You are on page 1of 17

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
a. Pertemuan 1: Pengenalan Manfaat dan Peranan Ilmu Kimia Dalam Kehidupan
Sehari-hari
Masyarakat Desa Simpang Kota Bingin pada umumnya berlatar
belakang pendidikan yang baik, dan mayoritas berprofesi sebagai pegawai.
Sebagian besar pendapatan masyarakat diperoleh dari hasil sawit, padi, dan
karet. Dalam memenuhi segala kebutuhan banyak zat-zat kimia yang
digunakan dalam kehidupan sehari-hari, namun masyarakat hanya menganggap
bahwa zat kimia adalah sebagai racun atau suatu zat yang mematikan.
b. Pertemuan 2: Sosialisasi bahan tambah pangan (kimia) pada makanan
Telah disadari bahwa keberadaan zat kimia berbahaya sangat dekat
dengan kehidupan sehari-hari terutama terhadap makanan, banyak zat kimia
yang berbahaya yang dilarang namun tetap disalah gunakan sebagai bahan
tambahan makanan, seperti formalin, boraks, dan rodhamin B yang sudah jelasjelas dilarang penggunaannya. Untuk produk yang terdaftar resmi pada Badan
POM RI sebahagian besar mungkin dapat dikontrol penggunaannya walaupun
kadang masih ditemui berbagai pelanggaran oleh produsennya. Sebenarnya
yang lebih mengkhawatirkan adalah penggunaan bahan kimia berbahaya untuk
tujuan pengawet, pewarna dan pemanis oleh produsen rumahan atau industri
kecil yang menghasilkan berbagai jenis makanan dan minuman ringan.
Produk-produk makanan dan minuman serupa ini, ironisnya tanpa
kontrol oleh badan yang berwenang, dapat langsung dijual oleh produsennya
kepada konsumen yang sebagian besar dari kalangan menengah ke bawah dan
anak-anak sekolah. Sebagai contoh, dari penelitian peneliti dilaporkan
penggunaan bahan kimia boraks sebagai pengawet makanan dan pewarna
tekstil untuk mewarnai makanan, kurangnya pengetahuan masyarakat desa
Simpang Kota Bingin terhadapan bahan makanan ini menjadikan pentingnya
sosialisasi ini.
c. Pertemuan 3: Sosialisasi cara pengawetan makanan secara alami
Sekarang ini keberadaan zat-zat kimia berbahaya seperi formalin sudah
sangat luas. Pemakaian zat tersebut dalam makanan diakibatkan oleh beberapa
1

faktor, selain untuk memperoleh keuntungan, pemakaian formalin disebabkan


akibat masyarakat tidak mengerti apa itu formalin. Banyaknya penggunaan zat
ini kedalam makanan masyarakat seperti tahu, bakso. Mie, dan daging ayam
menyebabkan besarnya kemungkinan banyaknya orang yang menderita
penyakit kanker. Oleh sebab itu diperlukan pemahaman yang mendalam untuk
menyimpan atau mengawetkan makanan secara alami agar dapat bertahan
dalam jangka waktu yang lama.
d. Pertemuan 4: Green Action Chemistry, Gerakan Peduli lingkungan
Seiring maraknya pemanasan global didunia sudah sewajarnya dan
seharusnya kita menananamkan nilai pentingnya menjaga lingkungan kepada
anak cucu terutama anak-anak di desa Simpang Kota Bingin. Hal ini penting
dilakukan

mengingat

kesadan

cinta lingkungan

sekarang

ini

sedikit

menurun.Oleh sebab itu doiperlukan pemahaman lebih untuk mencintai


lingkungan.
e. Pertemuan 5: Pengenalan Teknologi Kimia Tepat Guna (TKTG)
Kimia tepat guna merupakan salah satu mata kuliah yang ada di jurusan
Kimia, dengan sosialisasi ini bisa dijadikan cara untuk merubah pemikiran
siswa dan masyarakat umumnya tentang kimia. Karena selama ini kimia
kebanyak memandang hanya suatu zat yang mampu merusak, tapi dengan
menggunakan sosialisasi ini paradigma seperti itu mampu sedikit hilang. Kimia
tepat guna merupakan aplikasi beberapa ilmu kimia yang mampu menghasilkan
sesuatu menjadi lebih bermanfaat seberti cara pembuatan minyak secara
fermentasi, pembuatan es krim, pembuatan jamu instan, kerupuk, pembuatan
briket (bahan bakar terbarukan) dan lain-lain yang merupakan contoh dari
aplikasi ilmu kimia. Dengan sosialisai ini siswa mampu mengenal aplikasi
secara langsung Ilmu Kimia itu sendiri.
f. Pertemuan 6: Pembuatan Produk TKTG Sederhana dalam kehidupan seharihari: pengelolaan minyak goreng
Minyak goreng merupakan bahan dapur yang sering ditemui setiap hari
untuk menggoreng maupun menumis, selain itu minyak goreng juga dapat
digunakan untuk membuat sabun dan juga minyak goreng bekas dapat
digunakan sebagai bahan bakar lampu minyak disaat listrik padam. Dalam hal
ini pengelolaan minyak sudah masuk dalam Teknologi Kimia Tepat Guna yang

