Professional Documents
Culture Documents
OLEH
Dr.Muh.Khalifah Mustami, M.Pd.
Editor:
Lebba Kadorre Pongsibanne
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Seiring kasih sayang yang telah Allah limpahkan
kepada kita, mari kita panjatkan puja dan puji syukur ke
hadirat-NYA yang telah memberikan petunjuk kepada kita,
dan sungguh tidaklah mungkin kita dapat mengerjakan
perintah-NYA, jika Allah tidak memberikan petunjuk
kepada kita untuk mengerjakan segala perintah-Nya itu,
begitu pula dengan selesainya penyusunan buku Genetika
ini tidak lepas dari petunjuk dan hidayah-Nya. Selanjutnya
kita panjatkan shalawat serta salam kepada junjungan kita
Nabi Besar Muhammad SAW dan keluarganya beserta
sahabatnya sekalian. Amin, ya Robbalalamin.
Buku Genetika ini berisikan uraian tentang Genetika
dalam persfektif Al-Quran, perkembangan genetika dan
mendelisme, materi genetik dan sintesa protein, pewarisan
sifat sel, teori kemungkinan, berangkai dan pindah silang,
fenotipe dan perubahan genetik, alel ganda dan gen ganda,
rangkaian, kelamin dan penentuan jenis kelamin, dan
rekayasa genetik
Akhirnya dengan lapang dada penyusun akan
menerima saran-saran yang bersifat konstruktif. Semoga
karya sederhana ini menjadi amal di sisi Allah SWT Insya
Allah Amin.
Makassar, 10 September 2013
Penulis
DAFTAR ISI
BAB
BAB
13
17
23
32
48
49
69
10
11
128
128
135
141
141
142
148
156
156
157
172
192
196
199
213
237
BAB I
PEWARISAN SIFAT DALAM AL QURAN
Ilmu pengetahuan genetika modern berawal dari
penemuan Gregor Mendel tentang ciri-ciri faktor keturunan
yang ditentukan oleh unit dasar yang diwariskan dari
generasi ke generasi berikutnya, yang disebut unit genetik
atau gen, yaitu bahan yang mempunyai persyaratan: (1)
diwariskan dari generasi ke generasi dimana keturunannya
mempunyai persamaan fisik dari materi tersebut; (2)
membawa informasi yang berkaitan dengan struktur, fungsi
dan sifat-sifat biologi yang lain.
Genetika adalah ilmu yang mempelajari tentang gen,
yaitu faktor yang menentukan sifat-sifat suatu organisme.
Proses kehidupan secara biologi merupakan proses
metabolisme yang berlangsung di dalam sel. Penentuan sifat
organisme dilakukan oleh gen melalui pengendalian reaksireaksi kimia yang menyusun suatu lintasan metabolisme. Di
dalam genetika dipelajari struktur, proses pembentukan dan
pewarisan gen serta mekanisme ekspresinya dalam
pengendalian sifat organisme.
Jauh sebelum Mendel mengemukakan teorinya yang
terkait dengan hukum pewarisan sifat, Allah SWT melalui
firmannya telah memberikan sejumlah isyarat yang
semestinya menantang manusia untuk berpikir dalam
mengungkapkan misteri hukum-hukum pewarisan sifat.
Salah satu yang patut untuk dipikirkan adalah Firman Allah
sebagai berikut:
28. Dan demikian (pula) di antara manusia, binatang-binatang
melata dan binatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam
warnanya (dan jenisnya). Sesungguhnya yang takut kepada Allah
di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama [1258].
10
Dia diciptakan dari air yang terpancar, yang keluar dari antara
tulang sulbi dan tulang dada.
11
Seseorang dihimpun dari perut ibunya selama 40 hari, kemudian
dibentuk menjadi alaqah selama 40 hari pula; baru menjadi
mudhghah selama 40 hari. Setelah itu Allah mengutus malaikat
kemudian memerintahkan agar menuliskan 4 hal. Diperintahkan
kepadanya tulislah amalnya, rezkinya, ajalnya, susah atau
.senangnya. Kemudian ditiupkan ruh pada janin. (HR. Bukhari).
Bila hadis di atas dihubungkan dengan surat alMu'minun ayat 14 setelah pembentukan mudhghah dan
sebelum ditiupkan ruh, maka proses yang dilalui adalah
pembentukan tulang yang dibalut oleh otot. Setelah itu
terbentuklah kepala, tangan, kaki dengan tulang
sumsum dan pembuluh darah, sehingga dengan
demikian sempurnalah kejadiannya dan lahirlah bayi
lemah.
12
13
BAB II
PERKEMBANGAN GENETIKA DAN
MENDELISME
Genetika (dari bahasa Yunani: genno yang berarti
"melahirkan") merupakan cabang biologi yang penting saat
ini. Ilmu ini mempelajari berbagai aspek yang menyangkut
pewarisan sifat dan variasi sifat pada organisme maupun
sub organisme (seperti virus dan prion). Ada pula yang
dengan singkat mengatakan, genetika adalah ilmu tentang
gen. Nama "genetika" diperkenalkan oleh William Bateson
pada suatu surat pribadi kepada Adam Chadwick dan ia
menggunakannya pada Konferensi Internasional tentang
Genetika ke-3 pada tahun 1906.
Bidang kajian genetika dimulai dari wilayah
molekular hingga populasi. Secara lebih rinci, genetika
berusaha menjelaskan:
material pembawa informasi untuk diwariskan (bahan
genetik),
bagaimana informasi itu diekspresikan (ekspresi genetik),
dan
bagaimana informasi itu dipindahkan dari satu individu
ke individu yang
lain (pewarisan genetik).
Meskipun orang biasanya menetapkan genetika
dimulai dengan ditemukannya kembali naskah artikel yang
ditulis Gregor Mendel pada tahun 1900, sebetulnya kajian
genetika sudah dikenal sejak masa prasejarah, seperti
domestikasi dan pengembangan tehnik murni (pemuliaan)
ternak dan tanaman. Orang juga sudah mengenal efek
persilangan dan perkawinan sekerabat serta membuat
sejumlah prosedur dan peraturan mengenai hal tersebut
sejak sebelum genetika berdiri sebagai ilmu yang mandiri.
14
15
Konsep Dasar
Dari karya ini, orang mulai mengenal konsep gen
(Mendel menyebutnya 'faktor'). Gen adalah pembawa sifat.
Alel adalah ekspresi alternatif dari gen dalam kaitan dengan
suatu sifat. Setiap individu disomik selalu memiliki
sepasang alel, yang berkaitan dengan suatu sifat yang khas,
masing-masing berasal dari tetuanya. Status dari pasangan
alel ini dinamakan genotipe. Apabila suatu individu
memiliki pasangan alel sama, genotipe individu itu
bergenotipe homozigot, apabila pasangannya berbeda,
genotipe individu yang bersangkutan dalam keadaan
heterozigot. Genotipe terkait dengan dengan sifat yang
teramati. Sifat yang terkait dengan suatu genotipe disebut
fenotipe.
16
17
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
26.
31.
32.
33.
34.
19
CABANG-CABANG GENETIKA
Genetika berkembang baik sebagai ilmu murni
maupun ilmu terapan. Cabang-cabang ilmu ini terbentuk
terutama sebagai akibat pendalaman terhadap suatu aspek
tertentu dari objek kajiannya.
Cabang-cabang murni genetika:
genetika molekular
genetika sel (sitogenetika)
genetika populasi
genetika kuantitatif
genetika perkembangan
Cabang-cabang terapan genetika:
genetika kedokteran
ilmu pemuliaan
rekayasa genetika atau rekayasa gen
Bioteknologi merupakan ilmu terapan yang tidak
secara langsung merupakan cabang genetika tetapi sangat
terkait dengan perkembangan di bidang genetika.
Genetika Arah-balik (reverse genetics)
Kajian genetika klasik dimulai dari gejala fenotipe
(yang tampak oleh pengamatan manusia) lalu dicarikan
penjelasan genotipiknya hingga ke aras gen. Berkembangnya
teknik-teknik dalam genetika molekular secara cepat dan
efisien memunculkan filosofi baru dalam metodologi
genetika, dengan membalik arah kajian. Karena banyak gen
yang sudah diidentifikasi sekuensnya, orang memasukkan
atau mengubah suatu gen dalam kromosom lalu melihat
implikasi fenotipik yang terjadi. Teknik-teknik analisis yang
menggunakan filosofi ini dikelompokkan dalam kajian
genetika arah-balik atau reverse genetics, sementara teknik
kajian genetika klasik dijuluki genetika arah-maju atau
forward genetics.
20
C. MENDELISME
Perkembangan Pemikiran tentang Faktor Keturunan
Sebelum Mendel
Sebelum Mendel melakukan percobaan penyilangan
pada tanaman kapri (Pisum sativum) para ahli telah
mempunyai pemikiran tentang adanya kehidupan yang
berkesinambungan, yang membawa faktor keturunan dari
generasi ke generasi. Tetapi mereka tidak melakukan
percobaan seperti yang dilakukan oleh Mendel dan
disamping itu peralatan ilmiah yang dapat dipakai untuk
membuktikan pemikiran mereka belum ada.
Sebelum abad ke-17, orang percaya bahwa
kehidupan itu muncul secara spontan. Pendapat ini yang
dikenal dengan generation spontanea ini dibantah oleh
Francesco Redi (1621-1697), Lazzaro Spallanzani (1729-1799),
dan Louis Pasteur (1822-1895), yang menganggap bahwa
organisme hidup berasal dari organisme yang hidup
sebelumnya. Pendapat lainnya, yang disebut ovisma,
menganggap bahwa sel telur mempunyai yang terdapat
organisme betina mempunyai peranan penting sebagai
pembawa faktor keturunan yang akan diteruskan ke
generasi berikutnya. Dalam hal ini, organisme jantan
menghasilkan cairan yang fungsinya untuk menggiatkan
perkembangan sel telur.
Setelah ditemukan mikroskop, di dalam cairan yang
dihasilkan oleh individu jantan terlihat adanya hewan-hewan
kecil, yang disebut dengan animalkulus dan kini disebut
dengan spermatozoa. Di dalam spermatozoa ini terdapat
faktor keturunan, sedangkan sel telur merupakan tempat
perkembangan. Pendapat ini disebut animalkulisma.
Teori preformasi mengemukakan bahwa melalui
mikroskop yang masih sangat sederhana, nampak adanya
21
22
23
24
pertolongan
orang.
Penyerbukan
sendiri
yang
berlangsung beberapa generasi terus-menerus akan
menghasilkan galur murni, yaitu keturunan yang selalu
memiliki sifat keturunan yang selalu memiliki sifat
keturunan yang sama dengan induknya.
Tanaman ini memiliki tujuh sifat dengan perbedaan yang
menyolok, seperti batang tinggi lawan kerdil, buah
polongan berwarna hijau lawan kuning, bunga berwarna
ungu lawan putih, bunganya terletak aksilar (sepanjang
batang) lawan terminal (pada ujung batang), biji yang
masak berwarna hijau lawan kuning, permukaan biji licin
lawan berkerut, warna kulit biji abu-abu lawan putih.
