagai pembalut cerutu (cigar
wrapper) di luar negeri dikenal dengan nama tembakau sumatera merupakan
komoditi ekspor Indonesia yang sangat diminati oleh masyarakat penggemar
cerutu di Eropa. Tanaman ini merupakan komoditi spesifik yang hanya dapat
tumbuh dengan baik, dengan citra rasa, aroma serta sifat kualitas yang prima bila
dibudidayakan di tanah Deli, yaitu wilayah antara dua sungai besar di Sumatera
Utara yaitu Sungai Ular dan Wampu. Sebagai komoditi Pertanian maka
keberadaan dan kelangsungan budidaya tanaman khas tanah Deli harus tetap
dipertahankan dan dilestarikan.
Dari sekian banyak keunggulan yang dimiliki oleh tembakau deli dan
berdasarkan uji coba yang telah dilakukan dari tahun 1863 maka kriteria mutu
tersebut di atas terbentuk karena kombinasi iklim dan kesesuaian lahan yang
hanya terdapat di tanah Deli. (Erwin, 1997). Bahan induk tanah berupa bahan
endapan sungai, campuran bahan endapan sungai dan laut, endapan beting pantai
dan sedikit tufa Toba yang bersifat dasitik. Jenis tanah termasuk ke dalam ordo
Inceptisol (Puslittanak, 1993).
Lahan yang digunakan untuk penanaman tembakau deli merupakan lahan
yang dirotasi dengan tanaman tebu, palawija seperti ubi kayu, cabai, jagung, serta
diberokan. Lahan yang paling dominan digunakan saat ini adalah rotasi dengan
tanaman tebu selama 3 tahun lalu diberokan selama 2 tahun. Tujuan dari rotasi
ini pada mulanya adalah untuk memutuskan daur hidup dari penyakit layu yang
disebabkan oleh bakteri Pseudomonas solanacearum. Pada waktu zaman kolonial
Ratna Mauli Lubis : Kajian Sifat Fisika dan Kimia Tanah Akibat Berbagai Sistem Rotasi Penggunaan Lahan Tembakau Deli.
USU e-Repository 2008.
Belanda lahan tembakau deli hanya diberokan dengan hutan rotasi selama lebih
kurang delapan tahun untuk memutuskan daur hidup dari bakteri tersebut.
Kenyataan ini tidak bisa lagi dilakukan oleh pihak perusahaan yang dalam hal ini
adalah PTPN-II. Lahan yang diberokan akan menjadi areal yang diokupasi oleh
masyarakat sekitar. Sebagian masyarakat nenganggap bahwa lahan tersebut
merupakan lahan tidur yang dapat digarap. Disamping itu lahan tersebut telah
menjadi tempat penggembalaan ternak seperti sapi dan kambing sehingga yang
tadinya bermaksud untuk memutuskan daur hidup dari bakteri penyakit layu
menjadi tempat berkembang biaknya bakteri tersebut (Erwin, 1997). Melihat
kenyataan ini maka perusahaan merotasikan lahan tembakau dengan tanaman tebu
(Saccharum officinarum L), palawija dan sebagian lahan hanya diberokan begitu
saja selama tiga tahun. Untuk tanaman palawija diserahkan pada karyawan kebun
dalam pengelolaannya. Sebagian lahannya ditanami dengan tanaman jati
(Tectona grandis L.) yang berguna sebagai penahan angin dan kayunya digunakan
sebagai pembuatan bangsal pada waktu penanaman tembakau akan dimulai
(BPTD, 1997).
Permasalahan yang dirasakan akibat rotasi penggunaan lahan dengan
tanaman tebu adalah terjadi penurunan kualitas tanah seperti tanah semakin padat,
kemampuan tanah untuk memegang air menjadi terbatas, dan penurunan kadar
bahan organik (BPTD, 1997). Disamping itu Siregar (1999) melaporkan bahwa
terjadinya penurunan beberapa sifat tanah di lahan tembakau deli antara lain
kandungan bahan organik tanah, populasi mikrobia tanah, bobot isi tanah,
kapasitas tukar kation, permeabilitas dan infiltrasi tanah
Ratna Mauli Lubis : Kajian Sifat Fisika dan Kimia Tanah Akibat Berbagai Sistem Rotasi Penggunaan Lahan Tembakau Deli.
USU e-Repository 2008.
tembakau di Kebun Klambir Lima pada lima tahun terakhir tidak mencapai
break even point (BEP) (Lampiran 1). Pengaruh positif dari pemanfaatan lahan
yang dirotasikan terutama dengan tanaman tebu dapat memberikan nilai tambah
serta memperbaiki struktur keuangan perusahaan dan juga bermanfaat dalam
menampung tenaga kerja yang cukup besar serta dapat menekan penggarapan
lahan liar dari lahan tersebut (Erwin, 1997).
Berdasarkan uraian di atas maka telah dilakukan penelitian untuk
mengkaji potensi lahan tembakau deli akibat berbagai sistem rotasi penggunaan
lahan dalam hubungannya dengan produktivitas tanah dan tanaman untuk
keberlanjutan komoditasnya.
Perumusan Masalah
Kebutuhan lahan yang semakin meningkat, langkanya lahan pertanian
yang subur dan potensial, serta adanya persaingan penggunaan lahan antara sektor
pertanian dan nir-pertanian memerlukan teknologi tepat guna dalam upaya
mengoptimalkan
penggunaan
lahan
secara
berkelanjutan.
Untuk
dapat
Ratna Mauli Lubis : Kajian Sifat Fisika dan Kimia Tanah Akibat Berbagai Sistem Rotasi Penggunaan Lahan Tembakau Deli.
USU e-Repository 2008.
sifat fisik dan kimia tanah. Keluaran yang akan dicapai dari kajian ini adalah
tercapainya pemecahan masalah untuk keberlanjutan penggunaan lahan.
Tujuan Penelitian
Untuk mengkaji potensi lahan akibat berbagai sistem rotasi penggunaan
lahan dengan mengevaluasi dan menganalisis sifat fisik dan kimia tanah. Keluaran
yang diinginkan adalah untuk mencari arah penanggulangan atau peningkatan
kualitas lahan tembakau deli guna mempertahankan keberlanjutannya.
Hipotesis
1. Terdapat perbedaan sifat-sifat tanah antara berbagai sistem rotasi
penggunaan lahan pada lahan tembakau deli.
2. Terdapat hubungan antara berbagai sifat kimia dan fisika tanah dari
berbagai sistem rotasi penggunaan lahan
Kegunaan Penelitian
1. Hasil penelitian ini diharapkan akan dapat digunakan sebagai landasan
dalam perencanaan untuk meningkatkan kualitas lahan tembakau deli
dalam keberlanjutan pembudidayaannya.
2. Sebagai bahan penulisan tesis yang merupakan salah satu syarat untuk
memperoleh Magister Pertanian di Sekolah Pasca Sarjana Universitas
Sumatera Utara.
Ratna Mauli Lubis : Kajian Sifat Fisika dan Kimia Tanah Akibat Berbagai Sistem Rotasi Penggunaan Lahan Tembakau Deli.
USU e-Repository 2008.
TINJAUAN LITERATUR
Ratna Mauli Lubis : Kajian Sifat Fisika dan Kimia Tanah Akibat Berbagai Sistem Rotasi Penggunaan Lahan Tembakau Deli.
USU e-Repository 2008.
Ratna Mauli Lubis : Kajian Sifat Fisika dan Kimia Tanah Akibat Berbagai Sistem Rotasi Penggunaan Lahan Tembakau Deli.
USU e-Repository 2008.
tembakau deli ditanam di tempat lain di seluruh dunia (Brazil, Jember, USA , dan
lain-lain) (Direktorat Perdagangan Internasional, 2004).
Upaya merekayasa kondisi iklim Sumatera di luar negeri yaitu di
Conecticut (AS) misalnya dengan menggunakan naungan, atau penanaman
tembakau bawah naungan, telah membawa hasil yang lebih baik dan hampir
menyamai kualitas tembakau deli, tetapi dalam hal rasa dan aroma masih belum
setara (MKTI, 2001).
Ratna Mauli Lubis : Kajian Sifat Fisika dan Kimia Tanah Akibat Berbagai Sistem Rotasi Penggunaan Lahan Tembakau Deli.
USU e-Repository 2008.
Tanah
Faktor tanah sangat mempengaruhi pertumbuhan tembakau deli. Tanaman
tembakau sangat menghendaki tanah dengan tingkat kesuburan yang cukup baik,
menghendaki bahan organik dan kelembaban tanah yang cukup tinggi. Jumlah
unsur hara yang cukup dan seimbang sangat menentukan produktivitasnya.
Kelebihan salah satu unsur hara seperti fosfat akan menyebabkan pertumbuhan
Ratna Mauli Lubis : Kajian Sifat Fisika dan Kimia Tanah Akibat Berbagai Sistem Rotasi Penggunaan Lahan Tembakau Deli.
USU e-Repository 2008.
akar terganggu dan akhirnya mempengaruhi jumlah daun dan tanaman menjadi
cepat matang dan berbunga (Erwin 1997).
Ratna Mauli Lubis : Kajian Sifat Fisika dan Kimia Tanah Akibat Berbagai Sistem Rotasi Penggunaan Lahan Tembakau Deli.
USU e-Repository 2008.
10
15 25
coklat sangat gelap kekelabuan
liat berpasir
agak masam
tidak ada
70 80
Coklat gelap - kelabu terang
Liat berpasir/pasir
Agak masam netral
Tidak ada
Agak berat
Pori Aerasi; Hasil evaluasi sifat fisik tanah oleh Pusat Penelitian Tanah
dan Agriklimat Bogor, ternyata keadaan pori aerasi tanah-tanah di areal
tembakau tergolong rendah sampai tinggi pada lapisan atas tanah.
Sedangkan pori aerasi tanah-tanah lapisan bawah tergolong rendah yang
Ratna Mauli Lubis : Kajian Sifat Fisika dan Kimia Tanah Akibat Berbagai Sistem Rotasi Penggunaan Lahan Tembakau Deli.
USU e-Repository 2008.
11
Ratna Mauli Lubis : Kajian Sifat Fisika dan Kimia Tanah Akibat Berbagai Sistem Rotasi Penggunaan Lahan Tembakau Deli.
USU e-Repository 2008.
12
Ratna Mauli Lubis : Kajian Sifat Fisika dan Kimia Tanah Akibat Berbagai Sistem Rotasi Penggunaan Lahan Tembakau Deli.
USU e-Repository 2008.
13
Hal ini
Ratna Mauli Lubis : Kajian Sifat Fisika dan Kimia Tanah Akibat Berbagai Sistem Rotasi Penggunaan Lahan Tembakau Deli.
USU e-Repository 2008.
