You are on page 1of 61

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan
KATA PENGANTAR
Daftar isi ...............................................................................................................
BAB I

Pendahuluan
1.1. Latar Belakang .............................................................................. 3
1.2. Ruang Lingkup ............................................................................... 4
1.3. Tujuan Penulis..................................................................................4
1.4. Metode Penulisan ........................................................................... 4
1.5. Sistematika Penulisan ...................................................................... 5

BAB II

Tinjauan Pustaka
2.1. Landasan Medis ............................................................................. 6
2.2.1.

Defenisi ....................................................................... 6

2.1.2.

Jenis-jenis Halusinasi ................................................... 6

2.1.3.

Rentang Respon Halusinasi .......................................... 7

2.1.4.

Proses terjadinya halusinasi .......................................... 8

2.2 Landasan teoritis Keperawatan ....................................................... 9


2.2.1.

Pengkajian ................................................................... 9

2.2.2.

Diagnosa Keperawatan ................................................. 12

2.2.3.

Rencana Keperawatan .................................................. 12

2.2.4.

Evaluasi ....................................................................... 14

BAB III Tinjauan Kasus


3.1.1.

Pengkajian Identitas klien ....................................................... 15

3.1.2.

Alasan masuk ......................................................................... 15

3.1.3.

Faktor Predisposisi ................................................................. 15

3.1.4.

Pemeriksaan fisik .................................................................... 16

3.1.5.

Psikososial .............................................................................. 16

3.1.6.

Status Mental ......................................................................... 17

3.1.7.

Kebutuhan Persiapan pulang ................................................... 19

3.1.8.

Mekanisme koping .................................................................. 20

3.1.9.

Masalah Psikososial dan lingkugan .......................................... 20

3.1.10.

Aspek Medik ........................................................................... 20

ANALISA DATA ...................................................................................... 20


3.1.11.

Daftar masalah keperawatan ...................................................... 21

3.1.12.

Pohon Masalah ......................................................................... 21

3.1.13.

Diagnosa Keperawatan .............................................................. 21

3.1.14

Intervensi Keperawatan ............................................................. 22

3.1.15

Implementasi Keperawatan ........................................................ 27

BAB IV Pembahasan
4.1. Tahap Pengkajian ............................................................................ 35
4.2. Tahap Diagnosa ............................................................................... 35
4.3. Tahap perencanaan (intervensi) ....................................................... 35
4.4. Tahap pelaksanaan (implementasi) ................................................... 36
4.5. Evaluasi .......................................................................................... 36
BAB V Penutup
5.1. Kesimpulan .................................................................................... 37
5.2. Saran .............................................................................................. 37
DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia sehingga kami dapat menyelesaikan tugas kelompok ini.
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini untuk memenuhi tugas praktek lapangan dan
menerapkan teori yg telah diperoleh mahasiswa/i Akademi Keperawatan selama mengikuti
pendidikan di Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah
Penulis menyadari bahwa penulisan proposal terapi aktivitas kelompok ini masih jauh
dari kesempurnaan oleh karena itu segala kerendahan hati penulis / menerima kritik dan saran
demi kesempurnaan proposal ini.
Demikian makalah ini kami perbuat dan tidak lupa kami ucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada:
1. Bapak Dr.Candra Pasaribu.Sp.OG selaku Direktur Rumah Sakit Jiwa Prof.Muhammad
Ildrem Medan Provinsi Sumatera Utara.
2. Ibu Direktur Rostianna Purba, S.Pd, M.Kes selaku Direktur Akper Pemkab Tapanuli
Tengah
3. Kepala bidang perawatan Ibu Duma Farida Panjaitan, SPd,S.Kep,Ns,
4. Kepala bidang pendidikan dan latihan Ibu Lince Tambunan, S.Kep,Ns
5. Seluruh Staf dosen Akademi Keperawatan Tapanuli Tengah
Akhir kata penulis mengucapkan

terima kasih kepada semua pihak yang telah

mendukung penyelesaian proposal ini. Semoga bermanfaat untuk menambah pengetahuan


dan wawasan dalam perawatan pasien di Rumah Sakit Jiwa Medan Provinsi Sumatera Utara.

Medan, 15 November 2016


Hormat Kami,

Penulis
BAB I
3

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesehatan merupakan masalah keperawatan yang sangat penting bagi individu.
Salah satu diantaranya adalah kesehatan jiwa. Hal ini disebabkan karena banyaknya
tuntutan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dimana dalam memenuhi kebutuhan
tersebut mengakibatkan individu mengalami stress. Untuk itu kita harus meningkatkan
kerja

sama

antara

bidang

penyembuhan

kesehatan

dengan

perawatan

dan

pengobatan.secara umum tugas seseorang tidaklah cukup hanya terampil dalam


melaksanakan tindakan keperawatan, tetapi juga peran perawat masa kini harus mampu
meningkatkan derajat kesehatan jiwa, mencegah terjadinya gangguan jiwa, memulihkan,
mengurangi dan menghilangkan penyakit serta melaksanakan program rehabilitasi.
Halusinasi merupakan gangguan persepsi, dimana klien mempersepsikan sesuatu
yang sebenarnya tidak terjadi.sesuatu perserapan panca indera tanpa adanya rangsangan
dari luar (Miramis, 1998).
Halusinasi merupakan sesuatu yang dialami sebagai penghayatan seperti suatu
persepsi melalui panca indera tanpa stimulus ekstrim, persepsi palsu (Lubis, 1993).
1.2 Ruang Lingkup
Pada sub bab ini penulis memberikan batasan-batasan permasalaahan asuhan
keperwatan pada klien perubahan sensori persepsi halusinasi di RSJ Medan.
1.3 Tujuan Penulis
1.

Tujuan Umum
Untuk memperoleh gabaran umum yang jelas tentang asuhan keperawatan pada
klien dengan harga diri rendah.

2.

Tujuan Khusus
4

Untuk memperoleh proses keperawatan secara langsung kepada penderita


halusinasi pendengaran sesuai ilmu keterampilan sesuai dengan ilmu yang
didapat.
Untuk melakukan perencanaan, pelaksanaan serta mengevaluasi hasil asuhan
keperawatan.
Untuk mengetahui kesulitan yang dihadapi selama merawat penderita dengan
harga diri rendah.
1.4 Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan dalam penulisan makalah ini menggunakan metode
studi bebas dengan teknik pengumpulan data.
1.

Observasi
Metode ini digunakan dengan cara mengamati klien secara baik, inspeksi, palpasi,
dan okskultasi.

2.

Wawancara
Teknik ini digunakan untuk pengunpulan data tentang klien dengan cara Tanya
jawab, baik klien, keluarga, maupun dengan tim keseehatan lainnya.

3.

Studi kepustakaan
Mengumpulkan data dengan mengutip dari buku status pasien dan dari catatan
dokter yang berhubungan dengan pasien.

1.5 Sistematika Penulisan


Makalah ini disusun seecara sistematis menjadi 3 bab, yaitu:

BAB I

: Pendahuluan yang terdiri dari: latar belakang, ruang lingkup, metode


penulisan, tujuan penulisan , dan sistematika penulisan.

BAB II

: Tinjauan teoritis yang ditinjau dari aspek medis dan keperawatan

BABIII

:Tinjauan kasus yang meliputi: Pengkajian diagnose keperawatan,intervensi


implementasi, dan evaluasi.

BAB IV : Kesimpulan dan Saran

BAB II
TINJAUAN TEORITIS

2.1 Landasan Teoritis Medis


2.1.1

Defenisi
Halusinasi adalah tanggapan (persepsi) pancaa indera tanpa adanya

rangsangan (stimulus) dari luar diri (eksternal), (Stuart Laraia, 2001). Halusinasi adalah
pengalaman panca indera tanpa ada rangsangan (stimulus). Misalnya penderita mendengar
suara-suara bisikan di telinga padahal tidak ada sumber dari suara/bisikan.
Halusinasi adalah gangguan persepsi dimana klien mempersepsikan sesuatu
yang sebenarnya tidak terjadi. Sesuatu pengencerapan panca indera tanpa ada rangsangan
dari luar. Halusinasi merupakan salah satu dari fungsi yang paling terjadi dari skizopernia
yang menggambarkan hikangnya kemampuan dari luar diri (mental). Dan dapat berupa
halusinasi dengar, lihat, cium, dan raba.
2.1.2

Jenis-Jenis Halusinasi
1.

Halusinasi Pendengaran (Auditorius)


Yaitu individu mendengar suara yag dibicarakan, kegaduhan, mengejek dan
mengancam, tetapi tidak ada sumber dari sekitarnya. Ciri-ciri objektifnya:
individu

berbicara

dan

tertawa

sendiri,

marah-marah

tanpa

sebab,

menyedengkan telinga ke araah tertentu, dan menutup telinga.


2.

