Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Gizi merupakan suatu proses organisme menggunakan makanan yang
Oleh karena itu, melalui penulisan laporan telaah ilmiah ini, diharapkan kita
dapat meningkatkan kualitas tenaga kerja setelah mengetahui penerapan gizi
pekerja di suatu wilayah kerja.
1.2 Rumusan Makalah
1.2.1 Apakah yang dimaksud dengan gizi pekerja?
1.2.2 Bagaimana penerapan gizi pekerja terhadap kesesuaian kesehatan tenaga
kerja?
1.3
Tujuan Makalah
Pembuatan laporan telaah ilmiah ini bertujuan agar mahasiswa dapat
BAB II
TINJUAN PUSTAKA
2.1
Gizi Kerja
Jenis kegiatan
Maksud
pemberian
makanan
di
perusahaan
adalah
untuk
Jenis
pekerjaan
Ringan
Wanita
Kebutuhan
kalori per hari
2000
Sedang
2600
Sedang
2400
Berat
3000
Berat
2600
Pekerjaan sedang
memutar baut
menggergaji
mendongkrak
menempa besi
menyeterika
membatik
4
Pekerjaan berat
mendorong
kereta
mengangkat
barang berat
mencangkul
balap sepeda
tanpa
menggunakan
alat
mengepel
kerja dalam
tambang, hutan
kerja mamakai
alat dan gerak
dalam waktu
lama
2.
a.
Pengetahuan
b.
Jenis kelamin
c.
Umur
d.
Hamil/menyusui
e.
Kebiasaan makan
f.
g.
3.
a.
Faktor fisik, seperti iklim kerja (lingkungan kerja panas dan dingin)
b.
Bahan kimia
Bahan-bahan kimia (gas, uap, debu, dan lain-lain) bilamana terpapar
Faktor biologi
Kurang baiknya higiene perseorangan dan sanitasi lingkungan
d.
Faktor psikis
Ketegangan akibat ketidakserasian emosi, hubungan dalam pekerjaan
yang kurang baik, problem keluarga, dan sosial lainnya akan menurunkan
berat badan, terjadinya penyakit dan tidak produktifnya tenaga kerja. 3
2.1.3 Pengukuran Gizi Kerja
Seperti telah dikemukakan sebelumnya bahwa gizi kerja adalah gizi yang
diterapkan pada tenaga kerja untuk memenuhi kebutuhannya sesuai dengan jenis
dan tempat kerja dengan tujuan dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas
kerja yang setinggi-tingginya. Sedangkan zat gizi yang dikenal ada lima yaitu
karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral. Makanan yang mengandung
karbohidrat, lemak, dan protein digunakan sebagai sumber energi untuk
mempertahankan hidup guna menunjang proses pertumbuhan dan melakukan
aktivitas harian. Dasar perhitungan energi makanan adalah reaksi karbohidrat,
lemak, dan protein yang akan mengalami oksidasi dengan oksigen menghasilkan
air, karbon dioksida dan sejumlah energi. 3
Energi secara umum dinyatakan dengan istilah kalori, sedangkan satu
kilokalori adalah sejumlah panas yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu air
seberat 1 kg sebesar 1C. Istilah kilokalori digunakan untuk menyatakan jumlah
kilokalori. 3
Kecukupan gizi tenaga kerja sehari yang terdiri atas energi, hidrat arang,
protein, lemak, vitamin dan mineral dijabarkan sebagai berikut:3
Energi
shift
malam
hari,
perlu
diberikan
makanan
tambahan
dengan
Indonesia kurang lebih sebesar 60% - 70% dari total energi sehari.
Protein, sangat tergantung dari berat badan tenaga kerja dan nilai
kurang lebih 20% - 25% dari total per hari atau minimal 15% dan maksimal
30%.
vitamin, garam, vitamin B1, zat besi dan asam folat, natrium, kalium dan
mineral lainnya. Pada pekerja di lingkungan panas dan kerja berat perlu
disediakan minimal 2,8 liter dan bekerja ringan 1,9 liter.