14
kesesuaian lahan di lahan bekas rotasi tanaman tebu maka terdapat lahan-lahan
yang tergolong cukup sesuai (S2) seluas 5.745 hektar, lahan yang tergolong sesuai
Ratna Mauli Lubis : Kajian Sifat Fisika dan Kimia Tanah Akibat Berbagai Sistem Rotasi Penggunaan Lahan Tembakau Deli.
USU e-Repository 2008.
15
marginal (S3) seluas 3.354 hektar dan yang tidak sesuai saat ini (N1) seluas 30
hektar. Faktor yang menjadi pembatas utama pertumbuhan tanaman tembakau deli
adalah ketersediaan air, kedalaman perakaran efektif dangkal karena adanya
lapisan padat atau padas, tekstur tanah, rendahnya retensi hara (KTK tanah),
keseimbangan hara, dan di beberapa tempat drainase terhambat (Puslitnak, 1993).
Ratna Mauli Lubis : Kajian Sifat Fisika dan Kimia Tanah Akibat Berbagai Sistem Rotasi Penggunaan Lahan Tembakau Deli.
USU e-Repository 2008.
16
Masyarakat
Ratna Mauli Lubis : Kajian Sifat Fisika dan Kimia Tanah Akibat Berbagai Sistem Rotasi Penggunaan Lahan Tembakau Deli.
USU e-Repository 2008.
17
Ratna Mauli Lubis : Kajian Sifat Fisika dan Kimia Tanah Akibat Berbagai Sistem Rotasi Penggunaan Lahan Tembakau Deli.
USU e-Repository 2008.
18
atau lebih dari jenis penggunaannya. Demikian pula satu jenis penggunaan lahan
tertentu akan dipengaruhi oleh berbagai kualitas lahan (Sys et al, 1993).
Ratna Mauli Lubis : Kajian Sifat Fisika dan Kimia Tanah Akibat Berbagai Sistem Rotasi Penggunaan Lahan Tembakau Deli.
USU e-Repository 2008.
19
- Media perakaran dengan tekstur agak kasar, sedang, agak halus, halus dengan
bahan kasar < 15 % dan kedalaman tanah > 75 cm.
- KTK liat > 16 me/100 g, kejenuhan basa > 35 %, pH H2O 5,5 6,2 serta Corganik > 1,2 % (Balittanak, 2003).
Ratna Mauli Lubis : Kajian Sifat Fisika dan Kimia Tanah Akibat Berbagai Sistem Rotasi Penggunaan Lahan Tembakau Deli.
USU e-Repository 2008.
20
METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
Lokasi kajian penelitian yaitu kebun Klambir Lima Perkebunan Tembakau
Deli PTPN-II. Secara umum kebun ini jenis tanahnya adalah Inceptisol dengan
famili tanah Aeric tropaquepts (Puslitnak, 1993). Secara administratif kebun ini
terletak di Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang dengan
ketinggian tempat lebih kurang 15 meter di atas permukaan laut.
Pengambilan sampel tanah dan analisis sifat fisik di lapang dilakukan
mulai dari September 2006 hingga Nopember 2006. Analisis sifat fisik dan kimia
tanah dilakukan di Laboratorium Ilmu Tanah Fakultas Pertanian UISU dimulai
dari bulan Nopember hingga bulan Pebruari 2007.
Ratna Mauli Lubis : Kajian Sifat Fisika dan Kimia Tanah Akibat Berbagai Sistem Rotasi Penggunaan Lahan Tembakau Deli.
USU e-Repository 2008.
21
Metode Penelitian
Pengamatan terhadap pelaksanaan berbagai sistem rotasi dilakukan dengan
cara survei lapang, sedangkan pengaruh dari berbagai sistem rotasi terhadap
produktivitas tanah dilakukan dengan cara analisis laboratorium yaitu dengan
menganalisis sifat fisika dan kimia tanah. Dari analisis ini maka datanya diolah
dengan menggunakan Analisis Variance satu arah (One Way Anova). Analisis ini
digunakan untuk menguji apakah rata-rata dari beberapa sampel berbeda atau
tidak (Pratisti, 2004). Perangkat lunak yang digunakan untuk menganalisis semua
data adalah SPSS 12. Jenis penggunaan lahan pada lokasi penelitian terdiri atas 4
jenis yaitu :
R1 = lahan dengan tanaman hutan yaitu tanaman jati (Tectona grandis L.)
R2 = lahan diberokan (tembakau bero tembakau)
R3 = lahan dengan rotasi dengan tanaman tebu (Saccharum officinarum L)
(tembakau tebu tembakau)
R4 = lahan digunakan dengan tanaman palawija (tembakau palawija
tembakau)
Model linier yang diasumsikan pada analisis ini adalah :
Yij = + i + ij : i = 1, 2, ..k ;
j = 1, 2, ..nk
dimana : Yij = variabel yang akan dianalisis
Ratna Mauli Lubis : Kajian Sifat Fisika dan Kimia Tanah Akibat Berbagai Sistem Rotasi Penggunaan Lahan Tembakau Deli.
USU e-Repository 2008.
22
Pelaksanaan Penelitian
Pengambilan sampel tanah dilakukan secara komposit dari lapisan olah di
setiap rotasi penggunaan lahan untuk keperluan analisis sifat-sifat kimia tanah di
laboratorium. Untuk analisis sifat fisika tanah diambil sampel tanah utuh dengan
menggunakan cover ring. Penentuan titik-titik pengambilan contoh tanah
berdasarkan keadaan di lapang yaitu pada masing-masing rotasi penggunaan lahan
yang beracuan pada peta tanah (Lampiran 2) Kebun Klambir Lima. Untuk setiap
jenis perlakuan diambil sebanyak 10 sampel tanah. Metode analisis dari masingmasing sifat fisika dan kimia tanah yang merupakan peubah amatan diuraikan
pada Tabel 2.
Pada waktu dilakukan pengamatan langsung di lapang terlihat masingmasing jenis rotasi penggunaan lahan berada pada kongsi-kongsi yang berbeda.
Maka untuk setiap keadaan ini diambil sampelnya dengan beberapa titik lalu
dicampurkan dan diambil satu sampai tiga sampel tergantung besarnya
lahan/petak tanaman rotasi.
Untuk analisis sifat fisik di lapang seperti infiltrasi tanah dan penetrasi
tanah dilakukan dengan menggunakan alat double ring infiltrometer dan
penetrometer (Lampiran 3).
Ratna Mauli Lubis : Kajian Sifat Fisika dan Kimia Tanah Akibat Berbagai Sistem Rotasi Penggunaan Lahan Tembakau Deli.
USU e-Repository 2008.
23
Peubah Amatan
Peubah amatan untuk analisis sifat fisika tanah terdiri atas stabilitas
agregat, kerapatan lindak (BD), total ruang pori (TRP), infiltrasi, permeabilitas
dan air tersedia. Metode analisis dari masing-masing sifat ini diuraikan pada Tabel
2.
a. Pengukuran Kerapatan Lindak (BD) dan Porositas (total ruang pori) Tanah
Pada pengukuran BD tanah pertama sekali dilakukan adalah menentukan
kadar air tanahnya dengan cara menimbang tanah beserta ring lalu tanah
dikeringovenkan selama 24 jam pada suhu 1050C. Diameter ring dan tebal ring
diukur sehingga diketahui volumenya sebagai berikut :
Ratna Mauli Lubis : Kajian Sifat Fisika dan Kimia Tanah Akibat Berbagai Sistem Rotasi Penggunaan Lahan Tembakau Deli.
USU e-Repository 2008.
24
Dimana
V = (r cm)2 x t cm
: V = volume
= 22/7
r = x (diameter ring = 7,4 cm)
t = tinggi ring (cm) = 3,85 cm
dalam hal ini diameter = 7,4 cm
BD
) x 100 %
PD
ke
alat
pengukur permeabilitas
atau
unit
permeameter
Ratna Mauli Lubis : Kajian Sifat Fisika dan Kimia Tanah Akibat Berbagai Sistem Rotasi Penggunaan Lahan Tembakau Deli.
USU e-Repository 2008.
25
selama
jam, selanjutnya
setiap
hari
sampai
kali
pengukuran. Terakhir diamati volume air yang telah keluar setelah melalui
masa tanah selama 1 jam lagi. Setelah itu diambil rata -rata dari keenam
pengukuran itu. Perhitungan permeabilitas tanah diperoleh dari rumus::
Q
l
1
Permeabilitas (K) = ------- x ----- x ------ (cm/jam)
t
h
A
dimana :
Q = banyaknya air yang mengalir pada setiap pengukuran (ml)
t = waktu pengukuran (jam)
l = tebal contoh tanah (cm)
h = tinggi permukaan air dari permukaan contoh tanah (cm)
A = luas permukaan contoh tanah (cm2 )
Dalam hal ini , l = 3,8 cm, h = 5 cm, A= 45,72 cm2
Klasifikasi permeabilitas dalam cm/jam menurut Uhland dan ONeal (1951)
0.12
0.51
2.00
6.25
12.50
25.00
25.00
Sangat lambat
Lambat
Agak lambat
Sedang
Agak cepat
Cepat
Sangat cepat
Ratna Mauli Lubis : Kajian Sifat Fisika dan Kimia Tanah Akibat Berbagai Sistem Rotasi Penggunaan Lahan Tembakau Deli.
USU e-Repository 2008.
26
cepat
7,5 - 15
sedang
0,5 - 2,5
lambat
< 0,5
sangat lambat
66 80
stabil
50 66
agak stabil
40 50
kurang stabil
< 40
tidak stabil
Ratna Mauli Lubis : Kajian Sifat Fisika dan Kimia Tanah Akibat Berbagai Sistem Rotasi Penggunaan Lahan Tembakau Deli.
USU e-Repository 2008.
27
Ratna Mauli Lubis : Kajian Sifat Fisika dan Kimia Tanah Akibat Berbagai Sistem Rotasi Penggunaan Lahan Tembakau Deli.
USU e-Repository 2008.
28
Sebelah timur kongsi 1dan 2 seluas 2,5 ha dengan 8926 pohon jati
Sebelah timur kongsi 3 dan 4 seluas 1,8 ha dengan 7822 pohon jati
Untuk lahan bero terdiri atas 2 kongsi yaitu kongsi 3 dan kongsi 4. Kongsi
3 terdiri atas 34 ladang ( 27,2 ha) dan kongsi 4 terdiri atas 35 ladang (28 ha)
dan merupakan lokasi pengambilan sampel tanah.
Untuk lahan rotasi tebu terdiri atas 2 kongsi yaitu kongsi 1 dan kongsi 2.
Kongsi 1 terdiri atas 26 ladang ( 20,8 ha) dan kongsi 2 terdiri atas 25 ladang
(20 ha) dan merupakan lokasi pengambilan sampel tanah.
Ratna Mauli Lubis : Kajian Sifat Fisika dan Kimia Tanah Akibat Berbagai Sistem Rotasi Penggunaan Lahan Tembakau Deli.
