Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Siapakah yang tidak tahu Muhammadiyah, organisasi
sosial modernis Islam tertua di Indonesia. Muhammadiyah
adalah sebuah organisasi Islam yang besar di Indonesia.
Nama organisasi ini diambil dari nama Nabi Muhammad
s.a.w. Muhammadiyah adalah salah satu organisasi sosial
Islam yang terpenting di Indonesia sebelum Perang Dunia II
dan mungkin juga sampai saat sekarang ini.
Muhammadiyah
organisasi
Islam
juga
merupakan
pembaharu
di
salah
Indonesia.
satu
Gerakan
Muhammad
bin
Abdul
Wahab,
Sayyid
Dr.
mendorong
Hamka
mencatat
lahirnya
tiga
faktor
Muhammadiyah.
yang
Pertama,
hampir
semua
bidang
kehidupan.
Kedua,
Ketiga, kondisi
yang
yang
amat berkesan,
Tidak
mungkin
Islam
dari
bumi
Indonesia.
Siapakah
yang
bertanggung jawab?
Muhammadiyah
mencita-citakan
terwujudnya
pelajaran
memajukan
dan
dan
Menggembirakan dan
pengajaran
menggembirakan
Islam
hidup
serta
sepanjang
pada
Al
Quran
dan
Sunnah
serta
2. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah diuraikan diatas,
rumusan masalah yang menjadi acuan pembahasan pada
makalah ini adalah:
1. Bagaimana
latar
Muhammadiyah?
belakang
berdirinya
3. Tujuan Penulisan
Tujuan disusunnya makalah ini adalah agar para
pembaca
dapat
berdirinya
Muhammadiyah,
Muhammadiyah
mengetahui
itu
bagaimanakah
apa
dibentuk
maksud
dan
dan
sejarah
tujuan
bagaimana
BAB II
PEMBAHASAN
kekuasaan
pemegang
kendali
politik
ekonomi.
juga
Di
berperan
sebagai
daerah
kerajaan
lain
Pakualaman,
seperti
Cirebon,
pemerintah
kolonial
Mangkunegaran,
tidak
dan
menguasainya
diposisikan
residen,
dan
sampai
kontrolir
di
tingkat
tingkat
residen,
asisten
Regentschaap
atau
hampir
pengusahaan
tidak
tanaman
ada
desayang
perkebunan
terbebas
oleh
dari
perusahaan
swasta Belanda.
Di luar Jawa seperti di Sumatra Barat, Sistem Tanam
Paksa memang pernah dicobatetapi tidak dilanjutnya.
Meskipun demikian, pengusahaan tanaman perkebunan
seperti
kopi
oleh
penduduk
asli
justru
berhasil
pengusahaan
tanaman
rempahrempah
seperti
lewat
tradisional.
Di
kaki
tangan
Jawa
mereka,
Sistem
yaitu
Priangan
penguasa
yang
sangat
sentralnya,
Surabaya,
yaitu
Karesidenan
di
kompleks
Rembang,
Karesidenan
serta
kompleks
tanah
dari
penguasa
tradisional
akan
murah
itu
diikat
dengan
kerja
wajib
untuk
lahan
di
kota
merupakan
acara
rutin
atau
dengan
wanita
dan
minuman
keras.
minum
minuman
keras
merupakan
hal
yang
telah
mewarnai
kehidupan
masyarakat
yang
mendera
selama
beberapa
generasi
dirasakan
pada
penilaian
bahwa
masalah
utama
yang
KH
Ahmad
Dahlan
menyebutkan
bahwa
penguasaan
kitab
kuning
dan
kitab
putih.
secara
konkret
dengan
menggunakan
Kesadaran
baru
yang
muncul
saat
itu
adalah
sejalan
dengan
pulangnya
ulama
yang
telah
gerakan
pelaksanaan
Wahabi
ajaran
yang
Islam.
menginginkan
Gerakan
yang
atau
madrasah,
penerbitan
majalah,
serta
seorang
Khotib
masjid
Besar
Kesultanan
10
dari
mendatangi
Indonesia
ulama
maupun
mazhab
Arab.
Syafi'i
Di
antaranya,
Bakri
Syata'
ia
dan
11
Sudirohusodo
di
Ketandan,
Yogyakarta.
