You are on page 1of 18

SPOT SPEED SURVEY

PENDAHULUAN
Study lalu lintas merupakan bagian utama pekerjaan ahli teknik lalu lintas,
hasil pengumpulan data digunakan dalam perencanaan lalu lintas, menejemen lalu
lintas, dan pengendalian lingkungan lalu lintas. Studi yang dibicarakan pada bab
ini berhubungan dengan volume, kecepatan, waktu tunda dan faktor-faktor alam
lainnya serta berkaitan dengan karakteristik lalu lintas.
Teori arus lalu lintas adalah suatu kajian tentang gerakan pengemudi dan
kendaraan antara dua titik dan interaksi mereka membuat satu sama lain.
Sayangnya, mempelajari arus lalu lintas sulit karena perilaku pengemudi adalah
sesuatu yang tidak dapat diprediksi dengan pasti. Karakteristik lalu lintas :
Flow =
Volume Lalu lintas
Speed =
Kecepatan Lalu lintas
Density=
Kepadatan Lalu lintas
VOLUME
Volume adalah sebuah peubah (variable) yang paling penting dalam teknik
lalu lintas dan pada dasarnya merupakan proses perhitungan yang berhubungan
dengan jumlah gerakan per satuan waktu pada lokasi tertentu. Volume (Q) adalah
jumlah kendaraan yang melewati suatu penampang/potongan jalan dalam priode
tertentu atau jumlah kendaraan persatuan waktu. Volume dapat dinyatakan dalam
kendaraan /jam, kend/menit dan lain-lain.
Perbedaan antara volume dan besar arus yaitu, volume adalah jumlah
kendaraan yang melewati suatu penampang tertentu pada suatu ruas jalan tertentu
per satuan waktu tertentu, sedangkan besar arus mewakili jumlah kendaraan yang
melewati suatu titik selama interval waktu kurang dari satu jam tetapi dinyatakan
dalam jam. Volume arus lalulintas yaitu menghitung banyaknya kendaraan yang
lewat pada garis pengamatan selama waktu pengamatan. Pengamatan Volume
Lalu lintas :

KECEPATAN
Mengukur kecepatan lalu lintas tidak semudah yang dibayangkan, kita
dapat mengukur kecepatan suatu kendaraan berdasarkan waktu atau berdasarkan
ruang, yang hasilnya dapat berbeda sedikit satu dengan lainnya. Menurut disiplin
fisika, kecepatan adalah laju perubahan posisi. Maka apabila sebuah kendaraan
berjalan melingkar dan berhenti di tempat awal mulai berjalan, maka nilai
kecepatan rata-ratanya adalah nol, karena x2 = x1. Kecepatan (speed) adalah jarak
yang dapat ditempuh suatu kenderaan pada suatu ruas jalan per satuan waktu.
Satuan yang umum di gunakan di Indonesia adalah kilometer/jam.
Kecepatan kendaraan dilakukan dengan menggunakan metoda kecepatan
setempat dengan mengatur waktu perjalanan bergerak. Dimaksudkan untuk
pengukuran karakteristik kecepatan pada lokasi tertentu, pada pencatatan data
kecepatan ini jenis kendaraan yang dicatat adalah kecepatan jenis kendaraan
bermotor. Kecepatan dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :

Kecepatan setempat (Spot Speed),

Kecepatan bergerak (Running Speed)

Kecepatan perjalanan (Journey Speed)

Hubungan antara kecepatan (V) dan waktu tempuh (TT), dinyatakan dalam
persamaan berikut ini
V = L/TT
Dimana:

V = Kecepatan rata-rata LV (km/jam)

L = Panjang segmen (km)

TT = Waktu tempuh rata-rata LV panjang segmen jalan (jam)

Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder.
Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara survey lapangan, sedangkan data
sekunder didapatkan dari instansi yang berwenang dalam penentuan kebijakan
transportasi seperti Dinas Perhubungan dan Pemerintah Daerah.

