You are on page 1of 40

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN


III.1 Pengaruh Waktu Terhadap Ketinggian Interface Berdasarkan
Konsentrasi Partikel

Kolom Besar
(-100/+140 mesh, tanpa flokulan )
30
25
20

40 gr/L

Z (cm) 15
10

60 gr/L

5
0
0

10

15

20

25

30

35

40

t (s)

Grafik III.1.1. Hubungan Z vs t untuk ukuran partikel -100/+140 mesh tanpa


flokulan pada kolom besar

Kolom Kecil
(-100/+140 mesh) tanpa flokulan
30
25
20

40 gr/L

Z (cm) 15
10

60 gr/L

5
0
0

10 15 20 25 30 35 40 45
t (menit)

III - 1

Grafik III.1.2. Hubungan Z vs t untuk ukuran partikel -100/+140 mesh tanpa


flokulan pada kolom kecil

Kolom Besar
(-100/+140 mesh, dengan flokulan)
30
25
20

40 gr/L

Z (cm) 15
10

60 gr/L

5
0
0

10

15

20

25

30

35

40

t (menit)

Grafik III.1.3. Hubungan Z vs t untuk ukuran partikel -100/+140 mesh dengan


flokulan pada kolom besar

Kolom Kecil
(-100/+140 mesh, dengan flokulan)
30
25
20

40 gr/L

Z (cm) 15
10

60 gr/L

5
0
0

10

15

20

25

30

35

40

t (menit)

Grafik III.1.4. Hubungan Z vs t untuk ukuran partikel -100/+140 mesh dengan


flokulan pada kolom kecil

III - 2

Kolom Besar
(-140/+200 mesh, tanpa flokulan )
30
25
20

40 gr/L

Z (cm) 15
10

60 gr/L

5
0
0

10 15 20 25 30 35 40 45 50
t (menit)

Grafik III.1.5. Hubungan Z vs t untuk ukuran partikel -140/+200 mesh tanpa


flokulan pada kolom besar

Kolom Kecil
(-140+200 mesh, tanpa flokulan)
30
25
20

40 gr/L

Z (cm) 15
10

60 gr/L

5
0
0

10

20

30

40

50

60

t (menit)

Grafik III.1.6. Hubungan Z vs t untuk ukuran partikel -140/+200 mesh tanpa


flokulan pada kolom kecil

III - 3

Kolom Besar
(-140/+200 mesh, dengan flokulan)
30
25
20

40 gr/L

Z(cm) 15
10

60 gr/L

5
0
0

10

15

20

25

30

35

40

45

t (menit)

Grafik III.1.7. Hubungan Z vs t untuk ukuran partikel -140/+200 mesh dengan


flokulan pada kolom besar

Kolom Kecil
(-140+200 mesh, dengan flokulan)
30
25
20

40 gr/L

Z (cm) 15
10

60 gr/L

5
0
0

10

15

20

25

30

35

40

t (menit)

Grafik III.1.8. Hubungan Z vs t untuk ukuran partikel -140/+200 mesh dengan


flokulan pada kolom kecil
Grafik diatas menyatakan perbandingan antara Z (ketinggian interface)
terhadap waktu untuk masing-masing ukuran partikel dan variasi konsentrasinya.
Dapat diketahui bahwa setiap jenis mempunyai waktu pengendapan yang
berbeda-beda. Dari masing-masing grafik, diketahui bahwa untuk konsentrasi
partikel yang semakin rendah dalam suatu suspensi, akan menyebabkan semakin

III - 4

cepatnya waktu yang diperlukan untuk mengendap. Semakin lama waktu


pengendapan maka nilai Z (tinggi interface) akan semakin turun hingga waktu
tertentu nilai dari Z bernilai konstan(dibutuhkan waktu yang sangat lama).
Penurunan ini terus menerus terjadi dikarenakan partikel-partikel terus bergerak
ke dasar bejana membentuk lapisan slurry akibat adanya resultan gaya yang
nilainya positif ke bawah antara gaya gravitasi dengan gaya-gaya lainnya (gaya
buoyancy dan gaya gesek). Nilai konstan ini berarti bahwa seluruh slurry telah
terendapkan semua dan telah mencapai critical point.
Nilai Z pada saat t = 0 menit merupakan nilai Z paling tinggi dimana
pada kondisi tersebut slurry akan tepat memulai pengendapan untuk pertama kali.
Saat diawal, pengendapan terjadi cukup cepat dan selanjutnya akan semakin
lambat dilihat dari curamnya grafik pada saat awal dan semakin landai hingga
konstan. Pada saat awal, konsentrasi slurry yang mengendap tidak ada atau sedikit
sekali dan terjadi free settling dimana partikel mengendap dengan kecepatan
konstan dan gaya luar yang berpengaruh hanya gaya gravitasi, gaya apung, dan
gaya drag tanpa dipengaruhi oleh partikel lain. Saat grafik mulai landai artinya
sudah semakin banyak slurry yang terendapkan sehingga Z akan semakin turun.
Pada kondisi ini, gerakan partikel mengendap juga dipengaruhi oleh partikel lain
yang saling menahan untuk mengendap (adanya gaya gesekan). Selanjutnya, saat
grafik turun sangat landai dikarenakan adanya pemaksaan air keluar dari slurry.
Bila dibandingkan dengan konsentrasi untuk ukuran partikel yang sama, semakin
rendah konsentrasi partikel dalam suspensi maka semakin sedikit waktu yang
diperlukan untuk pengendapan.
Berdasarkan dasar teori yang telah dikemukan sebelumnya, semakin
tinggi konsentrasi untuk ukuran partikel yang sama, maka semakin tinggi pula
ketinggian interface-nya untuk waktu yang sama. Penyebabnya ialah konsentrasi
yang semakin besar menunjukkan semakin banyaknya partikel solid dalam
suspensi sehingga gesekan- gesekan yang terjadi antar sesama partikel dan
dinding bejana juga semakin meningkat. Namun jika dlihat dari kedelapan grafik
yang ada yang pada konsentrasi 60 gr/L waktu pengendapannya lebih cepat
daripada 40 gr/L seperti pada Kolom Besar (-140/+200 mesh, dengan flokulan),
Kolom Kecil (-100/+140 mesh, dengan flokulan), Kolom Besar (-100/+140 mesh,
dengan flokulan). Hal ini dapat disebabkan pada saat penambahan flokulan pada

