Professional Documents
Culture Documents
Perhitungannya
14 September 2015
Saat Anda hendak melakukan kredit kepada bank, hal yang biasa diperhatikan adalah plafon
yang tersedia beserta angsuran yang mesti Anda bayarkan hingga akhirnya melunasi
pinjaman tersebut. Anda memang menyadari pelunasan kredit yang Anda bayarkan tersebut
sebenarnya berasal dari akumulasi jumlah pinjaman Anda ditambah bunga yang dikenakan
untuk pinjaman tersebut. Namun untuk masalah bunga ini, tidak banyak orang yang peduli.
Sebagian besar orang menganggap bunga akan terlihat dari total pembayaran dikurangi
dengan jumlah pinjaman Anda sebenarnya. Cukup sampai di sana dan Anda tidak
mengacuhkan bahwa jenis dan cara menghitung bunga dapat memengaruhi nilai total
pinjaman Anda. Tiap kredit sebenarnya memiliki tipe bunganya sendiri, atau antara yang satu
dengan yang lain tidaklah serupa. Jadi, ada baiknya Anda mengetahui cara hitung dan jenis
bunga terlebih dahulu agar Anda bisa mengecek benar atau tidaknya penghitungan bunga
yang dibebankan kepada kredit Anda.
Dengan mengetahui mengenai cara hitung dari setiap jenis bunga, Anda dapat mulai
menganalisis seberapa banyak angsuran atau cicilan yang mesti Anda bayarkan serta seberapa
lama pinjaman tersebut dapat terlunasi. Dengan demikian, Anda dapat mengatur keuangan
Anda secara lebih baik. Pada dasarnya, tipe bunga yang diberlakukan oleh bank-bank
pemberi pinjaman ada tiga jenis. Ketiga jenis tersebut adalah bunga flat, bunga efektif, dan
bunga anuitas. Cara penghitungan bunga dari ketiga jenis ini tentu tidak sama satu sama lain.
Berikut adalah cara hitung dari ketiga jenis bunga tersebut.
1. Bunga Flat
Cara penghitungan bunga flat bisa dianggap paling mudah dibandingkan dua jenis tipe bunga
lainnya. Anda dapat menemukan contoh dari penggunaan cara hitung bunga ini umumnya
pada kredit kepemilikan kendaraan bermotor atau kredit tanpa agunan. Dalam brosur-brosur
iklan kredit kendaraan bermotor, Anda akan menemukan kolom-kolom yang menampilkan
angsuran yang mesti dibayar tiap bulannya. Angka dalam kolom-kolom tersebut berlaku
sampai akhir pinjaman Anda berakhir atau lunas.
Jika Anda menemukan jumlah angsuran yang tetap seperti itu, bisa dipastikan cara
penghitungan jenis bunga yang dipakai adalah flat atau rata. Di tipe ini, nilai plafon pinjaman
beserta bunganya akan dihitung secara proporsional sesuai dengan jangka waktu atau tenor
pinjaman.
Untuk memudahkan Anda membayangkan penerapan cara hitung bunga flat tersebut, berikut
adalah contoh kasus yang bisa Anda pelajari.
Indra mengajukan KTA sebesar Rp120 juta dengan jangka waktu kredit 12 bulan, dan
dikenakan bunga pinjaman sebesar 10% per tahun secara flat. Berapakah angsuran per bulan
yang harus dibayar?
Data:
Pokok pinjaman: Rp120.000.000
Bunga per tahun: 10%
Tenor pinjaman: 12 bulan
Cicilan pokok:
Rp120.000.000 : 12 bulan = Rp10.000.000/bulan
Bunga:
(Rp120.000.000 x 10%) : 12 bulan = Rp1.000.000
Angsuran per bulan:
Rp10.000.000 + Rp1.000.000 = Rp11.000.000
Jadi, dari pinjaman tersebut setelah dihitung dengan cara hitung bunga flat, angsuran yang
harus Anda bayarkan hingga pinjaman tersebut lunas adalah Rp11.000.000 tiap bulan. Nilai
angsuran ini tidak akan berubah-ubah sebab bunga yang dikenakan adalah jenis bunga flat.
