Professional Documents
Culture Documents
SAP II
DESAIN PENELITIAN
Kelompok II:
Made Putri Ariasih
1590661027
Ni Wayan Wardani
1590661028
1590661029
Ayu Larasati
1590661034
DAFTAR ISI
Pendahuluan 3
2.1 Definisi Desain Penelitian. 4
2.2 Jenis-Jenis Desain Penelitian.... 7
2.3 Orientasi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif..... 11
Kesimpulan.. 31
Daftar Pustaka.. 32
PENDAHULUAN
Penelitian sendiri tidak dapat dipisahkan dari tahap-tahap perkembangan
kehidupan manusia, khususnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pentingnya suatu penelitian dan hubungannya dengan berbagai hal dalam kehidupan
mengakibatkan penelitian harus dilaksanakan dengan sungguh-sungguh dan
berdasarkan etika kebenaran. Sehingga setiap pedoman yang sistematis menjadi
perhatian utama agar penelitian yang mandiri, subjekif, dan kritis dapat dilaksanakan
dengan baik.
Dalam melakukan penelitian salah satu hal yang penting ialah membuat desain
penelitian. Desain penelitian bagaikan sebuah peta jalan bagi peneliti yang menuntun
serta menentukan arah berlangsungnya proses penelitian secara benar dan tepat sesuai
dengan tujuan yang telah ditetapkan. Tanpa desain yang benar seorang peneliti tidak
akan dapat melakukan penelitian dengan baik karena yang bersangkutan tidak
mempunyai pedoman arah yang jelas. Manfaat desain penelitian akan dirasakan oleh
semua pihak yang terlibat dalam proses penelitian, karena dapat digunakan sebagai
pedoman dalam melakukan proses penelitian. Desain penelitian juga sangat
menentukan kualitas proses dan hasil sebuah penelitian. Oleh karena, agar dapat
menghasilkan penelitian yang baik, maka dibutuhkan desain penelitian yang baik.
Selain itu, agar sebuah penelitian memiliki batasan-batasan dan dapat disusun
secara terstruktur dan terkonsep dengan baik, maka diperlukan sebuah metode
penelitian. Mengingat betapa pentingnya desain dan metode penelitian bagi sebuah
penelitian, maka kelompok kami
Akan menguraikan beberapa hal penting terkait dengan desain penelitian, yaitu:
(1)
(2)
(3)
dimanipulasi dan dikendalikan oleh peneliti, aspek temporal, tingkat dimana data akan
dianalisis, mengenai jenis sampel yang akan digunakan, bagaimana data akan
dikumpulkan, bagaimana variabel akan diukur, dan bagaimana alat analisis akan
digunakan menguji hipotesis.
Menurut Umar, Husein dalam Abdullah (2015:28), Desain penelitian
merupakan rencana kerja yang terstruktur dalam hal hubungan-hubungan antar
variabel secara komperhensif, sedemikian rupa agar hasil penelitian memberikan
jawaban atas pertanyaan-pertanyaan penelitian. Desain penelitian juga merupakan
sebagai cetak biru dalam hal bagaimana data dikumpulkan, diukur, dan dianalisis,
melalui desain inilah peneliti dapat mengkaji alokasi sumberdaya yang dibutuhkan.
Dari dua rumusan tersebut kita dapat mengambil ini pengertian desain
penelitian sebagai berikut.
i.
ii.
Desain penelitian merupakan kerangka kerja untuk merinci hubunganhibingan antara variabel terkait dalam kajian tersebut.
iii.
Desain penelitian juga merupakan sebagai metode, yaitu cetak biru yang
berupa prosedur-prosedur secara garis besar mulai dari hipotesis sampai
kepada analisis data. Metode memberikan jawaban atas pertanyaan seperti.
-
Dalam pengertian yang lebih singkat dan jelas desain penelitian mengandung
arti sebagai pedoman kerja agar penelitian dapat berjalan efektif dan efisien. Dalam
menyusun desain penelitian, harus tetap berpedoman kepada rumusan masalah serta
hipotesis yang akan diuji. Mengingat rancangan penelitian harus mencakup: tujuan
penelitian, batasan masalah, obyek penelitian, penetuan jumlah sampel, teknik
pengambilan sampel, analisis data, laporan dan evaluasi keseluruhan, sehingga dapat
digunakan sebagai pedoman dalam proses penelitian secara keseluruhan.