III - 5

konsentrasi partikel 60gr/L, flokulan yang tertimbang lebih dari 10gr/L sehingga
partikel lebih banyak yang melekat dan lebih banyak yang mengalami free
settling sehingga waktu pengendapannya lebih cepat daripada konsentrasi partikel
40gr/L. Kesimpulannya, hasil percobaan yang dilakukan beberapa data tidak
sesuai dengan dasar teori yang ada.

III.2 Pengaruh Waktu terhadap Ketinggian Interface Berdasarkan Adanya


Flokulan

Kolom Besar
(-100/+140 mesh, 40gr/L)
30
25

dengan flokulan

20

tanpa flokulan

Z(cm) 15
10
5
0
0

10 15 20 25 30 35 40
t (menit)

Grafik III.2.1. Hubungan Z vs t untuk ukuran partikel -100/+140 mesh,


konsentrasi partikel 40 gr/L, pada kolom besar

III - 6

Kolom Kecil
(-100/+140 mesh, 40 gr/ L)
30
25

tanpa flokulan

20

dengan flokulan

Z (cm) 15
10
5
0
0

5 10 15 20 25 30 35 40 45
t (menit)

Grafik III.2.2. Hubungan Z vs t untuk ukuran partikel -100/+140 mesh,


konsentrasi partikel 40 gr/L, pada kolom kecil

Kolom Besar
(-100/+140 mesh, 60gr/ L)
30
25

tanpa flokulan

20

dengan flokulan

Z (cm) 15
10
5
0
0

10 15 20 25 30 35 40
t (menit)

Grafik III.2.3. Hubungan Z vs t untuk ukuran partikel -100/+140 mesh,


konsentrasi partikel 60 gr/L, pada kolom besar

III - 7

Kolom Kecil
(-100/+140 mesh, 60 gr/ L)
30
25

tanpa flokulan

20

dengan flokulan

Z (cm) 15
10
5
0
0

5 10 15 20 25 30 35 40 45
t (menit)

Grafik III.2.4. Hubungan Z vs t untuk ukuran partikel -100/+140 mesh,


konsentrasi partikel 60 gr/L, pada kolom kecil

Kolom Besar
(-140/+200 mesh , 40 gr/ L)
30
25

tanpa flokulan

20

dengan flokulan

z (cm) 15
10
5
0
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
t (menit)

Grafik III.2.5. Hubungan Z vs t untuk ukuran partikel -140/+200 mesh,


konsentrasi partikel 40 gr/L, pada kolom besar

III - 8

Kolom Kecil
(-140/+200 mesh, 40 gr/ L)
30
25

tanpa flokulan

20

dengan flokulan

Z (cm) 15
10
5
0
0

10 15 20 25 30 35 40
t (menit)

Grafik III.2.6. Hubungan Z vs t untuk ukuran partikel -140/+200 mesh,


konsentrasi partikel 40 gr/L, pada kolom kecil

Kolom Besar
(-140/+200 mesh, 60 gr/ L)
30
25

tanpa flokulan

20

dengan flokulan

Z (cm) 15
10
5
0
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
t (menit)

Grafik III.2.7. Hubungan Z vs t untuk ukuran partikel -140/+200 mesh,


konsentrasi partikel 60 gr/L, pada kolom besar

III - 9

Kolom Kecil
( -140/+200 mesh, 60 gr/ L)
30
25

tanpa flokulan

20

dengan flokulan

Z (cm) 15
10
5
0
0

10

20

30

40

50

60

t (menit)

Grafik III.2.8. Hubungan Z vs t untuk ukuran partikel -140/+200 mesh,


konsentrasi partikel 60 gr/L, pada kolom kecil
Grafik Z vs t diatas membandingkan perbedaan sedimentasi tanpa flokulan
dan dengan flokulan untuk ukuran partikel dan konsentrasi yang sama.
Flocculating agent yang digunakan adalah Alumunium Sulfat [Al2(SO4)3].
Pemberian flokulan bertujuan agar terjadi koagulasi (penetralan di mana floculant
agent mengion dan ion Al3+ mengikat partikel bleaching earth yang bermuatan
negatif sehingga terbentuk inti flok) dan flokulasi (pengendapan dari gabungan
inti-inti flok yang terbentuk, di mana inti flok yang terbentuk memiliki diameter
yang lebih besar daripada awalnya).
Reaksi ionisasi floculant agent adalah sebagai berikut :
Al2(SO4)3 + H2O

