Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
a. Pertemuan 1: Pengenalan Manfaat dan Peranan Ilmu Kimia Dalam Kehidupan
Sehari-hari
Masyarakat Desa Simpang Kota Bingin pada umumnya berlatar
belakang pendidikan yang baik, dan mayoritas berprofesi sebagai pegawai.
Sebagian besar pendapatan masyarakat diperoleh dari hasil sawit, padi, dan
karet. Dalam memenuhi segala kebutuhan banyak zat-zat kimia yang
digunakan dalam kehidupan sehari-hari, namun masyarakat hanya menganggap
bahwa zat kimia adalah sebagai racun atau suatu zat yang mematikan.
b. Pertemuan 2: Sosialisasi bahan tambah pangan (kimia) pada makanan
Telah disadari bahwa keberadaan zat kimia berbahaya sangat dekat
dengan kehidupan sehari-hari terutama terhadap makanan, banyak zat kimia
yang berbahaya yang dilarang namun tetap disalah gunakan sebagai bahan
tambahan makanan, seperti formalin, boraks, dan rodhamin B yang sudah jelasjelas dilarang penggunaannya. Untuk produk yang terdaftar resmi pada Badan
POM RI sebahagian besar mungkin dapat dikontrol penggunaannya walaupun
kadang masih ditemui berbagai pelanggaran oleh produsennya. Sebenarnya
yang lebih mengkhawatirkan adalah penggunaan bahan kimia berbahaya untuk
tujuan pengawet, pewarna dan pemanis oleh produsen rumahan atau industri
kecil yang menghasilkan berbagai jenis makanan dan minuman ringan.
Produk-produk makanan dan minuman serupa ini, ironisnya tanpa
kontrol oleh badan yang berwenang, dapat langsung dijual oleh produsennya
kepada konsumen yang sebagian besar dari kalangan menengah ke bawah dan
anak-anak sekolah. Sebagai contoh, dari penelitian peneliti dilaporkan
penggunaan bahan kimia boraks sebagai pengawet makanan dan pewarna
tekstil untuk mewarnai makanan, kurangnya pengetahuan masyarakat desa
Simpang Kota Bingin terhadapan bahan makanan ini menjadikan pentingnya
sosialisasi ini.
c. Pertemuan 3: Sosialisasi cara pengawetan makanan secara alami
Sekarang ini keberadaan zat-zat kimia berbahaya seperi formalin sudah
sangat luas. Pemakaian zat tersebut dalam makanan diakibatkan oleh beberapa
1
mengingat
kesadan
cinta lingkungan
sekarang
ini
sedikit
f. Pertemuan 6: Pembuatan Produk TKTG Sederhana dalam kehidupan seharihari: pengelolaan minyak goreng
Masalah yang ada di masyarakat yaitu masih kurangnya pengetahuan
masyakat mengenai pengelolaan minyak goreng maupun minyak goreng bekas
secara sederhana.
1.3. Tujuan
a. Pertemuan 1: Pengenalan Manfaat dan Peranan Ilmu Kimia Dalam Kehidupan
Sehari-hari
Agar masyarakat dan anak-anak desa Simpang Kota Bingin mengetahui
pengertian dan ruang lingkup ilmu kimia sehingga masyarakat mengerti
mengenai ilmu kimia dan tidak mengidentifikasikan kata kimia dengan racun
atau zat yang mematikan
b. Pertemuan 2: Sosialisasi bahan tambah pangan (kimia) pada makanan
Memberikan pengetahuan kepada anak-anak mengenai bahan tambah
pangan (kimia) kimia berbahaya pada produk pangan seperti zat pengawet,
pewarna, pemanis, perasa, dan lain lain.
c. Pertemuan 3: Sosialisasi cara pengawetan makanan secara alami
Agar masyarakat mengetahui apa apa saja cara dalam mengawetkan
makanan secara alami dan mengetahui
makanan yang mengandung formalin dan cara mengatasi jika telah terpapar zat
tersebut.
d. Pertemuan 4: Green Action Chemistry, Gerakan Peduli lingkungan
Memberikan dan menanamkan nilai cinta lingkungan serta menjaga
lingkungan kepada anak-anak sehingga mampu menciptakan lingkungan yang
asri dan sejuk.
e. Pertemuan 5: Pengenalan Teknologi Kimia Tepat Guna (TKTG)
Memberikan informasi kepada masyarakat dan anak-anak desa Simpang
Kota Bingin mengenai teknologi kimia tepat guna (TKTG).
f. Pertemuan 6: Pembuatan Produk TKTG Sederhana dalam kehidupan seharihari: pengelolaan minyak goreng
Membuat masyarakat dan anak-anak dapat mempraktekkan TKTG pengelolaan
minyak goreng di kehidupan sehari-hari.
