You are on page 1of 18

BAGIAN ILMU KEDOKTERAN ANAK

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ALKHAIRAAT
PALU

REFLEKSI KASUS
Desember 2015

DIARE AKUT DEHIDRASI RINGAN / SEDANG

Disusun Oleh :

Arastinur
(10-777-018)
Pembimbing:
dr. Nurhaedah T, Sp.A
DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS KEPANITERAAN KLINIK
PADA BAGIAN ILMU KEDOKTERAN ANAK
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS AL-KHAIRAAT
PALU
2015
PENDAHULUAN

Gastroenteritis akut merupakan salah satu penyakit paling umum pada


bayi dan anak-anak. Angka rawat inap akibat gastroenteritis untuk anak-anak di
bawah 5 tahun dilaporkan sebanyak 9 per-1000 pertahun di Amerika Serikat setiap
tahun, sedangkan di Inggris sebanyak 12 per-1000 dan di Australia sebanyak 15
per-1000. Pada negara berkembang angka rawat inap akibat diare pada anak-anak
sebesar 26 per-1000, misalnya di negara Cina.1
Pada sebagian besar kasus penyebabnya adalah infeksi akut intestinum
yang disebabkan oleh virus, bakteri atau parasit, Akan tetapi berbagaai penyakit
lain juga dapat menyebabkan diare akut, termasuk sindrom malabsorpsi. Diare
karena virus umumnya bersifat self limiting, sehingga aspek terpenting yang harus
diperhatikan adalah mencegah terjadinya dehidrasi yang menjadi penyebab utama
kematian dan menjamin asupan nutrisi untuk mencegah gangguan pertumbuhan
akibat diare. Diare menyebabkan hilangnya sejumlah besar air dan elektrolit dan
sering disertai dengan asidosis metabolikkarena hilangnya basa.2
Penyakit diare termasuk dalam 10 penyakit yang sering menimbulkan
kejadian luar biasa. Berdasarkan laporan Surveilans Terpadu Penyakit bersumber
data KLB (STP KLB) tahun 2010, diare menempati urutan ke 6 frekuensi KLB
terbanyak setelah DBD, Chikungunya, Keracunan makanan, Difteri dan Campak.
Keadaan ini tidak berbeda jauh dengan tahun 2009, menurut data STP KLB 2009 ,
KLB diare penyakit ke 7 terbanyak yang menimbulkan KLB. 3
Di Indonesia penyakit diare menjadi beban ekonomi yang tinggi disektor
kesehatan oleh karena ratta-rata sekitar 30% dari jumlah tempat tidur yang ada
dirumah sakit ditempati oleh bayi dan anak dengan penyakit diare selain itu juga
dipelayanan kesehatan primer, diare masih menempati urutan kedua dalam urutan
10 penyakit terbanyak dipopulasi. 2
Berikut ini akan dibahas refleksi kasus mengenai diare pada bayi usia 11
bulan disertai dengan dehidrasi ringan sedang.

KASUS

A.IDENTITAS
Identitas Pasien
Nama

: By. Imam

Agama

: Islam

Jenis Kelamin : Laki-laki

Tgl Pemeriksaan

: 22-11-2015

Umur

: 11 bulan

Ruangan

: Nuri Bawah

Alamat

: Jl. Diponegoro

ANAMNESIS
Keluhan Utama

: BAB cair

Riwayat Penyakit sekarang : Pasien datang dibawa ke RSU Anutapura dengan


keluhan BAB cair sejak kemarin pagi dan pasien
sangat rewel. Hari ini, pasien sudah BAB lebih dari
10 kali sejak pagi dengan volume sedikit-sedikit.
BAB pasien cair, berampas, tidak berlendir,
berwarna kuning kehijauan dan tidak bercampur
darah. Muntah 2 kali sejak pagi disertai kehausan
karena pasien sering meminta minum dan pada saat
diberikan air pasien lahap minum. BAK berkurang.
Pasien mengalami demam (+) hari ini, batuk (-) dan
sesak (-). Nafsu makan menurun.
Riwayat Penyakit dalam Keluarga/ Lingkungan Sekitarnya yang Ada
Hubungan dengan Penyakit Sekarang
Pada keluarga tidak ada yang mengalami hal yang seperti pasien alami.
Riwayat Kehamilan Ibu
Pasien dikandung cukup bulan dan ibunya sering memeriksakan diri ke
bidan selama masa kehamilan dan tidak pernah mengalami kelainan selama masa
kehamilan.

