You are on page 1of 17

LAPORAN PENDAHULUAN

WAHAM
A. Masalah Utama :
Perubahan proses pikir : waham
B. Proses terjadinya masalah
1. Pengertian Waham
Waham adalah keyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian realitas yang salah.
Keyakinan klien tidak konsisten dengan tingkat intelektual dan latar belakang
budaya klien. Waham dipengaruhi oleh faktor pertumbuhan dan perkembangan
seperti adanya penolakan, kekerasan, tidak ada kasih sayang, pertengkaran orang tua
dan aniaya. (Budi Anna Keliat,1999). Menurut Gail W. Stuart, Waham adalah
keyakinan yang salah dan kuat dipertahankan walaupun tidak diyakini oleh orang
lain dan bertentangan dengan realitas sosial.
Tanda dan Gejala :

Klien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya (tentang agama, kebesaran,


kecurigaan, keadaan dirinya berulang kali secara berlebihan tetapi tidak sesuai
kenyataan

Klien tampak tidak mempunyai orang lain

Curiga

Bermusuhan

Merusak (diri, orang lain, lingkungan)

Takut, sangat waspada

Tidak tepat menilai lingkungan/ realitas

Ekspresi wajah tegang

Mudah tersinggung

(Azis R dkk, 2003)


2. Penyebab dari Waham
Salah satu penyebab dari perubahan proses pikir : waham yaitu
Gangguan konsep diri : harga diri rendah. Harga diri adalah penilaian individu

tentang pencapaian diri dengan menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai


dengan ideal diri. Gangguan harga diri dapat digambarkan sebagai perasaan
negatif terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri, dan merasa gagal
mencapai keinginan.
Tanda dan Gejala :

Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan tindakan terhadap
penyakit (rambut botak karena terapi)

Rasa bersalah terhadap diri sendiri (mengkritik/menyalahkan diri sendiri)

Gangguan hubungan sosial (menarik diri)

Percaya diri kurang (sukar mengambil keputusan)

Mencederai diri (akibat dari harga diri yang rendah disertai harapan yang suram,
mungkin klien akan mengakiri kehidupannya.
( Budi Anna Keliat, 1999)

1. Faktor predisposisi

Genetis : diturunkan, adanya abnormalitas perkembangan sistem saraf yang


berhubungan dengan respon biologis yang maladaptif.

Neurobiologis; Adanya gangguan pada korteks pre frontal dan korteks limbic

Neurotransmitter ; abnormalitas pada dopamine, serotonin dan glutamat.

Virus paparan virus influensa pada trimester III

Psikologis; ibu pencemas, terlalu melindungi, ayah tidak peduli.

2. Faktor Presipitasi

Proses pengolahan informasi yang berlebihan

Mekanisme penghantaran listrik yang abnormal.

Adanya gejala pemicu

3. Mekanisme Koping
Perilaku yang mewakili upaya untuk melindungi klien dari pengalaman yang
menakutkan berhubungan dengan respon neurobiologis yang maladaptif
meliputi :

Regresi : berhubungan dengan masalah proses informasi dan upaya untuk


mengatasi ansietas

Proyeksi : sebagai upaya untuk menjelaskan kerancuan persepsi

Menarik diri

Pada keluarga ; mengingkari

4. Prilaku

Waham agama : keyakinan seseorang bahwa ia dipilih oleh Yang Maha


Kuasa atau menjadi utusan Yang Maha Kuasa.

Waham somatik : keyakinan seseorang bahwa tubuh atau bagian tubuhnya


sakit atau terganggu.

Waham kebesaran : keyakinan seseorang bahwa ia memiliki kekuatan yang


istimewa.

Waham paranoid : kecurigaan seseorang yang berlebihan atau tidak rasional


dan tidak mempercayai orang lain, ditandai dengan waham yang sistematis
bahwa orang lain ingin menangkap atau memata-matainya.

