Professional Documents
Culture Documents
1. AL-QADRI PUTRA
(1110423036)
2. YANA TRIANA
3. CHONI NURLITA
(1210421015)
(1210422007)
4. NIA VERDINI
(1210423001)
5. RAHMI FITRI
(1210423009)
6. ERIK MARLIUS
(1210423047)
ASISTEN :
1. DIAN JULIADMI
2. EDWINA KHAIRAT
Berkembangnya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi pada zaman era globalisasi ini,
maka ilmu pengetahuan saat ini sudah sangat mudah untuk dipelajari dan dikaji,
khususnya ilmu Biologi yang merupakan ilmu tentang materi dan energi yang
berhubungan dengan makhluk hidup dan sekitarnya, serta proses-proses kehidupan
yang terjadi di dalamnya. Dimana pada Ilmu Biologi itu terdapat suatu materi yang
mengkaji tentang genetika. Dimana pada genetika itu mengkaji tentang pewarisan
sifat atau penurunan sifat dari suatu organisme ke organisme yang lain. Pada
praktikum kali ini, yang akan dilakukan adalah mengenai pembelahan meiosis yang
terdapat pada testis Valanga sp.
Pertumbuhan dan perkembangan seriap makhluk hidup tergantung pada
pertumbuhan sel dan perbanyakan sel. Hal ini berlaku baik untuk makhluk hidup
uniseluler maupun multiseluler. Pada makhluk hidup multiseluler pembelahan sel
sangat penting untuk pertumbuhan makhluk hidup dari muda sampai dewasa. Hal ini
disebabkan karena makhluk hidup multiseluler tergantung pada jumlah sel yang
menyusun jaringanjaringan dalam tubuhnya karena semakin besar ukuran jaringan
tubuh semakin banyak jumlah sel penyusunnya (Zulfa, 2000).
Pembelahan sel dapat dikatakan sebagai suatu proses yang menyangkut
terbentuknya sel-sel anak baru dari induknya. Pada sel somatis (sel jaringan tubuh),
akan terjadi suatu pembelahan sel induk menjadi dua sel anak yang komponenkomponennya sama dan identik dengan sel induk. Peristiwa pembelahan sel somatis
semacam ini disebut sebagai mitosis. Mitosis adalah pembelahan sel dimana
berlansung pembelahan dan pembagian nukleus berserta kromosom-kromosom yang
terdapat didalamnya (Suryo, 1998).
Seperti halnya dengan mitosis, miosis adalah peristiwa yang dialami oleh
nukleus, dan banyak kejadian dari dua proses itu adalah identik. Namun demikian
ada beberapa perbedaan
genetik sangat berlainan. Misalnya pada mitosis, dari satu sel induk dihasilkan dua
buah sel anakan yang masingmasing memiliki sifatsifat genetik yang sama. Pada
meiosishasilnya justru kebalikannya (Suryo, 1995).
Menurut Pai (1987) Meiosis merupakan cara pembelahan sel yang khusus,
terjadi pada waktu pematangan selsel benih, yang membagi angka
kromosom
menjadi setengahnya. Tidak ada sel-sel lain dari tubuh yang dapat melakukan
pembelahan cara ini. Menurut Campbell (2009) Meiosis terjadi melalui dua tahapan
utama, yaitu meiosis I dan meiosis II. Meiosis I adalah proses saat kromosom
homolog berpisah. terdiri dari Profase I, Metafase I, anafase I dan telofase I dan
sitokenesis terbentuk sel yang haploid. Selanjutnya tahap meiosis 2 terdiri dari
profase II, metafase II, anafase II, dan telofase II serta sitokenesis.
Proses meiosis berkaitan dengan reproduksi yang terjadi pada manusia.
Meiosis pada manusia dibedakan menjadi dua, yaitu spermatogenesis dan oogenesis.
Spermatogenesis adalah proses pembentukan spermatozoa. Spermatozoa berasal
dari sel primordial yang diploid yang disebut spermatosit primer. Setelah sel
mengalami pembelahan meiosis I, tahap selanjutnya yaitu terbentuknya spermatosit
sekunder yang haploid. Setelah itu, pada pembelahan meiosis II yaitu terbentuk 4 sel
spermatid yang haploid. Selanjutnya spermatid berkembang menjadi spermatozoa.
Spermatozoa yang telah dibentuk terdiri dari tiga bagian, yaitu kepala, bagian
tengah, dan ekor (Suryo, 2010).
