Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pada
umumnya
setiap
perusahaan
memiliki
berbagai
sejalan
perusahaan
dengan
perkembangan
dalam
rangka
perekonomian,
mengembangkan
banyak
usahanya
perusahaan
tersebut
menyerahkan
masalah
yang
sebagai
pihak
yang
bertanggung
jawab
atas
memiliki
reputasi
yang
baik.
Sehingga
terdapat
karena
underwriter
yang
bereputasi
baik
akan
beran
terdapat
variabel
variabel
yang
mempengaruhi
faktor
faktor
yang
mempengaruhi
tingkat
bahwa
reputasi
underwriter
dan
financial
ditentukan
oleh
kesepakatan
antara
emiten
dan
selain
itu
saham
tersebut
belum
pernah
dan
Ritter,
1986
dalam
Yasa,
2008).
Didalam
tersebut
memiliki
informasi
yang
sama
terhadap
menunjukkan
dan
return
on
bahwa
assets
secara
parsial
berpengaruh
reputasi
terhadap
assets
dapat
dipertimbangkan
untuk
menilai
tingkat
dipertimbangkan
untuk
menilai
tingkat
underpricing
saham perdana.
ROA merupakan suatu rasio penting yang dapat dipergunakan untuk
mengukur kemampuan perusahaan dengan investasi yang telah ditanamkan untuk
mendapat laba. ROA yang semakin besar berarti bahwa perusahaan tersebut dapat
memanfaatkan seluruh asetnya dalam memperoleh laba sehingga tingkat
underpricing yang diharapkan akan rendah. Penelitian yang dilakukan Mansur
(2002), Aini (2009), Yasa (2008), Handayani (2008), dan Suyatmin & Sujadi
(2006) menyatakan variabel ROA berpengaruh negatif signifikan terhadap tingkat
underpricing. Sedangkan Setianingrum (2005) menyatakan variabel ROA
berpengaruh positif terhadap tingkat underpricing.
Perusahaan yang berskala besar umumnya lebih dikenal
oleh masyarakat daripada perusahaan dengan skala kecil. Karena
lebih dikenal maka informasi mengenai perusahaan skala besar
lebih banyak dibandingkan dengan perusahaan skala kecil. Bila informasi
ditangan investor banyak maka tingkat ketidakpastian investor akan masa depan
perusahaan dapat diketahui. Dengan demikian perusahaan yang berskala besar
mempunyai tingkat underpricing yang lebih rendah dari perusahaan berskala
kecil. Penelitian yang dilakukan Suyatmin & Sujadi (2006), Aini (2009), dan Yasa
(2008) menyatakan ukuran perusahaan berpengaruh negatif signifikan terhadap
tingkat underpricing. Mansur (2002), Sulistio (2005), dan wardhani (2002) juga
faktor
yang
faktor
dinyatakan
yang
mempengaruhi
dalam
pertanyaan
tingkat
sebagai
berikut:
1. Apakah reputasi underwriter, financial leverage, ukuran
perusahaan, reputasi auditor, dan return on assets (ROA)
secara simultan berpengaruh terhadap underpricing ?
2. Apakah reputasi underwriter berpengaruh terhadap tingkat
underpricing pada perusahaan yang go public di Bursa Efek
Indonesia ?
3. Apakah financial leverage berpengaruh terhadap tingkat
underpricing pada perusahaan yang go public di Bursa Efek
Indonesia ?
4. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap tingkat
underpricing pada perusahaan yang go public di Bursa Efek
Indonesia ?
5. Apakah reputasi auditor berpengaruh terhadap tingkat
underpricing pada perusahaan yang go public di Bursa Efek
Indonesia ?
6. Apakah Profitabilitas
Perusahaan
(ROA)
berpengaruh
pengaruh
reputasi
underwriter,
financial
pengaruh
reputasi
underwriter
terhadap
pengaruh
ukuran
perusahaan
terhadap
di
pengaruh
reputasi
auditor
perusahaan
emiten
dan
calon
emiten,
untuk
mendapatkan
untuk
menambah
ilmu
pengetahuan
baik
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penawaran Umum Perdana (Initial Public Offering)
Perusahaan yang membutuhkan dana dapat melakukan
penerbitan surat berharga seperti saham (stock), obligasi (bond),
dan sekuritas lainnya. Surat berharga yang baru dijual dapat
berupa penawaran perdana ke publik (initial public offering atau
IPO) atau tambahan surat berharga baru jika perusahaan sudah
go public. Initial Public Offering (IPO) merupakan kegiatan yang
dilakukan perusahaan dalam rangka penawaran umum penjualan
saham perdana (Ang, 1997). Setelah saham dijual di pasar
perdana kemudian saham tersebut didaftarkan di pasar sekunder
11
dari
kemudahan
melakukan
go
meningkatkan
public
modal
diantaranya
di
masa
adalah:
mendatang,
diketahui.