Riwayat Kelahiran
Pasien lahir spontan, cukup bulan, langsung menangis dengan berat badan
lahir sekitar 3 kg.
Riwayat Makanan :
Usia 1-4 bulan

: ASI

>4 bulan-9 bulan

: ASI + susu formula + bubur Sun

9 bulan-sekarang

: Susu formula + bubur saring yang bisanya dicampukan


dengan sayur, ikan, dll.

Riwayat tumbuh Kembang : Pasien tumbuh seperti anak seusianya.


Riwayat Imunisasi :
BCG: 1 kali
Polio: 4 kali
DTP: 3 kali
Hepatitis B: 3 kali
Campak: belum
Riwayat Penyakit Keluarga, sosial dan ekonomi : Pasien tinggal serumah
dengan orang tua. Pasien berobat menggunakan layanan Jamkesmas.
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
Status gizi : Gizi baik (BB 7 kg, PB 63 cm) Z-score: (+1)-(0) Gizi Baik
Tanda Vital :
Tekanan darah : 90/60 MmHg
Frekuensi nadi : 120x/menit, regular
Frekuensi nafas : 30 x/menit
Suhu tubuh : 37,90C
Kepala - Leher :

Normocephal, Rambut hitam.


Mata tampak cekung.
Konjungtiva anemis -/- Sklera ikterik -/Mukosa bibir kering, Lidah kotor (-), Tonsil T1/T1 hiperemis (-)

Thorax :
Inspeksi : Bentuk dada simetris, penggunaan otot bantu napas (-), retraksi (-),
Ictus cordis tidak terlihat.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, Vocal fremitus sama di kedua hemithorax, Ictus
cordis teraba
Perkusi : Sonor +/+, tidak terdapat pembesaran jantung
Auskultasi : Bunyi paru bronkovesikuler, Rhonki -/-, wheezing -/-, bunyi jantung
S1, S2 murni, reguler, murmur (-)

Abdomen :
Inspeksi

: Tampak datar, massa (-)

Auskultasi

: Bising usus (+) meningkat

Palpasi

: Organomegali (-)

Perkusi

: Bunyi Tympani

Extremitas : Edema (-) dan akral hangat (+).


PEMERIKSAAN TAMBAHAN
Turgor Kulit = > 2 detik
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Darah rutin
WBC 10,100 /L (4,800-10,800 /L)
RBC 4,800,000 / L (4,700,000-6,100,000 / L)
Hemoglobin 10,6 g/dL (14-18 g/dL)
Hematokrit 30,8 % (42-52 %)
PLT 396,000 / L (150,000-450,000 / L)

RESUME
Bayi laki-laki usia 11 bulan datang dibawa ke RSU Anutapura dengan
keluhan BAB cair sudah 2 hari. Pasien sangat rewel dan hari ini sudah BAB lebih
dari 10 kali sejak pagi dengan volume sedikit-sedikit tetapi sering. BAB pasien
cair, berampas, tidak berlendir, berwarna kuning kehijauan dan tidak bercampur
darah. Pasien juga mengalami muntah sudah 2 kali sejak pagi disertai kehausan
dan BAK berkurang. Pasien mengalami demam dan tidak mengalami batuk.
Nafsu makan menurun. Riwayat pemberian makan, pasien diberikan ASI sampai
usia 4 bulan kemudian ditambahkan susu Formula sampai usia 6 bulan, dan

sekarang diberikan Susu Formula dan nasi. Dari pemeriksaan tanda vital didapatkan
tekanan darah : 90/60 MmHg, frekuensi nadi: 120x/menit, irregular, frekuensi
nafas : 30 x/menit, suhu tubuh : 37,9oC. Pemeriksaan fisik didapatkanmata tampak
cekung, mukosa bibir kering, peristaltik usus meningkat dan turgor kulit kembali
lambat.
Skor Dehidrasi modifikasi UNHAS:
Kriteria
Keadaan Umum
Mata
Mulut
Pernapasan
Turgor
Nadi
Interpretasi

Baik

Lemas

Biasa
Cekung
Biasa
Kering
<30x/menit
30-40x/menit
Baik
Kurang
<120x/menit
120-140x/menit
11 Dehidrasi ringan sedang.