Pemisahan (separasi) kromosom-kromosom homolog
sewaktu meiosis melalui pembelahan reduksi pada
hakekatnya merupakan dasar fisik bagi hukum segregasi
Mendel. Alela-alela atau gen-gen yang menentukan sifat
tertentu, berada berpasangan karena alela-alela ini berlokasi
pada sepasang kromosom homolog pada lokus (tempat)
yang sama. Karena homolog-homolog itu selalu berpisahan
kedalam berbagai sel benih pada waktu meoisis, maka alelaalela itu harus juga berpisahan satu dengan yang lain. Perlu
disertakan dalam definisi kita mengenai alela-alela, fakta
bahwa alela-alela itu berada pada kromosom homolog,
karena kita tahu sekarang bahwa banyak sifat ditentukan
oleh lebih dari satu pasang gen yang sering berlokasi pada
kromosom-kromosom non homolog.
Sekarang mudah untuk dimengerti mengapa hanya
ada dua alela yang bisa terdapat dalam suatu individual
pada satu lokus, sekali pun dalam sistem alela jamak
(multiple). Kromosom homolog dalam organisme-organisme
yang bereproduksi secara seksual hanya bisa berada dalam
pasangan, yang satu diwariskan dari induknya dan yang
lain dari bapaknya.
25
26
11.
12.
13.
14.
27
Polong
Bunga
Tinggi
tanaman
Sifat Keturunan
yang berlawanan
- bulat/ berkerut
Hasil
persilangan F1
Semua bulat
- kuning/hijau
Semua kuning
- Penuh/pipih
- Hijau/kuning
Semua penuh
Semua kuning
- Aksial/terminal
Semua aksial
- Ungu/putih
Semua ungu
- Tinggi/pendek
Semua tinggi
28
Hasil
Persilangan F2
5474 bulat
1850 berkerut
6022 kuning
2001 hijau
882 penuh
299 pipih
428 hijau
152 kuning
651 aksial
207 terminal
705 violet
224 putih
787 tinggi
277 pendek
Rasio
F2
2,96 : 1
3,01 : 1
2,95 : 1
2,82 : 1
3,14 : 1
3,15 : 1
2,84 : 1
29
F1
Tt
(tinggi)
F1 x F1 : Tt
x
Tt
(tinggi)
(tinggi)
F2
TT
(tinggi)
Tt
(tinggi)
Tt
(tinggi)
tt
(pendek)
T
t
Genotip
Fenotip
TT
Tt
Tt
Tinggi
Tinggi
Pendek
Frekuensi
Genotip
1
2
1
30
Ratio
Fenotip
3
1
31
b)
Pada manusia
pp
x
(normal)
Gamet:
Pp
(polidaktili)
F1
P
Pp (polidaktili)
pp (normal)
Diabetes
Gamet:
F1
Dd
(normal)
D,d
Dd
(normal)
D, d
DD normal (1)
Dd normal (2)
dd diabetes (1)
2) Perkawinan Resiprok
Perkawinan kebalikan dari perkawinan pertama.
32
HH
(hijau)
F1
hh
(kuning)
Resiprok
hh
x
(kuning)
HH
(hijau)
Hh
(hijau)
Hh
(hijau)
F2 :
HH
(hijau)
Hh
(hijau)
Hh
(hijau)
Hh
(kuning)
H
h
F1
BB
(hitam)
bb
(putih)
Backcross
Bb
x
(hitam)
BB (hitam, 1)
Bb (hitam, 1)
Bb
(hitam)
33
BB
(hitam)
Kesimpulan:
Induk
mempunyai genotip BB.
Kalau induk mempunyai
genotip
Bb
akan
menghasilkan keturunan
sbb:
Bb
x
Bb
(hitam)
(hitam)
BB (hitam,1)
Bb (hitam, 2)
.....................bb (putih,1)
b)
F1
BB
(hitam)
x bb
(putih)
Bb
(hitam)
Bb (hitam, 1)
bb (putih, 1)
34
35
36
genetis berbeda dalam jumlah yang sama, yaitu TG, Tg, tG,
dan tg, suatu pilihan acak lengkap dari gen-gen.
37
38
3)
Perkawinan Dihibrid
T,U
TU
Tu
t,u
TtUu
(tinggi, ungu)
U = bunga ungu
u = bunga putih
ttuu
(pendek, putih)
TU
TTUU
(tinggi,
ungu)
TTUu
(tinggi,
ungu)
Tu
TTUu
(tinggi,
ungu)
TTuu
(tinggi,
putih)
39
tU
TtUU
(tinggi,
ungu)
TtUu
(tinggi,
ungu)
tu
TtUu
(tinggi,
ungu)
Ttuu
(tinggi,
putih)
tU
Tu
T-U
T-uu
TtUU
(tinggi,
ungu)
TtUu
(tinggi,
ungu)
F2:
tinggi, ungu (9)
tinggi, putih (3)
TtUu
(tinggi,
ungu)
Ttuu
(tinggi,
putih)
ttUttuu
ttUU
(pendek,
ungu)
ttUu
(pendek,
ungu)
ttUu
(pendek,
ungu)
Ttuu
(pendek,
putih)
2n
2n
2n
2n
2n 2
(2n)2
2n
(2n)2
3n
40
= batang tinggi
= batang pendek
TTRR
R = bunga merah
r = bunga putih
x
ttrr
4)
Perkawinan Trihibrid
41
P:
TTKKUU
x
(tinggi, buah kuning,
Bunga ungu)
ttkkuu
(pendek, buah hijau,
bunga putih)
Gamet: T, K,U
t, k, u
F1 :
TtKkUu
tinggi, buah kuning, bunga ungu
Induk dari tanaman trihibrid F1 masing-masing akan
membentuk 23 gamet, yaitu 8 gamet. Gamet-gamet tersebut
adalah TKU, TKu, tKU, Tku, tKu, tkU dan tku. Penyerbukan
sendiri dari tanaman trihibrid F1 akan menghasilkan
tanaman F2 dengan (2n)2 = (23)2 = 64 kombinasi.
Perbandingan kombinasi genotip dapat dicari dengan
bantuan segitiga pascal.
1 1
untuk perkawinan monohybrid
1 2 1
untuk perkawinan dihibrid
1
3 3 1
untuk perkawinan trihibrid
1 4 6 4 1
untuk perkawinan tetrahibrid
Angka tetap
Angka yang menunjukkan banyaknya gen
dominan
3 x 32
3 x 31
1 x 30
1 x 33
P :
Gamet:
F1 :
rr
(putih)
RR
(merah)
R
Rr
(merah mudah)
F1 x F1 : Rr
x
(merah mudah)
Rr
(merah mudah)
F2 :
RR
(merah)
Rr
(merah muda)
Rr
(merah muda)
rr
(putih)
R
R
RR, merah
Rr, merah muda
=1:2:1
rr, putih
(1)
(2)
(1)
43
P :
F1 :
LLMM
(lebar, merah)
L1 = daun sedang
Mm = bunga merah muda
11 mm
(sempit, putih)
L1 M m
(daun sedang, merah muda)
44
F2 :
LM
Lm
1M
1m
LM
LLMM
(lebar, merah)
Lm
LLMm
(lebar, m.
muda)
LlMM
(sdg, merah)
LLMm
(lebar, m.
muda)
LLmm
(lebar,
putih)
LiMm
(sdg, m.
muda)
L1mm
(sdg, putih)
L1MM
(sdg,
merah)
L1Mn
(sdg,
m.muda)
11MM
(spt,
merah)
11Mm
(spt, m.
muda)
L1Mm
(sdg, m.
muda)
L1mm
(sdg,
putih)
11Mm
(spt, m.
muda)
11mm
(spt, putih)
1M
1m
L1Mm
(sdg, m.
muda)
Kesimpulan:
Lebar, merah (LLMM) : 1
Sempit (11MM)
:1
Lebar, m. muda (LLMm) : 2 Sempit, merah
muda (11Mm)
:2
Lebar, putih (LLmm) : 1
Sempit, putih (11Mm) : 1
Sedang, merah (L1MM) : 2
Sedang, m. muda(L1Mm) : 4
Sedang, putih (L1mm)
:2
b.
Kodominan
45
Fenotip
Golongan darah O
Golongan darah A
Golongan darah B
Golongan darah AB
Contoh:
P
:
Gamet :
F1
:
c.
Genotip
Io Io
IA IA / IA Io
IB IB / IB Io
IA IB
IA Io
IB Io
IB, Io
IA IB = golongan darah AB (1)
IA Io = golongan darah A (1)
IB Io = golongan darah B (1)
Io Io = golongan darah O (1)
Gen Letal
1)
Gamet :
Cc
(redep)
Cc
(redep)
C,c
C,c
46
F1
(1) CC mati
(2) Cc redep
(1) cc normal
:
Gg
x
Gg
(h. kekuningan)
(h. kekuningan)
Gamet :
G, g
G,g
F1
:
(1) GG (hijau
hijau :
kekuningan
(2) Gg (H. kekuningan)
=1:2
(1) gg mati
d.
1)
Interaksi Gen
Pada jengger ayam:
R pp : tipe mawar (rose)
rrP- : tipe kacang (pea)
R - P - : tipe Walnut
rrpp : tipe tunggal
P :
RRPP
(mawar)
rrPP
(kacang)
47
h.
F1 :
RrPp
(walnut)
F2 : F1 x F1
R-P: (Walnut)
R pp
: (mawar)
3
rrP: (kacang)
3
rrpp
: (tunggal)
1
Atavisme :
Peristiwa timbulnya kembali sifat keturunan
yang menghilang pada beberapa generasi
2)
Peristiwa Epistasi (Dominansi = ?)
Gen epistatis = gen yang menutupi ekspresi gen lain
yang bukan alelnya
Gen hipostatis = gen ditutupi/ dikalahkan oleh gen lain
yang bukan alelnya
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Epistasi dominan
Epistasi resesif
Epistasi dominan &
resesif
Gen resesif rangkap
Gen dominan
rangkap
Gen rangkap
dengan pengaruh
kumulatif
12 : 3 : 1
9:3:4
13 : 3
9:7
15 : 1
a) Epistasi Dominan
U
: bunga ungu
K
: bunga kuning
u & k : bunga putih
U epistasi terhadap K
48
P :
UUKK
(ungu)
F1 :
F2 : F1 x F1
3.
uukk
(putih)
UuKk
(ungu)
U K - (ungu)
U kk
(ungu)
uuK (kuning)
uukk
(putih)
9
3 ungu : kuning : putih
3
12 : 3
: 1
1
Epistasi Resesif
Warna kulit/ bulu pada tikus
A
: abu-abu
a
: hitam
C
: menyebabkan warna timbul
c
: menghalangi warna timbul
P :
AAcc
(putih)
aacc
(hitam)
F1 :
AaCc
(abu-abu)
F2 : F1 x F1
A C - (abu-abu)
A cc (putih)
9
3
abu-abu :
hitam : putih
3 :
4.
aa -
(hitam)
aacc
(putih)
49
c
: bulu tidak berwarna
I
: menghalangi keluarnya warna
i
: tidak menghalangi keluarnya warna
P :
CCII
x
ccii
(ayam leghorn, putih)
(ayam silkie, putih)
F1 :
CcIi
(putih)
F2 : F1 x F1
C I - (putih)
C ii (berwarna)
9
3
putih :
berwarna
iiC iicc
(putih)
(putih)
3
1
13 : 3
5.