Disamping
manfaat
yang
diperoleh
diantaranya
adalah:
biaya
laporan
meningkat,
perusahaan
publik
harus
memenuhi
beberapa
kesanggupan, yaitu :
1. Keharusan untuk keterbukaan (full disclosure).
Indikator pasar modal yang sehat adalah transparansi atau keterbukaan.
Sebagai perusahaan publik yang sahamnya telah dimiliki oleh masyarakat,
harus menyadari keterbukaan sesuai dengan peraturan yang telah
ditetapkan. Oleh karena itu, emiten harus memenuhi persyaratan
12
13
kewajiban ini secara teratur dan konstan. Jika tidak, maka akan
menurunkan kredibilitas perusahaan.
5. Senantiasa berusaha untuk meningkatkan
tingkat
pertumbuhan
perusahaan.
Perusahaan harus menunjukkan kemampuannya untuk bertahan dalam
dunia persaingan sehingga harus bekerja keras untuk memperoleh itu. Hal
ini merupakan salah satu kewajiban perusahaan kepada investor yang telah
menanamkan modalnya.
Terdapat beberapa alasan perusahaan berupaya memperoleh dana dengan
melakukan go public di pasar modal. Menurut Suyatmin (2003), alasan-alasan
perusahaan menawarkan sahamnya di pasar modal adalah sebagai berikut:
1. Kebutuhan akan dana untuk melunasi hutang baik jangka pendek maupun
jangka panjang sehingga mengurangi beban bunga.
2. Meningkatkan modal kerja.
3. Membiayai perluasan perusahaan (pembangunan pabrik baru, peningkatan
kapasitas produksi)
4. Memperuas jaringan pemasaran dan distribusi.
5. Meningkatkan teknologi produksi.
6. Membayar sarana penunjang (pabrik, perawatan kantor, dll)
2.2 Underpricing
Istilah
underpricing
digunakan
untuk
menggambarkan
Menurut
Hanafi
(2004),
underpricing
merupakan
dan
investor.
Bagi
perusahaan
underpricing
dapat
merugikan
emiten
dikumpulkan
tidak
maksimal.
Namun,
karena
(emiten),
dana
underpricing
yang
dapat
tinggi.
kemungkinan
(Kim
dan
terjadinya
Shin,
2001)
underpricing
menyatakan
bahwa
disebabkan
karena
15
likuidasinya atau nilai pasar yang seharusnya diterima oleh pemegang saham
(Ang, 1997). Menurut Brigham (2001), underpricing dapat dikatakan sebagai
keadaan dimana saham memberikan return positif pada transaksi pasar sekunder
setelah penawaran perdana. Selisih harga inilah yang dikenal sebagai Initial
Return (IR) atau positif return bagi investor yaitu nilai positif return yang
diperoleh dari penawaran perdana mulai dari saat dibeli di pasar primer sampai
pertama kali didaftarkan di pasar sekunder (Jogiyanto, 2007). Harga penawaran
saham di pasar perdana adalah hasil kesepakatan antara emiten dengan
underwriter. Setelah melakukan Penawaran perdana, saham diperjual-belikan di
pasar sekunder dimana harga saham ditentukan oleh kuatnya penawaran dan
permintaan akan saham. Presentase selisih harga saham di pasar sekunder
dibandingkan dengan harga saham pada Penawaran Perdana menjadi ukuran
besarnya initial return. Apabila harga saham di pasar sekunder pada hari pertama
perdagangan saham secara signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan harga
penawaran di pasar perdana maka saham mengalami underpricing (Sulistio,
2005).
Terdapat beberapa teori yang menjelaskan tentang harga saham IPO yang
mengalami Underpricing, diantaranya :
a. Teori Sinyal (Signalling Theory)
Menurut Rahmawati (2007), penggunaan sinyal positif secara efektif dapat
mengurangi tingkat ketidakpastian yang dihadapi investor, sehingga
investor dapat membedakan kualitas perusahaan yang baik dan buruk.