DIAGNOSIS KERJA
Diare akut + Dehidrasi ringan sedang
TERAPI
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Infus Asering 30 tpm (mikro)


Injeksi Ceftriaxone2 x 200 mg/ iv
Vometa drop 3x0,4 ml (K/P)
Zink 1x1 tab (20mg)
L-Bio 1x1 sachet
PCT syr 3x1cth (K/P)

ANJURAN PEMERIKSAAN
Pemeriksaan kultur feses
FOLLOW UP
Tanggal 23 Desember 2015
Keadaan Umum

: Tampak sakit sedang.

Kesadaran

: Compos mentis

Status gizi

: Gizi baik (BB 7 kg, PB 63 cm)

3
Gelisah, lemas,
mengantuk, syok.
Sangat cekung
Sangat kering
>40x/menit
Jelek
>140x/menit

Keluhan

: BAB 3 kali tadi subuh, cair, ampas (+), lendir (-), warna

biasa.
Tanda Vital :
Tekanan darah

: 90/60 MmHg

Frekuensi nadi

: 115x/menit, regular, isi cukup

Frekuensi nafas

: 30 x/menit

Suhu tubuh

: 37,30C

Pemeriksaan fisik
Kepala - Leher :
Normocephali, Rambut hitam.
Mata tampak cekung (-), anemis -/-.
Mukosa bibir agak kering, Lidah kotor (-), Tonsil T1/T1 hiperemis (-).
Abdomen :
Inspeksi

: Tampak datar, massa (-),

Palpasi

: Organomegali (-),

Perkusi

: Bunyi Tympani

Auskultasi

: Bising usus (+) normal

Diagnosis Kerja
Diare akut tanpa dehidrasi.
Terapi
1.
2.
3.
4.
5.

Infus Asering 15 tpm (micro)


Injeksi Ceftriaxone 2 x 200 mg/ iv
Vometa drop 3x0,4 ml (K/P)
Zink 1x1 tab (20mg)
L-Bio 1x1 sachet

Tanggal 24 /11/2012
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang, Kesadaran : Compos mentis
Keluhan : Tanda Vital :

Tekanan darah : 90/60 MmHg


Frekuensi nadi : 120 x/menit, regular, isi cukup
Frekuensi nafas : 30 x/menit
Suhu tubuh : 36,50C
Pasien boleh pulang, obat pulang: Zink 1x1 tab (20mg)

DISKUSI
Diare akut adalah buang air besar pada bayi atau anak lebih dari 3 kali
perhari, disertai perubahan konsistensi tinja menjadi cair atau tanpa lendir dan
darah yang berlangsung kurang dari satu minggu.2
Organisme penyebab diare biasanya berbentuk renik dan mampu
menimbulkan diare yang dapat dibedakan menjadi 3 jenis berdasarkan gejala
klinisnya. Jenis yang pertama adalah diare cair akut dimana balita akan
kehilangan cairan tubuh dalam jumlah yang besar sehingga mampu menyebabkan
dehidrasi dalam waktu yang cepat. Jenis kedua adalah diare akut berdarah yang
sering disebut dengan disentri. Diare ini ditandai dengan adanya darah dalam tinja
yang disebabkan akibat kerusakan usus. Balita yang menderita diare berdarah
akan menyebabkan kehilangan zat gizi yang berdampak pada penurunan status
gizi. Jenis yang ketiga adalah diare persisten dimana kejadian diare dapat