Data

primer

yang

diperlukan

untuk

analisis

adalah:

Data kinerja lalu lintas saat ini, yang diukur dengan volume, kecepatan
dan kepadatan lalu lintas; Data penyebaran dan pembebanan perjalanan
pada tiap ruas jalan dan simpang; Volume lalu lintas saat ini dan akan
datang sesuai dengan tahun rencana.

Data sekunder yang dapat diperoleh dari instansi terkait adalah :


Peta

jaringan

jalan

dan

peruntukan

lahan

(land

use)

Data jumlah penduduk. Kondisi sosial ekonomi penduduk daerah studi


Kebijakan manajemen transportasi yang diterapkan
Data yang diperoleh dari hasil survey diharapkan dapat memberikan gambaran
tentang keadaan yang ada di lapangan, sehingga data ini dapat dimanfaatkan
untuk berbagai keperluan sebagai berikut : Pemantauan ( monitoring ) ;
Prakiraan ( forecasting ) ; Kalibrasi ( calibration ) ; Validasi (validation ).
Persiapan Survey Lalu Lintas
Sebelum survey dilakukan terlebih dahulu dilakukan persiapan untuk mengetahui
kondisi lapangan yang sebenarnya serta dapat mempermudah mendapatkan
petunjuk tentang survey yang akan dilakukan. Hal ini akan mempermudah
pengisian formulir survey yang akan digunakan serta pembuatan jadwal survey,
kemudian dilanjutkan dengan membuat perencanaan detail survey tentang :

Pelaksanaan survey
Menentukan kendala kendala baik tenaga kerja, material, peralatan maupun
yang lainnya. Menyesuaikan metode dengan kondisi lapangan yang ada;
Kebutuhan terhadap logistik, dan lain lain. Agar survey dapat dilakukan dengan
efisien berikut informasi yang dibutuhkan sebelum pelaksanaan survey :

Peta
Peta adalah adalah persyaratan awal untuk melaksanakan survey.

Waktu dan Durasi Survey Waktu pelaksanaan survey dipengaruhi oleh


aktvitas kegiatan masyarakat pengguna lalu lintas. Faktor-faktor yang
harus diperhitungkan dan dipertimbangkan dalam penetapan waktu survey,
antara lain mencakup : Liburan Sekolah Libur Musiman Hari dalam
Minggu (Waktu Kerja dan Waktu Istirahat) Kondisi Iklim (Misalnya
Musim Hujan) Pekerjaan-pekerjaan Penanganan Jalan

Atas pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas, juga pertimbangan


ketersediaan dana, tenaga survey, alat survey, dan jadwal kegiatan proyek, maka
survey dalam rangka pengumpulan data untuk kepentingan studi lalu lintas dan
angkutan jalan dilaksanakan dengan penjadwalan yang disesuaikan.
Formulir dan Peralatan
Peralatan survey yang disediakan adalah sebagai berikut :

Formulir survey

Clif Board

Ballpoint

Counter

Pensil

Penghapus

Meteran

StopWatch

Kamera

SKEMA CARA SURVEY KECEPATAN

SPOT SPEED SURVEY


Dalam bab ini akan dibahas tentang Spot Speed (kecepatan sesaat). Spot
speed (kecepatan sesaat) adalah kecepatan yang diukur pada saat kendaraan
melintas suatu titik dijalan.
Tujuan dari penelitian spot speed adalah untuk merekam karakteristik kecepatan
di bawah lalu lintas yang berlaku kondisi di lokasi tertentu di sepanjang jalan
raya. Survei kecepatan/waktu tempuh dilakukan guna mengetahui kecepatan ratarata ruang (space mean speed) pada rute jaringan jalan yang dikaji. Data ini
diperlukan sebagai masukan untuk:
1. Memperkirakan kinerja lalu-lintas, terkait dengan tundaan dan kecepatan/
waktu tempuh pada ruas-ruas jalan yang dikaji.
2. Validasi/Kalibrasi model hubungan kecepatan dan arus (speed-flow curve)

dalam analisis pemodelan lalu-lintas (dijelaskan pada bagian Analisis).