Morris (1987) dalam Rahmawati (2007) menggambarkan teori Signaling
sebagai berikut; penjual (underwriter dan emiten) di pasar mempunyai
16
17
luar)
yang
menjembatani
kepentingan
emiten
dan
informasi
privat
dari
emiten
mengenai
prospek
18
underwriter
berpengaruh
signifikan
terhadap
sehingga
informasi
yang
investor
dapatkan
pada
19
20
pengauditannya yang tinggi, auditor akan dihargai dalam bentuk premium harga
oleh klien. Penggunaan adviser yang profesional (auditor dan underwriter yang
mempunyai reputasi tinggi) dapat digunakan sebagai tanda atau petunjuk terhadap
kualitas perusahaan emiten, Holland dan Harton (1993) dalam Daljono (2000).
Dengan memakai adviser yang profesional dan berkualitas, akan mengurangi
kesempatan emiten untuk berlaku curang dalam menyajikan informasi yang tidak
akurat ke pasar.
Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang digunakan
oleh investor atau calon investor dan underwriter untuk menilai perusahaan yang
akan go public. Salah satu persyaratan dalam proses go public adalah laporan
keuangan yang telah diaudit oleh kantor akuntan publik (Keputusan Menteri
Keuangan RI No.859 /KMK.01/1987). Laporan keuangan yang telah diaudit akan
memberikan tingkat kepercayaan yang lebih besar kepada pemakainya. Investor
membutuhkan laporan keuangan yang telah diaudit oleh auditor yang
berkualifikasi (Rosyati dan Sebeni, 2002).
2.7 Return On Assets (ROA)
ROA merupakan suatu rasio penting yang dapat dipergunakan untuk
mengukur kemampuan perusahaan dengan investasi yang telah ditanamkan (asset
yang dimilikinya) untuk mendapatkan laba. ROA menjadi salah satu
pertimbangan investor di dalam melakukan investasi terhadap saham-saham di
lantai bursa menurut Imam Ghozali dan Mudrik Al Mansur (2002).
Return on assets merupakan salah satu rasio keuangan yang menunjukkan
kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba dengan menggunakan asset yang
21
terdahulu
mengenai
faktor-faktor
yang
pengaruh
beberapa
variabel
terhadap
tingkat
underpricing.
Suyatmin dan Sujadi (2006) yang menggunakan teknik analisis regresi
berganda
untuk
menjelaskan
terjadinya
fenomena
underpricing
dengan
22
23
parsial
mempunyai
pengaruh
yang
signifikan
terhadap
tingkat
Tabel 2.1
Ringkasan Penelitian Terdahulu
24
Nama
Peneliti
Suyatmin
dan
Sujadi
(2006)
Gerianta
Wirawan
dan Yasa
(2008)
Judul
Penelitian
Faktorfaktor yang
mempengar
uhi
underpricin
g pada
Penawaran
Umum
Perdana di
BEI
Penyebab
Underpricin
g Pada
Penawaran
Saham
Perdana di
Bursa Efek
Indonesia.
Variabel
Penelitian
Dependen:
Underpricing
Independen:
Umur perusahaan,
Reputasi auditor,
Reputasi penjamin
emisi, jenis
industri, laba per
saham (EPS),
ukuran
penawaran,
current ratio,
return on
investment (ROI)
dan financial
leverage.
Dependen:
Underpricing
Independen:
Umur perusahaan,
prosentase
saham yang
ditawarkan ke
publik,
profitabilitas
perusahaan,
financial leverage,
solvability ratio,
ukuran perusahaan,
kepemilikan
pemerintah,
reputasi penjamin
Hasil Penelitian
Variabel current ratio
berpengaruh negatif
signifikan terhadap
underpricing dan
variabel auditor juga
berpengaruh terhadap
underpricing. Sedangkan
untuk variabel umur
perusahaan, reputasi
penjamin emisi, jenis
industri, dan return on
investment (ROI)
berpengaruh positif
signifikan terhadap
underpricing dan
variabel laba per saham
(EPS), ukuran
penawaran, dan financial
leverage tidak
berpengaruh terhadap
underpricing.