berlangsung 14 hari. Diare jenis ini sering terjadi pada anak dengan status gizi
rendah, AIDS, dan anak dalam kondisi infeksi (WHO, 2010).3
Diare akut adalah buang air besar 3 kali atau lebih dalam satu hari dengan
konstitensi cair tanpa lendir dan darah yang berlangsung kurang dari satu minggu.
Pada bayi yang minum ASI sering frekuensi buang air besarnya lebih dari 3-4 kali
perhari, keadaan ini tidak dapat disebut diare, tetapi masih bersifat fisiologis atau
normal. Selama berat badan bayi tidak meningkat normal, hal tersebut tidak
tergolong diare, tetapi merupakan intoleransi laktosa sementara akibat belum
sempurnanya perkembangan saluran cerna.2
Diagnosis pada kasus ini ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan
fisik dan pemeriksaan penunjang. Dari anamnesis didapatkan informasi bahwa
pasien sudah 2 hari BAB dengan frekuensi kurang lebih 10 kali dengan
konsistensi cair, sedikit berampas, berwarna kuning kehijauan dan tidak
bercampur darah. Selain itu didapatkan juga muntah dan demam yang menyertai
keluhan pasien. Hal ini menunjukkan bahwa pasien sedang mengalami diare akut
dimana frekuensi BAB > 3 kali dalam sehari disertai muntah dan demam.
Pada sebagian besar kasus penyebabnya adalah infeksi akut intestinum
yang disebabkan oleh virus, bakteri atau parasit, Akan tetapi berbagaai penyakit
lain juga dapat menyebabkan diare akut, termasuk sindrom malabsorpsi. Diare
karena virus umumnya bersifat self limiting, sehingga aspek terpenting yang harus
diperhatikan adalah mencegah terjadinya dehidrasi yang menjadi penyebab utama
kematian dan menjamin asupan nutrisi untuk mencegah gangguan pertumbuhan
akibat diare.2
Beberapa jenis diare sering disebabkan oleh organisme renik seperti
bakteri dan virus. Bakteri patogen seperti E.coli, Shigella, Campylobacter,
Salmonella dan Vibrio cholera merupakan beberapa contoh bakteri patogen yang
menyebabkan epidemi diare pada anak. Kolera merupakan salah satu contoh kasus
epidemik dan sering diidentikkan dengan penyebabkan kematian utama pada
anak. Namun sebagian besar kejadian diare yang disebabkan oleh kolera terjadi
pada dewasa dan anak dengan usia yang lebih besar. Diare cair pada anak
sebagian besar disebabkan oleh infeksi rotavirus , V. cholera dan E.coli. Diare

berdarah paling sering disebabkan oleh Shigela (UNICEF dan WHO, 2009).
Sedangkan diare cair akut pada anak di bawah lima tahun paling banyak
disebabkan oleh infeksi rotavirus. 2,3
Pada kasus ini kemungkinan besar diare pada pasien disebabkan oleh
rotavirus. Hal ini dapat dilihat dari masa tunas 17-22 jam, panas (+), mual muntah
(+), nyeri perut (+), volume BAB sedang, frekuensi 5-10x/hari, konsistensi cair,
tidak bercampur darah, bau langu, warna kuning kehijauan.
Etiologi diare dapat dibagi dalam beberapa faktor, yaitu : 2
1) Faktor infeksi
a. Infeksi enteral yaitu infeksi saluran pencernaan yang
merupakan penyebab utama diare pada anak.
Infeksi enteral meliputi :
- Infeksi bakteri : Vibrio, E. Coli, Salmonella, Shigella,
-

Campylobacter dan sebagainya.