Epistasi Karena Gen Resesif Rangkap
Bisu tuli sejak lahir:
D & E, bila bersama-sama di dalam genotip
normal
D saja/ E saja resesif semua
tuli
P :
DDee
x
(bisu, tuli))
F1 :
F2 : F1 x F1
= orang
=
bisu
ddEE
(bisu, tuli)
DdEe
(normal)
D E - (normal)
D ee (bisu, tuli)
9
3
ddE ddee
3
1
normal : bisu
tuli
(bisu, tuli)
(bisu, tuli)
50
9 : 7
6.
A
B
A&B
a&b
P :
AABB
(bulat))
F1 :
aabb
(oval)
AaBb
(bulat)
F2 : F1 x F1
ABA bb
aaBaabb
(bulat)
(bulat)
(bulat)
(oval)
9
3
3
1
bulat : oval
15 : 1
7.
A
B
A&B
a&b
: bunga ungu
: bunga ungu tua
: bunga ungu
: putih
P :
AABB
(ungu tua)
F1 :
F2 : F1 x F1
aabb
(putih)
AaBb
(ungu tua)
ABA bb
aaBaabb
(ungu tua) 9
(ungu)
3 Ungu tua : ungu : putih
(ungu)
3
9 : 6
: 1
(putih)
1
51
BAB III
MATERI GENETIK DAN SINTESIS
PROTEIN
Asam nukleat merupakan materi genetik dan
termasuk senyawa organik serta menjadi bahan penelitian
para ahli biokimia sejak senyawa ini diisolasi dari inti sel
untuk pertama kalinya. Ada dua jenis asam nukleat yaitu
DNA (deoxyribonucleic acid) dan RNA (ribonucleic acid).
Asam nukleat (bahasa Inggris: nucleic acid) adalah
makromolekul biokimia yang kompleks, berbobot molekul
tinggi, dan tersusun atas rantai nukleotida yang
mengandung informasi genetik. Asam nukleat yang paling
umum adalah Asam deoksiribonukleat (DNA) dan Asam
ribonukleat (RNA). Asam nukleat ditemukan pada semua
sel hidup serta pada virus.
Asam nukleat dinamai demikian karena keberadaan
umumnya di dalam inti (nukleus) sel. Asam nukleat
merupakan biopolimer, dan monomer penyusunnya adalah
nukleotida. Setiap nukleotida terdiri dari tiga komponen,
yaitu sebuah basa nitrogen heterosiklik (purin atau
pirimidin), sebuah gula pentosa, dan sebuah gugus fosfat.
Jenis asam nukleat dibedakan oleh jenis gula yang terdapat
pada rantai asam nukleat tersebut (misalnya, DNA atau
asam deoksiribonukleat mengandung 2-deoksiribosa). Selain
itu, basa nitrogen yang ditemukan pada kedua jenis asam
nukleat tersebut memiliki perbedaan: adenin, sitosin, dan
guanin dapat ditemukan pada RNA maupun DNA,
sedangkan timin dapat ditemukan hanya pada DNA dan
urasil dapat ditemukan hanya pada RNA.
52
Struktur DNA
DNA merupakan polimer yang terdiri dari tiga
komponen utama, yaitu gugus fosfat, gula deoksiribosa, dan
basa nitrogen. Sebuah unit monomer DNA yang terdiri dari
ketiga komponen tersebut dinamakan nukleotida, sehingga
DNA tergolong sebagai polinukleotida.
53
54
Rangka utama untai DNA terdiri dari gugus fosfat dan gula
yang berselang-seling. Gula pada DNA adalah gula pentosa
(berkarbon lima), yaitu 2-deoksiribosa. Dua gugus gula
terhubung dengan fosfat melalui ikatan fosfodiester antara
atom karbon ketiga pada cincin satu gula dan atom karbon
kelima pada gula lainnya. Salah satu perbedaan utama DNA
dan RNA adalah gula penyusunnya; gula RNA adalah
ribosa.
DNA terdiri atas dua untai yang berpilin membentuk
struktur heliks ganda. Pada struktur heliks ganda, orientasi
rantai nukleotida pada satu untai berlawanan dengan
orientasi nukleotida untai lainnya. Hal ini disebut sebagai
antiparalel. Masing-masing untai terdiri dari rangka utama,
sebagai struktur utama, dan basa nitrogen, yang berinteraksi
dengan untai DNA satunya pada heliks. Kedua untai pada
heliks ganda DNA disatukan oleh ikatan hidrogen antara
basa-basa yang terdapat pada kedua untai tersebut. Empat
basa yang ditemukan pada DNA adalah adenin
(dilambangkan A), sitosin (C, dari cytosine), guanin (G), dan
timin (T). Adenin berikatan hidrogen dengan timin,
sedangkan guanin berikatan dengan sitosin.
Pada replikasi DNA, rantai DNA baru dibentuk
berdasarkan urutan nukleotida pada DNA yang
digandakan.
Replikasi DNA
Sel berkembang biak dengan membelah diri dan apa
yang terjadi pada DNA pada akhir proses pembelahan sel?.
Hanya ada satu rantai DNA di dalam sel. Namun, ternyata
bahwa sel yang baru terbentuk juga membutuhkan DNA.
Untuk mengisi kekosongan ini, DNA merampungkan
sebuah rentetan operasi yang menarik, yang setiap tahapnya
merupakan keajaiban yang berbeda. Akhirnya, segera
sebelum sel membelah, DNA membuat kopi dirinya dan
55
56
57
(a)
(b)
(c)
Gambar : Tiga model replikasi DNA (a) semikonservatif, (b)
konservatif, dan (c) dispersif.
Model semikonservatif diusulkan oleh Watson-Crick.
Hasil percobaan Matthew dan Franklin Stahl dengan
menggunakan E.coli, menyimpulkan bahwa replikasi DNA
berlangsung secara semikonservatif sesuai dengan model
yang diusulkan oleh Watson-Crick.
58
59
60
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
DNA
RNA
Gula yang
menyusun
Deoksiribosa
Ribosa
Bentuk normal
ds dan ss
ds = double
stranded
ss = single stranded
ss
Basa PURIN
Basa PIRIMIDIN
Guanin, Adenin
Timin, Sitosin
Guanin, Adenin
Urasil, Sitosin
Jenis/macam
Hanya satu
- ARN duta
- ARN
Ada
transport
tiga :
- ARN
ribosorn
Tempat
Inti
Kadar
Tetap
Berubah,
73
tergantung aktifitas
sintesis protein
74
A.amino 1-ATP + E1
A.amino 1-AMP-E1 + Ppi
A.Amino 1-AMP-E1 + tRNA
amino 1-tRNA1 +E1 + AMP
75
A.
76
77
78
79
80
81
82
83
84
Prekuersor r RNA 45 S
OH
3.000 nukleotida
Pengolahan RNA
rRNA 5,8 S
rRNA 28 S
rRNA 5 S dibuat
di tempat lain
Ke sub unit kecil ribosom
Ke sub unit besar ribosom
c. Prosesing mRNA
Pada sel prokariota terdapat gen dengan kodon
yang kontinyu (tanpa interupsi). Tiap gen ditraskripsi
menjadi transkrip primer, yaitu mRNA yang
panjangnya sama dengan panjang gen dan menentukan
urutan asam amino yang akan dirakit menjadi protein.
Pada eukariota, terdapat gen dengan urutan kodon
yang diskontinyu. Struktur gen seperti itu disebut
split gene yang dapat dibedakan antara ekson (exon)
, yaitu komponen yang sebenarnya, dan intron, yaitu
daerah yang tidak mengkode asam amino (daerah non
coding atau intervening sequences).
85
b
A
47
185 51 129
118
143
156
1043
b
A
b
A
86
b
A
L 1 2 3 4 5 6
5 CAP
POLI A 3
1872 PASANGAN BASA
mRNA Ovalbumin matang
87
88
89
90
BAB IV
PEWARISAN SIFAT SEL
Kemampuan organisme untuk memproduksi
jenisnya merupakan salah satu karakteristik yang paling bisa
membedakan antara makhluk hidup dengan benda mati.
Semua fungsi biologis, memiliki dasar seluler. Dimana sel
yang ada, pasti ada sel pendahulunya, sama seperti hewan
yang muncul hanya dari hewan dan tumbuhan muncul
hanya dari tumbuhan. Kelangsungan kehidupan didasarkan
pada reproduksi sel atau pembelahan sel. Dalam proses
pembelahan sel akan diwariskan sifat-sifat dari induk
kepada keturunannya.
Pada sel yang mampu membelah, siklus sel
merupakan periode dari awal satu pembelahan ke awal
pembelahan berikutnya. Siklus sel biasanya ditunjukkan
dalam diagram seperti suatu lingkaran. Panjang waktu
antara dua pembelahan yang berturut-turut ditunjukkan
oleh suatu putaran lengkap dari lingkaran yang disebut
waktu generasi (T). Waktu generasi bervariasi dalam kisaran
yang sangat luas tapi pada sel tumbuhan dan hewan
biasanya sepanjang beberapa jam.
Sel merupakan satuan dasar struktural, fungsional,
dan hereditas makhluk hidup. Untuk pertumbuhan dan
perkembangannya setiap organisme hidup tergantung pada
pertumbuhan dan penggandaan sel-selnya. Pada organisme
uniseluler, pembelahan sel diartikan sebagai reproduksi, dan
dengan proses ini dua atau lebih individu baru dibentuk
dari sel induk. Pada organisme multiseluler, individuindividu baru berkembang dari satu sel primordial yang
dikenal dengan nama zygot, dan selanjutnya tumbuh dan
berkembang menjadi individu baru.
91
Umumnya
sebelum
suatu
sel
mengalami
pembelahan,
sel-sel
terlebih
dahulu
mengalami
pertumbuhan hingga mencapai ukuran tertentu. Setiap sel
mengalami dua periode yang penting dalam siklus
hidupnya yaitu periode interfase atau periode non
pembelahan dan periode pembelahan. Pada periode
pembelahan ini dihasilkan sel-sel baru. Kedua periode
tersebut secara umum dikenal dengan nama siklus sel.
Pembelahan sel mencakup dua proses utama yakni
mitosis dan sitokinesis. Pembelahan sel yang sebenarnya
membentuk dua sel disebut sitokinesis. Sebelum sel eukariot
membelah nukleusnya harus mengalami mitosis yaitu suatu
pembelahan kompleks yang secara tepat menyebarkan
kelompok kromosom yang lengkap kepada masing-masing
nukleus sel anak. Mitosis menjamin bahwa masing-masing
sel yang baru mengandung kromosom dalam jumlah dan
jenis yang sama dengan yang terdapat pada sel induk
aslinya.
Secara umum siklus sel terdiri atas dua periode yaitu
(i) interfase, meliputi fase G1, S dan G2. Fase G1 merupakan
periode presintesis, fase S merupakan periode sintesis, dan
G2 merupakan fase postsintesis (ii) fase pembelahan sel yang
terdiri atas fase mitosis dan sitokinesis. Fase mitosis terdiri
atas beberapa fase, yaitu fase profase, fase metafase, fase
anafase, dan fase telofase. Diantara profase dan meta fase,
sebahagian
penulis
mengemukakan
adanya
fase
prometafase.
Fase-fase pembelahan mitosis di atas
merupakan fase yang ekstrim.