Halusinasi Penglihatan (Visual)


Yaitu individu melihat sinar/ cahaya. Melihat panorama yang kuas dan
kompleks. Melihat bintang atau ssuatu yang tidak ada. Ciri-ciri objektifnya:
individu menunjuk-nujuk ke arah tertentu, ketakutan dengan sesuatu yang
tidak jelas.

3.

Halusinasi Penciuman (Oifakturius)

Mencium bau bunga, bau busuk, bau kemenyan, bau mayat, dan lain-lain yang
tidak ada dirasakan oleh orang lain dan tidak ada sumbernya. Ciri-ciri
objektifnya: individu menghirup seperti sedang membaui bau-bauan tertentu
dan menutup hidung.
4.

Halusinasi Pengecap (Gostaturius)


Individu merasa mengecap sesuatu rasa di mulut yang sumbernya tidak ada.
Ciri-ciri objektifnya: individu sering meludah dan muntah.

5.

Halusinasi Perabaan (Somatik)


Yaitu individu mengatakan rasa sakit atau tidak enak tanpa adanya stimulus
yang terlihat. Misalnya merasa ada seseorang yang merasa memukul atau
merayap di kulit. Ciri-ciri objektifnya: individu menggaruk-garuk permukaan
kulit.

6.

Halusinasi Sinestetik
Yaitu persepsi panca indera individu yang mengatakan merasakan fungsi
tubuh, seperti darah mengalir melalui vena dan arteri. Makanan dicerna atau
pembentukan urine.

2.1.3 Rentang Respon

Respon Adaptif

Pikiran logis
Persepsi akurat
Emosi konsisten
mengalami dengan
pengalaman
Perilaku sosial
Hubungan sosial

Respon Mal Adaptif

Perilaku yang
menyimpang
Reaksi emosi
berlebihan
Perilaku ganjil atau
tidak lazim
Menarik diri

Kelainan pikiran
Halusinasi
Ketidak tentuan
Isolasi sosial

Keterangan:
Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa gejala psikologis dalam lima kategori
utama yaitu persepsi, emosi, perilaku yang berhubungan dengan masalah proses
informasi yang berkaitan dengan skizopernia sering disebut dengan defisit, kognisi
yang mencakup semua aspek ingatan, perhatian bentuk dan jumlah ucapan. Persepsi
mengacu pada identitas interpretasi awal dari stimulus berdasarkan dari rentang respon
neurobiologis dimana respon menyebabkan perilaku yang tidak ditoleransi oleh
lingkungan.
1.

Respon Adaptif
Pasien gangguan orientasi realita dan mengalami perubahan proses piker, persepsi
efek, dan kegiatan motorik dan sosial.

2.

Respon Mal Adaptif


Pada piker logis dan jelas karakteristik pemikiran orang awam, pada pasien
gangguan orientasi realita pada proses piker primitive. Keadaan ini sering terjadi
pada stress, ansietas, dan takut. Pasien yang terganggu pemikirannya sukaar
berperilaku, kohern dan tidaknya cenderung berdasarkan penilaian pribadi
pasienkepada realita yang tidak sesuai kepada pemikiran yang diterima umum.

3.

karakteristik Perilaku Klien halusinasi


a. Bicara, senyum, dan tertawa sendiri
b. Mengatakan, mendengar sesuatu, melihat, menghirup dan merasa sesuatu yang
tidak nyata.
c. Merusak diri seendiri/ orang lain, dan lingkungan.
d. Tidak dapat menyatakan hal nyata dan tidak nyata.
e. Tidak dapat memusatkan perhatian/konsentrasi.
f. Pembicaraan kadang tidak masuk akal.
g. Sikap curiga dan bermusuhan.
h. Menarik diri, menghindari diri dari orang lain.
i. Sulit melihat keputusan.
j. Muka merah kadang pucat.
k. Ekspresi wajah tegang.
l. Banyak berkeringat.
m. Tidak mampu melaksanakan asuhan mandiri, sikat gigi, ganti pakaian, berhias
dan rapi.
n. Ketakutan.
o. Mudah tersinggung.
10

p. Menyalahkan diri sendiri/ orang lain.

2.1.4 Proses Terjadinya Halusinasi


No. Tahap
1
Tahap

Karakteristik
pertama Klien

memberikan

rasa

Perilaku Kilen
mengalami Tersenyum dan tertawa

perasaan

seperti

nyaman

tingkat

ansietas, kesepian, rasa

ansietas

sedang.

bergairah,

Sedangkan

secara

umum halusinasi suatu


kesenangan

atau

sendiri di tempat yang


ramai
Menggerakkan

mata

takut

dengan cepat
meraba. Berfokus pada Respon verbal
pikiran

ysng

mengadakan ansietas
Pikiran dan pengalaman
sensorik

masih

dalam

yang

lambat
Diam dan konsentrasi
sendiri

ada

control

kesadaran

(jika

kecemasan dikontrol)
Meningkatkan
2

Tahap

kedua

menyatakan

tingkat

kecemasan

berat.

Secara

umum

berhalusinasi
penyebab anti pasi

Pengalaman

sensori

menakutkan

saraf

otonom

akibat ansietas seperti

Merasa dilecehkan oleh


pengalaman

tanda

tanda-

sensori

teersebut

peningkatan

denyut

nadi dan tekanan darah


Rentang
perhatian

lingkungan kurang
merasa Kehilangan

Mulai

kehilangan control
11

kemampuan
Menarik

diri

dari

kesadaran orang lain


Non psikotik
Klien
berhenti,
menghentikan

Tahap

ketiga

mengontrol

ditaati
Kesukaran
berhubungan

perawatan
3

membedakan halusinasi
Perintah
halusinasi

dengan

terhadap

orang lain
halusinasinya tersebut. Rentang
Dapat

menyerah

terhadap halusinasinya
tersebut.
Isi halusinasi menjadi
menarik

perhatian

hanya beberapa detik /


menit
Adanya

tanda-tanda

bentuk ansietas berat,


berkeringanan, tremor
dam tidak mematuhi
peraturan

Kesepian

bila Agaitasi menarik diri.

pengalaman

sensorik

berakhir
Tidak mau

merespon

Atau
mampu

kataloni:

tidak

berespon

terhadap lebih dari satu


pada lingkungan
Halusinasi
dapat
4

Tahap keempat
-

Klien sudah dikuasai


halusinasinya

Kliaen panik

berlangsung

selama

beberapa jam atau hari


(jika

tidak

intervensi)

12

ada

orang

2.2 Landasan Teori


2.2.1 Pengkajian
a. faktor perkembangan terlambat.
Usia bayi, tidak terpenuhi kebutuhan makanan, minuman dan rasa aman.
Usia balita, tidak terpenuhi kebutuhan otonomi
Usia sekolah, mengalami peristiwa yang tidak terselesaikan.
b. faktor komunikasi dalam keluarga.
Komunikasi peran ganda.
Tidak ada komunikasi
Tidak ada kehangatan
Komunikasi dengan emosi berlebihan
Komunikasi tertutup
Orang tua yang membandingkan anak-anaknya, orang tua Yang otoritas dan
konflik orangtua.
c. faktor sosial budaya
kehidupan sosial budaya dapat pula mempengaruhi gangguan orientasi realita
seperti kemiskinan, konflik sosial budaya (peperangan dan kerusuhan) dan
kehidupan yang terisolasi disertai stress. Isolasi sosial pada usia lanjut, catat, sakit
kronis, tuntutan lingkungan yang terlaalu tinggi.
d. faktor psikologis
keluarga pengasuh dan lingkungan klien sangat mempengaruhi respons psikologis
klien sikap atau keadaan yang dapat mempengaruhi gangguan orientasi realitas
adalah penolakan atau kekerasan dalam kehidupan klien. Mudah kecewa, mudah
putus asa, kecemasan tinggi, menutup diri, ideal diri tinggi, harga diri rendah,
indentitas diri tidak jelas, krisis peran, gambaran diri negatif, dan koping
dekstruktif.
e. faktor psikologis
gangguan perkembangan dan fungsi otak susunan syaraf pusat dapat
menimbulkan gangguan realitas. Gejala yang mungkin muncul adalah hambatan
dalam belajar, berbicara, daya ingat dan muncul perilaku menarik diri.
f. faktor genetik
13

