Professional Documents
Culture Documents
semut
hitam23(1),
(Dolichoderus
Pelita
Perkebunan
2007,
57 71thoracicus) pada perkebunan kakao dan pengaruhnya terhadap serangan hama Helopeltis spp.
1) Ahli Peneliti (Senior Researcher); Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, Jl. P.B. Sudirman 90, Jember 68118,
Indonesia.
57
Wiryadiputra
Summary
Black ant (Dolichoderus thoracicus) is the efficient biological control agent
in suppressing main cocoa pests. It was reported that besides controlling the
cocoa mirids, Helopeltis spp., this agent also can be used for biological control
of cocoa pod borer (Conopomorpha cramerella) and rodents pest. Nevertheles,
establishment of black ant in cocoa plantation is difficult. The objectives of research were to obtain the best method of black ant establisment and to know its
effect on suppressing population and infestation of Helopeltis spp. The experiment was conducted on two cocoa ecosystems, namely cocoa plantation with coconut shading trees and with Gliricidia sepium shading trees. There were six
methods of black ant establisment tried using a combination between black ant
nest types and innoculation of mealybug (Cataenococcus hispidus). A control plot
also added on these trial, therefore seven treatments were tried in this experiment and each treatment was replicated three times. The results revealed that on cocoa shaded by coconuts, ant establishment by the nests of coconut leaves combined with mealybug (Cataenococcus hispidus) inoculation on husk wedges were
the best method and could effectively control Helopeltis infestation. Good results of ant establishment also occurred on cocoa shaded by Gliricidia but its
effect on Helopeltis infestation has not been significant. Four months after establishment of black ant on cocoa with coconut shading trees, Helopeltis spp.
population on the plots treated by coconut leaves nest combined with innoculation
of mealybug using husk wedges were very low, namely only one Helopeltis per
36 cocoa trees, whereas on control plot reaches of 85 Helopeltis. Infestation of
Helopeltis measured by percentage of trees occupied by Helopeltis per 36 cocoa trees in the same period and treatment plot revealed also very low, namely
1.04% compared to 27.86% on that of the control plot.
Key words :
Cocoa, black ant (Dolichoderus thoracicus), coconut, Gliricidia sepium, mealybug (Cataenococcus hispidus), Helopeltis spp.
PENDAHULUAN
Lebih dari 39 spesies semut dilaporkan
terdapat pada habitat tanaman kakao dan
jenis yang paling umum ditemukan adalah
Diacamma rugosum, Oecophylla smaragdina,
Dolichoderus thoracicus, Anoplolepis longipes, Plagiolepis sp., dan Crematogaster sp.
(Maryati-Mohamed and Chung, 1995).
Kajian yang dilakukan oleh Lim dan Pan
(1986) menunjukkan bahwa mortalitas alami
larva dan pupa penggerek buah kakao (PBK,
58
Pemapanan semut hitam (Dolichoderus thoracicus) pada perkebunan kakao dan pengaruhnya terhadap serangan hama Helopeltis spp.
59
Wiryadiputra
METODOLOGI
Penelitian dilaksanakan di Kebun
Kalisepanjang, PT. Perkebunan Nusantara
XII di Kecamatan Glenmore, Kabupaten
Banyuwangi, Jawa Timur. Lokasi penelitian
memiliki ketinggian sekitar 320 m dpl dan
tipe curah hujan B menurut klasifikasi
Schmidt dan Ferguson (1951). Areal penelitian ditetapkan terletak di Afdeling Kempit,
baik untuk penelitian pemapanan semut pada
ekosistem tanaman kakao dengan penaung
kelapa maupun penaung gamal. Pada
ekosistem penaung kelapa (Cocos nucifera),
percobaan terletak di gender VIVII,
Afdeling Kempit, pada tanaman kakao
lindak tahun tanam (TT) 1980/1981, sedang
pada ekosistem penaung gamal (Gliricidia
sepium) terletak di gender IVV, afdeling
Kempit, pada kakao lindak TT. 1988/1989.
Untuk masing-masing ekosistem dicoba
sebanyak tujuh perlakuan, dan masingmasing perlakuan diulang tiga kali. Macam
perlakuan yang dicoba adalah sebagai
berikut:
A = Sarang semut daun kelapa + sayatan
kulit buah kakao + kutu putih.
B = Sarang semut daun kelapa + kantong
daun kakao + kutu putih.
C = Sarang semut daun kelapa tanpa kutu
putih.
D = Sarang semut daun kakao + sayatan
kulit buah kakao + kutu putih.