Waham depresif : kepercayaan tidak mendasar serta cenderung menyalahkan


diri sendiri akibat perbuatan-perbuatannya yang melanggar kesusilaan atau
kejahatan, sering dirasakan sebagai waham sakit dan waham bersalah

Waham nihilistik : suatu pikiran bahwa dirinya atau orang lain sudah
meninggal atau dunia sudah hancur

Waham pengaruh : keyakinan bahwa dirinya merupakan subjek pengaruh


dari orang lain

Siar pikir ; waham tentang pikiran yang disiarkan ke dunia luar.

Sisip pikir ; waham tentang pikiran yang ditempatkan ke dalam benak orang
lain atau pengaruh luar.

3. Akibat dari Waham

Klien dengan waham dapat berakibat terjadinya resiko mencederai diri,


orang lain dan lingkungan. Resiko mencederai merupakan suatu tindakan yang
kemungkinan dapat melukai/ membahayakan diri, orang lain dan lingkungan.
Tanda dan Gejala :

4.

Memperlihatkan permusuhan

Mendekati orang lain dengan ancaman

Memberikan kata-kata ancaman dengan rencana melukai

Menyentuh orang lain dengan cara yang menakutkan

Mempunyai rencana untuk melukai

Rentang respon perilaku adaptif-maladaptif


Respon adaptif - respon maladaptif
1.

Tanda dan gejala

Klien ini tidak memperlihatkan gangguan pikiran dan mood yang perpasif yang
ditemukan pada kondisi psikotik lain, tidak ada afek datar atau afek tidak serasi,
waham yang menonjol, atau waham aneh yang nyata klien memilki satu atau
beberapa waham, sering berupa waham kejar, dan ketidaksetiaan dan dapat juga
berbentuk waham kebesaran, somatik, atau eretomania yang :

Biasanya spesial (misal, melibatkan orang, kelompok, tempat, atau waktu


tertentu, atau aktivitas tertentu).

Biasanya terorganisasi dengan baik(misal, orang jahat ini mengumpulkan


alasan-alasan tentang sesuatu yang sedang dikerjakannya yang dapat dijelaskan
secara rinci).

Biasanya waham kebesaran (misalnya, sekelompok yang berkuasa tertarik hanya


kepadanya).

Wahamnya tidak cukup aneh untuk mengesankan skizofrenia.


Klien-klien ini (cenderung berusia 40-an) mungkin tidak dapat dikenali sampai

sistem waham mereka dikenali oleh keluarga dan teman-temannya. Ia cenderung


mengalami isolasi sosial baik karena keinginan mereka sendirian atau akibat
ketidakramahan mereka (misalnya, pasangan mengabaikan mereka). Apabila

terdapat disfungsi pekerjaan dan sosial, biasanya hal ini merupakan respon langsung
terhadap waham mereka.
Kondisi ini sering tampak membentuk kesinambungan klinis dengan kondisi
seperti kepribadian paranoid, skizofrenia paranoid, penggambaran mengenai batsbatas setiap sindrom menunggu penelitian lebih lanjut. Singkirkan gangguan afektif,
ide-ide paranoid dan cemburu sering terdapat pada depresi, paranoid sering terdapat
pada orang tua dan pada orang yang menyalahgunakan zat stimulan, reaksi paranoid
akut sering ditemui pada klien dengan delirium ringan dan klien yang harus berada
di temapat tidur karena sakit.

C. Pohon Masalah
Efek

Gangguan Komunikasi verbal

Core Problem

Perubahan proses pikir / waham

Etiologi

Gangguan konsep diri

Masalah utama : klien mengalami waham


Penyebab : gangguan konsep diri
Efek : gangguan komunikasi verbal

D. Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji


1.

Resiko menciderai diri, orang lain, dan lingkungan

Data subjektif
Klien mengatakan marah dan jengkel kepada orang lain, ingin membunuh,
dan ingin membakar atau mengacak-acak lingkungannya.

Data objektif

Klien mengamuk, merusak dan melempar barang-barang, melakukan


tindakan kekerasan pada orang-orang disekitarnya.
2.