adanya pengaruh herediter (keturunan) berupa anggota keluarga terdahulu yang


mengalami skizofrenia dan kembar monozigot.
2. perilaku
Halusinasi benar-benar nyata dirasakan oleh klien yang mengalaminya, seperti
mimpi saat tidur. Klien mungkin tidak punya cara untuk menentukan persepsi
tersebut nyata. Sama halnya seperti seseorang yang mendengarkan siaran ramalan
cuaca dan tidak lagi meragukan orang yang berbicara tentang cuaca tersebut.
Ketidakmampuannya untuk mempersepsikan stimulus secara nyata dapat
menyulitkan kehidupan klien. Karenanya halusinasinya harus menjadi prioritas
untuk segera diatasi. Sangat penting untuk memberi kesempatan klien
menjelaskan tentang halsinasinya yang dialaminya secara leluasa. Perawat
membutuhkan kemampuan untuk berbicara tentang halsinasinya, karena dengan
perbincangan halusinasinya dapat menjadi indikator sejauh mana gejala psikotik
klien diatasi. Untuk memfasilitasinya, klien perlu dibuat nyaman untuk
menceritakan perihal halusinasinya.
Pasien yang mengalami halusinasi sering kecewa karena mendapatkan respons
negatif ketika mereka menceritakan halusinasinya kepada orang lain. Oleh sebab
itu, banyak pasien kemudian enggan untuk mnceritakan pengalaman-pengalaman
aneh halusinasinya. Pengalaman halusinasi menjadi masalah untuk dibicarakan
dengan orang lain. Kemampuan untuk becakap-cakap tentang halusinasi yang
dialami oleh pasien penting untuk memiliki ketulusan dan perhatian yang penuh
untuk dapat memfasilitasi percakapan tentang halusinasinya.
Perilaku pasien yang mengalami halusinasi sangat tergantung pada jenis
halusinasinya

apakah

halusinasi

pendengaran,

penglihatan,

penghidu,

pebgecapan, perabaan dan senestetik.


Apabila perawat mengindentifikasi adanya tanda-tanda dan perilaku halusinasi
maka pengkajian selanjutnya harus dilakukan tidak hanya sekedar mengetahui

14

jenis halusinasinya saja. Validasi informasi tentang halusinasi yang diperlukan


meliputi :
Isi halusinasi yang dialami oleh pasien
Waktu dan frekuensi halusinasi
Situasi pencetus halusinasi
Respons pasien.
3. Fisik
ADL
Nutrisi tidak adekuat bila halusinasi memerintah untuk tidak makan, tidur
terganggu karena ketakutan, kurang kebersihan diri atau tidak mandi, tidak
mampu berpartisipasi dalam kegiatan aktivitas fisik yang berlebihan, agitasi

gerakan atau kegiatan ganjil.


Kebiasaan
Berhenti dari minuman keras, penggunaan obat-obatan dan zat halusinogen
dan tingkah laku merusak diri

Riwayat kesehatan.
Skizofrenia, delerium berhbungan dengan riwayat demam dan penyalahgunaan

obat
Riwayat skizofrenia dalam keluarga
Fungsi sistem tubuh.
a. Perubahan berat badan, hypertemia (demam)
b. Neurologikal, perubahaan mood, disorientasi
c. Ketidakefektifan endokrin oleh peningkatan temperatur.
4.
Status emosi
Afek tidak sesuai, perasaan bersalah atau malu, sikap negatif dan bermusuhan,
5.

kecemasan berat atau panik, suka berkelahi.


Status intelektual
Gangguan persepsi, penglihatan, pendengaran, perabaan, penciuman dan kecap,
isi pikir tidak realitas, tidak logis dan sukar diikuti atau kaku, kurang motivasi,

6.

koping regresi dan denial serta sedikit bicara.


Status sosial.
Putus asa, menurunannya kualitas kehidupan, ketidakmampuan mengatasi stres
dan kecemasan.
a. mengkaji jenis halusinasi
ada beberapa jenis halusinasi pada pasien gangguan jiwa. Kira-kira 70%
halusinasi yang dialami oleh pasien gangguan jiwa adalah halusinasi
15

dengar/suara, 20%halusinasi penglihatan dan 10% halusinasi penghidu,


pengecapan, perabaan, senestetik, dan kinestetik.
b. Mengkaji waktu, frekuensi dan situasi munculnya halusinasi
c. Mengkaji respons tentang halusinasi.
2.2.2 Diagnosa Keperawatan
Gangguan sensori persepsi : halusinasi .............

2.2.3 Rencana Keperawatan


1. tindakan keperawatan untuk pasien.
a. tujuan tindakan untuk pasien meliputi :
Pasien mengenali halusinasi yang dialaminya
Pasien dapat mengontrol halusinasinya
Pasien mengikuti program pengobatan secara optimal.
b. tindakan keperawatan
Membantu pasien mengenali halusinasinya
Untuk membantu pasien mengenali halusinasi,

saudara

dapat

melakukannya cara berdiskusi dengan pasien tentang isi halusinasi (apa


yang didengar/dilihat), waktu terjadinya halusinasi, situasi yang
menyebabkan halusinasi muncul dan perasaan pasien saat halusinasi

muncul.
Melatih pasien mengontrol halusinasi
Untuk membantu pasien agar mampu mengontrol halusinasi saudara dapat
melatih pasien empat caara yang sudah terbukti dapat mengendalikan
halusinasi. Keempat cara tersebut meliputi :
a. Menghardik halusinasi
b. Bercakap-cakap dengan orang lain
c. Melakukan aktivitas yang terjadwal
d. Menggunakan obat secara teratur.

Melatih pasien menghardik halusinasi


Menghardik halusinasi adalah upaya mengendalikan diri terhadap
halusinasi dengan cara menolak halusinasi yang muncul. Pasien dilatih
untuk mengatakan tidak terhadapa halusinasi yang muncul atau tidak
16

memerdulikan halusinasi. Kalau ini bisa dilakukan, pasien akan mampu


mengendalikan diri dan tidak mengikuti halusinasi yang muncul. Mungkin
halusinasi tetap ada namun dengan kemampuan ini pasien tidak akan larut

untuk menuruti apa yang ada dalam halusinasinya.


Tahapan tindakan meliputi :
a. Menjelaskan cara menghardik halusinasi
b. Memperagakan cara menghardik
c. Meminta pasien memperagakan ulang
d. Memantau penerapan cara ini, menguatkan perilaku pasien.
Melatih bercakap-cakap dengan orang lain
Untuk mengontrol halusinasi dapat juga dengan bercakap-cakap dengan
orang lain. Ketika pasien bercakap-cakap dengan orang lain mak terjadi
distraksi, fokus perhatian pasien akan beralih dari halusinasi kepercakapan
yang dilakukan dengan orang lain tersebut. Sehingga salah satu cara yang
efektif untuk mengontrol halusinasi adalah dengan bercakap-cakap dengan

orang lain.
Melatih pasien beraktivitas secara terjadwal.
Untuk mengurangi resiko halusinasi muncul lagi adalah dengan
menyibukkan diri dengan aktivitas yang teratur. Dengan beraktivitas
secara terjadwal, pasien tidak akn mengalami banyak waktu luang sendiri
yang seringkali mencetuskan halusinasi. Untuk itu pasien yang mengalami
halusinasi bisa dibantu untukl mengatasi halusinasinya dengan cara
beraktivitas secara teratur dari bangu pagi sampai tidur malam, tujuh hari
dalam seminggu.
Tahapan intervensi sebagai berikut :
a. Menjelaskan pentingnya aktivitas yang teratur untuk mengatasi
halusinasi
b. Mendiskusikan aktivitas yang biasa dilakukan oleh pasien
c. Menyusun jadwal aktivitas sehari-hari sesuai dengan aktivitas yang
telah dilatih. Upayakan pasien mempunyai aktivitas dari bangu pagi
sampai tidur malam, 7 hari dalam seminggu.

17

d. Memantau pelaksanaan pelaksanaan jadwal kegiatan, memberi

penguatan terhadap perilaku pasien yang positif.


Melatih pasien menggunakan obat secara teratur
Untuk mampu mengontrol halusinasi pasien juga harus dilatih untuk
menggunakan obat secara teratur sesuai dengan program. Pasien gangguan
jiwa yang dirawat dirumah seringkali mengalami putus obat sehingga
akibatnya pasien mengalami kekambuhan. Bila kekambuhan terjadi maka
untuk mencapai kondisi seperti semula akan lebih sulit. Untuk itu pasien
perlu dilatih menggunakan obat sesuai program dan berkelanjutan.
Berikut ini tindakan keperawatan agar pasien patuh menggunakan obat :
a. Jelaskan pentingnya penggunaan obat pada gangguan jiwa.
b. Jelaskan akibat bila obat tidak digunakan sesuai program
c. Jelaskan akibat bila putus cinta
d. Jelaskan cara mendapatkan obat/berobat
e. Jelaskan cara menggunakan obat dengan prinsip 5 benar (benar obat,

benar pasien, benar cara, benar waktu dan benar dosis).