bisa diterapkan di kehidupan sehari-hari, sehingga pemanfaatan minyak secara


kimiawi bisa diterapkan oleh masyarakat dan anak-anak.
1.2. Permasalahan
a. Pertemuan 1: Pengenalan Manfaat dan Peranan Ilmu Kimia Dalam Kehidupan
Sehari-hari
Berdasarkan keadaan masyarakat dan situasi yang terdapat di desa
Simpang Kota Bingin maka penulis mengambil rumusan masalah :
1) Memberikan pemahaman yang baik tentang pengertian ilmu kimia kepada
masyarakat.
2) Diperlukannya pemahaman terhadap ruang lingkup ilmu kimia yang ada di
dalam kehidupan sehari-hari.
3) Berdasarkan pola pikir masyarakat desa mengenai ilmu kimia, maka penulis
merumuskan masalah yang ada yaitu memberikan pemahaman kepada
masyarakat mengenai apa saja yang dipelajari dalam bidang ilmu kimia serta
kaitannya terhadap bidang ilmu yang lainnya.
b. Pertemuan 2: Sosialisasi bahan tambah pangan (kimia) pada makanan
Kurangnya pengawasan dan kepedulian anak-anak mengenai bahan
tambah pangan (kimia ) yang berbahaya pada produk pangan dalam kehidupan
sehari-hari.
c. Pertemuan 3: Sosialisasi cara pengawetan makanan secara alami
Masih sedikitnya pengetahuan tentang apa cara mengawetkan makanan
secara alami agar tidak menggunakan formalin sebagai pengawet makanan,
serta bagaimana ciri-ciri makanan yang mengandung formalin menyebabkan
kesehatan masyarakat menjadi terancam.
d. Pertemuan 4: Green Action Chemistry, Gerakan Peduli lingkungan
Rendahnya kepedulian masyarakat dalam menjaga lingkungannya
sangat menghawatirkan kehidupan yang akan datang. Belum lagi isu
permasalhan dan isu lingkungan lain yang penting untuk diajarkan kepada
anak-anak.
e. Pertemuan 5: Pengenalan Teknologi Kimia Tepat Guna (TKTG)
Kurang pahamnya anak-anak terhadap ilmu kimia

tepat guna dan

aplikasinya, sehingga masih salahnya pemikiran terhadap jurusan kimia dan


kurang pahamnya tentang kimia.

f. Pertemuan 6: Pembuatan Produk TKTG Sederhana dalam kehidupan seharihari: pengelolaan minyak goreng
Masalah yang ada di masyarakat yaitu masih kurangnya pengetahuan
masyakat mengenai pengelolaan minyak goreng maupun minyak goreng bekas
secara sederhana.
1.3. Tujuan
a. Pertemuan 1: Pengenalan Manfaat dan Peranan Ilmu Kimia Dalam Kehidupan
Sehari-hari
Agar masyarakat dan anak-anak desa Simpang Kota Bingin mengetahui
pengertian dan ruang lingkup ilmu kimia sehingga masyarakat mengerti
mengenai ilmu kimia dan tidak mengidentifikasikan kata kimia dengan racun
atau zat yang mematikan
b. Pertemuan 2: Sosialisasi bahan tambah pangan (kimia) pada makanan
Memberikan pengetahuan kepada anak-anak mengenai bahan tambah
pangan (kimia) kimia berbahaya pada produk pangan seperti zat pengawet,
pewarna, pemanis, perasa, dan lain lain.
c. Pertemuan 3: Sosialisasi cara pengawetan makanan secara alami
Agar masyarakat mengetahui apa apa saja cara dalam mengawetkan
makanan secara alami dan mengetahui

itu formalin, bagaimana ciri-ciri

makanan yang mengandung formalin dan cara mengatasi jika telah terpapar zat
tersebut.
d. Pertemuan 4: Green Action Chemistry, Gerakan Peduli lingkungan
Memberikan dan menanamkan nilai cinta lingkungan serta menjaga
lingkungan kepada anak-anak sehingga mampu menciptakan lingkungan yang
asri dan sejuk.
e. Pertemuan 5: Pengenalan Teknologi Kimia Tepat Guna (TKTG)
Memberikan informasi kepada masyarakat dan anak-anak desa Simpang
Kota Bingin mengenai teknologi kimia tepat guna (TKTG).
f. Pertemuan 6: Pembuatan Produk TKTG Sederhana dalam kehidupan seharihari: pengelolaan minyak goreng
Membuat masyarakat dan anak-anak dapat mempraktekkan TKTG pengelolaan
minyak goreng di kehidupan sehari-hari.