Adapun yang melatarbelakangi sehingga praktikum ini dilakukan adalah
untuk mengetahui dan melihat secara langsung bagaimana proses pembelahan
mitosis itu terjadi pada akar bawang bawang putih dan ekor kecebong dimana kita
ketahui bahwa pembelahan mitosis itu terdiri dari empat tahap yaitu profase,
metaphase, anaphase, dan telofase. Untuk membuktikan teori yang sudah ada, maka
praktikum ini perlu dilakukan
1.2. Tujuan
Melakukan pembuatan sebuah preparat pada kromosom hewan serta melakukan
pengamatan struktur dan menentukan fase-fase pembelahan meiosis sel yang
teramati pada testis Valanga sp.
mendasar
perangkat
kromatid saudara yang homolog menyelesaikan persekutuan sisi ke sisi asosiasi yang
disebut sinapsis. Sinapsis kelihatannya mulai pada zona penempelan. Pada tahap
pakiten yang berarti benang tebal dan menunjukkan pemendekan dan penebalan
lanjutan bivalen yang terjadi selama tahap meiosis. Pada umumnya disetujuinya
bahwa
pembentukan
kompleks
sinaptonema
dan
sinapsis
homolog
yang
menyertainya yang telah lengkap pada permulaan pakitendan bahwa pertukaran fisik
sebenarnya mengahasilkan pindah silang kromosom terjadi pada tahap pakiten
(Goodenough, 1988).
Pada tahap diploten diawali dengan keempat kromatid dalam sutu bivalen
bergerak memisah seolah-olah saling menolak, dengan hasil pecahan antara
pasangan-pasangan kromatid saudara menjadi dan perpisahan juga terjadi antara
homolog-homolog pada masing-masing perangkat. Pada kebanyakkan organisme,
tahap diploten segera diikuti oleh tahap-tahap sisa meiosis, tetapi pada oosit banyak
hewan, tahap diplotennya diperpanjang. Fetus perempuan manusia, misalnya,
mempunyai sekitar 3.400.000 oosit pada setiap ovari, dan sel-sel ini melaksanakan
tahap-tahap pertama meiosis selama berbulan-bulan keempat sampai ketujuh dari
kehidupan fetus ini. Oosit ini kemudian tetap tinggal pada ovari pada tahap diplotein
(Goodenough, 1988).
Menurut Goodenough (1988) Pada tahap metafase I dicirikan dengan pembentukan
gelendong, seperti pada saat metafase mitosis, tetapi dua proses itu dalam hal-hal lain
berbeda. Setiap bivalen mencangkup dua sentromer yang berbeda, masing-masing
mengandeng dua kromatid. Kedua sentromer meletakkan dirinya pada salah satu sisi
daratan yang analog dengan pinggiran metafase (Goodenough, 1988). Pada metafase
I yang terjadi yaitu kromosom-kromosom dipindahkan ke ekuator oleh serat-serat
gelendong. Kromosom-kromosom homolog tidak tersebar secara acak, sebagaimana
halnya pada tahap metafase dari mitosis. Pada metafase I, bivalen-bivalen itu
tersusun sedemikian rupa sehingga tiap-tiap homolog berada pada belahan yang
berbeda dari bidang pembelahan (Pai, 1987).
Setelah pembelahan metafase I maka tahap berikutnya adalah anafase I.
Kromosom-kromosom menempatkan diri ditengah sel, yaitu dibidang ekuatorial dari
sel. Ada perbedaan antara metafse mitosis dengan metafase dari meiosis I. Pada
metafase mitosis sentromer dari setiap kromosom teratur letaknya pada bidang
tengah dari sel adalah daerah sentromer dari bivalen. Jadi perbedaan utama ialah
bahwa yang terdapat dibidang ekuatorial sel pada metafase mitosis adalah
kromosom-kromosom tunggal, sedangkan pada metafase meiosis I adalah pasanganpasangan kromosom homolog (Suryo, 1995).
Anafase I, pada fase ini sentromer belum membelah. Kini kromosomkromosom homolog (masing-masing terdiri dari 2 kromatid) saling memisahkan diri
dan bergerak menuju ke kutub sel yang berlawanan. Berarti jumlah kromosom telah
diparoh, dari keadaan diploid (2n) menjadi haploid (n) (Suryo, 1998). Menurut
Suryo (1995) Anafase I, kromosom homolog yang mengadakan sinapsis mulai
bergerak untuk atau disjunction. Disinipun ada perbedaan antara anafase mitosis
dengan anafase meiosis I. Pada anafase mitosis, kromatid serupa sister chromatid
memisahkan diri menjadi kromosom bebas dan bergerak menuju ke kutub spindel
menempatkan diri ditengah sel. Anafase II, sentromer dari tiap kromosom membelah,
kromatid-kromatid memisahkan diri dan bergerak ke kutub yang berlawanan dan
merupakan kromosom. Fase akhir yaitu telofase II, berlangsunglah sitokinesis lagi,
diikui dengan terbentuknya dinding inti.