Al3+ + 3OH- + H2SO4

Kemudian gabungan inti-inti flok terbentuk memiliki diameter lebih besar


daripada mula-mula. Diameter dan gaya berat yang lebih besar akan
menyebabkan partikel makin cepat mengendap.
Berdasarkan teori, penambahan flokulan akan mempercepat proses
pengendapan partikel karena ukuran partikel menjadi lebih besar dan gaya
gravitasi akan meningkat sehingga waktu pengendapan akan relatif lebih singkat
dibandingkan tanpa flokulan. Bila ditinjau pada waktu yang sama, nilai Z dengan
flokulan akan lebih kecil dibandingkan dengan nilai Z tanpa flokulan. Nilai Z

III - 10

yang lebih kecil dikarenakan lebih banyaknya partikel yang telah mengendap,
sehingga ketinggian interface akan berkurang.
Dari hasil percobaan, kedelapan grafik telah sesuai dengan teori yang telah
dikemukakan sebelumnya yaitu dengan penambahan flocculant agent, waktu
pengendapan menjadi lebih cepat.
III.3 Pengaruh Waktu terhadap Ketinggian Interface Berdasarkan Ukuran
Partikel

Kolom Besar
(40gr/L, tanpa flokulan)
30
25
20

-100/+140

Z (cm) 15
10

-140/+200

5
0
0

5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
t(menit)

Grafik III.3.1. Hubungan Z vs t untuk konsentrasi partikel 40 gr/L tanpa flokulan


pada kolom besar

III - 11

Kolom Kecil
(40gr/L tanpa flokulan)
30
25
20

-100/+140

Z (cm) 15
10

-140/+200

5
0
0

10 15 20 25 30 35 40 45
t (menit)

Grafik III.3.2. Hubungan Z vs t untuk konsentrasi partikel 40 gr/L tanpa flokulan


pada kolom kecil

Kolom Besar
(40gr/L, dengan flokukan)
30
25
20

-100/+140

Z (cm) 15
10

-140/+200

5
0
0

10 15 20 25 30 35 40 45
t (menit)

Grafik III.3.3. Hubungan Z vs t untuk konsentrasi partikel 40 gr/L dengan


flokulan pada kolom besar

III - 12

Kolom Kecil
(40gr/L, dengan flokulan)
30
25
20

-100/+140

Z (cm) 15
10

-140/+200

5
0
0

10

15

20

25

30

35

40

t (menit)

Grafik III.3.4. Hubungan Z vs t untuk konsentrasi partikel 40 gr/L dengan


flokulan pada kolom kecil

Kolom Besar
(60gr/L, tanpa flokulan)
30
25
20

-100/+140

Z (cm) 15
10

-140/+200

5
0
0

5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
t (menit)

Grafik III.3.5. Hubungan Z vs t untuk konsentrasi partikel 60 gr/L tanpa flokulan


pada kolom besar

III - 13

Kolom Kecil
(60gr/L, tanpa flokulan)
30
25
20

-100/+140

Z (cm) 15
10

-140/+200

5
0
0

10

20

30

40

50

60

t (menit)

Grafik III.3.6. Hubungan Z vs t untuk konsentrasi partikel 60 gr/L tanpa flokulan


pada kolom kecil

Kolom Besar
(60gr/L, dengan flokulan)
30
25
20

-100/+140

Z (cm) 15
10

-140/+200

5
0
0

10

15

20

25

30

35

40

t (menit)

Grafik III.3.7. Hubungan Z vs t untuk konsentrasi partikel 60 gr/L dengan


flokulan pada kolom besar

III - 14

Kolom Kecil
(60gr/L, dengan flokulan)
30
25
20

-100/+140

Z (cm) 15
10

-140/+200

5
0
0

10

15

20

25

30

35

40

t (menit)

Grafik III.3.8. Hubungan Z vs t untuk konsentrasi partikel 60 gr/L dengan


flokulan pada kolom kecil
Grafik diatas menyatakan perbandingan antara Z (ketinggian interface)
terhadap waktu untuk masing-masing variasi ukuran partikel pada konsentrasi
partikel yang sama. Berdasarkan teori semakin besar ukuran partikel maka
kecepatan pengendapannya akan semakin besar pula, sehingga diperlukan waktu
mengendap yang relatif lebih singkat dibandingkan dengan partikel yang memiliki
ukuran yang lebih kecil. Selain itu, partikel yang lebih kecil ukurannya memiliki
gaya gravitasi yang lebih kecil (berat partikel lebih kecil), sehingga resultan gaya
ke bawahnya akan lebih kecil daripada partikel dengan ukuran yang lebih besar.
Bila dibandingkan ukuran partikel untuk konsentrasi yang sama, ukuran
partikel -100/+140 membutuhkan waktu pengendapan yang lebih singkat
dibandingkan dengan ukuran partikel -140/+200. Hal ini dikarenakan semakin
besar ukuran partikel maka akan semakin cepat mengendap ( gaya gravitasi yang
lebih besar sehingga resultan gaya ke bawah lebih besar).
Namun data yang diperoleh dari hasil percobaan untuk konsentrasi yang
sama dengan ukuran partikel yang berbeda, ketinggian interface untuk ukuran
partikel -100/+140 mesh memiliki kecenderungan yang lebih tinggi tiap waktunya
dibandingkan untuk ukuran partikel -140/+200 mesh. Kecepatan pengendapan
ukuran partikel -100/+140 mesh memiliki waktu pengendapan yang lebih lama