Dimensi waktu
Lingkup topikal luas dan kedalaman penelitian
Lingkungan penelitian
Desain Penelitian
Studi eksploratori
Studi formal
Memonitor
Studi komunikasi
Eksperimental
Ex post facto
Pemberitaan
Deskriptif
Kausal
Eksplanatori
Prediktif
cross-sectional
Longitudinal
Kasus
Penelitian statistik
Lapangan
Penelitian laboratorium
Simulasi
Rutinitas aktual
Rutinitas modifikasi
penelitian
Sumber: Cooper, D & Schlinder, P. (2014:126)
(i)
(iii)
Tujuan Penelitian
Perbedaan dari kelompok klasifikasi ini pemberitaan, deskriptif,
kausal-eksplanatori dan kausal-prediktif- adalah tujuan masing-masing.
Pemberitaan menyediakan penggabungan data, seringkali membentuk
kembali data untuk mencapai pemahaman yang lebih mendalam atau
memperoleh statistik untuk perbandingan. Contohnya: sebuah penelitian
pemberitaan membandingkan pencurian pekerja toko yang ada dalam mal
vs. toko lepas.
Studi deskriptif adalah penelitian yang berhubungan dengan siapa,
apa, di mana, kapan atau seberapa banyak. Contohnya studi deskriptif
pencurian pelayan toko akan mengukur jenis pencurian yang dilakukan
(pakaian/elektronik/peralatan rumah tangga); seberapa sering; kapan
(tahun, hari, pukul berapa); di mana (gudang persediaan; area penjualan)
dan oleh siapa (gender, umur, seberapa lama kerja).
Apabila sebuah penelitian bersangkutan dengan
mempelajari
Dimensi Waktu
Studi cross-sectional diselenggarakan sekali dan merepresentasikan
situasi pada satu titik waktu. Sedangkan studi longitudinal dilakukan
berulang kali dalam suatu jangka waktu. Keuntungan dari studi
longitudinal ialah kemampuan untuk melacak perubahan dari waktu ke
waktu. Namun, apabila informasi diperoleh dari sumber yang sama dari
waktu ke waktu, timbul resiko bias. Maka, contohnya, penelitian
kesadaran publik mengenai kampanye iklan dalam masa periode 6 bulan
memerlukan sampel yang berbeda dari masing-masing periode.
(vi)
Lingkup Topikal
Studi statistikal didesain untuk keluasan dibandingkan dengan
kedalaman. Karakteristik suatu populasi diukur dari karakteristik sampel
yang diperoleh. Hipotesis diuji secara kuantitatif, dan generalisasi
mengenai hasil diajukan berdasarkan representatif dari sampel dan
validitas desain.
Studi kasus meletakkan penekanan pada analisa kontekstual yang
lengkap mengenai peristiwa atau kondisi yang lebih sedikit dan keterkaitan
mereka. Meskipun hipotesis digunakan, ketergantungan pada data
kualitatif membuat sulit untuk mendukung/menolak.
(vii)
Lingkungan Penelitian
Desain penelitian berbeda berdasarkan apakah diselenggarakan dalam
kondisi lingkungan aktual (lapangan) atau dalam lingkungan yang
dibuat/manipulasi (laboratorium). Simulasi adalah saat suatu sistem atau
proses direplikasi. Ini makin sering diterapkan dalam penelitian,
khususnya penelitian operasi. Karakteristik utama berbagai kondisi
Bermain peran juga diklasifikasikan sebagai suatu bentuk simulasi.
(viii)
memahami
penyimpangan,
namun
tidak
merasa
10
11
secara intrinsik. Data yang ada dalam penelitian kualitatif bersifat lunak,
tidak sempurna, immaterial, kadangkala kabur, dan seorang peneliti
kualitatif tidak akan pernah mampu mengungkapkan semuanya secara
sempurna. Data yang ada dalam penelitian kualitatif bersifat empiris,
terdiri dari dokumentasi beragam peristiwa, rekaman setiap ucapan, kata
dan gestures dari obyek kajian, tingkah laku yang spesifik, dokumen
dokumen tertulis, serta berbagai imaji visual yang ada dalam sebuah
fenomena sosial (Neuman, 1997:328)
b. Penggunaan perspektif yang non-positivistik. Penelitian kualitatif secara
luas menggunakan pendekatan interpretatif dan kritis pada masalah
masalah sosial. Peneliti kualitatif memfokuskan dirinya pada makna
subjektif, pendefinisian, metafora dan deskripsi pada kasus kasus yang
spesifik (Neuman, 1997:329). Penelitian kualitatif berusaha menjangkau
berbagai aspek dari dunia sosial termasuk atmosfir yang membentuk suatu
obyek pengamatan yang sulit ditangkap melalui pengukuran yang presisif
atau diekspresikan dalam angka. Penelitian kualitatif memperlakukan
obyek kajian tidak sebagai obyek tetapi sebagai proses kreatif dan
mencerna kehidupan sosial sebagai sesuatu yang dalam.
