Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh :
Feni Anggraini
P37324112072
tepat waktu. Penyusunan makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas
PKK III. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada pihak yang telah
membantu hingga terselesaikannya makalah ini, yaitu :
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
kesehatan
ibu
yang
berkualitas,
terutama
pelayanan
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Dapat melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan ketuban
pecah dini di RSUD Koja
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui definisi ketuban pecah dini
b. Mengetahui etiologi ketuban pecah dini
c. Mengetahui patogenesis ketuban pecah dini
d. Mengetahui penyebab ketuban pecah dini
e. Mengetahui tanda gejala klinis ketuban pecah dini
f. Mengetahui diagnosis ketuban pecah dini
g. Mengetahui penatalaksanaan ketuban pecah dini
h. Mengetahui komplikasi ketuban pecah dini
Waktu
: 25 03 - 2015
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Pengertian Ketuban Pecah Dini
Ketuban pecah dini (KPD) adalah istilah untuk menyatakan pecahnya
selaput ketuban pada sembarang waktu sebelum tanda persalinan
(Cunningham, 2001). Para penulis barat menyebutnya dengan premature
rupture of membranes (PROM) atau premature Amniorhexis.
hidramnion,
kelainan
letak
(sungsang
atau
lintang),
d. Inspeksi vulva
1) Apa ada cairan yang keluar dan bila ada tentukan warnanya.
2) Apa terlihat tali pusat, bila ada perhatikan dengan teliti adakah pulsasi
pada tali pusat.
e. Pemeriksaan dengan spekulum
1) Salah satu pemeriksaan untuk menentukan ketuban pecah ialah dengan
tes nitrazin, yaitu dengan memeriksa kadar keasaman cairan vagina.
Kertas mustard emas yang sensitive pH ini akan berubah menjadi biru
tua pada keberadaan bahan basa. pH normal vagina selama kehamilan
adalah 4,5-5,5, pH cairan amniotik adalah 7-7,5. Tempatkan sepotong
kertas nitrazin pada mata pisau speculum setelah menarik spekulum
dari vagina. Selain dengan nitrazin juga dapat dilakukan dengan
menempatkan contoh bahan pada suatu kaca objek mikroskopik,
dikeringkan di udara, dan memeriksa untuk mencari ada tidaknya
gambaran seperti pakis (Hacker, 2001).
2) Pemeriksaan dalam spekulum juga digunakan untuk melihat porsio
masih tertutup atau sudah terbuka. Adakah air ketuban mengalir dari
porsio dan perhatikan warnanya.
3) Pada kehamilan aterm dapat dilakukan periksa dalam untuk
menentukan besar pembukaan. Pengaruh ketuban pecah dini terhadap
PATHWAYS
BAB III
TINJAUAN KASUS
Ny. I dengan G1P0A0 UK 39
+4
15.00 WIB datang kerumah sakit karena air ketuban sudah merembes pada pukul
14.00 WIB dan ibu belum merasakan kenceng-kenceng. Ibu langsung ditangani di
bagian Ruang VK RSUD Koja langsung dilakukan pengkajian data diri secara
umum saja dan dilakukan pemeriksaan fisik (janin dan periksa dalam) untuk
Tanggal
: 25 Maret 2015
Pukul
: 15.00 WIB
Ruang
: Bersalin
I. DATA SUBYEKTIF
1) Identitas Pasien
Nama Istri : Ny. I
Umur
: 26 Tahun
Umur
: 27 Tahun
Agama
: Islam
Agama
: Islam
Suku
: Jawa
Suku
: Jawa
Pendidikan : SMA
Pendidikan : SMA
Pekerjaan
: IRT
Pekerjaan
: Buruh
Alamat
: Jakarta Utara
Alamat
: Jakarta Utara
: 30 hari
: tidak ada
Jumlah
HPHT
: 30 juni 2014
5. Pemeriksaan kehamilan
a. Trimester I
ANC
: 2 x di bidan
Keluhan
Anjuran
: banyak istirahat
Terapi
: vitamin C, Fe
b. Trimester II
ANC
: 2 x di puskesmas
Keluhan
: tidak ada
Anjuran
Terapi
c. Trimester III
ANC
: 3x di bidan
Keluhan
Anjuran
Terapi
b. TT II
8. Riwayat Pernikahan
Ibu mengatakan ini merupakan pernikahan yang pertama bagi ibu dan
suami, telah menikah selama 1 tahun 7 bulan.
9. Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan dari keluarganya tidak ada yang menderita penyakit
seperti DM, hipertensi, jantung, TBC, maupun HIV Aids. Serta dalam
keluarga tidak ada keturunan kembar.
10. Riwayat kesehatan ibu
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit DM, hipertensi,
jantung, TBC, HIV/AIDS, kanker, myoma, maag, asma.
Ibu mengatakan tidak memiliki alergi terhadap obat dan makanan.
Ibu mengatakan tidak pernah merokok, mengkonsumsi jamu dan obatobatan warung pada waktu sebelum dan saat kehamilan ini.
11. Riwayat kontrasepsi
Ibu mengatakan belum pernah menggunakan alat KB apapun.
12. Pergerakan janin dalam 24 jam terakhir
Lebih dari 12 kali dalam 24 jam.
13. Pola kebiasaan sehari-sehari
a. Nutrisi
Makan : ibu makan 3x sehari dengan porsi 1 piring, jenis makanan
nasi, sayur, dan lauk nasi, tidak ada keluhan selama makan
dan tidak ada alergi makanan. Makan terakhir pukul 12.30
WIB hari ini.
Minum : 7-8 gelas / hari, jenis air putih dan susu, tidak ada
keluhan selama minum. Minum terakhir pukul 14.30 WIB
hari ini.
b. Eliminasi
BAB : 1 X sehari, konsistensi lunak, warna kuning, bau khas feses
dan tidak ada keluhan. Ibu mengatakan BAB terakhir
pukul 07.00 WIB hari ini.
BAK : 6-8 X sehari, konsistensi cair, warna kuning jernih, bau khas
urin dan tidak ada keluhan. Ibu mengatakan BAK terakhir
pukul 14.30 WIB.
c. Istirahat dan tidur
1. Sebelum hamil
ibu
mengatakan
14. Psikologis
Ibu tampak gelisah dan cemas menghadapi persalinan karena
ketuban sudah pecah tetapi belum merasakan tanda-tanda
persalinan. Ibu dan suami telah mempersiapkan semua kebutuhan
dalam menghadapi persalinan.
Keluarga mengharapkan kehamilan ini dan merasa senang.
Ibu dan keluarga selalu berdoa demi kelancaran persalinan
Hubungan ibu, keluarga dengan masyarakat baik
II. DATA OBYEKTIF
1. Keadaan umum
Kesadaran
: baik
: compos mentis
: 110/70 mmHg
Suhu
: 36o C
Nadi
: 82 X/menit
RR
: 22 X/menit
: 15 kg
Mata
Muka
Hidung
Mulut
Telinga
Leher
Dada
Vulva / vagina
tenang
b.
Dinding vagina
c.
Promantorium
tidak teraba
6.
d.
Portio
e.
Selaput Ketuban
f.
g.
Presentasi
h.
Penurunan :
i.
STLD
tidak ada
kepala
hodge I, 4/5
: negatif
Pemeriksaan penunjang :
Pemeriksaan Laboratorium dilakukan pada tanggal 25 Maret 2015
pukul 15.30 WIB. Dari hasil Lab Ny. I dalam batas normal semua, HB
11,7 gr%, Goldar A, HbSAg negatif, leukosit 10.000/MMK,
Trombosit 305.000/MMK.
III.
ASSESMENT
Ny. I, usia 26 tahun, G1 P0 A0, UK 39+4 minggu dengan ketuban pecah dini
IV. PLANNING
1.
Memberitahukan
pada
ibu
tentang
hasil
5.
Memberi dukungan psikologis pada ibu untuk mengurangi rasa cemas dan
khawatirnya.