Ia
hubungan
negara-negara
Islam
dengan
pemimpin-pemimpin
yang
telah
maju.
di
Dari
perbaikan
masyarakat
itu
tidak
mudah
jika
12
saat
sekarang
ini
adalah
Muhammadiyah.
menghayati
cita-cita
pembaharuan
orang-orang
lain
dalam
hal
ini.
Ia
mulai
13
ini,
walaupun
bagi
kita
sekali
Dahlan
tiba
pada
cita-cita
Halil,
yang
memerintahkan
untuk
untunglah
seorang
keluarganya
menghalangi
yang
mengajarkan
lain
dan
dengan
jaminan
mempraktekkan
bahwa
agama
ia
dapat
menurut
14
berdagang
batik
sebagai
usaha
memenuhi
nafkah
hidupnya.
Dalam tahun 1909 Dahlan masuk Budi Utomo dengan
maksud memberikan pelajaran agama kepada anggotaanggotanya, Dengan jalan ini ia berharap akan dapat
akhirnya memberikan pelajaran agama di sekolah-sekolah
pemerintah, oleh sebab anggota-anggota Budi Utomo itu
pada umumnya bekerja di sekolah-sekolah yang didirikan
oleh pemerintah dan juga di kantor-kantor pemerintah.
Diapun mempunyai harapan agar guru-guru sekolah yang
diajarnya itu sendiri dapat meneruskan isi pelajarannya
kepada murid-murid mereka pula. Pelajaran-pelajaran yang
diberikan oleh Dahlan kelihatannya memenuhi harapan dan
keperluan anggota-anggota Budi Utomo tadi, sebagai
terbukti dari saran mereka agar ia membuka sebuah
sekolah sendiri, yang diatur dengan rapi dan didukung oleh
organisasi yang bersifat permanen untuk menghindarkan
nasib kebanyakan pesantren tradisional yang terpaksa
ditutup apabila Kiyai yang bersangkutan meninggal.
Setelah pelaksanaan penyelenggaraan sekolah itu
sudah
mulai
teratur,
kemudian
dipikirkan
tentang
Dipilihlah
nama
"Muhammadiyah"
sebagai
nama
15
Gubernur
Jenderal
Hindia
Belanda,
agar
pemerintah
Hindia
Belanda
mengakui
memajukan
hal
agama
Islam kepada
anggota-
lembaga-lembaga
pendidikan,
mengadakan
rapat-rapat dan tabligh di mana dibicarakan masalahmasalah Islam, mendirikan wakaf dan mesjid-mesjid serta
menerbitkan buku-buku, brosur-brosur, surat-surat kabar
dan majalah-majalah.
Dalam
organisasi
mengerahkan
ini
mengadakan
dalam
kegiatan-kegiatannya,
tahun-tahun
pembagian
tugas
pertama
yang
jelas
tidaklah
di
antara
di
memberikan
sekolah
bimbingan
Muhammadiyah,
kepada
aktif
dalam
masyarakat
untuk
16
2. Perkembangan Muhammadiyah
a. Perkembangan pada Masa Awal Berdiri
Daerah operasi organisasi Muhammadiyah mulai diluaskan setelah
tahun 1917. Pada tahun itu Budi Utomo mengadakan kongresnya di
Yogyakarta (malahan rumah Kiayi Haji Dahlan dibuat sebagai pusatdari
kongres tersebut) ketika mana Dahlan telah dapat mempesona kongres itu
melalui tabligh yang dilakukannya sehingga pengurus Muhammadiyah
menerima permintaan dari berbagai tempat di Jawa untuk mendirikan
cabang-cabangnya.
Perluasan ini dipermudah oleh berbagai faktor. Pribadi Dahlan dan
caranya ia berpropaganda dengan memperlihatkan toleransi dan pengertian
kepada pendegarnya sangat memberikan bantuan untuk memperoleh
sambutan yang memuaskan. Mereka yang mengenal pembaharuan di
Mesir
melihat
pula
pada
Muhammadiyah
sebagai
jalan
untuk
17
18
pro
Komunis.
Mungkin
sekali
usaha
Haji
Rasul
19
umumnya
Thawalib
(Permi)
mengecam
sangat
kalangan
Banjarmasin
dan Amuntai,
sedang
pada
tahun
1929
bagian-bagiannya.