2. Bunga Efektif
Nama lain dari jenis bunga yang satu ini adalah sliding rate. Jenis bunga ini biasa diterapkan
pada kredit dengan jangka waktu atau tenor yang panjang. Contohnya saat Anda mengajukan
kredit pemilikan rumah (KPR) atau kredit pemilikan apartemen (KPA).
Alasan bunga efektif lebih ditujukan kepada kredit jangka panjang karena tenor yang lama
membuat pinjaman tidak terburu-buru harus terlunasi, sementara suku bunganya tidak terlalu
besar. Ya, suku bunga efektif biasa lebih rendah dibandingkan bunga flat. Inilah yang
membuatnya cocok untuk digunakan dalam kredit jangka panjang.
Bunga yang lebih kecil itu didapatkan dari cara hitung bunga efektif yang melihat sisa
pinjaman pokok dari debitur. Jika bunga flat melakukan penghitungan dengan mematok nilai
pokok pinjaman dari awal pinjaman, berbeda dengan penerapan bunga efektif. Yang dihitung
saat kreditur menggunakan jenis bunga ini adalah jumlah utang yang belum terbayarkan tiap
bulannya. Jadi kian lama, nilai bunga pinjaman Anda akan semakin rendah sebab sisa
pinjaman Anda semakin berkurang.
Dari nilai bunganya yang semakin kecil itu, angsuran yang mesti Anda pertanggungjawabkan
tiap bulannya juga semakin sedikit. Berikut adalah rumus untuk menghitung besaran bunga
efektif dari sebuah pinjaman.
Jika pada bunga flat, kreditur hanya menghitung pada awal pinjaman untuk menentukan
angsuran, pada pinjaman dengan bunga efektif penghitungan akan dilakukan setiap bulan. Ini
karena sisa pinjaman tentu akan semakin berkurang tiap bulannya sehingga perlu untuk
melakukan penghitungan ulang. Agar lebih memahami cara hitung bunga efektif, berikut
adalah contoh kasus yang menerapkan pemakaian jenis bunga yang satu ini.
Dani mengajukan kredit KPA sebesar Rp120 juta dengan jangka waktu kredit 12 bulan, dan
dikenakan bunga pinjaman sebesar 10% per tahun secara efektif. Berapakah angsuran per
bulan yang harus dibayar?
Data:
Pokok pinjaman: Rp120.000.000
Bunga per tahun: 10%
Tenor pinjaman: 12 bulan
Cicilan pokok:
Rp120.000.000 : 12 bulan = Rp10.000.000/bulan
Bunga bulan 1:
((Rp120.000.000 - ((1-1) x Rp10.000.000)) x 10% : 12 = Rp 1.000.000
Maka, cicilan bulan 1 = Rp10.000.000 + Rp1.000.000 = Rp11.000.000
Bunga bulan 2:
((Rp120.000.000 - ((2-1) x Rp10.000.000)) x 10% : 12 = Rp916.667
Maka, cicilan bulan 2 = Rp10.000.000 + Rp916.667 = Rp10.916.667
Bunga bulan 3:
((Rp120.000.000 - ((3-1) x Rp10.000.000)) x 10% : 12 = Rp833.333
Maka, cicilan bulan 3 = Rp10.000.000 + Rp833.333 = Rp10.833.333
Dan seterusnya, hingga...
Bunga bulan 12:
((Rp120.000.000 - ((12-1) x Rp10.000.000)) x 10% : 12 = Rp83.333
Maka, cicilan bulan 12 = Rp10.000.000 + Rp83.333 = Rp10.083.333
Terlihat ada pengurangan nilai total angsuran dari bulan pertama, bulan kedua, dan
seterusnya. Ini karena penerapan bunga efektif yang membuat bunga semakin kecil
bergantung sisa pokok pinjaman. Untuk bulan-bulan berikut dengan contoh kasus di atas,
hasil penghitungan bunga akan semakin kecil dan total angsuran akan semakin rendah.