BAB II
METODE PELAKSANAAN
2.1.Waktu Pelaksanaan
Adapun waktu pelaksanaan tiap-tiap kegiatan adalah sebagai berikut:
a. Pertemuan 1: Pengenalan Manfaat dan Peranan Ilmu Kimia Dalam Kehidupan
Sehari-hari
Hari/Tanggal: Rabu/20 Juli 2016 di Balai Desa Simpang Kota Bingin
b. Pertemuan 2: Sosialisasi bahan tambah pangan (kimia) pada makanan
Hari/Tanggal: Senin/25 Juli 2016 di Balai Desa Simpang Kota Bingin
c. Pertemuan 3: Sosialisasi cara pengawetan makanan secara alami
Hari/Tanggal: Sabtu/30 Juli 2016 di Balai Desa Simpang Kota Bingin
d. Pertemuan 4: Green Action Chemistry, Gerakan Peduli lingkungan
Hari/Tanggal: Senin/08 Agustus 2016 di Balai Desa Simpang Kota Bingin
e. Pertemuan 5: Pengenalan Teknologi Kimia Tepat Guna (TKTG)
Hari/Tanggal: Sabtu/13 Agustus 2016 di Sekretariat KKN UNIB 193
f. Pertemuan 6: Pembuatan Produk TKTG Sederhana dalam kehidupan seharihari: pengelolaan minyak goreng: pengelolaan minyak goreng: pengelolaan
minyak goreng
Hari/Tanggal: Senin/15 Agustus 2016 di: Sekretariat KKN UNIB 193
2.2.Tahapan Kegiatan
a. Pertemuan 1: Pengenalan Manfaat dan Peranan Ilmu Kimia Dalam Kehidupan
Sehari-hari
Tahapan kegiatan yang dilakukan meliputi:
1) Mengumpulkan warga desa Simpang Kota Bingin.
2) Menjelaskan secara sederhana dan singkat tentang ilmu kimia dasar kepada
warga.
3) Menjelaskan bagaimana ilmu kimia diterapkan di kehidupan sehari-hari
secara singkat.
4) Berdiskusi dengan warga desa Simpang Kota Bingin mengenai ilmu kimia
yang masih awam bagi warga desa Simpang Kota Bingin.
b. Pertemuan 2: Sosialisasi bahan tambah pangan (kimia) pada makanan
Tahapan kegiatan yang dilakukan meliputi:
1) Mengumpulkan warga desa Simpang Kota Bingin.
5

2) Menjelaskan secara sederhana dan singkat tentang bahan tambahanan


pangan (kimia) pada makanan kepada warga.
3) Berdiskusi dengan warga desa Simpang Kota Bingin mengenai bahan
tambahan pangan (kimia) pada makanan.
c. Pertemuan 3: Sosialisasi cara pengawetan makanan secara alami
Tahapan kegiatan yang dilakukan meliputi:
1) Mengumpulkan warga desa Simpang Kota Bingin.
2) Menjelaskan secara sederhana dan singkat tentang bahan tambahanan
pangan (kimia) pada makanan kepada warga.
3) Berdiskusi dengan warga desa Simpang Kota Bingin mengenai bahan
tambahan pangan (kimia) pada makanan.
d. Pertemuan 4: Green Action Chemistry ,Gerakan Peduli Lingkungan
Tahapan kegiatannya meliputi:
1) Mengumpulkan warga desa Simpang Kota Bingin.
2) Menjelaskan kepada warga seperti apa kimia berpengaruh di lingkungan
sekitar.
3) Diskusi dengan petani.
e. Pertemuan 5: Pengenalan Teknologi Kimia Tepat Guna (TKTG)
Tahapan kegiatannya meliputi:
1) Mengumpulkan anak-anak desa Simpang Kota Bingin.
2) Menjelaskan kepada anak-anak apa itu Teknologi Kimia Tepat Guna dan
bagaimana contoh penerapannya di kehidupan sehari-hari.
3) Diskusi dengan anak-anak.
f. Pertemuan 6: Pembuatan Produk TKTG Sederhana dalam kehidupan seharihari: pengelolaan minyak goreng: pengelolaan minyak goreng
Tahapan kegiatannya meliputi:
1) Mengumpulkan anak-anak desa Simpang Kota Bingin.
2) Memperagakan dan mengajak anak-anak pembuatan produk Teknologi
Kimia Tepat Guna yang sederhana.
3) Diskusi dengan anak-anak.

