You are on page 1of 27

Bunga Kredit: Jenis dan Cara

Perhitungannya

14 September 2015

Kredit Tanpa Agunan

Saat Anda hendak melakukan kredit kepada bank, hal yang biasa diperhatikan adalah plafon
yang tersedia beserta angsuran yang mesti Anda bayarkan hingga akhirnya melunasi
pinjaman tersebut. Anda memang menyadari pelunasan kredit yang Anda bayarkan tersebut
sebenarnya berasal dari akumulasi jumlah pinjaman Anda ditambah bunga yang dikenakan
untuk pinjaman tersebut. Namun untuk masalah bunga ini, tidak banyak orang yang peduli.
Sebagian besar orang menganggap bunga akan terlihat dari total pembayaran dikurangi
dengan jumlah pinjaman Anda sebenarnya. Cukup sampai di sana dan Anda tidak
mengacuhkan bahwa jenis dan cara menghitung bunga dapat memengaruhi nilai total
pinjaman Anda. Tiap kredit sebenarnya memiliki tipe bunganya sendiri, atau antara yang satu
dengan yang lain tidaklah serupa. Jadi, ada baiknya Anda mengetahui cara hitung dan jenis
bunga terlebih dahulu agar Anda bisa mengecek benar atau tidaknya penghitungan bunga
yang dibebankan kepada kredit Anda.
Dengan mengetahui mengenai cara hitung dari setiap jenis bunga, Anda dapat mulai
menganalisis seberapa banyak angsuran atau cicilan yang mesti Anda bayarkan serta seberapa
lama pinjaman tersebut dapat terlunasi. Dengan demikian, Anda dapat mengatur keuangan
Anda secara lebih baik. Pada dasarnya, tipe bunga yang diberlakukan oleh bank-bank
pemberi pinjaman ada tiga jenis. Ketiga jenis tersebut adalah bunga flat, bunga efektif, dan
bunga anuitas. Cara penghitungan bunga dari ketiga jenis ini tentu tidak sama satu sama lain.
Berikut adalah cara hitung dari ketiga jenis bunga tersebut.

1. Bunga Flat

Suku Bunga Flat via cermati.com

Cara penghitungan bunga flat bisa dianggap paling mudah dibandingkan dua jenis tipe bunga
lainnya. Anda dapat menemukan contoh dari penggunaan cara hitung bunga ini umumnya
pada kredit kepemilikan kendaraan bermotor atau kredit tanpa agunan. Dalam brosur-brosur
iklan kredit kendaraan bermotor, Anda akan menemukan kolom-kolom yang menampilkan
angsuran yang mesti dibayar tiap bulannya. Angka dalam kolom-kolom tersebut berlaku
sampai akhir pinjaman Anda berakhir atau lunas.
Jika Anda menemukan jumlah angsuran yang tetap seperti itu, bisa dipastikan cara
penghitungan jenis bunga yang dipakai adalah flat atau rata. Di tipe ini, nilai plafon pinjaman
beserta bunganya akan dihitung secara proporsional sesuai dengan jangka waktu atau tenor
pinjaman.
Untuk memudahkan Anda membayangkan penerapan cara hitung bunga flat tersebut, berikut
adalah contoh kasus yang bisa Anda pelajari.
Indra mengajukan KTA sebesar Rp120 juta dengan jangka waktu kredit 12 bulan, dan
dikenakan bunga pinjaman sebesar 10% per tahun secara flat. Berapakah angsuran per bulan
yang harus dibayar?

Data:
Pokok pinjaman: Rp120.000.000
Bunga per tahun: 10%
Tenor pinjaman: 12 bulan
Cicilan pokok:
Rp120.000.000 : 12 bulan = Rp10.000.000/bulan
Bunga:
(Rp120.000.000 x 10%) : 12 bulan = Rp1.000.000
Angsuran per bulan:
Rp10.000.000 + Rp1.000.000 = Rp11.000.000
Jadi, dari pinjaman tersebut setelah dihitung dengan cara hitung bunga flat, angsuran yang
harus Anda bayarkan hingga pinjaman tersebut lunas adalah Rp11.000.000 tiap bulan. Nilai
angsuran ini tidak akan berubah-ubah sebab bunga yang dikenakan adalah jenis bunga flat.

2. Bunga Efektif

Suku Bunga Efektif via cermati.com

Nama lain dari jenis bunga yang satu ini adalah sliding rate. Jenis bunga ini biasa diterapkan
pada kredit dengan jangka waktu atau tenor yang panjang. Contohnya saat Anda mengajukan
kredit pemilikan rumah (KPR) atau kredit pemilikan apartemen (KPA).
Alasan bunga efektif lebih ditujukan kepada kredit jangka panjang karena tenor yang lama
membuat pinjaman tidak terburu-buru harus terlunasi, sementara suku bunganya tidak terlalu
besar. Ya, suku bunga efektif biasa lebih rendah dibandingkan bunga flat. Inilah yang
membuatnya cocok untuk digunakan dalam kredit jangka panjang.
Bunga yang lebih kecil itu didapatkan dari cara hitung bunga efektif yang melihat sisa
pinjaman pokok dari debitur. Jika bunga flat melakukan penghitungan dengan mematok nilai
pokok pinjaman dari awal pinjaman, berbeda dengan penerapan bunga efektif. Yang dihitung
saat kreditur menggunakan jenis bunga ini adalah jumlah utang yang belum terbayarkan tiap
bulannya. Jadi kian lama, nilai bunga pinjaman Anda akan semakin rendah sebab sisa
pinjaman Anda semakin berkurang.
Dari nilai bunganya yang semakin kecil itu, angsuran yang mesti Anda pertanggungjawabkan
tiap bulannya juga semakin sedikit. Berikut adalah rumus untuk menghitung besaran bunga
efektif dari sebuah pinjaman.
Jika pada bunga flat, kreditur hanya menghitung pada awal pinjaman untuk menentukan
angsuran, pada pinjaman dengan bunga efektif penghitungan akan dilakukan setiap bulan. Ini
karena sisa pinjaman tentu akan semakin berkurang tiap bulannya sehingga perlu untuk
melakukan penghitungan ulang. Agar lebih memahami cara hitung bunga efektif, berikut
adalah contoh kasus yang menerapkan pemakaian jenis bunga yang satu ini.
Dani mengajukan kredit KPA sebesar Rp120 juta dengan jangka waktu kredit 12 bulan, dan
dikenakan bunga pinjaman sebesar 10% per tahun secara efektif. Berapakah angsuran per
bulan yang harus dibayar?
Data:
Pokok pinjaman: Rp120.000.000
Bunga per tahun: 10%
Tenor pinjaman: 12 bulan
Cicilan pokok:
Rp120.000.000 : 12 bulan = Rp10.000.000/bulan
Bunga bulan 1:
((Rp120.000.000 - ((1-1) x Rp10.000.000)) x 10% : 12 = Rp 1.000.000
Maka, cicilan bulan 1 = Rp10.000.000 + Rp1.000.000 = Rp11.000.000
Bunga bulan 2:
((Rp120.000.000 - ((2-1) x Rp10.000.000)) x 10% : 12 = Rp916.667
Maka, cicilan bulan 2 = Rp10.000.000 + Rp916.667 = Rp10.916.667