USU e-Repository 2008.
29
Pada lahan rotasi palawija terdiri atas 2 kongsi dengan 50 ladang ( 40 ha)
dan merupakan lokasi pengambilan sampel tanah. Untuk lahan ini tidak ditanami
lagi tembakau karena telah digarap oleh masyarakat sehingga data produksi
tembakau dari lahan ini tidak ada.
a. Stabilitas Agregat
Stabilitas agregat tanah adalah ketahanan agregat tanah terhadap daya
yang dapat menimbulkan penghancuran agregat. Dari hasil pengukuran stabilitas
agregat ini masing-masing perlakuan memiliki indeks stabilitas agregat agak
stabil (De Leenheer dan De Boodt, 1958). Rata-rata perlakuan dari masing-masing
rotasi penggunaan lahan disajikan pada Tabel 6. Hasil pengukuran dari masingmasing sampel dan analisis sidik ragam indeks stabilitas pada masing-masing
rotasi penggunaan lahan pada Lampiran 4.
Tabel 6. Indeks stabilitas agregat pada masing-masing jenis penggunaan lahan
Penggunaan Lahan
Indeks Stabilitas Agregat
Jati
63,66
Bero
60,50
Rotasi Tebu
52,83
Rotasi Palawija
50,35
Stabilitas agregat tidak dipengaruhi secara nyata dari penggunaan lahan.
Lahan jati memberikan indeks stabilitas yang lebih besar (63,66) dibandingkan
Ratna Mauli Lubis : Kajian Sifat Fisika dan Kimia Tanah Akibat Berbagai Sistem Rotasi Penggunaan Lahan Tembakau Deli.
USU e-Repository 2008.
30
dengan penggunaan lahan lainnya. Kohnke (1986 dalam Juanda, dkk, 2003)
menyebutkan bahwa kekuatan agregat dipengaruhi oleh kelembaban tanah, tipe
liat, daya adsorbsi kation dan kandungan bahan organik. Pernyataan sejalan
dengan hasil penelitian ini yang mendapatkan lahan jati memiliki indeks yang
lebih tinggi dan tanaman jati memiliki kanopi tanaman yang besar yang dapat
menjaga kelembaban tanah dibandingkan dengan lahan lainnya. Disamping itu
hutan jati menyumbangkan bahan organik yang besar. Dari hasil pengukuran pada
penelitian ini lahan jati mengandung 2,98 % bahan organik.
Dari semua jenis penggunaan lahan rotasi palawija memberikan indeks
stabilitas yang paling
lainnya. Hal ini disebabkan kerena rotasi dengan palawija pengolahan tanahnya
lebih intensif sehingga ketahanan agregat tanahnya lebih kecil dan juga berakibat
kelembaban tanah rendah di samping kecilnya kanopi tanaman dalam melindungi
tanah dibandingkan dengan penggunaan lahan lainnya. Rotasi dengan palawija
juga kecil dalam hal menyumbangkan bahan organik tanah. Dari hasil pengukuran
pada penelitian ini lahan rotasi palawija memberikan 1,48 % bahan organik.
Indeks stabilitas agregat tanah dari masing-masing jenis penggunaan lahan
dilukiskan pada Gambar 1.
Ratna Mauli Lubis : Kajian Sifat Fisika dan Kimia Tanah Akibat Berbagai Sistem Rotasi Penggunaan Lahan Tembakau Deli.
USU e-Repository 2008.
31
6 3 ,6 6
6 0 ,5 0
6 0 ,0 0
5 2 ,8 3
5 0 ,3 5
4 0 ,0 0
2 0 ,0 0
0 ,0 0
J a ti
B e ro
Tebu
P a la w ija
J e n is P e n g g u n a a n L a h a n
b. Kekerasan Tanah
Kekerasan tanah adalah kemampuan tanah dalam menahan beban yang
dinyatakan dalam satuan kg/cm2. Sifat ini diukur dengan alat penetrometer pada
kondisi lapang. Sifat ini penting untuk : (1) menduga tingkat kemudahan atau
kemampuan akar tanaman menembus tanah; (2) tingkat pemadatan tanah (soil
compaction), baik proses alami maupun oleh adanya aktifitas mekanisasi alat-alat
pertanian; (3) tingkat kemantapan atau kekompakan struktur tubuh tanah (Hillel,
1980).
Hasil pengukuran kekerasan tanah, analisis sidik ragam dan uji beda rataan
dari masing-masing jenis penggunaan lahan disajikan pada Lampiran 5, rataan
pengukurannya pada Tabel 7. Perbedaan jenis rotasi secara nyata mempengaruhi
nilai kekerasan tanah. Lahan yang diberokan menyebabkan nilai kekerasan tanah
lebih rendah (1,74 kg/cm2) di antara jenis rotasi lainnya. Sementara itu lahan yang
dirotasi dengan tebu (2,18 kg/cm2) dan palawija (2,64 kg/cm2) memiliki kekerasan
tanah yang tinggi. Pemberoan tanah akan menyebabkan berbagai jenis tanaman
Ratna Mauli Lubis : Kajian Sifat Fisika dan Kimia Tanah Akibat Berbagai Sistem Rotasi Penggunaan Lahan Tembakau Deli.
USU e-Repository 2008.
32
akan tumbuh di lahan itu dengan aneka ragam kedalaman akar. Akibatnya tanah
memiliki rongga-rongga pori yang lebih banyak dan sebaran akar halus lebih
besar sehingga penetrasi akar ke lapisan bawah lebih mudah dan akan
menghasilkan nilai kekerasan tanah lebih rendah.
Tabel 7. Kekerasan tanah pada masing-masing jenis penggunaan lahan
Penggunaan Lahan
Kekerasan Tanah (kg/cm2)
Jati
1,87 a
Bero
1,74 a
Rotasi Tebu
2,18 b
Rotasi Palawija
2,64 c
Keterangan : Angka yang diikuti dengan notasi huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf
5% menurut uji Duncan
Lahan yang dirotasi dengan tebu dan palawija memiliki kekerasan tanah
yang besar dan berbeda nyata dengan lahan jati dan lahan bero. Pada lahan rotasi
tebu dan palawija pengolahan tanah sangat intensif akibatnya sebaran akar halus
tetumbuhan sedikit begitu juga akar berukuran besar . Semakin besar sebaran akar
halus maupun akar besar pada suatu lahan akan mengakibatkan kekerasan tanah
semakin rendah (Basyaruddin, 2004).
maupun palawija kekerasan tanahnya besar. Lahan rotasi palawija berbeda nyata
dengan lahan rotasi tebu dimana rotasi palawija kekerasan tanahnya lebih besar
dibandingkan dengan rotasi tebu. Hal ini mungkin disebabkan tanaman tebu
dipanen setahun sekali sementara palawija tiga bulan sekali sehingga pengolahan
tanah pada lahan palawija lebih intensif bila dibandingkan dengan lahan rotasi
tebu. Semakin intensif lahan diolah maka terjadi pemadatan tanah (soil
compaction) sehingga penetrasi akar ke lapisan bawah lebih sulit dan memberikan
nilai penetrasi tanah yang besar (Hillel, 1980). Penetrasi tanah dari ke empat jenis
penggunaan lahan disajikan pada Gambar 2.
Ratna Mauli Lubis : Kajian Sifat Fisika dan Kimia Tanah Akibat Berbagai Sistem Rotasi Penggunaan Lahan Tembakau Deli.
USU e-Repository 2008.
33
2 ,6 4 c
2 ,5
2 ,1 8 b
Penetrasi Tanah (kg/cm2)
2 ,0
1 ,8 7 a
1 ,7 4 a
1 ,5
1 ,0
0 ,5
J a ti
B e ro
Tebu
P a la w ija
J e n is P e n g g u n a a n la h a n
c. Laju Infiltrasi
Infiltrasi adalah laju kecepatan masuknya air ke dalam tanah melalui
permukaan tanah secara vertikal ke bawah. Dari ke empat jenis penggunaan lahan
laju infiltrasinya tergolong ke dalam kelas cepat sampai sangat cepat. Dari ke
empat jenis penggunaan lahan memberikan pengaruh tidak nyata terhadap laju
infiltrasi tanah. Hasil pengukuran laju infiltrasi, analisis sidik ragam, dan uji beda
rataan dari masing-masing jenis penggunaan lahan disajikan pada Lampiran 6,
rataan perlakuan dari masing-masing jenis penggunaan lahan pada Tabel 8. Lahan
hutan jati memiliki laju infiltrasi yang paling besar yaitu 43,28 cm/jam
dibandingkan dengan jenis penggunaan lahan lainnya. Susswein, et al., (2001)
menyatakan bahwa tanah hutan mempunyai laju infiltrasi permukaan yang tinggi
dan makroporositas yang relatif banyak, sejalan dengan tingginya aktivitas biologi
tanah dan turnover perakaran. Lahan jati dapat diasumsikan sebagai lahan hutan
sehingga kecepatan aliran air (laju infiltrasi) tanah di permukaan tinggi.
Penyerapan air oleh akar tanaman hutan menyebabkan dehidrasi tanah,
Ratna Mauli Lubis : Kajian Sifat Fisika dan Kimia Tanah Akibat Berbagai Sistem Rotasi Penggunaan Lahan Tembakau Deli.
USU e-Repository 2008.
34
Ratna Mauli Lubis : Kajian Sifat Fisika dan Kimia Tanah Akibat Berbagai Sistem Rotasi Penggunaan Lahan Tembakau Deli.
USU e-Repository 2008.
35
4 3 ,2 8 b
3 8 ,9 7 b
4 0 ,0
3 0 ,0
2 0 ,0
1 6 ,2 6 a
8 ,4 0 a
1 0 ,0
J a ti
b e ro
Tebu
P a la w ija
J e n is P e n g g u n a a n L a h a n
pemadatan tanah akibat dari alat mekanisasi pertanian yang akhirnya akan
meningkatkan nilai BD tanah. Soepardi (1983 dalam Juanda dkk. 2003)
menyatakan bahwa pengolahan tanah dapat menaikkan berat jenis isi tanah (BD).
Disamping itu ke dua jenis rotasi ini dalam nenyumbangkan bahan organik juga
Ratna Mauli Lubis : Kajian Sifat Fisika dan Kimia Tanah Akibat Berbagai Sistem Rotasi Penggunaan Lahan Tembakau Deli.
USU e-Repository 2008.
36
rendah dan terjadinya degradasi bahan organik akibat pengolahan tanah yang
intensif akan menyebabkan pemadatan tanah cukup tinggi, sehingga terjadinya
peningkatan BD tanah.