Infeksi virus : Enterovirus, Adenovirus, Rotavirus, dan

lain-lain.
- Infeksi parasit : Cacing, Protozoa, Jamur.
b. Infeksi parenteral yaitu infeksi di bagian tubuh lain di luar alat
pencernaan,

seperti

Tonsilofaringitis,

Otitis

Media

Bronkopneumonia,

Akut

(OMA),

Ensefalitis

dan

sebagainya. Keadaan ini terutama terapat pada bayi dan anak


berumur di bawah 2 tahun.
2) Faktor malabsorbsi
a. Malabsorbsi karbohidrat : disakarida (intoleransi laktosa,
maltosa, dan sukrosa), monosakarida (intoleransi glukosa,
fruktosa dan galaktosa). Pada bayi dan anak yang terpenting
dan tersering ialah intoleransi laktosa.
b. Malabsorbsi lemak
c. Malabsorbsi protein
3) Faktor makanan : makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan.
4) Faktor psikologis : rasa takut dan cemas. Walaupun jarang dapat
menimbulkan diare terutama pada anak yang lebih besar.
5) Kesulitan makan
6) Defek anatomis : Malrotasi, Penyakit Hirchsprung, Short Bowel
Syndrome, Atrofi mikrovilli, Stricture

7) Endokrinopati : Thyrotoksikosis, Penyakit Addison, Sindroma


Adrenogenital
8) Neoplasma :

Neuroblastoma,

Phaeochromocytoma,

Sindroma

Zollinger Ellison

Sifat Tinja

Rotavirus

Shigella

Salmonella

Volume
Frekuensi

Sedang
5-10 /hari

Sedikit
>10/

Sedikit
Sering

Konsistensi
Darah
Bau

Cair
Langu

hari
Lembek
Sering

Warna

Kuning

Merah-

hijau

hijau

ETEC

EIEC

KOLE

Banyak
Sering

Sedikit
Sering

RA
Banyak
Terus

Lembek
Kadang
Busuk

Cair
+

Lembek
+
Tidak

menerus
Cair
Amis

Kehijauan

Tak

Merah-

khas
Seperti

berwarna

hijau

air
cucian

Leukosit
Lain-lain

Anoreksia

+
Kejang

+
Sepsis

meteoris

Infeksi

mus

sistemik

beras

Tabel 1. Gejala khas diare oleh berbagai penyebab.


GEJALA

KLASIFIKASI

Terdapat 2 atau lebih tanda-tanda berikut :

DIARE
DEHIDRASI

Letargis atau tidak sadar


Mata cekung
Tidak bisa minum atau malas minum
Cubitan kulit perut kembali sangat lambat

BERAT

Terdapat 2 atau lebih tanda-tanda berikut :

DIARE

Gelisah, rewel/mudah marah


Mata cekung
Haus, minum dengan lahap
Cubitan kulit perut kembali lambat
Tidak cukup tanda-tanda untuk diklasifikasikan sebagai diare
dehidrasi berat atau ringan/sedang

DEHIDRASI
RINGAN/
SEDANG
DIARE TANPA
DEHIDRASI

Tabel 2. Klasifikasi diare dengan dehidrasi berdasarkan MTBS. 4


Penilaian
Lihat :
Keadaan umum

Baik, sadar

*gelisah, rewel

Mata
Air mata
Mulut dan lidah
Rasa haus

Normal
Ada
Basah
Minum biasa
tidak haus

Cekung
Tidak ada
Kering
*haus, ingin
minum banyak

Periksa : turgor
kulit
Hasil
pemeriksaan

Kembali cepat

*kembali lambat

Tanpa dehidrasi

Dehidrasi
ringan/sedang bila
ada 1 tanda *
ditambah 1 atau
lebih tanda lain
Rencana terapi B

Terapi :

Rencana terapi A

C
*lesu, lunglai atau
tidak sadar
Sangat cekung
Kering
Sangat kering
*malas minum
atau tidak bisa
minum
*kembali sangat
lambat
Dehidrasi berat
Bila ada 1 tanda *
ditambah 1 atau
lebih tanda lain
Rencana terapi C

Tabel 3. Derajat dehidrasi menurut WHO. 4


Dari pemeriksaan fisik didapatkan tampak gelisah, mata cekung, mukosa
bibir kering, turgor kulit agak lambat, perasaan haus minum dan peristaltik
meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa pasien sedang dalam keadaan dehidrasi

ringan sedang (tabel 2) dimana gejala yang didapatkan pada pasien sesuai dengan
kategori B (tabel 3).
Departemen kesehatan menetapkan lima pilar penatalaksanaan diare bagi
semua kasus diare yang diderita anak balita baik dirawat dirumah maupun sedang
dirawat dirumah sakit, yaitu: 3
1.
2.
3.
4.
5.