Banyak aplikasi studi kecepatan titik termasuk, namun tidak terbatas pada, yang
berikut:
-

Menentukan kecepatan jalan yang ada, untuk digunakan potensial dalam


zonasi kecepatan dan prioritas.

Lokasi kecepatan penegakan.

Mengevaluasi efektivitas program-program penegakan kecepatan.

Mengidentifikasi dampak kecepatan geometri jalan, termasuk horisontal


dan vertikal keselarasan dan fitur-fitur jalan umum.

Menentukan dampak pada kecepatan perangkat kontrol lalu lintas (traffic


tanda-tanda, tanda trotoar,sinyal).

Memberikan bukti untuk mendukung / menolak keluhan kecepatan yang


berlebihan.
Untuk melakukan perhitungan spot speed dapat dilakukan dengan berbagai

cara, antara lain yaitu :

Perhitungan secara manual :


Bentuk yang paling sederhana dalam perhitungan secara manual,
pengamat men catat pada lembar formulir survey setiap kendaraan yang lewat
menurut klasifikasi macam kendaraan dan memakai formulir terpisah untuk setiap
metode perhitungan. Lembaran ini kemudian di jumlahkan untuk mendapatkan
jumlah tiap macam kendaraan yang melewati pengamat.
Perhitungan dengan alat detector :
Elemen utama dalam perhitungan lalu lintas secara otomatis adalah
detector (sensor) yang memberikan signal-signal respon pada sebuah penghitung
bila kendaraan melewati suatu titik (batas atau tempat) yang dipilih.
Cara penghitungan spot speed yang paling tepat adalah dengan alat
elektronik. Alat pengukur venner , menggunakan 2 detektor. Pada alat pengukur
diletakan dipermukaan jalan pada jarak tertentu. Dan kecepatan akan segera
didapat dari meteran dengan mencocokan pada tabel. Dengan menggunakan
constant time exposures, kendaraan yang melintas sepanjang jarak tertentu dapat
diketahui, waktunya dapat diukur secara tepat dan dapat dijabarkan kecepatannya.

KARAKTERISTIK KECEPATAN
Pengukuran spot speed menunjukan distribusi yang luas dan banyak
pertimbangan yang saling berinteraksi dalam menentukan kecepatan tertentu yang
dipilih pengemudi. Pertimbangan tersebut meliputi hal-hal yang ada pada
pengemudi itu sendiri.Keadaan-keadaan yang berkaitan dengan lingkungan.
Elemen-elemen utama dari lingkungan yang langsung dialami pengemudi
adalah jeni kendaraan, pembagian jalan, permukaan dan jenis jalan, cuaca, batas
kecepatan dan volume lalu lintas.
Analisis Kecepatan Sesaat (spot speed) dan kerapatan kendaraan, dengan
melakukan analisis terhadap kecepatan kendaraan sesaat dan waktu antara pada

ruas jalan, baik yang dipengaruhi oleh hambatan samping maupun yang tidak
dipengaruhi hambatan samping.
Hambatan samping adalah dampak dari kinerja lalulintas dari aktivitas
samping