III - 15

dibandingkan dengan ukuran partikel -140/+200 mesh. Kecuali pada Kolom Kecil
(40gr/L, dengan flokulan) dan Kolom Kecil (40gr/L tanpa flokulan) yang sesuai
dengan dasar teori.
Adanya penyimpangan di sebagian besar data ini dapat disebabkan
karena waktu screening kurang lama sehingga ukuran partikel yang diinginkan
menjadi tidak sesuai. Dimungkinkan masih ada sejumlah partikel dengan ukuran
yang jauh lebih kecil berada pada rentang -100/+140 mesh untuk konsentrasi
tersebut yang menyebabkan terjadinya perubahan waktu pengendapan secara
keseluruhan.
III.4. Pengaruh Waktu terhadap Ketinggian Interface Berdasarkan Luas
Penampang Kolom

-100/+140 mesh
(40 gr/ L, tanpa flokulan)
30
25

kolom besar

20

kolom kecil

Z (cm) 15
10
5
0
0

10 15 20 25 30 35 40 45
t (menit)

Grafik III.4.1. Hubungan Z vs t untuk ukuran partikel -100/+140 mesh,


konsentrasi partikel 40 gr/L, tanpa flokulan

III - 16

-100/+140 mesh
(40 gr/ L, dengan flokulan)
30
25

kolom besar

20

kolom kecil

Z (cm) 15
10
5
0
0

10 15 20 25 30 35 40
t (menit)

Grafik III.4.2. Hubungan Z vs t untuk ukuran partikel -100/+140 mesh,


konsentrasi partikel 40 gr/L, dengan flokulan

-100/+140 mesh
(60 gr/ L, tanpa flokulan)
30
25

kolom besar

20

kolom kecil

Z (cm) 15
10
5
0
0

10 15 20 25 30 35 40 45
t (menit)

Grafik III.4.3. Hubungan Z vs t untuk ukuran partikel -100/+140 mesh,


konsentrasi partikel 60 gr/L, tanpa flokulan

III - 17

-100/+140 mesh
(60 gr/ L, dengan flokulan)
30
25

kolom besar

20

kolom kecil

Z (cm) 15
10
5
0
0

10 15 20 25 30 35 40
t (menit)

Grafik III.4.4. Hubungan Z vs t untuk ukuran partikel -100/+140 mesh,


konsentrasi partikel 60 gr/L, dengan flokulan

-140/+200 mesh
(40 gr/ L, tanpa flokulan)
30
25

kolom besar

20

kolom kecil

Z 9cm) 15
10
5
0
0

5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
t (menit)

Grafik III.4.5. Hubungan Z vs t untuk ukuran partikel -140/+200 mesh,


konsentrasi partikel 40 gr/L, tanpa flokulan

III - 18

-140/+200 mesh
(40 gr/L, dengan flokulan)
30
25

kolom besar

20

kolom kecil

Z (cm) 15
10
5
0
0

10 15 20 25 30 35 40 45
t (menit)

Grafik III.4.6. Hubungan Z vs t untuk ukuran partikel -140/+200 mesh,


konsentrasi partikel 40 gr/L, dengan flokulan

-140/+200 mesh
(60 gr/ L, tanpa flokulan)
30
25

kolom besar

20

kolom kecil

Z (cm) 15
10
5
0
0

10

20

30

40

50

60

t (menit)

Grafik III.4.7. Hubungan Z vs t untuk ukuran partikel -140/+200 mesh,


konsentrasi partikel 60 gr/L, tanpa flokulan

III - 19

-140/+200 mesh
(60 gr/ L, dengan flokulan)
30
25

kolom besar

20

kolom kecil

Z (cm) 15
10
5
0
0

10 15 20 25 30 35 40
t (menit)

Grafik III.4.8. Hubungan Z vs t untuk ukuran partikel -140/+200 mesh,


konsentrasi partikel 60 gr/L, dengan flokulan
Grafik Z vs t diatas membandingkan variasi luas penampang kolom untuk
ukuran partikel dan konsentrasi partikel yang sama. Berdasarkan teori jika luas
penampang wadah semakin besar maka kecepatan pengedapannya semakin besar
pula sehingga waktu yang dibutuhkan partikel untuk mengendap juga semakin
cepat. Hal ini disebabkan karena semakin besar luas penampangnya maka jarak
antar partikel dalam kolompun juga semakin jauh sehingga mengurangi terjadinya
tumbukan antar partikel dan partikel lebih mudah mengendap akibat adanya free
settling.
Pada percobaan ini kolom yang dipakai terdapat variasi pada diameternya.
Pada kolom yang lebih besar berdiameter 8.8 cm dan kolom kecil berdiameter 5
cm dengan tinggi yang sama yaitu 50 cm. Dapat dilihat dari grafik diatas bahwa
sebagian besar data mengikuti teori yang telah dijelaskan sebelumnya kecuali data
-140/+200 mesh (40 gr/ L, tanpa flokulan) dan -140/+200 mesh (40 gr/L, dengan
flokulan) yang tidak sesuai dengan teori yang ada. Terjadinya penyimpangan di
beberapa data ini disebabkan oleh pengadukan / pengocokan kolom yang kurang
merata sehingga larutan awal tidak homogeny dan banyak partikel yang
menempel di dinding kolom besar sehingga waktu pengandapan ke dasar
kolompun memerlukan waktu yang lebih lama pula.