- Ibu tetap merasa cemas mengenai kemajuan persalinannya dan tampak
takut mengenai reaksi kenceng-kenceng yang timbul dari induksi
tersebut
6. Mengajari ibu cara mengurangi rasa nyeri dan relaksasi yaitu dengan cara
tarik nafas panjang bila reaksi obat mulai terasa
- Ibu bersedia menjalankan instruktur dari bidan untuk mengerangi rasa
sakit.
7. Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang cukup serta
minum agar ibu memiliki cukup energi selama induksi persalinan
- Ibu bersedia mengkonsumsi makanan dan minuman yang telah
dianjurkan
8. Menganjurkan ibu untuk tidak jalan- jalan dan harus bedrest agar air
ketuban tidak banyak keluar. Boleh berbaring miring ke kanan atau ke kiri
-
PENGKAJIAN DATA
Tanggal 25 Maret 2015, Pukul 19.00 WIB
I. Data Subyektif
Ibu mengatakan sudah merasa kenceng-kenceng dan terasa sakit. Ibu merasa
tidak bisa menahan rasa sakitnya.
II. Data Obyektif
Tanda Vital
TD : 100/70 mmHg,
Suhu : 36,2o C,
Nadi : 80 X/menit,
RR
: 22 X/menit
Vulva / vagina
tenang
III.
b.
Dinding vagina
c.
Promantorium
tidak teraba
d.
Portio
e.
Selaput Ketuban
f.
g.
Presentasi
h.
Penurunan :
i.
STLD
tidak ada
kepala
hodge I, 4/5
: negatif
Assesment
Ny. I, usia 26 tahun, G1 P0 A0, UK 39+4 minggu, kala I fase laten dengan
ketuban pecah dini dalam induksi persalinan
IV.Planning
1.
dilakukan
- Ibu dan suami mengerti dengan hasil pemeriksaan
2.
Melaporkan hasil pemeriksaan kepada dokter
obsgin.
- Dokter obsgin memerintahkan untuk melanjutkan induksi bila botol
pertama sudah habis dengan botol RL kedua diisi 5K syntocinon dibuat
3.
20 tetes/menit
Pukul 19.20 botol induksi pertama habis dan dilanjutkan botol RL
induksi kedua
Ibu dan suami setuju dan telah terpasang
Memotivasi ibu untuk tetap semangat dan
melakukan relaksasi dengan mengambil nafas panjang bila merasakan
kenceng-kenceng
Ibu sudah mulai tidak kooperatif dalam melakukan relaksasi nafas
panjang dan selalu mengatakan tidak kuat menahan HIS yang muncul
PENGKAJIAN DATA
Tanggal 25 maret 2015 pukul 21.00 WIB
I. Data Subyektif
Ibu mengatakan sudah tidak kuat menahan kenceng-kenceng yang muncul
karena induksi dan meminta untuk dihentikan serta memilih dilakukan SC.
: 20 X/menit
III.
Vulva / vagina
: tenang
Dinding vagina
Promantorium
: tidak teraba
Portio
Selaput Ketuban
: tidak ada
Air Ketuban
: masih ada
Presentasi
: kepala
Penurunan
: hodge I, 4/5
STLD
: negatif
Assesment
Ny. I, usia 26 tahun, G1 P0 A0, UK 39+4 minggu, kala I fase laten dengan
ketuban pecah dalam induksi persalinan
IV.Planning
1. Memberitahu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan
- Ibu dan suami mengerti dengan hasil pemeriksaan
2. Melaporkan hasil pemeriksaan kepada dokter obsgin dan memberitahu
bahwa pasien tidak kuat menahan kenceng-kenceng serta meminta
dilakukan operasi sesar.