segmen

jalan

seperti

pejalan

kaki

(bobot

0,5),

kendaraan

umum/kendaraan lain berhenti (bobot1 1,0), kendaraan masuk/keluar sisi jalan


(bobot 0,7), dan kendaraan lambat (bobot 0,4).
Kecepatan Perjalanan (Journey Speed) adalah kecepatan efektif kendaraan
yang sedang dalam perjalanan antara dua tempat dengan jarak tertentu di bagi
seluruh waktu yang dibutuhkan. Sebagai contoh kecepatan perjalanan antar kota.
Didalamnya terdapat banyak hambatan, sehngga waktu tempuh tersebut
menyangkut juga ketertundaan.
Tundaan (delay) adalah waktu yang hilang akibat gangguan terhadap arus
lalu-lintas atau pengaturan sistem arus lalu lintas. Tundaan ini ditimbulkan oleh
kelambatan atau macetnya kendaraan pada simpang jalan yang terlalu ramai
dengan kendaraan, lebar jalan yang kurang, parker mobil dijalan sempit dan lain
sebagainya. Akibatnya ada pengurangan kecepatan bergerak dibawah kecepatan
yang dianggap dapat diterima. Jenis-jenis tundaan sebagai berikut :
a. Operational Delay (akibat friction):
Ada dua jenis, yaitu:
1. Side Friction adalah tundaan yang diakibatkan oleh gangguan
diantara komponen-komponen lalu-lintas di luar arus itu sendiri,
misalnya : kendaraan yang 8arker di badan jalan, adanya pejalan
kaki yang mengganggu arus lalu lintas.
2. Internal Friction adalah tundaan yang diakibatkan oleh gangguan
dalam arus itu sendiri, misalnya terdapatnya volume lau lintas yang
tinggi, kapasitas ruas jalan yang terbatas dan lain-lainya.
b. Fixed Delay:
Pada bagian ini terdapat tundaan yang disebabkan oleh adanya
pengaturan alat lalulintas seperti : Traffic Light dan rambu stop pada
perlintasan Kereta api.

Kepadatan lalu lintas juga merupakan faktor utama spot speed. Karena
jumlah kendaraan yang melewati suatu ruas jalan pada jarak tertentu
(selama waktu T tertentu), satuan yang dipakai = Kend/km atau
smp/km
-Tundaan akibat belokan :
Beberapa menit pengamatan pada suatu persimpangan yang sibuk akan
memperlihatkan bahwa pertundaan disebabkan oleh kendaraan-kendaraan yang
keluar dari arus lalu lintas langsung (membelok). Kendaraan yang belok kiri
sedikit menimbulkan gangguan, namun kendaraan yang belok kanan harus
menunggu kesempatan atau menyebabkan tundaan pada kendaraan lain.
Karena itu, gerak belok ini harus diperhatikan dan diketahui banyaknya
kendaraan yang berbelok.
-Tundaan akibat perhentian :
Tundaan karena berhenti menimbulkan selisih waktu antara kecepatan
perjalanan dan kecepatan bergerak. Tundaan karena keramaian lalu lintas dapat
mengurangi kecepatan bergeraksampai dibawah kecepatan yang diterima.
Metode Survei Kecepatan/Waktu Tempuh
Moving Car Observer (MCO) adalah salah satu metode pengukuran
kecepatan dan tundaan yang melibatkan pengamat bergerak yang menggunakan
kendaraan penumpang dengan menjaga kecepatan kendaraan sedemikian rupa
sehingga kendaraan yang menyiap dan disiap seimbang. Survei ini dimulai pada
titik awal rute hingga titik akhir rute. Dari hasil survei ini akan diperoleh data
waktu tempuh, tundaan (berikut sebab terjadinya) dan kecepatan perjalanan pada
segmen ruas.
Dalam pelaksanaan survei ini, survei metode kendaraan bergerak akan
dikombinasikan dengan penggunaan alat GPS, guna mengetahui secara akurat
posisi kendaraan berikut waktunya. Metode yang dilakukan dalam survei ini
adalah sebagai berikut:
1. Jumlah Surveior yang diperlukan adalah 2 (dua) orang, ditambah 1 (satu)
orang pengemudi kendaraan (supir).