Variabel reputasi
penjamin emisi dan
profitabilitas perusahaan
memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap
underpricing
sedangkanvariabel umur
perusahaan, prosentase
saham yang ditawarkan
ke publik,
financial leverage,
solvability ratio, ukuran
perusahaan, kepemilikan
pemerintah, dan reputasi
auditor tidak memiliki
pengaruh yang signifikan
25
emisi, dan
reputasi auditor.
terhadap tingkat
underpricing.
lanjutan...
Nama
Peneliti
Sri Retno
Handaya
ni (2008)
Judul
Penelitian
Analisis
Faktor-Faktor
Yang
Mempengaruhi
Underpricing
Pada
Penawaran
Umum
Perdana
(Studi Kasus
Pada
Perusahaan
Keuangan
yang Go
Publik di
Bursa Efek
Jakarta Tahun
2000-2006).
Variabel
Penelitian
Dependen:
Underpricing
Independen:
Debt to Equity
Rasio, Return On
Assets, Earning
per Share, Umur
perusahaan,
Ukuran
Perusahaan, dan
Prosentase
Penawaran Saham.
Nurjanti
Takarini
dan
Kustini
(2007)
Faktor-Faktor
Yang
Mempengaruhi
Underpricing
Pada
Penawaran
Saham
Perdana (IPO)
pada
Perusahaan
yang GoPublic di BEJ
Dependen:
Underpricing
Independen:
Reputasi
underwriter,
Stock
offering,stock
retention,dan
listing time
Hasil Penelitian
EPS berpengaruh negatif
terhadap underpricing,
sedangkan Debt to
Equity Rasio, Return On
Assets, Umur
perusahaan, Ukuran
Perusahaan, dan
Prosentase Penawaran
Saham tidak berpengaruh
terhadap tingkat
underpricing.
Reputasi underwriter
berpengaruh signifikan
negatif terhadap
underpricing. Listing
time berpengaruh
signifikan negatif
terhadap underpricing,
sedangkan stock offering,
tidak mempunyai
pengaruh yang signifikan
terhadap tingkat
underpricing.
26
lanjutan...
Nama
Peneliti
Judul
Penelitian
Variabel
Penelitian
Hasil Penelitian
27
Ekadjaja
dan The
(2009)
Yolana dan
Martini
(2005)
Analisis
Faktorfaktor
penyebab
Underpricin
g Saham
Perdana
pada
perusahaan
trading
yang
terdaftar di
BEJ tahun
2000-2007.
Dependen :
Underpricing
Independen:
Reputasi
Auditor,
reputasi
underwriter,
umur
perusahaan,
ukuran
perusahaan,
financial
leverage
Variabelvariabel
yang
Mempengar
uhi
Fenomena
Underpricin
g Pada
Penawaran
Saham
Perdana Di
BEJ Tahun
1994-2001
Variabel
dependen:
underpricing
Variabel
independen:
Reputasi
underwriter,
jenis industri,
ROE, kurs,
skala
perusahaan
Secara parsial
reputasi auditor,
reputasi
underwriter, umur
perusahaan, dan
financial leverage
tidak berpengaruh
signifikan terhadap
underpricing,
sedangkan ukuran
perusahaan secara
parsial mempunyai
pengaruh yang
signifikan terhadap
tingkat underpricing
serta menunjukkan
bahwa reputasi
auditor, reputasi
underwriter, umur
perusahaan, ukuran
perusahaan, dan
financial leverage
secara simultan
mempunyai
pengaruh yang
signifikan terhadap
tingkat
underpricing.
Terdapat pengaruh secara
silmutan antara variabel
independen yaitu reputasi
penjamin emisi, rata-rata
kurs, skala perusahaan,
ROE, dan jenis industri
terbukti terhadap variabel
dependen yaitu
underpricing. Keempat
variabel independen (ratarata kurs, skala
perusahaan, ROE, jenis
industri) berhasil
28
membuktikan secara
parsial mempengaruhi
underpricing. sedangkan
variabel reputasi penjamin
emisi tidak terbukti
mempengaruhi
underpricing.
maupun
dasar
penelitian
lebih
lanjut.
Hipotesis
yang
diperoleh
investor.