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1.Hasil
Adapun capaian program KKN ini yakni antara lain :
a. Pertemuan 1: Pengenalan Manfaat dan Peranan Ilmu Kimia Dalam Kehidupan
Sehari-hari
1) Masyarakat menjadi paham manfaat dan peranan ilmu kimia dalam
kehidupan sehari-hari.
2) Masyarakat menjadi paham mengenai bahan kimia yang bermanfaat bagi
kehidupan dan yang berbahaya bagi kehidupan.
b. Pertemuan 2: Sosialisasi bahan tambah pangan (kimia) pada makanan
1) Masyarakat mendapat pengetahuan lebih mengenai bahan-bahan tambahan
pangan pada produk olahan, baik manfaatnya dan bahayanya.
2) Masyarakat lebih menjaga pola memasak yang sehat.
c. Pertemuan 3: Sosialisasi cara pengawetan makanan secara alami
1) Masyarakat mendapat pengetahuan lebih mengenai cara pengawetan pangan
secara kimiawi yang alami maupun sintetis.
2) Masyarakat dapat membedakan bahan pangan yang diawetkan secara alami
maupun sintetis.
d. Pertemuan 4: Green Action Chemistry, Gerakan Peduli lingkungan
1) Masyarakat menjadi paham manfaat, peranan dan pengaruh ilmu kimia
terhadap lingkungan.
2) Masyarakat mendapat pengetahuan lebih mengenai dampak positif maupun
negatif dari bahan kimia terhadap lingkungan, sehingga masyarakat dapat
menjaga lingkungan dengan baik.
e. Pertemuan 5: Pengenalan Teknologi Kimia Tepat Guna (TKTG)
1) Masyarakat mendapat pengetahuan lebih mengenai bagaimana ilmu kimia
dapat diterapkan dalam menunjang kehidupan sehari-hari dari penjelasan
Teknologi Kimia Tepat Guna.
f. Pertemuan 6: Pembuatan Produk TKTG Sederhana dalam kehidupan seharihari: pengelolaan minyak goreng
1) Masyarakat dapat mempraktekkan pembuatan produk Teknologi Kimia
Tepat Guna yang sederhana.
7

3.2.Kendala yang dihadapi dan langkah pemecahannya


NO

Nama Kegiatan

Kendala Yang Dihadapi

Pengenalan Manfaat dan


Warga
susah
untuk
Peranan Ilmu Kimia
dikumpulkan
karena
Dalam Kehidupan
kurangnya antusiasme.
Sehari-hari

Sosialisasi bahan
tambah pangan (kimia)
pada makanan

Warga
susah
untuk
dikumpulkan
karena
kurangnya antusiasme.

Sosialisasi cara
pengawetan makanan
secara alami

Warga
susah
untuk
dikumpulkan
karena
kurangnya antusiasme.

Warga
tidak
dapat
Green Action
menghadiri
kegiatan,
Chemistry ,Gerakan
sehinggakegiatan tertunda
Peduli Lingkungan
disebabkan cuaca tidak
mendukung.
Pengumpulan warga
usia dewasa semakin
susah,
sehingga
kegiatan
berjalan
kurang baik.
Pengenalan Teknologi
Antusiasme anak-anak
Kimia Tepat Guna
sangat
tinggi,
(TKTG)
sehingga
kondisi
kegiatan sedikit ribut
dan
dalam
menjelaskan
sedikit
terhambat.
Kurangnya
jumlah
perlengkapan
peraga
Pembuatan Produk
menghambat
proses
TKTG Sederhana dalam
kegiatan dan anak-anak
kehidupan sehari-hari
saling berebut dalam
praktek kegiatan.

Pemecahan Masalah
Merangkul warga desa
yang
aktif
dalam
mengikuti
kegiatankegiatan
yang
ada,
sehingga dapat menarik
perhatian warga lain
Merangkul warga desa
yang
aktif
dalam
mengikuti
kegiatankegiatan
yang
ada,
sehingga dapat menarik
perhatian warga lain
Merangkul warga desa
yang
aktif
dalam
mengikuti
kegiatankegiatan
yang
ada,
sehingga dapat menarik
perhatian warga lain
Pengubahan
jadwal
kegiatan di hari yang lain,
sehingga program dapat
berjalan.

Pengumpulan warga
usia anak-anak/remaja
untuk alternatif target
binaan.
Membuat
kondisi
yang
menarik,
sehingga
dalam
menjelaskan
bisa
mengalir
dengan
suasana ribut anakanak.

Melakukan
praktek
bergilir agar anak-anak
yang
hadirmendapat
giliran untuk ikut dalam
praktek kegiatan yang
dilakukan.