E = Sarang semut daun kakao + kantong
daun kakao + kutu putih.
F = Sarang semut daun kakao tanpa kutu
putih.
K = Kontrol.
60
Pemapanan semut hitam (Dolichoderus thoracicus) pada perkebunan kakao dan pengaruhnya terhadap serangan hama Helopeltis spp.
61
Wiryadiputra
Tabel 1.
Rerata populasi hama Helopeltis spp. selama 5 bulan pengamatan pada perlakuan berbagai metode pemapanan
semut pada perkebunan kakao dengan penaung kelapa dan gamal
Table 1.
Average of Helopeltis spp. population during 5 months observation on the trial of black ants establishment on
cocoa plantation with shading trees of coconut and Gliricidia sepium
Jenis penaung
Shading trees
Kelapa
(Coconut, Cocos nucifera)
Kode perlk.
Treat.code
0.00 a 3)
1.33 a
1.00 a
0.00 a
0.33 a
13.33 a
0.01 a
11.33 a
19.33 a
0.00 a
1.33 a
2.67 a
0.00 a
13.33 a
14.67 a
0.03 a
2.00 a
0.01 a
0.00 b
1.33 b
5.00 b
3.67 ab
17.00 ab
5.33 ab
25.00 ab
9.33 a
43.00 ab
7.00 ab
19.00 a
43.33 ab
4.33 b
34.33 a
17.00 a
47.00 ab
3.67 b
7.67 a
11.67 a
15.67 a
84.67 a
14.33 a
0.01
5.33
13.86
11.05
37.33
7.00
0.00 a
4.00 a
11.00 ab
17.00 a
25.33 ab
5.00 ab
0.00 a
7.33 a
23.67 ab
11.67 a
18.33 ab
1.00 b
0.00 a
2.00 a
15.33 ab
9.00 a
20.00 ab
2.67 ab
0.00 a
2.33 a
12.67 ab
9.00 a
38.67 a
2.00 ab
0.00 a
14.33 a
14.33 ab
7.67 a
11.33 b
0.33 b
0.00 a
8.67 a
8.67 b
6.00 a
17.67 ab
2.00 ab
0.00 a
7.33 a
39.00 a
19.00 a
19.67 ab
6.00 a
A 1)
Rerata (Average)
Gamal (Gliricidia sepium)
15.00 a
7.00 ab
Rerata (Average)
0.00
6.57
17.81
11.33
21.57
2.71
Catatan (Notes):
1) Kode perlakuan (tratment codes): A= Sarang semut dari daun kelapa kering + sayatan kulit buah kakao dengan
kutu putih (Ant nest made from dry coconut leaves + cocoa husk slives contained mealybugs). B= Sarang semut
dari daun kelapa kering + kantong daun kakao dengan kutu putih (Ant nest made from dry coconut leaves +
cocoa leaves pocket contained of mealybugs). C= Sarang semut dari daun kelapa kering tanpa diberi kutu putih
(Ant nest made from dry coconut leaves without innoculation of mealybugs).D= Sarang semut dari daun kakao
kering + sayatan kulit buah kakao dengan kutu putih (Ant nest made from dry cocoa leaves + cocoa husk slives
contained mealybugs). E= Sarang semut dari daun kakao kering + kantong daun kakao dengan kutu putih (Ant
nest made from dry cocoa leaves + cocoa leaves pocket contained mealybugs). F= Sarang semut dari daun
kakao kering tanpa diberi kutu putih. (Ant nest made from dry cocoa leaves without innoculation of mealybugs).
K= Kontrol, tanpa sarang semut dan tanpa inokulasi kutu putih (Control, without ant nests and mealybugs).
2) Pengamatan pendahuluan (Initial observation), 1 bsa (1 maa) = Satu bulan setelah aplikasi ( One month after
application), dst (etc).
3) Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada satu kolom menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji beda
nyata terkecil dengan taraf nyata 5% ( The number followed by the same letter in the same column indicated not
significantly different according to Least Significantly Different (LSD) test at 5% level).
62
Pemapanan semut hitam (Dolichoderus thoracicus) pada perkebunan kakao dan pengaruhnya terhadap serangan hama Helopeltis spp.
perlakuan pemapanan semut hitam menggunakan sarang daun kelapa dan diinokulasi
menggunakan kutu putih pada sayatan kulit
buah kakao adalah yang paling efektif dalam
menekan populasi serangga tersebut. Secara
umum, dari data pada Tabel 1 dapat dinyatakan bahwa populasi hama Helopeltis
pada tanaman kakao yang diperlakukan
dengan semut rata-rata relatif lebih rendah
dibanding pada petak perlakuan tanpa semut
hitam (kontrol), sehingga penggunaan semut
hitam pada pertanaman kakao secara nyata
dapat menurunkan populasi Helopeltis.