c. Penggunaan logika penelitian yang bersifat logika dalam praktek (logic in
practice). Dalam metode kualitatif, penelitian secara aktual dijalankan
secara tidak teratur, lebih ambigu, dan terikat pada kasus kasus spesifik.
Hal ini tentu mengurangi perangkat aturan dan menggantungkan diri pada
prosedur informal yang dibangun oleh pengalaman pengalamandi
lapangan yang ditemukan oleh peneliti.
d.
12
bagaimana
subyek
memperoleh
makna
dari
13
2.2.5
d. Pengamatan alami
Yaitu dengan melakukan observasi menyeluruh pada sebuah latar tertentu
tanpa sedikitpun mengubahnya. Tujuan utamanya adalah untuk mengamati
dan memahami perilaku seseorang atau kelompok orang dalam situasi
tertentu.
e. Fenomenologi
Digolongkan ke dalam penelitian kualitatif murni dimana dalam
pelaksanaannya berlandaskan pada upaya untuk mempelajari dan
melukiskan ciri ciri intrinsik
fenomen fenomen tersebut.
f. Studi sejarah
Penelaahan serta sumber sumber lain yang berisi informasi mengenai
masa lampau dan dilakukan secara sistematis atau dengan kata lain adalah
penelitian yang mendeskripsikan gejala tetapi bukan yang terjadi pada
waktu penelitian dilakukan.
14
g. Grounded theory
Tujuan dari grounded theory adalah untuk menghasilkan atau menemukan
suatu teori yang berhubungan dengan situasi tertentu. Situasi dimana
individu saling berhubungan, bertindak, atau terlibat dalam suatu proses
sebagai respon terhadap suatu peristiwa.
h. Biografi
Adalah studi tentang individu dan pengalamannya yang dituliskan kembali
dengan mengumpulkan dokumen dan arsip arsip. Tujuan penelitian ini
adalah mengungkapkan pengalaman menarik yang sangat mempengaruhi
atau mengubah hidup seseorang.
2.2.6
15
berbagai macam isu dari bentuk model, ukuran dan contoh populasi yang akan
digunakan. Sejalan dengan itu Neuman (2014) menjelaskan sebagai berikut:
Quantitative researchers are more concerned about issues of design,
measurement, and sampling because their deductive approach emphasized
detailed planning prior to data collection and analysis Quantitative
researchers emphasize precisely measuring variables and testing hypotheses
that are linked to general causal explanation.
Jadi penelitian dengan pendekatan kuantitatif lebih mengenai permasalahan
metode, pengukuran, dan sampel karena pendekatan deduktif menekankan rencana
yang utama secara detail pada pengumpulan data dan analisa, pendekatan kuantitatif
menekankan pada pengukuran beberapa variabel dan pengujian hipotesis tepat yang
dihubungkan ke penjelasan sebab secara umum.
Pengukuran Kuantitatif
Pada setiap penelitian kuantitatif diperlukah langkah-langkah pengukuran
16
mengungkapkan
digunakan
peneliti
dan
untuk
17
dua hipotesis. Terlihat pada tingkat yang paling abstrak, menarik hubungan kausal
antara dua konstruksi atau hipotesis konseptual. Pada tingkat definisi operasional,
menguji sebuah hipotesis empiris yang menentukan derajat hubungan antar
indikator, dimana mempertimbangkan korelasi, statistik, kuesioner dan sejenisnya.
Tingkat ketiga adalah realitas empiris yang menghubungkan indikator operasional.
b. Reliabilitas dan Validitas Penelitian Kuantitatif
Reliabilitas atau keandalan berarti ketergantungan atau konsistensi. Ini
menunjukkan bahwa hal yang sama diulang atau berulang di bawah kondisi yang
sama. Reliabillitas berlwanan dengan hasil menentu, tidak stabil atau
ketidakkonsistenan
menunjukkan kebenaran.
Pengukuran reliabilitas adalah indikator hasil numerik tidak menghasilkan
variasi karena karakteristik dari proses pengukuran atu instrument itu sendiri.