BAB II
METODE PELAKSANAAN
2.1.Waktu Pelaksanaan
Adapun waktu pelaksanaan tiap-tiap kegiatan adalah sebagai berikut:
a. Pertemuan 1: Pengenalan Manfaat dan Peranan Ilmu Kimia Dalam Kehidupan
Sehari-hari
Hari/Tanggal: Rabu/20 Juli 2016 di Balai Desa Simpang Kota Bingin
b. Pertemuan 2: Sosialisasi bahan tambah pangan (kimia) pada makanan
Hari/Tanggal: Senin/25 Juli 2016 di Balai Desa Simpang Kota Bingin
c. Pertemuan 3: Sosialisasi cara pengawetan makanan secara alami
Hari/Tanggal: Sabtu/30 Juli 2016 di Balai Desa Simpang Kota Bingin
d. Pertemuan 4: Green Action Chemistry, Gerakan Peduli lingkungan
Hari/Tanggal: Senin/08 Agustus 2016 di Balai Desa Simpang Kota Bingin
e. Pertemuan 5: Pengenalan Teknologi Kimia Tepat Guna (TKTG)
Hari/Tanggal: Sabtu/13 Agustus 2016 di Sekretariat KKN UNIB 193
f. Pertemuan 6: Pembuatan Produk TKTG Sederhana dalam kehidupan seharihari: pengelolaan minyak goreng: pengelolaan minyak goreng: pengelolaan
minyak goreng
Hari/Tanggal: Senin/15 Agustus 2016 di: Sekretariat KKN UNIB 193
2.2.Tahapan Kegiatan
a. Pertemuan 1: Pengenalan Manfaat dan Peranan Ilmu Kimia Dalam Kehidupan
Sehari-hari
Tahapan kegiatan yang dilakukan meliputi:
1) Mengumpulkan warga desa Simpang Kota Bingin.
2) Menjelaskan secara sederhana dan singkat tentang ilmu kimia dasar kepada
warga.
3) Menjelaskan bagaimana ilmu kimia diterapkan di kehidupan sehari-hari
secara singkat.
4) Berdiskusi dengan warga desa Simpang Kota Bingin mengenai ilmu kimia
yang masih awam bagi warga desa Simpang Kota Bingin.
b. Pertemuan 2: Sosialisasi bahan tambah pangan (kimia) pada makanan
Tahapan kegiatan yang dilakukan meliputi:
1) Mengumpulkan warga desa Simpang Kota Bingin.
5
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1.Hasil
Adapun capaian program KKN ini yakni antara lain :
a. Pertemuan 1: Pengenalan Manfaat dan Peranan Ilmu Kimia Dalam Kehidupan
Sehari-hari
1) Masyarakat menjadi paham manfaat dan peranan ilmu kimia dalam
kehidupan sehari-hari.
2) Masyarakat menjadi paham mengenai bahan kimia yang bermanfaat bagi
kehidupan dan yang berbahaya bagi kehidupan.
b. Pertemuan 2: Sosialisasi bahan tambah pangan (kimia) pada makanan
1) Masyarakat mendapat pengetahuan lebih mengenai bahan-bahan tambahan
pangan pada produk olahan, baik manfaatnya dan bahayanya.
2) Masyarakat lebih menjaga pola memasak yang sehat.
c. Pertemuan 3: Sosialisasi cara pengawetan makanan secara alami
1) Masyarakat mendapat pengetahuan lebih mengenai cara pengawetan pangan
secara kimiawi yang alami maupun sintetis.
2) Masyarakat dapat membedakan bahan pangan yang diawetkan secara alami
maupun sintetis.
d. Pertemuan 4: Green Action Chemistry, Gerakan Peduli lingkungan
1) Masyarakat menjadi paham manfaat, peranan dan pengaruh ilmu kimia
terhadap lingkungan.