Pengaruh semut hitam terhadap populasi
Helopeltis telah banyak diteliti oleh beberapa
peneliti. Penelitian tertua telah dilakukan
pada tahun 1917 oleh van der Goot pada
tanaman kakao di Jawa Tengah (Giesberger,
1983). Pada saat itu keberhasilan semut
hitam untuk pengendalian hama Helopeltis
cukup tinggi sehingga semut merupakan
tumpuan utama dalam pengendalian hama
tersebut.
Pada periode 1980-an, serangga semut
dikembangkan kembali untuk mengatasi
serangan Helopeltis pada tanaman kakao
setelah sejak Perang Dunia II ditinggalkan
karena adanya booming pestisida, baik di
Indonesia maupun di Malaysia (Bakri &
Redshaw, 1986; Hutauruk, 1988; Khoo,
1987; Khoo & Hoo, 1992; Khoo & Chung,
1989).
Mekanisme penekanan populasi Helopeltis oleh semut hitam dilaporkan sebagai
akibat keberadaan semut hitam yang
menyelimuti permukaan buah kakao
sehingga menghalau serangga Helopeltis
untuk hinggap dalam aktivitas makan
maupun meletakkan telur. Di samping itu,
63
Wiryadiputra
Tabel 2.
Rerata tingkat serangan hama Helopeltis spp. selama 5 bulan pengamatan pada perlakuan berbagai metode pemapanan
semut pada perkebunan kakao dengan penaung kelapa dan gamal
Table 2.
Average infestation of Helopeltis spp. during 5 months observation on the trial of black ants establishment on
cocoa plantataion with shading trees of coconut and Gliricidia sepium
Jenis penaung
Shading trees
Kode perlk.
Treat.code
Kelapa (Coconut,
0.35 a
2.00 a
2.83 a
0.00 b
1.04 b
0.00 b
Cocos nucifera)
0.00 a
1.01 a
7.44 a
5.05 ab
9.85 ab
5.05 ab
0.71 a
3.92 a
8.60 a
19.14 ab
7.71 ab
0.00 a
2.02 a
6.99 a
16.95 ab
6.86 ab
0.00 a
4.97 a
16.64 a
14.31 ab
4.63 ab
0.35 a
1.90 a
9.52 a
0.68 a
7.49 a
14.06 a
0.30
3.33
A
B
0.35 a
0.37 a
3.84 a
8.97 a
12.52 a
20.34 a
0.00 a
4.76 a
0.00 a
0.00 a
0.00 a
0.00 a
Rerata (Average)
Gamal (Gliricidia sepium)
6.90 ab
12.46 a
8.57 ab
13.30 a
27.86 a
5.71 ab
11.95 a
5.99
16.27 a
14.50 a
14.15 ab
14.22 ab
6.06 ab
3.23 ab
9.59 a
11.62 a
16.71 ab
6.06 ab
1.90 a
13.47 a
10.67 a
24.82 a
2.97 ab
15.99 a
20.55 a
14.42 a
9.93 b
1.07 b
9.42 a
10.34 a
7.49 a
15.49 ab
7.57 a
21.68 a
16.32 a
24.81 a
15.50
13.04
17.16
8.25
19.02 ab
15.45
Rerata (Average)
0.10
7.49
Catatan (Notes): Seperti pada Tabel 1 (Similar to Table 1).
9.44
11.49 a
3.07 ab
10.05 a
4.64
64
Pemapanan semut hitam (Dolichoderus thoracicus) pada perkebunan kakao dan pengaruhnya terhadap serangan hama Helopeltis spp.
Tabel 3.
Persentase buah kakao sehat untuk buah kakao ukuran panjang > 10 cm dan < 10 cm pada pemapanan semut
hitam di perkebunan kakao dengan penaung kelapa dan penaung gamal
Table 3.