Sehingga pengukuran reliabilitas juga bisa dikatakan sebagai konsistensi dari
ukuran variabel. Pengukuran reliabilitas sendiri memiliki tiga jenis yaitu:
Keandalan stabilitas (stability reliability), yaitu pengukuran keandalan pada
waktu yang menghasilkan ukuran hasil yang konsisten pada titik-titik waktu
yang berbeda dengan asumsi pengukuran tidak berubah sendiri.
Penggambaran keandalan/reliabilitas (representative reliability),
yaitu
18
19
20
atau
hal-hal
pokok
yang
terdapat
dalam
suatu
21
22
dengan
budaya
atau
nilai-nilai
budaya
masyarakat
yang
seni lokal atau seni daerah setempat. Penelitian kuantitatif tidak tergantung
konteks dari fenomena yang diteliti.
f. Terdiri dari kasus-kasus atau subjek-subjek yang banyak
Dalam penelitian kuantitatif diperlukan adanya kasus-kasus atau subjeksubjek yang banyak. Hal ini bertujuan agar dapat digeneralisasikan atau dapat
diberlakukan secara umum. Untuk itu terdapat terminologi populasi, sampel,
dan technique sampling (teknik menentukan sampel). Populasi adalah seluruh
atau jumlah individu dari suatu wilayah atau organisasi atau instansi atau
perusahaan yang memiliki karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari selanjutnya untuk ditarik kesimpulan. Sedang sampel adalah
sebagian dari populasi yang mewakili populasi, oleh karena itu sampel harus
representatif
(harus
dapat
mewakili)
artinya
sampel
harus
dapat
24
25
kata lain mendeskripsikan suatu fenomena atau realitas, maka penelitian kualitatif
ingin mendapatkan pemahaman yang mendalam. Untuk itu harus mencari nomenon
atau makna di balik fenomena. Atau dapat dikatakan penelitian kuantitatif berusaha
mendeskripsikan fenomena secara akurat sedangkan penelitian kualitatif ingin
mendapatkan makna di balik fenomena, untuk itu perlu mendapatkan pemahaman
yang mendalam dari suatu fenomena.
Penelitian kualitatif dinyatakan mengonstruksi realitas sosial, karena penelitian
kualitatif berlandaskan paradigma Konstruktivisme yang berpandangan bahwa
pengetahuan itu bukan hanya merupakan hasil pengalaman terhadap fakta, tetapi juga
merupakan hasil konstruksi rasio subjek yang diteliti. Pengenalan manusia terhadap
realitas sosial berpusat pada subjek dan bukan pada objek, ini berarti ilmu
pengetahuan bukan hasil pengalaman semata, tetapi merupakan juga hasil konstruksi
oleh rasio.
b.
dan dicek dengan hasil observasi yang dilakukan secara khusus. Dengan observasi
akan dapat diketahui tentang proses interaksi atau kejadian-kejadiannya sendiri. Atau
dengan kata lain, dengan observasi terutama observasi langsung tidak hanya akan
dapat menjawab pertanyaan tentang apa, tetapi juga bagaimana dan mengapa. Dengan
diketahuinya tentang apa, bagaimana, dan mengapa, maka masalah akan dapat
dipahami secara mendalam.
c. Keaslian merupakan kunci
Dalam penelitian kuantitatif, reliabilitas merupakan kunci, jadi analisis statistik
mempunyai fungsi yang sangat strategis. Dalam penelitian kualitatif keaslian
merupakan kunci, sehingga penelitian kualitatif ini juga dikatakan sebagai penelitian
alamiah (naturalist inquiry). Dalam penelitian kualitatif tidak ada usaha untuk
memanipulasi situasi maupun setting. Sebaliknya penelitian kuantitatif justru sering
melakukan manipulasi situasi maupun setting penelitian. Misalnya dalam metoda
eksperimen, situasi dapat dimanipulasi dengan subjek diatur sehingga homogen
dengan dipilih sesuai kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu, dengan
ditiadakannya pengaruh dari variabel kontrol, adanya treatment (perlakuan khusus)
misalnya diberikan terapi khusus atau diberikan pelatihan khusus, dan lain-lain.