2.1.4 Kebutuhan Kalori
Terdapat beberapa metode untuk memperkirakan kebutuhan kalori, empat di
antaranya adalah sebagai berikut: 3
1.
Penggunaan
RDA
(Recommended
Dietary
Allowances)
yang
suatu masyarakat dapat hidup sehat. Di Canada, RDA dikenal dengan istilah
Recommended Nutrient Intakes (RNI). Sementara, di Indonesia dikenal
dengan Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang ditetapkan melalui Kongres
Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi (WKNPG).
Dalam AKG tahun 2004, disebutkan bahwa rata-rata kecukupan energi
per orang per hari adalah 2200 Kkal dan 50 gram protein (1618 tahun),
1900 Kkal dan 50 gram protein (1929 tahun), 1800 Kkal dan 50 gram
protein (3049 tahun), kemudian 1750 Kkal dan 50 gram protein (5064
tahun).
2.
Penggunaan
rumus
untuk
memperkirakan
kebutuhan
kalori
Umur (tahun)
13-15
L (kkal/kgBB)
57
P (kkal/kgBB)
46
16-18
51
40
19-24
42
36
25-49
36
32
50-74
31
29
>75
4.
29
23
Asupan Energi
diperlukan pemasukan zat-zat makanan yang cukup pula ke dalam tubuhnya. Zat
karbohidrat, lemak, dan protein, merupakan unsur gizi yang dapat memberikan
kalori pada tubuh manusia. Berikut adalah kecukupan zat gizi per hari pekerja
menurut umur dan jenis kelamin:4
Zat Gizi
Energi (kkal)
Protein (gram)
Vitamin A (RE)
Vitamin D (mg)
Vitamin E (mg)
Vitamin K (g)
Tiamin (mg)
Riboflavin (mg)
Niasin (mg)
Asam folat (g)
Piridoksin (mg)
Vitamin B12 (g)
Vitamin C (mg)
Kalsium (mg)
Fosfos (mg)
Magnesium (mg)
Besi (mg)
Yodium (mg)
Seng (mg)
Selenium (mg)
Mangan (mg)
Fluor (mg)
19-29
30-49
50-64
19-29
30-49
50-64
2550
60
600
5
15
65
1.2
1.3
16
400
1.3
2.4
90
800
600
290
13
150
13.0
30
2.3
3.0
2350
60
600
5
15
65
1.2
1.3
16
400
1.3
2.4
90
800
600
300
13
150
13.4
30
2.3
3.1
2250
60
600
10
15
65
1.2
1.3
16
400
1.7
2.4
90
1000
600
300
13
150
13.40
30
2.3
3.1
1900
50
500
5
15
55
1.0
1.1
14
400
1.3
2.4
75
800
600
250
26
150
9.3
30
1.8
2.5
1800
50
500
5
15
55
1.0
1.1
14
400
1.3
2.4
75
800
600
270
26
150
9.8
30
1.8
2.7
1750
50
500
10
15
55
1.0
1.1
14
400
1.5
2.4
75
1000
600
270
12
150
9.8
30
1.8
2.7
10
Karbohidrat
Karbohidrat merupakan zat tepung/pati dan gula. Bahan pangan rakyat
dibedakan
menjadi
tiga
jenis,
yakni
monosakarida,
b.
dalam hati dan dalam otot dalam bentuk glikogen (glikogen hati dan
glikogen otot) yang sewaktu-waktu diperlukan karena adanya
kegiatan-kegiatan yang lebih berat, dapat segera digunakan.
c.
a.
11
bergerak. Lebih banyak otot yang digerakkan, maka akan lebih banyak
karbohidrat yang diperlukan.
b.
c.
d.
2.