Bunga bulan 3:
((Rp120.000.000 - ((3-1) x Rp10.000.000)) x 10% : 12 = Rp833.333
Maka, cicilan bulan 3 = Rp10.000.000 + Rp833.333 = Rp10.833.333
Dan seterusnya, hingga...
Bunga bulan 12:
((Rp120.000.000 - ((12-1) x Rp10.000.000)) x 10% : 12 = Rp83.333
Maka, cicilan bulan 12 = Rp10.000.000 + Rp83.333 = Rp10.083.333
Terlihat ada pengurangan nilai total angsuran dari bulan pertama, bulan kedua, dan
seterusnya. Ini karena penerapan bunga efektif yang membuat bunga semakin kecil
bergantung sisa pokok pinjaman. Untuk bulan-bulan berikut dengan contoh kasus di atas,
hasil penghitungan bunga akan semakin kecil dan total angsuran akan semakin rendah.
Baca Juga: 5 KPR Terbaik yang Bisa Anda Pertimbangkan

3. Bunga Anuitas

Suku Bunga Anuitas via cermati.com

Perhitungan bunga kredit yang satu ini merupakan modifikasi dari cara hitung bunga efektif.
Nilai pembayaran total angsuran bunga efektif yang tiap bulannya berbeda sering kali
membuat debitur menjadi bingung. Karena itu, pihak kreditur akhirnya membuat cara
penghitungan yang kurang lebih sama seperti penghitungan bunga efektif tiap bulan, namun
angsuran pokoknya yang berbeda.
Jika pada penerapan bunga efektif angsuran pokok didapatkan dari jumlah pinjaman dibagi
dengan tenor kredit, hal berbeda diaplikasikan di pinjaman yang menerapkan bunga anuitas.
Angsuran pokok didapatkan dari total angsuran yang telah ditetapkan dikurangi dengan hasil
penghitungan bunga anuitas. Berikut adalah contoh kasusnya.
Budi mengajukan kredit KPR sebesar Rp120 juta dengan jangka waktu kredit 12 bulan, dan
dikenai bunga pinjaman sebesar 10% per tahun secara anuitas. berapakah angsuran per bulan
yang harus dibayar?
Data:
Pokok pinjaman: Rp120.000.000
Bunga per tahun: 10%
Tenor pinjaman: 12 bulan
Cicilan pokok:

= Rp10.549.906
Saat menghitung bunga anuitas, Anda perlu berkosentrasi dengan pokok pinjaman yang
terpakai pada bulan ini untuk menyisakan sisa pokok tabungan guna menghitung bunga di
bulan berikutnya. Dari sana terlihat, meskipun suku bunganya sama dengan bunga efektif,
dengan cara penghitugan bunga anuitas yang berbeda, hasilnya pun akan lain.

Pengertian Tentang Bunga Flat, Efektif,


Fix, dan Floating
4 Juni 2011 enostampang Pendapat, Propertikost, kredit, Properti, rumah kost, surabaya
Ini adalah tulisan dari teman saya Darmawan Putranto di bagian komentar yang saya jadikan
artikel. Mas Darmawan juga miliki usaha rumah kost Green House di daerah Waru
Surabaya (belakang Giant, samping Lotte Mart dulu Makro).

Alamat & Kontak no Green House:


Unimas Garden Regency H23
081330426696, 031-8544241, 031-83426632
_____________________________________
Mas Enos,
Saya lihat banyak pembaca yang masih mempunyai pengertian yang berbeda ttg bunga
Flat, Efektif, Fix dan Floating, mungkin artikel di bawah ini bisa membantu :
Pada kesempatan ini saya hendak membahas mengenai cara perhitungan bunga hutang.
Misalkan Bapak DARMAWAN ditawarkan hutang dengan tingkat suku bunga 6% per tahun,
pertanyaannya adalah apakah bunga ini murah atau mahal?
Hanya dari informasi diatas saja, kita tidak dapat menjawab pertanyaan di atas. Terlebih
dahulu kita mesti bertanya dahulu bagaimana cara perhitungan bunganya? Apakah suku
bunga tersebut adalah bunga flat? Atau bunga efektif? Apabila ternyata suku bunga adalah
6% flat, artinya bunga tersebut MAHAL. Sedangkan kalau ternyata suku bunga tersebut
adalah 6% efektif, maka artinya bunga tersebut murah.
Apa yang dimaksud bunga flat? Dan apa yang dimaksud dengan bunga efektif? Mari kita
bahas satu per satu.
1. BUNGA FLAT
Cara perhitungan bunga flat adalah cara yang paling gampang,oleh karena itu banyak
digunakan di berbagai instansi keuangan.Sayangnya cara perhitungan seperti ini sangatlah
merugikan peminjam uang. Mengapa? Karena bunga dihitung secara rata dari nilai total
hutang, tanpa peduli terhadap nilai pokok hutang yang telah dibayarkan. Nantinya kita akan
dapat melihat hal ini dari ilustrasi hutang.
Sebagai contoh kasus, misalkan kita hendak meminjam uang dari bank untuk membeli mobil
(KKB). Nilai hutang yang hendak kita pinjam adalah Rp. 120.000.000 dengan tingkat suku
bunga 6% flat dan tenor 2 tahun.
Cara perhitungannya gampang. Total bunga yang harus kita bayar adalah 6% dikalikan
jangka waktu 2 tahun dan dikalikan dengan nilai hutang Rp. 120.000.000.
Total bunga adalah
= Rp. 120.000.000 * 6% * 2
= Rp. 14.400.000.
Total bunga ini ditambahkan dengan nilai hutang akan menjadi total angsuran yang harus kita
bayar, yaitu :
= Rp. 120.000.000 + Rp. 14.400.000
= Rp. 134.400.000
Total angsuran ini tinggal kita bagikan ke jumlah periode pembayaran. Karena kita
mengangsur hutang secara bulanan, artinya periode pembayaran adalah 2 x 12 = 24 kali.
Maka nilai angsuran per bulannya adalah :
= Rp. 134.400.000 / 24
= Rp. 5.600.000