Rehidrasi dengan menggunakan oralit baru


Zink diberikan selama 10 hari berturut-turut
ASI dan makanan tetap diteruskan
Antibiotik selektif
Nasihat kepada orang tua.

Berdasarkan MTBS (Manajemen Terpadu Balita Sakit) dalam pengobatan


diare dibagi menjadi 3 macam rencana terapi, yaitu : 3,4
-

Rencana Terapi A : Penanganan Diare di Rumah


Beri cairan tambahan (sebanyak anak mau)
Pemberian Oralit :
Sampai umur 1 tahun: 50-100 mL tiap BAB
1- 5 tahun: 100-200 mL tiap BAB
Beri tablet Zink selama 10 hari
Lanjutkan pemberian makan
Kapan harus kembali
Rencana Terapi B : Penanganan Dehidrasi Ringan/Sedang dengan Oralit
Menentukan jumlah oralit 3 jam pertama :
BB (dalam Kg) 75 mL
Berikan tablet Zink selama 10 hari
Setelah 3 jam, nilai dan klasifikasikan kembali derajat dehidrasinya
Rencana Terapi C : Penanganan Dehidrasi Berat dengan Cepat
IV RL 100 ml/kgBB
Jika bias minum, berikan Oralit :
< 12 bulan 1 jam pertama 30 ml/kgBB, 5 jam berikut 70

ml/kgBB
1-5 tahun 30 menit pertama 30 ml/kgBB, 2 jam 70 ml/kgBB
Berikan juga tablet Zink

Periksa kembali kondisi anak sesudah 3-6 jam dan klasifikasikan


dehidrasi. Kemudian tentukan Rencana Terapi yang sesuai (A,B, atau
C) untuk melanjutkan pengobatan.

Pada kasus ini, rencana penanganan yang dianjurkan adalah rencana terapi
B. Hal ini dilakukan karena pada kasus diare jumlah cairan yang dibutuhkan oleh
tubuh banyak yang keluar. Oleh karena itu prioritas managemen diare akut dengan
dehidrasi ringan sedang adalah menggantikan jumlah kebutuhan cairan yang
diperlukan tubuh.
1. Rehidrasi
Berikan oralit sesuai yang dianjurkan selama periode 3 jam. Jumlah oralit
yang diperlukan = berat badan (dalam kg) x 75 ml.
Setelah 3 jam:
1. Ulangi penilaian dan klasifikasikan kembali derajat dehidrasi
2. Pilih rencana terapi yang sesuai untuk melanjutkan pengobatan.
3. Melanjutkan memberi makan pasien
Jika ibu memaksa pulang sebelum pengobatan selesai:
1. Mengajarkan ibu cara menyiapkan cairan oralit di rumah.
2. Mengajarkan ibu berapa banyak oralit yang harus diberikan di rumah
untuk
3. Menyelesaikan 3 jam pengobatan.
Beri oralit yang cukup untuk rehidrasi dengan menambahkan 6
bungkus lagi sesuai yang di anjurkan dalam rencana terapi A.
4. Menjelaskan aturan perawatan diare di rumah:
1) Beri cairan tambahan (susu low atau free laktosa)
2) Lanjutkan pemberian tablet zinc sampai 10 hari
3) Lanjutkan pemberian makan
Pada kasus ini diberikan 7 x 75 ml = 525 ml/ 3 jam. Jika anak masih
menginginkan, bisa diberikan lebih banyak. Cara memberikan larutan oralit
yaitu dengan meminumkan sedikit-sedikit tapi sering dari cangkir/ mangkuk/
gelas. Jika anak muntah, tunggu 10 menit kemudian berikan lagi lebih lambat
serta lanjutkan pemberian ASI. Selain diberikan oralit, pasien juga diberikan

terapi infus Ringer Laktat 30 tetes/menit selama 3 jam pertama. Hal ini
mungkin dimaksudkan untuk membantu mengatasi kekurangan cairan jika
dalam 3 jam pertama pasien tidak bisa minum atau mengalami muntah.