Pembagian
kerja
antara
anggota-anggota
20
21
oleh Muhammadiyah
ialah gerakan
kepanduan.
Gerakan
22
23
Muhammadiyah,
sedangkan
bagian
publikasi
dari
perkembangan
yang
sangat
signifikan.
Perkembangan
segi
perkembangan
secara
vertikal,
air.
Akan
tetapi,
dibandingkan
dengan
24
adat-istiadat
yang
mendarah
kalangan
masyarakat,
sehingga
daging
banyak
di
menemui
dan
memberi
fatwa-fatwa
dalam
jamaah
dengan
usaha-usahanya
yang
telah
dilakukan:
sesuai
dengan
contoh
yang
telah
"astronomi"
sesuai
dengan
jalan
25
Melaksanakan
dan
menyeponsori
pengeluaran
Memberi
fatwa
dan
tuntunan
dalam
bidang
Terbentuknya
Departemen
Agama
Republik
Tersusunnya rumusan "Matan Keyakinan dan CitaCita hidup Muhammadiyah", yaitu suatu rumusan
pokok-pokok agama Islam secara sederhana, tetapi
menyeluruh.
Dalam
bidang
pendidikan,
usaha
yang
ditempuh
Muhammadiyah meliputi:
mendirikan
sekolah-sekolah
umum
dengan
pengajaran
ilmu-ilmu
pengetahuan
umum.
Dengan usaha perpaduan tersebut, tidak ada lagi
pembedaan
mana
ilmu
agama
dan
ilmu
umum.
26
rumah
bersalin,
apotek,
dan
sebagainya.
toko
buku
majalah-majalah,
yang
brosur
banyak
dan
memublikasikan
buku-buku
yang
Menentang
pemerintah
Hindia
Belanda
yang
27
Madrasah
Mu'alimin
Muhammadiyah
air
Indonesia
di
kalangan
umat
Islam
membungkuk
sebagai tanda
hormat
Indonesia)
dan
menyokong
sepenuhnya
mempunyai
parlemen
di
zaman
28
sebagai
kemasyarakatan
ormaspol,
yang
yaitu
juga
organisasi
berfungsi
sebagai
partai politik.
Dengan semakin luasnya usaha-usaha yang dilakukan
oleh Muhammadiyah, dibentuklah kesatuan-kesatuan
kerja yang berkedudukan sebagai badan pembantu
pemimpin
tersebut
Selain
persyarikatan.
berupa
majelis
Kesatuan-kesatuan
majelis-majelis
dan
lembaga,
dan
kerja
badan-badan.
terdapat
organisasi
induk,
dengan
amasih
tetap
memiliki
persyarikatan
Muhammadiyah,
organisasi
'Aisyiyah
Nasyiatul 'Aisyiyah
Pemuda Muhammadiyah
Organisasi-organisasi
kelompok
Angkatan
Keenam
organisasi
otonom
Muda
tersebut
termasuk
Muhammadiyah
otonom
ini
(AMM).
berkewajiban
29
Tetapi,
dari
segi
isi,
maksud
dan
tujuan
waktu
pertama
berdirinya
Muhamadiyah
pengajaran
Kanjeng
Nabi
bumi-putra,
di
dalam
residensi
Yogyakarta.
3. Memajukan hal agama Islam kepada anggotaanggotanya.
30
yang
pertama
melalui
pendidikan,
yaitu
kebiasaan
menujuhbulani
(Jawa:
dan
lain-lain.
Masing-masing
daerah
dengan
maksud
mendoakan
bagi
31
melakukan
ziarah
dan
penghormatan
pada
waktu-waktu
tertentu
dan
pada
ziarah
kubur
dengan
tujuan
untuk
yang
sudah
mati
dalam
Islam
sangat
32
oleh
karena
itu
harus
ditinggalkan.
hal
itu
merupakan
bid'ah
yang
mesti
dan
Al-Sunnah
Muqaddimah
tentang
pengabdian
Anggaran
Dasar
33
dantidak
tersesat.
(Al-Quran
Surat
al-Fatihah).
bermasyarakat
itu
adalah
sunnah
yang
sejahtera,
aman,
damai,
kejujuran,
persaudaraan
bertolong-tolongan
dan
dengan
gotong
bersendikan
tinggi
hukum
Allah
lebih
dari
34
dan
sentosa
tersebut,
tiap-tiap
orang,
pengharapan
akan
perlindungan
dan
pertolongan
Allah yang maha kuasa.