Tabel ilustrasi bunga flat dapat dilihat di bawah ini:

|Per | Pokok Hutang | Bunga | Angsuran | Sisa Hutang |

| 0 | | | | 120.000.000 |
| 1 | 120.000.000 | 600.000 | 5.600.000 | 115.000.000 |
| 2 | 115.000.000 | 600.000 | 5.600.000 | 110.000.000 |
| 3 | 110.000.000 | 600.000 | 5.600.000 | 105.000.000 |
| 4 | 105.000.000 | 600.000 | 5.600.000 | 100.000.000 |
| 5 | 100.000.000 | 600.000 | 5.600.000 | 95.000.000 |
| 6 | 95.000.000 | 600.000 | 5.600.000 | 90.000.000 |
| 7 | 90.000.000 | 600.000 | 5.600.000 | 85.000.000 |
| 8 | 85.000.000 | 600.000 | 5.600.000 | 80.000.000 |
| 9 | 80.000.000 | 600.000 | 5.600.000 | 75.000.000 |
| 10 | 75.000.000 | 600.000 | 5.600.000 | 70.000.000 |
| 11 | 70.000.000 | 600.000 | 5.600.000 | 65.000.000 |
| 12 | 65.000.000 | 600.000 | 5.600.000 | 60.000.000 |
| 13 | 60.000.000 | 600.000 | 5.600.000 | 55.000.000 |
| 14 | 55.000.000 | 600.000 | 5.600.000 | 50.000.000 |
| 15 | 50.000.000 | 600.000 | 5.600.000 | 45.000.000 |
| 16 | 45.000.000 | 600.000 | 5.600.000 | 40.000.000 |
| 17 | 40.000.000 | 600.000 | 5.600.000 | 35.000.000 |
| 18 | 35.000.000 | 600.000 | 5.600.000 | 30.000.000 |
| 19 | 30.000.000 | 600.000 | 5.600.000 | 25.000.000 |
| 20 | 25.000.000 | 600.000 | 5.600.000 | 20.000.000 |
| 21 | 20.000.000 | 600.000 | 5.600.000 | 15.000.000 |
| 22 | 15.000.000 | 600.000 | 5.600.000 | 10.000.000 |
| 23 | 10.000.000 | 600.000 | 5.600.000 | 5.000.000 |
| 24 | 5.000.000 | 600.000 | 5.600.000 | LUNAS |

Dari tabel ilustrasi diatas kita dapat melihat bahwa bunga yang dibayarkan setiap bulannya
selalu bernilai Rp. 600.000. Oleh karena itulah cara perhitungan ini disebut bunga flat, karena
nilai bunganya selalu rata.
Kembali ke pernyataan saya pada penjelasan awal bunga flat, mengapa cara perhitungan
bunga flat merugikan peminjam uang? Jawabannya bisa dilihat dari tabel ilustrasi diatas.
Setiap bulannya peminjam uang harus membayar angsuran sebesar Rp. 5.600.000. Angsuran
ini terdiri dari bunga sebesar Rp. 600.000 dan angsuran pokok sebesar Rp. 5.000.000.
Dengan membayar angsuran pokok berarti nilai pokok dari hutang tersebut berkurang
sebanyak Rp. 5.000.000 setiap bulannya.
Sayangnya pengurangan nilai pokok hutang tidak disertai dengan pengurangan nilai bunga.
Tentunya hal ini akan merugikan peminjam uang di periode-periode berikutnya. Kita dapat
perhatikan di dalam tabel bahwa setelah mengangsur setahun, nilai pokok hutang tinggal Rp.
60.000.000 (periode 13).Namun nilai bunganya tetap Rp. 600.000. Bila kita bandingkan nilai
pokok pokok hutang terhadap nilai bunga, maka tingkat
suku bunganya menjadi:

= Rp. 600.000 / Rp. 60.000.000


= 10%
Loh, kok tingkat suku bunganya menjadi 10%? Padahal tadi katanya hanya 6%? Nah,
perhitungan 6% itu adalah dihitung dari nilai total hutangnya yaitu Rp. 120.000.000. Tidak
pedulu berapapun sisa hutang kita. Jadinya kalau sisa hutang kita tinggal sedikit, kita akan
rugi sekali karena tingkat suku bunganya menjadi tinggi.
2. BUNGA EFEKTIF
Cara perhitungan bunga efektif lebih fair baik bagi pihak bank maupun bagi pihak peminjam
uang. Dengan menggunakan cara perhitungan ini, maka bunga dihitung dari nilai pokok
hutang, bukan dari nilai total pinjaman, sehingga nilai bunga semakin lama akan semakin
berkurang seiring dengan pembayaran untuk pokok hutang.
Sebagai contoh kasus, misalkan kita hendak meminjam uang dari bank untuk membeli mobil
(KKB). Nilai hutang yang hendak kita pinjam adalah Rp. 120.000.000 dengan tingkat suku
bunga 11% efektif dan tenor 2 tahun.
Perhatikan bahwa dalam contoh kasus kedua, nilai total hutang dan tenor adalah sama dengan
kasus pertama. Tingkat suku bunganya berbeda hampir dua kali lipat. Pada kasus pertama
kita tingkat suku bunga adalah 6% flat, sedangkan pada kasus kedua tingkat suku bunga
adalah 11% efektif.
Cara perhitungan nilai angsuran untuk bunga efektif terlalu sukar untuk dijelaskan disini.
Apabila kita menggunakan rumus PMT pada Excel, seperti yang saya ajarkan dalam ebook
Tips dan Trik Membuat Rencana Keuangan Pribadi Menggunakan Excel, maka kita akan
mendapatkan bahwa nilai angsuran bulanannya adalah Rp. 5.592.941. Nilai angsuran bulanan
dalam kasus ini lebih murah Rp. 7.059 dibandingkan kasus sebelumnya.
Berikut adalah tabel ilustrasi untuk kasus kedua:

|Per | Pokok Hutang | Bunga | Angsuran | Sisa Hutang |

| 0 | | | | 120.000.000 |
| 1 | 120.000.000 | 1.100.000 | 5.592.941 | 115.507.059 |
| 2 | 115.507.059 | 1.058.815 | 5.592.941 | 110.972.934 |
| 3 | 110.972.934 | 1.017.252 | 5.592.941 | 106.397.245 |
| 4 | 106.397.245 | 975.308 | 5.592.941 | 101.779.612 |
| 5 | 101.779.612 | 932.980 | 5.592.941 | 97.119.652 |
| 6 | 97.119.652 | 890.263 | 5.592.941 | 92.416.974 |
| 7 | 92.416.974 | 847.156 | 5.592.941 | 87.671.189 |
| 8 | 87.671.189 | 803.653 | 5.592.941 | 82.881.901 |
| 9 | 82.881.901 | 759.751 | 5.592.941 | 78.048.712 |
| 10 | 78.048.712 | 715.447 | 5.592.941 | 73.171.218 |
| 11 | 73.171.218 | 670.736 | 5.592.941 | 68.249.013 |
| 12 | 68.249.013 | 625.616 | 5.592.941 | 63.281.688 |
| 13 | 63.281.688 | 580.082 | 5.592.941 | 58.268.830 |
| 14 | 58.268.830 | 534.131 | 5.592.941 | 53.210.020 |
| 15 | 53.210.020 | 487.759 | 5.592.941 | 48.104.838 |

| 16 | 48.104.838 | 440.961 | 5.592.941 | 42.952.859 |


| 17 | 42.952.859 | 393.735 | 5.592.941 | 37.753.653 |
| 18 | 37.753.653 | 346.075 | 5.592.941 | 32.506.787 |
| 19 | 32.506.787 | 297.979 | 5.592.941 | 27.211.826 |
| 20 | 27.211.826 | 249.442 | 5.592.941 | 21.868.327 |
| 21 | 21.868.327 | 200.460 | 5.592.941 | 16.475.846 |
| 22 | 16.475.846 | 151.029 | 5.592.941 | 11.033.934 |
| 23 | 11.033.934 | 101.144 | 5.592.941 | 5.542.138 |
| 24 | 5.542.138 | 50.803 | 5.592.941 | LUNAS |

Dari tabel diatas kita dapat melihat bahwa bunga semakin lama akan semakin kecil, karena
bunga dihitung dari nilai pokok hutang yang semakin dibayar akan menjadi semakin kecil.
Dengan cara perhitungan seperti ini, biasanya hutang menjadi lebih fleksibel dalam arti
misalkan saja dalam suatu saat sebelum periode 24 bulan tersebut berakhir, ternyata
peminjam uang memiliki uang lebih (misalkan saja mendapatkan bonus atau THR) dan ingin
membayar angsuran lebih besar daripada angsuran bulanan Rp 5.592.941, biasanya bank
akan memperbolehkan hal tersebut.
Peminjam uang bahkan diperbolehkan untuk langsung melunasi hutang. Misalkan saja pada
periode 16, peminjam uang hendak melunasi hutangnya, maka peminjam uang dapat
membayar sebesar pokok hutang ditambahkan bunga pada periode tersebut:
= Rp. 48.104.838 + Rp. 440.961
= Rp. 48.545.799
Lain halnya dengan cara perhitungan tingkat suku bunga flat, bank tidak akan mengijinkan
pembayaran angsuran yang berbeda dari tabel ilustrasi, karena keuntungan yang akan didapat
oleh pihak bank justru berada di periode belakang.
Dalam analisa lebih lanjut, apabila kita menjumlahkan total bunga dari kedua puluh empat
periode dalam tabel ilustrasi diatas, maka kita akan mendapatkan nilai total bunga sebesar
Rp. 14.230.574. Nilai yang hampir sama dengan nilai total bunga flat dalam kasus pertama,
yaitu Rp. 14.400.000.
Hal ini menunjukkan bahwa dari kedua kasus dengan nilai total hutang yang sama-sama Rp.
120.000.000,- dan tenor yang sama-sama 2 tahun, tingkat suku bunga flat 6% akan
menghasilkan bunga yang sama dengan tingkat suku bunga efektif 11%.
Artinya? Kembali lagi ke pertanyaan pertama dari artikel ini. Apabila Anda ditawarkan
hutang dengan tingkat suku bunga 6%, apakah bunga ini murah atau mahal? Jawabannya
adalah tergantung apakah suku bunga itu flat, atau efektif. Bila ternyata suku bunga 6% flat,
artinya MAHAL. Sedangkan suku bunga 6% efektif, artinya MURAH.
Tingkat suku bunga yang beredar di pasaran saat ini (Mei 2011) adalah sekitar 5-6% untuk
bunga flat dan 10-12% untuk bunga efektif. Tentunya bila Anda bisa mendapatkan tingkat
suku bunga yang lebih murah daripada pasaran akan semakin bagus.
Sekian dulu pembahasan finansial dalam kesempatan kali ini. Semoga penjelasan ini dapat
lebih membuka wawasan kita mengenai hutang.

PENJUALAN ANGSURAN AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN 1

Penjualan

angsuran

adalah

penjualan

yang

dilaksanakan

dengan perjanjian dimana pembayarannya dilakukan secara bertahap.Profit


adalah salahsatu tujuan umum setiap perusahaan dan salah satu langkah
untuk mewujudkannya

adalah

dengan

meningkatkan

volume

penjualan

dengan penjualan yang pembayarannya secara bertahap


. Hal ini akan menarik bagi para konsumen karena akan mendapatkan
keringanan dalam pembayarannya. Namun penjualan dengan metode ini akan
didampingi oleh resiko yang besar karena pembayarannya dilakukan beberapa
periode di masa yang akandatang sehingga menimbulkan ketidak pastian.Secara
garis besar masalah yang timbul dalam hal ini dapat dibagi 2, yaitu :
1.