3.3.Pembahasan
a. Pertemuan 1: Pengenalan Manfaat dan Peranan Ilmu Kimia Dalam Kehidupan
Sehari-hari
Kimia merupakan salah satu bagian dari ilmu pengetahuan alam.
Khususnya dalam ilmu kimia, semua materi yang ada di alam dibahas dalam
ilmu kimia. Mulai dari keadaan fisiknya maupun keadaan kimia.
Di dalam pembelajaran dasar nya ilmu kimia memberikan banyak
pengetahuan, diantaranya bagaimana cara membuat sebuah larutan dengan
konsentrasi yang tepat. Sebagai contoh seorang petani yang akan membuat
larutan pembasmi hama dengan konsentrasi yang tepat sehingga efisien dari
bahan yang digunakan dengan hasil yang diinginkan. Di dalam ilmu kimia
dijelaskan bagaimana cara membuatnya.
Luasnya area ilmu kimia, sehingga keterkaitan antara satu bidang ilmu
dengan bidang ilmu lainnya menjadi sangat erat. Peran ilmu kimia untuk
membantu pengembangan ilmu lainnya seperti pada bidang geologi, sifat-sifat
kimia dari berbagai material bumi dan teknik analisisnya telah mempermudah
geolog dalam mempelajari kandungan material bumi; logam maupun minyak
bumi.
Pada bidang pertanian, analis kimia mampu memberikan informasi
tentang kandungan tanah yang terkait dengan kesuburan tanah, dengan data
tersebut para petani dapat menetapkan tumbuhan/tanaman yang tepat.
Kekurangan zat-zat yang dibutuhkan tanaman dapat dipenuhi dengan pupuk
buatan, demikian pula dengan serangan hama dan penyakit dapat menggunakan
pestisida dan Insektisida.
Dalam bidang kesehatan, ilmu kimia cukup memberikan kontribusi, dengan
diketemukannya jalur perombakan makanan seperti karbohidrat, protein dan
lipid. Hal ini

mempermudah para ahli bidang kesehatan untuk mendiagnosa

berbagai penyakit. Interaksi kimia dalam tubuh manusia dalam sistem


pencernaan, pernafasan, sirkulasi, ekskresi, gerak, reproduksi, hormon dan
sistem saraf, juga telah mengantarkan penemuan dalam bidang farmasi
khususnya penemuan obat-obatan.
b. Pertemuan 2: Sosialisasi bahan tambah pangan (kimia) pada makanan
Dalam topik diskusi kali ini, penulis lebih mengajak para binaan untuk
mendalalmi terkait penggunaan MSG.MSG

adalah kepanjangan dari

Monosodium Glutamat. Sesuai namanya, MSG ini adalah garam yang terbentuk
dari sodium dan asam glutamat. Asam glutamat ini sendiri adalah salah satu
asam amino yang paling lazim ditemui dalam berbagai protein. Glutamat ini
memiliki keunikan sifat, yaitu dapat membuat molekul-molekul dari makanan
yang kita makan melekat lebih kuat di lidah. Menurut orang Jepang, tingkah si
glutamat tersebut memberikan efek rasa yang unik di lidah. Mereka biasa
menyebutnya dengan rasa umami. Inilah yang membuat rasa makanan tersebut
menjadi lebih kuat dan lebih sedap.
MSG adalah senyawa yang terbentuk dari ion natrium dan gugus
glutamate. Natrium juga terkandung dalam garam dapur (NaCl), tetapi dalam
MSG keberadaannya hanya 1/3 dibandingkan dalam garam dapur. Glutamat
merupakan salah satu asam amino non esensial (tubuh dapat mensintesis
sendiri) yang dibutuhkan tubuh untuk sintesis protein, yang juga terdapat pada
susu, keju, daging ayam, tomat, kedelai, gandum, dan kacang-kacangan. Tubuh
kita mampu mengubah glutamat menjadi senyawa alanin di dalam usus yang
selanjutnya diubah menjadi -ketoglutarat, dan sisanya digunakan dalam
glukoneogenesis. Perhatikan tahap reaksi pentingnya :

Perubahan dari MSG menjadi -ketoglutarat berlangsung hanya kurang


dari 30 menit. Selanjutnya -ketoglutarat masuk ke dalam siklus asam sitrat
(siklus Krebbs) untuk menghasilkan energi. Oleh karena itu adanya isu bahwa
MSG dapat terakumulasi dalam tubuh setelah 10 20 tahun dan menyebabkan
glaucoma (penyakit mata yang berakibat kebutaan) adalah tidak benar.
Manusia memerlukan makan dan minum untuk kelangsungan hidupnya.
Namun demikian apapun makanan dan minuman yang dikonsumsi haruslah

dalam batas-batas kewajaran. Jangankan MSG, nasi, telur, daging yang


bergizipun jika kita konsumsi dalam jumlah berlebihan juga akan menimbulkan
penyakit. Dahulu ADI (Acceptable Daily Intake) untuk MSG ditetapkan JECFA
(Joint Expert Committee on Food Additives) sebesar 153 mg MSG / kg berat
badan atau 7500 mg / 50 kg berat badan / hari seumur hidup.
c. Pertemuan 3: Sosialisasi cara pengawetan makanan secara alami
Formalin merupakan bahan tambahan pangan (BTP) yang dilarang
penggunaannya dalam makanan menurut peraturan Menteri Kesehatan
(Menkes) Nomor 1168/Menkes/PER/X/1999.
Formalin adalah nama dagang larutan formaldehid dalam air dengan
kadar 30-40 persen. Di pasaran, formalin dapat diperoleh dalam bentuk sudah
diencerkan, yaitu dengan kadar formaldehidnya 40, 30, 20 dan 10 persen serta
dalam bentuk tablet yang beratnya masing-masing sekitar 5 gram. Formalin
sudah sangat umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari, biasanya
digunakan sebagai reagensia, bahan penghilang bau untuk sumbu lampu dan
lilin, untuk mengawetkan contoh biologi (preparat) atau mengawetkan mayat,
bukan makanan. Di industri makanan, misalnya, formalin dipakai untuk
membuat makanan lebih awet. Misalnya saja untuk pengawetan pada tahu, mi,
ataupun pada bakso.
Mekanisme Kerja Formalin Terhadap Kesehatan
Formalin