Untuk melaksanakan terwujudnya masyarakat
yang demikian itu, maka dengan berkat dan rahmat
Allah didorong oleh firman Allah dalam Quran:
Adakah dari kamu sekalian, golongan yang
mengajak kepada ke-Islaman, menyuruh kepada
kebaikan dan mencegah daripada keburukan. Mereka
itulah golongan yang beruntung dan berbahagia (QS.
Ali Imran: 104).
Pada tanggal Dzulhijjah 133 Hijriyah atau 18
Nopember 1912 Miladiyah, oleh Almarhum KH.A.
35
Dahlan
didirikan
suatu
persyarikatan
sebagai
disusun
dengan
Majlis-majlis
(Bahagian-
dalam
permusyawaratan
atau
Muktamar.
Kesemua
itu
perlu
untuk
menunaikan
mencapai
masyarakat
yang
sentosa
dan
dengan
Muhammadiyah
ini,
mudah-
Muhammadiyah
memuat
adalah
persyarikatan
yang
yang
ditujukan
pada
dua
bidang;
36
bersifat
pembaharuan
(tajdid)
yaitu
itu
dilakukan bersama
dalam
Allah
semata-mata.
Muhammadiyah
menggerakkan
dan
Muhammadiyah
kebahagiaan
luas
mendasarkan
usahanya
atas
prinsip-prinsip
dalam
uqaddimah
merata,
gerak
amal
yang
tersimpul
Anggaran
Dasar
Muhammadiyah, yaitu:
a) Hidup manusia harus berdasarkan tauhid,
ibadah dan taat kepada Allah;
37
ajaran-ajaran
agama
Islam
bersama
untuk
kebahagiaan
dunia akhirat;
d) Menegakkan dan menjunjung tinggi agama
Islam dalam masyarakat adalah kewajiban
sebagai ibadah kepada Allah dan ihsan
kepada kemanusiaan;
e) Ittiba kepada langkah dan perjuangan nabi
Muhammad SAW; dan
f) Melancarkan amal usaha dan perjuangan
dengan ketertiban organisasi.
3) Pedoman
Amal
Usaha
dan
Perjuangan
Muhammadiyah
Menilik dasar prinsip tersebut diatas, maka
pada
apapaun
yang
diusahakan
dan
mencapai
tujuan
tunggalnya
harus
uraian
tentang:
(a)
38
Amal
Usaha
dan
Muhammadiyah,
memiliki
dan
maka
wajib
Perjuangan
Muhammadiyah
memelihara
sifat-
dan
berjuang
untuk
kawan
dan
keagamaan
dan
kemasyarakatan;
e. Mengindahkan segala hukum, undangundang,
peraturan
serta
dasar
dan
dengan
golongan
Islam
pemerintah
dengan
golongan
serta
lain
39
dalam
memelihara
dan
membangun
Keyakinan
dan
Cita-cita
Hidup
Muhammadiyah
Rumusan Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup
(MKCH) Muhammadiyah ditetapkan dalam siding
Tanwir tahun 1969 di Ponorogo dan kemudian direvisi
pada Tanwir di Yogyakarta pada tahun 1970 dengan
sistematika sebagai berikut:
1. Muhammadiyah adalah Gerakan Islam dan
Dakwah
Amar
Ma'ruf
Nahi
Munkar,
beraqidah Islam dan bersumber pada AlQur'an dan Sunnah, bercita-cita dan bekerja
untuk terwujudnya masyarakat utama, adil,
makmur yang diridhai Allah SWT, untuk
malaksanakan
fungsi
dan
misi
manusia
adalah
Agama
Allah
yang
diwahyukan
Nabi penutup
Muhammad
SAW,
manusia
sepanjang
masa,
dan
40
berdasarkan:
a. Al-Qur'an:
Kitab
Allah
yang
Rasul:
Penjelasan
dan
dengan
fikiran
sesuai
menggunakan
dengan
jiwa
akal
ajaran
Islam.