Masalah Non-akuntansi

2.

Masalah Akuntansi
2.1.1 Masalah Non-akuntansi
Masalah utamanya adalah bagaimana cara untuk menekan resiko
terjadinya kerugian karena adanya pembeli yang tidak memenuhi kewajibannya
dapat menjadi seminimal mungkin. usaha untuk meminimalkan resiko ini
digolongkan dalam 3 kelompok

1.

a.

Mengurangi kemungkinan terjadinya pembatalan penjualan angsuran


Usaha untuk mengurangi kemungkinan terjadinya pembatalan
penjualan angsuran dapat dilakukan dengan beberapa cara, meliputi :
Penjualan Angsuran dilakukan secara selektif, bahwa penjualan angsuran hanya
diberikan pada calon pembeli ang kemampuan dan kejujurannya dapat

dipercaya, misalnya peawai negeri, profesi tertentu dan sebagainya


b. Penjualan angsuran dilakukan dengan persetujuan atau sepengetahuan atasan
pembeli
c. Pembayaran angsurannya dilakukan dengan pemotongan gaji

2.

Menyediakan perlindungan hukum kepada penjual


Secara hukum penjual dapat dilindungi dengan cara membuat perjanjian

jual beli angsuran yang isinya antara lain :


a. perjanjian penjualan bersyarat
Menurut perjanjian ini barang yang dijual secara kredit langsung
diserahkan kepada pembeli akan tetapi penyerahan hak atas barang tersebut
ditunda sampai pembayarannya selesai
b. Menggunakan bukti pemilikan sebagai jaminan kredit
Di dalam sistem ini, sertifikat tanah dan rumah atau BPKB kendaraan
bermontor digunakan sebagai jaminan kredit bank. Kredit bank tersebut
digunakan untuk membayar utang kepada penjual barang yang bersangkutan.
Dengan demikian pembeli berutang kepada bank bukan kepada penjual barang.
c.

Setelah kredit lunas sertifikat atau BPKB akan diterima dari bank.
Menjaminkan kepada pihak ketiga
Bukti pemilikan atas barang yang dijual diserahkan kepada pihak ketiga,
sampai pembayarannya selesai. Setelah pembayaran selesai bukti pemilikan

d.

akan diserahkan kepada pembeli.


Perjanjian beli-sewa
Sebelum pembayaran lunas
pembayaran

lunas

baru

pembayaran

dianggap

sebagai

dianggap

jual-beli.

sewa.

Apabila

Setelah
sebelum

pembayaran lunas pembeli menghentikan pembayaran maka barang yang sudah


3.

diterima harus dikembalikan tanpa ganti rugi


Menyediakan Perlindungan Ekonomi kepada Penjual
Usaha ini dilakukan dengan menciptakan keadaan supaya pembeli harus
berfikir masak-masak sebelum memutuskan untuk membetalkan pembelian
angsuran. karena pembatalan pembelian angsuran berarti kerugian bagi pembeli

dan keutungan bagi pihak penjual. Agar keadaan ini dapat terwujud maka :
Uang muka harus cukup besar
adalah melebihi penurunan nilai dari barang bbaru menjadi barang bekas
b. Jangka waktu angsuran jangan terlalu panjang
Semakin panjang jangka waktu angsuran bearti semakin besar penurunan nilai
a.

atas baran yang dijual dan semakin besar peluang untuk menghilangkan jejak
c.

bagi pembeli
Angsuran cukup besar
Besarnya angsuran harus melebihi penurunan nilai barang selamajangka waktu
angsuran.
2.1.2 Masalah Akuntansi
Masalah

akuntansi

yang

dihadapi

dapatdikelompokkan menjadi 4, yaitu :

dalam

penjualan

angsuran

a.

Masalah yang berhubungan dengan pengakuan laba kotor.

b.

Masalah yang berhubungan dengan cara perhitungan bunga dan angsuran.

c.

Masalah yang berhubungan dengan tukar-tambah.

d.

Masalah yang berhubungan dengan pembatalan penjualan angsuran.

2.2.

PENGAKUAN LABA KOTOR


2.2.1 Metode Pengakuan Pendapatan

Sesuai prinsip akuntansi maka pendapatan baru akan di akui apabila 2


kriteria berikut sudah di penuhi yaitu :
1)

Earning process telah selesai

2)

Telah terjadi pertukaran


Apabila ke dua syarat tersebut sudah terpenuhi berarti pendapatan sudah
di realisir dan pendapatan akan diakui. Sesuai denga terpenuhinya kriteria
relisasi maka ada 4 dasar pengakuan pendapatan:

a.

Dasar penjualan

b.

Dasar penerimaan kas / tunai

c.

Dasar produk selesai

d.

Dasar presentase produk


`

Pengakuan

pendapatan

di

dalam

penjualan

angsuran

sangat

erat

kaitannya dengan pengakuan laba kotor.


2.2.2 Laba Kotor Penjualan Angsuran
Ada 2 dasar didalam pengakuan laba kotor penjualan angsuran adalah :
1.

Dasar Penjualan
Laba kotor atas penjualan diakui dalam periode penjualan angsuran yang
terjadi

tanpa

atautidak.Agar

memperhatikan
laporan

rugi-laba

apakah
dapat

pembayarannya
mencerminkan

sudah

diterima

Proper

matching

revenuewith expenses sebaiknya peruahaan mencadangkan biaya penagihan


dan biaya lain-lain yang berhubungan dengan penjualan tersebut.
Contoh 1 :
Pada awal tahun 1991 PT ABC melakukan penjualan angsuran sehargaRp.
12.500.000, dengan syarat pembayaran sebagai berikut :

Uang muka Rp. 2.500.000, lansung diterima.

Sisanya dibayar melalui 4 kali angsuran tahunan, setiap akhir tahun.

Harga pokok penjualan Rp. 10.000.000.


