You are on page 1of 3

STUDY DIAGNOSTIK PEMERIKSAAN LABORATORIUM

A. Hematologi
1. Hemoglobin Elektroforesis (darah)
Hemoglobin A1, A2, F, C, S
a. Nilai Rujukan
Dewasa: Hemoglobin (Hb) Elektroforesis: A1: 95-98% total Hb, A2: 1,5%, F:
<2%, C: 0%, D: 0%, S: 0%
Anak: Bayi Baru Lahir: Hb, F, 50-80% total Hb. Bayi: Hb F, 8% total Hb.
Anak: Hb F, 1-2% total Hb setelah 6 bulan
b. Deskripsi
Jenis normal hemoglobin adalah Hb A1, yang terdiri atas 95% sampai
98% hemoglobin total, Hb A2, dan Hb F (Fetus). Jika Hb F membentuk 5%
atau lebih pada hemoglobin total setelah usia 6 bulan, talasemia (anemia
Mediterania) dapat menjadi faktor penyebab. Terdapat 3 jenis talasemia:
Talasemia mayor (Hb F>50%), Talasemia minor (peningkatan kadar Hb A2),
dan talasemia gen (gabungan hemoglobin abnormal).
Untuk mengidentifikasi hemoglobin normal (A1, A2, dan F) serta jenis
hemoglobin abnormal (Hb C, Hb M, Hb S, dan lainnya), biasanya dilakukan
uji hemoglobin elektroforesis. uji ini bukan uji yang rutin, tetapi berguna
untuk mengidentifikasi 150 jenis hemoglobin atau lebih. Banyak jenis
hemoglobin abnormal yang tidak menimbulkan penyakit yang
membahayakan, hemoglobinopati yang umum terjadi dapat diidentifikasikan
melalui elektroforesis.
HEMOGLOBIN S: Hb S adalah suatu bentuk hemoglobin berbeda
yang paling banyak ditemukan. Jika kedua gen memiliki Hb S, dapat terjadi
anemia sel sabit, tetapi jika hanya satu gen yang memiliki Hb S, individu
tersebut merupakan carier sifat sel sabit. Kira-kira 1% dari populasi individu
berkulit hitam di Amerika Serikat yang menderita anemia sel sabit, dan 8%
sampai 10% merupakan pembawa sifat sel sabit.
Gejala anemia sel sabit biasanya tidak muncul sampai usia 6 bulan.
Pada beberapa kasus, Hb S berkombinasi dengan jenis hemoglobin abnormal
lainnya, Hb C atau Hb D. Hb S/C atau Hb S/D menghasilkan sel darah merah
yang berbentuk sabit seperti yang ditemukan pada Hb S/S. Individu yang
menderita anemia sel sabit memiliki tekanan oksigen yang rendah (Lihat juga
uji sel sabit).
HEMOGLOBIN C: Hb C pada kondisi homozigos (C/C) biasanya
menimbulkan anemia hemolitik ringan, pada keadaan heterozigor (A/C),

kondisi ini menghasilkan pembawa sifat Hb C. Kondisi ini lebih banyak


terjadi pada orang kulit hitam.
c. Tujuan
Untuk mendeteksi jenis hemoglobin abnormal pada SDM (misalnya, anemia
sel sabit, yang dicirikan dengan hemoglobin berbentuk S).
d. Masalah Klinis
JENIS HEMOGLOBIN
Hemoglobin F
Hemoglobin C
Hemoglobin S

PENINGKATAN KADAR
Talasemia (setelah 6 bulan)
Anemia Hemolitik
Anemia Sel Sabit

e. Prosedur
Kumpulkan 3 sampai 5 ml darah vena dalam tabung bertutup lembayung.
Kirim segera ke laboratorium. Hemoglobin abnomal biasanya tidak stabil
Tidak terdapat pembatasan asupan makanan atau minuman
f. Faktor yang Mempengaruhi Temuan Laboratorium
Transfusi darah yang diberikan 4 bulan sebelum elektroforesis

hemoglobin dapat menyebabkan temuan yang tidak akurat


Pengumpulan sampel darah pada tabung yang berwarna salah dapat

mempengaruhi temuan
g. Implikasi Keperawatan Dan Rasional
Pantau klien untuk menemukan tanda dan gejala anemia sel sabit. Gejala awal
adalah keletihan dan kelemahan. Gejala kronis adalah keletihan, dispnea saat
latihan fisik, pembengkakan sendi, nyeri tulang, dan nyeri dada. Penderita
rentan terhadap infeksi. Krisis sel sabit biasanya terjadi akibat infark kecil
pada berbagai organ. Krisis biasanya berlangsung 5 sampai 7 hari, dan
diperlukan perawatan segera bila muncul gejala. Normalnya kadar hemoglobin
tidak berubah.
h. Penyuluhan Klien
Anjurkan mencari bantuan konseling genetik jika klien menderita anemia

sel sabit atau pembawa sifat sel sabit


Anjurkan klien yang menderita anemia sel sabit untuk meminimalkan
aktivitas fisik yang berlebihan dan menghindari daerah dataran tinggi atau

yang sangat dingin. Anjurkan klien beristirahat


Anjurkan klien menjauhi orang yang menderita infeksi
Beri tahu klien selalu membawa gelang waspada medis dan/atau kartu

You might also like