Professional Documents
Culture Documents
DISUSUN OLEH :
1. Afifia Yeni
(02)
2. Ana Fatkhul
(04)
3. Dianisa L
(16)
4. Erik Meidianto
(21)
5. Frischa Vera
(23)
6. Gideon L
(24)
7. Karina Anantarizki R.
(28)
8. Niken Puspita
(32)
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PENDERITA APPENDIKS
A. Pengertian
Appendiksitis adalah merupakan peradangan pada appendik periformil, yaitu
saluran kecil yang mempunyai diameter sebesar pensil dengan panjang 2-6 inci.
Lokasi appendiks pada iliaka.kanan, dibawah katup illiocaecal, tepatnya pada
dinding abdomen dibawah titik Mc burney.
B. Etiologi
Appendiks disebabkan oleh penyumbatan lumen appendiks oleh hyperplasia
folikel limboid Fecalit, benda asing striktur karena adanya peradangan
sebelumnya atau neoplasma. Obstruksi tersebut menyebabkan mucus yang
memproduksi mukosa mengalami bendungan. Namun elastisitas dinding appendik
mempunyai keterbatasan sehingga menyebabkan tekanan intralumen. Tekanan
yang meningkat tersebut akan menghambat aliran limfe yang akan menyebabkan
edema dan ulserasi mukosa. Pada saat inilah terjadi appendiksitis akut local yang
ditandai oleh adanya nyeri epigastrium.
1. Ulserasi pada mukosa.
2. Obstruksi pada kolon oleh fekalit (feses yang mengeras)
3. Pemberian barium
4. Berbagai macam penyakit cacing
5. tumor
6. stritur karena fibrosis pada dinding usus.
C. Tanda dan Gejala
1. Anoreksia biasanya tanda pertama
2. Nyeri, permulaan nyeri timbul pada daerah sentral (visceral) lalu kemudian
menjalar keempat appendices yang meradang
3. Retrosekal/nyeri punggung/pinggang
4. Diare
5. Muntah, demam (derajat rendah kecuali ada perforasi)
6. Lekositosis bervariasi tidak mempengaruhi diagnosa/penatalaksanaan
D. Patofisiologi
Penyebab utama adalah distruksi penyumbatan yang dapa disebabkan oleh
hyperplasia dari polikel limpoidmerupakan penyebab terbanyak adanya fekalit
dalam lumen appendik. Adanya benda asing seperti : cacing, striktur karena
fibrosis akibat adanya peradangan sebelumnya. Sebab lain misalnya : keganasan
(Karsinoma Karsinoid) obstruksi appendiks itu menyebabkan mucus yang
diproduksi mukosa terbendung., makin lama mucus yang terbendung makin
banyak dan menekan dinding appendiks oedem serta merangsang tunika serosa
dan peritoneum visceral. Oleh karena itu persyarafan appendiks sama dengan usus
yaitu torakal X maka rangsangan itu dirasakan sebagai rasa sakit disekitar
umbilicus. Mukus yang erkumpul itu lalu terinfeksi oleh bakteri menjadi nanah,
kemudian timbul ganggungan alran vena, sedangkan areri belum terganggu,
peradangan yang timbul meluas dan mengenai peritoneum partikel setempat
sehingga menimbulkan rasa sakit sikanan bawah keadaan ini disebut, dengan
appendikisiti supuratif akut. Bila kemudian aliran arteri maka timbul allergen dan
ini disebut dengan appendisitis gangrenosa. Bila dinding appendiks yang telah
akut itu pecah,dinamakan appendicitis perforasi. Bila omentum usus yang
bedekatan dapat mengelilingi appendiksyang meradang atau perforasi akan timbul
suatu masa local, keadaan ini disebut appendiks abses. Pada anak-anak karena
omentum masih pendek dan tipis, appendiks yang relative panjang, dinding
appendiks yang lebih tipis dan daya tahan tubuh yang masih kurang, demikian
juga pada orang tua karena telah ada gangguan pembuluh darah, maka perforasi
erjadi lebih cepat. Bila appendiksitis infiltrasi ini menyembuh dan kemudian
gejalanya hilang timbul dikemudian hari maka terjadi appendiksitis kronis.