Baca Juga: 5 KPR Terbaik yang Bisa Anda Pertimbangkan
3. Bunga Anuitas
Perhitungan bunga kredit yang satu ini merupakan modifikasi dari cara hitung bunga efektif.
Nilai pembayaran total angsuran bunga efektif yang tiap bulannya berbeda sering kali
membuat debitur menjadi bingung. Karena itu, pihak kreditur akhirnya membuat cara
penghitungan yang kurang lebih sama seperti penghitungan bunga efektif tiap bulan, namun
angsuran pokoknya yang berbeda.
Jika pada penerapan bunga efektif angsuran pokok didapatkan dari jumlah pinjaman dibagi
dengan tenor kredit, hal berbeda diaplikasikan di pinjaman yang menerapkan bunga anuitas.
Angsuran pokok didapatkan dari total angsuran yang telah ditetapkan dikurangi dengan hasil
penghitungan bunga anuitas. Berikut adalah contoh kasusnya.
Budi mengajukan kredit KPR sebesar Rp120 juta dengan jangka waktu kredit 12 bulan, dan
dikenai bunga pinjaman sebesar 10% per tahun secara anuitas. berapakah angsuran per bulan
yang harus dibayar?
Data:
Pokok pinjaman: Rp120.000.000
Bunga per tahun: 10%
Tenor pinjaman: 12 bulan
Cicilan pokok:
= Rp10.549.906
Saat menghitung bunga anuitas, Anda perlu berkosentrasi dengan pokok pinjaman yang
terpakai pada bulan ini untuk menyisakan sisa pokok tabungan guna menghitung bunga di
bulan berikutnya. Dari sana terlihat, meskipun suku bunganya sama dengan bunga efektif,
dengan cara penghitugan bunga anuitas yang berbeda, hasilnya pun akan lain.
| 0 | | | | 120.000.000 |
| 1 | 120.000.000 | 600.000 | 5.600.000 | 115.000.000 |
| 2 | 115.000.000 | 600.000 | 5.600.000 | 110.000.000 |
| 3 | 110.000.000 | 600.000 | 5.600.000 | 105.000.000 |
| 4 | 105.000.000 | 600.000 | 5.600.000 | 100.000.000 |
| 5 | 100.000.000 | 600.000 | 5.600.000 | 95.000.000 |
| 6 | 95.000.000 | 600.000 | 5.600.000 | 90.000.000 |
| 7 | 90.000.000 | 600.000 | 5.600.000 | 85.000.000 |
| 8 | 85.000.000 | 600.000 | 5.600.000 | 80.000.000 |
| 9 | 80.000.000 | 600.000 | 5.600.000 | 75.000.000 |
| 10 | 75.000.000 | 600.000 | 5.600.000 | 70.000.000 |
| 11 | 70.000.000 | 600.000 | 5.600.000 | 65.000.000 |
| 12 | 65.000.000 | 600.000 | 5.600.000 | 60.000.000 |
| 13 | 60.000.000 | 600.000 | 5.600.000 | 55.000.000 |
| 14 | 55.000.000 | 600.000 | 5.600.000 | 50.000.000 |
| 15 | 50.000.000 | 600.000 | 5.600.000 | 45.000.000 |
| 16 | 45.000.000 | 600.000 | 5.600.000 | 40.000.000 |
| 17 | 40.000.000 | 600.000 | 5.600.000 | 35.000.000 |
| 18 | 35.000.000 | 600.000 | 5.600.000 | 30.000.000 |
| 19 | 30.000.000 | 600.000 | 5.600.000 | 25.000.000 |
| 20 | 25.000.000 | 600.000 | 5.600.000 | 20.000.000 |
| 21 | 20.000.000 | 600.000 | 5.600.000 | 15.000.000 |
| 22 | 15.000.000 | 600.000 | 5.600.000 | 10.000.000 |
| 23 | 10.000.000 | 600.000 | 5.600.000 | 5.000.000 |
| 24 | 5.000.000 | 600.000 | 5.600.000 | LUNAS |
Dari tabel ilustrasi diatas kita dapat melihat bahwa bunga yang dibayarkan setiap bulannya
selalu bernilai Rp. 600.000. Oleh karena itulah cara perhitungan ini disebut bunga flat, karena
nilai bunganya selalu rata.
