You are on page 1of 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.

LATAR BELAKANG MASALAH


Akhir-akhir ini banyak sekali berita di media cetak dan elektronik tentang
keadaan remaja saat ini. Contohnya seperti, tawuran mahasiswa akhir-akhir ini di Jakarta
dan di luar Pulau Jawa. Tidak hanya menggunakan tangan kosong, tetapi mahasiswa juga
banyak membawa senjata tumpul dan tajam. Banyak sekali yang menjadi provokatornya.
Hal itu semua terjadi karena hal-hal yang kecil, seperti saja tidak sengaja
menabrak atau berkata yang tidak sopan kepada orang lain. Selain orang jaman sekarang,
mudah terbawa dan meledak emosinya, tetapi juga karena lingkungan dan pergaulan
mereka. Memang jaman sekarang, para remaja mudah dan gampang untuk mempengaruhi
dan dipengaruhi oleh lingkungan pergaulan mereka, seperti berkata buruk, merokok,
berjudi, pemakai dan pengedar narkoba, serta hamil di luar nikah atau terkena penyakit
HIV/AIDS. Hal ini dibuktikan dengan jumlah pengguna narkoba suntik di seluruh dunia
menurut laporan Jurnal Kedokteran Inggris. Mereka menyatakan sekitar tiga juta
pengguna narkoba suntik di dunia yang kemungkinan positif terkena penyakit AIDS.
Dan hal yang sama, juga berasal dari kutipan berita oleh BBC. Saluran televisi
internasional itu menyatakan, bahwa empat puluh persen pengguna narkoba, terutama
narkoba suntik, tersebar di sembilan negara. Di berbagai negara di Asia Tenggara,
Amerika Latin, dan Eropa Timur, tingkat infeksinya HIV di kalangan pengguna jarum
suntik di atas empat puluh persen. Di Estonia, angka itu lebih dari tujuh puluh dua persen.
Masa remaja sering dianggap sebagai masa yang paling rawan dalam proses
kehidupan ini. Masa remaja sering menimbulkan kekhawatiran bagi para orangtua.
Padahal bagi remaja sendiri, masa ini adalah masa yang paling menyenangkan dalam
hidupnya. Oleh karena itu, para orangtua hendaknya berkenan menerima remaja
sebagaimana adanya. Jangan terlalu membesar-besarkan perbedaan. Orangtua para
1

remaja hendaknya justru menjadi pemberi teladan di depan,di tengah membangkitkan


semangat, dan di belakang mengawasi segala tindak tanduk remaja.
Mereka sedang mencari pola hidup yang paling sesuai dan sering dilakukan
melalui metode coba-coba walaupun melalui banyak kesalahan. Kesalahan yang
dilakukan sering menimbulkan kekuatiran serta perasaan yang tidak menyenangkan bagi
lingkungan dan orangtuanya. Kesalahan yang diperbuat para remaja hanya akan
menyenangkan teman sebayanya. Hal ini karena mereka semuamemang sama-sama
masih dalam masa mencari identitas. Kesalahan-kesalahan yangmenimbulkan kekesalan
lingkungan inilah yang sering disebut sebagai kenakalan remaja.
1.2.

PERUMUSAN MASALAH
1.2.1. Apa pengertian kenakalan remaja?
1.2.2. Apa saja masalah yang muncul dalam lingkungan pergaulan remaja?
1.2.3. Apa peran orang tua, guru, masyarakat, dan media pendidikan dalam
menyikapi perilaku remaja?
1.2.4. Bagaimana cara pencegahan terhadap pengaruh pergaulan para remaja?
1.3.

TUJUAN

1.3.1

Mengetahui pengertian kenakalan remaja

1.3.2

Mengetahui masalah yang muncul dalam lingkungan pergaulan


remaja.

1.3.3

Mengetahui seberapa kuat pengaruh dari orang tua, guru, peran


masyarakat, dan media pendidikan dalam membentuk kepribadian
para remaja.

1.3.4

Memberi motivasi kepada orang tua, guru, peran masyarakat, dan

media pendidikan supaya lebih benar dalam menyelesaikan berbagai


permasalahan remaja saat ini.
1.3.5

Mengetahui cara-cara pencegahan terhadap pengaruh pergaulan para


remaja.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1

PENGERTIAN KENAKALAN REMAJA


Kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang dari norma-norma hukum
pidana yang dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut akan merugikan dirinya sendiri dan
orang-orang di sekitarnya.
Definisi kenakalan remaja menurut para ahli :
a. Kartono,ilmuan sosiologi
Kenakalan remaja atau dalam bahasa inggris di kenal dengan istilah juveniledelinquency
merupakan gejala patologis pada remaja di sebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial.
b. Santrock
Kenakalan remaja merupakan kumpulan dari berbagai perilaku remaja yangtidak dapat
di terima secara sosial hingga terjadi tindakan kriminal.