Perubahan proses pikir : waham


Data subjektif :

Klien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya (tentang agama, kebesaran,


kecurigaan, keadaan dirinya) berulang kali secara berlebihan tetapi tidak
sesuai kenyataan.

Data objektif :
Klien tampak tidak mempunyai orang lain, curiga, bermusuhan, merusak
(diri, orang lain, lingkungan), takut, kadang panik, sangat waspada, tidak
tepat menilai lingkungan/ realitas, ekspresi wajah klien tegang, mudah
tersinggung.

3.

Gangguan konsep diri : harga diri rendah.

Data subjektif
Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa- apa, bodoh,
mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap diri
sendiri

Data objektif
Klien terlihat lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternative
tindakan, ingin mencedaerai diri/ ingin mengakhiri hidup

E. TAK (Terapi Aktivitas Kelompok)


Tujuan :
1. Klien dapat memahami pentingnya melakukan kegiatan untuk mencegah
munculnya waham.
2. Klien dapat menyusun jadwal kegiatan untuk mencegah terjadinya waham
Setting :

1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran


2. Ruangan nyaman dan tenang.
Metode :
1. Diskusi dan tanya jawab.
2. Bermain peran/ stimulus dan latihan.
SP (Strategi Pendahuluan)
Tempatkan waham dalam kerangka waktu dan identifikasi pemicu

Identifikasi semua komponen waham dengan menempatkannya dalam


waktu dan urutan

Identifikasi pemicu yang mungkin berhubungan dengan stres dan


ansietas

Apabila waham terkait ansietas ajarkan keterampilan mengatasi ansietas

Buat suatu program penatalaksanaan gejala

Kaji instensitas, frekuensi dan lama waham

Bantu klien untuk menghilangkan waham yang berlalu dengan cepat


dalam keranmgka waktu yang singkat.

Pertimbangkan untuk menghindari waham yang menetap atau yang telah


dialami

dalam

waktu

lama

sementara

waktu

guna

mencegah

terhambatnya hubungan perawat-klien.

Dengarkan secara seksama sampai tidak diperlukan lagi pembicaraan


mengenai waham.

Identifikasi komponen emosional sosial waham

Berespon terhadap perasaan klien yang mendasar, bukan pada sifat


waham yang tidak logis.

Dorong pembicaraan mengenai ketakutan, kecemasan, dan kemarahan


klien klien tanpa menilai waham yang diceritakan klien benar atau salah.

Amati adanya bukti pemikiran konkret

Tentukan apakah klien benar-benar menagjak anda berbicara atau tidak.

Tentukan apakah klien dan anda menggunakan bahasa yang sama.

Amati pembicaraan yang menunjukkan gejala gangguan pemikiran

Tentukan apakah klien menunjukkan gangguan pemikiran( mis, bicara


berputar-putar, menyimpang, mudah mengubah topik pembicaraan, tidak
dapat merespon terhadap upaya anda untuk mengarahkan kembali
pembicaraan).

Sadari bahwa ini bukan saat yang tepat untuk menunjukkan


ketidaksesuaian antara kenyataan dan waham.

Amati kemampuan klien untuk menggunakan pertimbangan sebab akibat secara


akurat

Tentukan apakah klien dapat membuat prediksi yang logis(indukltif atau


deduktif ) berdasarkan pengalaman masa lalu.

Tentukan apakah klien dapat mengonseptualisasi waktu.

Tentukan apakah klien dapat mengakses dan menggunakan memori yang


bermakna saat ini dan jangka panjang.

Bedakan antara gambaran pengalaman dan kenyataan dari situasi tertentu

Identifikasi keyakinan yang salah mengenai situasi yang nyata.

Tingkatkan kemampuan klien untuk menguji realitas.

Tentukan apakah klien berwaham, karena ini akan memperkuat waham

Secara cermat, tanyakan klien tentang kenyataan yang terjadi dan arti dari kenyataan
tersebut.

Bicarakan mengenai waham untuk mencoba membantu klien melihat


bahwa waham itu tidak benar.