Dengan demikian penerimaan pembayarannya adalah :

Tanggal

Keterangan

Jumlah

1-1-1991

Uang muka

Rp 2.500.000,00

31-12-1991

Angsuran 1

Rp 2.500.000,00

31-12-1992

Angsuran 2

Rp 2.500.000,00

31-12-1993

Angsuran 3

Rp 2.500.000,00

31-12-1994

Angsuran 4

Rp 2.500.000,00

Jumlah

Rp 12.500.000,00

Apabila perusahaan menggunakan metode ini maka untuk tahun 1991


perusahaan akan mengakuai laba kotor dari penjualan tersebut sebesar
RP2.500.000,00 tanpa memperhatikan apakah pembayarannya sudah di terima
atau belum.
2.

Dasar Kas
Laba kotor atas penjualan angsuran baru diakui apabila pembayarandari
piutang penjualan angsuran sudah diterima, dan penerimaan kas tersebutterdiri
dari 2 unsur yaitu :

Pembayaran atas harga pokok penjualan

Pembayaran atas laba kotor


Perlakuan terhadap penerimaan piutang penjualan angsuran tersebutada 3
metode, yaitu :
a.

Harga pokok Penjualan kemudian laba kotor.


Penerimaan

kas

dari

penjualan

angsuran,

baik

uang

muka

maupun

pembayaran angsuran pertama-tama dianggap sebagai pembayaran atas harga


pokok penjualan. Selama harga pokok penjualan angsuran tersebut belum
selesai diterima pembayarannya perusahaan belum mengakuinya sebagai laba
kotor. Metode ini tidak dapat mencerminkan propermatching revenue with
exspenses karena terlalu konservatif. Dalam metode ini laba kotor akan diakui
apabila harga pokok sudah terbayarkan.
Contoh 2 :
Pada awal tahun 1991 PT ABC melakukan penjualan angsuran sehargaRp.
12.500.000, dengan syarat pembayaran sebagai berikut :

Uang muka Rp. 2.500.000, lansung diterima.

Sisanya dibayar melalui 4 kali angsuran tahunan, setiap akhir tahun.

Harga pokok penjualan Rp. 10.000.000.


Dengan demikian penerimaan pembayarannya adalah :

Tanggal

b.

Keterangan

Jumlah

1-1-1991

Uang muka

Rp 2.500.000,00

31-12-1991

Angsuran 1

Rp 2.500.000,00

31-12-1992

Angsuran 2

Rp 2.500.000,00

31-12-1993

Angsuran 3

Rp 2.500.000,00

31-12-1994

Angsuran 4

Rp 2.500.000,00

Jumlah

Rp 12.500.000,00

Laba kotor kemudianharga pokok penjulan.

Penerimaan kas dari piutang penjualan angsuran pertama-tama dianggap


sebagai pembayaran laba kotor, sampai semua laba kotor atas penjualan
angsuran tersebut diterima.Setelah laba kotor tersebut direalisir semua, maka
penerimaan selanjutnya dianggap sebagai pembayaran atas harga pokok
penjualan.Dalam metode ini pembayaran angsuran pertama-tama diakaui
sebagai laba kotor kemudian setelah laba kotor semua sudah diterima
harga pokonya diperhitungkan.

Contoh 3:
Dari data pada contoh ini apabila dipakai metode ini maka untuk tahun
1991 PT ABC akan mengakui laba kotor sebesar Rp. 2.500.000. untuk tahuntahun 1992 sampai dengan tahun 1994 perusahaan sudah tidak mengakui laba
kotor lagi

atas

penjualan

tersebut,sedangkan

untuk

tahun

selanjutnya

pembayarannya diakui sebagai harga pokok penjualan.


c.

Harga pokok dan laba kotor secara proporsional (metode penjualan


angsuran)
Penerimaan kas dari piutang penjualan angsuran dianggap teerdiri dari 2
unsur yaitu pembayaran atas harga pokok penjualan dan pembayaran atas laba
kotor secara proporsional.
Dalam hal ini pembayaran angsuran untuk setiap periode terdiri dari 2unsur
yaitu: -Pembayaran atas harga pokok penjualan.-Pembayaran atas laba kotor,
secara proposional.
Contoh 4:
Tanggal

Keterang
an

1-1-1991

Uang

Pembayaran

Harga pokok

Laba kotor

Rp (100%)

Rp (80%)

Rp (20%)

2.500.000,00

2.000.000,00

500.000,00

2.500.000,00

2.000.000,00

500.000,00

2.000.000,00

500.000,00

2.000.000,00

500.000,00

muka
31-12-1991

Angsuran
1

31-12-1992

Angsuran

2.500.000,00

2
31-12-1993

Angsuran

2.500.000,00

3
31-12-1994

Angsuran

2.500.000,00

2.000.000,00

500.000,00

10.000.000,00

2.500.000,00

4
Jumlah

2.2.3

12.500.000,00

Pencatatan di dalam Metode Penjualan

Angsuran
1.

Untuk mencatat penjualan dan penerimaan uang muka :


Kas..........................................................................xxxx
Piutang Penjualan Angsuran 19XX..........................xxxx
Penjualan Angsuran........................................................xxxx

Apabila perusahaan menggunakan system perpetual maka perusahaan


jugaharus mencatat harga pokok penjualan, yaitu :
HPP-Penjualan Angsuran...........................................xxxx
Persediaan ...............................................................................xxxx
Untuk penjualan real estete( harta tak bergerak) dapat langsung
mengkredit rekening aktiva yang bersangkutan sebesar harga pokok.selisih
antara harga pokok dengan harga jual langsung di kredit ke rekening laba kotor
ang belum di realisir dengan demikianjurnal untuk penjualan angsuran real
estete adalah:
Kas............................................................................xxxx
Piutang Penjualan Angsuran 19XX ...........................xxxx
Aktiva ....................................................................................... xxxx
Laba kotor belum direalisir........................................xxxx
2.

Untuk mencatat penerimaan angsuran :


Kas ...........................................................................xxxx
Piutang Penjualan Angsuran 19XX ............................xxxx

3.