Tabel 9. Kerapatan lindak tanah pada masing-masing jenis penggunaan lahan
Penggunaan Lahan
Kerapatan Lindak (g/cm3)
Jati
1,06 a
Bero
1,08 a
Rotasi Tebu
1,40 b
Rotasi Palawija
1,37 b
Keterangan : Angka yang diikuti dengan notasi huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf
5% menurut uji Duncan
Kerapatan lindak dari lahan yang diberokan (1,08 g/cm3) tidak berbeda
nyata dengan lahan jati (1,06 g/cm3).
dari ke dua keadaan ini memiliki nilai yang lebih rendah dibandingkan dengan ke
dua jenis rotasi (tebu dan palawija) dan disamping itu dalam menyumbangkan
bahan organik juga lebih besar pada lahan jati dan bero sehingga memberikan
nilai BD rendah. Kerapatan lindak dari ke empat jenis penggunaan lahan
dilukiskan pada Gambar 4.
1 ,4 0 b
1 ,5 0
1 ,3 7 b
1 ,0 6 a
1 ,0 8 a
BD (g/cm )
1 ,0 0
0 ,5 0
0 ,0 0
J a ti
B e ro
Tebu
P a l a w ij a
J e n is P e n g g u n a a n L a h a n
Ratna Mauli Lubis : Kajian Sifat Fisika dan Kimia Tanah Akibat Berbagai Sistem Rotasi Penggunaan Lahan Tembakau Deli.
USU e-Repository 2008.
37
Total ruang pori untuk lahan rotasi tebu sebesar 37,52 % dan rotasi
palawija 39,06 % dan berhubungan tidak nyata antar ke duanya; serta berbeda
nyata dengan lahan rotasi jati dan bera. Hal ini erat kaitannya dengan kekerasan
tanah dan BD tanah di atas.
pemadatan tanah karena ruang pori terisi oleh partikel tanah terlarut dalam air
melalui proses pengendapan. Oleh karena itu porositas ditentukan oleh BD tanah,
Ratna Mauli Lubis : Kajian Sifat Fisika dan Kimia Tanah Akibat Berbagai Sistem Rotasi Penggunaan Lahan Tembakau Deli.
USU e-Repository 2008.
38
5 2 ,6 5 b
5 0 ,0 0
4 8 ,3 2 b
3 9 ,0 6 a
4 0 ,0 0
3 7 ,5 2 a
3 0 ,0 0
2 0 ,0 0
1 0 ,0 0
J a ti
B e rO
Tebu
P a la w ija
J e n is P e n g g u n a a n L a h a n
Gambar 5. Total ruang pori (%) dari masing-masing jenis penggunaan lahan
f. Permeabilitas Tanah
Permeabilitas yaitu suatu sifat yang menyatakan laju pergerakan suatu zat
cair melalui suatu media berpori. Dalam hal ini adalah laju pergerakan air melalui
pori-pori tanah (Hillel, 1980). Dari hasil pengukuran pada ke empat jenis
penggunaan lahan kelas permeabilitas tanah tergolong sedang sampai lambat
(Lampiran 9). Rataan pengukuran permeabilitas tanah dari masing-masing jenis
pernggunaan lahan pada Tabel 11. Permeabilitas pada lahan rotasi tebu (1,17
cm/jam) dan rotasi palawija (0,87 cm/jam) tidak berbeda nyata antar keduanya,
sementara untuk lahan jati (5,83 cm/jam) dan bera (4,27 cm/jam) berbeda nyata
antar ke duanya.
Ratna Mauli Lubis : Kajian Sifat Fisika dan Kimia Tanah Akibat Berbagai Sistem Rotasi Penggunaan Lahan Tembakau Deli.
USU e-Repository 2008.
39
Permeabilitas tanah erat kaitannya dengan total ruang pori tanah dimana
semakin besar total ruang pori tanah maka semakin besar pula permeabilitas
tanah. Artinya laju pergerakan air semakin besar apabila total ruang pori di dalam
tanah besar. Dari ke empat jenis penggunaan lahan rotasi tebu dan palawija
memiliki total ruang pori yang lebih kecil dibandingkan dengan lahan jati dan
bera sehingga memberikan kelas permeabilitas yang lebih lambat. Illustrasi dari
ke empat jenis penggunaan lahan ini pada Gambar 6.
5 ,8 3 c
6 ,0 0
4 ,2 7 b
4 ,0 0
2 ,0 0
1 .1 7 a
0 ,8 9 a
0 ,0 0
J a ti
B e ro
Tebu
P a la w ija
J e n is P e n g g u n a a n L a h a n
Ratna Mauli Lubis : Kajian Sifat Fisika dan Kimia Tanah Akibat Berbagai Sistem Rotasi Penggunaan Lahan Tembakau Deli.
USU e-Repository 2008.
40
tanah dapat memberikan petumbuhan yang baik bagi akar tanaman atau
keseluruhan tanaman, karena ruang pori total hanya menunjukkan persentase
volume tanah yang berisi pori dan tidak menunjukkan ukuran pori. Distribusi pori
meliputi tiga ukuran pori yaitu pori air tersedia, pori drainase lambat, dan pori
drainase cepat (pori yang berisi udara/pori aerase).
Pori air tersedia merupakan pori tanah dimana akar tanaman akan mampu
menyerap air yang berada di dalam pori-pori tanah (Baver, dkk., 1983). Pori ini
sangat besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan tanaman dan terdapat antara
kadar air pada kapasitas lapang dan kadar air pada titik layu permanen dengan
ukuran pori 0,2 8,7 mikron dan dinyatakan dalam persen volume tanah (Sarief,
1989). Pori drainase lambat merupakan pori yang berada antara kadar air pada
kapasitas lapang dengan kadar air tanah yang masih memungkinkan adanya
pergerakan air ke bawah secara lambat oleh pengaruh gaya gravitasi, dengan
ukuran pori yaitu antara 8,7 29,7 mikron dan dinyatakan dalam persen volume
tanah (Sarief, 1989). Pori drainase cepat merupakan pori yang terisi udara pada
waktu tanah dalam keadaan kapasitas lapang. Pori drainase cepat ini, perlu
diketahui karena sangat mempengaruhi keberadaan oksigen di dalam tanah yang
sangat diperlukan oleh mikroorganisme tanah dalam melakukan aktivitasnya,
serta di dalam proses respirasi tanaman (Baver, dkk., 1978).
Dari hasil pengukuran distribusi pori air tersedia dari ke empat jenis
penggunaan lahan terdapat pada Lampiran 10 dan Tabel 8, lahan jati memberikan
persentase paling besar yaitu 42,43 % dan tidak berbeda nyata dengan lahan bera
(39,30 %). Untuk rotasi tebu (37,65 %) dan rotasi palawija (36,41 %) berbeda
nyata dengan lahan jati dan bera.
Ratna Mauli Lubis : Kajian Sifat Fisika dan Kimia Tanah Akibat Berbagai Sistem Rotasi Penggunaan Lahan Tembakau Deli.
USU e-Repository 2008.
41
Tabel 12. Distribusi pori air tersedia dari masing-masing jenis penggunaan lahan
Penggunaan Lahan
Pori Air tersedia (%)
Jati
42,43 b
Bero
39,30 ab
Rotasi Tebu
37,65 a
Rotasi Palawija
36,41 a
Keterangan : Angka yang diikuti dengan notasi huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf
5% menurut uji Duncan
4 2 ,4 3 b
3 9 ,3 0 a b
4 0 ,0 0
3 7 ,6 5 a
3 6 ,4 1 a
3 0 ,0 0
2 0 ,0 0
1 0 ,0 0
J a ti
B e ro
Tebu
P a la w ija
J e n is P e n g g u n a a n L a h a n
Gambar 7. Distribusi pori air tersedia dari masing-masing jenis penggunaan lahan
Ratna Mauli Lubis : Kajian Sifat Fisika dan Kimia Tanah Akibat Berbagai Sistem Rotasi Penggunaan Lahan Tembakau Deli.
USU e-Repository 2008.
42
a. pH-tanah
Dari hasil pengukuran pH tanah pada masing-masing jenis penggunaan
lahan memberikan perbedaan yang nyata. Hasil pengkuran, analisis sidik ragam,
dan uji beda rataan pH tanah disajikan pada Lampiran 11, rataan pengukuran pH
tanah dari masing-masing jenis penggunaan lahan pada Tabel 9. pH tanah dari
masing-masing jenis penggunaan lahan tergolong masam sampai agak masam
(Hardjowigeno, 1995).
Tabel 13. pH tanah dari masing-masing jenis penggunaan lahan
Penggunaan Lahan
pH-tanah
Jati
5,73 b
Bero
5,67 b
Rotasi Tebu
5,22 a
Rotasi Palawija
5,19 a
Keterangan : Angka yang diikuti dengan notasi huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf
5% menurut uji Duncan
Lahan jati dengan pH 5,73 dan pada lahan bero dengan pH 5,67 memiliki
nilai pH yang lebih tinggi dibandingkan dengan rotasi penggunaan lahan tebu dan
palawija. pH tanah sangat berkorelasi terhadap pengolahan tanah dan kandungan
bahan organik tanah, dimana pH berkorelasi negatif terhadap pH tanah dan
kandungan bahan organik tanah. Semakin aktif pengolahan tanah dan semakin
rendah kandungan bahan organik akan memberikan pH tanah yang rendah
(masam) (Hardjowigeno, 1995). Hubungan pH dengan ke empat jenis penggunaan
lahan dilukiskan pada Gambar 8.
Ratna Mauli Lubis : Kajian Sifat Fisika dan Kimia Tanah Akibat Berbagai Sistem Rotasi Penggunaan Lahan Tembakau Deli.
USU e-Repository 2008.
43
5 ,7 3 b
5 ,6 7 b
5 ,2 2 a
5 ,1 9 a
5 ,0 0
PH-tanah
4 ,0 0
3 ,0 0
2 ,0 0
1 ,0 0
J a ti
B e ro
Tebu
P a la w ija
J e n is P e n g g u n a a n L a h a n
Ratna Mauli Lubis : Kajian Sifat Fisika dan Kimia Tanah Akibat Berbagai Sistem Rotasi Penggunaan Lahan Tembakau Deli.
USU e-Repository 2008.
44
Ratna Mauli Lubis : Kajian Sifat Fisika dan Kimia Tanah Akibat Berbagai Sistem Rotasi Penggunaan Lahan Tembakau Deli.
USU e-Repository 2008.
45
1,73 c
1,74 c
1,48 b
C-Organik (%)
1,50
0,89 a
1,00
0,50
0,00
Jati
bero
T ebu
P alawija
3,00
2,98 c
3.00 c
2,56 b
2,00
1,54 a
1,00
0,00
Jati
bero
Tebu
Palawija
Ratna Mauli Lubis : Kajian Sifat Fisika dan Kimia Tanah Akibat Berbagai Sistem Rotasi Penggunaan Lahan Tembakau Deli.
USU e-Repository 2008.
