Professional Documents
Culture Documents
A. Pengertian
Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar Hg (Hemoglobin) dan atau
jumlah erytrosit lebih rendah dari normal (Asuhan Kesehatan Anak dalam Konteks
Keluarga halaman 11).
Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar Hb dan atau hilang eritrosit lebih
rendah dari harga normal. Dikatakan anemia bila Hb < 14 gr% dan Ht < 41%. Pada
pria atau Hb < 12 gr% dan Ht < 37% pada wanita Kapita Selekta Kedokteran Edisi III
jilid I halaman 547).
B. Etiologi
Penyebab anemia bermacam-macam, tergantung dari tipe anemia secara
umum disebabkan oleh 2 hal, yaitu :
1. Meningkatnya kehilangan atau penghancuran sel darah.
2. Penurunan atau gangguan produksi sel atau eritrosit atau Hb.
C. Patofisiologi
ETIOLOGI
(gangguan pembentukan eritrosit,
perdarahan kronis)
Hipoxia
Gangguan sirkulasi
Takikardi
Jantung berdetak keras, berdebar-debar
Nafas pendek
Udema, produksi urine menurun
Akibat lanjut : decompensasi cordis
Mudah lelah
Berkeringat
Merasa kedinginan
Anoreksia
Kulit dan selaput
lendir
pucat
(konjungtiva,
lidah, bibir)
Rambut
dapat
rontok
Intoleransi aktivitas
b/d
Ketidakseimbangan
suplai O2
Perubahan
perfusi
jaringan
b/d
penurunan kadar Hb
Sintesis
kurang
transferin
yang
kurang
(hipotransferinemi
kongenital).
Pengeluaran
yang
bertambah
kehilangan
darah
karena
Gejala :
Anak lemas, sering berdebar-debar, lekas lelah, pucat, sakit kepala dan
sebagainya. Tampak pucat terutama mukosa bibir dan faring, telapak
tangan dan dasar kuku, conjungtiva okuler berwarna kebiruan (putih
mutiara atau pearly white). Pupil lidah tampak atropi, jantung
membesar, terdengar bunyi murmur sistolik.
Pemeriksaan laboratorium :
Pengobatan :
Preparat besi parental (jika oral tidak berhasil) iron dekstal masal.
Manifestasi :
Pucat, lekas letih, berdebar-debar, lemah, pusing, sukar tidur, anemia tanpa
isterik, hepar dan lien tidak membesar.
Pemeriksaan laboratorium :
Penatalaksanaan :
Hilangkan penyebab.
Pemberian asam folat 3x5 mg/hari pada anak, 3x2,5 mg/kg/hari pada
bayi.
c. Anemia dimorfek
Gabungan keduanya.
3. Anemia Hemolitik
Umur erytrosit menjadi lebih (normal 100 120 hari)
a. Etiologi
Faktor intrinsik
o Kelainan membran seperti sferosis herediter.
o Kelainan glikolisis seperti defisiensi piravat kinas.
o Hemoglobinopati, seperti anemia sel sabit.
o Kelainan enzim : G - GPD
Faktor ekstrinsik
o Gangguan sistem imun (penyakit auto imun, keracunan obat).
o Mikroangiopasi (purpura trombolik trombositopeni, KID).
o Infeksi (plasmodium, clostridium, berrelia).
o Hipersplenisine.
o Luka bakar.
Manifestasi klinik :
Ikterus
Splenomegali
4. Anemia Aplastik
Patogenesis :
Gangguan mikroenviromental.
Proses imunologis.
PATOFISIOLOGI
Etiologi
Pansitopenia
Eritrosit menurun
Hb < normal
(anemia)
Manifestasi
klinis,
badan lemah, dada
berdebar-debar, mata
berkunang-kunang,
telinga mendenging,
conjungtiva
pucat,
mukosa mulut, telapak
tangan dan kaki pucat
Leucosit menurun
Infeksi
Manifestasi
klinis,
demam,
menggigil,
sakit kepala, batuk,
pilek, mencret
Trombosit menurun
Perdarahan
Manifestasi
klinik,
epistaxis,
hematemesis, melena,
hematuri,
hipermenarche
Pemeriksaan penunjang
Pada kasus yang berat neutiophyl < dari 500 ml, trombosit < 20.000 ml
retikulosit < 1%.