jika termakan dalam jangka pendek tidak mengalami

keracunan tetapi jika tertimbun diatas ambang batas dapat menggangu


kesehatan. Dimana ambang batas yang aman adalah 1 miligram perliter.
Sedangkan menurut International Programme on Chemical Safety menetapkan
bahwa batas toleransi formalin yang dapat diterima dalam tubuh maksimum 0,1
mg per liter.
Beberapa faktor yang mendorong pedagang menggunakan bahan kimia
ilegal. Pertama, secara teknis pengusaha menggunaan bahan itu karena lebih
praktis dan efisien dibandingkan menggunakan bahan penolong legal seperti es.
Selain itu bahan kimia ilegal seperti formalin harganya lebih murah dibanding
bahan pengawet legal. Faktor kedua, kurangnya pengetahuan pelaku bisnis
usaha tentang bahan kimia formalin khususnya skala kecil menengah (SKM).
masalah ekonomi juga menjadi faktor penyebab pelaku usaha. Praktik yang
salah semacam ini dilakukan oleh produsen atau pengelola pangan yang tidak

bertanggung jawab dan tidak memperhatikan faktor risiko yang ditimbulkan,


atau dapat juga karena ketidaktahuan produsen pangan, baik mengenai sifatsifat maupun keamanan bahan kimia tersebut.
Pengawetan makana secara alami
Untuk mengatasi masalah larangan penggunaan terhadap formalin
dengan tidak mengindahkan tahu tahan lama perlu adanya alternatif lain sebagai
zat pengawet, diantaranya menggunakan cara sebagai berikut:
1. Merendam tahu jadi dalam air bersih untuk mencegah terjadinya
pengeringan dan menghalangi pencemaran mikroba pembusuk dari udara,
tahu dapat tahan selama dua hari pada suhu kamar.
2. Membungkus tahu dengan plastik setelah dilakukan perebusan selama 30
menit, tahu dapat tahan dalam lemari es selama delapan hari.
3. Mengasap tahu, tahu dapat tahan sampai 24 jam pada suhu kamar.
4. Merendam tahu dalam larutan vitamin C 0,05 persen selama empat jam,
tahu dapat tahan selama dua hari pada suhu kamar.
Cara pengawetan makanan lainnya adalah dengan cara pemanisan, pengasinan
dan pengasapan.Secara tidak langsung pengawetan makanan dengan secara
alami tidak akan membahayakan tubuh manusia yang mengkomsumsi makanan
tersebut.
d. Pertemuan 4: Green Action Chemistry, Gerakan Peduli lingkungan
Dalam kegiatan diskusi kali ini anak-anak dikenalkan dengan macammacam sampah yang ada dilingkungan sekitar.Adapaun macam-macam sampah
yaitu :
1. Sampah Organik
Sampah organik merupakan sampah yang berasal dari mahluk hidup yang
ada dilingkungan sekitar kita.Sampah ini dapat digunakan sebagai pupuk
karena dapat mengalami pembusukan menjadi pupuk kompos.Sahpah
organik dapat diuraikan oleh mikroorganisme.Sampah organik diantarnya
adalah daun, rumput dan bahan organik lainnya.
2. Sampah Anorganik
Sampah anorganik adalah merupakan sampah yang tidak dapat diurai oleh
mikroorganisme.Sampah anorganik dapat didaur ulang menjadi berbagai
benda yang bermanfaat asalkan kita mau mengolah dan memanfaatkannya