2. Peralatan Survei yang diperlukan adalah:


a. Kendaraan Survei (Mobil Sewa), dengan odometer (pencatat Km) yang
cukup akurat.
b. 1 (satu) buah Alat GPS
c. Form Survei (Form MCO-1 dan 2)
d. Pensil / Pulpen untuk masing-masing surveior
e. Jam Tangan
f. 2 (dua) buah Stop Watch
3. Proses Dasar Survei:
a. Penjelasan Panduan Survei kepada Koordinator Surveior oleh Tenaga Ahli
dan Koordinator Surveior Area Super Intendent.
b. Penyiapan Peta Rute Survei dan Penetapan Titik-titik Kontrol Survei

(Draft) pada setiap Rute Survei oleh Koordinator Surveior Area Super
Intendent dan Koordinator Surveior. Lihat Pedoman Penetapan Titik
Kontrol Survei.
c. Pembahasan Peta Rute Survei dan Titik Kontrol Survei bersama Tenaga
Ahli
d. Recruitment dan Training Surveior Lokal oleh Koordinator Surveior
e. Penyiapan peralatan/perlengkapan survei, form survei, berikut sewa
kendaraan survei oleh Koordinator Surveior.
f. Pelaksanaan Survei
g. Pengumpulan dan Pengecekan Data Hasil Survei oleh Koordinator
Surveior
h. Penyerahan Data Hasil Survei kepada Koordinator Surveior Area Super
Intendent
i. Pengecekan ulang Data Hasil Survei oleh Koordinator Surveior Area
Super Intendent
j. Pengiriman Data Hasil Survei ke Kantor MCI oleh Koordinator Surveior
Area Super Intendent.
4. Tugas dan Tanggung-jawab Koordinator Surveior dan Surveior:

a. Koordinator Surveior:
Memahami metode survei, peta rute survei, dan titik kontrol survei,
berikut cara penentuan titik-titik kontrol survei.
Melakukan recruitment surveior lokal, berikut training/penjelasan
tentang metode survei, rute survei, dan titik-titik kontrol survei kepada
surveior lokal.
Menyiapkan seluruh peralatan survei, form survei, berikut kendaraan
survei.
Melakukan penambahan atau penggeseran lokasi titik-titik kontrol
survei yang ada dalam Peta (Draft), ketika melintasi titik lokasi yang
dianggap sesuai dengan kriteria yang ada dalam Pedoman Penetapan
Titik Kontrol Survei.
Melakukan pengumpulan dan pengecekan semua data yang dicatat
oleh Surveior Lokal (Surveior ke-1 dan ke-2) pada Form Survei dan
memberikan arahan perbaikan bila diperlukan.
Menyerahkan semua data hasil survei kepada Koordinator Surveior
Area Super Intendent.
b. Surveior ke-1:
Memahami metode survei, rute survei dan titik-titik kontrol yang telah
ditetapkan dan dijelaskan oleh Koordinator Surveior.
Memegang dan mengendalikan alat GPS, dan Stop Watch (digunakan
bila alat GPS tak berfungsi).
Melakukan pengamatan dan pencatatan seluruh data yang diperlukan
untuk pengisian Form MCO-1 (lihat Form Survei terlampir).
Mengarahkan pengemudi untuk menempuh perjalanan pada rute yang
ditetapkan, dan agar pengemudi menjaga kecepatan kendaraan
sedemikian rupa sehingga kendaraan yang menyiap dan disiap
seimbang.
Mengarahkan Surveior ke-2 untuk menggunakan sistem penomoran
titik kontrol yang sama dengan yang digunakan oleh Surveior ke-1.

Memegang dan mengendalikan alat Stop Watch.