Protein
Protein merupakan bahan pembentuk energi, disamping lemak dan
12
Lemak
Lemak sebagai sumber pembentuk energi yang menghasilkan bobot
energi yang paling besar dibanding pembentuk energi yang lain, yakni
karbohidrat dan protein. Tiap 1 gram lemak menghasilkan 9 kalori, 1 gram
karbohidrat dan protein menghasilkan 4 kalori. Zat lemak di dalam tubuh
terbentuk dari berbagai bahan makanan yang biasa dikonsumsi setiap
harinya. Menurut Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (2004), lemak
harus terpenuhi sebesar 10-20% dari total energi. 4
Terjadinya kekurangan lemak dan asam lemak pada tubuh akan
menunjukkan akibat sebagai berikut: 4
a.
E, dan K.
2.2.2 Faktor yang mempengaruhi Energi Asupan
Energi asupan merupakan energi yang diperoleh dari makanan yang
diproduksi. Oleh karena itu, besar-kecilnya energi asupan dipengaruhi oleh
keinginan seseorang untuk makan. Hal ini dapat dijelaskan pada teori model studi
preferensi konsumsi makanan berdasarkan karakteristik individu: 4
a.
Usia
13
Jenis Kelamin
Pada tingkat kegiatan fisik yang sama wanita dengan ukuran tubuh yang
lebih kecil, umumnya memerlukan energi yang lebih sedikit dibandingkan dengan
laki-laki.
c.
Pendidikan
tinggi
tingkat
pendidikan
kecenderungan
seseorang
akan
Pendapatan
Pengetahuan gizi
Keterampilan memasak
Kesehatan
2.3
penyediaan makan bagi tenaga kerja di perusahaan yang dimulai dari rencana
14
15
melebihi ketentuan waktu kerja atau menjalankan pekerjaan yang dianggap berat,
selalu disediakan jaminan makan (biasanya berupa makanan yang bergizi) dan
makanan tambahan (extra fooding). Pembatasan waktu kerja dan pemberian jaminan
makan setiap hari kerja merupakan suatu kebijaksanaan pengusaha utnuk
mempertahankan produktivitas kerja yang dikehendaki perusahaan dari para
karyawannya. 5
Asupan gizi yang diberikan perusahaan untuk tenaga kerja berupa makanan
yang diberikan pada jam istirahat. Hal ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan gizi
masyarakat dan untuk menambah kalori ketika melakukan pekerjaan. Perusahaan
selalu memberikan kesempatan pada tenaga kerja untuk makan pada jam istirahat hal
ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan meminimalisir atau mengurangi
kelelahan kerja. 5
Pemberian makanan tambahan ditempat kerja yaitu pemberian makan siang
atau makan malam serta makanan selingan dimana perbandingan jumlah kalori antara
makanan selingan dengan makan siang atau makan makan malam yaitu 1:4.
Pemberian makanan pada waktu jam istirahat biasanya dilakukan setelah 4-5 jam
setelah bekerja, hal ini dikarenakan setelah 4-5 jam para pekerja cenderung
mengalami penurunan produktivitas kerja akibat penurunan kadar glukosa darah yang
diperlukan untuk menghasilkan tenaga. Makanan selingan yang diberikan untuk
pekerja harus bersifat ringan dan berfungsi untuk menambah kalori yang diperlukan.
Makanan yang berat bahkan mengakibatkan menurunnya produktifitas kerja. Makan
selingan adalah makanan ringan yang pemberiannya tidak dalam waktu yang
bersamaan dengan makanan pokok atau dapat dikatakan sebagai makanan yang
ditambahkan kepada tenaga kerja selain makanan pokok, yang waktunya diatur
sedemikian rupa untuk mempertahankan atau meningkatkan daya kerja dan
produktivitas setelah jam bekerja. 5
Kebiasaan makan pagi juga memberikan pengaruh penting pada produktivitas
tenaga kerja. Makan pagi akan menjamin penyediaan kalori untuk dipergunakan pada
dua jam pertama bekerja di pagi hari. Pekerja dengan sarapan pagi lebih baik
produktivitas kerjanya dari pekerja tanpa sarapan atau hanya minum kopi pahit. 5
Kadar gula dan efisiensi otot akan meningkat setelah makan dan kemudian
menurun secara pelahan-lahan kurang lebih 3-4 jam setelah makan pagi. Keadaan ini
16
sering disertai perasaan lelah dan efisiensi kerja namun jika diberi makanan kecil
sebagai tambahan setiap 2 jam setelah makan pagi atau siang maka kadar gula dalam
darah dan efisiensi akan lebih tinggi dari dari biasanya (sebelum diberi makanan
tambahan). Makanan tambahan yang diberikan sebaikanya berkadar kalori antara 2050 untuk jenis pekerjaan ringan dan 150-250 kalori untuk jenis pekerjaan berat.