menjadi benda yang bermanfaat.Sampah anorganik diantaranya adfalah


seperti botol, plasti, kaca dan lainnya.
3. Sampah limbah Rumah Tangga
Sampah liumbah rumah tangga adalah sampah yang dihasilkan dari rumah
tangga , bentuknya pada umumnya dalah dapat didaur dan ulang dan ada
yang tidak dapat didaur ulang.Contohnya adalah bekas bongkol sayuran
yang dapat dijadikan pupuk kompos cair, sementaralimbah plastik deterjen
dapat dijadikan sebagai tas dan lainnya.
Selain itu, ada beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk menjadikan
lingkungan tetap bersih dan asri diantaranya adalah :
1. Selalu membuang sampah pada tempatnya dan memisahkan sampah organik
dengan anorganik agar dapat digunakan sebagi bahan daur ulang ataupun
sebagi pupuk
2. Btidak membakar sampah anorganik,karena dapat membahayakan udara
yang terbawa oleh angin.
3. Banyajk melakukan penanaman pohon agar tercipta lingkungan yang hijau
dan asri serta penuh kenyamanan.
e. Pertemuan 5: Pengenalan Teknologi Kimia Tepat Guna (TKTG)
Kimia tepat guna juga mengajarkan pembuatan Es krim, Briket, dan
beberapa jamu instan. Pada sosialisasi ini yang dijelaskan adalah pemanfaatan
kulit pisang sebagai alat penjernih air. Ini merupakan aplikasi langsung ilmu
kimia, ada berbagai macam cara sederhana yang dapat kita gunakan untuk
mendapatkan air bersih, dan cara yang paling umum digunakan adalah dengan
membuat saringan air, dan bagi kita mungkin yng paling tepat adalah membuat
penjernih air atau saringan air sederhana.
Perlu diperhatikan, bahwa penyaringan air secara sederhana tidak dapat
menghilangkan sepenuhnya garam yang terlarut di dalam air. Kulit pisang
merupakan suatu tanaman yang mampu menjernihkan air. Dalam film-film
kartun kulit pisang biasanya dimanfaatkan untuk tujuan jahat, dimana orang
sering dijebak dengan kulit pisang agar terpeleset. Tak dinyana ternyata kulit
pisang yang dijadikan sampah ternyata bermanfaat memurnikan air. Dalam
penyaringan air, kulit pisang ini lebih ampuh dari pada penyaringan alami

lainnya, karena mampu menyerap logam berat. Sebelum kita tahu, makan
pisang kulitnya pasti dibuang.
Tidak perlu modifikasi apapun, kulit pisang yang akan dipakai untuk
memurnikan air hanya perlu dicincang kecil-kecil lalu dimasukkan ke dalam air.
Dengan sendirinya logam berat seperti timbal dan tembaga akan terserap oleh
serat-serat yang terdapat pada kulit pisang. Logam berat merupakan polutan
yang berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan. Dalam tubuh manusia, polutan
ini bisa terakumulasi dan memicu dampak negatif dalam jangka panjang atau
bahkan bisa diturunkan pada generasi berikutnya.
Timbal (Pb) misalnya, bisa menghambat sintesis hemoglobin atau zat
merah darah sehingga mengganggu fungsi saraf maupun organ yang lain. Pada
anak, timbal bisa menghambat pertumbuhan sel-sel otak dan menurunkan
tingkat kecerdasan ketika tumbuh dewasa. Sementara itu, logam berat yang lain
yaitu tembaga (Cu) jika terakumulasi dalam tubuh manusia bisa memicu
pengerasan hati (sirosis) dan kerusakan ginjal. Tembaga juga bisa terakumulasi
di jaringan saraf dan kornea mata, sehingga merusak fungsi penglihatan.
Untuk pemurnian air minum dari logam berat, teknologi yang ada saat
ini umumnya sangat mahal sehingga kurang terjangkau masyarakat umum.
Sementara penyaring alami yang pernah diteliti dan terbukti efektif antara lain
limbah sabut kelapa dan kulit kacang.
Selain murah dan mudah didapatkan, kelebihan lain dari kulit pisang adalah bisa
digunakan berkali-kali. Dalam sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam
jurnal Industrial & Engineering Chemistry Research baru-baru ini, kulit pisang
yang dicincang bisa dipakai sebanyak 11 kali.
f. Pertemuan 6: Pembuatan Produk TKTG Sederhana dalam kehidupan seharihari: pengelolaan minyak goreng
Hidrokarbon merupakan senyawa organik yang mengandung unsur
Karbon, Hidrogen dan Oksigen. Hidrokarbon biasa digunakan sebagai bahan
bakar dan akan terurai menjadi gas CO2 dan H2O bila pembakaran sempurna.
Hidrokarbon yang sering digunakan adalah bensin maupun minyak tanah untuk
pembakaran, akan tetapi minyak juga merupakan hidrokarbon rantai panjang
yang tidak menghasilkan energi panas cukup banyak untuk bahan bakar
kendaraan atau kompor, tetapi cukup untuk penerangan di malam hari. Minyak
goreng bekas bila diberi sumbu (kapas atau tali) dapat menjadi lampu minyak

untuk penerangan, minyak goreng bekas ini ketika dibakar sumbunya akan
menghasilkan api akibat terurainya rantai hidrokarbon minyak goreng bekas
menjadi CO2 dan H2O. Tetapi tak jarang minyak goreng bekas ini sudah
mengalami radikalisasi hidrokarbon yang menyebabkan pembakarannya tak
sempurna dan menyebabkan munculnya asap hitam ketika terbakar.
Minyak goreng dapat dibuat menjadi sabun dengan mencampurkannya
dengan Soda Api (Natrium Hidroksida/NaOH). Pada proses pembentukan sabun
terjadi reaksi kimiawi antara minyak dengan soda api. Dalam reaksinya minyak
akan terurai menjadi asam lemak dan ion gliserida. Asam lemak dari minyak ini
merupakan bagian sabun yang dapat mengikat kotoran yang sukar larut dalam
air atau berminyak, asam lemak ini akan bereaksi dengan soda api dengan
+