Kembali ke pernyataan saya pada penjelasan awal bunga flat, mengapa cara perhitungan
bunga flat merugikan peminjam uang? Jawabannya bisa dilihat dari tabel ilustrasi diatas.
Setiap bulannya peminjam uang harus membayar angsuran sebesar Rp. 5.600.000. Angsuran
ini terdiri dari bunga sebesar Rp. 600.000 dan angsuran pokok sebesar Rp. 5.000.000.
Dengan membayar angsuran pokok berarti nilai pokok dari hutang tersebut berkurang
sebanyak Rp. 5.000.000 setiap bulannya.
Sayangnya pengurangan nilai pokok hutang tidak disertai dengan pengurangan nilai bunga.
Tentunya hal ini akan merugikan peminjam uang di periode-periode berikutnya. Kita dapat
perhatikan di dalam tabel bahwa setelah mengangsur setahun, nilai pokok hutang tinggal Rp.
60.000.000 (periode 13).Namun nilai bunganya tetap Rp. 600.000. Bila kita bandingkan nilai
pokok pokok hutang terhadap nilai bunga, maka tingkat
suku bunganya menjadi:
| 0 | | | | 120.000.000 |
| 1 | 120.000.000 | 1.100.000 | 5.592.941 | 115.507.059 |
| 2 | 115.507.059 | 1.058.815 | 5.592.941 | 110.972.934 |
| 3 | 110.972.934 | 1.017.252 | 5.592.941 | 106.397.245 |
| 4 | 106.397.245 | 975.308 | 5.592.941 | 101.779.612 |
| 5 | 101.779.612 | 932.980 | 5.592.941 | 97.119.652 |
| 6 | 97.119.652 | 890.263 | 5.592.941 | 92.416.974 |
| 7 | 92.416.974 | 847.156 | 5.592.941 | 87.671.189 |
| 8 | 87.671.189 | 803.653 | 5.592.941 | 82.881.901 |
| 9 | 82.881.901 | 759.751 | 5.592.941 | 78.048.712 |
| 10 | 78.048.712 | 715.447 | 5.592.941 | 73.171.218 |
| 11 | 73.171.218 | 670.736 | 5.592.941 | 68.249.013 |
| 12 | 68.249.013 | 625.616 | 5.592.941 | 63.281.688 |
| 13 | 63.281.688 | 580.082 | 5.592.941 | 58.268.830 |
| 14 | 58.268.830 | 534.131 | 5.592.941 | 53.210.020 |
| 15 | 53.210.020 | 487.759 | 5.592.941 | 48.104.838 |
Dari tabel diatas kita dapat melihat bahwa bunga semakin lama akan semakin kecil, karena
bunga dihitung dari nilai pokok hutang yang semakin dibayar akan menjadi semakin kecil.
Dengan cara perhitungan seperti ini, biasanya hutang menjadi lebih fleksibel dalam arti
misalkan saja dalam suatu saat sebelum periode 24 bulan tersebut berakhir, ternyata
peminjam uang memiliki uang lebih (misalkan saja mendapatkan bonus atau THR) dan ingin
membayar angsuran lebih besar daripada angsuran bulanan Rp 5.592.941, biasanya bank
akan memperbolehkan hal tersebut.