46
dibandingkan dengan lahan tebu (0,16 %) dan lahan palawija (0,15 %). Hasil
pengukuran N-total pada masing-masing jenis penggunaan lahan terdapat pada
Lampiran 14 dan Tabel 12.
Tabel 16. N-total tanah dari masing-masing jenis penggunaan lahan
Penggunaan Lahan
N-total (%)
Jati
0,18 b
Bero
0,18 b
Rotasi Tebu
0,16 a
Rotasi Palawija
0,15 a
Keterangan : Angka yang diikuti dengan notasi huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf
5% menurut uji Duncan
0 ,1 8 b
0 ,1 8 b
0 ,1 6 a
0 ,1 5 a
N- Total (%)
0 ,1 5
0 ,1 0
0 ,0 5
0 ,0 0
J a ti
b e ro
T ebu
P a la w ija
J e n is P e n g g u n a a n L a h a n
c. P-Tersedia
Ratna Mauli Lubis : Kajian Sifat Fisika dan Kimia Tanah Akibat Berbagai Sistem Rotasi Penggunaan Lahan Tembakau Deli.
USU e-Repository 2008.
47
Rataan P-tersedia untuk lahan jati adalah 14,65 ppm dan lahan bero 14,71
ppm, lebih rendah dibandingkan dengan lahan rotasi tebu yaitu 24,42 ppm dan
palawija 23,60 ppm. Hal ini disebabkan kerena lahan tebu untuk penanamannya
diperlukan hara P yang relatif besar sehingga residu P dimungkinkan masih tinggi
di dalam tanah, begitu juga halnya dengan lahan palawija. Akibat dari pengolahan
tanah yang intensif, maka mineral alofan yang ada di dalam tanah akan
termineralisasi sehingga P yang tadinya dijerap oleh mineral ini akan lepas ke
dalam larutan tanah yang mengakibatkan P akan besar di dalam larutan tanah
(Tan, 1998). Hubungan P-tersedia dari ke empat jenis penggunaan lahan
dilukiskan pada Gambar 12.
Ratna Mauli Lubis : Kajian Sifat Fisika dan Kimia Tanah Akibat Berbagai Sistem Rotasi Penggunaan Lahan Tembakau Deli.
USU e-Repository 2008.
48
2 4 ,4 2 c
2 3 ,6 0 b
2 5 ,0 0
P-tersedia (ppm)
2 0 ,0 0
1 5 ,0 0
1 4 ,6 7 a
1 4 ,7 1 a
1 0 ,0 0
5 ,0 0
J a ti
b e ro
Tebu
P a la w ija
J e n is P e n g g u n a a n L a h a n
Gambar 12. Hubungan P-tersedia (ppm) dengan ke empat jenis penggunaan lahan
Ratna Mauli Lubis : Kajian Sifat Fisika dan Kimia Tanah Akibat Berbagai Sistem Rotasi Penggunaan Lahan Tembakau Deli.
USU e-Repository 2008.
49
0 ,4 7 b
0 ,4 2 b
K-dd (me/100 g)
0 ,4 0
0 ,3 0
0 ,2 0 a
0 ,2 1 a
Tebu
P a la w ija
0 ,2 0
0 ,1 0
0 ,0 0
J a ti
b e ro
J e n is P e n g g u n a a n L a h a n
Mg-dapat
dipertukarkan
(Mg-dd)
rendah
sampai
sedang
Ratna Mauli Lubis : Kajian Sifat Fisika dan Kimia Tanah Akibat Berbagai Sistem Rotasi Penggunaan Lahan Tembakau Deli.
USU e-Repository 2008.
50
2 5 ,3 7 c
2 3 ,8 9 c
2 5 ,0 0
Ca-dd (me/100 g)
2 0 ,0 0
1 5 ,0 0
1 7 ,9 7 b
1 4 ,0 7 a
1 0 ,0 0
5 ,0 0
J a ti
b e ro
T ebu
P a la w ija
J e n is P e n g g u n a a n L a h a n
Ratna Mauli Lubis : Kajian Sifat Fisika dan Kimia Tanah Akibat Berbagai Sistem Rotasi Penggunaan Lahan Tembakau Deli.
USU e-Repository 2008.
51
1 ,2 9 d
1 ,2 2 c
1 ,0 3 d
Mg.dd (me/100 g)
1 ,0 0
0 ,5 0
0 .3 9 a
0 ,0 0
J a ti
b e ro
Tebu
P a la w ija
J e n is P e n g g u n a a n L a h a n
Gambar 15. Hubungan dari masing-masing jenis penggunaan lahan dengan Mg-dd
(me/100 g).
Hasil pengukuran Na-dd dari masing-masing jenis rotasi penggunaan
lahan tergolong rendah (Hardjowigeno, 1995) dimana lahan jati (0,10 me/100 g),
bera (0,18 me/100 g), tebu (0,11 me/100 g), palawija (0,12 me/100 g). Hubungan
di antara ke empat jenis penggunaan lahan dengan kandungan Na-dd tanah tidak
berbeda nyata (Lampiran 19 dan Tabel 16).
Tabel 20. Na-dd tanah dari masing-masing jenis penggunaan lahan
Penggunaan Lahan
Na-dd (me/100 g)
Jati
0,10
Bero
0,11
Rotasi Tebu
0,10
Rotasi Palawija
0,11
0 ,1 1
0 .1 0
0 .1 1
0 ,1 0
0 ,1 0
Na-dd (me/100 g)
0 ,0 8
0 ,0 6
0 ,0 4
0 ,0 2
J a ti
b e ro
Tebu
P a l a w i ja
J e n is P e n g g u n a a n L a h a n
Ratna Mauli Lubis : Kajian Sifat Fisika dan Kimia Tanah Akibat Berbagai Sistem Rotasi Penggunaan Lahan Tembakau Deli.
USU e-Repository 2008.
52
Gambar 16. Hubungan antar ke empat jenis penggunaan lahan dengan kandungan
Na-dd (me/100 g)
Ratna Mauli Lubis : Kajian Sifat Fisika dan Kimia Tanah Akibat Berbagai Sistem Rotasi Penggunaan Lahan Tembakau Deli.
USU e-Repository 2008.
53
6 ,4 5 c
5 ,7 2 b
6 ,0
4 ,7 3 a
KTK Tanah (me/100 g)
4 ,5 4 a
4 ,0
2 ,0
0 ,0
J a ti
b e ro
Tebu
P a la w ija
J e n is P e n g g u n a a n L a h a n
Ratna Mauli Lubis : Kajian Sifat Fisika dan Kimia Tanah Akibat Berbagai Sistem Rotasi Penggunaan Lahan Tembakau Deli.
USU e-Repository 2008.
54
8,15 c
8,00
6,80 b
6,10 b
KB (%)
6,00
4,00
2,82 a
2,00
Jati
bero
Tebu
Palawija
Ratna Mauli Lubis : Kajian Sifat Fisika dan Kimia Tanah Akibat Berbagai Sistem Rotasi Penggunaan Lahan Tembakau Deli.
USU e-Repository 2008.
55
Rataan Produksi
(pikul/ladang)
4,21
3,20
4,84
3,67
Dari Tabel 19 dapat dilihat bahwa total produksi pada lahan bekas rotasi
tebu adalah 189,417 pikul dengan rata-rata produksi 3,71 pikul/ladang, sedangkan
untuk lahan bekas bero total produksi 292,737 pikul dan rata-rata produksi 4,24
pikul/ladang. Selisih rataan produksi untuk lahan bekas rotasi bero dengan tebu
adalah 0,53 pikul/ladang. Artinya lahan bekas rotasi bero lebih tinggi produksinya
sekitar 12,5 %. Atas dasar ini maka untuk keberlangsungan tanaman tembakau
deli dan menjaga dinamika kesuburan fisik dan kimia tanah lahan tembakau deli
dianjurkan rotasi penggunaan lahan yang lebih tepat adalah dengan pemberoan
tanah dan atau mengkondisikan lahan hutan (jati) selama pemberoaan tanah
berlangsung. Hal ini juga dapat menambah pendapatan (income) pada kebun
tersebut.
Ratna Mauli Lubis : Kajian Sifat Fisika dan Kimia Tanah Akibat Berbagai Sistem Rotasi Penggunaan Lahan Tembakau Deli.
USU e-Repository 2008.
56
Ratna Mauli Lubis : Kajian Sifat Fisika dan Kimia Tanah Akibat Berbagai Sistem Rotasi Penggunaan Lahan Tembakau Deli.
USU e-Repository 2008.
57
Ratna Mauli Lubis : Kajian Sifat Fisika dan Kimia Tanah Akibat Berbagai Sistem Rotasi Penggunaan Lahan Tembakau Deli.
USU e-Repository 2008.
58
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Z., 1999. Pemupukan Tembakau Deli. Penyegaran Tenaga Peneliti dan
Praktisi Tembakau Eksport Lingkup. PTP. Nusantara II dan PTP.
Nusantara X. BPTD, Medan Akehurst, B.C. 1967. Tobacco, Longman
Green and Co, Limited, London. 40p.
Arsyad, S., 2000. Konservasi Tanah dan Air. IPB Press. Bogor. 287p.
Balittanak, 2003. Evaluasi Lahan untuk Komoditas Pertanian. Pusat Penelitian
dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat. Departemen Pertanian. 153p.
Barrow, C. J., 1991. Land degradation. Cambridge University Press. 295p.
Baver, L. D., W. H. Gardner, and W. R. Gardner, 1983. Soil Physics. Fourth
Edition. Wiley Eastern Limited. New Delhi. Banglove. Bombay. Calcultta.
240p.
Beek, K.J. and J. Bennema, 1972. Land evaluation for agriculture land use
planning, an ecological methodology. Vol. 24. Agric. University. p.5-10.
Basyaruddin, 2004. Perubahan Sifat Kekerasan Tanah Andisol yang Digunakan
sebagai Areal Rotasi Tanaman dan Pengaruhnya Terhadap Beberapa Sifata
Tanah serta Distribusi Akar Tumbuhan di Sumatera Utara. Jurnal Penelitian
Pertanian. Vol : 23, 1, Juni 2004, 1-7.
Baver, L.D., W. H. Gardner., W. R. Gardner, 1972. Soil Physic. 4 th edition.
Willey Eastern Limited New Delhi. Bangalore. Bombay. 498p.
BPTD, 1997. Upaya Pengendalian penyakit Tanaman Tembakau. Balai Penelitian
Tembakau Deli. Sampali. PTPN II Medan. 65p.
Djajadi dan G. Dalmadiyo, 1998. Konservasi Lahan Tembakau Temanggung :
Peluang dan Kendalanya. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Propinsi
Jawa Tengah. 15p.
Embassy, 2002. Lelang Tembakau Jawa dan Sumatera di Bremen, Jerman.
Embassy of The Republic of Indonesia in Berlin Germany 8 Juli 2002.
http://www.kbri-berlin.org./index.htm . 8p.