92
93
A. AMITOSIS
Pembelahan amitosis ( a= tidak; mitosis = pembelahan
inti) adalah pembelahan sel yang berlangsung tanpa
melibatkan fase-fase tertentu yang umum dijumpai pada
pembelahan mitosis dan miosis. Pembelahan amitosis
berlangsung relatif spontan dan dijumpai pada sejumlah
organisme prokariota, misalnya bakteri, dan algae biru hijau.
B. MITOSIS
Mitosis atau pembelahan inti merupakan stadium
akhir dari siklus sel dan merupakan stadium yang paling
pendek, yaitu kurang lebih 10% dari keseluruhan waktu
yang dibutuhkan untuk satu kali siklus. Selama pembelahan
inti, struktur kromosom tampak mengalami perubahanperubahan secara progresif.
94
95
96
97
(A)
(B)
Gambar: Interfase (A) dan Profase (B) (Campbell, Reece, dan
Mitchell, 2000)
Sebelum
profase
masing-masing
kromosom
mengalami duplikasi selama fase sintesis dari siklus sel.
Setiap kromosom terdiri atas dua kromatid sister yang
bergabung pada suatu tempat yang disebut sentromer atau
98
kinetockor.
Pada awal profase, massa mikrotubul
sitoplasma yang merupakan bagian dari sitoskeleton rusak
dan membentuk kelompok molekul-molekul tubulin yang
besar. Molekul-molekul tubulin digunakan kembali untuk
konstruksi komponen utama aparatus mitosis atau spindel
mitosis. Spindel mitosis merupakan struktur benang bipolar
yang sebagian besar disusun oleh mikrotubul yang mulamula terbentuk di luar nukleus. Pusat pembentukan spindel
atau kumparan pada kebanyakan sel hewan ditandai
dengan adanya sentriol. Pasangan sentriol pada sel mulamula berduplikasi dengan suatu proses yang dimulai tepat
sebelum fase sintesis.
Duplikasi menghasilkan dua pasang sentriol.
Masing-masing pasangan sentriol sekarang menjadi pusat
mitosis yang membentuk pusat bagi susunan mikrotubul
radial yang disebut aster. Kedua aster tersebut terletak
berdampingan dekat membran inti. Pada profase akhir,
berkas-berkas mikrotubul polar berinteraksi di antara dua
aster, mula-mula memanjang dan tampak mendorong
sentriol ke bagian sepanjang sisi membran inti. Dengan cara
ini spindel mitosis bipolar terbentuk. Spindel mitosis terdiri
dari mikrotubul dan mikrofilamen yang berasosiasi dengan
protein. Berdasarkan perlekatannya, spindel mitosis dibagi
menjadi dua yaitu serabut-serabut bipolar yang merentang
dari dua kutub spindel ke arah ekuator, dan serabut-serabut
kinetokor yang melekat pada sentromer pada setiap
kromatid dan merentang ke arah spindel.
Begitu profase diteruskan, kromosom menjadi lebih
pendek dan lebih tebal dan nampak sebagai bahan yang
gelap berbentuk batang di bawah mikroskop cahaya.
Kromosom belum seluruhnya terpisah dari duplikatnya dan
dianggap sebagai kromatid. Kromatid kembar bergabung
pada suatu struktur khusus yang disebut sentromer.
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
Signifikansi Mitosis
Pengaturan proses pembelahan sel yang luar biasa
itu menjamin setiap sel anak akan menerima kromosom
dalam jumlah dan jenis yang pasti sama dengan yang
dimiliki oleh sel induknya. Kemudian setiap dari organisme
multiseluler mempunyai jumlah dan jenis kromosom yang
pasti sama dengan sel-sel lainnya. Jika satu sel harus
menerima kromosom yang jumlahnya kurang atau lebih
banyak dibanding jumlah kromosom yang seharusnya
karena suatu kelainan fungsi sel selama proses pembelahan,
akan menghasilkan sel yang menunjukkan tanda-tanda
abnormal dan kemungkinan tidak mampu hidup. Kenyataan
bahwa sel mengandung informasi genetik yang diperlukan
bagi setiap sifat dari organisme akan mampu menjelaskan
mengapa suatu sel tunggal yang diambil dari tumbuhan
dewasa yang telah berdiferensiasi sepenuhnya dan ditanam
pada kondisi yang cocok bagi kultur sel, akan mampu
berkembang menjadi suatu tumbuhan baru yang lengkap.
C. MEIOSIS
Fertilisasi menandai dimulainya fase diploid pada
hewan dan tumbuhan yang berkembang biak secara seksual.
Stadium haploid dari siklus seksual dihasilkan dari proses
pembelahan inti yang disebut miosis. Miosis berlangsung
pada sel-sel miosit yang terdapat di dalam jaringan
reproduksi pada suatu organisme. Seperti halnya dengan
mitosis, miosis berlangsung setelah fase G1, S dan G2 dari
interfase dan menentukan distribusi kromosom yang tepat
ke dalam sel-sel anak. Berbeda dengan mitosis, sebab miosis
mencakup dua siklus pembelahan berturut-turut dan
menghasilkan 4 sel anak.
Pembelahan pertama dari miosis disebut pembelahan
reduksi. Miosis pertama mengubah inti dari suatu miosit
yang mengandung kromosom diploid menjadi inti haploid
110
111
112
113
2. Miosis Kedua
Profase II
Apparatus spindle terbentuk, dan
berkembang ke arah lempeng metafase dua.
kromosom
Metafase II
Metafase dua mirip dengan metafase pada
pembelahan mitosis. Pasangan kromatid bergerak ke pusat
spindel dan melekat pada mikrotubula-mikrotubula.
114
Anafase II
Mirip dengan anafase pada pembelahan mitosis.
Tetapi berbeda dengan anafase I. Pada anafase II kromatid
sister terpisah satu sama lain dan bergerak menuju kutub
spindel yang berlawanan.
Telofase II
Telofase II mirip dengan telofase pada pembelahan
mitosis.
Kelompok-kelompok kromosom yang telah
terpisah kembali dibungkus oleh membran inti yang baru
berkembang
dan
kromosom
mulai
mengalami
dekondensasi.
Miosis menghasilkan 4 sel haploid. Umumnya pada
hewan dan beberapa tumbuhan tinggi, miosis yang
berlangsung pada jaringan reproduksi diiringi oleh
pembelahan sitoplasma. Contoh pembelahan miosis adalah
pembentukan gamet pada manusia.
115
Definisi:
Meiosis
Suatu jenis reproduksi
seluler
dimana jumlah dari
kromosomnya dikurangi
setengahnya melalui
pemisahan kromosom
homolog, menghasilkan
dua sel haploid.
Fungsi:
reproduksi seksual
Jenis
Reproduksi:
Terjadi pada:
Seksual
Genetik:
Crossing Ov
er:
Proses
pembelahan
Jumlah Sel
yang
dihasilkan:
Jumlah
Kromosom
Langkah-
Mitosis
Sebuah proses
reproduksi
aseksual di mana
sel membelah
dua dengan
jumlah dari krom
osom yang sama
di setiap sel
diploid.
Reproduksi
seluler &
pertumbuhan
umum
dan perbaikan
tubuh
Aseksual
Manusia, hewan,
tumbuhan, jamur
Berbeda
Ya,
pencampuran kromosom
dapat terjadi.
2 kali
semua organisme
4 sel haploid
2 sel diploid
Dikurangi setengahnya
Tetap sama
Langkah-langkah dari
Langkah-langkah
116
Identik
tidak dapat
terjadi.
1 kali
langkah:
Karyokenesi
s:
Cytokenesis:
Sentromer
Berpisah:
Tempat
berlangsung
Ditemukan
oleh:
meiosis adalah
Interphase, Profase I,
Metafase I, Anafase I,
telofase I, Profase II,
Metafase II, Anafase II
dan telofase II.
Terjadi di Interphase I
Terjadi pada telofase I &
II Telohpase
Sentromer tidak terpisah
selama anafase I, tapi
selama anafase II
Sel kelamin hanya: sel
telur atau sel sperma
Wanita Pria
Oscar Hertwig
mitosis adalah
Interphase,
Profase, Metafase,
Anafase, telofase
dan Sitokinesis
Terjadi di
Interphase
Terjadi pada
telofase
Sentromer
berpisah selama
Anafase
Semua sel, selain
sel kelamin
Walther
Flemming
117
118
119
BAB V
TEORI KEMUNGKINAN
Berbagai istilah seperti kemungkinan keboleh jadian,
peluang dan sebagai
biasanya dipergunakan untuk
membicarakan peristiwa/kejadian yang hasilnya tidak dapat
dipastikan. Dapat juga berupa suatu pernyataan yang tidak
diketahui akan kebenarannya.
Sesungguhnya banyak hal tidak akan terhindar dari
adanya kemungkinan yang harus dihadapi, misalnya
saudara ingin berpergian sedangkan udaranya mendung
tentunya menghadapi kemungkinan akan turun hujan atau
tidak, seorang mahasiswa yang menantikan hasil ujiannya
tentu menghadapi kemungkinan apakah ia akan lulus atau
tidak, seorang mahasiswa yang kos dan peluang dari kuliah
tentunya menghadapi kemungkinan akan mendapat telur
ataukah tahu dan tempe sebagai lauk pauk, seorang ibu
yang hendak melahirkan anak tentunya menghadapi
kemungkinan apakah anaknya nanti laki-laki atau
perempuan. Masih banyak contoh lainnya semacam itu.
Dalam ilmu genetika, kemungkinan ikut mengambil
peranan penting. Misalnya mengenai pemindahan gen dari
induk orang tua ke gamet-gamet pembuahan sel telur dari
sel spermatozoa, berkumpulnya gen dari zigot sehingga
dapat terjadi berbagai macam kombinasi.
Agar kita lebih memahami teori kemungkinan, ada
baiknya apabila kita mengenal dasar-dasar terlebih dahulu.
1. Kemungkinan atas terjadinya sesuatu yang diinginkan
ialah sama dengan perbandingan antara sesuatu yang
diinginkan itu terhadap keseluruhannya.
120
Singkatnya:
K (x) = x / x + y
K
K(x)
mendapat (x)
x+y
= kemungkinan
= besarnya kemungkinan untuk
= jumlah keseluruhannya
Contoh:
Uang logam mempunyai dua sisi, yaitu sisi atas
(disebut juga kepala) dan sisi bawah (disebut juga ekor). Jika
kita melakukan tos (melempar uang logam ke atas) dengan
sebuah uang logam, beberapa kemungkinan kita akan
mendapat kepala.
Jawabannya:
K (kepala) =
kepala = 1 / 1+1 =
kepala + ekor
121
Jawabnya:
K(kepala) =
K(kepala + kepala) = x =
Dapat diartikan bahwa setiap 4 kali melakukan tos dengan
dua uang logam bersama-sama, kesempatan untuk
mendapat kepala pada dua uang logam itu adalah satu kali
saja.
Kemungkinan terjadinya dua peristiwa atau lebih,
yang saling mempengaruhi ialah sama dengan jumlah dari
besarnya kemungkinan untuk peristiwa-peristiwa itu.