Peminjam uang bahkan diperbolehkan untuk langsung melunasi hutang. Misalkan saja pada
periode 16, peminjam uang hendak melunasi hutangnya, maka peminjam uang dapat
membayar sebesar pokok hutang ditambahkan bunga pada periode tersebut:
= Rp. 48.104.838 + Rp. 440.961
= Rp. 48.545.799
Lain halnya dengan cara perhitungan tingkat suku bunga flat, bank tidak akan mengijinkan
pembayaran angsuran yang berbeda dari tabel ilustrasi, karena keuntungan yang akan didapat
oleh pihak bank justru berada di periode belakang.
Dalam analisa lebih lanjut, apabila kita menjumlahkan total bunga dari kedua puluh empat
periode dalam tabel ilustrasi diatas, maka kita akan mendapatkan nilai total bunga sebesar
Rp. 14.230.574. Nilai yang hampir sama dengan nilai total bunga flat dalam kasus pertama,
yaitu Rp. 14.400.000.
Hal ini menunjukkan bahwa dari kedua kasus dengan nilai total hutang yang sama-sama Rp.
120.000.000,- dan tenor yang sama-sama 2 tahun, tingkat suku bunga flat 6% akan
menghasilkan bunga yang sama dengan tingkat suku bunga efektif 11%.
Artinya? Kembali lagi ke pertanyaan pertama dari artikel ini. Apabila Anda ditawarkan
hutang dengan tingkat suku bunga 6%, apakah bunga ini murah atau mahal? Jawabannya
adalah tergantung apakah suku bunga itu flat, atau efektif. Bila ternyata suku bunga 6% flat,
artinya MAHAL. Sedangkan suku bunga 6% efektif, artinya MURAH.
Tingkat suku bunga yang beredar di pasaran saat ini (Mei 2011) adalah sekitar 5-6% untuk
bunga flat dan 10-12% untuk bunga efektif. Tentunya bila Anda bisa mendapatkan tingkat
suku bunga yang lebih murah daripada pasaran akan semakin bagus.
Sekian dulu pembahasan finansial dalam kesempatan kali ini. Semoga penjelasan ini dapat
lebih membuka wawasan kita mengenai hutang.
Penjualan
angsuran
adalah
penjualan
yang
dilaksanakan
adalah
dengan
meningkatkan
volume
penjualan
Masalah Non-akuntansi
2.
Masalah Akuntansi
2.1.1 Masalah Non-akuntansi
Masalah utamanya adalah bagaimana cara untuk menekan resiko
terjadinya kerugian karena adanya pembeli yang tidak memenuhi kewajibannya
dapat menjadi seminimal mungkin. usaha untuk meminimalkan resiko ini
digolongkan dalam 3 kelompok
1.
a.
2.
Setelah kredit lunas sertifikat atau BPKB akan diterima dari bank.
Menjaminkan kepada pihak ketiga
Bukti pemilikan atas barang yang dijual diserahkan kepada pihak ketiga,
sampai pembayarannya selesai. Setelah pembayaran selesai bukti pemilikan
d.
lunas
baru
pembayaran
dianggap
sebagai
dianggap
jual-beli.
sewa.
Apabila
Setelah
sebelum
dan keutungan bagi pihak penjual. Agar keadaan ini dapat terwujud maka :
Uang muka harus cukup besar
adalah melebihi penurunan nilai dari barang bbaru menjadi barang bekas
b. Jangka waktu angsuran jangan terlalu panjang
Semakin panjang jangka waktu angsuran bearti semakin besar penurunan nilai
a.
atas baran yang dijual dan semakin besar peluang untuk menghilangkan jejak
c.
bagi pembeli
Angsuran cukup besar
Besarnya angsuran harus melebihi penurunan nilai barang selamajangka waktu
angsuran.
2.1.2 Masalah Akuntansi
Masalah
akuntansi
yang
dihadapi
dalam
penjualan
angsuran
a.
b.
c.
d.
2.2.
2)
a.
Dasar penjualan
b.
c.
d.