Erwin, 1997. Tembakau Deli (Sejarah, Posisi dan Pemasaran). PTP-N II
(Persero). Balai Penelitian Tembakau Deli. Medan. 108p.
Erwin, 1999. Dasar Perhitungan Dosis Pupuk pada Tanaman Tembakau Deli.
Penyegaran Tenaga Peneliti dan Praktisi Tembakau Eksport Lingkup.
PTP. Nusantara II dan PTP. Nusantara X. BPTD, Medan. 35p
Ratna Mauli Lubis : Kajian Sifat Fisika dan Kimia Tanah Akibat Berbagai Sistem Rotasi Penggunaan Lahan Tembakau Deli.
USU e-Repository 2008.
59
Erwin, 2000. Hama dan Penyakit Tembakau Deli. Balai Penelitian Tembakau
Deli. Medan. 42p.
Erwin dan T. Sabrina, 2000. Sejarah Tembakau Deli. PTPN-2 (Persero) Medan.
95p.
Erwin dan T. Sabrina, 2000. Pupuk dan Pemupukan Tembakau Deli. Balai
Penelitian Tembakau Deli. PTP-N II (Persero) Medan. 25p.
FAO, 1983. Guidelines land evaluation for rainfed agriculture. Soil Resources
Management and Conservation Service Land and Water Development
Division. FAO Soil Bull. No.52. FAO-UNO, Rome. 72p.
FP-UISU.,2001. Penuntun Praktikum Analisa Fisika Tanah. PS. Ilmu Tanah FPUISU.
Gomez, A.K., dan A.A. Gomez,. 1995. Prosedur Statistik untuk Penelitian
Pertanian. Penterjemah : Endang, S. dan J.S. Baharsjah. Penerbit Universitas
Indonesia. 258p.
Hardjowigeno, S., 1995. Ilmu Tanah. Edisi Revisi. Penerbit Akademika
Pressindo. Jakarta. 126p.
Hillel, D., 1980. Apllication of soil physics. Academic Press Inc. London, 385
pp.
Juanda, D.J.S., N. Assaad dan Warsana, 2003. Kajian Laju Infiltrasi dan
Beberapa Sifat Fisik Tanah pada Tiga Jenis Tanaman Pagar dalam Sistem
Budidaya Lorong. Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol. 4 (1) hal : 25-31.
Kalo, S., 2003. Studi Mengenai Sengketa Pertanahan antara Masyarakat versus
PTPN-II dan PTPN-III di Sumatera Utara. Disertasi. PPs USU Medan. 67p.
Katyal, J. C., 2000. Organic matter maintenance: Mainstay of soil quality. Journal
of the Indian Society of Soil Science. 48:4:Dec. 2000.704-716.
Kim, H. Tan, 1998. Principle of soil chemistry. 3 rd edition. Marcel Dekker Inc.
New York. 521p.
Lal, R., 1989. Conservation tillage for sustainable agriculture : Tropics versus
temperate environment. Advances in Agronomy 42:85-197.
Manna, M.C., T.K. Gangguly and B.N. Ghosh, 2000. Evaluation of compost
maturity and mineral enrichment quality through sample chemical
parameters. Journal of the Indian Society of Soil Science. 48:4:Dec.
2000.781-786.
Ratna Mauli Lubis : Kajian Sifat Fisika dan Kimia Tanah Akibat Berbagai Sistem Rotasi Penggunaan Lahan Tembakau Deli.
USU e-Repository 2008.
60
Marshall, T.J., J. W. Holmes, . dan C.W. Rose, 1999. Soil Physics. Cambridge
niversity Press. 453p.
MKTI (Myasarakat Konservasi Tanah dan Air Indonesia), 2001. Kebijakan
Konservasi Tanah dan Air dalam Mendukung Pelaksanaan Otonomi Daerah.
Prosiding Kongres IV dan Seminar Nasional MKTI. Medan 25 27 Mei
2000. Hal : 24-38.
Moldenhauer, W. C. dan N. W. Hudson, 1988. Conservation farming on step
lands. Soil and Water Conservation Society World Association of Soil and
Water Conservation Ankeny. Iowa. 296p.
Oades, J.M., 1984. Soil organic matter and structural stability : Mechanism and
implications for management. Plant Soil 76:319-337.
Perangin-angin, S., Erwin, dan Riyanto, S., 1999. Konservasi Areal Tembakau
Deli dengan Beberapa Jenis Tanaman Hutan. PTPN II. Balai Penelitian
Tembakau Deli. Sampali. Medan. 38p.
Perangin-angin, S. dan Erwin, 1998. Tembakau Deli (Produktivitas dan
Permasalahan). Balai Penelitian Tembakau Deli. PTPN II. Medan. 52p.
PT. Perkebunan IX, 1995. Konversi Areal Tembakau. PT. Perkebunan IX
(Persero) Medan. 108p.
PT. Perkebunan II, 1997. Sejarah Tembakau Deli. PTPN II Tanjung Morawa,
Medan. 132p.
Puslitnak, 1993. Pengkajian Potensi, Pemecahan, Hambatan, dan Pemetaan
Sumberdaya Lahan/Tanah Detail Areal PT. Perkebunan IX (Persero) Medan
Sumatera Utara. Tim Peneliti Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat
Bekerjasama dengan PTP IX. 177p.
Pratisto, A, 2004. Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan
Percobaan dengan SPSS 12. Penerbit PT. Elex Media Komputindo
Kelompok Gramedia, Jakarta. 281p.
Reganold, J.P., L.F. Elliot, and Y.L. Unger, 1987. Long-term effects of organic
and conventional farming on soil erotion Nature 330(26):370-372.
Schulten, H.R. and P. Leinweber, 1999. Thermal stability and composition of
mineral-bound organic matter in density fraction of soil. European Journal
of Soil Science. June 1999, 50, 237-248.
Sri Asdiningsih, 2000. Sumberdaya Lahan Indonesia dan Pengelolaannya. Pusat
Penelitian Tanah dan Agroklimat Badan Penelitian dan Pengembangan
Pertanian Departemen Pertanian. 105p.
Ratna Mauli Lubis : Kajian Sifat Fisika dan Kimia Tanah Akibat Berbagai Sistem Rotasi Penggunaan Lahan Tembakau Deli.
USU e-Repository 2008.
61
Ratna Mauli Lubis : Kajian Sifat Fisika dan Kimia Tanah Akibat Berbagai Sistem Rotasi Penggunaan Lahan Tembakau Deli.
USU e-Repository 2008.
62
Ratna Mauli Lubis : Kajian Sifat Fisika dan Kimia Tanah Akibat Berbagai Sistem Rotasi Penggunaan Lahan Tembakau Deli.
USU e-Repository 2008.
63
Ratna Mauli Lubis : Kajian Sifat Fisika dan Kimia Tanah Akibat Berbagai Sistem Rotasi Penggunaan Lahan Tembakau Deli.
USU e-Repository 2008.
64
Ratna Mauli Lubis : Kajian Sifat Fisika dan Kimia Tanah Akibat Berbagai Sistem Rotasi Penggunaan Lahan Tembakau Deli.
USU e-Repository 2008.
65
Ratna Mauli Lubis : Kajian Sifat Fisika dan Kimia Tanah Akibat Berbagai Sistem Rotasi Penggunaan Lahan Tembakau Deli.
USU e-Repository 2008.
Lampiran 11. Hasil Pengukuran, Analisis Sidik Ragam, Uji Beda Rata dari Pori
Aerase (%)
Tabel. 25. Hasil Pengukuran Pori Aerase (%) pada Masing-masing Jenis Rotasi
Penggunaan Lahan
Peubah
Jenis Rotasi
Amatan
Jati
Bera
Tebu
Palawija
23,38
12,75
20,27
24,53
23,20
21,87
25,60
21,61
24,22
13,18
23,81
22,77
19,54
21,30
21,11
27,66
23,07
26,05
25,02
24,85
22,16
15,53
24,82
15,14
26,14
28,63
23,74
18,00
21,37
35,82
18,47
18,43
27,15
26,45
21,02
21,70
9,29
27,62
32,23
19,98
Rataan
21,95
22,92
23,61
21,47
Perlakuan
Tabel. 26. Analisis Sidik Ragam dari Hasil Pengukuran Pori Aerase
SK
db
JK
KT
F-hitung
FK
F-tabel 0,05
ANOVA
Poriaerasi
Between Groups
Sum of
Squares
27,753
Mean Square
9,251
977,733
36
27,159
1005,486
39
Within Groups
Total
df
F
,341
Sig.
,796
Palawija
10
alpha =
.05
1
21,4663
Jati
10
21,9503
Bera
10
22,9201
Tebu
10
23,6085
Jenis Rotasi
Ratna Mauli Lubis : Kajian Sifat Fisika dan Kimia Tanah Akibat Berbagai Sistem Rotasi Penggunaan Lahan Tembakau Deli.
USU e-Repository 2008.
64
Gambar 19. Produksi tembakau deli di Kebun Klambir Lima lima tahun terakhir
Tabel 20. Data produksi tembakau deli di Kebun Kelambir Lima tahun tanam
2000/2001 - 2005/2006 (Distrik Tembakau Deli, 2006)
Thn
Jlh
LDG
00/01
250 197 202 102 500
64
565
74 106 36 216
38
01/02
250 98 104 36 238
169
406
19
14
6
39
10
02/03
250 151 205 67 424
212
636
26
24
7
57
9
03/04
208 79 139 0
219
132
350
4
26
0
30
9
04/05
210 82 167 40 289
70
359
34
55
3
92
26
05/06
170 80 100 0
180
89
269
28
31
38
7
76
Rerata 223 115 153 41 308
123
431
31
44
10
85
20
Keterangan : LDG = ladang; Z = daun pasir; VA = daun kaki I; VB = daun kaki II; Reg =
reguler; LB = lelang Breman
Ratna Mauli Lubis : Kajian Sifat Fisika dan Kimia Tanah Akibat Berbagai Sistem Rotasi Penggunaan Lahan Tembakau Deli.
USU e-Repository 2008.
50
Ratna Mauli Lubis : Kajian Sifat Fisika dan Kimia Tanah Akibat Berbagai Sistem Rotasi Penggunaan Lahan Tembakau Deli.
USU e-Repository 2008.
66
Ratna Mauli Lubis : Kajian Sifat Fisika dan Kimia Tanah Akibat Berbagai Sistem Rotasi Penggunaan Lahan Tembakau Deli.
USU e-Repository 2008.
66
Ratna Mauli Lubis : Kajian Sifat Fisika dan Kimia Tanah Akibat Berbagai Sistem Rotasi Penggunaan Lahan Tembakau Deli.
USU e-Repository 2008.
66
Ratna Mauli Lubis : Kajian Sifat Fisika dan Kimia Tanah Akibat Berbagai Sistem Rotasi Penggunaan Lahan Tembakau Deli.