A. TEORI KEMUNGKINAN
Peristiwa-peristiwa persilangan memberikan hasil
ratio genotip maupun genotip yang dapat diramalkan
melalui perhitungan menurut teori kemungkinan. Misalnya,
persilangan antara tanaman yang tinggi homozigot dominan
dan tanaman pendek homozigot resesif, akan menghasilkan
perbandingan fenotip, tinggi : pendek. Nilai ini
meramalkan bahwa hasil yang akan diperoleh dari peristiwa
fertilisasi tersebut kemungkinan akan mendapatkan
tanaman pendek yang adalah . Nilai kemungkinan
berkisar antara 0, dimana kemungkinan peristiwa itu tidak
terjadi, sampai 1, dimana peristiwa itu mempunyai peluang
pasti terjadi. Beberapa hukum yang perlu diketahui untuk
meramalkan kemungkinan-kemungkinan terjadinya suatu
peristiwa adalah sebagai berikut:
Hukum kemungkinan I : kemungkinan terjadinya suatu
peristiwa yang diinginkan, sama dengan banyaknya
peristiwa tersebut, dibagi seluruh peristiwa.
K(A) =
A
A+ B
122
Contoh :
Kemungkinan jenis kelamin anak yang akan
dilahirkan dari suatu perkawinan adalah laki-laki atau
perempuan (jumlah peristiwa seluruh adalah 2 yaitu, lakilaki dan perempuan). Jadi, kemungkinan seorang ibu akan
melahirkan seorang anak perempuan adalah:
K(perempuan) =
1
perempuan
=
=
1+1
laki laki + perempuan
K( , )
= K. ibu I mempunyai anak x K. ibu II
mempunyai anak
=x =
Kemungkinan sebuah keluarga mempunyai 3 orang anak
yang mempunyai urutan kelahiran: perempuan, laki-laki,
laki-laki, adalah:
K(,,)
= K. anak I perempuan x K anak II laki-laki x
K. anak III laki-laki
= x x = 1/8
123
K ( atau)
I dan ibu II )
= +
B. TEOREMA BINOMIAL
Penggunaan rumus-rumus dalam teori kemungkinan
dapat dipakai dalam peristiwa yang jumlahnya tidak
banyak. Untuk peristiwa yang besar, penggunaan rumus
binomial akan lebih mudah dan cepat.
Rumus binomial adalah:
(a + b )n = 1
-
124
Segitiga Pascal:
n
1
1
2
3
4
5
6
1
1
1
1
2
1
3
1
1
4 6 4 1
5 10 10
5 1
6 15 20 15
6 1
dst
(a + b )4 a4 + 4 a3b + 6 a2b2 + 4 a b3 + b4
Jadi, kemungkinan mempunyai anak 2 laki-laki dan 2
perempuan = 6 a2 b2
= 6 (1/2)2 (1/2)2 = 6 (1/4) (1/4) = 6/16 = 3/8
Menggunakan faktorial:
125
Kemungkinan =
n!
as bt
( s!).(t!)
K (2,2) =
n!
4 .3 . 2 .1
as bt =
(1/2)2 (1/2)2
( s!).(t!)
( 2.1).( 2.1)
= 6 ( ) ( ) = 6 / 16 = 3 / 8
126
(0 e) 2
e
Keterangan:
o = hasil data yang diperoleh
e = hasil data yang diharapkan
d = penyimpangan = selisih dari data hasil yang
diperoleh dengan yang diharapkan
= jumlah dari hasil perhitungan
Untuk mengetahui nilai X2 harus diperhatikan juga
nilai dari derajat kebebasan, yaitu n-1, dimana n adalah
jumlah dari fenotip yang dijumpai. Pada perkawinan
tanaman monohibrid yang menghasilkan ratio 3 : 1, berarti
ada 2 fenotip dan derajat kebebasannya (dk) adalah = 2 1
= 1. pada perkawinan dihibrida, dengan ratio 9 : 3 : 3 : 1,
terdapat 4 fenotip, sehingga dk = 4 1 = 3.
Nilai X2 yang diperoleh dari hasil perhitungan dicari
nilai kemungkinannya pada tabel X2. nilai X2 yang terletak di
bagian yang gelap dari tabel, yaitu pada kolom di bawah
127
740
x 1000 = 750
- 10
100
100/750 = 0,13
260
x 1000 = 250
+10
100
100/250 = 0,40
Total
1000
2
X = 0,53
128
Perkawinan Dihibrid
9/16
587
400
0,71
3/16
197
64
0,34
3/16
168
441
2,33
1/16
56
49
0,78
Total
X2 = 4,16
567
+20
189
+8
189
- 21
63
-7
1008
Tabel X2
Der.
Kebe
basan
(dk)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
0,99
0,90
Kemungkinan
0,70 0,50 0,30 0,10
0,05
0,01
0,001
0,0002
0,02
0,12
0,30
0,55
0,87
1,24
1,65
2,09
2,56
0,016
0,21
0,58
1,06
1,61
2,20
2,83
3,49
4,17
4,87
0,15
0,71
1,42
2,20
3,00
3,83
4,67
5,53
6,39
7,27
3,84
5,99
7,82
9,49
11,07
12,59
14,07
15,51
16,92
18,31
6,64
9,21
11,35
13,28
15,09
16,81
18,48
20,09
21,67
23,21
10,83
13,82
16,27
18,47
20,52
22,46
24,32
26,13
27,88
29,59
0,46
1,39
2,37
3,36
4,35
5,35
6,35
7,34
8,34
9,34
1,07
2,41
3,67
4,88
6,06
7,23
8,38
9,52
10,66
11,78
2,71
4,61
6,25
7,78
9,24
10,65
12,02
13,36
14,68
15,99
129
130
d
0,67
e
0,50
X2 0,67
+ 0,50 = 1,17
K (2) = antara 0,50 dan 0,70
Karena nilai kemungkinan disini jauh lebih besar
daripada 0,05 maka tidak ada faktor lain yang
mempengaruhi hasil tersebut, kecuali faktor kemungkinan.
Jadi adanya deviasi itu hanya karena kebetulan saja, dan
deviasi itu sendiri tidak berarti. Maka hasil percobaan
tersebut baik dan dapat dianggap benar.
131
BAB VI
BERANGKAI DAN PINDAH SILANG
A. BERANGKAI (LINKAGE)
Teori kromosom dari T. Boveri dan W.S. Sutton
(1903) menyatakan bahwa kromosom adalah bagian dari sel
yang membawa gen. Gen-gen ini selama meiosis
mempunyai kelakuan berdasarkan prinsip-prinsip Mendel,
yaitu memisah secara bebas. Akan tetapi prinsip Mendel ini
hanya berlaku apabila gen-gen letaknya lepas satu sama lain
dalam kromosom.
A
A
B
b
Gambar : gen-gen A,a,B,b letaknya lepas satu sama lain dalam
kromosom (I) Gen A terangkai dengan gen B pada satu
kromosom yang sama, sedangkan alelnya a dan b
terangkai pada kromosom homolognya
Pada lalat buah Drosophila sampai sekarang telah
diketahui kira-kira 5000 gen, sedangkan lalat ini hanya
memiliki 4 pasang kromosom saja, yang terpasang bahkan
kecil sekali menyerupai dua buah titik. Berhubung dengan
itu, maka pada sebuah kromosom tidak terdapat sebuah
gen, melainkan puluhan atau bahkan ratusan gen-gen.
Peristiwa bahwa beberapa gen bukan alel terdapat pada satu
kromosom yang sama dinamakan berangkai (dalam bahasa
Inggris: linkage). Gen-gennya dinamakan gen-gen
terangkai.
132
133
134
CuSr
cu sr
CuSr
cusr
Cu Sr
Cu Sr
Sayap normal
Dada normal
Cu Sr
cu sr
Sayap normal
Dada normal
Cu Sr
cu sr
Sayap normal
Dada normal
cu sr
cu sr
Sayap normal
Dada normal
135
Cu sr
cu Sr
CuSr
cusr
Cu Sr
Cu sr
sayap normal
dada bergaris
Cu sr
cu Sr
sayap normal
dada normal
cu Sr
Cu sr
sayap normal
dada normal
cu Sr
cu Sr
sayap keriput
dada normal
136
137
F2 :
Genotip
Tipe
++
Ungu,
19+2
0,4496
Parental
mb
panjang
+b
Ungu,
23
0,0538
Rekombin
mb
bulat
asi
m +
merah,
30
0,0792
Rekombin
m b
panjang
asi
m b
merah,
182
0,4262
Parental
m b
bulat
Jumlah 427
1,000
Hasil ujian silang : n : 1: 1 : n
Persentasi tipe rekombinasi = 23 + 30 /427 x 100 % = 12, 41
%
Persentase tipe parental = 100% - 12,41 % = 87,59 %
4. gen-gen tidak sempurna dalam susunan trans
X mb
P+b
m+
m b
ungu panjang
merah bulat
F2 :
Genoti
p
++
mb
+b
mb
m +
m b
m b
m b
Jumlah
Fenotip
Ungu,
panjang
Ungu,
bulat
merah,
panjang
merah,
bulat
Banyak Freuken
Tipe
nya
si
14
0,4496
Parental
178
0,0538
160
0,0792
18
0,4262
370
1,000
138
Rekombin
asi
Rekombin
asi
Parental
139
140
sepasang kromosom
homolog dalam zigot
B
kromatid bukan
kakak beradik
b
kromatid kakak beradik
Kiasma
A
a
terbentuk 4
kromatid
A
B
Gamet Parental
Gamet
rekombinasi
Gamet
rekombinasi
Gamet Parental
terjadinya pindah
silang
141
142
143
144
BAB VII
FENOTIPE DAN PERUBAHAN GENETIK
Fenotipe adalah suatu karakteristik (baik
struktural, biokimiawi, fisiologis, dan perilaku) yang dapat
diamati dari suatu organisme yang diatur oleh genotipe dan
lingkungan serta interaksi keduanya.
Mutasi adalah perubahan yang terjadi pada bahan
genetik (DNA maupun RNA), baik pada taraf urutan gen
(disebut mutasi titik) maupun pada taraf kromosom. Mutasi
pada tingkat kromosomal biasanya disebut aberasi. Mutasi
pada gen dapat mengarah pada munculnya alel baru dan
menjadi dasar bagi kalangan pendukung evolusi mengenai
munculnya variasi-variasi baru pada spesies.
Individu yang memperlihatkan perubahan sifat
(fenotipe) akibat mutasi disebut mutan. Dalam kajian
genetik, mutan biasa dibandingkan dengan individu yang
tidak mengalami perubahan sifat. Meskipun istilah-istilah
mutan dan mutasi lazimnya digunakan bagi perubahan
yang merugikan, namun sebenarnya keberadaan suatu
spesies sepenuhnya bergantung pada kemampuannya untuk
bermutasi. Sebab itulah mahasiswa biologi terutama
mahasiswa genetika perlu mempelajari tipe-tipe mutasi
terutama yang berhubungan dengan kepentingannya bagi
organisme hidup. Selanjutnya dalam makalah ini akan
dibahas lebih terperinci mengenai mutasi titik, aberasi dan
mutan.
A. FENOTIPE
Pengertian fenotipe mencakup berbagai tingkat
dalam ekspresi gen dari suatu organisme. Pada tingkat
organisme, fenotipe adalah sesuatu yang dapat
145
146
147
148
149
150
1. Anafase lag, yaitu peristiwa tidak melekatnya benangbenang spindel ke sentromer pada proses anafase meiosis
I.
2. Non disjunction yaitu peristiwa gagal berpisahnya
kromosom homolog pada proses anafase dari meiosis.