Untuk
itu
diperlukan
29
return
underpricing.
on
Hasil
assets
(ROA)
penelitian
berpengaruh
Ekadjaja
dan
The
terhadap
(2009)
reputasi
underwriter
terhadap
tingkat
underpricing
30
rendahnya
tingkat
underpricing
karena
tinggi
financial
leverage
terhadap
tingkat
underpricing
31
dalam
melakukan
keputusan
investasi,
tentu
akan
32
berskala besar dalam jangka panjang akan kecil juga. Oleh karena itu
investor dapat mengambil keputusan dari ukuran perusahaan karena
memiliki informasi yang tinggi sehingga tingkat underpricing menjadi
kecil. Berdasarkan uraian diatas, maka untuk penelitian ini penulis akan
mengambil hipotesis sebagai berikut :
H4 : Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap tingkat underpricing
4. Pengaruh reputasi auditor terhadap tingkat underpricing
Perusahaan yang akan melakukan IPO akan memilih Kantor
Akuntan Publik (KAP) yang memiliki reputasi baik (Rosyati dan Arifin
Sebeni, 2002). Karena reputasi auditor berpengaruh pada kredibilitas
laporan keuangan ketika suatu perusahaan go public. Menurut Daljono
(2000) reputasi auditor, umur perusahaan, persentase saham yang
ditawarkan pada publik, profitabilitas perusahaan yang diwakili ROA, dan
solvability ratio, terbukti tidak signifikan mempengaruhi initial return.
Sedangkan menurut Sulistio (2005) bahwa tidak terdapat pengaruh antara
reputasi auditor terhadap initial return. Berdasarkan uraian diatas, maka
untuk penelitian ini penulis akan mengambil hipotesis sebagai berikut :
H5 : Reputasi Auditor berpengaruh terhadap tingkat underpricing
5. Pengaruh return on assets (ROA) terhadap tingkat underpricing
ROA merupakan salah satu rasio profitabilitas untuk mengetahui
tingkat pengembalian saham atas harta yang dimiliki oleh perusahaan.
ROA
digunakan
untuk
mengukur
efektifitas
perusahaan
dalam
33
berpengaruh
negatif
terhadap
tingkat
underpricing.
ROA
tinggi
ROA perusahaan
akan
semakin
rendah
tingkat
investor
akan
mempertimbangkan
prosentase
profitabilitas
yang
diduga
berpengaruh
terhadap
34
Skematis
kerangka
berpikir
dalam
penelitian
ini
dapat
variabel independen
Reputasi underwriter
H2
financial leverage
H3
variabel dependen
Ukuran perusahaan
reputasi auditor
Underpricing
H4
H1
35
H5
ROA
H6
Gambar 2.1 Kerangka Analisis
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis
penelitian
ini
adalah
deskriptif
kuantitatif,
yaitu
36
dependen
(Y)
yaitu
underpricing,
dan
variabel
auditor,
memperjelas
ukuran
pengertian
perusahaan,
yang
dan
terkandung
ROA.
dalam
Untuk
variabel-
operasional
yang
berhubungan
dengan
variabel
penelitian, yaitu:
1. Underpricing (Y)
Underpricing adalah suatu kondisi dimana penentuan harga saham saat IPO
secara signifikan lebih rendah dibanding dengan harga saham yang terjadi di
pasar sekunder dihari pertama
selisih lebih antara harga saham di pasar sekunder dengan harga perdana di
pasar primer.
Closing Price- Offering Price
Initial return = x 100%
Offerings Price
2. Reputasi penjamin emisi / underwriter (X )
1
37
Pengukuran
variabel
reputasi
underwriter
menggunakan
variabel
ini
juga
telah
dipergunakan
oleh
38
dan
menggunakan
IDX,
dokumen
yang
bersumber
dari
Saham.Ok, duniainvestasi.com.
39
yang
sudah
jadi,
sudah
dilakukan,
sudah
Indonesia
capital
www.sahamok.com dan
Market
Director,
www.idx.com,
hingga 2015.
3.4
40
price)
Data harga penutupan tersedia (Closing Price).
Tersedianya laporan keuangan satu tahun sebelum IPO.
Saham perusahaan tersebut mengalami underpricing.
Tersedia nama underwriter yang menjamin saham perusahaan dan tersedia
tahun berdiri perusahaan melakukan IPO.