Mendengarkan dan mengikuti semua arahan dari Koordinator Surveior.
Melakukan perbaikan dan perekapan data pada Form Survei MCO-1
sesuai dengan arahan Koordinator Surveior.
c. Surveior Lokal ke-dua:
Memahami metode survei, rute survei dan titik-titik kontrol yang telah
ditetapkan dan dijelaskan oleh Koordinator Surveior.
Memegang dan mengendalikan alat Stop Watch.
Mendengarkan dan mengikuti arahan dari Surveior ke-1 untuk
meggunakan sistem penomoran titik kontrol yang sama.
Melakukan pengamatan dan pencatatan seluruh data yang diperlukan
untuk pengisian Form Survei MCO-2 (lihat Form Survei terlampir).
Melakukan perbaikan dan perekapan data pada Form Survei MCO-2
sesuai dengan arahan Koordinator Surveior.
Pedoman Penetapan Titik-titik Kontrol Suvei
Dalam Survei Kecepatan/Waktu Tempuh Perjalanan, perlu ditetapakan Titik
Kontrol pada setiap rute survei, dimana Koordinator Surveior harus mencatat
data/informasi tentang:
a) Nama Lokasi Titik Kontrol
b) Posisi Koordinat Titik Kontrol
c) Waktu (Jam, Menit, Detik)
d) Posisi Km pada Odometer kendaraan
ketika kendaraan melintasi Titik Kontrol tersebut.
Untuk penetapan Titik Kontrol Survei digunakan kriteria sebagai berikut:
1. Titik Lokasi Batas Kota/Kabupaten dan Batas Provinsi, dengan ciri:
Gerbang/Tugu Batas atau Selamat Datang.
2. Titik Lokasi Persimpangan antara Jalan Utama (Major), dengan ciri:
ukuran persimpangan besar, terdapat lampu lalu-lintas, Fly Over/Underpass,
tundaan dan antrian kendaraan di persimpangan cukup panjang.

3. Titik Lokasi terdapat perubahan Kondisi Jalan, meliputi:


a. Perubahan Lebar Jalan yang signifikan, misal: dari jalan semula 2 (dua)
lajur 2 arah, menjadi 4 (empat) lajur 2 arah, arau dari semula 4 (empat)
lajur 2 arah, menjadi 6 (enam) lajur 2 arah. Sebagai patokan, kondisi lebar
jalan dikelompokkan, sebagai berikut:

Jalan 2 (dua) lajur 2 arah (2/2 UD) sempit, dengan ciri lebar badan
jalan kurang dari 6 m, dan bila ada kendaraan roda-4 yang berlawanan
arah, maka kendaraan harus bergerak agak lambat agar tidak terjadi
gesekan antara kendaraan.

Jalan 2 (dua) lajur 2 arah (2/2 UD) lebar, dengan ciri lebar badan jalan
antara 6 8 m, kecepatan kendaraan tak dipengaruhi oleh kendaraan
lain yang berlawanan arah.

Jalan 4 (empat) lajur 2 arah tidak bermedian (4/2 UD), dengan ciri-ciri:
lebar jalan antara 12 14 m, dan terdapat marka jalan berupa garis
putih putus-putus sebagai pemisah lajur, 2 (dua) lajur pada arah yang
satu dan 2 (dua) lajur untuk arah sebaliknya. Dalam hal tidak terdapat
marka jalan, maka dapat dilihat dari ketersediaan ruang gerak
kendaraan, 2 (dua) lajur pada arah yang satu dan 2 (dua) lajur untuk
arah sebaliknya.

Jalan 4 (empat) lajur 2 arah bermedian (4/2 D), dengan ciri-ciri: lebar
jalan antara 12 14 m, terdapat median jalan sebagai pemisah arah,
terdapat marka jalan berupa garis putih putus-putus sebagai pemisah
lajur, 2 (dua) lajur pada arah yang satu dan 2 (dua) lajur untuk arah
sebaliknya.

Jalan 6 (enam) lajur 2 arah bermedian (6/2 D), dengan ciri-ciri: lebar
jalan antara 18 21 m dan terdapat median jalan sebagai pemisah arah.
terdapat marka jalan berupa garis putih putus-putus sebagai pemisah
lajur, 3 (tiga) lajur pada arah yang satu dan 3 (tiga) lajur untuk arah
sebaliknya.