Pemberian psikofarmakoterapi
Jika pasien mendapatkan obat maka pengetahuan tantang cara pemberian
obat, efek terapi, efek samping, cara pemberian obat yang benar, dan
tindakan keperawatan kepada pasien perlu dimiliki oleh perawat.
Gejala halusinasi sebagai salah satu gejala psikotik/skizofrenia biasanya

diatasi dengan mengunakan obat-obatan anti psikotik antara lain :


a. Golongan butirofenon
b. Golongan fenotiazine.
2. tindakan keperawatan kepada keluarga
tujuan untuk keluarga adalah :
keluarga dapat merawat pasien dirumah dan menjadi sistem pendukung

yang efektif untuk pasien.


Tindakan keperawatan
Faktor keluraga menepati hal vital dalam penanganan pasien gangguan
jiwa dirumah. Hal ini mengingat kelurga adalah sistem pendukung
terdekat dalam 24 jam bersama-sama dengan pasien. Keluraga sangat
menentukan apakah pasien akan kambuh atau tetap sehat. Keluarga yang
mendukung pasien secara konsisten akan membuat pasien mampu
18

mempertahankan program pengobatan secara optimal. Namun demikian


jika keluarga tidak mampu merawat pasien, pasien akan kambuh bahkan
untuk memulihkannya lagi akan sulit. Untik itu perawat harus melatih
kelurga agar mampu merawat pasien gangguan jiwa dirumah.

2.2.5 Evaluasi
Evaluasi keberhasilan tindakan keperawatan yang sudah saudara lakukan
untuk pasien halusinasi adalah sebagai berikut :
1. Pasien mempercayai saudara sebagai terapis, ditandai dengan :
a. Pasien mau menerima saudara sebagai perawatnya
b. Pasien mau menceritkan masalah yang ia hadapi kepada saudara, bahkan halhal yang selama ini dianggap rahasia untuk orang lain.
c. Pasien mau bekerja sama dengan saudara, setiap program yang saudara
tawarkan ditaati oleh pasien
2. Pasien menyadari bahwa yang dialaminya tidak ada objeknya dan merupakan
masalah yang harus diatasai
3. Pasien dapat mengontrol halusinasi
4. Keluarga mampu merawat pasien dirumah.

19

BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. S DENGAN MASALAH UTAMA
PERUBAHAN PERSEPSI SENSORIK HALUSINASI PENDENGARAN
DI RUANG MAWAR RUMAH SAKIT JIWA
DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA

Ruangan Rawat

: Mawar

Tanggal dirawat

: 08 Agustus 2016

3.1.1

3.1.2

Identitas Klien
Inisial / Nama

: Ny. S

Tanggal / Pengkajian

: 20 November 2016

Umur

: 25 tahun

RM

: 01.48.24

Informan

: Klien dan Status klien

Alasan Masuk
-

Mengamuk karena mendengar sesuatu

Menangis tanpa sebab

Sering marah-marah tanpa sebab

Sulit di arahkan

mau mukul orang

20

3.1.3

Faktor Predisposisi
1.

Klien pernah mengalami gangguan jiwa sejak 5 tahun yang lalu dengan gejala
di atas dan dirawat di Rumah Sakit Jiwa Medan dan sudah dua kali masuk
RSJ.

2.

Pengobatan sebelumnya berhasil namun karena klien tidak pernah teratur


minum obat, sehingga klien kambuh lagi. Sampai saat ini klien dirawat di RSJ
Provsu di ruang inap Mawar.

3.

Klien mengatakan pernah memukul ayahnya sendiri karena mendengar suara


yang menyuruhnya untuk mau memukul orang
Masalah Keperawatan : Regimen Terapeutik Inefektif
Koping keluarga Inefektif
Resiko perilaku kekerasan.
4.

Anggota keluarga ada yang mangalami gangguan jiwa yakni ibu kandung
klien.
Masalah Keperawatan : Faktor Endogen (+)

5.

Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan : klien pernah mengalami


kehilangan orang yang di sayangin yaitu kakak laki-lakinya yang pertama
Masalah Keperawatan : koping individu inefekti

3.1.4 Pemeriksaan Fisik


1.
Tanda Vital
TD

: 120/70 mmHg

Pols

: 80 x/2

RR

: 18 x/2

Suhu

: 36oC
21

2.

3.

Ukur
TB

: 165 cm

BB

: 54 kg

Klien mengalami gangguan fisik di bagian mata klien


Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

3.1.5

Psikososial
1. Genogram

Keterangan :
= Perempuan
= Laki-laki
= Perempuan meninggal
= laki-laki meninggal
= klien
= tinggal serumah

22

2. Konsep Diri
a. Gambaran Diri
: Klien menyukai tubuhnya yaitu bagian kepala yakni : rambut
b. Identitas
: Klien adalah anak kedua dari empat bersaudara
c. Peran
: Sebagai anak dan masih tinggal bersama keluarganya
d. Ideal Diri
: Klien ingin cepat sembuh agar bisa pulang
e. Harga Diri

ke rumah untuk berkumpul dengan keluarga


: Klien merasa tidak berharga dan tidak berguna lagi bagi dirinya

sendiri semenjak dia pernah diobname di RSJ.


Masalah keperawatan : Harga diri rendah.
3. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti bagi klien adalah ayahnya, karena ayahnya yang sering datang
menjenguk klien di RSJ.
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat terganggu karena penyakit
pasien yang sudah lama dialaminya.
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain klien mudah tersinggung dan
kurang mau berkomunikasi dengan orang-orang yang ada di lingkungan dan klien
suka menyendiri.
Masalah Keperawatan : Isolasi Sosial Menarik Diri
4. Spiritual
a. Nilai-nilai keyakinan klien : Klien beragama Islam dan Klien meyakini adanya
Tuhan Yang Maha Esa.
b. Kegiatan ibadah : Selama dirawat di RSJ klien pernah melaksanakan ibadah.
Masalah Keperawatan : Tidak Ada

3.1.6

Status Mental
23

1. Penampilan Pasien
Penampilan pasien

rapi, pakaian tampak bersih ,rambut disisir, dan kuku

tampakbersih.
Masalah Keperawatan : tidak ada
2. Pembicaraan
Pasien dapat berbicara cepat dan jelas dan masih dapat menjawab pertanyaan yang
dilontarkan kepada klien.
Masalah Keperawatan : Tidak ada
3. Aktivitas Motorik
Klien lesu, malas/kurang semangat dalam melakukan aktivitas di ruangan dan suka
disuruh atau mau melakukan aktivitas yang disukai. Klien suka menyudut-nyudut
sampai tidur.
Masalah Keperawatan : Tidak ada
4. Alam Perasaan
Klien merasa sedih dirawat di RSJ karena merasa diasingkan oleh keluarganya,
wajah klien selalu tampak sedih jika termenung.
Masalah Keperawatan : Harga Diri Rendah
5. Afek
Klien dapat berespon dengan baik sesuai dengan stimulus yang diberikan oleh
perawat.
Masalah Keperawatan : Tidak ada
24

6. Interaksi Selama wawancara


Selama klien diajak wawancara klien tampak kurang kooperatif, kontak mata
kurang dan suka menunduk dan kurang mau menatap lawan berbicara.
Masalah Keperawatan : menarik Diri
7. Persepsi
Klien mendengar suara-suara yang tidak ada wujudnya yang mengatakan merusak
mobil yang ada di sekitarnya.
Masalah Keperawatan : Halusinasi Pendengaran
Resti Perilaku kekerasan
8. Proses Pikir
Pembicaraan kadang terputus tapi dapat dilanjutkan dan diarahkanoleh perawat dan
sesuai dengan topik awal.
Masalah Keperawatan : Tidak ada
9. Isi pikir
Tidak ditemukan perubahan-perubahan ganguan isi pikir (waham)
Masalah Keperawatan : Tidak ada
10. Tingkat Kesadaran
Klien dapat membedakan waktu, tempat, dan orang
Masalah Keperawatan : Tidak ada
11. Memori
25

Klien mampu menceritakan kejadian yang dialaminya pada saat ini maupun
kejadian masa lalu.
Masalah Keperawatan : Tidak ada
12. Tingkat Konsentrasi berhitung
Klien masih dapat berhitung tanpa bantuan orang lain.
Masalah Keperawatan : Tidak ada
13. Kemampuan Penilaian
Klien mampu membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.
Masalah Keperawatan : Tidak ada
14. Daya Tilik Diri
Klien menerima keadaan dan kenyataan bahwa dirinya sedng sakit dan sedang
dirawat di RSJ.
Masalah Keperawatan : Tidak ada

3.1.7

Kebutuhan Persiapan Pulang


1. Kemampuan klien memenuhi kebutuhan makan disiapkan oleh perawat dirumah
sakit dan orang tua dirumah. Pakaian dirumah sakit diberikan oleh perawat dan
keluarga perawat kesehatan diri memerlukan bantuan minimal oleh perawat di
RS.