Harap diingat, jika langkah ini dilakukan sebelum langkah sebelumnya


selesai, hal ini dapat memperkuat waham.

Diskusikan tentang waham dan konsekuensinya

Jika intensitas waham berkurang, diskusikan waham ketika klien siap


untuk mendiskusikannya.

Diskusikan konsekuensi waham.

Berikan kesempatan kepada klien untuk mengambil tanggungjawab


dalam prilaku, aktivitas sehari-har, dan pengambilan keputusan.

Dorong tanggungjawab personal klien dan partisipasinya dalam


kesehatan dan penyembuhan.

Tingkatkan distraksi sebagai cara untuk menghentikan fokus klien pada waham

Tingkatkan aktivitas yang membutuhkan perhatian pada keterampilan


fisik dan dapat membantu klien menggunakan waktu secara konstruktif.

Kenali dan dorong aspek yang positik dari kepribadian klien.

DAFTAR PUSTAKA
Aziz R, dkk, 2003. Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa Semarang : RSJD Dr. Amino
Gonohutomo.
Balitbang. 2007. Workshop Standar Proses Keperawatan Jiwa. Bogor

Keliat Budi Ana. 1999.Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa, Edisi I, Jakarta : EGC.
Keliat Budi Ana. 1999. Gangguan Konsep Diri, Edisi I, Jakarta : EGC.
Stuart GW, Sundeen. 1995. Principles and Practice of Psykiatric Nursing (5 th ed.).
St.Louis Mosby Year Book.

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN


Nama Klien

:.

Ruangan

:.

No. CM

:.

Dx Medis

Tgl No
Dx

Dx
Tujuan
Kriteria Evaluasi
Keperawatan
Gangguan ProsesTUM : Klien1. Setelah.. interaksi1.
pikir
:dapat mengontrol klien:
Waham..
wahamnya
Mau
menerima
kehadiran
perawat

TUK 1 : Klien disampingnya


mau
dapat
membina Mengatakan
bantuan
hubungan saling menerima

perawat
percaya
Tidak
menunjukan
tanda-tanda curiga
Mengijinkan
duduk
disamping

Perencanaan
Intervensi
Bina hubungan saling percaya dengan1.
menggunakan
prinsip
komunikasi
terapeutik :
Beri salam
Perkenalkan diri, tanyakan nama serta
nama panggilan yang disukai
Jelaskan tujuan interaksi
Yakinkan klien dalam keadaan aman dan
perawat
siap
menolong
dan
mendampinginya
Yakinkan bahwa kerahasiaan klien akan
tetap terjaga
Tunjukan sikap terbuka dan jujur
Perhatikan kebutuhan dasar dan beri
bentuan untuk memenuhinya

TUK 2 : KLien2. Setelah.. interaksi2.


dapat
klien:
mengidentifikasi
menceritakan ide-ide
perasaan
yang
dan perasaan yang
muncul
pikiran
dalam pikirannya klien -

Rasional
Kepercayaan dari klien
merupakan hal yang
mutlak
serta
akan
memudahkan
dalam
pendekatan
dan
tindakan keperawatan
yang akan dilakukan
kepada klien

Bantu klien untuk mengungkapkan2. Ungkapan perasaan


perasaan dan pikirannya :
menunjukan apa yang
dibutuhkan dan apa
yang dirasakan klien

Tgl No
Dx

Dx
Keperawatan

Tujuan
TUK 2 : - secara
berulang dalam

Kriteria Evaluasi
- muncul secara
berulang

Perencanaan
Intervensi
Diskusikan dengan klien pengalaman
yang dialami selama ini termasuk
hubungan dengan orang yang berarti,
lingkungna kerja, sekolah,dlsb
Dengarkan
pernyataan
klien
denganempati
tanpa
mendukung
/menentang pernyataan wahamnya
Katakan perawat dapat memahami apa
yang diceritakan klien

TUK 3 : Klien3. Setelah.. interaksi3. Bantu klien untuk mengidentifikasi3.