2.2

MASALAH YANG MUNCUL DALAM LINGKUNGAN


PERGAULAN REMAJA
Berbagai masalah tentang masalah pergaulan remaja pada masa ini, terutama di
negara kita Indonesia, yang dikenal dengan baik budaya ketimuran kita yang terkenal
mengerti akan sopan santun juga marak terjadi.
Semua permasalahan itu contohnya :
1. Narkoba
2. Penyakit HIV/AIDS
3. Hamil di luar nikah
4. Mencuri
5. Clubing
4

6. Perkataan Buruk dan Jorok


7. Tawuran dan Perkelahian
8. Merokok
9. Membolos Sekolah
10. Peniruan Budaya Barat, dsb.
Semua itu dikarenakan remaja sekarang mentalnya mudah turun, akal sehat dan
pikiran panjangnya pun tidak digunakan. Mereka hanya mementingkan kepentingan sendiri
atau golongan atau menuruti emosi atau juga mengandalkan ototnya saja, seperti tawuran
antar siswa maupun mahasiswa. Akhirnya pun akibat mereka terasa berat bagi keluarga,
masyarakat, bahkan negara sekalipun.
Keadaan itupun diperparah dengan mulai mengalirnya budaya barat yang mulai
menutupi budaya timur yang sopan, dan melalui media-media massa, seperti koran atau
majalah, dan media-media elektronik, seperti halnya televisi atau internet.
Apalagi di jaman modernisasi dan globalisasi, informasi tersebut makin menyebar ke
seluruh pelosok dunia. Budaya Timur dan Indonesia pun mulai ditanggalkan dan hanya
dianggap kuno. Makin banyak anak yang tidak punya sopan santun dan tata krama terhadap
teman, bahkan terhadap orang tua.
Sekarang, anak muda mudah berperilaku seperti pergaulannya. Banyak yang datang
ke klub malam dan diskotik untuk berfoya-foya. Mereka berpakaian yang aneh. Ada juga
mereka yang terjebak ke dunia narkoba. Awalnya mereka hanya ditawari rokok, dan lamalama pun akan ketagihan.
Semua masalah itu akan menyebabkan image remaja menjadi buruk di mata
masyarakat awam. Kita sebagai remaja yang perannya sebagai penerus kejayaan bangsa
Indonesia pun, harus malu dan berani memutar balikkan dengan hal yang berguna bagi
bangsa, agama, dan negara.
5

2.3

PERAN ORANG TUA, DOSEN, MASYARAKAT, DAN MEDIA


PENDIDIKAN DALAM MENYIKAPI PERILAKU REMAJA
Perilaku berisiko tinggi yang dilakukan remaja perlu dicermati dengan bijaksana karena
di satu pihak dapat merupakan perilaku sesaat tapi juga dapat pula merupakan pola perilaku
yang terus menerus dapat membahayakan diri, orang lain maupun lingkungan. Untuk itu
diperlukan suatu cara pendekatan yang komprehensif dari semua pihak baik orang tua, dosen,
maupun masyarakat sekitar agar memahami perkembangan jiwa remaja dengan harapan
masalah remaja dapat tertanggulangi.
Selain ketiga masalah psikososial yang sering terjadi pada remaja seperti yang disebutkan
dan dibahas diatas terdapat pula masalah-masalah lain pada remaja seperti tawuran,
kenakalan remaja, kecemasan, menarik diri, kesulitan belajar, depresi dll. Semua masalah
tersebut perlu mendapat perhatian dari berbagai pihak mengingat remaja merupakan calon
penerus generasi bangsa. Ditangan remaja-lah masa depan bangsa ini digantungkan.
Terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan dalam upaya untuk mencegah semakin
meningkatnya masalah yang terjadi pada remaja, yaitu antara lain:

2.3.1. Peran Orangtua


a. Sebagai Pendidik
Orang tua hendaknya menyadari banyak tentang perubahan fisik maupun psikis yang
akan dialami remaja. Untuk itu orang tua wajib memberikan bimbingan dan arahan kepada
anak. Nilai-nilai agama yang ditanamkan orang tua kepada anaknya sejak dini merupakan
bekal dan benteng mereka untuk menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi. Agar kelak
remaja dapat membentuk rencana hidup mandiri, disiplin, dan bertanggung jawab, orang tua
perlu menanamkan arti penting dari pendidikan dan ilmu pengetahuan yang mereka dapatkan
di sekolah, di luar sekolah, serta di dalam keluarga.
6

b. Sebagai Pendorong
Menghadapi masa peralihan menuju dewasa, remaja sering membutuhkan dorongan dari
orang tua. Terutama saat mengalami kegagalan yang mampu menyurutkan semangat mereka.
Pada saat itu, orang tua perlu menanamkan keberanian dan rasa percaya diri remaja dalam
menghadapi masalah, serta tidak gampang menyerah dari kesulitan.
c. Sebagai Panutan
Remaja memerlukan model panutan di lingkungannya. Orang tua perlu memberikan
contoh dan teladan, baik dalam menjalankan nilai-nilai agama maupun norma yang berlaku
di masyarakat. Peran orang tua yang baik akan mempengaruhi kepribadian remaja.
d. Sebagai Pengawas
Menjadi kewajiban bagi orang tua untuk melihat dan mengawasi sikap dan perilaku
remaja agar tidak terjerumus ke dalam pergaulan yang membawanya ke dalam kenakalan
remaja dan tindakan yang merugikan diri sendiri. Namun demikian hendaknya dilakukan
dengan bersahabat dan lemah lembut. Sikap penuh curiga, justru akan menciptakan jarak
antara anak dan orang tua, serta kehilangan kesempatan untuk melakukan dialog terbuka
dengan anak dan remaja.
e. Sebagai Teman
Menghadapi remaja yang telah memasuki masa akil balig, orang tua perlu lebih sabar dan
mau mengerti tentang perubahan pada remaja. Perlu menciptakan dialog yang hangat dan
akrab, jauh dari ketegangan atau ucapan yang disertai cercaan. Hanya bila remaja merasa
aman dan terlindung, orang tua dapat menjadi sumber informasi, serta teman yang dapat
diajak bicara atau bertukar pendapat tentang kesulitan atau masalah mereka.
f. Sebagai Konselor
Peran orang tua sangat penting dalam mendampingi remaja, ketika menghadapi masamasa sulit dalam mengambil keputusan bagi dirinya. Orang tua dapat memberikan gambaran
7

dan pertimbangan nilai yang positif dan negatif , sehingga mereka mampu belajar mengambil
keputusan tebaik. Selain itu orang tua juga perlu memiliki kesabaran tinggi serta kesiapan
mental yang kuat menghadapi segala tingkah laku mereka, terlebih lagi seandainya remaja
sudah melakukan hal yang tidak diinginkan. Sebagai konselor, orang tua dituntut untuk tidak
menghakimi, tetapi dengan jiwa besar justru harus merangkul remaja yang bermasalah
tersebut.
g.

Sebagai Komunikator

Suasana harmonis dan saling memahami antara orang tua dan remaja, dapat menciptakan
komunikasi yang baik. Orang tua perlu membicarakan segala topik secara terbuka tetapi arif.
Menciptakan rasa aman dan telindung untuk memberanikan anak dalam menerima uluran
tangan orang tua secara terbuka dan membicarakan masalahnya. Artinya tidak menghardik
anak.
2.3.2

Peran Dosen

a) Bersahabat dengan mahasiswa


b) Menciptakan kondisi kampus yang nyaman
c) Memberikan keleluasaan mahasiswa untuk mengekspresikan diri pada kegiatan yang
diikutinya
d) Menyediakan sarana dan prasarana bermain dan olahraga
e) Meningkatkan disiplin kampus dan sanksi yang tegas
f) Meningkatkan kerjasama dengan orangtua, sesama dosen, dan kampus lain
g) Meningkatkan keamanan terpadu kampus bekerjasama dengan Polsek setempat
h) Mewaspadai adanya provokator
i) Mengadakan kompetisi sehat, seni budaya dan olahraga antar kampus
j) Menciptakan kondisi kampus yang memungkinkan mahasiswa berkembang secara
sehat adalah hal fisik, mental, spiritual dan sosial
k) Meningkatkan deteksi dini penyalahgunaan NAPZA
2.3.3

Peran Pemerintah dan masyarakat

a) Menghidupkan kembali kurikulum budi pekerti


8

b) Menyediakan sarana/prasarana yang dapat menampung agresifitas yanak melalui


olahraga dan bermain
c) Menegakkan hukum, sanksi, dan disiplin yang tegas
d) Memberikan keteladanan
e) Menanggulangi NAPZA, dengan menerapkan peraturan dan hukumnya secara tegas
f) Lokasi sekolah dijauhkan dari pusat perbelanjaan dan pusat hiburan
2.4