(A)
(B)
(A)
(B)
lepoten, diploten, pakiten dan diakinesis. Sedangkan fase zygoten yang di dapatkan
oleh kelompok 8A. Fase pertama yaitu leptoten, pada fase ini terdapat benangbenang kromosom yang halus sehingga tidak terlalu jelas terlihat. Setelah tahap ini
tahap berikutnya adalah zygoten.
Menurut literatur pada fase ini benang kromosom mulai kelihatan lebih tebal
sehingga tampak sebagai benang panjang dengan penebalan yang terlihat pada
beberapa bagian sentromernya (Zulfa, 2000). Menurut Suryo (1995) pada fase
leptonema kromosom kelihatan sebagai benang panjang, sehingga masing-masing
kromosom belum dapat dikenal. Benang kromosom yang tampak halus itu
dinamakan kromonema. Pada banyak spesies kromonema memperlihatkan daerahdaerah yang mengikat zat warna lebih banyak sehingga kelihatan lebih kelam.
Beberapa pendapat menyatakan bahwa pada kromomer ini terdapat gen-gen tertentu.
(A)
(B)
Fase kedua yang didapatkan oleh kelompok 8A yaitu zygoten. Pada fase ini terlihat
benang, benang kromatin berubah bentuk menjadi batang-batang kromosom.
Batangbatang kromosom itu berdekatan dan berpasangan. Terlihat kromosom
berpasangan itu berada menyebar di dalam sel.
Menurut literatur Zygoten ini adalah salah satu bagian dari tahap profase I.
Pada tahap ini kromosom tampak jelas. Kromosom yang homolog akan berpasangan
secara lebih rapi yang berarti kromomer homolog akan berpasangan (Zulfa, 2000).
Sedangkan menurut Suryo (1995) Zygoten adalah tahap dimana pada stadium ini
kromosom-kromosom homolog berpasangan, alel-alel akan berhadapan letaknya dan
tidak berjauhan seperti semula. Proses berpasangannya kromosom-kromosom
homolog itu dinamakan sinapsis.
(A)
(B)
(A)
Gambar 5. (A) Fase diploten
(B) Literatur dari www. plegdut .com
(B)
Tahap fase profase berikutnya yang didapatkan oleh kelompok IA yaitu diploten.
Diploten adalah tahap yang keempat pada fase profase. Pada tahap ini terlihat
kromatid-kromatid yang telah berpasangan tadi menjadi terpisah. Tetapi masih ada
sebagian kromosom homolog yang terlihat berdekatan. Tahap selanjutnya setelah
tahap ini yaitu tahap diakinesis.
Pada tahap ini terjadi pemindahan kromosom homolog yang tadinya
menempel satu sama lain sehingga akan menjadi renggang. Pemisahan ini tidak
terjadi secara sempurna. Ada beberapa kromosom yang masih menempel atau
terdapat perlekatan yang disebut chiasmata dimana terjadi proses crossing over
(Zulfa, 2000). Menurut Suryo (1995) Diplonema adalah pada tahap stadium ini
ditandai dengan mulai memisahnya kromatid-kromatid yang semula berpasangan
membentuk bivalen. Memisahkan kromatid-kromatid ini paling kuat terjadi dibagian
sentromer. Akan tetapi bagian-bagian tertentu dari kromosom homolog tetap
berdekatan dan bagian ini disebut kiasma.
(A)
(B)
Diakinesis adalah pada stadium ini stadium diakinesis merupakan staadium terakhir
dari profase I meiosis. Kromosom-kromosom mengadakan kontraksi maksimal dan
kiasmata semakin jelas. Sebenarnya stadium ini paling baik untuk menghitung
jumlah kromosom karena banyaknya kromosom haploid jelas dinyatakan oleh
bivalen yang telah terpisah lebar .
(A)
(B)
(A)
(B)
(A)
(B)
(A)
(B)
Menurut Zulfa (2000) tahap profase ini merupakan tahap pertama dari proses miosis
II yang dimulainya dengan terbentuknya banyak benangbenang spindel, adanya
aster. Pada tahap ini juga terjadi pengeseran sentriol ke kutub pembelahan. Setelah
tahap profase II dilanjutkan dengan tahap berikutnya yaitu tahap metafase II.
(A)
(B)
(A)
(B)
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum pembelahan miosis pada testis Valanga sp. adalah :
1. Fase yang dapat diamati yaitu Interfase dan fase pada Profase I yang dapat
diamati tahap Leptoten, Pakiten, Diploten dan Diakinesis.
2. Pada pengamatan juga dapat diamati anafase I, telofase I, profase II, metafase II,
anafase II.
5.2 Saran
Disaran untuk praktikum selanjutnya yaitu dapat benar-benar teliti dalam mencari
filamen bening pada testis Valanga sp. agar dapat diamati dengan sempurna setiap
fase miosisnya.
DAFTAR PUSTAKA