4. Muhammadiyah
terlaksananya
bekerja
ajaran-ajaran
meliputi bidangbidang:
a. Aqidah
Muhammadiyah
untuk
Islam
bekerja
yang
untuk
dan
mengabaikan
khufarat,
prinsip
tanpa
toleransi
Muhammadiyah
tegaknya
bekerja
nilai-nilai
untuk
akhlak
mulia
bersendi
ciptaan manusia
kepada
nilai-nilai
41
c. Ibadah
Muhammadiyah
tegaknya
ibadah
bekerja
yang
untuk
dituntunkan
Muhammadiyah
bekerja
untuk
dunia
dan
dengan
pembinaan
berdasarkan
Indonesia
Allah
mempunyai
yang
berupa
telah
tanah
sumber-sumber
mendapat
air
yang
kekayaan,
Dasar
1945,
untuk
42
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Muhammadiyah didirikan oleh KH Ahmad Dahlan
pada tanggal 8 Dzulhijah 1330 H, yakni bertepatan tanggal
18 November 1912 M di kota Yogyakarta. Berdirinya
Muhammadiyah tidak lepas dari peranan KH.Ahmad Dahlan
seseorang yang dilahirkan di Yogyakarta pada tahun 1869
dan wafat 1923 dengan nama asli Muhammad Darwis anak
seorang kiai H. Abu Bakar Bin Sulaiman Khatib Masjid
Kauman atau Kesultanan Yogyakarta. Lantas, ia pergi ke
Mekah pada tahun 1890 dan belajar dengan seorang guru
Syekh Ahmad Khathib dari Minang Kabau, salah seorang
ulama yang kharismatik dan besar di Masjid al-Harom.
Setelah sepulang dari Mekah, KH Ahmad Dahlan
tergerak hatinya untuk membangan sebuah perkumpulan,
organisasi atau persyarikatan yang teratur dan rapi di
mana tugasnya melaksanakan misi dakwah Islam amar
Makruf Nahi Munkar di tengah masyarakat Indonesia.
Maksud dan tujuan Muhammadiyah ialah:
1. Menyebarkan pengajaran Kanjeng Nabi Muhammad
Shallallahu 'alaihi wa sallam kepada penduduk bumiputra, di dalam residensi Yogyakarta.
2. Memajukan
anggotanya.
hal
agama
Islam
kepada
anggota-
43
meskipun
dengan
perjuangan
yang
berat.
yang
mengingatkan
kita
kepada
sosok
Nabi
Muhammad Saw.
Dalam waktu singkat, ajaran ideologi Muhammadiyah
yang dibawa KH Ahmad Dahlan menyebar ke luar kampung
Kauman bahkan sampai ke luar daerah dan luar Pulau
Jawa.
Untuk
didirikan
mengorganisir
persyarikatan
pembentukan
kegiatan
tersebut,
Muhammadiyah.
perkumpulan
organisasi
Berawal
maka
dari
Muhammadiyah
tanah
air
dan
berpengaruh di Indonesia.
menjadi
organisasi
Islam
44
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku
Mulkhan, Abdul Munir. 2000. Islam Murni dalam Masyarakat
Petani. Yogyakarta: Yayasan Benteng Budaya
Noer, Deliar. 1982. Gerakan Moderen Islam di Indonesia 19001942. Jakarta: Penerbit LP3ES.
Pasha, Mustafa Kamal, dkk., 1975. Muhammadiyah Sebagai
Gerakan Islam dalam Mulkhan, Abdul Munir. 2000. Islam
Murni dalam Masyarakat Petani. Yogyakarta: Yayasan
Benteng Budaya.
Sumber Jurnal
Dahlan, Muh. 2014. K.H. Ahmad Dahlan Sebagai Tokoh
Pembaharu. Jurnal Adabiyah, Vol. XIV, Nomor 2/2014.
Padmo, sugijanto. juni 2007. Gerakan pembaharuan islam
indonesia dari masa ke masa: sebuah pengantar. Volume 19.
https://journal.ugm.ac.id/jurnalhumaniora/article/viewFile/899/746 diakses 25 september
2016 pukul 16.40 WIB.
Kusmanto, H. 2015. Profil Organisasi Muhammadiyah, Bab II.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/46445/4/Ch
apter%20II.pdf diakses pada tanggal 25 September 2016
pukul 10.07 WIB.
Sumber Internet
45