2. Kegiatan hidup sehari-hari


Perawatan diri
26

Mandi

Dilakukan sendiri, frekuensi 2x sehari, mandi

menggunakan sabun mandi gosok gigi pakai pasta gigi tiap pagi, mandi

dikamar mandi.
BAB
: Frekuensi 1x / hari, dapat dilakukan ditoilet.
BAK
: Frekuensi 4 5 x / hari, dapat dilakukan ditoilet.
Ganti pakaian
: Dapat dilakukan sendiri, tiap pagi hari ganti pakaian

sehabis mandi menggunakan kaus dan celana pendek.


3. Nutrisi
Klien mengatakan menyukai makan disini frekuensi 3x / hari jenis nasi,

ikan,

sayur, buah, (siang hari) frekuensi kudapan 1x / hari siang hari nafsu makan ;
baik, porsi dihabiskan, BB sekarung ; 54 kg.
4. Istirahat dan tidur
Masalah tidur ; ada
Saat bangun tidur klien mengatakan rasah lesu, tidur malam jam 12.00, bangun
pagi ; 02.30. Gangguan tidur ; klien mengatakan sulit untuk tidur dan bangun
terlalu pagi.
Masalah keperawatan : gangguan pola tidur.
5. Penggunaan obat
Pasien minum obat terlalu dimavitor oleh perawat yang bertugas
6. Pemeliharahan kesehatan.
Pasien mendapatkan perawatan lebih lanjut dan system pendukung (keluarga)
untuk memelihara kesehatan.

7. Aktivitas dalam rumah


Klien melakukan kegiatan seperti menyapu mengepel dan mencuci pakaian
sendiri.
8. Aktivitas diluar rumah
27

Pasien sering jalan jalan disekitar rumah.


3.1.8

Mekanisme Koping
Saat halusinasi : klien suka marah, memberontak, melempar barang (displacement).
Pasien suka jalan diruangan, Jika ada masalah suka pukul teman, tidak mau bicara
dengan orang lain.

3.1.9

Aspek Medik.
Diagnosa medik : Skizofrenia paranoid
Therapi medis

: CPZ
THP

: Cloropomazin 100 mg 3 x 1
: 2 mg 3 x 1,5

Haloperidol : 5 mg 3 x 2

ANALISA DATA
No
.
1.

DATA

MASALAH KEPERAWATAN

DS : klien mendengar suara yang tidak ada Perubahan


wujudnya

untuk

menyuruh

persepsi

klien halusinasi pendengaran

merusakkan barang-barang "


28

sensori

DO: klien berbicara sendiri


2.

DS : klien mengatakan sejak berobat jalan Regiment teraupetik inefektif


obatnya tidak teratur di minum.
DO: - klien kembali lagi ke RS jiwa
-

3.

Klien sering termenung

DS : klien mengatakan tidak berharga dan Gangguan konsep diri harga diri
tidak berguna bagi dirinya sendiri semenjak rendah
dia dipenjara.
DO : klien tampak sedih dan terkadang
diam

4.

DS : klien mengatakan suka marah-marah, Resiko perilaku kekerasan


Suka memecahkan barang-barang
DO : tampak menggenggam

tangannya,

wajah klien tampak merah


5.

DS : klien kurang mau berkomunikasi


dengan orang-orang yang ada di Isolasi sosial : Menarik diri
lingkungan dan klien suka menyendiri. Koping individu Inefektif

6.

DO : klien tampak sedih


DS : klien pernah mengalami kehilangan
orang yang di sayangin yaitu kakak lakilakinya yang pertama
DO : banyak termenung dan diam

3.1.10 Daftar Masalah Keperawatan


1.

Resiko tinggi perilaku kekerasan

2.

koping keluarga inefektif


29

3.

Harga diri rendah

4.

Isolasi social menarik diri

5.

Perubahan sensori : halusinasi pendengaran

6.

Regiment teraupetik inefektif

7.

Koping individu inefektif

3.1.11 Pohon Masalah


Resiko tinggi perilaku kekerasan

Perubahan sensori :
Halusinasi pendengaran.

Isolasi sosial : menarik diri

Regiment teraupetik inefektif

koping keluarga inefektif

Harga diri rendah

koping individu inefektif

3.1.12 Diagnosis Keperawatan


1. gangguan persepsi halusinasi pendengaran
2. isolasi sosial menarik diri
30

3. harga diri rendah

3.1.13 Intervensi Keperawatan


RENCANA KEPERAWATAN

31

No.
1

Diagnosa

Tujuan

Kriteria Hasil

Intervensi

Keperawatan
Gangguan

Sp 1

Setelah 3x interaksi klien Bina

persepsi

Tujuan

menunjukan tanda-tanda saling

sensori
pendengaran

Klien

percaya pada perawat


-

dapat
membina

hubungan
saling

percaya

Ekspresi

hubungan
percaya

dengan

wajah menggunakan

prinsip teraupetik;
bersahabat
Mau
berjabat
- Sapa
klien
tangan
dengan
Ada kontak mata
ramah, baik
Mau
duduk
verbal

berdampingan

maupunnon
-

verbal
Perkenalkaan
nama
panggilan
dan

tujuan

perkenalan
Tanya nama
lengkap dan
nama
panggilan

yang disukai
Buat kontrak

yang jelas
Tunjukan
sikap

yang

jujur

dan

menepati
janji

setiap

kali
-

berinteraksi
Tunjukan
sikap
berinteraksi

32

dan
menerima
apa adanya.

Klien

Setelah 3x interaksi klien menyebutkan:


- Beri perhatian pada
klien

mengalami
halusinasi
yang
dialaminya

Isi halusinasi
Waktu terjadinya
Frekuensi
Kondisi yang
menimbulkan
halusinasi

dan

perhatikan
kebutuhan

dasar

klien
Tanyakan

perasaan

klien dan masalah


yang dihadapi klien ;
-

Dengarkan
dengan

Menyebutkan

Klien dapat
mengontrol

mengontrol

cara

penuh

halusinasi

ekspresi

dengan cara menghardik

halusinasi

perasaan
-

dengan cara

klien
Diskusikan
dengan klien

menghardik

tentang
waktu

frekuensi,isi
dan
-

terjadi

halusinasi
Diskusikan
dengan klien
cara
mengontrol
halusinasi,

yaitu
Menghardik
Bercakapcakap dengan

33

orang lain
Melakukan
aktivitas
terjadwal
minum obat

SP 2
Tujuan
Klien

dapat

Menyebutkan
cara

bercakap-

dengan klien

cakap
Mempraktekan

mengo

cara

ntrol

halusinasi dengan

halusin

bercakap-cakap

asi

dengan orang lain

teratur
Diskusikan
cara
bercakap-

mengontrol

cakap dengan
-

orang lain
Jelaskan cara
bercakap-

dengan

cakap dengan

bercak
-

ap-

orang lain
Peragakan
cara

cakap

mengontrol
halusinasi
dengan cara
bercakapcakap dengan
orang lain

SP 3
Tujuan
Klien dapat

Mengevaluasi
cara

mengontrol

melakukan

halusinasi dengan

mengontrol

cara

halusinasi

cakap

dengan cara
-

melakukan
aktivitas

orang lain
Mempraktekan
cara

34

aktivitas

bercakapdengan

mengontrol

Jelaskan cara

terjadwal
Susun
bersama
klien

yang

dapat

cepat

terjadwal

halusinasi dengan
cara dengan cara

pelaksanaan

melakukan

jadwal

aktivitas
Sp 4
Tujuan
Klien
mengont

kegiatan.

terjadwal
Mengenali

jenis

obat
Mengetahui

jam

pemberian obat
Mengetahui

dapat

Beri
kesempatan
pada

halusina

klien

untuk
mengingat

ymanfaat obat

rol

dilakukan
Pantau

obatnya
Diskusikan

si

pada

dengan

medis

cara

tentang obat

minum
-

obat

klien
Beri

tim

pujian

tindakan

teratur

yang
2

Isolasi sosial
menarik diri

Sp 1
Tujuan:
Menyad

Menyadari

penyebab isolasi
Klien
mampu

ari

mempraktekkan

penyeba

cara

b isolasi
Klian

ui

dengan dua orang


mampu

berintera

untuk

latihan

ksi

bercakap-cakap

dengan

dengan orang lain

gan

orang

kebiasaan
berinteraksi
dengan orang
-

lebih
Klien

tentaang

dengan satu orang


Mampu
berkenalan

keuntun

kepada klien

berkenalan

menetah

35

lain
Tanyakan apa
penyebab
klien

tidak

ingin
berinteraksi
dengan orang
-

lain

dilakukan
Tanyakan

lain
Jelaskan

Mengaja

keuntungan

berinteraksi

klien

denagan

berkenal
an

dengan

orang lain
Ajarkan klien
caara

orang

berkenalan

lain

dengan orang
lain

Memberikan

Sp 2

kesempatan

Tujuan:

pada

Klien

Klien mampu berkenalan

mempraktekk

mampu

dengan satu orang lebih

an

cara

mempr

berinteraksi

aktekka

dengan orang

n cara

lain

berkena

Jelaskan

lan

keuntungan

dengan

berinteraksi

satu

dengan orang

orang

lain
-

Sp 3

Bantu

klien

berinterksi

Tujuan:

klien

Klien

Klien mampu berkenalan

bisa

dengan satu orang atau

satu

orang

atau

lebih

berkena lebih
-

lan

dengan

Bila

jumlah

dengan

klien sudazh

satu

menunjukkan
36

orang

kemajuan

atau

tingkat

lebih

interaksi
-

Beri

pujian

setiap
kemajuan
klien.
3

Gangguan
konsep diri:
haraga

diri

Sp 1
Tujuan:
Klien
dapat

rendah

Setelah

satu

kali

Diskusikan

interraksi klien dapat

dengan klien

menyebutkan:
Kemampuan

tentang

mengid

aspek

entifikk

dimiliki

positif

dan

kemampuan

yang

dan
positif

asikan
kemam

aspek
yang

dimilikinya
Beri pujian

puan

realistik/nyat

dan

aspek

kemampuan

positif

yang

yang
-

dimiliki

atas

dimilikinya
Hindarkan
setiap
bertemu klien
penilaian

Setelah 2x interaksi klien

dengan klien

dapat:
-

Menetapkan
memilih

dapat

kemampuannya
Melatih
kegiatan

meneta

sesuai

yang sesuai dengan

pkan,m
37

masih dapat

kegiatan

Klien
-

aktifitas yang

atau

yang

negatif
Diskusikan

dilakukannya
Perhatikan
respon yang
kondusif dan
menjadi

emilih,
melatih

kemampuannya
Menyusun rencana

kegiatan yang sesuai

,dan
menyus
un

pendengar
-

yang aktif
Bantu klien

dengan

memilih

kemampuannya

aktifitas
Beri contoh

rencana

aktifitas

kegiata

pelaksanaan

n yang

yang

sesuaai

dapat

dilakukan

kemam
puan

klien
Susun
bersama
klien

dan

buat

daftar

aktifitas atau
kegiatan
-

sehari-hari
Susun daftar
aktifitas yang
sudah dilatih
bersama

Sp 2
Setelah 2x interaksi klien

Tujuan:
Klien

dapat

mampu:
-

melatih

dimilikinya

dan

dimilikinya
Memasukkannya
ke dalam jadwal

memasukkann

kegiatan klien.

ya ke dalam
jadwal

mengungkap
kan

kedua yang masih

yang

klien
Berikan
kesempatan

Melatih
kemampuan

kemampuan
kedua

perasaannya
Yakinkan
bahwa
keluarga
mendukung

harian

setiap

klien

aktifitas yang
dilakukan
38

klien
Diskusikan
dengan klien
kemampuan
kedua
yangdimiliki

nya
Berikan
kesempatan
kepada klien
untuk
memperagak
an

kegiatan

yang
dilatihkan
-

klien
Berikan
pujian

atas

mencoba
kegiatan
yang
dilatih

39

telah

3.1.14 Implementasi Keperawatan


CATATAN PERKEMBANGAN
Hari\ tanggal

Strategi

Implementasi

Evaluasi

Pertemuan
Selasa 23 \07\13

Dx 1

Menyapa

Jam 10;00

Sp 1

memperkenalkan diri selama mau berkenalan dan klien

a. hubungan
saling percaya

klien

dengan S : klien mengatakan

pagi nama saya S, saya berasal senang dipanggil Z


dari

Akper

Gunungsitolisaya

akan dinas di sini selama 2 O : saat berkenalan klien


minggu
-

berbicara

sopan

mau

Menanyakan nama klien berjabat tangan ekspresi


dan

nama

panggilan tenang,

klien

terpesan

kesukaan klien nama terbuka


abang siapa ? dan senang
di panggil siapa ?
-

A : masalah teratasi\

Membuat kontak intraksi hubungan saling percaya


yang jelas bang hari ini setelah 2x pertemuan
kita
40

sudah

berkenalan

dan

abang

menceritakan

boleh P
hal

intervensi

apa dilanjutkan , pertemuan

saja dengan saya

selanjutnya

membahas

tentang cara mengenal


-

Memberikan kesempatan
halusinasi
klien

mengungkapkan

perasaanya mengenai hal


yang dirasakan.

Jam 12.00 wib

b. Mengenali

Mengucapkan salam salam S:klien sudah mengerti

halusinasi

terapeutik selamat pagi bang

bahwa

yang

,saya suster S dari Akper

yangdidengar

dialaminya

Gunungsitoli,pagi

adaslah palsu

akan
tentang
-

ini

kita

berbincang-bincang O:Kontak
halusinasi

yang

suara
itu

mata

baik,ekspresi wajah

A:masalah teratasi sudah


abang alami
Menanyakan akan mengingat
dapat
mengenali
kontrakyang telah disepakati
halusinasinya
bagaimana apakah abang
P:Intervensi
41

masih

mengingat

kontrak dilanjutkan,pertemuan

yang

telah selanjutnya

disepakatibagaimana apakah tentang

membahas
mengontrol

abang masih mengingat janji halusinasi dengan cara


-

kita kemarin
Membantu
klien

menghardik
untnk

mengidentifikasi situasi yang


menyebabkan
halusinasiapakah abang ada
mendengar suara-suara?pada
saat apa abnag mendengar
suara

itu?kita

membicarakan

halusinasi

apakah

setuju?
Bang,

suara

akan
tentang
abang
yang

abangdengaradalahsuarapals
uitunamanyahalusinasi

42

Jam 15.00 wib

SP 2
Mengontrol
halusinasi
cara

selama
dengan

bercakap-

cakap

memberi salam terapeutik S:klien

dengan

pagi

bang..?

mengatakan

sudah bisa mengontrol

bagaimana perasaan bapak

halusinasinya

saat ini ..?


mendiskusikan

cara

dengan

bercakap-cakap

cara
dengan orang lain

mengontrol halusinasi

orang lain
baiklah saya akan melatih
O:klien

tampak

sudah

cara kedua untuk mengontrol


tampak bisa menontrol
halusinasi

dengan

cara
halusinasinya,

bercakap-cakap

klien

dengan
tampak bercakap-cakap

orang lain, kita akan latihan


dengan orang lain
selama

15

menit

mau
A:Sp 2 tercapai klien

dimana..?
memperagakan
mengontrol

cara

halusinasi

dapat

menyebukan

mengontrol

contohnya tolong,saya mulai

halusinasinya

dengan

suara-suara

cara bercakap-cakap

ngobrol

dengan

ayo

dengan

saya P:pertemuan berikutnya

....begitu, coba bapa lakukan,

dengan

seperti yang saya lakukan ,ya

mengontrol halusinasi

begitu coba abang,, bagus

dengan

coba

terjadwal

sekali

lagi

,,,

nah,,latihan terus ya bang ..


mengingatkan
topik
pembicaraanyang kemarin
jadi sudah berapa cara yang
abang
43

pelajari

untuk

topik

aktivitas

mengontrol halusinasi itu..?


bagus,, cobalah kedua cara
ini kalau bapak mengalami
halusinasi lagi, bagaimana
kalau kita masukan kedalam
jadwal kegiatan harian abang
, mau jam berapa latihan
bercakap-cakap, nah,,lakukan
secara teratur serta ketika
-

suara itu muncul


membuat kontrak pertemuan
selanjutnya bagaimana kalau
kita latihan cara ke 3 untuk
melakukan

aktivitas

terjadwal sampai nanti sore


ya bang

44

Rabu, 24/07/13

SP 3

Jam 15.00 WIB

Mengontrol
halusinasi

dengan

melakukan salam teraupetik S:klien

mengatakan

dan menanyakan perasaan

mampu

saat

halusinasinya

ini

selamat

sore

melakukan

abangbagaimana

aktivitas

abang sore ini?? Apakah

perasaan

mengontrol

cara

dengan

melakukan

aktivitas terjadwal

suara-suara masih muncul ? O:klien tampak tampak


bagus,

sesuai

janji

kita

bisa

menontrol

kemarin kita akan belajar

halusinasinya, dengan

cara yang ketiga.


Mendiskusikan

cara

membersihkan

cara
tempat,

ruangan,

mengontorl halusinasi yang


membersihkan tempat
ketiga

untuk

mencegah
tidur

halusinasi yaitu : melakukan


A:Sp 3 tercapai klien
aktivitas

terjadwal,

mau
mampu

melakukan

dimana kita bicara?, baik kita


kegiatan
bicarakan

diruang

yang

telah

tamu,
dijadwalkan

berapa lama kita bicara?