III - 20

III.5. Pengaruh Tinggi Interface Terhadap Konsentrasi

grafik z vs cL
20
15
40 gr/L

Z (cm) 10

60 gr/L

5
0
0.05

0.1

0.15

0.2

0.25

0.3

cL (gr/L)

Grafik III.5.1. Hubungan Z vs CL pada ukuran partikel -100/+140, tanpa flokulan,


pada kolom besar

grafik z vs cL
14
12
10
Z (cm)

40 gr/L

60 gr/L

4
2
0
0

0.05

0.1

0.15

0.2

0.25

0.3

cL (gr/L)

Grafik III.5.2. Hubungan Z vs CL pada ukuran partikel -100/+140, tanpa flokulan,


pada kolom kecil

III - 21

grafik z vs cL
12
10
8
Z (cm)

40 gr/L

60 gr/L

4
2
0
0

0.1

0.2

0.3

0.4

0.5

0.6

cL (gr/L)

Grafik III.5.3. Hubungan Z vs CL pada ukuran partikel -100/+140, dengan


flokulan, pada kolom besar

grafik z vs cL
10
8

Z (cm)

40 gr/L

60 gr/L

2
0
0

0.1

0.2

0.3

0.4

0.5

0.6

cL (gr/L)

Grafik III.5.4. Hubungan Z vs CL pada ukuran partikel -100/+140, dengan


flokulan, pada kolom kecil

III - 22

grafik z vs cL
20
15
40 gr/L

Z (cm) 10

60 gr/L

5
0
0

0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8


cL (gr/L)

Grafik III.5.5. Hubungan Z vs CL pada ukuran partikel -140/+200, tanpa flokulan,


pada kolom besar

Grafik Z vs cL
14
12
10
z (cm)

40 gr/L

60 gr/L

4
2
0
0

50 100 150 200 250 300 350 400


cL (gr/L)

Grafik III.5.6. Hubungan Z vs CL pada ukuran partikel -140/+200, tanpa flokulan,


pada kolom kecil

III - 23

grafik z vs cL
15

10

40 gr/L

Z (cm)

60 gr/L

0
0

0.1

0.2

0.3

0.4

0.5

0.6

0.7

cL (gr/L)

Grafik III.5.7. Hubungan Z vs CL pada ukuran partikel -140/+200, dengan


flokulan, pada kolom besar

grafik z vs cL
14
12
10
Z (cm)

40 gr/L

60 gr/L

4
2
0
0

0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35 0.4


cL (gr/L)

Grafik III.5.8. Hubungan Z vs CL pada ukuran partikel -140/+200, dengan


flokulan, pada kolom kecil
Pada saat awal t = 0, CL = Co karena belum terjadi pengendapan (partikel
solid masih homogen). Semakin bertambahnya waktu, partikel yang mengendap
semakin banyak, sehingga kumpulan slurry pada bagian dasar wadah semakin

III - 24

banyak

dan

konsentrasinya

akan

semakin

bertambah.

Seiring

dengan

bertambahnya padatan yang mengendap, maka ketinggian interfaan semakin


menurun mencapai ketinggian konstan. Penurunan ketinggian inteface secara
mendadak di awal grafik hanya terjadinya dalam penambahan konsntrasi yang
sangat kecil (hampir vertikal). Persamaan yang menghubungkan antar C dengan Z
adalah: Dari persamaan ini dapat disimpulkan bahwa semakin besar perubahan
nilai Zi maka perubahan nilai CL hanya sedikit. Hal inilah yang menjelaskan bahwa
ketika awal pengendapan, nilai Zi berubah secara drastis tetapi nilai CL rendah.
Sedangan mendekati akhir sedimentasi, Zi berubah sangat kecil tetapi nilai CL
berubah.
Pada kondisi akhir pengendapan, didapatkan harga Zi dan CL yang konstan.
Artinya seluruh partikel yang tersebar di setiap bagian air sudah terendapkan dan
mempeoleh konsentrasi slurry yang paling tinggi. Hal ini disebabkan karena
tumpukn partikel di dasar gelas ukur sudah tidak dapat termampatkan lagi (dalam
waktu yang sangat lama).
III.6. Pengaruh Konsentrasi Terhadap Kecepatan Pengendapan

grafik v vs cL
1
0.8

V (cm/menit)

0.6

40 gr/L

0.4

60 gr/L

0.2
0
0.05

0.1

0.15

0.2

0.25

0.3

cL (gr/L)

Grafik III.6.1. Hubungan v

vs CL pada ukuran partikel -100/+140 mesh, tanpa

flokulan, pada kolom besar

III - 25

grafik v vs cL
1.5

40 gr/L

v (cm/menit)

60 gr/L

0.5

0
0

0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3


cL (gr/L)

Grafik III.6.2. Hubungan v

vs CL pada ukuran partikel -100/+140 mesh, tanpa

flokulan, pada kolom kecil

grafik v vs cL
1.2
1
0.8

40 gr/L

V (cm/menit) 0.6
0.4

60 gr/L

0.2
0
0

0.1

0.2

0.3

0.4

0.5

0.6

cL (gr/L)