Pengakuan
pendapatan
di
dalam
penjualan
angsuran
sangat
erat
Dasar Penjualan
Laba kotor atas penjualan diakui dalam periode penjualan angsuran yang
terjadi
tanpa
atautidak.Agar
memperhatikan
laporan
rugi-laba
apakah
dapat
pembayarannya
mencerminkan
sudah
diterima
Proper
matching
Tanggal
Keterangan
Jumlah
1-1-1991
Uang muka
Rp 2.500.000,00
31-12-1991
Angsuran 1
Rp 2.500.000,00
31-12-1992
Angsuran 2
Rp 2.500.000,00
31-12-1993
Angsuran 3
Rp 2.500.000,00
31-12-1994
Angsuran 4
Rp 2.500.000,00
Jumlah
Rp 12.500.000,00
Dasar Kas
Laba kotor atas penjualan angsuran baru diakui apabila pembayarandari
piutang penjualan angsuran sudah diterima, dan penerimaan kas tersebutterdiri
dari 2 unsur yaitu :
kas
dari
penjualan
angsuran,
baik
uang
muka
maupun
Tanggal
b.
Keterangan
Jumlah
1-1-1991
Uang muka
Rp 2.500.000,00
31-12-1991
Angsuran 1
Rp 2.500.000,00
31-12-1992
Angsuran 2
Rp 2.500.000,00
31-12-1993
Angsuran 3
Rp 2.500.000,00
31-12-1994
Angsuran 4
Rp 2.500.000,00
Jumlah
Rp 12.500.000,00
Contoh 3:
Dari data pada contoh ini apabila dipakai metode ini maka untuk tahun
1991 PT ABC akan mengakui laba kotor sebesar Rp. 2.500.000. untuk tahuntahun 1992 sampai dengan tahun 1994 perusahaan sudah tidak mengakui laba
kotor lagi
atas
penjualan
tersebut,sedangkan
untuk
tahun
selanjutnya
Keterang
an
1-1-1991
Uang
Pembayaran
Harga pokok
Laba kotor
Rp (100%)
Rp (80%)
Rp (20%)
2.500.000,00
2.000.000,00
500.000,00
2.500.000,00
2.000.000,00
500.000,00
2.000.000,00
500.000,00
2.000.000,00
500.000,00
muka
31-12-1991
Angsuran
1
31-12-1992
Angsuran
2.500.000,00
2
31-12-1993
Angsuran
2.500.000,00
3
31-12-1994
Angsuran
2.500.000,00
2.000.000,00
500.000,00
10.000.000,00
2.500.000,00
4
Jumlah
2.2.3
12.500.000,00
Angsuran
1.
3.
harus
membuat
jurnal
penyesuaian
untuk
mencatat
xxxx
HPP-Penjualan angsuran
xxxx
Persediaan
xxxx
Pengembalian Pembelian
xxxx
Potongan Pembelian
xxxx
Persediaan
xxxx
Pembelian
xxxx
harga
xxxx
5.
b.
c.
Neraca
a.
Laba kotor yang diperoleh dari penjualan tunai dan kredit biasa
Laba kotor penjualan angsuran yang direalisir selama tahun yang bersangkutan,
baik yang berasal dari penjualan tahunyang bersangkutan maupun tahun-tahun
sebelumnya.
b.
laporan
ini
tidak
menyajikan
pos-pos
yang
Neraca
Pos-pos
yang
berhubungan
dengan
penjualan
angsuran
yang
akan
Besarnya pembayaran yang diterima dari pembeli terdiri dari 2 unsur yaitu
bunga
yang
diperhitungkan
dan
angsuran
pokok
pinjaman.
Besarnya
2.
a.