Untuk pegawai kantor, teh manis atau kopi sudah cukup sedangkan untuk jenis
pekerjaan berat diberi teh manis, susu dengan sedikit kue. Pemberian makanan kecil
pada jam-jam istirahat pendek khususnya bagi tenaga kerja yang mempunyai beban
kerja berat dan waktu kerja yang panjang terbukti dapat meningkatkan efisiensi
kerja.5
Tanpa memperhitungkan kalori seperti tersebut, mudah dipahami adanya tenaga
kerja pada jam-jam pertama kerja dipagi hari atau tenaga kerja yang merasa kelelahan
(tidak sanggup bekerja produktif lagi) pada siang hari. Sebaliknya dengan cukup
perhatian terhadap gizi dalam kaitannnya dengan pekerjaan, tenaga kerja akan berada
dalam keseimbangan yang mantap antara kesehatan dan produktivitasnya.
Pemeliharaan gizi kerja pada hakekatnya adalah perawatan kesegaran tenaga kerja
yang bersangkutan. 5
m2 per 50 orang sedangkan untuk 200 orang diperlukan luas kira-kira 100 m 2.
Dalam menghemat tempat untuk kantin maka untuk makan atau istirahat diatur
bergiliran sesuai jadwal atau shift kerja. 5
Ada beberapa hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan makanan di
tempat kerja yaitu: 5
a.
Pusat Bagian Ilmu Gizi FKUI (1979) dalam hubungannya dalam perencanaan
menu makanan ini menyebutkan:
1) Timbulnya keluhan dari konsumen disebabkan kurang berhasilnya perencanaan
dalam mengkombinasikan makanan yang disajikan atau rasa makanan yang
kurang memenuhi selera konsumen.
2) Penyusunan perencanaan menu makanan hendaknya di tangani oleh seseorang
yang mempunyai pengetahuan dasar tentang gizi, managemen penyelenggaraan
makan serta terampil dalam membuat variasi makanan yang pantas dengan
susunan makanan yang tepat.
Menurut Departemen Kesehatan RI (1991), dalam perencanaan menu
disebutkan bahwa: 5
1)
ketersediaan bahan makanan disamping faktor selera dan nilai gizi. Daftar
padanan bahan makanan dapat digunakan untuk membantu menyusun menu
makanan yang padat zat gizi.
3)
kelompoknya dapat menggantikan satu sama lain karena mempumyai nilai gizi
yang kurang lebih sama.
b.
fasilitas penyimpanan yang tersedia. Bahan makanan kering dapat dipesan untuk
18
jangka waktu 10 hari, sedangkan untuk bahan makanan basah yang tidak tahan
lama pemesanan dilakukan setiap hari. Dalam penerimaan bahan makanan perlu
diperhatikan jumlah, jenis, takaran/ ukuran, kualitas bahan dan batas waktu
kadaluarsa. Apabila bahan makanan tersebut tidak memenuhi syarat mutunya,
maka bahan makanan tersebut dapat dikembalikan kepada pemasok untuk diganti
atau ditambah jika kurang.
c.
Pengolahan Makanan.
19
terbuka sehingga tercemar melalui udara atau lalat, adanya serangga. Akibat
kurang terjaganya lingkungan dapur dan yang paling sering adalah makanan yang
dijamah tangan.