Grafik III.6.3. Hubungan v

vs CL pada ukuran partikel -100/+140 mesh,

dengan flokulan, pada kolom besar

III - 26

grafik v vs cL
2
1.5
v (cm/menit)

40 gr/L

60 gr/L

0.5
0
0

0.1

0.2

0.3

0.4

0.5

0.6

cL (gr/L)

Grafik III.6.4. Hubungan v

vs CL pada ukuran partikel -100/+140 mesh,

dengan flokulan, pada kolom kecil

grafik v vs cL (-140/+200 mesh besar TANPA)


1.6
1.4
1.2
1
0.8
v ( cm/menit)
0.6
0.4
0.2
0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8

40 gr/L
60 g/L

cL (gr/L)

Grafik III.6.5. Hubungan v

vs CL pada ukuran partikel -140/+200 mesh, tanpa

flokulan, pada kolom besar

III - 27

grafik v vs cL
1.4
1.2
1
40 gr/L

0.8
v (cm/menit) 0.6

60 gr/L

0.4
0.2
0
0

0.1

0.2

0.3

0.4

cL (gr/L)

Grafik III.6.6. Hubungan v

vs CL pada ukuran partikel -140/+200 mesh, tanpa

flokulan, pada kolom kecil

grafik v vs cL
1.2
1
0.8
40 gr/L

v (cm/menit) 0.6

60 gr/L

0.4
0.2
0
0

0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7


cL (gr/L)

Grafik III.6.7. Hubungan v

vs CL pada ukuran partikel -140/+200 mesh,

dengan flokulan, pada kolom besar

III - 28

grafik v vs cL
1.4
1.2
1
40 gr/L

0.8
v (cm/menit) 0.6

60 gr/L

0.4
0.2
0
0

0.1

0.2

0.3

0.4

cL (gr/L)

Grafik III.6.8. Hubungan v

vs CL pada ukuran partikel -140/+200 mesh,

dengan flokulan, pada kolom kecil


Grafik diatas menjelaskan bahwa semakin besar konsentrasi slurry pada
dasar wadah, maka kecepatan pengendapan partikel akan semakin lambat. Hal ini
sesuai dengan konsep hindered settling, dimana tingginya konsentrasi
menunjukkan banyaknya partikel solid yang berada dalam suatu campuran yang
mengakibatkan semakin besar gangguan yang timbul dari adanya gerakan antar
partikel. Pada saat awal pengendapan, nilai CL rendah sehingga partikel bebas
mengendap tanpa adanya gangguan dari partikel lainnya (tidak adanya gesekan).
Kondisi ini disebut dengan free settling. Sedangkan di akhir pengendapan, banyak
partikel yang mempengaruhi partikel lain yang mengendap, sehingga halangan
atau resultan gaya ke bawah menjadi semakin rendah. Hal ini mengakibatkan
kecepatan pengendapan semakin kecil. Kondisi ini dikenal dengan hindered
settling.
Pada percobaan ini, ada beberapa nilai CL lebih rendah dari pada Co. Hal
tersebut terjadi disebabkan oleh pengamatan dari praktikan kurang tepat. CL yang
diamati adalah waktu jernih, tetapi praktikan melihat pada zona yang masih keruh,
dimana seharusnya CL yang diamati adalah perbatasan jerih dan pekat.

III - 29

Adapun pengaruh flokulan dapat diamati perbedaannya dari grafik berikut:

grafik cL vs v
Kolom besar -100/+140 mesh
1.2

tanpa flokulan 40 gr/L

dengan flokulan 40
gr/L

0.8

tanpa flokulan 60 gr/L

v (cm/s) 0.6
0.4

dengan flokulan 60
gr/l

0.2
0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6
cL (gr/L)

Grafik III.6.9. Hubungan v

vs CL dengan

ukuran partikel -100/+140 pada kolom besar

grafik cL vs v
Kolom kecil -100/+140 mesh
2

40 gr/L tanpa flokulan


40 gr/L dengan
flokulan

1.5
v (cm/s)

60 gr/L tanpa flokulan


60 gr/L dengan
flokulan

0.5
0
0
-0.5

0.2

0.4

0.6

0.8

cL (gr/L)

Grafik III.6.10. Hubungan v

vs CL dengan

ukuran partikel -100/+140 pada kolom kecil

III - 30

grafik cL vs v
Kolom besar -140/+200 mesh
2

40 gr/L tanpa flokulan


40 gr/L dengan
flokulan

1.5
v (cm/s)

60 gr/L tanpa flokulan

60 gr/L dengan
flokulan

0.5
0
0

0.2

0.4

0.6

0.8

cL (gr/L)

Grafik III.6.11. Hubungan v

vs CL dengan

ukuran partikel -140/+200 pada kolom besar

grafik cL vs v
Kolom kecil -140/+200 mesh
1.5

40 gr/L tanpa flokulan


40 gr/L dengan
flokulan

60 gr/L tanpa flokulan

v (cm/s)

60 gr/L dengan
flokulan

0.5
0
0

0.1

0.2

0.3

0.4

cL (gr/L)

Grafik III.6.12. Hubungan v

vs CL dengan

ukuran partikel -140/+200 pada kolom kecil


Berdasarkan teori, pada konsentrasi yang sama, kecepatan pengendapan
dengan flokulan akan lebih besar dibandingkan tanpa flokulan. Hal ini
dikarenakan ukuran partikel menjadi lebih besar dengan adanya flokulan