Dokter memerintahkan untuk dipersiapkan operasi pukul 22.00 WIB
3. Meminta persetujuan tindakan operasi dan memberitahu rencana operasi
-
DJJ
HIS
Duras
TD
Nad
Suh
RR
110/7
i
80
u
36
20
80
36
20
84
36,4
20
80
36,2
22
80
36
22
80
36
20
ul
25/3/2015
144x/m
1x/10
i HIS
5-
16.00 WIB
nt
10
17.00 WIB
Teratur
148x/m
1-2x/
10
100/7
nt
10
Teratur
150x/m
2x/10
nt
teratur
148x/m
2-3x /
10-
100/7
nt
10
15
teratur
148x/m
2-3x /
15
100/7
nt
10
Teratur
146x/m
3-4x/
nt
10
18.00 WIB
19.00 WIB
20.00 WIB
21.00 WIB
teratur
0
10
100/7
0
0
10
95/70
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada kasus yang ditemukan di RSUD Koja bahwa Ny. I dengan G1P0A0Ah0
UK 39+4 minggu mengalami ketuban pecah dini. Kondisi tersebut sudah masuk
dalam usia aterm dan aman untuk dilakukan terminasi kehamilan. Namun dalam
kasus tersebut, Ny. I tidak merasakan adanya tanda-tanda persalinan seperti
kenceng-kenceng dan mengeluarkan lendir darah. Kondisi pada kasus tersebut
sesuai dengan yang dikatakan Cunningham (2001) bahwa ketuban pecah dini
(KPD) adalah pecahnya selaput ketuban pada sembarang waktu sebelum tanda
persalinan. Dan dalam kasus Ny.I, penyebab KPD tidak diketahui secara pasti.
Kontraksi akan terjadi dalam waktu 24 jam setelah ketuban pecah apabila
kehamilan sudah memasuki fase akhir. Tetapi jika memang sudah masuk tanggal
persalinan, dokter tidak akan menunggu lama untuk memberi induksi pada ibu,
karena menunda induksi bisa meningkatkan resiko infeksi. Dokter biasanya akan
menginduksi persalinan dengan pemberian oksitosin (perangsang kontraksi)
dalam 6 hingga 24 jam setelah pecahnya ketuban.
Menurut Prawirohardjo (2010), pada ketuban pecah dini kehamilan > 37
minggu dilakukan induksi dengan oksitosin. Bila gagal dilakukan Seksio Sesarea.
Dapat pula diberikan misoprostol 50 g intravaginal tiap 6 jam maksimal 4 kali.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Ketuban pecah dini adalah keadaan yang tidak bisa diperkirakan
kejadiannya pada kehamilan preterm, aterm atau posterm. Perlu penanganan
yang tepat dan komprehensif terhadap kasus ketuban pecah dini yang
disesuaikan dengan usia kehamilan pasien. Diperlukan juga penanganan
secara tepat untuk mencegah terjadinya infeksi atau penanganan terhadap
infeksi yang ditimbulkan karena ketuban pecah dini dengan pemberian
antibiotik.
B. SARAN
1. Mahasiswa kesehatan
Untuk lebih memperdalam ilmu kebidanan secara teori dengan tepat
agar disaat turun ke lapangan bisa menerapkan ilmu yang telah dipelajari
sesuai dengan kasus dan kondisi dari pasien khususnya terkait dengan
kasus ketuban pecah dini.
2. Tenaga kesehatan
Dengan adanya laporan studi kasus diharapkan selalu untuk
meningkatkan ketrampilan dalam penanganan kasus ketuban pecah dini
yang disesuaikan dengan usia kehamilan pasien dan keadaan waktu masuk
pasien tersebut. Penanganan terhadap pencegahan terjadinya infeksi atau
terhadap infeksi yang timbul dari komplikasi KPD harus menjadi perhatian
tepat agar keberhasilan dalam pertolongan ibu dan janin tercapai secara
maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Cunningham & MacDonald. 2006. Williams Obstetrics. 21rd Edition, Appleton &
Lange, New York, alih bahasa oleh EGC: Jakarta
Depkes RI. 2008. Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar. Depkes RI :
Jakarta.
Hacker & Morce. 2001. Esensial Obstetri Dan Ginekologi. Jakarta: Hipokrates
Manuaba, 2002. Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri Ginekologi.
Jakarta: EGC
Mochtar. 2002. Sinopsis Obstetri Jilid I. Jakarta : EGC
Prawirohardjo. 2010. Ilmu Kebidanan, Jakarta : Penerbit Yayasan Bina Pustaka
Disusun Oleh :
Erni Sumiati
Engelia Maria
Feni Anggraini
Firda Nurahmi
Penulis