Percentage of healthy cocoa pod with measurement of more and less than 10 cm long on the establishment of
black ant trial in cocoa plantation shaded by coconut and Gliricidia sepium
Jenis penaung
Shading trees
Kelapa (Coconut)
Kode perlakuan
Treatment code
< 10 cm
90.62 a
95.43 a
78.44 b
91.74 a
72.35 b
94.97 a
78.94 ab
92.96 a
74.50 b
92.73 a
75.32 b
94.85 a
76.92 b
89.12 a
78.16
93.12
67.80 a
90.69 a
Rerata (Average)
Gamal (Gliricidia sepium)
61.44 a
82.15 a
66.87 a
87.98 a
74.25 a
88.88 a
63.86 a
85.40 a
66.38 a
80.62 a
72.96 a
89.88 a
67.65
86.51
Rerata (Average)
Catatan (Notes): Sebagaimana pada Tabel 1 (Similar to Table 1).
65
Wiryadiputra
Tabel 4.
Tingkat hunian sarang semut hitam pada berbagai jenis sarang pada pertanaman kakao dengan penaung kelapa dan
penaung gamal
Table 4.
Percentage of occupied black ant nests on the different nest types on cocoa plantation shaded by coconuts and
Gliricidia sepium
Jenis penaung
Shading trees
Kode perlk.
Treat.code
Kelapa (Coconut,
47.92 a
48.35 a
68.07 a
83.59 a
91.98 a
Cocos nucifera)
28.28 ab
40.36 ab
65.74 a
73.46 a
87.41 a
33.34 ab
33.21 ab
51.55 a
77.98 a
93.92 a
25.11 ab
28.34 ab
52.05 a
59.11 a
89.80 a
11.72 b
20.25 b
35.61 a
52.59 a
67.34 a
21.08 ab
21.08 b
40.01 a
54.50 a
77.11 za
27.91
31.93
52.17
66.87
84.59
A
B
53.07 ab
62.27 a
61.47 a
55.90 ab
82.01 a
63.76 ab
96.41 a
97.00 a
86.68 a
97.26 a
45.12 abc
42.96 ab
55.73 ab
96.23 a
89.54 a
20.37 c
23.09 b
39.37 b
88.49 a
95.06 a
28.68 bc
19.97 b
38.81 b
86.10 a
97.39 a
24.45 bc
22.85 b
35.59 b
90.49 a
97.62 a
38.99
37.71
52.55
92.45
93.93
Rerata (Average)
Gamal (Gliricidia sepium)
Rerata (Average)
66
Pemapanan semut hitam (Dolichoderus thoracicus) pada perkebunan kakao dan pengaruhnya terhadap serangan hama Helopeltis spp.
Tabel 5.
Perkembangan kutu putih (Cataenococcus hispidus) sebagai simbion semut hitam pada perkebunan kakao dengan
penaung kelapa dan penaung gamal
Table 5.
Development of mealybug (Cataenococcus hispidus) as a symbiont of black ant in the cocoa plantation shaded by
coconut and Gliricidia sepium
Jenis penaung
Shading trees
Kode perlk.
Treat.code
Kelapa (Coconut,
36.32 a
33.48 ab
28.54 a
85.02 a
86.31 a
Cocos nucifera)
23.23 ab
25.25 ab
35.35 a
63.55 ab
86.87 a
22.32 ab
20.49 ab
24.08 a
84.63 a
83.64 a
25.67 ab
38.56 a
34.25 a
69.61 ab
87.09 a
29.65 ab
29.28 ab
22.97 a
63.43 ab
73.94 a
11.86 b
25.80 ab
16.43 a
67.81 ab
78.32 a
20.28 ab
18.10 b
14.48 a
51.01 b
68.77 a
24.19
27.28
25.16
69.29
80.71
23.14 ab
30.90 bc
27.81 a
82.64 ab
95.83 ab
15.32 ab
31.94 bc
22.09 a
86.25 a
97.85 a
20.35 ab
40.41 ab
31.01 a
84.23 ab
92.03 ab
10.65 b
41.46 ab
27.90 a
82.81 ab
94.11 ab
8.15 b
32.89 bc
21.59 a
84.77 a
93.55 ab
12.75 ab
21.02 c
27.60 a
85.03 a
91.05 ab
26.17 a
53.61 a
20.85 a
65.61 b
89.85 b
16.65
36.03
25.55
81.62
93.47
Rerata (Average)
Gamal (Gliricidia sepium)
Rerata (Average)
67
Wiryadiputra
TEMPERATUR
40
35
Suhu (Temperature), OC
30
25
20
15
10
5
0
Augts
September
October
November
Bulan (Months)
Kelapa (Coconut)
Kelapa
(Coconut)
Gamal (Gliricidia
Gamal
(Glirisidiasepium)
sepium)
Kempit (Kempit
Kempit
(Kempitarea)
Area)
Kempit (Kempit area)
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
Augts
September
October
November
Bulan (Months)
Kelapa (Coconut)
(Coconut)
Kelapa
Gamal (Gliricidia
Gamal
(Glirisidiasepium)
sepium)
Kempit (Kempit
(Kempit area)
Kempit
Area)
Gambar 1. Kondisi temperatur (atas) dan kelembaban relatif (bawah) pertanaman kakao yang digunakan
untuk penelitian pemapanan semut hitam dibandingkan dengan kebun Kempit yang telah diterapkan
pengendalian Helopeltis menggunakan semut hitam yang semutnya telah mapan.