Jalan 8 (delapan) lajur 2 arah bermedian (8/2 D) biasa

Jalan 8 (delapan) lajur 2 arah bermedian (8/2 D) dengan jalur lambat 2


(dua) lajur untuk masing-masing arah.

Jalan 10 (sepuluh) lajur 2 arah bermedian (10/2 D) biasa

Jalan 10 (sepuluh) lajur 2 arah bermedian (10/2 D) dengan jalur lambat


2 (dua) lajur untuk masing-masing arah.

b. Perubahan Manajemen Lalu-lintas, dari sistem lalu-lintas 2 (dua) arah


menjadi sistem lalu-lintas searah.
c. Perubahan Kondisi dan Tipe Perkerasan Jalan yang signifikan, misal:
dari semula kondisi jalan baik hingga sedang, menjadi kondisi rusak
(banyak lubang), atau dari kondisi tipe permukaan jalan aspal, menjadi
jenis paving block, penetrasi makadam, sirtu (pasir batu), atau jalan tanah.
4. Titik Lokasi terdapat Perubahan Karakteristik Lingkungan Jalan:
a. Perubahan

dari

lingkungan

Perdesaan

menjadi

lingkungan

Perkotaan, dengan ciri-ciri: Lingkungan Perdesaan memiliki kerapatan


bangunan rendah, banyak sawah/kebun; Lingkungan Perkotaan memiliki
kerapatan bangunan tinggi.
Catatan: Batas Kota tidak dapat digunakan sebagai acuan, karena Batas
Kota hanya batasan wilayah administratif, sedangkan yang dicatat di sini
adalah batasan wilayah fungsional.
b. Perubahan Karakteristik Intensitas Kegiatan, sebagai fungsi dari
tingkat gesekan samping (side friction), dikelompokkan sebagai berikut:

Perumahan, hampir tidak ada kegiatan

Perumahan, beberapa angkutan umum, dll.

Industri, beberapa toko, dll.

Perdagangan dengan aktivitas tinggi

Perdagangan dengan aktivitas sangat tinggi

LAYOUT SURVEY KECEPATAN SESAAT (SPOT SPEED)

WAKTU KERJA
Didefinisikan sebagai waktu total bagi kendaraanuntuk menyelesaikan perjalanan
tertentu, sepanjang potongan jalan atau dari asal tertentu

ke tujuan tertentu.

Survei waktu perjalanan dan hambatan mengukur waktu perjalanan dan waktu
bergerak rata-rata yang diperlukan untuk melintasi rute atau potongan jalan. Pada
waktu yang sama, informasi mengenai lokasi,durasi (lamanya), dan penyebab
terjadinya hambatan juga dicatat.
Tujuan Survei Waktu Perjalanan dan Hambatan
Menilai kualitas pelayanan rute angkutan umum. Mengidentifikasikan lokasi dan
penyebabkemacetan. Menentukan kebutuhan lampu lalu lintas danmenentukan
pengaturan lampunya. Mengevaluasi usulan perbaikan (manajemen) lalulintas.
Melakukan analisa ekonomi.
Pengertian
Waktu perjalanan adalah waktu yang dibutuhkan olehkendaraan untuk melewati
seksi jalan yang disurvei termasuk waktu berhenti karena hambatan-hambatan.

Hambatan adalah gangguan yang dialami kendaraan surveikarena kondisi lalu


lintas, mis. Pada saat mendekat persimpangan, persilangan sebidang, sekolah, dsb
sehingga kendaraan harus berhenti. Waktu henti adalah waktu kendaraan dalam
keadaan diam(terhenti) selama survei dilakukan karena adanya hambatan. Waktu
bergerak adalah waktu kendaraan dalam keadaanbergerak/ berjalan dalam seksi
jalan yang disurvei (yaitu waktu perjalanan dikurangi waktu henti).

HASIL PERHITUNGAN
SURVEY SPOT SPEED
DI JALAN PARAMESWARA

You might also like