Sebaliknya penelitian kualitatif melakukan studi terhadap fenomena dalam situasi dan
setting sebagaimana adanya. Penelitian demikian secara sengaja membiarkan kondisi
yang diteliti berada dalam keadaan sesungguhnya, dan menunggu apa yang akan
muncul atau ditemukan.
d. Nilai hadir dan nyata (tidak bebas nilai)
Dalam penelitian kuantitatif, peneliti berusaha untuk tidak memperhatikan atau
tidak memperhitungkan nilai (bebas nilai), sebaliknya dalam penelitian kualitatif nilai
sangat diperhatikan atau diperhitungkan. Penelitian kuantitatif memegang teguh
prinsip menghindari pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan nilai-nilai dalam
laporan penelitian (juga dalam skripsi, tesis, disertasi) dengan jalan menggunakan
bahasa yang impersonal (misalnya tidak menggunakan kata: kita, kami, saya, kita
semua), membuat laporan penelitian, mengajukan argumentasi berdasarkan faktafakta yang diperoleh dalam penelitian. Sedang penelitian kualitatif menggunakan
bahasa yang personal (dapat menggunakan kata: kita, kami, saya, kita semua).
Menurut Neuman (2014) dalam penelitian kualitatif para peneliti mengetahui adanya
27
sifat value-laden (sarat nilai-nilai subjektif si peneliti) dalam penelitian, dan si peneliti
pun secara aktif melaporkan nilai-nilai dan bias-biasnya, serta nilai-nilai dari
informasi yang dikumpulkan di lapangan.
e. Terikat pada situasi (terikat pada konteks)
Telah dijelaskan bahwa suatu fenomena terikat pada situasi yang mengelilinginya,
atau dengan kata lain selalu terikat pada konteks. Telah dijelaskan pula di depan
bahwa dalam penelitian kuantitatif karena ingin menghasilkan data yang berlaku
umum (universal), maka peneliti harus menjaga jarak dan bebas dari pengaruh yang
diteliti. Peneliti selalu berusaha mengontrol bias, memilih percontohan yang
sistematis dan berusaha objektif dalam meneliti suatu fenomena. Sebaliknya
penelitian kualitatif tidak menjaga jarak dan tidak bebas dari yang diteliti karena ingin
mengetahui persepsinya, atau dengan kata lain ingin mengetahui persepsi subjektif
dari yang diteliti. Persepsi subjektif dari yang diteliti selalu terikat pada situasi atau
terikat pada konteks. Individu yang sedang mengalami kesedihan dapat berubah
menjadi senang atau gembira pada saat memasuki pesta ulang tahun anaknya atau
teman karibnya. Dengan adanya data yang bersifat subjektif, apa ini berarti penelitian
kualitatif tetap bersifat ilmiah? Walaupun datanya bersifat subjektif, penelitian
kualitatif tetap ilmiah, karena apabila data tersebut dimiliki beberapa atau banyak
individu atau dengan kata lain beberapa atau banyak individu memiliki data yang
sama dengan subjek yang diteliti, maka hasil penelitian seperti ini disebut bersifat
intersubjektif. Dalam penelitian kualitatif, pengertian intersubjektif sama dengan
objektif.
f. Terdiri dari beberapa kasus atau subjek
Dalam penelitian kualitatif karena tidak bertujuan menggeneralisasikan hasil
penelitiannya, maka penelitian kualitatif tidak perlu meneliti banyak kasus atau
subjek. Dalam studi kasus subjek yang diteliti dapat satu tetapi dapat juga banyak,
bahkan mungkin penduduk suatu negara. Karena dalam studi kasus yang sangat
penting
adalah
sifatnya
yang
sangat
spesifik.
Contoh
penelitian
tentang
paham
Sosialis
menentang
paham
Demokrasi.
Jadi
penelitian
sebanyak 30 (tiga puluh) individu agar dapat dianalisis dengan statistik parametrik,
maka dalam penelitian kualitatif tidak mematok jumlah subjek yang diteliti.
g. Bersifat analisis tematik
Dalam penelitian kualitatif karena tidak bertujuan menggeneralisasikan hasil
penelitiannya, maka yang diteliti adalah hal-hal yang bersifat khusus atau spesifik,
dan analisisnya bersifat tematik. Misalnya tindak kekerasan terhadap perempuan,
masalah-masalah jender: perjuangan perempuan mendapatkan perlakuan yang adil
dalam lapangan pekerjaan, kasus-kasus perilaku menyimpang, masalah kesulitan
belajar bagi anak-anak yang tidak normal (learning-disabilities), dan lain-lain.
h. Peneliti terlibat
Berbeda dengan penelitian kuantitatif di mana peneliti mengambil jarak dengan
yang diteliti agar dapat menjaga objektivitas atau menghindari subjektivitas dari yang
diteliti, maka sebaliknya penelitian kualitatif peneliti tidak mengambil jarak, agar
peneliti benar-benar memahami persepsi subjek yang diteliti terhadap suatu
fenomena. Untuk itu peneliti dapat melakukan misalnya observasi terlibat
(participant observation). Dengan observasi terlibat pemahaman terhadap subjek
dapat mendalam.