Figure 1. Temperature (above) and humidity (below) conditions on cocoa plantation used as a black
ant establishment experiment compared to Kempit garden as established black ant area in
controlling Helopeltis.
68
Pemapanan semut hitam (Dolichoderus thoracicus) pada perkebunan kakao dan pengaruhnya terhadap serangan hama Helopeltis spp.
kakao, masih jarang dijumpai yang menyelimuti lebih dari 50% permukaan buah
kakao. Dibandingkan dengan kondisi kebun
Kempit yang telah menerapkan pengendalian
Helopeltis menggunakan semut hitam dan
kondisi semut hitam telah mapan pada kebun
tersebut, kondisi temperatur dan kelembaban
relatif pada lokasi percobaan memang agak
berbeda. Kondisi temperatur agak lebih
rendah dibanding kebun Kempit, sedangkan
kondisi kelembaban relatif agak lebih tinggi
(Gambar 1.)
Pada pengamatan temperatur dan
kelembaban relatif dari bulan Agustus sampai
dengan November, terdapat kecenderungan
bahwa kondisi temperatur semakin naik dan
kelembaban relatif semakin turun. Hal ini
disebabkan karena musim kemarau yang
berkepanjangan sehingga pada bulan
Nopember belum turun hujan dalam jumlah
yang cukup. Di samping itu sekitar pertengahan bulan Oktober pihak kebun
melakukan pangkasan berat pada pertanaman
kakao sehingga kondisi tanaman terbuka dan
temperatur dalam kebun cukup tinggi.
Kondisi ini tampaknya juga mengakibatkan
penurunan populasi Helopeltis secara
keseluruhan sebagaimana tampak pada
pengamatan bulan kelima (bulan Nopember)
(Tabel 1).
Kondisi kelembaban dan temperatur
pada mikroklimat pertanaman kakao
berpengaruh terhadap perkembangan kutu
putih Cataenococcus hispidus. Pada musim
hujan dengan kelembaban tinggi, serangga
kutu putih terhambat perkembangannya
sehingga juga akan berpengaruh terhadap
populasi semut hitam (Ang, 1988). Hal
sebaliknya terjadi pada populasi hama
69
KESIMPULAN
Dari penelitian ini dapat disimpulkan
dan disarankan hal-hal sebagai berikut:
1. Metode pemapanan semut hitam yang
paling baik pada pertanaman kakao
dengan penaung tanaman kelapa maupun
gamal adalah menggunakan sarang daun
kelapa yang dikombinasi dengan inokulasi
kutu putih menggunakan sayatan kulit
buah kakao.
2. Penggunaan sarang daun kelapa lebih
disukai untuk semut hitam dibanding
sarang dari daun kakao dari aspek
kecepatannya untuk dihuni semut hitam,
namun dari aspek tingkat populasi semut
yang ada dalam sarang tidak ada
perbedaan yang nyata. Sarang dari daun
kakao cepat rusak sehingga populasi
semut dalam sarang berkurang.
3. Tingkat populasi dan intensitas serangan
Helopeltis paling rendah pada pertanaman
kakao dengan penaung kelapa dijumpai
pada perlakuan pemapanan semut
menggunakan sarang daun kelapa yang
dikombinasi dengan inokulasi kutu putih
menggunakan sayatan kulit buah kakao.
Pada pengamatan empat bulan setelah
pemasangan sarang, rata-rata populasi
dan intensitas serangan Helopeltis masingmasing adalah 1,33 ekor/36 pohon dan
1,04%. Pada perlakuan kontrol masingmasing mencapai 84,67 ekor/36 pohon
dan 27,86%. Untuk tanaman kakao
Wiryadiputra
70
Pemapanan semut hitam (Dolichoderus thoracicus) pada perkebunan kakao dan pengaruhnya terhadap serangan hama Helopeltis spp.
71