Untuk mencatat harga pokok penjualan angsuran :


Apabila perusahaan menggunakan sistem fisik, maka pada akhir priode pe
rusahaan

harus

membuat

jurnal

penyesuaian

untuk

mencatat

pokok penjulan angsuran dan harga pokok penjualan biasa, yaitu :


HPP

xxxx

HPP-Penjualan angsuran

xxxx

Persediaan

xxxx

Pengembalian Pembelian

xxxx

Potongan Pembelian

xxxx

Persediaan

xxxx

Pembelian

xxxx

harga

Biaya angkut pembelian


4.

xxxx

Untuk mencatat laba kotor yang belum direalisir :


Penjualan angsuran..................................................xxxx
HPP-Penjualan angsuran ..........................................................xxxx
Laba kotor belum direalisir 19XX .............................................xxxx

5.

Untuk mencatat laba kotor yangsudah direalisir :


Laba kotorbelum direalisir 19XX ..............................xxxx
Laba kotor sudah direalisir .......................................................xxxx

2.2.4 Penyusunan Laporan Keuangan


a.

Laporan rugi laba

b.

Laporan perubahan modal / laba di tahan

c.

Neraca

a.

Laporan rugi laba


Pos-pos yang berhubungan dengan penjualan angsuran yang akan
disajikan didalam laporan Rugi-laba terbatas pada laba kotor yang sudah
direalisir.Dengan demikian laba kotor yang disajikan di dalam laporan Rugi-laba
ada 2 macam, yaitu

Laba kotor yang diperoleh dari penjualan tunai dan kredit biasa
Laba kotor penjualan angsuran yang direalisir selama tahun yang bersangkutan,
baik yang berasal dari penjualan tahunyang bersangkutan maupun tahun-tahun
sebelumnya.
b.

Laporan PerubahanModal/Laba Ditahan


Didalam

laporan

ini

tidak

menyajikan

pos-pos

yang

berhubungandengan penjualan angsuran.


c.

Neraca
Pos-pos

yang

berhubungan

dengan

penjualan

angsuran

yang

disajikan didalam neraca ada 2, yaitu :


Piutang penjualan angsuran
Laba kotor yang belum direalisir

2.3. PERHITUNGAN BUNGA DAN ANGSURAN

akan

Besarnya pembayaran yang diterima dari pembeli terdiri dari 2 unsur yaitu
bunga

yang

diperhitungkan

dan

angsuran

pokok

pinjaman.

pembayaran yang diterima setiap saat tergantung pada 2 hal :

Besarnya

2.3.1 Dasar perhitungan bunga


Terdapat dua dasar perhitungan bunga yang sering dipakai, yaitu :
1.

Bunga dihitung dari sisa pinjaman


Besarnya bunga dihitung berdasarkan sisa pinjaman pada periode awal.
Karena sisa pinjaman ini dari setiap periode selalu menurun maka besarnya
bunga juga selalu menurun. Oleh karena itu system ini sering disebut dengan
system bunga menurun. Cara ini sering dipakai dalam penjualan angsuran
jangka yang panjang seperti perumahan dan sejenisnya. Dan cara ini juga lebih
meringankan pembeli.

2.

Bunga dihitung dari pokok pinjaman


Besarnya bunga untuk setiap periodenya dihitung berdasarkan pokok
pinjaman mula-mula. Pokok pinjaman mula-mula ini besarnya selalu tetap makab
besar bunganya juga tetap. System ini disebut sebagai system bunga tetap.
Dalam system ini tingkat bunga yang sesungguhnya lebih besar daripada tingkat
bunga yang dinyatakan secara eksplisit. Cara ini banyak dipakai untuk
merangsang pembeli yang kurang mengetahui cara perhitungan bunga, karena
tingkat bunga yang dinyatakan eksplisit rendah akan tetapi tingkat bunga yang
sebenarnya tinggi. Besarnya tingkat bung yang sebenarnya, yang dihitung
berdasarkan modal rata-rata mendekati 2 kali tingkat bunga yang dinyatakan
secara eksplisit.
2.3.2 Dasar perhitungan angsuran pokok
pinjaman
Di dalam dasar perhitungan angsuran pokok pinjaman, terdapat 2 sistem perhi
tungan angsuran pokok pinjaman, yaitu :

a.

Sistem angsuran tetap


Dalam system ini besarnya angsuran untuk setiap periode akan selalu tetap.
Besarnya angsuran pokok pinjaman dapat dihitung dengann rumus :
APP =
APP : Angsuran Pokok Pinjaman

PP
JA

: Pokok Pinjaman
: Banyaknya Angsuran
System angsuran tetap ini dapat dipakai baik system bunga tetap maupun

system bunga menurun.


b.

Sistem anuitet
Dalam sistem ini besarnya pembayaran untuk setiap periode akan selalu
tetap, yang terdiri atas bunga pinjaman yang selalu menurun dan angsuran
pokok pinjaman yang semakin besar. Jumlah pembayaran tersebut dihitung
dengan mengunakan rumus anuitet. Sistem anuitet ini hanya dipakai pada
sistem bunga menurun. Ditinjau dari segi besarnya bunga dan angsuran pokok
pinjaman, maka system anitet dapat disebut sebagai system bunga menurun
dan angsuran meningkat.
Dengan memperhatikan system perhitungan bunga dan system

pokok

pinjaman tersebut maka terdapat 3 alternatif yaitu :


2.1.

Sistem Bunga Tetap dan Angsuran Pokok

Pinjaman Tetap
Besarnya angsuran pokok pinjaman dan besarnya bunga untuk setiap
periodenya selalu tetap. Dengan demikian jumlah angsurannya juga tetap.
Besarnya angsuran ini dapat dihitung dengan prosedur :
1.

Menghitung angsuran pokok pinjaman


Besarnya angsuran pokok pinjaman adalah sama dengan jumlah pokok
pinjaman dibagi dengan banyaknya angsuran

2.

Menghitung bunga
Besarnya bunga untuk setiap periodenya adalah sama dengan tingkat
bunga dikalikan dengan pokok pinjaman

3.

Menghitung jumlah kas yang diterima


Besarnya kas yang diterima setiap angsuran adalah sama dengan
angsuran pokok pinjaman ditambah bunga.

2.2.