dapat
klien :
kebutuhan yang tidak terpenuhi serta
mengidentifikasi
Dapat menyebutkan
kejadian yang menjadi faktor pencetus
stresor / pencetus
wahamnya :
kejadian-kejadian
wahamnya
sesuai urutan waktu Diskusikan dengan klien tentang
serta
harapan
/
kejadian-kejadian traumatik yang
kebutuhan
dasar
menimbulkan rasa takut, ansietas
yang tidak terpenuhi
maupun perasaan tidak dihargai
Diskusikan kebutuhan / hrapan yang
belum terpenuhi

Rasional

Dengan mengetahui
penyebab waham klien
dapat
di
temukan
mekanisme
koping
klien dalam memproses
sesuatu
dalam
pikirannya serta strategi
apa
yang
akan
diterapkan kepada klien

Tgl No
Dx

Dx
Keperawatan

Tujuan

TUK 4 : klien4.
dapat
mengidentifikasi
wahamnya

Tgl No

Dx

Kriteria Evaluasi
Dapat menyebutkan
hubungan
antara
kejadian traumatis /
kebutuhan
tidak
terpenuhi dengan
wahamnya

Perencanaan
Intervensi
Diskusikan dengan klien cara-cara
mengatasi kebutuhan yang tidak
terpenuhi dan kejadian yang
traumatis
Diskusikan dengan klien apakah ada
halusinasi
yang
meningkatkan
pikiran / perasaan yang terkait
wahamnya
Diskusikan dengan klien antara
kejadian-kejadian tersebut dengan
wahamnya

Setelah.. interaksi 4. Bantu klien mengidentifikasi keyakinan4.


klien:
menyebutkan
yang salah tentang situasi yang nyata
perbedaan pengalaman
(bila pasien sudah siap):
nyata
dengan
Diskusikan dengan klien pengalaman
pengalaman wahamnya
wahamnya tanpa beragumentasi
Katakan kepada klien akan keraguan
perawat terhadap pernyataan klien
Diskusikan dengan klien respon
perasaan terhadap wahamnya
Diskusikan frekuensi, intensitas, dan
durasi terjadinya waham

Perencanaan

Rasional

Jika wahamnya sudah


teridentifikasi
maka
akan
terlihat
mekanisme
koping
klien
dalam
menyelesaikan masalah
yang dihadapi

Dx

Keperawatan

Tujuan

Kriteria Evaluasi

TUK 5 : Klien5.
dapat
mengidentifikasi
kosekuensi
dari
wahamnya

Dx
Keperawatan

Tujuan

Rasional

Setelah.. interaksi :5.1 Diskusikan dengan klien pengalaman-5. Membantu klien melihat
klien
menjelaskan pengalaman yang tidak menguntungkan
dampak
yang
gangguan fungsi hidup sebagai akibat dari wahamnya seperti :
ditimbulkan akibat
sehari-hari
yang
Hambatan dalam berinteraksi dengan
pikiran
yang
diakibatkan ide-ide /
dipersepsikan salah
keluarga
Hambatan berinteraksi dengan orang
pikiran
yang
tidak
oleh
klien
serta
lain
sesuai
dengan
mencari cara sehat

Hambatan
berinteraksi
dalam
kenyataan seperti :
untuk
membantu
melakukan aktivitas sehari-hari
Hubungan dengan
klien kembali ke

Perubahan
dalam
prestasi
kerja
/
orientasi nyata
keluarga
sekolah
Hubungan
denga

Tgl No
Dx

Intervensi
Bantu klien membedakan situasi
nyata
dengan
situasi
yang
dipersepsikan salah oleh klien
Motivasi
klien
menceritakan
perasaan setelah tindakan tersebut
Diskusikan apakah dengan tindakan
tersebut msalah yang dialami teratasi