P:intervensi
-

dilanjutkan

Bagaimana kalau 20 menit


Mendiskusikan
aktivitas

pertemuan selanjutnya

yang dilakukan baiklah apa

melakukan

saja

obat.

yang

lakukan

bisa

abang

pagi-pagi

apa

kegiatannya, jam berikutnya


hingga malam hari ? contoh
jadwal

seperti

pagi-pagi

membersihkan ruangan dan


45

minum

membersihkan tempat tidur


dan kegiatan lainnya wah
-

banyak sekali kegiatannya.


Menyusun aktivitas harian
yang dilakukan hari ini mari
kita latih 2 kegiatan hari ini
(latihan kegiatan tersebut)
kegiatan ini bisa dilakukan
untuk mencegah suara-suara
tersebut

muncul,

kegiatan

yang lain akan kita latih agar


pagi

sampai

malam

kegiatan

perasaan

bang

bagaimana
setelah

bernincang-bincang
ketiga

ada

untuk

yang

mencegah

suara-suara...........

bagus

sekali, coba sebutkan 3 cara


yang telah kita latih untuk
mencegah suara-suara bagus
sekali, mencegah suara-suara
tersebut

muncul,

kegiatan

yang lain akan kita latih agar


pagi

sampai

kegiatan.
perasaan
46

malam

ada

Bagaimana
abang

selama

berbincang-bincang
ketiga
-

untuk

yang

mencegah

suara-suara, bagus sekali.


Meminta pelakanaan jadawal
kegiatanmari kita masukkan
kedalam

jadwal

kegiatan

harian abang, coba lakukan


sesuai jadwalnya misalnya
bangun

pagi

jam

06.30

sarapan pagi pukul 08.00,


membersihkan ruangan dan
-

lain-lain.
Membuat

kontrak

selanjutnya bagaimana kalau


besok pagi kita membahas
cara minum obat yang baik
serta guna obatnya.... sampai
jumpa... selamat sore....

47

Sp 4

Memberi salam terapeutik, S:klienmegatakandapatm

Kamis, 25\07\13

Melakukan minum

selamat

Jam 10 .00

obat

Bagaimana perasaan bapak

jumlahobat

pagi ini,,? Apakah suara-

diminum

pagi

bang,,?

engenaliobat,

suara itu muncul...? apakah

yang

Klienmegatakanb

sudah pakai 3 cara yang

isamenyebutkang

dilatih..??

unaobatmasing-

apakah

kegiatan

jadwal
sudah
-

masing
Klienmengatakan

dilaksanakan ..? apakah pagi


minumobatsesuaii
-

ini sudah minum obat..?


Mendiskusikan cara minum

nstruksinya

obat baik hari ini kita akan O:klienmemperhatikanob


mindiskusikan cara minum

at

obat-obatan abang minum,

diberikanperawat

yang

perawat minyiapkan obat kita


diskusi selama 20 memit
sambil

menunggu

makan A:SP4

siang disini saja ya bang

tercapaikliendapatmenye

apakah abang minum obat

butkanjenisobatdanmanf

secara teratur ... minum obat

aat yang diminum

pinting supaya suara-suara P:Intervensiterpenuhi,

berkurang dan agar suara

pertemuanberikutnyam

yang abang dengar selama ini

embahastentangmenari

tidak muncul lagi

kdiri

Memberi kesempatan kepada


klien
48

untuk

mengingat

obatnya

berapa macam

obat yang abang minum ...?


( perawat menyiapkan obat )
THP 2mg 2X1 fungsinya
relaksasi otot setelah makan
pagi dan malam CPZ100mg
1x1 setelah makan fungsinya
untnk menghilangkan suara.
HLP 5mg 2x1 (setelah makan
pagi dan malam) fungsinya
mehilangkan suara jangan
keliru dangan obat ini, baca
nama kemasannya pastikan
obat diminum pada waktunya
dengan cara yang benar yaitu

diminum

siang

dan

malamsetelah

makan

dan

tepat jam, abang juga harus


memperhatkan jumlah obat
sekali minum dan cukup
minum 10 gelas per hari.

49

Jumat/ 26 juli Dx II
2013
Jam 10.00 wib

Menanyakanpendapatkli

Sp 1

ententangkeberhasilanber klienmengatakanmaluber

a. Menyadarip

interaksidengan

orang gauldengan orang lain

enyebabbis

lain

olasisosial

apakahabangaktifmengik

tahun yang lalu

utikegiatanibadahdll
Menanyakkankepadaklie

O:

sebelumdisini, karnasudahsakitsejak

klientampaksedihdanmen
n

yang
yendiri

menyebabkantidakberint
A:
eraksidengan orang lain
klientahupenyebabisolasi
mengapaabangtidakmen
sosial
gikutikegiatankelompokd
isinidanabangseringmeny
P:
-

endiri
Membuatkontrakuntukpe

intevensidilanjutkandeng

rtemuanselanjutnya

anpertemuanberikutnya,
membahasmengenaitenta
ngmengenaltentangmanf
aathubungandengan
orang

lain

dankerugianklientidakber
hubungandengan

orang

lain
S:klienmampumengatakank
euntunganmempunyaitema
n

50

Jam 12.00 wib


Salam terapeutik selamatsiang
Sp2

bang

menyebutkankeunt

bagaimanaperasaanabangsiangin

ungandankerugianb i?
ilatidakberhubunga

O:
-

Masihadahal-hal

ndengan orang lain

yang

membuatabanginginberc

klientampaklebihmemaham
ibagaimanacarabergaul

akap-cakapdengan orang
lain?.ohbegituya

bang

bailahsepertijanjikitakem

A:
Masalahteratasisebagian

arinkitaakanberdiskusika
ntentangapa

yang

menyebabkanabangtidak
maubergauldenganpasien
lain di ruanganini
Bagaimanperasaanabang

P:
Intevensidilanjutkanperte
muanselanjutnyamelatihkli
encaraberkenalan

setelahkitatahukeuntunga
nbergauldankerugiannyat
idakmenganjurkanklienu
nytukdapatberkenalande
ngan

orang

lain

bagaimanakalaubesokkit
alanjutkanlagiberkenalan
Jam 15.00 wib

C.

melatihkliencar
51

dengantemansaya
Salam terapeutik

S : klien mengatakan

selamat sorebang

sudah bias berkenalan

aberkenalan

bagaimara perasaannya

dengan orang lain

hari ini, sesuai dengan


janji saya akan mengajak

O:

abang cara untuk

klientampakberkena

berkenalan dengan teman landengan orang


sekamar bapak,

lain

perhatikan ya bang
ulurkan tangan sebutkan

A : Masalahteratasi

nama lalu tanyakan nama


kawan berbicara dengan

P: Intervensi di lanjutkan

abang . Bagus sekali

pertmuan

bang
Mmengucapkan salam

melatih

terapeutik
Mmenayanyakan atau
mengingatkan kotrak
yang telah di sepakati
bagai mana apakah
abang masih ingat
dengan janji kita kemarin
Menganjurkan klien
untuk dapat berkenalan
dengan orang lain
bagai mana kalau
besok kita lanjutkan lagi
berkenalan dengan teman
52

berinteraksi
orang lain

selanjutnya
pasien
dengan

saya
Sabtu jam 27

juli 2013 jam Membantu


09.00

Sp 2
klien

berinteraksi dengan
orang lain

Mengucapkan salam

S:

terapeutik

klienmenjawabsalamklie

salamat pagi bang


-

nmengatakanbahwaiame

Membuat kontrak

ngingatjanji

yang

dengan klien untuk

disampaikanbahwaberke

melakukan pertemuan

nalandenganteman

bagaimana bang masih


ingat dengan janji

O:

kemarin , bagaimana

klienmengulurkantangan

kalau pagi ini kita

untukberkenalandenganp

berkenalan dengan teman erawat


saya
Memberikan pujian atas

yang

klentersenyum

lain,
tipis,

klientidaktampakmenyen
kebberhasilan klien

dirilagi

bagus sekali ternyata


bapak pintar berkenalan
dengan kaka A
menganjurkan kliean

A:
klienmulaidapatberintera
ksimdengan orang lain

untuk tetap
mengungkapkan
perasaannya bagaimana
perasaan abangsetelah
berkenalan dengan kaka
A
Membuat kontrak untuk