PENCEGAHAN TERHADAP PENGARUH PERGAULAN PARA


REMAJA
Pergaulan bebas memang sangat meresahkan, tidak hanya orang tua saja, tetapi
masyarakat pun juga dibuatnya resah. Hal ini dapat dikurangi bahkan dapat dicegah
dengan cara cara berikut :
a. Pentingnya kasih sayang dan perhatian yang cukup dari orang tua dalam hal dan
keadaan apapun.
b. Pengawasan dari orang tua yang tidak mengekang. Pengekangan terhadap seorang
anak akan berpengaruh terhadap kondisi psikologisnya. Di hadapan orang tuannya
dia akan bersikap baik dan patuh, tetapi setelah dia keluar dari lingkungan
keluarga, dia akan menggunakannya sebagai pelampiasan dari pengekangan itu,
sehingga dia dapat melakukan sesuatu yang tidak diajarkan orang tuannya.
c. Seorang anak hendaknya bergaul dengan teman yang sebaya, yang hanya beda 2
atau 3 tahun baik lebih tua darinya. Hal tersebut dikarenakan apabila seorang anak
bergaul dengan teman yang tidak sebaya yang hidupnya berbeda, sehingga dia
pun bisa terpengaruh gaya hidupnya yang mungkin belum saatnya untuk dia
jalani.
d. Pengawasan yang lebih terhadap media komunikasi, seperti internet, handphone,
dan lain-lain.
e. Perlunya bimbingan kepribadian bagi seorang remaja agar dia mampu memilih
dan membedakan mana yang baik untuk dia maupun yang tidak baik.
f. Perlunya pembelajaran agama yang diberikan sejak dini, seperti beribadah dan
mengunjungi tempat ibadah sesuai agamanya.

BAB III
PENUTUP
Demikian akhir penyusunan yang telah dibuat oleh penyusun, secara garis
besar dan keseluruhan tentang makalah Peduli Lingkungan dan Kenakalan Remaja.
Semoga penyusunan makalah dapat menambah pengetahuan yang kita miliki dan
memenuhi tujuan penulisan yang penyusun uraikan pada BAB I.
Akhirnya dengan mengucap alhamdulillah, tim penyusun mengakhiri
penulisan makalah ini. Tak lupa tim penyusun memohon kepada-Nya semoga selalu
dibimbing sebagai seorang mahasiswa demi mempersiapkan diri untuk mengemban
tugas bangsa dan negara.
3.1 KESIMPULAN
Pada dasarnya kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang dari
norma-norma hukum pidana yang dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut akan
merugikan dirinya sendiri dan orang-orang disekitarnya. Remaja harus bisa mendapatkan
sebanyak mungkin figur orang-orang dewasa yang telah melampaui masa remajanya
dengan baik juga mereka yang berhasil memperbaiki diri setelah sebelumnya gagal pada
tahap ini. Adanya motivasi dari keluarga , dosen , teman sebaya merupakan hal-hal
yang bisa dilakukan untuk mengatasi kenakalan remaja.

3.2 SARAN
1) Bagi Remaja :
Agar tidak mudah terjebak dan terpengaruh terhadap pergaulan remaja zaman
sekarang, dengan cara membekali diri dengan agama yang kuat dan wawasan yang
luas, disertai dengan berbagai kegiatan yang berguna bagi diri sendiri dan bagi orang
lain.
2) Bagi Orangtua :
Diharapkan orang tua selalu mengawasi dan mengontrol perilaku anaknya, apalagi
yang masih remaja.

10

3) Bagi Kampus :
Perlunya penanaman nilai moral , pendidikan dan nilai religious pada diriseorang
remaja.
4) Bagi Pemerintah :
Perlu adanya tindakan-tindakan dari pemerintah untuk mengawasi tindakan remaja di
Indonesia agar tidak terjerumus pada kenakalan remaja.
5) Bagi Media massa :
a. Menyajikan tayangan atau berita tanpa kekerasan (jam tayang sesuai usia).
b. Menyampaikan berita dengan kalimat benar dan tepat (tidak provokatif).
c.

Adanya rubrik khusus dalam media masa (cetak, elektronik) yang bebas biaya
khusus untuk remaja.

11

DAFTAR PUSTAKA

http://indudt.blog.fisip.uns.ac.id/2011/01/05/pergaulan-remaja-yang-lebih-mengarahpada-pergaulan-bebas/
http://www.idai.or.id/remaja/artikel.asp?q=200994155149

12

You might also like