USU e-Repository 2008.
67
Lampiran 4. Hasil Pengukuran, Analisis Sidik Ragam, Uji Beda Rata dari
Indeks Stabilitas Agregat Tanah
Indeks Stabilitas
Agregat
Tabel. 21. Hasil pengukuran stabilitas agregat tanah pada masing-masing jenis
penggunaan lahan
Jenis Penggunaan Lahan
Peubah
Rotasi
Rotasi
Amatan
Jati
Bero
Tebu
Palawija
39,58
52,69
50,77
68,19
69,76
50,74
43,39
81,88
46,83
48,90
69,47
69,64
76,17
52,73
62,19
40,84
42,54
66,14
41,76
36,21
65,48
66,52
64,20
40,96
70,56
66,15
55,39
42,22
72,00
66,52
52,21
39,25
78,00
72,90
46,64
41,26
75,65
61,70
42,25
43,00
Rataan
63,66
60,50
52,83
50,35
Perlakuan
Tabel. 22. Analisis sidik ragam dari hasil pengukuran stabilitas agregat tanah
Sumber
Derajat
Jumlah
Kuadrat
F-hitung
F-tabel
Keragaman
Bebas
Kuadrat
Tengah
0,05
tn
Perlakuan
3
1181,487
393,829
2,415
2,86
Galat
36
5871,221
163,089
Total
40
7052,708
Ratna Mauli Lubis : Kajian Sifat Fisika dan Kimia Tanah Akibat Berbagai Sistem Rotasi Penggunaan Lahan Tembakau Deli.
USU e-Repository 2008.
67
Ratna Mauli Lubis : Kajian Sifat Fisika dan Kimia Tanah Akibat Berbagai Sistem Rotasi Penggunaan Lahan Tembakau Deli.
USU e-Repository 2008.
68
Lampiran 5. Hasil Pengukuran, Analisis Sidik Ragam, Uji Beda Rata dari
Penetrasi tanah
Penetrasi tanah
(kg/cm2)
Tabel. 23. Hasil pengukuran Kekerasan Tanah (kg/cm2) pada masing-masing jenis
penggunaan lahan
Jenis Penggunaan Lahan
Peubah
Rotasi
Rotasi
Amatan
Jati
Bero
Tebu
Palawija
1,7
1,8
2,2
2,3
1,8
1,8
2,6
2,2
1,9
1,8
2,0
2,3
1,8
1,7
2,3
2,3
2,0
1,7
2,2
2,9
2,1
1,8
1,9
3,2
1,9
1,9
2,5
2,5
1,7
1,6
2,1
2,9
1,9
1,8
1,9
3,1
1,9
1,5
2,1
2,7
Rataan
1,9
1,7
2,2
2,6
Perlakuan
Tabel. 24. Analisis sidik ragam dari hasil pengukuran kekerasan tanah
Sumber
Derajat
Jumlah
Kuadrat
F-hitung
F-tabel
Keragaman
Bebas
Kuadrat
Tengah
.05
.01
Perlakuan
3
4,803
1,601
29,043 ** 2,86
4,36
Galat
36
1,985
0,055
Total
39
7052,708
10
10
10
10
1,740
1,870
2,180
2,640
Ratna Mauli Lubis : Kajian Sifat Fisika dan Kimia Tanah Akibat Berbagai Sistem Rotasi Penggunaan Lahan Tembakau Deli.
USU e-Repository 2008.
69
Lampiran 6. Hasil Pengukuran, Analisis Sidik Ragam, Uji Beda Rata dari
Laju infiltrasi
Laju infiltrasi
(cm/jam)
Tabel. 26. Hasil pengukuran laju infiltrasi (cm/jam) pada masing-masing jenis
penggunaan lahan
Jenis Penggunaan Lahan
Peubah
Rotasi
Rotasi
Amatan
Jati
Bero
Tebu
Palawija
31,5
46,0
2,4
2,0
32,4
57,0
8,0
6,0
45,0
60,0
26,0
12,0
61,2
50,0
2,0
4,0
52,0
40,2
22,0
14,0
57,0
11,0
31,5
2,0
24,0
17,0
22,0
5,5
46,0
15,0
20,0
20,0
34,2
65,0
16,2
6,5
49,5
28,5
12,5
12,0
Rataan
43,28
38,97
16,26
8,40
Perlakuan
Tabel. 27. Analisis sidik ragam dari hasil pengukuran laju infiltrasi tanah
Sumber
Derajat
Jumlah
Kuadrat
F-hitung
F-tabel
Keragaman
Bebas
Kuadrat
Tengah
.05
.01
**
Perlakuan
3
8693,788 2897,929
17,08
2,86
4,36
Galat
36
6108,211
169,673
Total
39
14801,999
Tabel. 30. Uji beda rata Duncan untuk laju infiltrasi tanah
Jenis Rotasi
alpha = .05
Palawija
10
a
8,400
Tebu
10
16,260
Bero
10
38,972
Jati
10
43,280
Ratna Mauli Lubis : Kajian Sifat Fisika dan Kimia Tanah Akibat Berbagai Sistem Rotasi Penggunaan Lahan Tembakau Deli.
USU e-Repository 2008.
70
Lampiran 7. Hasil Pengukuran, Analisis Sidik Ragam, Uji Beda Rata dari
Kerapatan Lindak (BD) Tanah
Bulk Density
(g/cm3)
F-tabel
.05
.01
2,86
4,36
10
10
10
10
1,0600
1,0770
1,3660
1,4470
Ratna Mauli Lubis : Kajian Sifat Fisika dan Kimia Tanah Akibat Berbagai Sistem Rotasi Penggunaan Lahan Tembakau Deli.
USU e-Repository 2008.
71
Lampiran 8. Hasil Pengukuran, Analisis Sidik Ragam, Uji Beda Rata dari
Total Ruang Pori Tanah
Tabel. 31. Hasil pengukuran total ruang pori tanah (%) pada masing-masing jenis
penggunaan lahan
Jenis Penggunaan Lahan
Peubah
Rotasi
Rotasi
Amatan
Jati
Bero
Tebu
Palawija
47,66
49,58
38,82
37,97
45,34
51,07
37,29
40,96
45,89
47,39
29,11
41,77
46,12
50,01
35,35
40,67
50,23
61,33
43,75
39,57
49,52
64,14
44,19
39,33
42,22
51,05
47,26
40,78
47,37
51,56
29,61
34,12
50,21
48,72
35,56
33,95
58,74
51,67
34,36
41,43
Rataan
48,33
52,65
37,53
39,06
Perlakuan
Tabel. 32. Analisis sidik ragam dari hasil pengukuran TRP tanah
Sumber
Derajat
Jumlah
Kuadrat
F-hitung
Keragaman
Bebas
Kuadrat
Tengah
Perlakuan
3
1593,249
531,083
22,351 **
Galat
36
855,399
23,761
Total
39
2448,647
F-tabel
.05
.01
2,86
4,36
10
10
10
10
37,5285
39,0560
48,3294
52,6528
Ratna Mauli Lubis : Kajian Sifat Fisika dan Kimia Tanah Akibat Berbagai Sistem Rotasi Penggunaan Lahan Tembakau Deli.
USU e-Repository 2008.
72
Lampiran 9. Hasil Pengukuran, Analisis Sidik Ragam, Uji Beda Rata dari
Permeabilitas Tanah
Permeabilitas Tanah
(cm/jam)
Tabel. 35. Analisis sidik ragam dari hasil pengukuran permeabilitas tanah
Sumber
Derajat
Jumlah
Kuadrat
F-hitung
F-tabel
Keragaman
Bebas
Kuadrat
Tengah
.05
.01
**
Perlakuan
3
174,821
58,274
23,221
2,86
4,36
Galat
36
90,342
2,509
Total
39
265,162
10
,8860
10
10
10
1,1650
4,2730
5,8340
Ratna Mauli Lubis : Kajian Sifat Fisika dan Kimia Tanah Akibat Berbagai Sistem Rotasi Penggunaan Lahan Tembakau Deli.
USU e-Repository 2008.
73
Lampiran 10. Hasil Pengukuran, Analisis Sidik Ragam, Uji Beda Rata dari
Pori Air tersedia
Tabel. 37. Hasil pengukuran pori air tersedia (%) pada masing-masing jenis
penggunaan lahan
Jenis Penggunaan Lahan
Peubah
Rotasi
Rotasi
Amatan
Jati
Bero
Tebu
Palawija
40,89
42,41
36,84
38,05
44,80
41,87
40,23
42,34
41,54
44,22
36,84
40,32
45,18
40,77
39,00
35,17
40,71
38,76
32,02
25,36
40,46
40,92
39,09
39,51
42,15
41,20
39,07
38,65
45,35
34,35
40,62
37,56
38,02
38,22
39,87
31,52
45,14
30,25
32,93
35,58
Rataan
42,43
39,30
37,65
36,41
Perlakuan
Tabel. 38. Analisis sidik ragam dari hasil pengukuran pori air tersedia tanah
Sumber
Derajat
Jumlah
Kuadrat
F-hitung
F-tabel
Keragaman
Bebas
Kuadrat
Tengah
.05
.01
**
Perlakuan
3
203,641
67,880
4,751
2,86
4,36
Galat
36
514,327
14,287
Total
39
717,968
Tabel. 39. Uji beda rata Duncan untuk pori air tersedia
Jenis
Penggunaan
N
alpha = .05
Lahan
a
b
Rotasi Palawija
10
36,4056
Rotasi Tebu
10
37,6498
Bero
10
39,2960 39,2960
Jati
10
42,4257
Ratna Mauli Lubis : Kajian Sifat Fisika dan Kimia Tanah Akibat Berbagai Sistem Rotasi Penggunaan Lahan Tembakau Deli.
USU e-Repository 2008.
74
Lampiran 11. Hasil Pengukuran, Analisis Sidik Ragam, Uji Beda Rata dari
pH-tanah
pH-tanah
F-tabel
.05
.01
2,86
4,36
Ratna Mauli Lubis : Kajian Sifat Fisika dan Kimia Tanah Akibat Berbagai Sistem Rotasi Penggunaan Lahan Tembakau Deli.
USU e-Repository 2008.
75
Lampiran 12. Hasil Pengukuran, Analisis Sidik Ragam, Uji Beda Rata dari
C-organik
C-organik
(%)
F-tabel
.05
.01
2,86
4,36
Ratna Mauli Lubis : Kajian Sifat Fisika dan Kimia Tanah Akibat Berbagai Sistem Rotasi Penggunaan Lahan Tembakau Deli.
USU e-Repository 2008.