Pada aspek pengukurannya, menurut Neuman (2014) bahwa pengukuran
kuantitatif memiliki tiga fitur berbeda dengan pengukuran kualitatif, yaitu:
1. Perbedaan pada waktu (timing), dalam penelitian kuantitatif diarahkan untuk fokus
pada variabel dan mengkonversikannya ke dalam tindakan tertentu selama tahap
perencanaan yang sebelum dan terpisah dari menganalisis data. Sedangkan
pengukuran kualitatif melakukan pengukuran sementara pada tahap pengumpulan
data.
2. Perbedaan pada data itu sendiri ( data itself), pada penelitian kuantitatif
menggunakan teknik yang akan menghasilkan data dalam bentuk angka. Hal ini
biasanya terjadi dengan memindahkan ide-ide abstrak dari jenis penelitian deduktif
ke data yang spesifik melalui teknik pengumpulan data dan informasi numerik.
Data numerik mewakili ide-ide abstrak secara empiris dalam bentuk seragam.
Sedangkan penelitian kualitatif menggunkan data yang terkadang dalam bentuk
angka, namun lebih sering menggunakan data dalam bentuk data yang tertulis atau
secara lisan kata-kata, tindakan, suara, simbol, benda-benda fisik, atau gambar
29
visual (misalnya peta, foto maupun video). Tidak seperti pengukuran dengan
kuantitatif, pengukuran secara kualitatif tidak mengkonversi semua pengamatan
menjadi satu.
3. Perbedaan dalam menghubungkan konsep dengan data (how connect concepts with
data), dalam penelitian kuantitatif, peneliti disarankan untuk merefleksikan konsep
sebelum melakukan pengumpulan data. Selain itu, peneliti memilih teknik
pengukuran yang akan menjembatani konsep abstrak dengan data empiris.
Sedangkan penelitian kualitatif juga merefleksikan data sebelum melakukan
pengumpulan data. Konsep-konsep yang digunakan dalam penelitian kualitatif
dikembangkan atau disempurnakan selama atau setelah proses pengumpulan data,
sehingga dapat dikatakan pengukuran kualitatif menjembatani ide dengan data
dalam atau sedang berlangsung proses interaktif.
KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan yang telah dikemukakan, maka dapat disimpulkan
desain penelitian merupakan kerangka acuan yang sangat penting bagi peneliti yang
akan menentukan arah dari dan ke mana suatu proses penelitian berjalan dan terkait
mengenai masalah dasar dari desain penelitian yaitu tentang tujuan studi, jenis
investigasi, tingkat gangguan peneliti, pengaturan studi, unit analisis dan horizon
waktu. Peneliti harus tepat dalam menentukan keputusan dalam desain penelitian
berdasarkan definisi masalah, tujuan penelitian, tingkat ketelitian yang diinginkan,
dan pertimbangan biaya. Biasanya, karena keterbatasan waktu dan biaya akan
memberikan pengaruh pada peneliti dalam menentukan desain penelitian. Misalnya,
peneliti harus menggunakan cross-sectional bukan studi longitudinal, seharusnya
melakukan studi lapangan dari pada desain eksperimental, memilih lebih kecil untuk
ukuran sampel dari pada ukuran sampel yang lebih besar, dan sebagainya.
30
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Maaruf. 2015.Metodelogi Penelitian Kuantitatif. Cetakan Pertama.
Yogyakarta: Aswaja Pressindo.
Cooper, D, Schnidler, P. 2014. Business Research Methods (12th ed). New York:
McGraw Hill.
Creswell, J. W. (1994). Research Design: Qualitative and Quantitative Approach.
California: Sage Publication.
Gamawan, I, S.Pd.,M.pd. 2013. Metode Penelitian Kualitatif. Penerbit Bumi Aksara.
Neuman, W. L. (2014). Social Research Methods: Qualitative and Quantitative
Approaches (7th ed.). United States of America: Person Education.
Sekaran, U. 2003. Research Methods For Business. Edisi Keempat. America:
Hermitage Publishing Services.
31
32