mengikat ion Natrium (Na ) membentuk sabun. Soda api yang sudah kehilangan
-

ion Natriumnya akan menyisakan ion Hidroksil (OH ), ion Hidroksil akan
berikatan dengan ion gliserida membentuk gliserol. Sabun yang terbentuk dan
glisero yang terbentuk akan terpisah sendiri, dimana sabun akan mengeras
berada di lapisan atas, sedangkan gliserol akan berada di lapisan bawah dan
berwujud cairan.
Adapun langkah-langkah pembuatan sabun adalah sebegai berikut:
1. Minyak 50 gram dituangkan ke dalam panci.
2. Kemudian soda api 50 gram dilarutkan dalam air 125 mL.
3. Soda api yang sudah larut dicampurkan ke dalam panci yang berisi minyak.
4. Panci diletakkan di atas kompor yang menyala dengan api sedang.
5. Campuran tadi diaduk sampai mengental, lalu api dimatikan.
6. Campuran yang sudah mengental ditetesi biang parfum untuk membuat
sabun beraroma sedap.
7. Campuran dituangkan ke cetakan sabun dan didinginkan hingga mengeras.
8. Sabun siap digunakan atau dikemas.

BAB IV
PENUTUP
4.1.Simpulan
Adapun simpulan dari Program Kerja Individu Kuliah Kerja Nyata ini adalah
sebagai berikut:
a. Pertemuan 1: Pengenalan Manfaat dan Peranan Ilmu Kimia Dalam Kehidupan
Sehari-hari
Bahwa seluruh materi yang ada di alam merupakan bagian dari ilmu kimia.
Masyakat mengetahui tidak semua zat kimia adalah beracun dan berbahaya bagi
manusia.
1. Zat-zat kimia sederhana yang ada disekitar kita meliputi air, udara, garam,
minyak, gula, tanah, batu-batuan, dan lain-lain.
2. Dengan adanya pemberian ilmu pengtahuan tentang ruang lingkup ilmu
kimia masyarakat menjadi lebih mengetahui arti kimia.
3. Ilmu kimia mempunyai banyak peranan penting dalam kehidupan seharihari dan sangat bermanfaat
b. Pertemuan 2: Sosialisasi bahan tambah pangan (kimia) pada makanan
Mengkonsumsi makanan instan yang sudah jelas-jelas mengandung
pengawet. Bahwa penggunaan MSG dalam makanan perlu dikurangi karena
MSG merupakan bahan penyedap makanan yang tidak diperbolehkan dan
jumlah banyak dan sering. Serta jangan terlalu banyak
c. Pertemuan 3: Sosialisasi cara pengawetan makanan secara alami
Ada banyak bentuk pengolahan dan pengawetan makanan secara alami
yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari untukl mengggunakan
kebiasaan menggunakan formalin. Penggunaan formalin sebagai pengawet
makanan sangat dilarang. Hal ini dikarenakan dapat menimbulkan penyakit
kanker.
Bentuk pengawetan alami diantaranya ialah pemanisan menggunkan
gula, pengasinan menggunakan garam, pengasapan menggunakan asap dan
berbagai metode lainnya denmgan menggunakan berbagai tumbuhan alami
seperti kunyit dan rempah lainnya.

16

17

d. Pertemuan 4: Green Action Chemistry, Gerakan Peduli lingkungan


Setiap manuasia mempunyai kewajiban untuk sama-sama menjaga dan
memeilhara lingkungan sekitar sebagai wujud kepedulian dan tanggung jawab
sosial terhadap lingkungan.
e. Pertemuan 5: Pengenalan Teknologi Kimia Tepat Guna (TKTG)
Dengan sosialisasi Kimia Tepat Guna anak-anak mampu memahami
dan memiliki pengetahuan baru bahwa kimia sangat banyak manfaatnya. Bahwa
dengan reaksi fermentasi mampu mempermudah dalam pembuatan minyak
kelapa, kemudian pemanfaatan kulit pisang sebagai penjernih air paling
sederhana yang dapat dilakukan karenan kemampuan kulit pisang yang

mampu

mengadsorbsi, sehingga mampu menarik senyawa yang berbahaya dan berbagai


manfaat lainnya.
f. Pertemuan 6: Pembuatan Produk TKTG Sederhana dalam kehidupan seharihari: pengelolaan minyak goreng
Sangat mudah dalam menerapkan TKTG dalam kehidupan sehari-hari
terutama dalam membuat sabun dari minyak goreng dan lampu minyak dari
minyak goreng. Hal ini membuktikan bahwa ilmu kimia sangat membantu dan
berperan penting dalam kehidupan sehari-hari.
4.2.Saran
Pelaksanaan kegiatan tiap-tiap pertemuan ada baiknya diperbanyak alat dan
bahan peraga untuk menunjang kelancaran kegiatan dan pemahaman audience yang
ada.

You might also like