2) Masyarakat mendapat pengetahuan lebih mengenai dampak positif maupun
negatif dari bahan kimia terhadap lingkungan, sehingga masyarakat dapat
menjaga lingkungan dengan baik.
e. Pertemuan 5: Pengenalan Teknologi Kimia Tepat Guna (TKTG)
1) Masyarakat mendapat pengetahuan lebih mengenai bagaimana ilmu kimia
dapat diterapkan dalam menunjang kehidupan sehari-hari dari penjelasan
Teknologi Kimia Tepat Guna.
f. Pertemuan 6: Pembuatan Produk TKTG Sederhana dalam kehidupan seharihari: pengelolaan minyak goreng
1) Masyarakat dapat mempraktekkan pembuatan produk Teknologi Kimia
Tepat Guna yang sederhana.
7
Nama Kegiatan
Sosialisasi bahan
tambah pangan (kimia)
pada makanan
Warga
susah
untuk
dikumpulkan
karena
kurangnya antusiasme.
Sosialisasi cara
pengawetan makanan
secara alami
Warga
susah
untuk
dikumpulkan
karena
kurangnya antusiasme.
Warga
tidak
dapat
Green Action
menghadiri
kegiatan,
Chemistry ,Gerakan
sehinggakegiatan tertunda
Peduli Lingkungan
disebabkan cuaca tidak
mendukung.
Pengumpulan warga
usia dewasa semakin
susah,
sehingga
kegiatan
berjalan
kurang baik.
Pengenalan Teknologi
Antusiasme anak-anak
Kimia Tepat Guna
sangat
tinggi,
(TKTG)
sehingga
kondisi
kegiatan sedikit ribut
dan
dalam
menjelaskan
sedikit
terhambat.
Kurangnya
jumlah
perlengkapan
peraga
Pembuatan Produk
menghambat
proses
TKTG Sederhana dalam
kegiatan dan anak-anak
kehidupan sehari-hari
saling berebut dalam
praktek kegiatan.
Pemecahan Masalah
Merangkul warga desa
yang
aktif
dalam
mengikuti
kegiatankegiatan
yang
ada,
sehingga dapat menarik
perhatian warga lain
Merangkul warga desa
yang
aktif
dalam
mengikuti
kegiatankegiatan
yang
ada,
sehingga dapat menarik
perhatian warga lain
Merangkul warga desa
yang
aktif
dalam
mengikuti
kegiatankegiatan
yang
ada,
sehingga dapat menarik
perhatian warga lain
Pengubahan
jadwal
kegiatan di hari yang lain,
sehingga program dapat
berjalan.
Pengumpulan warga
usia anak-anak/remaja
untuk alternatif target
binaan.
Membuat
kondisi
yang
menarik,
sehingga
dalam
menjelaskan
bisa
mengalir
dengan
suasana ribut anakanak.
Melakukan
praktek
bergilir agar anak-anak
yang
hadirmendapat
giliran untuk ikut dalam
praktek kegiatan yang
dilakukan.
3.3.Pembahasan
a. Pertemuan 1: Pengenalan Manfaat dan Peranan Ilmu Kimia Dalam Kehidupan
Sehari-hari
Kimia merupakan salah satu bagian dari ilmu pengetahuan alam.
Khususnya dalam ilmu kimia, semua materi yang ada di alam dibahas dalam
ilmu kimia. Mulai dari keadaan fisiknya maupun keadaan kimia.
Di dalam pembelajaran dasar nya ilmu kimia memberikan banyak
pengetahuan, diantaranya bagaimana cara membuat sebuah larutan dengan
konsentrasi yang tepat. Sebagai contoh seorang petani yang akan membuat
larutan pembasmi hama dengan konsentrasi yang tepat sehingga efisien dari
bahan yang digunakan dengan hasil yang diinginkan. Di dalam ilmu kimia
dijelaskan bagaimana cara membuatnya.
Luasnya area ilmu kimia, sehingga keterkaitan antara satu bidang ilmu
dengan bidang ilmu lainnya menjadi sangat erat. Peran ilmu kimia untuk
membantu pengembangan ilmu lainnya seperti pada bidang geologi, sifat-sifat
kimia dari berbagai material bumi dan teknik analisisnya telah mempermudah
geolog dalam mempelajari kandungan material bumi; logam maupun minyak
bumi.
Pada bidang pertanian, analis kimia mampu memberikan informasi
tentang kandungan tanah yang terkait dengan kesuburan tanah, dengan data
tersebut para petani dapat menetapkan tumbuhan/tanaman yang tepat.