Makhluk aneusomi dapat hidup sehat sampai dewasa,
jika kromosom yang kurang atau lebih tidak begitu besar
peranannya dan tidak mengandung gen yang berperan
vital, atau fungsi gen tersebut dapat digantikan oleh gen
yang lain pada kromosom lain.
Aneusomi pada manusia dapat menyebabkan:
Sindrom Turner, dengan kariotipe (22AA+X0). Jumlah
kromosomnya 45 dan kehilangan 1 kromosom kelamin.
Penderita Sindrom Turner berjenis kelamin wanita,
namun ovumnya tidak berkembang (ovaricular
disgenesis).
Sindrom Klinefelter, kariotipe (22 AA+XXY), mengalami
trisomik pada kromosom gonosom. Penderita Sindrom
Klinefelter berjenis kelamin laki-laki, namun testisnya
tidak berkembang (testicular disgenesis) sehingga tidak
bisa menghasilkan sperma (aspermia) dan mandul
(gynaecomastis) serta payudaranya tumbuh.
Sindrom Jacobs, kariotipe (22AA+XYY), trisomik pada
kromosom gonosom. Penderita sindrom ini umumnya
berwajah kriminal, suka menusuk-nusuk mata dengan
benda tajam, seperti pensil dan juga sering berbuat
kriminal. Penelitian di luar negeri mengatakan bahwa
sebagian besar orang-orang yang masuk penjara adalah
orang-orang yang menderita Sindrom Jacobs.
Sindrom Patau, kariotipe (45A+XX/XY), trisomik pada
kromosom autosom. kromosom autosomnya mengalami
kelainan pada kromosom nomor 13, 14, atau 15.
Sindrom Edward, kariotipe (45A+XX/XY), trisomik pada
autosom. Autosom mengalami kelainan pada kromosom
151
152
Jumlah
Genom (n)
Satu (n)
Dua (2n)
Lebih dari 2n
Tiga (3n)
Empat (4n)
Lima (5n)
Enam (6n)
Tujuh (7n)
Delapan (8n)
Komplemen Kromosom
(A B C merupakan satu
genom)
ABC
AA BB CC
AAA BBB CCC
AAAA BBBB CCCC
AAAAA BBBBB CCCCC
AAAAAA
BBBBBB
CCCCCC
AAAAAAA
BBBBBBB
CCCCCCC
AAAAAAAA BBBBBBBB
CCCCCCCC
Monoploidi
Individu monoplid hanya memiliki satu genom, lebih
umum digunakan istilah haploid. Namun sesungguhnya
istilah haploid menggambarkan sifat gamet yang dibentuk
oleh individu diploid, sedangkan istilah monoploid
menggambarkan sifat suatu individu. Contoh individu
monoploid adalah:
1. Ganggang hijau biru (Cyanophyta), bakteri (Bacteria),
cendawan (Fungi) dan virus biasanya monoploid.
2. Lumut Hati (Hepaticeae) dan Lumut Daun (Bryophyta),
yang bersifat haploid adalah bentuk utama yang kita
lihat (yaitu gametofitnya).
3. Lebah madu jantan, jenis kumbang tertentu dan sawflies
(serangga Hymenoptera), karena serangga tersebut terjadi
secara partenogenesis.
Sifat tanaman monoploid tampak lebih kerdil,
kurang tahan terhadap serangan hama dan penyakit serta
153
154
155
156
Aneuploidi
Pada umumnya dalam individu normal diploid, dua
anggota dari sepasang kromosom homolog mengadakan
segregasi secara teratur selama miosis, sehingga dalam
gamet atau spora dihasilkan set kromosom haploid. Pada
mitosis dihasilkan dua sel yang masing-masing mempunyai
konstitusi kromosom sama. Kadang-kadang dalam
pembelahan sel itu menghasilkan sel atau organisme yang
kekurangan atau kelebihan kromosom tertentu. Peristiwa
bahwa suatu sel atau individu kekurangan atau kelebihan
kromosom tertentu dibandingkan dengan yang normal
diploid disebut aneuploidi. Individunya disebut aneuploid.
Berbagai kemungkinan variasi dalam aneuploidi dapat
diikuti dalam tabel berikut ini:
Tabel. Berbagai kemungkinan variasi dalam aneuploidi.
Komplemen
kromosom dengan
Tipe
Formula
(ABC) sebagai set
haploid kromosom
Disomi (normal)
2n
(ABC)(ABC)
Aneuploi:
a. Monosomi
2n-1
(ABC)(AB)
b. Nullisomi
2n-2
(AB) (AB)
Polisomi:
a. Trisomi
2n +1
(ABC)(ABC)(C)
b. Dobel trisomi
2n +1 +1
(ABC)(ABC)(B)(C)
2n + 2
(ABC)(ABC)(C)(C)
c. Tetrasomi
d. Pentasomi
2n + 3
(ABC)(ABC)(C)(C)(C)
Aneuploidi dapat terjadi karena salah satu dari gangguan di
bawah ini:
157
158
159
BAB VIII
ALEL GANDA DAN GEN GANDA
A. ALEL
Alel berasal dari kata Allelon yang berarti bentuk lain.
Disebut juga versi alternatif gen yang menjelaskan adanya
variasi dan pewarisan suatu sifat. Alel adalah gen gen
yang terletak pada lokus yang sama (bersesuaian) dalam
kromosom homolog. Bila dilihat dari pengaruh gen pada
fenotipe, alel ialah anggota dari sepasang gen yang memiliki
pengaruh berlawanan. Jadi alel adalah gen gen yang
terletak pada lokus yang sama dan memiliki pekerjaan yang
sama atau hampir sama.
Alel merupakan bentuk alternatif suatu gen yang
terdapat pada lokus (tempat) tertentu. Pada individu
homozigot, pasangan kedua alel mempunyai symbol yang
sama
persis;
misalnya AA, BB. Sedangkan
genotipe
heterozigot pasangan kedua alel mempunyai simbol yang
tidak sama misal Aa, Bb. Namun Ab dan aB bukan alelnya.
Individu dengan genotipe AA dikatakan mempunyai
alel A, sedang individu aa mempunyai alel a. Demikian pula
individu Aa memiliki dua macam alel, yaitu A dan a. Jadi,
lokus A dapat ditempati oleh sepasang (dua buah) alel, yaitu
AA, Aa atau aa, bergantung kepada genotipe individu yang
bersangkutan.
Namun, kenyataan yang sebenarnya lebih umum
dijumpai adalah bahwa pada suatu lokus tertentu
dimungkinkan munculnya lebih dari hanya dua macam alel,
sehingga lokus tersebut dikatakan memiliki sederetan alel.
Fenomena semacam ini disebut sebagai alel ganda (multiple
alleles).
160
B. ALEL GANDA
Bila dalam satu lokus terdapat lebih dari satu pasang
alel maka disebut alel ganda, misalnya warna bulu pada
kelinci dan golongan darah sistem A B O pada manusia
Meskipun demikian, pada individu diploid, yaitu
individu yang tiap kromosomnya terdiri atas sepasang
kromosom homolog, betapapun banyaknya alel yang ada
pada suatu lokus, yang muncul hanyalah sepasang (dua
buah). Katakanlah pada lokus X terdapat alel X1, X2, X3, X4,
X5. Maka, genotipe individu diploid yang mungkin akan
muncul antara lain X1X1, X1X2, X1X3, X2X2 dan seterusnya.
Sebuah gen dapat memiliki lebih dari sebuah alel.
Alel-alelnya disebut alel ganda (multiple allele). Sedangkan
peristiwa dimana sebuah gen dapat mempunyai lebih dari
satu alel disebut ; multiple allelomorphi.
Berikut beberapa hal yang berhubungan dengan alel
ganda adalah:
1. Merupakan fenomena adanya tiga atau lebih alel
pada satu gen
2. Pada umumnya satu gen memiliki dua alel
alternatifnya
3. Alel ganda dapat terjadi sebagai akibat dari
mutasi DNA
4. Mutasi dapat menghasilkan banyak variasi alel,
misalnya gen A bermutasi menjadi ,a1, a2 dan a3
yang masing-masing menimbulkan fenotipe yang
berbeda.
5. Dengan demikian, mutasi gen A dapat
menghasilkan 4 varian yaitu A, a1,a2, dan a3
Pada alel ganda ada dua gambaran yang perlu
dicatat, yaitu:
1. Pada jenis kedua pada diagram perkawinan
homozigot dan heterozigot, terdapat kemungkinan
lain dari perkawinan. Ini adalah seseorang yang
161
162
cch
Fenotip
Abu-abu (normal)
Chinchilla
Kemungkinan Genotip
c+ c+
c+ cch
c+ ch c+c
ch
ch
ch
h
c c
c c
cchc
163
Himalaya
Albino
ch ch
Cc
chc
Contoh persilangan:
P :
c+c+
x
cc
(abu-abu)
(albino)
F1 :
c +c
(abu-abu)
F2 : F1 x F1
c+ c+
(1)
c +c
(2)
cc
(1)
abu-abu
abu-abu
albino
Pada tumbuhan :
Pada tumbuhan tinggi sering terdapat sari alel
ganda, yang seringkali menyebabkan inkompatibilitas, yaitu
kegagalan tanaman untuk fertilisasi setelah menyerbuk
sendiri atau persilangan. Peristiwa inkompatibilitas ini
disebabkan alel pada tepung sari sama dengan alel pada sel
telur, sehingga tepung sari yang terdapat pada kepala putik
tidak dapat membentuk buluh tepung sari. Tepung sari
demikian dikatakan abortip. Sari alel ganda pada tanaman
itu adalah : S1, S2, S3, S4 dst.
Adanya inkompatibilitas antara alel ganda yang
terdapat di dalam serbuk sari dan sel telur maka perkawinan
resiprok dari tanaman ini menghasilkan keturunan yang
berlainan.
P : S1S3
S2S3
Perkawinan resiprok
S2S3
x
P :
S1S3
164
F1 zigot S1S3
Endosperm S1S1 S2
Zigot S2S3
Endosperm S2S3S3
Zigot S1S2
Endosperm S1S2S2
zigot S1S3
endosperm S1S3 S3
165
166
O
A
B
AB
Antigen
dalam
eristrosit
I oI o
atau IAIo
B
B
I I atau IBIo
IAIB
A
B
A dan B
IAIA
167
Zat anti
dalam serum
/plasma
darah
Anti-A dan
anti-B
Anti-B
Anti-A
-
168
I oI o,
Gol. Darah
Resipien
O
A
B
AB
Gol.
(anti A & B) (anti B) (Anti A) ( - )
Darah Donor
O (tidak ada antigen)
V
V
V
V
A (Antigen-A)
X
V
X
V
B (Antigen-B)
X
X
V
V
AB (Antigen A & B)
X
X
X
V
Keterangan : V = Tidak terjadi penggumpalan X = Terjadi
penggumpalan
169
Fenotip
Genotip
Antigen
dalam
eritrosit
M
N
MN
LM LM
LNLN
LM LN
M
N
M dan N
Golongan Darah
170
Reaksi dengan
antiserum
Anti-M
Anti-N
X
V
X
V
X
X
Sistem MNSs
(Menurut Race Sanger)
Gen : LMS LMs LNS LNs
Fenotip
Genotip
MS, Ms
LMSLMS, LMSLMs atau
LMsLMs
171
LNLN
NS, Ns
Fenotip
Genotip
Ada/tidak
antigen
dalam eritrosit
172
Race &
Fisher
Gen
CDE
CDe
cDE
cDe
CdE
Cde
cdE
cde
Wiener
Gen
RZ
R1
R2
R0
ry
r
r
r
Tipe
RhZ
Rh1
Rh2
Rh0
rhy
rh
rh
rh
173
174
175
176
C. GEN GANDA
Pewarisan suatu sifat seringkali tidak hanya dapat
dibedakan menjadi dua sifat saja, seperti panjang dan
pendek, warna dan tidak berwarna dan sebagainya. Tetapi
seringkali ada variasi diantara dua sifat tersebut, yang
disebabkan oleh gen-gen ganda.