PP
JA
: Pokok Pinjaman
: Banyaknya Angsuran
System angsuran tetap ini dapat dipakai baik system bunga tetap maupun
Sistem anuitet
Dalam sistem ini besarnya pembayaran untuk setiap periode akan selalu
tetap, yang terdiri atas bunga pinjaman yang selalu menurun dan angsuran
pokok pinjaman yang semakin besar. Jumlah pembayaran tersebut dihitung
dengan mengunakan rumus anuitet. Sistem anuitet ini hanya dipakai pada
sistem bunga menurun. Ditinjau dari segi besarnya bunga dan angsuran pokok
pinjaman, maka system anitet dapat disebut sebagai system bunga menurun
dan angsuran meningkat.
Dengan memperhatikan system perhitungan bunga dan system
pokok
Pinjaman Tetap
Besarnya angsuran pokok pinjaman dan besarnya bunga untuk setiap
periodenya selalu tetap. Dengan demikian jumlah angsurannya juga tetap.
Besarnya angsuran ini dapat dihitung dengan prosedur :
1.
2.
Menghitung bunga
Besarnya bunga untuk setiap periodenya adalah sama dengan tingkat
bunga dikalikan dengan pokok pinjaman
3.
2.2.
Pinjaman Tetap
Dalam sistem ini besarnya bunga per periode selalu menurun, sedangkan
besarnya angsuran pokok pinjaman tetap, sehinga jumlah angsuran secara
keseluruhan selalu menurun. Besarnya jumlah angsuran per periodenya dapat
dihitung dengan prosedur sbb :
1.
2.
Menghitung bunga
Besarnya bunga Sama dengan tingkat bunga dikalikan dengan sisa pokok
pinjaman pada awal periode yang bersangkutan
3.
Menghitung,
besarnya kas yang deiterima per tahun, dapat dilihat dengan rumus:
A=
A
PP
An>p : Nilai tunai dari Rp. 1,00 yang akan diterima setiap periode selama n
periode yang akan datang dengan tingkat bunga p% per periode. Nilai ini dapat
dilihat pada table bunga atau dihitung sendirimus dengan memakai rumus deret
ukur menurun
Menghitung bunga
sama dengan tingkat bunga dikalikan dengan sisa pokok pinjaman pada
awal periode. besarnya bunga ini akan selalu menurun, karena dihitung
berdasarkan jumlah yang selalu menurun
Menghitung angsuran pokok pinjaman
Besarnya angsuran pokok pinjaman yang diterima setiap periodenya sama
dengan kas yang diterima dikurangi dengan bunga
2.4.
DITUKAR TAMBAH
Dalam hal ini sebagai uang mukanya berupa barang bekas yang
serupadengan barang yang diangsur pembayarannya. Untuk menarik pembeli
biasanyadihargai lebih barang tersebut sehingga harga jualnya terlalu tinggi oleh
karenaitu perlu dicatat berdasarkan nilai realisasi bersihnya saja. Besarnya itu
tentunyatidak boleh lebih dari harga pokok penggantinya.
Apabila harga pokok pengganti tersebut tidak diketahui maka nilairealisasi
bersih adalah
biaya perbaikan
sama
dengan
sebelum
taksiran
harga
dijual,biaya pemasaran
jual dikurangi
dan laba
normal.
taksiran
Selisih
antara nilai bersih dengan nilai yang disepakati dikelompokkan dalam rekening
cadangankelebihan harga.Transaksi yang berhubungan dengan tukar tambah
pencatatannya adalah :
ini
terjadi
karena pembatalan
atas
penjualan
angsuran
yang
penjualan,
menunjukkan besarnya
sehingga
harga
saldo
pokok
piutang
penjualan
penjualan angsuran
yang
belum
diterima
pembayarannya.
Maka besarnya laba atau rugi yang diakui dari pembatalan penjualan angsura
n
adalah
Sama
dengan
selisih
antara
nilai
pasar
barang
bekas
yang
Keterangan :
L
LBBR :Laba kotor yang belum direalisir atas penjualan angsuran yang
dibatalkan
Pencatatan transaksi dalam metode ini dengan :
Persediaan barang dagangan.................................xxxx
Labar kotor belum direalisir....................................xxxx
Piutang penjualan angsuran...........................................xxxx