III - 31

(koagulasi-flokulasi) dengan resultan gaya ke bawah akan lebih besar sehingga


kecepetan pengendapan juga besar.
Dan hasil percobaan menunjukkan bahwa kecepatan ketika tanpa flokulan
lebih besar dibandingkan dengan yang menggunakan flokulan. Hal ini sesuai
dengan teori yang ada.
III.7. Hubungan antara (Z Z~)/(Zo Z~) Terhadap Waktu

Grafik (z-z~)/(z0-z~) vs t
Kolom Besar -100/+140 mesh
Tanpa Flokulan
1.5

40 gr/L
60 gr/L

1
(z-z~)/(z0-z~)

0.5
0
0

5 10 15 20 25 30 35 40
t (menit)

Grafik III.7.1. Hubungan (Z Z~)/(Zo Z~) vs t pada ukuran partikel


-100/+140 mesh, tanpa flokulan, pada kolom besar

III - 32

Grafik (z-z~)/(z0-z~) vs t
Kolom Kecil -100/+140 mesh
Tanpa Flokulan
1.5

40 gr/L
60 gr/L

1
(z-z~)/(z0-z~)

0.5
0
0

5 10 15 20 25 30 35 40 45
t (menit)

Grafik III.7.2. Hubungan (Z Z~)/(Zo Z~) vs t pada ukuran partikel


-100/+140 mesh, tanpa flokulan, pada kolom kecil

Grafik (z-z~)/(z0-z~) vs t
Kolom Besar -100/+140 mesh
Dengan Flokulan
1.2
1

40 gr/L

0.8

60 gr/L

(z-z~)/(z0-z~) 0.6
0.4
0.2
0
0

10 15 20 25 30 35 40
t (menit)

Grafik III.7.3. Hubungan (Z Z~)/(Zo Z~) vs t pada ukuran partikel


-100/+140 mesh, dengan flokulan, pada kolom besar

III - 33

Grafik (z-z~)/(z0-z~) vs t
Kolom Kecil -100/+140 mesh
Dengan Flokulan
1.5

40 gr/L
60 gr/L

1
(z-z~)/(z0-z~)

0.5
0
0

10 15 20 25 30 35 40
t (menit)

Grafik III.7.4. Hubungan (Z Z~)/(Zo Z~) vs t pada ukuran partikel


-100/+140 mesh, dengan flokulan, pada kolom kecil

Grafik (z-z~)/(z0-z~) vs t
Kolom Besar -140/+200 mesh
Tanpa Flokulan
1.5

40 gr/L
60 gr/L

(z-z~)/(z0-z~)

0.5
0
0

10

20

30

40

50

t (menit)

Grafik III.7.5. Hubungan (Z Z~)/(Zo Z~) vs t pada ukuran partikel


-140/+200 mesh, tanpa flokulan, pada kolom besar

III - 34

Grafik (z-z~)/(z0-z~) vs t
Kolom Kecil -140/+200 mesh
Tanpa Flokulan
1.2
1

40 gr/L

0.8

60 gr/L

(z-z~)/(z0-z~) 0.6
0.4
0.2
0
0

10

20

30

40

50

60

t (menit)

Grafik III.7.6. Hubungan (Z Z~)/(Zo Z~) vs t pada ukuran partikel


-140/+200 mesh, tanpa flokulan, pada kolom kecil

Grafik (z-z~)/(z0-z~) vs t
Kolom Besar -140/+200 mesh
Dengan Flokulan
1.5

40 gr/L
60 gr/L

(z-z~)/(z0-z~)

0.5
0
0 5 1015202530354045
t (menit)

Grafik III.7.7. Hubungan (Z Z~)/(Zo Z~) vs t pada ukuran partikel


-140/+200 mesh, dengan flokulan, pada kolom besar

III - 35

grafik (z-z~)/(z0-z~) vs t
Kolom Kecil -140/+200 mesh
Dengan Flokulan
1.5

40 gr/L
60 gr/L

1
(z-z~)/(z0-z~)

0.5
0
0

10 15 20 25 30 35 40
t (menit)

Grafik III.7.8. Hubungan (Z Z~)/(Zo Z~) vs t pada ukuran partikel


-140/+200 mesh, dengan flokulan, pada kolom kecil
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa untuk mencapai (Z Z~)/(Z o Z~)=0
dibutuhkan waktu yang berbeda tergantung ukuran dan dimensi partikel. Kondisi
(Z Z~)/(Zo Z~) = 0 menunjukkan proses pengendapan yang sudah sempurna.
Dari keempat grafik diatas menunjukkan bahwa konsentrasi 30 g/L mencapai
kondisi (Z Z~)/(Zo Z~) = 0 terlebih dahulu, artinya waktu pengendapan
konsentrasi yang lebih rendah akan lebih singkat dibandingkan dengan yang
konsentrasinya tinggi. Berikut adalah grafik yang memperlihatkan pengaruh
adanya flokulan dalam sedimentasi :

III - 36

Grafik (z-z~)/(z0-z~) vs t
-100/+140 mesh, kolom besar
1.2
1

40 gr/L tanpa flokulan


40 gr/L dengan flokulan

0.8

60 gr/L tanpa flokulan

(z-z~)/(z0-z~) 0.6
0.4

60 gr/L dengan flokulan

0.2
0
0 5 10 15 20 25 30 35 40
t (menit)