Adanya variasi yang diturunkan ini diamati oleh J.
Kolreuter pada tanaman tembakau pada tahun 1760,
sebelum ada percobaan-percobaan yang dilakukan oleh
Mendel. Dalam percobaan persilangan antara dua tanaman
dengan satu sifat beda, Kolreuter mendapatkan hasil F1
yang intermedier, dan pada F2 diperoleh keturunan yang
mempunyai sifat bervariasi antara kedua induknya.
Gen ganda adalah suatu seri gen yang menentukan
pewarisan secara kuantitatif. Beberapa sifat pada manusia,
hewan maupun tumbuhan seringkali ditentukan oleh
adanya gen ganda. Misalnya, tinggi badan manusia,
pigmentasi kulit, panjang tongkol jagung dan sebagainya.
Biasanya suatu kelas fenotif mudah dibedakan
dengan kelas fenotif yang lain, misalnya tanaman tinggi dan
pendek, dst. Tetapi ternyata sifat keturunan tidak dapat
dipisahkan semudah itu, sebab misalnya warna merah pada
bunga masih terdapat variasinya diantara merah tersebut.
Penelitian menunjukkan bahwa timbulnya berbagai variasi
dalam sifat keturunan ttt, disebabkan oleh gen-gen ganda.
Contoh : Persilangan antara tanaman gandum
dengan biji merah (RRCC) dengan biji putih (rrcc)
menghasilkan keturunan F1 RrCc yang warna bijinya
seragam, yaitu medium. Persilangan antara F1 menurunkan
tanaman-tanaman F2 dengan warna biji dengan
perbandingan 1 merah : 4 kelam : 6 medium : 4 muda : 1
putih.
P :
RRCC
x
rrcc
(biji merah)
(putih)
177
F1 :
F2 : F1 x F1
9R-C-
3r-cc
3 rrC1 rrcc
RrCc
(1)
(2)
(2)
(4)
(1)
(2)
(1)
(2)
(1)
RRCC
RRCc
RrCC
RrCc
RRcc
Rrcc
rrCC
rrCc
rrcc
merah
kelam
kelam
medium
medium
muda
medium
muda
putih
178
aT bT ct dt
at bt ct dt
aT aT bT bt ct ct dt dt
aT at bT bt ct ct dt dt
179
=168 cm
= 162 cm
BAB IX
RANGKAIAN KELAMIN DAN
PENENTUAN JENIS KELAMIN
A. RANGKAI KELAMIN
Gen-gen yang terletak pada kromosom kelamin
dinamakan gen
rangkai
kelamin (sex-linked
genes) sementara fenomena yang melibatkan pewarisan gengen ini disebut peristiwa rangkai kelamin (linkage).
Adapun gen berangkai yang dibicarakan adalah gen-gen
yang terletak pada kromosom selain kromosom kelamin,
yaitu kromosom yang pada individu jantan dan betina sama
strukturnya sehingga tidak dapat digunakan untuk
membedakan jenis kelamin. Kromosom semacam ini
dinamakan autosom.
Seperti halnya gen berangkai (autosomal), gen-gen
rangkai kelamin tidak mengalami segregasi dan
penggabungan secara acak di dalam gamet-gamet yang
terbentuk. Akibatnya, individu-individu yang dihasilkan
melalui kombinasi gamet tersebut memperlihatkan nisbah
fenotipe dan genotipe yang menyimpang dari hukum
Mendel. Selain itu, jika pada percobaan Mendel perkawinan
resiprok (genotipe tetua jantan dan betina dipertukarkan)
menghasilkan keturunan yang sama, tidak demikian halnya
untuk sifat-sifat yang diatur oleh gen rangkai kelamin.
Gen
rangkai
kelamin
dapat
dikelompokkelompokkan berdasarkan atas macam kromosom kelamin
tempatnya berada. Oleh karena kromosom kelamin pada
umumnya dapat dibedakan menjadi kromosom X dan Y,
maka gen rangkai kelamin dapat menjadi gen rangkai X (Xlinked genes)dan gen rangkai Y (Y-linked genes). Di samping
itu, ada pula beberapa gen yang terletak pada kromosom X
180
181
bb
x
B
(gigi normal)
gigi coklat
Gamet: b
gamet : B,
F1 :
Bb () : gigi coklat
b () : gigi normal
CC
(XX)
normal
ovum: C
(X)
182
c
(XY)
buta warna
spermatozoa: c,
(X)(Y)
F1 :
P :
F1 :
Cc () , normal
(XX)
C () , normal
(XY)
Cc
x
(XX)
normal carier
ovum: C, c
(X)
C
(XY)
normal
spermatozoa: C,
(X)(Y)
Cc () , normal
Cc () , normal, carier
C () , normal
c () , buta warna
Anodontia
Penderita kekurangan jumlah gigi (antara 1 sd 6 atau
lebih dari 6) dari jumlah gigi normal. Ditentukan oleh gen
resesif a yang terdapat pada kromosom-X. Alelnya dominan
A menentukan gigi normal. Pada umumnya, penderita
anodontia memiliki ciri-ciri mempunyai rambut yang tipis,
bahkan hampir tidak mempunyai rambut dan rahang tidak
berkembang selayaknya orang normal, tidak memiliki benih
gigi pada rahangnya.
Hemofilia
Hemofilia merupakan kelainan perdarahan yang
diturunkan yang disebabkan adanya kekurangan faktor
pembekuan darah Dikenal 2 macam penyakit hemofilia,
yaitu hemofilia A dan B (penyakit christmas) Hemofilia A
timbul jika ada efek gen yang menyebabkan kurangnya
faktor pembekuan VIII (Faktor anti hemofilia) sedangkan
hemofilia B disebabkan kurangnya faktor pembekuan IX
(Plasma tromboplastin komponen). Hemofilia A dan B tidak
183
184
F1 :
185
XX
normal
F1 :
Xh
Xh
hypertrichosis
XX () : normal
() : hypertrichosis
186
187
188
3 AA
P :
XX
3A
X
3A
X
3 AA
XY
3A
X
3A
Y
Ovum
Sperma
3 AA
XY
3 AA
XX
3 AA XY (anak lalat )
3 AA XY (anak lalat )
46
46
XX
Ovum
sperma
23
X
XY
23
X
23
X
46
XX
46, XX
189
23
Y
46
XY
46, XY
(anak perempuan)
(anak laki-laki)
Partenogenesis
190
Kromatin Kelamin
Seorang ahli genetika dari Kanada, M.L. Barr, pada
tahun 1949 menemukan adanya struktur tertentu yang dapat
memperlihatkan reaksi pewarnaan di dalam nukleus sel
syaraf kucing betina. Struktur semacam ini ternyata tidak
dijumpai pada sel-sel kucing jantan. Pada manusia
dilaporkan pula bahwa sel-sel somatis pria, misalnya sel
191
192
193
194
195
BAB X
REKAYASA GENETIKA
Rasa ingin tahu manusia dan keinginan untuk selalu
mendapatkan yang terbaik dalam memecahkan semua
masalah kehidupan membawa manusia untuk berfantasi
dan mengembangkan imajinasinya. Hal inilah yang dialami
oleh para ilmuwan di bidang biologi ketika mereka
dihadapkan pada masalah kesehatan dan biologi. Mereka
berimajinasi dan berandai-andai adanya suatu mahluk
hidup yang merupakan perpaduan dari sifat-sifat positif
makhluk hidup yang sudah ada. Percobaan-percobaan yang
mereka lakukan akhirnya menemukan teknik yang
dinamakan rekayasa genetika. Perkembangan di bidang
rekayasa genetika terutama dengan ditemukannya alat
instrumentasi dan didukung oleh perkembangan di bidang
ilmu biologi molekuler dimulailah revolusi life sciences.
Dalam pengembangan ilmu pengetahuan pada tiga
dasawarsa terakhir, landasan kemampuan proses dan
kelangsungan hidup dipahami melalui pendekatan hirarki
Organisasi Materi, yang menunjukan bahwa pada hirarki
paling dasar terdapat lebih banyak kesamaan antara jenis
makhluk hidup dan makin keatas menunjukkan lebih
banyak keanekaragaman. Dengan pemahaman ini didapat
peluang besar untuk memanfaatkan kesamaan guna
mengembangkan rekayasa gen melalui teknik rekombinasi
DNA. Dengan teknik ini, DNA suatu makhluk hidup dapat
dipindahkan ke makhluk yang lain jenis, bahkan yang
sangat
jauh
hubungan
kekerabatannya.
Makhluk
rekombinan kemudian memiliki kemampuan baru dalam
melangsungkan proses hidup dan bersaing dengan makhluk
hidup lain. Teknik rekombinasi DNA merupakan tulang
196
197
198
199
200
201
9.
1973
10.
1975
11.
1976
12.
1978
13.
1980
14.
1981
15.
1981
16.
1982
17.
1983
18.
1988
19.
1988
20.
1990
21.
1997
22.
2000
tRNA
Boyer dan Cohen memaparkan teknologi
DNA rekombinan
Kohler dan Milstein menjabarkan produksi
antibodi monoklonal
Perkembangan
teknik-teknik
untuk
menentukan urutan DNA
Genetech menghasilkan insulin manusia
dalam E.coli
US Supreme Court: Mikroba hasil
manipulasi dapat dipatenkan
Untuk pertama kalinya automated DNA
synthesizersdijual secara komersial
Untuk pertama kalinya kit diagnostik
berdasar antibodi disetujui untuk dipakai di
Amerika Serikat
Untuk pertama kalinya vaksin hewan hasil
teknologi DNA rekombinan disetujui
pemakaiannya di Eropa
Plasmid Ti hasil rekayasa genetik dipakai
untuk transformasi tanaman
US Patent diberikan untuk mencit hasil
rekayasa genetik sehingga rentan terhadap
kanker (untuk penelitian tumor)
Metode Polymerase Chain Reaction
dipubliikasi
USA: Telah disetujui percobaan Terapi gen
sel somatik pada manusia
Kloning hewan (domba Dolly) dari sel
dewasa (sel kambing)
Pro dan kontra tanaman transgenik di
Indonesia. Kapas transgenik ditanam di
Sulawesi Selatan
202
23.
2001
B. KLONING
Kloning merupakan teknik penggandaan gen yang
menghasilkan turunan yang sama sifat baik dari segi
hereditas maupun penampakannya.
203
204
A
205
C
Gambar : Rekayasa gen menggunakan plasmid (A). Plasmid
bakteri (B). Teknik fusi menggunakan plasmid
(C) Teknologi plasmid.