Tabel 3.1
Sampel
Keterangan
Jumlah perusahaan
Perusahaan yang melakukan IPO
91
periode 2012-2015
Sampel dikeluarkan karena
(11)
overpricing
Sampel dikeluarkan karena tidak
(3)
mengalami underpricing (harga tetap)
Sampel dikeluarkan karena data tidak
0
lengkap
Perusahaan yang terpilih menjadi
77
sampel
Sumber : duniainvestasi, sahamOK, IDX, Fact Book 2012-2015
41
42
43
44
1. Jika ada pola tertentu, seperti titik yang ada membentuk pola tertentu yang
teratur
(bergelombang,
melebar
kemudian
menyempit),
maka
disebut
homoskedastisitas
dan
jika
berbeda
disebut
45
1. Bila nilai DW terletak antara batas atas atau upper bound (du) dan (4du),
maka koefisien autokorelasi sama dengan nol, berarti tidak ada
autokorelasi.
2. Bila nilai DW lebih rendah daripada batas bawah atau lower bound (dl),
maka koefisien autokorelasi lebih besar daripada nol, berarti ada
autokorelasi positif.
3. Bila nilai DW lebih besar daripada (4-dl), maka koefisien autokorelasi
lebih kecil daripada nol, berarti ada autokorelasi negative.
4. Bila nilai DW terletak diantara batas atas (du) dan batas bawah (dl) atau
DW terletak antara (4-du) dan (4-dl), maka hasilnya tidak dapat
disimpulkan.
auditor,
dan
ROA
terhadap
tingkat
underpricing.
47
Pada uji t, nilai probabilitas dapat dilihat pada hasil pengolahan dari
program SPSS pada tabel coefficients kolom sig atau significance.
3.5.4 Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (R) dari hasil regresi berganda menunjukkan
seberapa besar variabel dependen bisa dijelaskan oleh variabel-variabel
independennya (Santoso 2004). Dalam penelitian ini menggunakan regresi linier
berganda maka masing-masing variabel independent yaitu reputasi underwriter,
Return On Assets, ukuran perusahaan, financial leverage,dan reputasi auditor
secara parsial dan secara simultan mempengaruhi variabel dependen yaitu
underpricing yang dinyatakan dengan R untuk menyatakan koefisien determinasi
atau seberapa besar pengaruh variable reputasi underwriter, Return On Assets,
ukuran perusahaan, financial leverage,dan reputasi auditor terhadap tingkat
underpricing.
48
DAFTAR PUSTAKA.
Ang, Robert. 1997. Pintar Pasar Modal Indonesia. Jakarta: Mediasoft Indonesia.
Anonim. IDX Fact Book 1997 2010. Jakarta: Research Division Bursa Efek
Indonesia.
Anonim. 2011. Indonesian Capital Market Directory 2010. Jakarta: Institute for
Economics and Financial Research.
Beatty, R.P. 1989. Auditor Reputation and The Pricing of IPO. The Accounting
Review. Vol LXIV No 4. p 693-707.
Brown, Stephen J. and Warner, Jerold B. 1980. Measuring Security Pric
Performance. Journal of Financial Economics 8. p. 205-258. . 1985.
Using Daily Stock
Returns (The Case of Event Studies). Journal of
Financial Economics 14. p. 3-31.
Brigham, Eugene dan Joel Houston, 2001, Manajemen Keuangan, Edisi
Kedelapan buku 1, Jakarta Erlangga (terjemahan).
Carter, Richard and Manaster, Steven. 1990. Initial Public Offering and
Underwriter Reputation. Journal of Financial. Vol 45. p 1045-1067.
Cook, John P. and Officer, Dennis T. 1996. Is Underpricing a Signal of Quality in
Second Initial Public Offerings?. Quarterly Journal of Business and
Economics. Vol. 35 No.1. pp 67-78.
Daljono. 2000. Analisa Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Initial Return Saham
yang Listing di BEJ Tahun 1990-1997. Makalah Seminar, Seminar
Nasional
Akuntansi III. Depok.
Dianingsih, Harum I. 2003. Analisa Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat
Underpricing pada Penawaran Saham Perdana (IPO): Studi Kasus pada
Perusahaan Go Publik yang Terdaftar di PT Bursa Efek Jakarta Tahun
1997 2001. Jurnal Ilmiah Analisis Persoalan Ekonomi Terapan, Vol 6.
Ekadjaja, Agustin dan Wendy The, 2009, Analisis Atas Faktor-faktor Penyebab
Underpricing Saham Perdana pada Perusahaan Trading yang terdaftar di
Bursa Efek Jakarta Tahun 2000-2007, Jurnal Akuntansi, Vol 9, No, 2,111
130.
49
50
51