Kekurangan zat-zat yang dibutuhkan tanaman dapat dipenuhi dengan pupuk
buatan, demikian pula dengan serangan hama dan penyakit dapat menggunakan
pestisida dan Insektisida.
Dalam bidang kesehatan, ilmu kimia cukup memberikan kontribusi, dengan
diketemukannya jalur perombakan makanan seperti karbohidrat, protein dan
lipid. Hal ini
Monosodium Glutamat. Sesuai namanya, MSG ini adalah garam yang terbentuk
dari sodium dan asam glutamat. Asam glutamat ini sendiri adalah salah satu
asam amino yang paling lazim ditemui dalam berbagai protein. Glutamat ini
memiliki keunikan sifat, yaitu dapat membuat molekul-molekul dari makanan
yang kita makan melekat lebih kuat di lidah. Menurut orang Jepang, tingkah si
glutamat tersebut memberikan efek rasa yang unik di lidah. Mereka biasa
menyebutnya dengan rasa umami. Inilah yang membuat rasa makanan tersebut
menjadi lebih kuat dan lebih sedap.
MSG adalah senyawa yang terbentuk dari ion natrium dan gugus
glutamate. Natrium juga terkandung dalam garam dapur (NaCl), tetapi dalam
MSG keberadaannya hanya 1/3 dibandingkan dalam garam dapur. Glutamat
merupakan salah satu asam amino non esensial (tubuh dapat mensintesis
sendiri) yang dibutuhkan tubuh untuk sintesis protein, yang juga terdapat pada
susu, keju, daging ayam, tomat, kedelai, gandum, dan kacang-kacangan. Tubuh
kita mampu mengubah glutamat menjadi senyawa alanin di dalam usus yang
selanjutnya diubah menjadi -ketoglutarat, dan sisanya digunakan dalam
glukoneogenesis. Perhatikan tahap reaksi pentingnya :
lainnya, karena mampu menyerap logam berat. Sebelum kita tahu, makan
pisang kulitnya pasti dibuang.
Tidak perlu modifikasi apapun, kulit pisang yang akan dipakai untuk
memurnikan air hanya perlu dicincang kecil-kecil lalu dimasukkan ke dalam air.
Dengan sendirinya logam berat seperti timbal dan tembaga akan terserap oleh
serat-serat yang terdapat pada kulit pisang. Logam berat merupakan polutan
yang berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan. Dalam tubuh manusia, polutan
ini bisa terakumulasi dan memicu dampak negatif dalam jangka panjang atau
bahkan bisa diturunkan pada generasi berikutnya.
Timbal (Pb) misalnya, bisa menghambat sintesis hemoglobin atau zat
merah darah sehingga mengganggu fungsi saraf maupun organ yang lain. Pada
anak, timbal bisa menghambat pertumbuhan sel-sel otak dan menurunkan
tingkat kecerdasan ketika tumbuh dewasa. Sementara itu, logam berat yang lain
yaitu tembaga (Cu) jika terakumulasi dalam tubuh manusia bisa memicu
pengerasan hati (sirosis) dan kerusakan ginjal. Tembaga juga bisa terakumulasi
di jaringan saraf dan kornea mata, sehingga merusak fungsi penglihatan.
Untuk pemurnian air minum dari logam berat, teknologi yang ada saat
ini umumnya sangat mahal sehingga kurang terjangkau masyarakat umum.
Sementara penyaring alami yang pernah diteliti dan terbukti efektif antara lain
limbah sabut kelapa dan kulit kacang.
Selain murah dan mudah didapatkan, kelebihan lain dari kulit pisang adalah bisa
digunakan berkali-kali. Dalam sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam
jurnal Industrial & Engineering Chemistry Research baru-baru ini, kulit pisang
yang dicincang bisa dipakai sebanyak 11 kali.
f. Pertemuan 6: Pembuatan Produk TKTG Sederhana dalam kehidupan seharihari: pengelolaan minyak goreng
Hidrokarbon merupakan senyawa organik yang mengandung unsur
Karbon, Hidrogen dan Oksigen. Hidrokarbon biasa digunakan sebagai bahan
bakar dan akan terurai menjadi gas CO2 dan H2O bila pembakaran sempurna.