206
207
208
209
210
211
212
213
214
Pengklonan hewan
Klon-klon yang ditangani oleh para ahli biologi
molekular, biasanya klon-klon dari bakteri atau organisme
lain, sel-sel dalam kultur jaringan dan akhir-akhir ini
molekul-molekul DNA. Para ahli taman dan pemulia
tanaman sebaiknya, secara teratur menangani dan
memproduksi organisme-organisme lebih tinggi yang
diklon, tanaman-tanaman yang mereka biakkan dengan
pemangkasan, enten, pembelahan umbi dan rhizoma (akar
rimang) dan sebagainya. Tumbuhan tinggi memberi
kemungkinan untuk reproduksi aseksual dan klon; untuk
banyak spesies liar, pembiakan aseksual lebih penting
daripada pembiakan seksual. Sebaiknya hewan-hewan
tingkat alami tidak bereproduksi secara aseksual. Untuk
mengklon seekor binatang perlu untuk mengambil nukleus
dalam telur yang telah dibuahi, baik melalui pembedahan,
maupun menonaktifkannya secara total dengan radiasi dan
menggantikannya dengan nukleus yang diambil dari
individu lain. Ini memerlukan transplantasi suatu nukleus
utuh yang tidak rusak dan mampu untuk berkembang.
Demikianlah, nukleus-nukleus yang dicangkokkan dari selsel embrio katak yang sangat muda, yang masih totipoten,
dapat melahirkan katak-katak dewasa. Sebaliknya, nukleusnukleus yang ditransplantasi dari katak dewasa sampai
kini sekian jauh belum pernah mampu meningkatkan
perkembangan hewan dewasa ; proses perkembangannya
selalu gagal pada tahap embrional atau larva tertentu.
Transplantasi nukleus dengan telur-telur katak pertama kali
dicapai dalam tahun 1952, tetapi tentu saja akan lebih
menarik untuk membiakkan mamalia secara aseksual
daripada katak. Masalah-masalah teknis dari reproduksi
215
Kecebong (1952)
Ikan (1963)
Domba (1996)
Monyet
Anak sapi
Kucing
Kuda
216
Anjing
Serigala
Kodok
217
Bioreaktor
Memanfaatkan organisme
mahluk hidup untuk
memproduksi protein terapeutik atau bahan obat-obatan,
atau sebagai alat yang mampu melakukan bioproses seperti
fermenter. Pada awalnya produksi protein terapeutik
rekombinan melalui rekayasa genetika dilakukan pada
bakteri melalui rekayasa genetika diawali oleh Cohen dan
Boyer(1975), maka bioreaktor bisa juga didefinisikan sebagai
sebuah peralatan yang menjamin kondisi yang dibutuhkan
oleh mikroorganisme misalnya ragi dan bakteri untuk
melakukan reproduksi. Kini istilah bioreaktor juga telah
melekat pada organisme tingkat tinggi, seperti ikan
(termasuk telur ikan), serangga, babi, dan sapi, yang bisa
memproduksi protein asing menggunakan teknologi
rekombinan
protein.
Rekombinan
protein
telah
dikembangkan dengan tujuan terapi, dan beberapa sistem
218
219
3.
220
221
222
223
Terapi Gen
Terapi gen adalah teknik untuk mengoreksi gen-gen
yang cacat yang bertanggung jawab terhadap suatu
penyakit. Pendekatan terapi gen yang berkembang adalah :
1. Menambahkan gen-gen normal ke dalam sel yang
mengalami ketidaknormalan
2. Melenyapkan gen abnormal dengan gen normal dengan
melakukan rekombinasi homolog
3. Mereparasi gen abnormal dengan cara mutasi balik
selektif, sedemikian rupa sehingga akan mengembalikan
fungsi normal gen tersebut
4. Mengendalikan regulasi ekspresi gen abnormal tersebut,
lebih ke arah gagasan mencegah diekspresikannya gengen yang jelek atau abnormal, dikenal dengan istilah
gene silencing. Gene silencing adalah suatu proses
membungkam ekspresi gen yang pada mulanya
diketahui melibatkan mekanisme pertahanan alami pada
tanaman untuk melawan virus.
Prinsip-prinsip terapi gen adalah gen yang akan
dipindahkan itu harus diletakkan ke dalam sel yang akan
berfungsi normal dan efektif. Untuk gen hemofilia misalnya,
harus diletakkan ke dalam sel yang akan menghantarkan
protein faktor VIII dan atau faktor IX ke dalam peredaran
darah. Saat ditransfer, gen tersebut harus berfungsi dalam
sel dalam jangka waktu yang lama, demikian pula sel baru
yang disebut transduced cell, harus pula bertahan lama.
Program terapi gen terbagi dalam dua jenis. Pertama,
pemindahan gen dilakukan di dalam tubuh pasien (in vivo
transfer). Kedua, Pemindahan gen dilakukan di luar tubuh
pasien (ex vivo transfer). Terapi gen in vivo transfer
bersandarkan pada kemampuan sel-sel untuk menyerap
DNA. Melalui cara penyuntikan, sel dapat menerima
sesegera mungkin dengan pemetaan gen yang berfungsi
normal. Sedangkan ex vivo transfer, gen yang berfungsi
224
225
226
227
228
229
230
untuk
menghentikan
sintesis
protein.
Kemudian
gendimasukkan kedalam suatu fektor ekspresi dan
dimasukkan kedalam E.coli diarahkan untuk membantu
pertumbuhan manusia.
Pengklonan DNA
Ahli Biologi molekuler yang mengkaji gen yang
menghadapi suatu tantangan. Molekul DNA yang terjadi
secara alami sangat panjang, dan molekul tunggal biasanya
berisi banyak gen. Lagi pula, untuk Eukariota multiseluler,
gen hanya menempati proporsi kecil dari DNA kromosom,
selebihnya berupa urutan nukleotida repetitif bukan
pengkode. Gen manusia tertentu misalnya, mungkin hanya
merupakan 1/100000 dari molekul DNA kromosom yang
ditempatinya. Sebagai kerumitan lebih lanjut, molekul DNA
secara struktural dan kimiawi sangat homogen; perbedaan
antara gen dan DNA sekelilingnya menjadi kabur, yang
hanya terdiri atas perbedaan dalam urutan nukleotidanya.
Untuk bekerja langsung dengan gen spesifik, para sainstis
perlu mengembangkan metode untuk mempersiapkan
potongan DNA yang terdefinisi dengan baik dan seukuran
gen dalam banyak salinan yang identik. Dengan kata lain,
para saintis membutuhkan teknik-teknik pengklonan gen.
Para saintis telah mengembangkan sejumlah cara
untuk mengklon potongan DNA dalam laboratorium, tetapi
hampir semuanya mempunyai ciri umum yang sama. Kita
mempertimbangkan suatu pendekatan yang menggunakan
bakteri dan plasmid bakteri. Plasmid itu merupakan
molekul DNA sirkular kecil-kecil yang bereplikasi di dalam
sel bakteri. Untuk mengklon gen atau potongan DNA yang
lain, plasmid-plasmid terlebih dahulu diisolasi dari sel
bakteri. Suatu plasmid sebagai gen asing dari sel eukariotik,
dalam contoh ini diselipkan ke dalamnya. Plasmid tersebut
sekarang merupakan molekul DNA rekombinan yang
231
Tanaman Transgenik
Dengan cara yang mencengangkan, tumbuhan sejauh
ini telah terbukti lebih mudah direkayasa dari pada sebagian
besar hewan. Dengan demikian manipulasi genetika dapat
dilakukan pada sel tunggal yang kemudian dapat
digunakan untuk meregenerasi organisme baru dengan sifat
baru.
Vektor DNA yang biasa digunakan untuk
memindahkan gen ke dalam tumbuhan adalah plasmid dari
bakteri Agrobacterium tumefaciens. Di alam, Agrobacterium
tumefaciens menginfeksi tumbuhan dan menyebabkan tumor
yang disebut empedu mahkota. Tumor ini dimasukkan oleh
232
233
234
235
236
237
238
239
Sumber Gen
Tujuan Rekayasa
Ayam
Kentang
Kentang
Kupu Ulat
Sutera
Kupu Malam
Kentang
Virus
Kentang
Jagung
Bakteri
Gandum
Jagung
Kunangkunang
Bakteri
Meningkatkan ketahanan
terhadap penyakit
Meningkatkan ketahanan
terhadap penyakit
Mengurangi kerusakan
mekanik
Meningkatkan ketahanan
terhadap penyakit
Toleran terhadap herbisida
Meningkatkan ketahanan
terhadap hama
Sebagai pemarka gen
Jagung
Tomat
Tomat
Ikan
Flounder
Virus
Tomat
Bakteri
Padi
Tanaman
Legum
Bakteri
Padi
Meningkatkan ketahanan
terhadap hama
Mengurangi kerusakan oleh
suhu beku
Meningkatkan ketahanan
terhadap penyakit
Meningkatkan ketahanan
terhadap hama
Meningkatkan kadar protein
cadangan
Meningkatkan ketahanan
terhadap hama
240
Melon
Virus
Meningkatkan ketahanan
terhadap penyakit
Ketimun
Virus
Meningkatkan ketahanan
terhadap penyakit
Ketimun
Petunia
Meningkatkan ketahanan
terhadap penyakit
Squash
Virus
Meningkatkan ketahanan
terhadap penyakit
Bunga
Brazil Nut
Menambah
Matahari
keanekaragaman protein biji
Lettuce
Tembakau
Meningkatkan ketahanan
terhadap penyakit
US Department of Agriculture (1993)
D. DAMPAK PENGGUNAAN REKAYASA GENETIKA
Domba Dolly yang lahir pada 5 Juli 1996. Pada 4
Januari 2002 dihadapan para wartawan dinyatakan domba
itu menderita radang sendi di kaki belakang kiri di dekat
pinggul dan lutut atau menderita arthritis. Kelahiran domba
Dolly berkat kemajuan teknologi rekayasa genetika yang
disebut kloning dengan mentransplantasikan gen dari sel
ambing susu domba ke ovum (sel telur domba) dari
induknya sendiri.
Sel telur yang sudah ditransplantasi ditumbuh
kembangkan di dalam kandungan domba, sesudah masa
kehamilan tercapai, maka sang domba lahir dan diberi nama
Dolly. Sehingga domba Dolly lahir tanpa kehadiran sang
jantan domba, seolah-olah seperti sepotong batang ubi kayu
ditanam di tanah yang kemudian tumbuh yang disebut
mencangkok. Sejak lahir si domba Dolly tumbuh dan
berkembang dalam keadaan sehat tetapi sesudah hampir
enam tahun mulai muncul penyakit arthritis.
241
242
243
244
245
246
DAFTAR PUSTAKA
Alberts, B at.al. 1998. Essential Cell Biology: An Introduction
Molecular Biology of the Cell. New York: Garland
Publishing, Inc.
Burns, G.W. 1984. The Science of Genetics. 6th ed. New York:
Macmillan Publ. Co Inc.
Campbell, dkk. 2003. Biologi. Jakarta. Erlangga.
Emery.
247
248
BIO DATA
Nama
Tempat / Tgl Lahir
Jenis Kelamin
Agama
Alamat Rumah
Nomor Telpon
Email
Unit Kerja
NIP
Golongan
Jab.Fungsional
Jabatan
Pendidikan
Keluarga a. Istri
b. Anak
249