2. Tablet zinc selama 10 hari dengan dosis :


Anak 2-6 bulan = 10 mg (1/2 tablet) per hari
Anak > 6 bulan = 20 mg (1 tablet) per hari
Zink termasuk mikronutrien yang berperan dalam sistem kekebalan tubuh
dan merupakan mediator potensial pertahanan tubuh terhadap infeksi.
Pemberian zink dapat menurunkan frekuensi dan volume buang air besar
sehingga dapat menurunkan risiko terjadinya dehidrasi pada anak. Pada kasus
ini tidak diberikan tablet zink karena keadaan pasien yang cepat membaik.
3. ASI dan makanan diteruskan
ASI dan makanantetap diteruskan sesuai umur anak dengan menu yang sama
pada waktu anak sehat untuk mencegah kehilangan berat badan serta pengganti
nutrisi yang hilang pada saat terjadi diare. Bayi yang minum ASI harus
diteruskan sesering mungkin dan selama anak mau. Bayi yang tidak minum
ASI harus diberi susu yang biasa diminum paling tidak setiap 3 jam. Pada
kasus ini pemberian ASI dilanjutkan namun susu formula yang biasa diberikan
pada pasien diganti dengan susu bebas laktosa. Hal ini bertujuan untuk
mengurangi resiko terjadinya diare pada anak akibat intoleransi laktosa.
4. Antibiotik selektif
Antibiotik pada umumnya tidak diperlukan pada semua diare akut oleh karena
sebagian besar diare infeksi adalah rotavirus yang sifatnya self-limited dan
tidak dapat dibunuh dengan antibiotika. Hanya sebagian kecil (10-20 %) yang
disebabkan oleh bakteri patogen seperti Shigella, Salmonella, Enterotoxin E.
Coli, Enteroinvasif E. Coli dan sebagainya.
Pada kasus ini pasien diberikan injeksi ceftriaxone 2 x 200 mg pada awal
pasien masuk rumah sakit. Pemberian ceftriaxone pada kasus ini kemungkinan

diperkirakan penyebab diare pada pasien ini bukan hanya akibat virus tetapi
juga bakteri. Selain pemberian antibiotik, pasien juga diberikan obat antipiretik
yang bertujuan untuk menurunkan keluhan demam pada pasien.

5. Nasehat kepada orangtua


Nasehat yang dapat diberikan apabila penderita sudah pulang ke rumah atau
untuk penderita rawat jalan adalah segera datang kembali kerumah sakit jika
timbul demam, tinja berdarah, berulang, makan atau minum sedikit, sangat
haus, diare semakin sering, atau belum membaik dalam 3 hari. Selain itu ibu
disarankan untuk selalu menjaga kebersihan bayi dan mencuci tangan dengan
baik dan benar sebelum dan sesudah memberi makan/minum bayi. Hal ini
bertujuan agar tercipta higienitas ibu dan bayi yang baik. Pada kasus ini
nasehat telah diberitahukan dan mendapat respon yang baik
orangtua pasien.

dari kedua

DAFTAR PUSTAKA
1.

Endang Poerwati. Determinan Lama Rawat Inap Pasien Balita dengan Diare.

2.

Vol 27. No. 4. Jurnal Kedokteran Brawijaya: Jakarta Timur; 2013.


Jufrie, M., Oswari, H., Arief, S., et al. Buku Ajar Gastroenterologi
Hepatologi. Jilid I. Cetakan 3. Badan Penerbit IDAI: Jakarta; 2012. Hal 87-

3.

118.
Depkes. RI Buku saku petugas kesehatan Lintas Diare. Jakarta; Depkes RI:

4.

2011.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2008. Buku Bagan Manajemen
Terpadu Balita Sakit (MTBS). Departemen Kesehatan RI: Jakarta. Hal 3, 1618, 29.

You might also like