Grafik III.7.9. Hubungan (Z Z~)/(Zo Z~) vs t dengan ukuran partikel


-100/+140 mesh pada kolom besar

Grafik (z-z~)/(z0-z~) vs t
-100/+140 mesh, kolom kecil
1.2
1

40 gr/L tanpa flokulan


40 gr/L dengan flokulan

0.8

60 gr/L tanpa flokulan

(z-z~)/(z0-z~) 0.6
0.4

60 gr/L dengan flokulan

0.2
0
0 5 1015202530354045
t (menit)

Grafik III.7.10. Hubungan (Z Z~)/(Zo Z~) vs t dengan ukuran partikel


-100/+140 mesh pada kolom kecil

III - 37

Grafik (z-z~)/(z0-z~) vs t
-140/+200 mesh, kolom besar
1.2
1

40 gr/L tanpa flokulan


40 gr/ L dengan flokulan

0.8

60 gr/L tanpa flokulan

Axis Title 0.6


0.4

60 gr/L dengan flokulan

0.2
0
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
t (menit)

Grafik III.7.11. Hubungan (Z Z~)/(Zo Z~) vs t dengan ukuran partikel


-140/+200 mesh pada kolom besar

grafik (z-z~)/(z0-z~) vs t
-140/+200 mesh kolom kecil
1.2
1

40 gr/L tanpa flokulan


40 gr/L dengan flokulan

0.8

60 gr/L tanpa flokulan

(z-z~)/(z0-z~) 0.6
0.4

60 gr/L dengan flokulan

0.2
0
0 10 20 30 40 50 60
t (menit)

Grafik III.7.12. Hubungan (Z Z~)/(Zo Z~) vs t dengan ukuran partikel


-140/+200 mesh pada kolom kecil
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa pengendapan dengan flokulan akan
mencapai kondisi (ZZ~)/(ZoZ~) = 0 lebih dulu, sehingga membuktikan bahwa

III - 38

penggunaan flokulan dalam proses sedimentasi dapat menghemat waktu yang


dibutuhkan.
III.8. Kecepatan Terminal Berdasarkan Free Settling

dan Hindered

Settling
Dari hasil perhitungan diperoleh kecepatan terminal pada kondisi free
settling dan hindered settling tiap konsentrasi tertentu, sebagai berikut:

Mesh

Dp (m)

-100/+140
mesh

0.0000575

-140/+200
mesh

0.00005375

Konsentrasi
(gr/L)

(m/s)

(m/s)

40

0.074209743

0.059368

60

0.074209743

0.056399

40

0.064845848

0.051877

60

0.064845848

0.049283

Tabel III.8.1. Kecepatan terminal berdasarkan Free Settling dan Hindered settling
Dari data diatas dapat dilihat bahwa partikel dengan ukuran lebih besar
mempunyai nilai kecepatan yang lebih besar. Hal ini disebabkan partikel lebih
besar mempunyai resultan gaya ke bawah lebih besar. Selain itu, nilai dari
kecepatan free settling lebih besar dibandingkan hindered settling karena pada
saat awal pengendapan, partikel dapat jatuh bebas tanpa adanya pengaruh gesekan
partikel lain. Dilihat dari nilai kecepatan hindered settling, Larutan suspensi
dengan konsentrasi lebih tinggi mempunyai kecepatan yang lebih kecil. Hal ini
dipengaruhi oleh lebih banyak partikel yang mempengaruhi partikel lain untuk
mengendap sehingga menyebabkan resultan gaya ke bawah lebih kecil.
Pada percobaan ini, jika data kecepatan yang didapatkan dari percobaan
dibandingan dengan kecepatan teori maka, kecepatan pada saat percobaan adalah
kecepatan hindered settling. Karena kecepatan hasil percobaan lebih mendekati
kecepatan hindered settling.
III.9. Perancangan Luas Thickener dari Fluks Minimum
Thickener merupakan alat yang digunakan untuk sedimentasi yang
beroperasi secara kontinu. Untuk perhitungannya, membutuhkan data besar
umpan yang akan diolah serta kecepatan sludge yang keluar. Sementara itu, aliran

III - 39

cairan jernih yang keluar berdasarkan prinsip overflow. Perhitungan luas thickener
dipengaruhi oleh konsentrasi turunnya partikel tiap satuan luas yang disebut fluks.
Fluks tersebut dipengaruhi oleh besarnya kecepatan turunnya partikel akibat
pengendapan serta kecepatan turunnya partikel akibat aliran keluar underflow.
L .c
L .
A 0 0 0 u
FL
z0
Perhitungan luas maksimum thickener dari fluks minimum menggunakan
data percobaan untuk ukuran partikel -140/+200 mesh dengan konsentrasi 60 g/L
tanpa menggunakan flokulan. L0 = 1000000 cm3/menit. Dengan

= 0.3472

cm/menit (500 cm/hari) dan Qu= 106 cm3/menit didapatkan grafik sebagai berikut:
0.2

Fluks (gr/cm2. menit) 0.1

Fluks total
Fluks Underflow

0
0

0.1 0.2 0.3 0.4


cL ( gr/L)

Grafik III.8.1. Hubungan CL vs Fluks


Dari grafik tersebut diketahui bahwa fluks minimum terletak pada saat fluks total
adalah 0,092832 gr/cm2.menit. Sehinggga diperoleh luas thickener mkasimum
adalah 646328,9 cm2.

III - 40

You might also like