76
Lampiran 13. Hasil Pengukuran, Analisis Sidik Ragam, Uji Beda Rata dari
Kandungan Bahan Organik Tanah
Bahan Organik
(%)
Tabel. 46. Hasil pengukuran kandungan bahan organik tanah pada masingmasing jenis penggunaan lahan
Jenis Penggunaan Lahan
Peubah
Rotasi
Rotasi
Amatan
Jati
Bero
Tebu
Palawija
3,02
3,12
2,19
1,50
3,17
3,07
2,09
1,40
2,76
2,71
2,29
1,45
3,07
3,02
2,81
1,76
2,97
2,76
2,97
1,55
3,00
2,50
2,86
1,59
3,07
4,31
2,76
1,41
3,10
2,65
3,17
1,50
2,81
2,76
2,19
1,74
2,84
3,15
2,24
1,47
Rataan
2,98
3,00
2,56
1,54
Perlakuan
Tabel. 47. Analisis sidik ragam dari hasil pengukuran kandungan bahan organik
tanah
Sumber
Derajat
Jumlah
Kuadrat
F-hitung
F-tabel
Keragaman
Bebas
Kuadrat
Tengah
0,05
**
Perlakuan
3
14,169
4,723
42,027
2,86
Galat
36
4,046
0,112
Total
39
7052,708
Tabel. 48. Uji beda rata Duncan untuk kandungan bahan organik tanah
Jenis
alpha = .05
N
Penggunaan
lahan
a
b
c
Rotasi Palawija
10
1,5361
Rotasi Tebu
10
2,5567
Jati
10
2,9808
Bero
10
3,0049
Ratna Mauli Lubis : Kajian Sifat Fisika dan Kimia Tanah Akibat Berbagai Sistem Rotasi Penggunaan Lahan Tembakau Deli.
USU e-Repository 2008.
77
Lampiran 14. Hasil Pengukuran, Analisis Sidik Ragam, Uji Beda Rata dari
N-total
N-total
(%)
Tabel. 49. Hasil pengukuran N-total (%) pada masing-masing jenis penggunaan
lahan
Jenis Penggunaan Lahan
Peubah
Rotasi
Rotasi
Amatan
Jati
Bero
Tebu
Palawija
0,18
0,18
0,18
0,15
0,18
0,19
0,17
0,15
0,18
0,18
0,16
0,17
0,18
0,16
0,15
0,17
0,17
0,18
0,15
0,17
0,18
0,19
0,14
0,15
0,17
0,19
0,15
0,15
0,15
0,17
0,16
0,14
0,19
0,19
0,18
0,14
0,18
0,19
0,18
0,15
Rataan
0,17
0,18
0,16
0,15
Perlakuan
Tabel. 50. Analisis sidik ragam dari hasil pengukuran N-total (%)
Sumber
Derajat
Jumlah
Kuadrat
F-hitung
Keragaman
Bebas
Kuadrat
Tengah
Perlakuan
3
0,005
0,002
11,331 **
Galat
36
0,005
0,000
Total
39
0,010
F-tabel
.05
.01
2,86
4,36
10
10
10
10
0,1540
0,1620
0,1760
0,1820
Ratna Mauli Lubis : Kajian Sifat Fisika dan Kimia Tanah Akibat Berbagai Sistem Rotasi Penggunaan Lahan Tembakau Deli.
USU e-Repository 2008.
78
Lampiran 15. Hasil Pengukuran, Analisis Sidik Ragam, Uji Beda Rata dari
P-Tersedia (Bray II)
P-tersedia
(ppm)
F-tabel
.05
.01
2,86
4,36
Ratna Mauli Lubis : Kajian Sifat Fisika dan Kimia Tanah Akibat Berbagai Sistem Rotasi Penggunaan Lahan Tembakau Deli.
USU e-Repository 2008.
79
Lampiran 16. Hasil Pengukuran, Analisis Sidik Ragam, Uji Beda Rata dari
K-dd
K-dd
(me/100 g)
F-tabel
.05
.01
2,86
4,36
0,4730
Ratna Mauli Lubis : Kajian Sifat Fisika dan Kimia Tanah Akibat Berbagai Sistem Rotasi Penggunaan Lahan Tembakau Deli.
USU e-Repository 2008.
79
Jenis
Penggunaan
Lahan
Rotasi Tebu
Rotasi Palawija
Bera
Jati
alpha = .05
N
10
10
10
10
,1990
,2140
,4210
,4730
Ratna Mauli Lubis : Kajian Sifat Fisika dan Kimia Tanah Akibat Berbagai Sistem Rotasi Penggunaan Lahan Tembakau Deli.
USU e-Repository 2008.
80
Lampiran 17. Hasil Pengukuran, Analisis Sidik Ragam, Uji Beda Rata dari
Ca-dd
Ca-dd
(me/100 g))
Tabel. 58. Hasil pengukuran Ca-dd (me/100 g)) pada masing-masing jenis
penggunaan lahan
Jenis Penggunaan Lahan
Peubah
Rotasi
Rotasi
Amatan
Jati
Bero
Tebu
Palawija
,51
2,51
2,21
4,36
2,21
3,56
4,13
4,21
1,21
3,80
5,62
2,23
,76
4,25
5,10
2,71
1,85
4,87
5,35
2,15
1,85
4,66
4,00
2,35
1,85
4,58
4,58
2,35
1,21
4,30
4,68
2,85
1,21
4,91
4,50
2,54
,96
4,79
5,45
3,00
Rataan
1,36
4,56
4,22
2,87
Perlakuan
F-tabel
.05
.01
2,86
4,36
4,2230
4,5620
Ratna Mauli Lubis : Kajian Sifat Fisika dan Kimia Tanah Akibat Berbagai Sistem Rotasi Penggunaan Lahan Tembakau Deli.
USU e-Repository 2008.
81
Lampiran 18. Hasil Pengukuran, Analisis Sidik Ragam, Uji Beda Rata dari
Mg-dd
Mg-dd
(me/100 g)
F-tabel
.05
.01
2,86
4,36
1,2870
Ratna Mauli Lubis : Kajian Sifat Fisika dan Kimia Tanah Akibat Berbagai Sistem Rotasi Penggunaan Lahan Tembakau Deli.
USU e-Repository 2008.
82
Lampiran 19. Hasil Pengukuran, Analisis Sidik Ragam, Uji Beda Rata dari
Na-dd
Na-dd
(me/100 g)
F-tabel
.05
.01
2,86
4,36
Ratna Mauli Lubis : Kajian Sifat Fisika dan Kimia Tanah Akibat Berbagai Sistem Rotasi Penggunaan Lahan Tembakau Deli.
USU e-Repository 2008.
83
Lampiran 20. Hasil Pengukuran, Analisis Sidik Ragam, Uji Beda Rata dari
KTK
KTK
(me/100 g)
Tabel. 66. Hasil pengukuran KTK (me/100 g) pada masing-masing jenis rotasi
penggunaan lahan
Jenis Penggunaan Lahan
Peubah
Rotasi
Rotasi
Amatan
Jati
Bero
Tebu
Palawija
17,4
14,2
12,4
10,4
17,2
15,0
12,2
10,8
17,2
14,2
12,2
11,0
16,0
14,2
13,0
10,6
17,2
13,0
12,0
12,2
16,0
13,4
12,6
12,2
17,4
13,6
13,0
9,0
17,2
14,6
12,2
12,6
16,0
14,6
12,4
12,8
18,0
14,0
12,4
12,8
Rataan
16,96
14,08
12,44
11,44
Perlakuan
Tabel. 67. Analisis sidik ragam dari hasil pengukuran KTK tanah
Sumber
Derajat
Jumlah
Kuadrat
F-hitung
Keragaman
Bebas
Kuadrat
Tengah
Perlakuan
3
174,636
58,212
89,83 **
Galat
36
23,238
0,648
Total
39
197,964
F-tabel
.05
.01
2,86
4,36
16,960
Ratna Mauli Lubis : Kajian Sifat Fisika dan Kimia Tanah Akibat Berbagai Sistem Rotasi Penggunaan Lahan Tembakau Deli.
USU e-Repository 2008.
84
Lampiran 21. Hasil Pengukuran, Analisis Sidik Ragam, Uji Beda Rata dari
Kejenuhan Basa (KB) Tanah
KB
(%)
Tabel. 69. Hasil pengukuran KB (%) pada masing-masing jenis penggunaan lahan
Jenis Penggunaan Lahan
Peubah
Rotasi
Rotasi
Amatan
Jati
Bero
Tebu
Palawija
8,74
30,14
29,76
53,37
19,48
36,07
45,08
50,83
11,86
39,51
58,28
31,36
10,88
42,39
50,92
36,98
15,87
51,00
56,92
28,03
16,50
47,16
42,54
29,02
15,40
46,18
47,00
39,78
11,63
41,51
50,33
31,83
12,69
45,96
48,79
30,00
10,33
46,14
56,29
33,05
Rataan
13,34 a
42,61 b
48,59 c
36,42 b
Perlakuan
10
10
10
10
F-tabel
.05
.01
2,86
4,36
13,34
36,42
42,61
48,59
Ratna Mauli Lubis : Kajian Sifat Fisika dan Kimia Tanah Akibat Berbagai Sistem Rotasi Penggunaan Lahan Tembakau Deli.
USU e-Repository 2008.
85
< 1,00
< 0,10
<5
1,00-2,00
0,10-0,20
5 - 10
< 10
< 10
2,01-3,00
0,21-0,50
11 - 15
3,01-5,00
0,51-0,75
16 - 25
10 - 20
21 - 40
41 - 60
10 - 15
16 - 25
26 - 35
> 5,00
> 0,75
> 25
> 60
> 35
< 10
10 - 25
26 - 45
46 - 60
> 60
10 - 20
21 - 40
41 - 60
> 60
5 - 16
17 - 24
25 - 40
> 40
KTK (me/100g)
<5
Susunan Kation :
K (me/100g)
< 0,1
0,1-0,2
0,3-0,5
0,6-1,0
>1,0
Na (me/100g)
< 0,1
0,1-0,3
0,4-0,7
0,8-1,0
>1,0
Mg (me/100g)
< 0,4
0,4-1,0
1,1-2 ,0
2,1-8,0
> 8,0
Ca (me/100g)
< 0,2
2 - 5
6 - 10
11 - 20
> 20
< 20
20 - 35
36 - 50
51 - 70
> 70
Aluminium (%)
< 10
10 - 20
21 - 30
31 - 60
> 60
______________________________________________________________________________
Sangat
Masam
Agak
Netral
Agak
Alkalis
masam
masam
alkalis
______________________________________________________________________________
< 4,5
4,5 - 5,5
5,6- 6,5
6,6-7,5
7,6-8,5
> 8,5
pH H2O
______________________________________________________________________________
Sumber : Hardjowigeno, (1995).
Ratna Mauli Lubis : Kajian Sifat Fisika dan Kimia Tanah Akibat Berbagai Sistem Rotasi Penggunaan Lahan Tembakau Deli.
USU e-Repository 2008.