Sistem Bunga Menurun dan Angsuran Pokok

Pinjaman Tetap
Dalam sistem ini besarnya bunga per periode selalu menurun, sedangkan
besarnya angsuran pokok pinjaman tetap, sehinga jumlah angsuran secara
keseluruhan selalu menurun. Besarnya jumlah angsuran per periodenya dapat
dihitung dengan prosedur sbb :
1.

Menghitung pokok angsuran pinjaman


Besarnya pokok pinjaman angsuran Sama dengan pokok pinjaman dibagi
dengan banyaknya angsuran

2.

Menghitung bunga
Besarnya bunga Sama dengan tingkat bunga dikalikan dengan sisa pokok
pinjaman pada awal periode yang bersangkutan

3.

Menghitung jumlah kas yang diterima


Besarnya jumlah kas yang diterima sama dengan angsuran pokok
pinjaman ditambah dengan bunga.
2.3.
Bunga menurun dan angsuran pinjaman meningkat
Dalam sistem ini, biasanya besar angsuran per tahun dihitung dengan
menggunakan pendekatan anuitet. besarnya jumlah angsuran, bunga dan
angsuran pokokpinjaman dihitung dengan prosedur :

Menghitung,
besarnya kas yang deiterima per tahun, dapat dilihat dengan rumus:
A=
A

: Jumlah angsuran per periode

PP

: Pokok pinjaman mula-mula

An>p : Nilai tunai dari Rp. 1,00 yang akan diterima setiap periode selama n
periode yang akan datang dengan tingkat bunga p% per periode. Nilai ini dapat

dilihat pada table bunga atau dihitung sendirimus dengan memakai rumus deret
ukur menurun
Menghitung bunga
sama dengan tingkat bunga dikalikan dengan sisa pokok pinjaman pada
awal periode. besarnya bunga ini akan selalu menurun, karena dihitung
berdasarkan jumlah yang selalu menurun
Menghitung angsuran pokok pinjaman
Besarnya angsuran pokok pinjaman yang diterima setiap periodenya sama
dengan kas yang diterima dikurangi dengan bunga
2.4.

DITUKAR TAMBAH

Dalam hal ini sebagai uang mukanya berupa barang bekas yang
serupadengan barang yang diangsur pembayarannya. Untuk menarik pembeli
biasanyadihargai lebih barang tersebut sehingga harga jualnya terlalu tinggi oleh
karenaitu perlu dicatat berdasarkan nilai realisasi bersihnya saja. Besarnya itu
tentunyatidak boleh lebih dari harga pokok penggantinya.
Apabila harga pokok pengganti tersebut tidak diketahui maka nilairealisasi
bersih adalah
biaya perbaikan

sama

dengan

sebelum

taksiran

harga

dijual,biaya pemasaran

jual dikurangi
dan laba

normal.

taksiran
Selisih

antara nilai bersih dengan nilai yang disepakati dikelompokkan dalam rekening
cadangankelebihan harga.Transaksi yang berhubungan dengan tukar tambah
pencatatannya adalah :

Untuk mencatat penjulan :


Piutang penjulan angsuran...........................xxxx
Persediaan barang dagangan.......................xxxx
Cadangan kelebihan harga...........................xxxx
Penjualan angsuran........................................................xxxx

Untuk mencatat harga pokok penjualan angsuran :


Harga pokok penjualan angsuran.................xxxx

Persediaan barang dagangan.........................................xxxx


Untuk mencatat laba kotor penjualan angsuran yang belum direalisasi :
Penjualan angsuran................................................xxxx
Harga pokok penjualan angsuran.............................................xxxx
Cadangan kelebihan harga.......................................................xxxx
Laba kotor belum direalisir.......................................................xxxx

2.5. PEMBATALAN PENJUALAN ANGSURAN


Hal

ini

terjadi

karena pembatalan

atas

penjualan

angsuran

yang

belumdilunasi. Dengan demikian perusahaan akan menerima kembali barang ya


ngsudah dijual, menghapus piutang penjualan angsuran yang belum direalisasi,
dan juga mengakui laba/rugi pembatalan penjualan angsuran.
Besarnya laba/rugi pembatalan penjualan angsuran tergantung padameto
de pengakuan laba kotor atas penjualan angsuran, yang terdiri dari :
2.5.1. Metode Accrual
Di dalam metode ini, semua laba penjualan angsuran sudah diakui pada
saat

penjualan,

menunjukkan besarnya

sehingga
harga

saldo
pokok

piutang

penjualan

penjualan angsuran

yang

belum

diterima

pembayarannya.
Maka besarnya laba atau rugi yang diakui dari pembatalan penjualan angsura
n

adalah

Sama

dengan

selisih

antara

nilai

pasar

barang

bekas

yang

diterimadengan saldo piutang penjualan angsuran yang belum diterima pembay


arannya.
Pencatatan transaksi dalam meteode ini dengan :
Persediaa barang dagangan.........................xxxx
Rugi pembatalan penjualan angsuran..........xxxx
Piutang penjualan angsuran..................................xxxx

2.5.2 Metode Penjualan Angsuran


L = TNRS (PPA LBBR)

Di dalam metode ini perusahaan baru mengakui laba kotor penjualan


angsuran secara proporsional dengan besarnya penerimaan kas. Dengan
demikian saldo piutang penjualan angsuran terdiri atas dua unsur,yaitu harga
pokok penjulan angsuran dan laba kotor yang belumdirealisasi.Besarnya harga
pokok penjualan angsuran yang belum diterima pembayarannya adalah sama
dengan saldo piutang penjualan angsuran dikurangi dengan saldo laba kotor
belum direalisir atas penjualan angsuran yang dibatalkan tersebut. Besarnya
laba atau rugi pembatalan penjualan angsuran dapat dihitung dengan rumus :

Keterangan :
L

: Laba/rugi pembatalan penjualan angsuran

TNRS : Taksiran nilai realisasi bersih barang yang diterima kembali


PPA

: Saldo piutang penjualan angsuran atas penjualan angsuran yang


dibatalkan

LBBR :Laba kotor yang belum direalisir atas penjualan angsuran yang
dibatalkan
Pencatatan transaksi dalam metode ini dengan :
Persediaan barang dagangan.................................xxxx
Labar kotor belum direalisir....................................xxxx
Piutang penjualan angsuran...........................................xxxx

You might also like