Penatalaksanaan
1. Pengkajian
a. Aktivitas
Kelelahan, kelemahan, malaise, ketidak mampuan untuk melakukan aktivitas
biasanya.
b. Sirkulasi
Palpitasi, takikarda, kaji riwayat kehilangan darah kronis.
c. Eliminasi
Diare, kaji adanya riwayat gagal ginjal, nyeri tekan perianal, hematomesis,
melena, fases dengan darah segar, penurunan keluaran urine.
d. Makanan atau cairan
Kehilangan nafsu makan, anorexia mual, muntah, kaji intake makanan,
penurunan BB.
e. Neurosensori
Kaji adanya penurunan konsentrasi, pusing, sakit kepala, vertigo, tinnitus,
insomnia, kelemahan parestesia pada tangan atau kaki, sensasi menjadi
dingin.
f. Pernafasan
Riwayat TB, abses paru, nafas pendek pada istirahat dan aktivitas, takipnea,
dyspnea, ertopnea.
2. Diagnosa keperawatan
1) Dx 1 : perubahan perfusi jaringan b.d penurunan komponen seluler.
Tujuan : perfusi jaringan adekuat
Kriteria hasil :
Intervensi :
1. Kaji respon verbal pasien.
R/ dapat mengindikasikan gangguan fungsi serebral karena arpoxra atau
devisiensi vitamin B12.
2. Awasi tanda-tanda vital, capillary refill, warna kulit atau membran mukosa
dan dasar kuku.
R/ memberikan informasi tentang derajat atau keadekuatan perfusi
jaringan dan membantu menentukan kebutuhan intervensi.
3. Catat keluhan rasa dingin, pertahankan suhu lingkungan dan tubuh hangat
sesuai indikasi.
R/ vasokontriksi (ke organ vital) menurunkan sirkulasi perifer.
4. Ciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman bagi pasien.
R/ memberikan ketenangan bagi pasien memperbaiki proses pikir.
5. Awasi hasil pemeriksaan laboratorium.
R/ mengidentifikasi devisiensi dan kebuthan atau respon terhadap terapi.
6. Berikan oksigen sesuai indikasi.
R/ memaksimalkan transport oksigen ke jantung.
7. Kolaborasi dengan tim medis berikan sel darah merah sesuai indikasi.
R/ meningkatkan jumlah sel pembawa oksigen.
2) Dx2 : perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d ketidakmampuan
mencerna makanan.
Tujuan : kebutuhan nutrisi dapat terpenuhi.
Kriteria hasil :
Intervensi :
1. Kaji riwayat nutrisi termasuk makanan yang disukai.
R/ mengidentifikasi devisiensi, menduga kemungkinan intervensi.
Intrvensi :
1) Lakkan cuci tangan yang baik dan benar sebelum dan sesudah melakukan
tindakan perawatan.
R/ mencegah kontaminasi silang.
2) Pantau suhu tubuh, catat adanya demam, menggigil dan takikardra.
R/ untuk mengetahui adanya proses infeksi sedini mungkin.
3) Pertahankan teknik septic dan aseptic pada prosedur.
R/ menurunkan resiko infeksi bakteri.
4) Batasi pengunjung, berikan isolasi bila memungkinkan.
R/ membatasi pemajaman pada bakteri.
5) Kolaborasi dengan tim medis : pemberian anti biotic.
R/ untuk pengobatan proses infeksi lokal.
5) Dx 5 : kurang pengetahuan keluarga tentang proses penyakit dan kebutuhan
pengobatan b.d kurang terpaparnya informasi.
Tujuan : pengetahuan dan pemahaman keluarga dan pasien tentang proses
penyakit bertambah.
Kriteria hasil :
Intervensi :
1) Berikan informasi tentang anemia spesifik.
R/ memberikan dasar pengetahuan sehingga keluarga dan pasien dapat
membuat pilihan yang tepat.
2) Jelaskan tentang prosedur tindakan yang dilakukan.
R/ cemas atau ansietas tentang ketidaktahuan meningkatkan stress yang
selanjutnya meningkatkan beban jantung.
3) Diskusikan peningkatan kekebalan terhadap infeksi.
R/ mencegah resiko terjadinya infeksi yang lebih parah.
DAFTAR PUSTAKA
1. Mansjoer Arif, dkk. 1999. Kapita Selekta Kedokteran Edisi III Jilid I. Jakarta ;
Media Aescilapius
2. Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan Dep Kes RI. 1993. Asuhan Kesehatan Anak
dalam Konteks Keluarga. Jakarta
3. Markum A.H. 1991. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak Jilid I Bagian Ilmu
Kesehatan Anak. Jakarta ; FKUI
4. Cecily L. Betz, Linda A. 2002. Buku Saku Keperawatan Pediatric Edisi III.
Jakarta ; EGC
Disusun Oleh :
1.
Moh. Erwan
2.
Mulyo D.J
3.
Nani Purwaningsih
4.
5.
Novi Andirani
6.
Nurul Hidajati
7.
Prestiana
8.
Pujiastuti S.
9.
Siti Umaiyah
10.