PENGKAJIAN DATA
1. Biodata
Nama
Jenis kelamin
: Perempuan
Umur
: 32 tahun
Pekerjaan
: PNS
Pendidikan terakhir
: SMA
Status
: Kawin
Agama
: Islam
Alamat
2. Dagnosa medis
3. Keluhan utama
abdomen
bagian kanan
4. Riwayat penyakit sekarang
2 minggu sebelumnya pasien sudah masuk rumah sakit dengan diagnosa
pertama
yaitu gangguan rasa nyaman (nyeri akut) b/d adanya proses infeksi pada usus
buntu. Setelah dirawat beberapa hari, keluhan utama yaitu nyeri sudah hilang,
dan pasien diijinkan pulang. Tetapi satu minggu kemudian pasien masuk
rumah sakit lagi dengan diagnosa medis Appendiksitis akut local pada tanggal
12 Mei 2009 dilakukan tindakan operasi.
5.
6.
7.
B. Pola eliminasi
Sebelum MRS
Sesudah MRS
Sesudah MRS
Sesudah MRS
8.
Riwayat psikososial
Keadaan emosi klien kooperatif
Hubungan kerja sama klien dengan perawat kooperatif
Hubungan keluarga klien baik
9.
Pemeriksaan fisik
A. Keadaan umum
: baik
B. Tanda vital
Suhu 360 C
Nadi 84 x/mnt
RR 24 x/mnt
TD 120/80 mmHg
C. Pmeriksaan kepala dan leher
Kepala
Mata
normal
Hidung
Mulut
Leher
D. Pemeriksaan integumen
Kulit berwarna sawo matang, turgor kulit normal
E. Dada dan thorak
Inspeksi
: dada simetris
Palpasi
Auskultasi
F. Payudara
Inspeksi
Palpasi
G. Abdomen
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
: timpani
H. Genetalia
Inspeksi
: terpasang kateter
I. Ekstremitas
Tepasang infus pada ekstremitas atas
Kekuatan otot
: 456
ANALISA DATA
Nama Pasien : Ny. Sri Harijani
Umur
NO
1.
: 32 tahun
Data Penunjang
DS : Pasien mengatakan masih
nyeri pada perut kanan
Masalah
Gangguan rasa
Etiologi
Luka bekas
nyaman (nyeri)
operasi
Kerusakan
Luka bekas
integritas kulit
operasi
Resiko tinggi
Luka bekas
terjadi infeksi
operasi
3.
DAFTAR MASALAH
Nama : Ny. Sri Harijani
Umur : 32 tahun
NO
1
2
3
Diagnosa Keperawatan
Gangguan rasa nyaman (nyeri) b/d terputusnya kontinuitas jaringan kulit
sekunder terhadap tindak operasi.
Kerusakan integritas kulit b/d dilakukannya tindak operasi
Resiko tinggi terjadi infeksi b/d luka bekas operasi
Diagnosa
D Keperawata
x
Tujuan
Kreteria
INTERVENSI
n
Gangguan
Standar
Setelah
rasa nyaman
dilakukan
(nyeri) b/d
tindakan
dan skala
gerakan
teputusnya
keperawatan
jaringan kulit
selama 2 x 24
sekunder
mulai
terhadap
berkurang,
tindak
pasien dapat
operasi
tenang dan
keadaan umum
penghilangan nyeri
RASIONAL
cukup baik
edema, perubahan kontur luka,
TTD
relaksasi
kemampuan koping
kondusif
No
Diagnosa
D Keperawata
x
Tujuan
Kreteria
INTERVENSI
RASIONAL
n
Kerusakan
Standar
Setelah
integritas
dilakukan
kulit b/d
tindakan selama
dilakukannya
2 x 24 jam nyeri
tindak
dapat berkurang
operasi
Pasien dapat
tenang dan
keadaan umum
cukup baik
kondusif
TTD
Resiko tinggi
Setelah
karakteristik infeksi
b/d adanya
tindakan
luka bekas
keperawatan,
tindak
masalah pasien
inflamasi
operasi
dapat teratasi
dalam waktu 2 x
24 jam
Pasien dapat
cukup baik
Perkembangan dapat
memperlambat pemulihan
penggantian balutan
tenang dan
keadaan umum
Menghindarkan penyebab
mikroorganisme yang
menimbulkan infeksi
Implementasi
1. Menyelidiki keluhan nyeri, memperhatikan lokasi, itensitas nyeri,
dan skala
Evaluasi
S : Pasien menyatakan nyeri pada perut
berkurang
O : Bedrest
P : Lanjutkan Intervensi
berkurang
O : Adanya luka jahitan pada abdomen
P : Lanjukan Intervensi
berkurang
inflamasi
mengeluarkan pus
P : Lanjutkan Intervensi