53

P: dilanjutkan Sp3

pertemuan selajutnya
Mengidentifikasi

kemampuan dan aspek


positif yang dimiliki
klien seperti membantu
membersihkan ruangan

Jam 11.00wib

SP3

Mengucapkansalamterap

Membantuklienunt

eutikselamatsiang bang klienmenyatakanmasihin


Membuatkontrskdengank
gatdenganjanji
yang
lienuntukmelakukanperte
diberikanyaituberkenalan
muanbagaimanamasihing
denganperawat S
atdengajanjiabangpadasa
Klienmngatakansenangb
ya,bagaimanakalausiang
erkenalandenganperawat
iniabangberkenalandenga
S
nperawat
yang

ukberinteraksideng
an

orang

S:

lain

secarabertahap

akanmerawatabang
Beripujianataskeberhasil

anklien

O:

mantap, kliendapatberkenalanden

ternyataabangpintarberke

gan
-

nalandenganperawat S
Melanganjurkanklienunt

Temansekamar
Kintakmatabaik
Klientersenyum

uktetapmengukapkanper
A: madsalahteratasitelah
asaannya
Bagaimanperasaanabang

3X pertemuan

setelahberkenalandengan
perawat s
Membuatkontrakuntukpe

P:
peremuanberikutnyamem

54

rtemuanselanjutnya
Mengidentifikasikankem

bahasaspekpositif

yang

dimiliki
ampuandanaspekpositif
yang
dimilikikliensepertimem
bantumembersihkanruan
Senin29
2013

juli DX III
SP1

Jam 09.00
Mengidentifikasi
kemampuan

gan
Mengidentifikasikan

S:

kemampuan dan askep

klienmengatakansukame

positif yang dimiliki

mbersihkanruangan

klien
seperti membantu

membersihkan ruangan
mengidentifikasi

klienmampumelakukank

kemampuan dan aspek

egiatankebersihan

dan

aspek positif yang

O:

dialaminy

positif yang dimiliki

klien seperti membantu

A:

kebersihan ruanganya
menolong klien

klienmampumengunggka

mengekspresikan
mengapa bapak suka

pkankegiatanpositifyang
dilakukansetelah 2x
pertemuan

membersihkan ruangan
Memberikan pujian yang

P : Intervensidilanjutkan

positif atas tindakan


klien
Wah bagus sekali hobby

abang dengan
membersihkan ruangan
dapat menjaga kesehatan
55

,
pertemuanberikutnyame
mbahastentangmemilihda
nmenyusunrencanakegiat

an yang
mampudilakukanklienses
uaikemampuannya

Jam 11.00 wib

SP 2

salam terapeutik selamat


pagi bang , bagai mana

Melatih

S:
klienmengatakanmampu

perasaan abanghari ini ?? Seperti melakukankebersihantem

kemampuan kedua janji kita kemarin hari ini saya

pattidurruangan

yang dimiliki klien akan memperagakan cara


dan

membersihkan tempat tidur dan

O:

memasukkannya

ruangan ya bang? nah ,,

klienmampumenirucarap

dalam

jadwal sekarang coba abang

erawatmerapikandanme

kegiatan

harian memperagakannya, memberikan

mbersihkantempattidurda

klien

pujian kepada klien abang

nruangan

hebat ternyata abang biasa


membersihkan tempat tidur

A:

seperti yang saya lakukan.

klienmampumenetapkan

Bagaimana perasaan abang

setelah saya dan abang

danmenyusunrencanakeg

peragakan membersihkan tempat iatansesuaidengankemam


tidur dan ruangan ?
Mengidentifikasi kemampuan
klien membersihkan tempat tidur
dan ruangan .
56

puannya

P : Sp 2 tercapai klien
mampu

menetapkan

memilih ,

melatih, dan

menyusun

rencana

kegiatan

yang

sesuai

dengan kemampuan klien

BAB IV
PEMBAHASAN

Pada halusinasi pendengaran ditemukan adanya gangguan dalam perasaan dan


tingkah laku dengan gejala psikotik yang dialami. Hal ini tidak hanya disebabkan oleh gejala
dari satu tipe uamg muncul dari dalam dari klien dann sebagian terhadap halusinasi yang
menimbulkan sikap yang masa bodoh dan sering trjadai pada saat serangan pertama.
Dalam memberikan Asuhan Keperawatan kepada klien dengan perubahan persepsi
sensori Halusinasi pendengaran selalu penulis ingin mengetahui gejala yang sesuai dengan
gangguan tersebut perawat juga mengetahui kebutuhan klien yang meliputi : fisik, mental,
social tanpa menghiraukan deagnosa medic.
57

4.1 Tahap pengkajian


Selama tahap pengkajian penulis tidak meneukan masalah dalam berkomunikasi tetapi
ada juga kesulitan yang ditemukan oleh penulis dimanan klien terkadang tidak mau
mengungkapkan perasaannya secara terbuka sebagian upaya pemecahan penulis tetap
melakukan pendekatan sehinga klien mengungkapkan perasaanya dan saling percaya.
4.2 Tahap diagnose
Dalam tinjauan teoritis penulis menjumpai ada diagnosa yaitu
a.

Perubahan persepsi halusinasi pendengaran

b.

Isolasi social menarik diri

c.

Deficit perawatan diri

d.

Gangguan intoleransi social menarik diri

e.

Intoleransi aktivitas

f.

Resti perilaku kekerasan

Dalam tinjauan kasus penulis menjumpai ada 5 diagnosa yaitu :


1. gangguan persepsi halusinasi pendengaran
2. isolasi sosial menarik diri
3. harga diri rendah
Dalam tahap ini penulis menemukan perbedaan perumusan diagnose keperawatan antara
landasan teoritis dengan kasus yaitu :
1.

Regiment teraupetik inefektif


Diagnose ini tidak ditemukan landasan teoritis tetapi ditemukan dalam tinjauan
kasus karena kurangnya pengetahuan keluarga tentang penyakit klien sehingga klien
tidak terkontrol dank lien dibawa ke Rumah Sakit Jiwa untuk diadakan rawatan
intensif dan perbedaan ini bisa juga dibedakan karena keluarga kurang dekat dengan
klien.

58

4.3

Perencanaan
Dalam pembuatan perencanaan penulis berusaha menyusun secara efektif dan efesien
implementasi. Dalam untuk memperlancar tindakan yang dilaukukan pada
Implementasi. Dalam hal ini penulis tidak menemukan kesenjangan antara diagnose
keperawatan yang ada dalam toeri dengan kasus yang dijumpai dilapangan. Jadi
penulis

dalam

hal

ini

menyimpulkan

teori

kasus

yang

ditemukan

sama/berkesinambung.
4.4

Implementasi
Dalam melaksanakan imlpementasi terhadap klien, penulis berusaha semaksimal
mungkin untuk membantu klien dalam mengatasi msasalh yang dihadapinya. Penulis
juga membantu keluarga dalam menghadapi klien. Selain ini sarana di RSJ Medan
juga sangat mendukung kesembuhan pasien.

4.5 Evaluasi
Evaluasi yaitu tahap akhir dari proses keperawatan evaluasi yang sesuai dengan target
yang telah ditetapkan dalam tinjdauan untuk menilai perubahan serta kemajuan yag
dicapai klien halusinasi pendengaran.

59

BAB V
PENUTUP
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapat dalam kasus ini yaitu
1.
Halusinasi pendengaran merupakan halusinasi dimana terdengarnya suara-suara
yang tidak jelas yang berasal dari luar, suara itu bisikan atau gerutu yang tidak dapat
2.

dipahami.
Tindakan keperawatan dalam perencanaan dituliskan pada perawatan mental dan
tanpa mengabaikan keadaan fisik social dan spiritual sehingga dapat mempercepat

3.

proses penyembuhan.
Pelaksanaan oerawatan mencangkup peran serta keluraga klien dan perawatan dalam

4.

uapya perawatan.
Fasilitas dan sarana sangat mendukung dalam mewujudkan prioritas pelayanan
keperawtan yang diberikan kepada pasien

5.2 Saran
1. Bagi klien yang belum pulang, dianjurkan untk minum obat secara teratur
60

2. Bagi klien yang sudah pulang, sebaiknya selalu mengontrol pengobatan secara
teratur agar tidak timbul sewaktu-waktu
3. Kepada keluarga klien hendaknya dapat menerima klien sebagaimana pembinaan
individu
4. Untuk mengurangi tekanan jiwa perlu dilakukan pencegahan dengan pembinaan
individu
5. Dalam pelaksanaan usaha hendaknya bekerjasama dan membina saling percaya serta
menciptakan lingkungan lainnya
6. Penulis menyarankan agar perawtan dan pengobatan klien dapat dipertahankan dan
dilanjutkan dan melakukan kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat serta
pemanfaatan saran dan parasarana yang tersedia di Ruang Pusuk Buhit.

DAFTAR PUSTAKA

Stuart dan Laraia (2001) principle and practice of psychiatric Nursing edisi 6 St Louis :
Mosby Year Book
Marams,W .F. (2005) Ilmu keokteran jiwa .Edisi 9.surabaya:Airlangga University press.
Isaacs,Ann. (2005) keerawatan kesehatan jiwa dan psikiatry, Edisi. 3 jakarta ; penerbit
Buku kedokteran EGC
Purba,Jenny marlindawani .2008. asuhan keperawatan pada klien dengan masalah
psikososial dan gangguan jiwa Medan :USU Press.S

61

You might also like