orang lain
Aktivitas
hari
Pekerjaan
Sekolah
dll

sehari-

Kriteria Evaluasi

5.2 Ajak klien melihat bahwa waham


tersebut
adalah
masalah
yang
membutuhkan bantuan dari orang lain

Perencanaan
Intervensi

Rasional

5.3 Diskusikan dengan klien orang / tempat


ia minta bantuan apabila wahamnya
timbul / sulit dikendalikan
TUK 6 : Klien6. Setelah.. interaksi6.1 Diskusikan hobi / aktivitas yang 6.
dapat melakukan klien : klien melakukan
disukainya
teknik
distraksi aktivitas
yang6.2 Anjurkan klien memilih dan melakukan
sebagai
cara konstruktif
sesuai
aktivitas yang membutuhkan perhatian
menghentikan
dengan minatnya yang
dan keterampilan fisik
pikiran
yang dapat
mengalihkan6.3 Ikut sertakan klien dalam aktivitas fisik
terpusat
pada focus
klien
dari
yang membutuhkan perhatian sebagai
wahamnya
wahamnya
pengisi waktu luang
6.4 Libatkan klien dalam TAK orientasi
realita
6.5 Bicara dengan klien topik-topik yang
nyata
6.6 Anjurkan klien untuk bertanggung jawab
secara
personal
dalam
mempertahankan
/
meningkatkan
kesehatan dan pemulihannya
6.7 Beri penghargaan bagi setiap upaya klien
yang positif

Tgl No
Dx

Dx
Keperawatan

Perencanaan
Tujuan
Kriteria Evaluasi
Intervensi
TUK 7 : Klien7.1 Setelah.. interaksi7.1 Diskusikan pentingnya peran serta7.

Aktivitas yang sibuk,


berorientasi
dengan
kenyataan serta menarik
minat
klien
akan
mengalihkan perhatian
dan pikiran klien dari
wahamnya

Rasional
Keluarga merupakan

mendapat
dukungan
keluarga
untuk
mengontrol
perilaku kekerasan

keluarga
dapat
keluarga sebagai pendukung klien untuk
menjelaskan tentang:
mengatasi waham
Pengertian waham 7.2 Diskusikan potensi keluarga untuk
Tanda dan gejala
membantu klien mengatasi waham
waham
7.3 Jelaskan pada keluarga tentang :
Penyebab
dan
Pengertian waham
akibat waham
Tanda dan gejala waham
cara merawat klien
Penyebab dan akibat waham
cara merawat klien waham
waham

sistem
pendukung
utama yang membantu
klien
kembali
ke
orientasi nyata

7.2 Setelah.. interaksi7.4


keluarga
dapat
mempraktekan
cara7.5
merawat klien waham
7.6

Latih keluarga cara merawat klien


waham
Tanyakan perasaan keluarga setelah
mencoba cara yang dilatihkan
Beri pujian pada keluarga setelah
peragaan
TUK 8 : KLien8.1 Setelah.. interaksi8.1 Diskusikan dengan klien tentang8.
dapat
klien menyebutkan :
manfaat minum obat, kerugian tidak
memanfaatkan
Manfaat
minum
minum obat, nama obat, warna obat,
obat dengan baik
dosis yang diberikan, efek terapi, dan
obat
Kerugian
tidak
efek samping
minum obat
8.2 Pantau klien saat penggunaan obat
Nama obat
Beri pujian jika klien menggunakan
Warna obat
obat dengan benar

Tgl No
Dx

Dx
Keperawatan

Tujuan

Kriteria Evaluasi

Perencanaan
Intervensi

Membantu
mensukseskan
program pengobatan
dengan benr

Rasional

Dosis
yang8.3 Diskusikan akibat berhenti minum obat
tanpa konsultasi dengan dokter
diberikan
Efek terapi
Anjurkan klien untuk konsultasi
Efek samping
kepada dokter/perawat jika terjadi

8.2 Setelah.. interaksi


klien
mendemonstrasikan
penggunaan
obat
dengan benar
8.3 Setelah.. interaksi
klien
menyebutkan
akibat berhenti obat
tanpa
konsultasi
dokter

hal-hal yang tidak diinginkan

You might also like