Sanitasi lingkungan dapur dan konstruksi juga sangat menentukan, setiap
dapur hendaknya memenuhi syarat sanitasi konstruksinya. Berdasarkan peraturan
Menteri Perburuhan No.7 Tahun 1964 Tentang Syarat Kesehatan, Kebersihan dan
Penerangan dalam Tempat kerja menyatakan bahwa:
1)
Lantai dapur harus terbuat dari bahan yang mudah dibersihkan, tidak retak,
atau ada lubang-lubang yang dapat menahan air dan tidak licin.
2)
Dinding dan langit-langit harus dibuat dari bahan yang tidak dapat
menyerap air.
3)
Ventilasi ruangan harus cukup dan memungkinkan sinar matahari dan udara
Kamar mandi, WC, Bak cuci tangan dibuat jauh dari dapur sehingga tidak
20
tidak tercukupi, maka tubuh akan mengalami gangguan percernaan, hal ini
disebabkan karena pemenuhan kebutuhan kalori kurang dari kebutuhan sehingga
menyebabkan daya tahan tubuh dan efisiensi tubuh akan menurun. Sedangkan
apabila konsumsi makanan mencukupi dan sesuai dengan kebutuhan maka daya
tahan tubuh dan efisiensi tubuh akan meningkat.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
1.
Gizi kerja didefinisikan sebagai gizi yang diperlukan oleh tenaga kerja
21
2.
kinerja dalam melakukan suatu pekerjaan sesuai dengan jenis dan beban kerjanya.
3.
Kebutuhan dan kecukupan gizi kerja dipengaruhi oleh beberapa
faktor, yaitu ukuran tubuh (tinggi dan berat badan), usia, jenis kelamin, kegiatan
sehari-hari (ringan, sedang, berat), kondisi tubuh tertentu, dan lingkungan kerja.
4.
Pengukuran gizi kerja dapat diperkirakan dengan menghitung
kecukupan energi (kalori) dengan penggunaan RDA (Recommended Dietary
Allowances), pengeluaran energi basal (BEE = Basal Energy Expenditure),
Menggunakan Canadian Dietary Standard, dan pengeluaran energi istirahat
(REE= resting energy expenditure) dengan kalorimetri tidak langsung.
5.
Energi asupan merupakan energi yang diperoleh dari makanan yang
diproduksi dan dapat dipengaruhi oleh faktor usia, jenis kelamin, pendidikan,
pendapatan, pengetahuan gizi, keterampilan memasak, kesehatan.
3.2
Saran
Kebutuhan gizi bagi tenaga kerja harus mendapat perhatian khusus agar
DAFTAR PUSTAKA
1. Manurung BD. Tesis: Pengaruh Konsumsi Gizi dan Kadar Hb Terhadap Produktivitas
Kerja pada Wanita Pekerja Informal di Industri Pengolahan Ubi di Desa Pegajahan
Kecamatan Pegajahan Kabupaten Serdang Bedagai 2013. Medan. Program Studi
S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Sumatera Utara. 2014.
2. Hendrayati, Rowa SS, Mappeboki S. Gambaran Asupan Zat Gizi, Status Gizi dan
Produktivitas Karyawan Cv. Sinar Matahari Sejahtera di Kota Makassar. Media
Gizi Pangan, 2009: 7(1).
22
3. Wardhani MW. Tesis: Hubungan Gizi Kerja dengan Produktivitas Tenaga Kerja
Wanita Industri Batik. Surakarta. Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Minat Utama Pelayanan Profesi Kedokteran Universitas Sebelas Maret. 2008.
4. Sartika I. Skripsi: Analisis Gizi Kerja Karyawan Crew Plant dan Crew MM pada PT
Cipta Kridatama Kontraktor PT Arutmin Indonesia Tambang Batulicin Tahun 2012.
Depok. Fakultas Kesehatan Masyarakat. 2012.
5. Kusdiantari E. Laporan Khusus: Pemenuhan Kebutuhan Kalori Kerja pada
Penyelenggaraan Makanan di Kantin Bina Guna Kimia Ungaran. Surakarta.
Pogram D-III Hiperkes dan Keselamatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas
Sebelas Maret. 2009.
23