Hidrokarbon yang sering digunakan adalah bensin maupun minyak tanah untuk
pembakaran, akan tetapi minyak juga merupakan hidrokarbon rantai panjang
yang tidak menghasilkan energi panas cukup banyak untuk bahan bakar
kendaraan atau kompor, tetapi cukup untuk penerangan di malam hari. Minyak
goreng bekas bila diberi sumbu (kapas atau tali) dapat menjadi lampu minyak
untuk penerangan, minyak goreng bekas ini ketika dibakar sumbunya akan
menghasilkan api akibat terurainya rantai hidrokarbon minyak goreng bekas
menjadi CO2 dan H2O. Tetapi tak jarang minyak goreng bekas ini sudah
mengalami radikalisasi hidrokarbon yang menyebabkan pembakarannya tak
sempurna dan menyebabkan munculnya asap hitam ketika terbakar.
Minyak goreng dapat dibuat menjadi sabun dengan mencampurkannya
dengan Soda Api (Natrium Hidroksida/NaOH). Pada proses pembentukan sabun
terjadi reaksi kimiawi antara minyak dengan soda api. Dalam reaksinya minyak
akan terurai menjadi asam lemak dan ion gliserida. Asam lemak dari minyak ini
merupakan bagian sabun yang dapat mengikat kotoran yang sukar larut dalam
air atau berminyak, asam lemak ini akan bereaksi dengan soda api dengan
+
mengikat ion Natrium (Na ) membentuk sabun. Soda api yang sudah kehilangan
-
ion Natriumnya akan menyisakan ion Hidroksil (OH ), ion Hidroksil akan
berikatan dengan ion gliserida membentuk gliserol. Sabun yang terbentuk dan
glisero yang terbentuk akan terpisah sendiri, dimana sabun akan mengeras
berada di lapisan atas, sedangkan gliserol akan berada di lapisan bawah dan
berwujud cairan.
Adapun langkah-langkah pembuatan sabun adalah sebegai berikut:
1. Minyak 50 gram dituangkan ke dalam panci.
2. Kemudian soda api 50 gram dilarutkan dalam air 125 mL.
3. Soda api yang sudah larut dicampurkan ke dalam panci yang berisi minyak.
4. Panci diletakkan di atas kompor yang menyala dengan api sedang.
5. Campuran tadi diaduk sampai mengental, lalu api dimatikan.
6. Campuran yang sudah mengental ditetesi biang parfum untuk membuat
sabun beraroma sedap.
7. Campuran dituangkan ke cetakan sabun dan didinginkan hingga mengeras.
8. Sabun siap digunakan atau dikemas.
BAB IV
PENUTUP
4.1.Simpulan
Adapun simpulan dari Program Kerja Individu Kuliah Kerja Nyata ini adalah
sebagai berikut:
a. Pertemuan 1: Pengenalan Manfaat dan Peranan Ilmu Kimia Dalam Kehidupan
Sehari-hari
Bahwa seluruh materi yang ada di alam merupakan bagian dari ilmu kimia.
Masyakat mengetahui tidak semua zat kimia adalah beracun dan berbahaya bagi
manusia.
1. Zat-zat kimia sederhana yang ada disekitar kita meliputi air, udara, garam,
minyak, gula, tanah, batu-batuan, dan lain-lain.
2. Dengan adanya pemberian ilmu pengtahuan tentang ruang lingkup ilmu
kimia masyarakat menjadi lebih mengetahui arti kimia.
3. Ilmu kimia mempunyai banyak peranan penting dalam kehidupan seharihari dan sangat bermanfaat
b. Pertemuan 2: Sosialisasi bahan tambah pangan (kimia) pada makanan
Mengkonsumsi makanan instan yang sudah jelas-jelas mengandung
pengawet. Bahwa penggunaan MSG dalam makanan perlu dikurangi karena
MSG merupakan bahan penyedap makanan yang tidak diperbolehkan dan
jumlah banyak dan sering. Serta jangan terlalu banyak
c. Pertemuan 3: Sosialisasi cara pengawetan makanan secara alami
Ada banyak bentuk pengolahan dan pengawetan makanan secara alami
yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari untukl mengggunakan
kebiasaan menggunakan formalin. Penggunaan formalin sebagai pengawet
makanan sangat dilarang. Hal ini dikarenakan dapat menimbulkan penyakit
kanker.
Bentuk pengawetan alami diantaranya ialah pemanisan menggunkan
gula, pengasinan menggunakan garam, pengasapan menggunakan asap dan
berbagai metode lainnya denmgan menggunakan berbagai tumbuhan alami
seperti kunyit dan rempah lainnya.
16
17
mampu